Posts from the ‘Marketing’ Category

Kiat Sukses Seleksi Pelanggan Paling Berpotensi


PETER CHEVERTONADA kenyataan bahwa anda tidak dapat menerapkan manajemen pelanggan paling berpotensi (Key Account Management) pada seorang pelanggan, si pelanggan harus menghendaki dan bersikap sukarela terhadap tujuan ekstra anda. Praktik manajemen pelanggan paling berpontensi (Key Account Management) menuntut kesepahaman antara pemasok dan pelanggan-dan pada tingkatan ini pelanggan memiliki kesempatam besar untuk memilih.

Ada 2 masalah dengan pendekatan pelanggan mana yang akan ‘memanggil anda untuk maju’, keduanya cukup serius sehingga dapat menimbulkan fatalisme yang tak termaafkan. Pertama, para pelanggan mungkin tidak sekedar berkeliling untuk memanggil anda. Kedua, mereka yang memang memanggil mungkin bukan yang anda inginkan.

Langkah 1 : Ketahui objektif anda
Langkah 2 : Pahami sumber daya anda
Langkah 3 : Bentuk tim seleksi
Langkah 4 : Petakan kesempatan yang nyata
Langkah 5 : Bentuk rencana segmentasi dan pemasaran
Langkah 6 : Gunakan matriks seleksi pelanggan paling berpotensi
Langkah 7 : Identidikasi faktor ketertarikan pelanggan
Langkah 8 : Ketahui kekuatan relatif anda
Langkah 9 : Fokuskan pada seleksi dan komunikasi
Langkah 10 : Kaji ulang

LANGKAH 1 :
“OBJEKTIF ANDA”

Langkah 1, melibatkan pertanyaan apa yang paling anda kehendaki dari Manajemen Pelanggan Paling Berpotensi- Key Account Management (KAM).
Key Account adalah pelanggan tempat kita menanamkan sejumlah investasi sumber daya perusahaan yang signifikan (investasi waktu dan sumber daya bisnis anda) dengan keyakinan bahwa pelanggan tersebut merupakan jalur terbaik untuk memenuhi ambisi jangka panjang kita.

Mengapa KAM penting dan mengapa sekarang?
1. Kematangan pasar, kompetisi semakin panas, dan ada kecenderungan para suplier meningkatkan komoditasnya.
2. Mendapatkan keuntungan kompetitif melalui produk atau teknologi menjadi semakin sulit, dan bagi banyak perusahaan hal tersebut tidak lagi menjadi pilihan.
3. Pelanggan tumbuh menjadi lebih besar, lebih mengglobal, lebih kompleks, dan lebih menuntut.
4. Makin tumbuhnya kecanggihan peran pembelian, terutama adanya perangkat elektronik.

Objektif anda sendiri tentu saja unik bagi lengkungan bisnis anda sendiri, dan jika tidak, mungkin objektif anda terlalu samar. Seperti semua objektif yang baik, objektif harus mengandung akronim SMART.
Spesific (khusus)
Measurable (terukur)
Achievable (dapat dicapai)
Relevant (berkaitan)
Timed (terjadwal)

Ada 6 objektif tertentu untuk KAM, yaitu :
1. Mempertahankan atau meretensi bisnis.
2. Bertumbuh dengan cara memenangkan jalan masuk ke pelanggan baru.
3. Mengelola pelanggan global atau regional dengan gaya yang konsisten dan penempatan yang layak.
4. Mengelola layanan pelanggan melalui multipel unit bisnis.
5. Membentuk suatu bisnis yang akrab pelanggan.
6. Pencapaian keandalan operasional

LANGKAH 2 :
“SUMBER DAYA ANDA”

Di bagian ini, hanya menjelaskan bagaimana cara mengelolanya guna membantu dalam proses pemilihan.
Ada 3 mode penjualan, yaitu :
1. The Milk Round
Intinya adalah bahwa dunia bertumbuh dari keteraturan dan efisiensi, yang lebih mudah dicapai dengan cara lain-memasuki pudat layanan, tim telesales, dan sistem e-commerce.
2. The Hunter

3. The Farmer
Ini merupakan penjualan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi pelanggan selang beberapa waktu.

LANGKAH 3
MERAKIT TIM PEMILIH

Pertemuan untuk menyelesaikan sesuatu berarti mempertemukan tim yang terdiri atas menusia yang tepat untuk mendiskusikan dan menyepakati salah satu keputusan yang paling penting yang harus di buat dalam bisnis.
1. Tim Ideal
Tim ini hanya akan ideal untul tujuan mengapa tim itu dibentuk, yaitu :
a. Untuk mengidentifikasi dan memilih key account.
b. Untuk memberikan kekuasaan yang sepantasnya kepada tim tersebut agar tim memiliki arti dalam bisnis.
2. Tim dalam praktik
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Sebagai koordinator
b. Sebagai investigator sumber daya
c. Sebagai monitor evaluator
d. Sebagai implementer

LANGKAH 4
MEMETAKAN KESEMPATAN
Ada satu bahaya besar saat bisnis memilih key account-nya verdasarkan pelanggan yang paling sukses belakangan ini saja. Oleh karena itu, kita akan menggunakan analisis pemasaran, yaitu peta pasar.

Gunakan peta pasar untuk melihat kesempatan mendatang. Alat ini berupa diagram yang menunjukkan saluran (channel) ke pasar bagi produk atau jasa anda. Di sini membahas semua saluran dan semua pengaruh yang berakitan dengan saluran tersebut.

LANGKAH 5
RENCANA PEMASARAN dan SEGMENTASI PASAR

Segmen pasar adalah pengelompokan pelanggan yang memiliki kebutuhan, sikap dan perilaku membeli yang sama. Tentu saja, ada lusinan segmen karena di luar sekedar kebutuhan kita menunjukkan banyak bentuk sikap yang menakjubkan pada barang dan mempertontonkannya banyak cara untuk membeli dan menggunakannya. Setiap bentuk perilaku dan sikap tersebut menggambarkan segmen pasar potensial. Kita harus mencari jalan untuk menyatukan semua segmen mikro tersbut, untuk mendapatkan apa yang disebut sebagai segmen yang ‘viable’ -yang dapat hidup.

Segmentasi terdiri atas 3 proses, yaitu :
1. Menentukan apa dasar ‘potongan’ pasar segmen tersebut.
2. Memilih segmen yang ingin anda masuki.
3. Menetapkan sasaran pada setiap segmen yang aktif dengan bauran pemasaran yang unik.

Tujuan dari segmentasi adalah meletakkan fokus sumber daya yang terbatas pada kesempatan yang akan membawa anda ke tempat tujuan bisnis yang anda inginkan dan menggambarkan kesempatan terbaik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Segmentasi dan KAM berjalan berdampingan. Tanpa segmentasi, pemilihan key account akan cenderung salah dalam ‘ukuran’, dan kebanyakan pasar terlalu besar dan terlalu beragam sehingga sulit digarap. 20% pelanggan yang memasok 80% kebutuhan bisnis merupakan key acccount (hukum pareto, 20:80)

LANGKAH 6
MATRIKS PENYELEKSI dan PENGIDENTIFIKASI PELANGGAN PALING BERPOTENSI

Tujuan dari matriks penyeleksi dan pengidentifikasi key account-KAISM adalah untuk memberikan suatu proses guna menangani 2 dilema berikut-‘demi hari ini atau esok’ dan ‘siapa memilih siapa?’.

Tujuan dan manfaat KAISM adalah :
1. Untuk mengindikasikan di mana kemungkinan terletak key account anda.
2. Untuk menimbulkan perdebatan mengenai kriteria dalam mengidentifikasikan key account.
3. Untuk mengidentifikasikan kriteria yang berkaitan dengan ambisi bisnis jangka panjang.
4. Untuk mendapatkan persetujuan bisnis yang luas atas kriteria tersebut.
5. Untuk mengidentifikasikan pelanggan potensial sebagaimana saat ‘mengkategorikan’ yang ada sekarang.
6. Untuk memahami persepsi pelanggan mengenai kekuatan kompetitif anda.
7. Untuk mengidentifikasi riset apa yang dibutuhkan tentang kekuatan pesaing.
8. Untuk mengidentifikasikan penelitian apa yang diperlukan pada kebutuhan dan persepsi pelanggan.
9. Untuk mendapatkan dukungan bisnis yang luas atas mereka yang dikategorikan sebagai key account, dan masih banyak tujuan yang lainnya.

LANGKAH 7
MENARIK PELANGGAN

Ada banyak faktor daya tarik, dan mungkin dapat terbantu mencarinya dengan mendekati daya tarik tersebut melalui 5 pertimbangan yang berbeda namun saling berkaitan, yaitu :
a. Mewakili daya tarik yang ‘murni’
b. Mengindikasikan kemungkinan sukses yang besar
c. Berkaitan dengan objektif jangka panjang bisnis anda
d. Membantu mengindikasikan peluang tertentu
e. Berdasarkan pendekatan realistis sumber daya dan kemampuan kita
Langkah 6 akan membawa kita pada prosedur berikut :
1. Idenfikasikan serangkaian kriteria daya tarik pelanggan
2. Ringkas menjadi 6 faktor daya tarik pelanggan
3. Beri bobot faktor tersebut untuk mengindikasikan tingkat kepentingannya
4. Beri peringkat semua pelanggan berdasarkan faktor-faktor tersebut
5. Lipat gandakan peringkatnya dengan pemberian bobot untuk mengidentifikasikan peringkat relatif dari daya tarik pelanggan
6. Posisikan pelanggan di sepanjang sumbu vertikal KAISM, berdasarkan daya tarik mereka

LANGKAH 8
KEKUATAN RELATIF

Sekarang anda harus melengkapi sumbu horisontal KAISM dan menentukan apa yang pelanggan pikirkan tentang anda. Langkah 8 akan membawa kita melalui prosedur berikut :
1. Mengidentifikasi serangkaian faktor rating suplier yang biasa digunakan untuk membandingkan kekuatan relatif dari para supplier.
2. Mengidentifikasikan seperangkat faktor peringkat supplier yang unik dan khusus yang digunakan sebagai dasar pertimbanagn pelanggan.
3. Memberikan bobot pada faktor tersebut untuk mengindikasikan tingkat kepentingannya.
4. Untuk setiap faktor memposisikan diri kita di antara pesaing berdasarkan pemahaman terbaik kita mengenai persepsi pelanggan.
5. Mengalikan peringkat itu dengan bobotnya untuk mengidentifikasikan kekuatan relatif para supplier.
6. Menempatkan pelanggan di sepanjang sumbu horisontal KAISM, yang mengindikasikan kekuatan kompetitif relatif kita dibandingkan yang lain.

LANGKAH 9
PEMILIHAN dan KOMUNIKASI
Pengalaman menunjukkan, bahwa hubungan paling baik dengan key account akan terjadi jika pelanggan amat terbuka dengan konsep hubungan tersebut. Anda tidak dapat memaksakan suatu hubungan dengan pelanggan.

Semakin banyak bobot yang anda berikan pada faktor daya tarik yang mengungkapkan kemungkinan yang realistis, dan semakin sedikit pada apa yang kita sebut sebagai daya tarik ‘murni’, semakin besar pilihan akhir mengemudikan anda ke arah rute pragmatis.

LANGKAH 10
REVIEW, REVIEW, REVIEW
Waktu terus berubah, demikian pula dengan analisis KAISM. Salah satu hal yang tersulit untuk dilakukan ketika waktu berlelu adalah mulai mengurangi jumlah sumber daya yang diberikan kepada konsumen yang dulu pernah memenuhi kriteria sebagai key account namun karena suatu alasan harus dilepaskan.

Perusahaan dibeli dan dijual. Kemudian tentu saja ada nama-nama baru perusahaan yang muncul. Namun benar adanya bahwa seseorang memilih pelanggan tersebut ketika itu karena mereka pikir bahwa pelanggan tersebut mewakili masa depan. Tanpa review atau kaji ulang secara berkelanjutan, banyak kerja keras dan prestasi baik yang akan menjadi tidak berarti dan bahkan, lebih buruk lagi, mulai merusak bisnis anda. Membuat rencana dengan pebgetahuan lama dan usang sering kali menjadikan segala sesuatu lebih buruk daripada apabila membuat rencana tanpa pengetahuan sama sekali.

Sumber :

Peter Cheverton, If You’re So Briliant… How Come You Can’t Identify Your Key Customers?, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.

 

KIAT-KIAT PEMASARAN DARI REGIS McKENNA


REGIS MCKENNASELAMA dua puluh tahun terakhir ini, saya telah belajar di suatu sekolah bisnis terbaik dunia. Namanya Lembah Silikon (Silicon Valley). Bila orang mendengar Lembah Silikon, yang terbayang adalah teknologi maju. Bits dan bytes, chips dan RAMs. Tetapi untuk diri saya, kehebatan dan pentingnya Lembah Silikon bukan sekedar pada teknologi-teknologi barunya. Bagi diri saya, Lembah Silikon adalah sebuah laboratorium bagi gagasan-gagasan baru tentang bisnis dan pemasaran.

Pada saat saya pindah dari Pennsylvania ke California pada tahun 1963, orang belum mengenal Lembah Silikon. Tetapi daerah itu sudah tampak kekhasannya. Sekelompok insinyur berada disana. Mereka melakukan percobaan-percobaan dengan teknologi-teknologi baru dan menciptakan industri-industri baru. Laju perubahan di situ sungguh luar biasa. Tampaknya setiap hari terjadi penemuan baru, produk baru, dan perusahaan baru. Walau teknologi maju dengan sangat cepat, tampaknya cara orang melakukan bisnis di Lembah Silikon tak banyak berubah. Perusahaan-perusahaan disana masih juga memasarkan hasil-hasilnya dengan cara tradisional. Para insinyur menjual kepada para insinyur. Para penjual menekankan komunikasinya pada perincian teknis dan harga. Pendeknya, bisnis disana berorientasi pada teknologi dan penjualan.

Tak lama kemudian, menjadi jelas bagi saya bahwa pendekatan-pendekatan tradisional itu tidaklah sesuai dengan dunia yang pasarnya berubah sangat cepat dan produknya kompleks. Perusahaan-perusahaan di Lembah Silikon itu memerlukan strategi-strategi pemasaran semutakhir dan seinovatif produk-produk mereka. Karena itu, sementra para insinyur bereksperimen dengan teknolog-teknologi baru, saya memulai bereksperimen dengan gagasan baru tentang pemasaran dan komunikasi.

Pada tahun 1970 saya mendirikan perusahaan yang saya beri nama Regis McKenna. Inc. Perusahaan ini saya gunakan sebagai sarana dalam menguji-coba gagasan-gagasan saya. Bertahun-bertahun saya dan kawan-kawan telah bekerja bersama dengan beberapa perusahaan yang dikenal paling inovatif dan dinamis di dunia bisnis Amerika. Lebih dari satu dasawarsa kami telah bertindak selaku konsultan bagi manajemen puncak pada Intel, raja inovasi industri semikonduktor. Kami sudah membantu Apple Computer pada saat pendirinya, yaitu Steve Jobs masih bekerja di bengkelnya dengan modal di bank kurang dari $ 1.000. Secara keseluruhan kami sudah bekerja dengan lebih dari 150 perusahaan teknologi tinggi. Berdasar pengalaman-pengalaman itu, kami telah mengembangkan suatu ancangan baru terhadap pemasaran. Suatu ancangan yang memperhitungkan perubahan-perubahan dinamis dari industri dan pasar.

Suatu ancangan yang menekankan pada upaya membangun hubungan ketimbang sekedar promosi produk. Mengkonsumsikan konsep-konsep ketimbang sekedar informasi yang bercerai-cerai, dan menciptakan pasar-pasar baru ketimbang sekedar berbagi pangsa pasar yang sudah ada. Walaupun gagasan-gagasan pemasaran ini diuji-coba dan disempurnaka melalui perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, mereka dapat pula diterapkan di banyak perusahaan lain. Kenyataannya memang semakin banyak perusahaan yang meninggalkan kaidah-kaidah tradisional dalam pemasaran. Dunia bisnis berubah dengan cepat, sementara gagasan-gagasan pemasaran tertinggal di belakang.

Dalam banyak hal, pengalaman-pengalaman Lembah Silikon dapat digunakan sebagai petunjuk yang berharga bagi industri lain. Lembah silikon, yang duduk di singgasana panglma perubahan, memberikan suatu cara bagi industri Amerika untuk memandang ke masa depan. Masalah-masalah pemasaran dan manajemen yang dihadapi perusahaan-perusahaan Lembah Silikon kemarin, hari ini akan dijumpai oleh dunia bisnis lain. Sedangkan masalah-masalah yang dihadapi Lembah Silikon hari ini, besok akan mengunjungi perusahaan-perusahaan lain.

Ada beberapa faktor penting yang mendorong munculnya kebutuhan akan ancangan-ancangan baru pemasaran. Yang terpenting adalah meningkatnya laju perubahan. Kaidah-kaidah pemasaran tradisional dirumuskan bagi pasar-pasar dan industri-industri yang statis. Kaidah-kaidah itu dilandasi asumsi bahwa teknologi dan pasar hanya berubah secara lambat. Tetapi dunia bisnis modern tidak mengenal istilah statis. Kemajuan-kemajuan teknologi menyebabkan produk-produk dan perusahaan-perusahaan berubah dengan lebih cepat. Strategi-strategi bisnis yang suatu hari tampak meyakinkan, di hari berikutnya segera saja tampak ketinggaln jaman.

Di masa lampau, perubahan teknologi memang berlangsung setahap demi setahap. Untuk membawa antibiotika dari sebuah konsep di dunia penelitian ke kenyataan di dunia bisnis diperlukan tiga puluh tahun. Juga diperlukan waktu yang sama untuk mengkomersilkan ritsleting (zipper). Namun kini segalanya berbeda. Produk-produk yang berlandaskan rekombinan DNA mencapai pasar dalam waktu kurang dari satu dasawarsa sejak dari dibelahnya genes yang pertama.

Alvin Troffler adalah orang yang pertama kali mencatat peningkatan laju perubahan ini. Dalam bukunya yang berjudul Future Shock ia menjelaskan :

“Di bidang apapun kita menyaksikan kecenderungan percepatan – semakin jauh jarak dapat kita tempuh, semakin tinggi tempat dapat kita capai, semakin banyak mineral dapat kita tambang, atau semakin hebat tenaga dapat kita peroleh. Polanya begitu jelas dan tak diragukan. Beribu dan beratus tahun berlalu, dan kini, pada jaman kita ini, kita saksikan kejutan-kejutan, perubahan-perubahan di luar dugaan suatu loncatan ke depan yang sungguh fantastis”.

Percepatan ini tampak saling menonjol pada industri-industri teknologi tinggi. Satu tahun umur anjing setara dengan tujuh tahun umur manusia. Demikian pula kiranya, satu tahun dalam bisnis teknologi tinggi setara dengan tujuh tahun dalam bisnis bidang lain. Menurut perhitungan, dalam setiap tiga puluh detik terjadi satu inovasi di Lembah Silikon. Produk-produk serasa berpindah dari meja disain ke pasaran dalam kecepatan cahaya. Gagasan baru yang muncul hari ini, besok sudah dapat anda temui sebagai produk baru di pasaran.

Laju perubahan kini meningkat juga di industri-industri jalur lama, dan ini membuat para manajer disana menjadi pusing tujuh keliling. Teknologi-teknologi yang telah mendorong terbentuknya Lembah Silikon, akhirnya mulai merayah pula industri-industri dewasa. Pemroses mikro, komputer baru, paket piranti lunak baru dapat secara serius mempengaruhi arah dan laju perubahan di industri-industri lain.

Corak dan mode baru akan sampai ke pasar dalam waktu yang lebih cepat. Bila seorang perancang mode pada suatu hari menyelesaikan desainnya, maka pada hari itu juga baju-baju rancangannya sudah akan terpasang di took-toko. Sinyal-sinyal elektronis dari computer milik si perancang akan mengirim instruksi-istruksi kepada computer milik pabrik. Sesudah itu, sinar laser akan mengambil alih proses kerja berikutnya.

Sistem jenis ini akan memungkinkan pabrik-pabrik pakaian jadi mendapat keluwasan yang luar biasa. Biasanya, baju-baju dibuat dalam mode dan ukuran-ukuran yang terbatas. Kini, keterbatasan itu tak aka ada lagi. Bukankah untuk mengubah ukuran atau mode sebuah baju misalnya, orang cukup memprogram kembali lasernya? Mesin yang memproduksi baju ukuran 6 kini juga akan mampu menghasilkan baju ukuran 16. Kini, kita telah bergeser dari jaman barang-barang kodian ke jaman barang sesuai pesanan. Dulu Henry Ford menghasilkan mobil-mobil hitamnya yang anggun. Kini, mobil akan keluar dari pabrik setiap saat dengan beragam bentuk, ukuran, warna dan kekhasan. KIni, keanekaragaman tidaklah lebih mahal disbanding dengan keseragaman.

Dalam lingkungan baru ini, manajer-manajer pemasaran harus belajar untuk menghadapi setiap pelanggan sebagai perorangan (individu). Semakin lama, para pelanggan akan menuntut semakin banyak keanekaragaman produk. Setiap orang ingin sedikit berbeda dengan yang lain. Mengapa banyak orang yang menginginkan boneka-boneka Cabbage Patch? Tak lain karena setiap boneka itu unik, memliki perbedaan dengan yang lain, walau sedikit. Petumbuhan keanekaragaman produk-produk industri ini tampak nyata terjadi di sekitar kita. Anda dapat membuktikannya dengan menyaksikan kehadiran berbagai model mobil di jalan raya. Atau berbagai model baju yang dikenakan orang. Di Amerika serikat sebuah toserba yang sedang besarnya, menjajakan tidak kurang dari 10.000 produk atau merek. Menurut sebuah artikel pada Wall Street Journal, setiap hari diperkenalkan tujuh jenis produk makanan baru. Dalam 8 bulan pertama di tahun 1984, misalnya, tak kurang dari Sembilan produk granola-bar(sejenis permen coklat) memasuki pasar.

Jelasnya, para manajer banyak disibukkan untuk berpacu dengan laju perubahan-perubahan ini. Majalah Business Week mengungkapkan hal ini pada saat mengevaluasi kembali sejumlah perusahaan yang telah diamati dan dipuji dalam buku terlaris tahun 1982 In Searchof Excellent. Artikel Business Week mengungkapkan tentang banyaknya perusahaan “hebat” yang telah tergelincir. Penyebab utamanya: kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam pasar.

Sebuah artikel yang terbit tahun 1981 dalam Journal of Marketting juga sampai pada kesimpulan yang sama. Dalam mempersiapkan artikel yang berjudul “Top Managements Conserns About Marketing: Issues for the 1980’s” itu, Frederick Webster, Jr. mewawancara eksekutif puncak dari dua puluh satu perusahaan, termasuk Kodak, General Electric, General Foods, IBM, dan Mobil. Hampir semua dari mereka setuju bahwa perubahan mendasar memang diperlukan. Mereka mengeluh bahwa para manajer pemasaran “kurang inovatif dan berjiwa wiraswasta dalam berfikir dan membuat keputusan.”

Dalam kegiatan ini kami sebagai konsultan, melalui Regis McKenna, Inc, kami membantu perusahaan-perusahaan mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan setiap klien, kami mempelajari kelemahan-kelemahan, harapan-harapan dan tujuan-tujuan dari perusahaannya. Kemudian kami bandingkan tujuan-tujuan dari peusahaannya. Kemudian kami bandingkan tujuan-tujuan perusahaan itu dengan sikap-sikap, persepsi-persepsi, dan kecenderungan-kecenderungan pasar. Dalam kerangka ini, kami membantu perusahaan mengembangkan strategi pencapaian posisi, yaitu suatu rencana agar perusahaan dapat menunjukkan dan mempertahankan kehadirannya di arena pasar.

Di atas semuanya itu, para manajer harus bersedia mengubah rencananya bila pasar berubah. Perusahaan-perusahaan, teknologi dan produk-produk adalah sesuatu yang selalu berubah. Karena itu strategi pemasaran pun harus pula selalu berubah. Memasarkan suatu produk adalah suatu eksperimen terus-menerus. Tak satupun yang pasti. Para manajer harus selalu memantau, mengubah, memantau dan mengubah.

Pencapaian Posisi Secara Dinamis: Tulang Punggung Pemasaran Baru

Berpikir secara dinamis
Jika anda mengatakan “foto kilat” kepada seseorang, mungkin ia akan segera teringat Polaroid. Jika anda berkata “komputer inovatif” barangkali pikirannya akan segera melayangkan kepada Apple. Dan jika anda berbicara kepada beberapa rekan tentang “fotokopi yang bagus”, mungkin sekali mereka akan segera berpikir tentang Xerox.

Perusahaan-perusahaan tersebut memang perusahaan yang telah berhasil menempatkan dirinya dalam kancah pasar. Masing-masing mereka telah membangun citra keberadaan diri dan citra produknya yang khas. Citra keberadaan dir yang telah sampai pada taraf demikian itu, sungguh merupakan kekuatan yang ampuh pemasaran. Memang, inti dari setiap strategi pemasaran yang baik tak lain adalah suatu strategi pencapaian posisi secara tepat. Pemasaran gaya baru adalah, dalam arti luas, suatu pertempuran untuk merebut posisi.

Pendekatan-pendekatan standard terhadap pencapaian posisi tidak dapat dijamin selalu berhasil. Sebuah perusahaan yang hari ini No. 1 tak dapat dijamin untuk tetap menduduki No. 1 besok pagi. Teknologi-teknologi yang tampaknya menduduki posisi kokoh dapat berubah menjadi rawan hanya dalam tempo semalam. Tak ada iklan, berapapun banyaknya, yang dapat mencegah kejadian itu. Walau dengan slogan-slogan terbaik sekalipun, sebuah perusahaan dapat saja kehilangan posisinya dalam pasar.

Tulang Punggung Baru
Inti dari proses pencapaian posisi secara dinamis mengandung beberapa gagasan penting. Gagasan-gagasan itu juga mempengaruhi setiap tahap dari proses pencapaian posisi. Dan karena itu, mereka sangat menentukan keberhasilan dari suatu strategi pemasaran.

Gagasan kunci ini dapat dianggap sebagai tulang punggung bagi proses penentuan posisi secara dinamis. Mereka merupakan penopang dan kerangka bagi proses itu. Tanpa mereka, proses itu akan berantakan.

Meraih Posisi Produk: Empat Kaidah Berharga

(1). Memahami Lingkungan
Mari kita bayangkan tentang dua buah merk anggur. Keduanya dibuat dari buah anggur yang sama kualitasnya, ditempatkan dalam botol-botol yang sama jenisnya, dan disimpan (diperam) dalam ruang penyimpanan yang sama. Pokoknya, segalanya sama. Sulit untuk membedakan satu dengan lainnya. Tetapi marilah kita bayangkan bahwa salah satu dari kedua merek itu dipajang di rak sebuah toko serba ada. Sedangkan yang lain hanya dapat dijumpai di restoran-restoran mewah. Nah, kini keduanya jadi berbeda. Anggur yang berderet di rak toko serba ada tadi segera saja akan mengesankan minuman kualitas menengah. Sedang merek yang satu lagi, yang berderet di lemari dingin restoran mewah akan memberikan citra minuan kualitas istimewa.

Contoh diatas menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan. Sebagaimana saya utarakan di muka, lingkunganlah yang menentukan citr suatu produk. Suatu produk tak akan dipandang secara tersendiri. Unsur-unsur dari lingkungan, yaitu kecenderungan teknologis, dinamika pasar, persaingan, kecenderungan-kecenderungan social dan ekonomi, semuanya berpengaruh terhadap cara masyarakatpembeli memandang produk itu.

(2). Memusatkan Diri Pada Hal-hal Tak Tampak
Perusahaan pada umumnya senang membandingkan produk. Sudah jamak bila ada sebuah perusahaan mengunggul-unggulka produknya sebagai yang berharga paling murah atau 25 persen lebih kuat dibandingkan produk lain. Jadi, sebagian besar perusahaan tampaknya memusatkan strategi meraih posisi produknya pada harga dan “specsmanship” (yaitu mempromosikan suatu produk melalui keandalan spesifikasi teknisnya, atau “specs”).

(3). Mendapatkan Sasaran Yang Tepat
Upaya meraih posisi produk tidak melulu bersandar pada ciri-ciri produk, baik itu tampak ataupun tak tampak. Ia juga ditentukan oleh bagaimana mengarahkan produk itu ke sasaran. Perusahaan dapat memperoleh posisi produk yang kuat dengan memusatkan diri pada pangsa atau segmen pasar tertentu. Pemain-pemain baseball tempo dulu kerap berujar: “Pukul mereka selagi lengah.” Perusahaan-perusahaanpun dapat berlaku serupa. Mereka dapat mengambil segmen pasar yang diabaikan oleh perusahaan-perusahaan lain.

Jarang perusahaan yang telah berhasil memilih sasaran pasar sebaik yang dicapai Metaphor Computer System. Didirikan pada tahun 1983 oleh sekelompok usahawan dari Xerox, Metaphor mengembangkan suatu sistem komputer yang memungkinkan para manajer dan analis mendapatkan akses yang cepat dan mudah ke data bisnis. Sistem itu menghimpun angka-angka statistik dari computer besar (mainframe) perusahaan-perusahaan itu sendiri dan data dari sumber-sumber luar, kemudia menggabungkan semua informasi yang terhimpun menjadi bentuk yang mudah digunakan oleh para manajer di meja kerjanya.

(4). Bereksperimen dan Berubah
Upaya meraih posisi produk bukanlah upaya yang cukup dilakukan sekali saja. Ia adalah sebuah proses yang tak pernah ada akhirnya. Seorang presiden direktur sebuah perusahaan pernah berkata kepada saya begini: “Bagaimana kita bias meraih posisi dalam kancah pasar yang selalu berubah setiap tiga bulan?” Pertanyaan ini bagus sekali. Pencapaian posisi secara dinamis adalah suatu proses yang rumit. Satu-satunya cara untuk dapat bertahan hidup dalam kancah-kancah pasar yang dinamis adalah dengan memelihara agar proses pencapaian posisi tetap luwes (flexible). Perusahaan harus mau bereksperimen dan belajar serta berubah. Taka da benar dan salah. Dalam kenyataan, jalan menuju sukses kerap kali bahkan penuh dengan kegagalan.

Mengapa Rencana-rencana Pemasaran Gagal: Sepuluh Pesaing

Persaingan Tak Tampak

Para pesaing tak tampak ini merupakan penyebab utama kegagalan rencana-rencana pemasaran. Jika perusahaan dapat mengatasi para pesaing ini, maka ia akan mencapai sukses tak peduli apapun yang dilakukan perusahaan-perusahaan lain sejenis. Berikut sepuluh pesaing tak tampak yang umumnya dihadapi perusahaan-perusahaan tak peduli di industri apapun.

Mereka itu adalah:
1. Perubahan
2. Penolakan terhadap perubahan
3. Pengetahuan masyarakat tentang produk
4. Jalan pikiran para pembeli
5. Mentalitas kebesaran
6. Mentalitas Komoditi
7. Rantai-rantai putus
8. Konsep tentang produk
9. Guncangan di malam hari
10. Anda sendiri

Pesaing Ke-1: Perubahan

Masyarakat kita perubahan berada dalam keadaan berubah terus menerus. Segala sesuatu berubah. Perubahan-perubahan berubah. Suatu hari sebuah surat kabar memberitakan tentang sebuah perusahaan komputer yang mencapai penjualan $ 100 juta. Beberapa minggu kemudian, surat kabar yang sama memberitakan bahwa perusahaan yang sama sedang mengalami kebangkrutan. Perubahan telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Sesuatu akan selalu menggeser yang lain.Kita menghancurkan yang lama dan menciptakan baru.

Di semua industry, perubahan-perubahan merupakan pesaing yang tangguh. Apa yang dapat dilakukan para manajer pemasaran untuk mengatasi pesaing ini? Ada dua hal. Pertama, para manajer pemasaran harus terus-menurus meninjau kembali asumsi mereka. Mereka harus selalu bertanya terhadap diri sendiri. Kedua, para manajer pemasaran harus selalu menempelkan telinganya ke tanah. Mereka harus bias menangkap gejolak perubahan pada saat awal dia muncul. Mereka harus memantau pasar, hidup bersama pasar, bekerja bersama pasar. Kerapkali, perubahan tidak menempakkan sosoknya dalam bentuk angka-angka dan statistik sebelum ia lewat. Karena itu orang-orang pemasaran harus mengembangkan kemampuannya intuisinya terhadap pasar. Mereka harus rajin menemui para agenatau penyalur dan mendengar pendapat-pendapatnya. Danmereka harus benar-benar mendengarkan. Inilah cara satu-satunya untuk mengenali perubahan sehingga dapat bereaksi tepat pada waktunya.

Pesaing Ke-2: Penolakan Terhadap Perubahan

Kadangkala perusahaan-perusahaan menyadari bahwa perubahan sedang terjadi, tetapi mereka tetap bereaksi. Bagi perusahaan-perusahaan semacam ini, pesaingnya adalah penolakan (resistensi) terhadap perubahan. Menolak perubahan dapat saa parah akibatnya dengan mengabaikan perubahan. Perusahaan dapat tertinggal oleh laju perkembangan ekonomi.

Apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan resisiten terhadap perubahan? Kadangkala birokrasilah yang menjadi kambing hitam. Kadangkala hanya karena orang takut dan ngeri terhadap hal-hal baru. Orang cenderung untuk tidak sreg (klop) dengan gagasan-gagasan. Mereka lebih suka memandang ke masa lampau, ketimbang ke masa depan. Hantu resistensi terhadap perubahan jarang mencengkam perusahaan-perusahaan wirausaha muda. Para wirausaha tumbuh sumbuh diatas lahan inovasi dan perubahan. Mereka selalu dengan senang hati bereksperimen dengan gagasan-gagasan dan teknologi-teknologi baru.

Resistensi terhadap perubahan adalah sesuatu yang terkutuk bagi para wirausaha.
Namun demikian, pada saat perusahaan-perusahaan wirausaha tumbuh menjadi besar, mereka lambat laun menjadi resisten terhadap perubahan. Mereka mulai lebih banyak memikirkan tentang produksi skala besar. Mereka menanam modal dalam peralatan yang bersifat khusus yang menyebabkan mereka harus memproduksi barang-barang tertentu secara berulang-ulang. Mereka mulai mempertanyakan hal-hal seperti: “Bagaimana mempertahankan pabrik-pabrik saya tetap berjalan?” dan “Bagaimanan mengusahakan agar dapat mempertahankan laju penjualan produk saya setiap bulan?”.

Pesaing Ke-3: Pengetahuan Masyarakat Tentang Produk

Seorang pembeli yang kurang informasi memang mudah merasa puas. Tetapi dewasa ini tak banyak pembeli yang kurang informasi. Masyarakat pembeli dewasa ini memiliki akses lebih besar terhadap informasi tentang produk. Mereka juga memelajari informasi itu dengan cermat. Dengan produk-produk teknologi, pembeli tak bisa lagi diabaikan. Mereka kini telah “melek teknologi”.

Kemelekan teknologi jelas merupakan tantangan bagi pabrik-pabrik. Para pembeli tidak lagi bisa dibohongi. Mereka ingin mengetahui lebih banyak. Mereka skeptis dan kritis, serta lebih sering merasa tidak puas. Pabrik-pabrik dituntut untuk dapat memenuhi harapan-harapan yang lebih tinggi.Perhatikan betapa banyak informasi tentang komputer yang sampai ke masyarakat dewasa ini. Beberapa tahun yang lalu baru ada beberapa majalahtentang komputer. Kini jumlahnya telah mencapai ratusan.

Untuk berhasil, perusahaan-perusahaan harus dapat mengubah peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk mereka dari hambatan menjadi modal. Daripada menentang masyarakat yang skeptis dan kritis tadi, lebih baik belajar dari mereka. Mereka harus mau menampung umpan balikdari masyarakat, kemudian menyesuaikan produk dan strateginya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaam-perusahaan yang berbasis teknologi harus belajar dari kenyataan ini. Karena pembeli menjadi semakin luas pengetahuannya dan semakin kritis terhadap produk-produk teknologi. Perusahaan-perusahaan pun harus semakin sensitive terhadap kebutuhan para pembeli itu. Filsuf John Stuart Mill pernah berkata begini: “Lebih baik menjadi Aristoteles yang kecewa ketimbang menjadi si dungu yang puas.” Para pembeli produk-produk teknologi tampaknya mengikuti nasihat Mill ini. Mengapa perusahaan-perusahaan tidak mengikuti juga?

Pesaing Ke-4: Jalan Fikiran Pembeli

Orang-orang yang bergerak di bisnis berbasis teknologi cenderung menganggap bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang sederhana dan rasional. Mereka keliru. Kenyataannya, pada saat seseorang mempertimbangkan untuk membeli sesuatu, proses pengambilan keputusannya tidaklah sederhana dan rasional. Segala bentuk rasa khawatir, curiga, dan factor-faktor psikolois lain memainkan perannya.

Memenangkan dan menguasai jalan pikiran pembeli adalah tantangan utama bagi pemasaran. Jalan pikiran pembeli dapat dilihat baik sebagai pesaing atau alat yang kompetitif. Kadang kala jalan pikiran pembeli dapat bertindak sebagai halangan bagi keberhasilan. Tetapi bila perusahaan dapat memahami jaln pikiran pembeli, mereka dapat memanfaatkan faktor-faktor psikologis yang ada.

Sikap pembeli terhadap sebuah produk tidaklah timbul akibat satu kejadian atau satu iklan. Sikap mereka berkembang sedikit demi sedikit. Secara terus-menerus berubah dan berputar mengikuti proses pengambilan keputusan dan akan tetap berkembang setelah keputusan diambil. “Citra produk” adalah sekedar himpunan dari semua sikap ini. Jalan pikiran pembeli dapat dipengaruhi pada dipengaruhi pada setiap tahap proses pengambilan keputusan. Mula-mula, orang menjadi maklum akan adanya sesuatu produk. Kemudian, mereka menyadari akan kebutuhan produk itu. Pada fase itu mereka akan mencoba mencari informasi lebih banyak tentang produk itu. Mereka mengharap memperoleh kepuasan selama menggunakan produk tersebut. Bila kepuasan itu ternyata kurang dari harapannya, sikap mereka akan berubah menjadi negative.

Untuk memenangkan pertempuran melawan jalan pikiran pembeli ini, perusahaan harus bertempur dengan para hantu psikologis tadi. Mereka harus dapat menyediakan “faktor-faktor penyenang” yang dapat membuat pembeli merasa tenang dan aman. Faktor penyenang ini amat penting, apalagi bagi produk-produk yang secara teknis bersifat rumit. Perusahaan juga harus menunjukan kepada pembeli bahwa ia cukup kuat secara finansial maupun teknis untuk memenuhi semua kebutuhan pembeli di masa mendatang.

Untuk berhasil di pasar, perusahaan-perusahaan juga harus bergiat untuk memahami jalan pikiran pembeli. Tidaklah cukup sekedar mengetahui apa saja produk pesaing yang ada di pasar dan siapa saja pemakainya. Para pemasar harus memahami hantu-hantu psikologis dan faktor-faktor penyenang yang mempengaruhi jalan pikiran pembeli. Kemudian berupaya memanfaatkan faktor-faktor penyenang itu untuk kepentingan mereka.

Pesaing Ke-5: Mentalitas Komoditi

Apa yang baik bagi proses pembuat produk tidak selalu baik bagi pemasaran. Untuk efisiensi, rendahnya biaya produksi, tak ada yang mengalahkan komoditi. Dengan mebuat produk komoditi, yang sama dari waktu ke waktu, perusahaan dapat menghalau hambatan-hambatan proses produksi. Dengan meningkatnya volume produksi, perusahaan akan bergerak menuruni apa yang disebut kurva belajar, dan biaya produksipun akan semakin menurun dan menurun.

Perusahaan-perusahaan yang memandang produk-produknya sebagai komuditi, akan menghadapi kesulitan dalam bersaing, yang semakin lama semakn meningkat. Khusunya pada pasar-pasar yang terus berkembang. Bagaimana cara perusahaan menghindari dari perangkap komuditi ini? Mengawinkan kepentingan yang berbeda antara proses produksi dan pemasaran tidak selamanya mudah. Tetapi itu dapat dilakukan. Kuncinya adalah dengan memandang produk tidak sekedar sebagai sesuatu yang bersifat fisik. Walaupun sebuah perusahaan menjual produk-produk komoditi, ia toh tetap dapat membuat produk-produknya berbeda melalui layanan, dukungan, atau pemasaran bertarget. Ia dapat meninggalkan mentalitas komoditinya di pabrik, dan membawa mentalitas keanekaragaman ke kancah pasar.

Pesaing Ke-6: Mentalitas Kebesaran
Memang, berbagai penelitian yang dilakukan selalu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil lebih inovatif dan lebih produktif di banding perusahaan-perusahaan besar. Sayangnya, begitu perusahaan kecil tumbuh menjadi besar, sebagian besar terjebak pada masalah yang dialami perusahaan-perusahaan besar. Mereka menjadi kurang kreatif dan kurang dinamis. Mereka mulai kejangkit penyakit mentalitas kebesaran.

Unsur utama dari mentalitas kebesaran ini adalah keengganan mengambil resiko. Perusahaan-perusahaan kecil memang tak mampu untuk bermewah-mewah dijalan mulus. Mereka tak mungkin bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dibidang ini. Karena itu mereka harus selalu berfikir, mencari gagasan-gagasan baru, bereksperimen dengan pendekatan-pendekatan baru, dan mencoba hal-hal baru. Mereka dihadapkan pada jalan simbang: berinovasi atau mati konyol.

Pesaing Ke-7: Rantai-rantai Putus
Dunia bisnis penuh dengan rantai-rantai dan hubungan-hubungan. Proses-proses dan produk-produk dihubungkan satu sama lain dalam rantai besar yang pada akhirnya akan menjembatani perusahaan-perusahaan dengan masyarakat pembeli. Untuk lebih jelasnya lagi, marilah kita simak rantai yang paling penting: Rantai produk-pembeli. Rantai ini menghubungkan segala sesuatu yang terdapat dalam proses pembuatan produk dan proses pemasaran. Ia bermula dari desain produk dan perencanaan produk. Kemudian menjalar ke pengembangan produk, pembuatan, pemasaran, penjualan, distribusi, dukungan terhadap produk, dan pelayanan. Mata rantai ujungnya adalah pembeli.

Mata rantai penting lain dalam pemasaran adalah apa yang kita kenal dengan “pola-pola konsumsi”. Pola-pola ini pada hakikatnya adalah rantai-rantai produk ke produk. Mereka meranglaikan penjualan berbagai jenis produk dalam satu untaian. Rantai lain yang juga penting adalah rantai antara berbagai pasar. Penjualan suatu produk ke suatu pasar mempengaruhi penjualan produ yang sama ke pasar-pasar lain. Dalam bisnis komputer pribadi misalnya, pasar rumah tangga dan pasar perkantoran erat berkaitan. Orang yang menggunakan komputer pribadi di kantornya, cenderung ingin membelinya untuk di rumah. Demikian juga sebaliknya, orang yang memiliki komputer pribadi dirumahnya cenderung untuk mempengaruhi kantornya agar menggunakan komputer.

Pesaing ke-8: Konsep Tentang Produk
Perusahaan-perusahaan tak akan bisa bertahan dengan memandang produk-produk mereka secara sempit. Mereka harus mencari peluang dan mengantisipasi persaingan ke setiap arah. Sebuah perusahaan dengan komsep tentang produk yang sempit akan melangkah ke pasar dengan mata setengah buta. Pasti ia ia akan segera dihadang kesulitan. Konsep tentang produk itu sendiri akan menjadi pesaing bagi dirinya.

Pesaing Ke-9: Guncangan
Tak peduli betapa hebatnya kepahaman sebuah perusahaan terhadap pasar, kadang kala ia masih kena pukul secara tiba-tiba. Teknologi-teknologi baru, perusahaan-perusahaan baru, aplikasi-aplikasi baru, semuanya dapat mengguncangkan sebuah industry dalam tempo yang tak terduga. Saya namakan kejadian-kejadian yang tak dapat diantisipasi ini sebagai “guncangan di malam hari”. Perusahaan-perusahaan tak melihat kedatangan mereka. Secara mendadak, seperti guncangan es yang mengkandaskan Titanic, mereka dapat mengakibatkan kerusakan hebat.

Pesaing Ke-10: Anda Sendiri
Inilah pesaing yang paling bandel. Mesin-mesin tak mungkin melakukan persaingan. Tetapi manusia gemar sekali melakukan itu. Mereka bersaing mengincar peluang-peluang di pasar untuk dapat memanfaatkannya. Tetapi manusia juga bersaing dengan dirinya sendiri. Banyak hal yang membawa seseorang melakukan hal itu. Pada saat seseorang meremehkan gagasannya sendiri hanya karena gagasan-gagasan itu belum pernah di coba, ia sedang bersaing dengan diri sendiri. Pada saat seseorang, di pihak lain, menganggap dirinya amat kuat sehingga tak mungkin pernah gagal, ia pun sedang bersaing dengan diri sendiri. Demikian pun bila seseorang tak mau mendengar omongan orang lain, enggan terhadap perubahan, dan tak suka bereksperimen.

Kita harus membiarkan diri kita terbuka agar dapat berfikir secara kreatif. Dengan pasar-pasar yang berubah begitu cepatnya, para manajer harus dapat menganalisa situsi-situasi baru dan melakukan pendekatan-pendekatan kreatif. Pendekatan- pendekatan lama tak akan efektif bagi persoalan-persoalan baru.

Sumber : Regis Mckenna, Kiat Pemasaran, Pustaka Binaman Pressindo Jakarta, 1996

Resep Super Jadi Marketer Hebat


Bambang Darmadi, Instan Marketing ”Resep Super jadi Marketer Hebat”, Universitas Atma Jaya  publish, Yogyakarta, 2010.

Resep Super Jadi Marketer Hebat

Lontaran Philip Kotler tentang bauran pemasaran atau “marketing mix” -price, promotion, place, and product merupakan unsur-unsur dominan menuju target market. Pengertian bauran akan mungkin lebih jelas jika dibayangkan seperti resep-resep makanan. Misalkan, penjual “gado-gado” membuat rasa enak dan khas dari masakan gado-gado sangat tergantung dari resep yang digunakan. Proses mencampur bumbu gado-gado meruapakan salah satu unsur menuju “target market”.

Marketing bisa diilustrasikan sebagai wadah memproses bumbu-bumbu dan bahan baku yang khas untuk membuat produk atau jasa kretaivitas yang tinggi plus penyesuaian dengan kebutuhan konsumen.
Buku ini berisi ulasan yang sangat komunikatif disertai dengan berbagai contoh secara kongkret untuk memperjelas proses penerapan resep-resep marketing.

Banyak sekali contoh-contoh pemasaran diungkapkan dalam buku ini, antara lain: Mengapa di Yogyakarta “Bakpia Patuk 75” relatif lebih laku jika dibandingkan dengan bakpia patuk yang lain? Atau mengapa mobil “VW Combi” dan “VW kodok” sampai saat ini tetap disukai dan laku dipasaran meskipun merupakan barang second?

  1. UNSUR LUNAK

Bauran pemasaran / Maketing mix meliputi harga, promosi, distribusi, dan produk menjadi factor dominan dalam menuju pangsa pasar. Maka pemasaran secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai wadah atau tempat memproses yang mengaplikasikan produk atau jasa yang dapat menarik konsumen. Dalam melakukan bauran pemasaran diperlukan daya kreatifitas yang tinggi dan menyesuaikan dengan lingkungan yang dibutuhkan konsumen.

Adanya unsur keras dalam bauran pemasaran cenderung bersifat kuantitatif dan merupakan unsur yang mahal jika dibanding dengan unsur lunak yang bersifat kualitatif ( unsur kreatifitas, unsur psikologi, unsur perasaan, dan unsur ketrampilan ).

Menurut De Blot, mengapa unsur lunak dalam perusahaan cenderung tidak diperhatikan ?, karena pada umunya pelaku bisnis lebih memilih pola pikir yang rasional, akibatnya adalah kepekaan hati sulit berkembang.

  1. PERANG STRATEGI

Dalam himpitan persaingan bisnis yang kompetitif, masing – masing perusahaan saling berlomba memperoleh pasar. Perang strategi yang ketat ini tampak ditunjukkan oleh fast foot.

Melihat persaingan yang begitu ketat, masing – masing pesaing mempunyai karakteristik yang berbeda dalam merebut pasar. Perbedaan produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen tergantung dari unsur kualitas, biaya, pelayanan, dan manfaat. Dengan demikian konsumen benar – benar mendapat added value yang tinggi dari keberadaan produk tersebut. Itulah perang strategi yang kometitif dalam perusahaan.

  1. PERUBAHAN

Konsep Value Chain dari Michael Porter masih sangat relevan diterapkan dalam perusahaan karena perkembangan organisasi sangat dinamis sehingga untuk memprediksi kejadian yang akan datang tidaklah mudah.

Gary Hamel dan CK Prahalad dalam bukunya Competitive of the future, mengingatkan kita agar jangan berfikir pada situasi industri pada saat ini. Kita tidak boleh terkukung dalam rule of the game tradisional, akan tetapi berfikir bagaimana menjebol aturan – aturan  itu sendiri dengan meng-create suatu industri baru ( Hermawan K:1995 )

Untuk mengadakan perubahan diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif disamping harus harus mampu melihat potensi pasar.

  1. PERAN PENGECER

Dalam dunia informasi, mendengan ”pengecer dan loper” sudah tidak asing lagi. Pengecer dan loper adalah insan yang sangat penting karena telah ikut juga menentukan sampai tidaknya informasi tersebut pada publik.

  1. MILLENIUM SEBAGAI ”BRAND”

Sebagai contoh menjelang akhir tahun 1999 dan menghadapi tahun 2000, banyak orang, lembaga, dan bahkan Negara masih terasa ada ketakutan. Ketakutan terhadap situasi yang tidak pasti tersebut kebanyakan ada pada lembaga yang dalam melakukan aktifitas kerjanya berhubungan dengan teknologi informasi. Ketakutan – ketakutan seperti ini sangat wajar, karena hapir semua sektor jasa diperkirakan akan terkena efek Y2K atau masalah komputer tahun 2000. efek dari Y2K atau ”Millenium Brand” sebenarnya dapat dihindari dan tidak perlu terjadi apabila suatu lembaga benar – benar telah melakukan perbaikan kerja terhadap sistem komputer yang ada.

            Ternyata yang berbau Millenium malahan semakin ”Trend” saja digunakan sebagai ”Brand”. Sebagai contoh munculnya produk : sepatu sandal Millenium, Wisata Millenium, Bayi Millenium, dan yang sedang Booming misalnya Golden Ramayana Millenium.

  1. AROGAN

Untuk membangun relasi bisnis yang baik dan saling menguntungkan sangat sulit. Sebab kedua belah pihak tak mau merugi.

Misalnya, pada sebuah perusahaan ada seorang manajer yang bekerja dalam bidang produksi tapi nyatanya sering terlibat dalam bidang lain supaya terlihat sibuk.

Budaya arogan seperti itu sering nampak dalam praktek pembentukan citra pribadi seseorang yang ingin tampil dan menunjukan kearonganannya.

Dalam dunia bisnis, pembentukan citra dan percaya diri sangat dibutuhkan, namun citra diri dalam konteks ikut membentuk kegiatan promosi. Hal ini sejalan dengan adanya tuntutan dari ”service” yang baik. Layanan yang baik tidak saja dengan internal publik akan tetapi dalam eksternal publik dengan tidak bersifat arogan.

  1. SEMAR SEBAGAI ”BRAND”

Tidak aneh bila kita menjumpai jenis minuman ”Dawet Ayu” selalu bersimbulkan tokoh semar sebagai karakteristik yang khas. Lalu mengapa jenis minuman lain seperti Cruzz, Yes, Wow, Coca – cola, Fanta, Sprite, dan Aqua sebagai minuman tambahan kesehatan tidak tertarik dengan tokoh semar sebagai Brand? Akan tetapi malah sering mengambil tokoh olahragawan atau bintang film. Pertanyaan ini tidak mudah dijawab karena penentuan merk sangat terkait dengan suatu keyakinan masing – masin pemilik usaha.

Cliffort Qeertz mengemukakan bahwa eksistensi Semar dan anak – anaknya mengandung suatu relativisasi cita – cita priyayi mengenai satria yang berbudaya.

Mengapa semar menjadi suatu keyakinan bagi penjual Dawet Ayu? Karena ada keyakinan wujud kasar seperti dawet bila dikonsumsi dapat memberikan kehalusan dalam bathin manusia. Semar tidak hanya digunakan bagi penjual dawet saja, seperti Toko mas ”Semar”, Toko besi ”Semar”, Batik ”Semar” dll.

  1. KREATIF

Makna hidup manusia adalah pertama, hidup itu adalah untuk melakukan pekerjaan, kedua, justru melakukan pekerjaan itulah yang memberi makna hidup. Sejauh mana pola kerja kita sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dengan disiplin dan bertindak secara kreatif.

Terlebih bagi seorang manajer pemasaran sangat dituntut untuk bertindak secara kreatif artinya tidak hanya menunggu bola datang tetapi harus mengambil bola dan memainkan dengan baik dan tepat. Sehingga hasil prestasi yang diraih mampu diukur dengan tepat.

  1. WASPADALAH

Pada tahun 1960-an kita belum banyak menjumpai merek sepeda motor buatan jepang yang lalu lalang di indonesia, kalupun ada jumlahnya sangat terbatas misalnya Honda, yamaha, suzuki dan kawasaki. Karena waktu itu masih didominasi oleh motor buatan eropa dan amerika seperti BSA, Norton, Horex, Mecles, Riyal Enfiel, dll.

Pada tahun 2000-an empat motor buatan jepang diatas sangat terasa persaingannya dalam merebut pangsa pasar yang semakin hebat.

Melihat peta persaingan tersebut, dalam jangka panjang pasti akan mengalami perubahan. Sisi positif dari semakin banyaknya merek yang ditawarkan maka bagi calon konsumen justrus semakin mudah untuk memilih dan membandingkan harganya. Sehingga semakin banyak pertimbangan dan alternatifnya. Maka waspadalah terhadap munculnya berbagai merek baru yang penuh pesona.

  1. SENI MENJUAL

Dalam dunia pemasaran aspek gaya atau trik yang dapat meyakinkan pembeli sangat mutlak diperlukan. Salah satu trik tersebut adalah salesmanship atau seni menjual.

  1. YA ATAU TIDAK

Kita perlu menyadari bahwa berkembang dan suksesnya suatu organisasi merupakan hasil kerja sama ( team work ) dan adanya struktur kepercayaan yang telah diberikan oleh penggunajasa secara baik. Dalam hal kerja sama dapat terwujud apabila para pengambil keputusan mampu melakukan ”integrating” yakni mampu menyatu padukan berbagai komponen, sistem, yang menjadi tanggung jawabnya. Pengambil keputusan juga harus mampu menggalang aliansi dan membina kerja sama dengan berbagai pihak diluar organisasi sehingga mendapat dukungan secara positif. Kedua elemen itu perlu dipadukan secara sinergik untuk menghasilkan ”out-put” yang bermakna bagi organisasinya ( JH Simano, 2000 ).

Konsep dasar untuk dapat berkembang dari falsafat Human Relations adalah Mutual Interest, Individual Different and human dignity.

  1. 13 UNSUR BORDEN’S MIX YANG HARUS DIPERHATIKAN

Tahun 1929, Niel Borden dari Harvard Business Research sudah menentukan bahwa tersedianya jenis resep yang tidak terbatas untuk menciptakan nilai tambah dalam pasar. Kita banyak mengenal konsep Marketing Mix yaitu Product, Promotion, Place dan Price.

Dari berbagi Mix tersebut, terdapat Borden Mix yang masih relevan dipakai pelaku bisnis, yaitu :

  1. arsitektur Produk
  2. Assortmen ( pilihan )
  3. Package ( kemasan )
  4. Brand Name
  5. Design
  6. Harga
  7. Distribusi
  8. Penjualan
  9. Reklame
  10. Merchandising
  11. Promosi
  12. Client Cervice
  13. Public Relation
  1. MERANCANG SISTEM PENGENDALIAN MUTU

Bagi pelaku bisnis restoran, antisipasi dalam mempertahankan kualitas produk merupakan masalah utama, sebab kualitas makanan, pelayanan dan premise restoran sangat terkait dengan juru masak.

Komponen sistem pengendalian mutu :

  1. pengembangan suatu sistem aturan dan prosedur secara komperhensip
  2. penerapan sistem hadiah dan insentif.
  1. MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI SECARA TEPAT

Teori organisasi neo klasik menyatakan bahwa rentang kendali atau rasio atasan bawahan adalah tidak selalu 1 dibanding 8. artinya menentukan rentang kendali sangat tergantung pada perbedaan individu dalam kemampuan dibidang leadershipnya. Dengan demikian pandangan teori neoklasik cenderung mengsulkan pengawasan bebas demokratis. Hal ini jika dikaitkan dengan penerapan struktur organisasi yang flat atau tall sangat situasional. Maksudnya bahwa rentang yang pendek dapat mengkibatkan pengawasan yang krtat. Sedangkan rentang yang luas memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi beban pengwasan.

  1. MEMBIDIK PASAR MELALUI PERAN SEKRETARIS

Banyak orang yang masih menganggap bahwa profesi sekretaris itu profesi afkiran seakan – akan para wanita yang masuk ke Akademi Sekretaris yang tidak lebih dari barang hiasan kantor dan sekedar penyedap pemandangan ( Anna Lyse, 1993 ).

Anggapan semacam itu saat sungguh telah berbalik arah, sebab dengan bertambahnya kompleksitas tugas yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan dan adanya perkembangan organisasi yang dinamis, maka jabatan sekretaris saat ini tidak dapat lagi dianggap sebagai tugas sampingan atau pelengkap saja.

  1. ETOS KERJA

Manusia yang telah terikat dalam suatu sistem organisasi tidak dapat melakukan suatu kegiatan dalam konteks sendiri – sendiri, melainkan harus terintegrasi secara menyeluruh untuk mencapai tujuan. Karena masing – masing bagian akan dapat terwujud manakala tercipta kerja sama dalam suasana yang harmonis.

Dengan demikian manusia yang berorientasi pada etos kerja yang tinggi sangat dituntut untuk bekerja secara cerdas, kreatif dan inovatif serta mempunyai jiwa moral dan kejujuran tinggi.

  1. HUMAN RELATION

Keberhasilan dari organisasi dalam mencapai tujuan ditentukan oleh berbagai variable yang saling mendukung dan terkait. Salah satu variable itu adalah hubungan insani ( human relation ). Di dalam aktifitasnya unsur ini selalu melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih yang saling mempunyai kepentingan.

Sebuah kata kunci melalui pendekatan hubungan insani adalah sikap keramahan yang bersandarkan pada tiga butir falsafah yaitu : mengutamakan kepentingan bersama, penghargaan terhadap perbedaan – perbedaan individu dan harga diri.

  1. UNSUR MARKETING MIX

Tampaknya beberapa unsur yang ada dalam Marketing mix sampai saat ini sulit untuk dipisahkan dari konsep strategy penerobosan pasar. Sebagai bukti pada tahun 1929, Neil Borden dari Harvard Bussiness Research sudah menentukan bahwa tersedianya jenis resep atau unsur yang tidak terbatas untuk menciptakan nilai tambah dalam pasar.

Car yang ditempuh melalui konsep Merchandising ini merupakan suatu terobosan yang cukup inovatif dan kreatif. Dari sisi strategi, konsep Merchandising sebagai wujud atau upaya untuk meningkatkan layanan pada pengguna jasa.

  1. MEMBIDIK PASAR WISATA

Berbagai strategi telah dilakukan oleh biro perjalanan wisata yakni melalui suatu ”paket wisata”. Pola ini merupakan trik – trik bisnis yang semakin marak keberadaannya dan mampu memberikan keuntungan pada berbagai pihak.

Pola ”paket wisata” banyak diminati oleh para wisatawan indonesia untuk berwisata ke luar negeri karena menjanjikan kepuasan layanan yang profesional.

  1. DISPLIN

Konsep ketepatan waktu ”Disiplin” untuk melakukan segala kegiatan menjadi tuntutan yang tidak dapat diabaikan oleh suatu lembaga / organisasi. Berbagai kendala untuk sulitnya penerapan disiplin disegala aspek kehidupan. Padahal dalam konsep ”Operation Management”, pemahaman disiplin menjadi bagian yang sangat dominan, yakni konsep mengarah pada penerapan ”just in time”, yaitu produksi tepat waktu.

Dalam pandangan marketing, ketepatan atau disiplin sangat terkait dengan unsur pelayanan yang harus diberikan pada pengguna jasa agar memperoleh kepuasan.

  1. SOSOK PEMIMPIN

Indikator pemimpin adalah :

  1. Pemimpin adalah orang yang mau melindungi anak buahnya dalam keadaan susah dan senang.
  2. Pemimpin adalah orang yang dapat memberikan dorongan atau semangat, motivasi, dan melayani anaknya.
  3. Pemimpin adalah orang yang dapat menjadi contoh dari sikap dan perilakunya.
  1. MERAJUT SUATU KEPUTUSAN

Dalam setiap langkah pengambilan keputusan, seorang manajer selalu dihadapkan pada tiga hal. Resiko, kepastian dan ketidak pastian. Untuk memutuskan bagaimana menyelesaikan  sebuah masalah, ada baiknya kalau manajer menempatkan masalah pada situasi yang dapat diramalkan sampai dengan situasi yang sangat sulit diramalkan.

Maka, mulailah berani merajut keputusan dengan melakukan tindakan keragu – raguan menjadi kepastian.

  1. PERLUNYA KONSEP MANAJEMEN

Pertanyaan mengenai manajemen sebagai ilmu atau seni sering diajukan karena adanya anggapan – anggapan bahwa manajemen adalah juga suatu ilmu, seni, profesi, kegiatan dan sebagainya.

Dalam konsep manajemen, hal yang lebih penting dalam melakukan setiap kegiatan perlu memperhatikan fungsi – fungsi manajemen yaitu :

  1.  Fungsi Perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Fungsi Pengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dalam suatu kelompok orang, melalui cara – cara mengelompokkan kegiatan, menentuka siapa yang akan memimpin kelompok tersebut, menyerahkan tugas – tugas dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan kepada para pemimpin kelompok dan menentukan hubungan antara kegiatan kelompok dengan kelompok lain.
  3. Fungsi Penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengarahkan ( directing ), aktivitas bawahan menjadi katifitas yang kelompok / sinkron sehingga semua aktifitas bawahan sesuai dengan renacana yang telah ditetapkan sebelumnya.
  4.  Fungsi Pengawasan / Pengendalian adalah kegiatan membandingkan antara keadaan pelaksanaan dengan standar – standar yang telah direncanakan, serta melakukan pencatatan akan hasil – hasil yang diperoleh guna penyediaan data bagi perencanaan yang akan datang.
  1. MEMAKNAI RESIKO DALAM BISNIS

Berbagai resiko dalam manajemen meliputi resiko pasar, resiko keuangan, resiko produksi, resiko politik dan resiko inovasi.

  1. SUKSES BUKANLAH KEBERUNTUNGAN ( LUCK )

Bagi seorang pemimpin atau manajer unsur kreatifitas merupakan bagian yang melekat dalam setiap pengambilan keputusan. Manajer haruslah tidak menunggu bola datang, tetapi harus mengambil bolanya dan memainkannya dengan indah dan cerdik.

Kembali kepada konsep kreatif dan inovatif, suatu organisasi apapun tidak akan mampu berkembang pesat walaupun telah tersedia dua E, yakni Employee dan Executive, jika tidak dilengkapi dengan E yang ketiga yakni Entreprenuership ( AJ. Ferreira )

  1. PENTINGNYA KONSEP NEGOSIASI

Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua belah pihak yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda hingga akhirnya mencapai kesepakatan.

Konflik tidak selalu diselesaikan dengan negosiasi, alternatif penyelesaiannya adalah :

  1. Sepakat untuk tidak sepakat
  2. Dengan Persuasi / bujukan
  3. Dengan memberi kelonggaran
  4. Dengan memaksa
  5. Dengan memecahkan masalah
  1. PERAN PUBLIC RELATION

Public Relation mempunyai falsafah yang sangat mulia, yakni mengangkat martabat manusia, masyarakat tidak dianggap bodoh, masyarakat perlu diberi informasi secara benar dan jujur serta masyarakat perlu dihormati dan ditingkatkan pendidikannya. Dalam konteks ini jelas bahwa Public Relation merupakan suatu pendekatan yang paling strategis, karena teknik yang digunakan sangat terkait dengan konsep komunikasi multi arah.

  1. PERAN PENTING MEDIA  ( MASSA )

Dalam membangun relasi baik sebagai personal maupun sebagai lembaga, organisasi / perusahaan lebih – lebih kegiatan yang terkait dengan aspek politik, pemerintahan, saat ini tidak dapat menutup mata bahwa keberadaan media sebagai salah satu alat untuk memperkenalkan, mempromosikan dan memperluas relationship secara tepat dan cepat pada masyarakat yang sangat efektif.

  1. MANAJEMEN KERJASAMA

Menurut Albert Camus, hidup ini adalah untuk melakukan sesuatu ( to be is do ) sedangkan Paul Sarte mengatakan bahwa justru melakukan sesuatu itulah yang memberi makna hidup manusia ( to do is to be ). Dalam bekerja harus mampu berinteraksi dengan orang lain yakni melalui ”Kerjasama”. Mari kita tingkatkan dan wujudkan pola manajemen kerjasama yang semakin profesional.

  1. MBAH SURIP DAN TAK GENDONG

Belum lepas ingatan kita tentang sosok ”Mbah Surip” dengan ”Tak Gendong”nya. Yang mampu memikat jutaan pecintanya. Memang dalam dunia bisnis banyak hal yang irasional. Aspek irasional dan resiko tidak dapat dipisahkan dan senyatanya tidak ada bisnis yang tanpa mengandung resiko, bahkan bisnis yang bersifat musimanpun penuh dengan resiko.

Apapun yang terjadi, itulah dunia bisnis yang penuh dengan riak – riak ketidak pastian, namun yang jelas kehadiran Mbah Surip perlu mendapat sambutan secara positif, karena Mbah Surip ternyata juga sebagai pekerja seni sejati yang telah banyak memberi hiburan pada masyarakat tanpa memperhitungkan untung rugi secara materi.

  1. KEGIGIHAN HAJI DULLAH

Bila anda berkesempatan untuk berkunjung di desa Ngadigunung, kecamatan Windusari, kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tentu sebagian masyarakat mengenal Bapak Haji Dullah ( Alm ), beliau merupakan satu – satunya pionir bisnis retail yang palng sukses se kecamatan di era tahun 1960 ~ 1980. kunci sukses Haji Dullah adalah keuletan dan kegigihan yang pantang menyerah. Percayalah bisnis awal Haji Dullah adalah sebagai penjual ”Kerupuk” keliling dengan cara dipikul.

  1. BISNIS TEROMPET

Suasana pergantian tahun tidak saja diperingati sebagai rasa syukur saja akan tetapi kemeriahan dengan membunyikan ”Terompet”. Fenomena ini dapat dirasakan dengan banyaknya penjual terompet yang mangkal di tempat – tempat keramaian kota.

  1. TERIMAKASIH

Strategi dengan ucapa Terimakasih dan senyuman merupakan terobosan yang sangat murah biayanya bila dibandingkan dengan iklan atau promosi lain. Persoalannya adalah semua orang yang ada dalam organisasi harus mau membuka hati, bahwa demi kemajuan dan keberlangsungan pembeli / konsumen / pengguna jasa perlu memperoleh pelayanan yang utama. Oleh karenanya konsep terimakasih ini harus selalu dikembangkan.

  1. TAK TIK MENAMBAH PENGHASILAN DENGAN MENULIS

Unsur yang perlu dipelajari dalam menulis adalah :

  1. Materi yang akan dikomunikasikan kepada para pembaca harus benar – benar tepat.
  2. Gaya bahasa dan peristiwa.
  1. MENGELOLA WAKTU

Waktu 24 jam sehari bukanlah waktu yang pendek untuk melakukan aktifitas. Persoalannya bukan mampu atau tidak dalam mengelolanya, melainkan maukah kita konsisten menjalankan aktifitas yang dibutuhkan.

Suatu kebiasaan dalam bekerja yang kurang efektif dalam hubungannya dengan penggunaan waktu adalah tidak menyediakan waktu tertentu bagi setiap tugas.

Waktu adalah prestasi, waktu adalah kesempatan, waktu adalah sumber daya yang paling berharga. Drucker mengatakan eksekutif yang efektif menyadari bahwa waktu adalah faktor pembatas.

  1. JIWA PELAYAN

Jiwa pelayan yang baik harus tumbuh dari hati secara tulus sehingga aspek keramahan menjadi bagian yang menyatu dalam konsep pelayanan. Pada dasarnya peran pelayan adalah menciptakan kepuasan layanan pada konsumen, mau menerima keluhan dan masukan dari konsumen demi kebaikan, melaksanakan / mengabdi demi kepentingan orang lain secara jujur.

  1. JIWA OPTIMIS

Memasarkan suatu produk atau jasa tanpa hasil penjualan akan sia – sialah aktifitas bisnisnya. Sebab kegiatan penjualan merupakan faktor yang mendatangkan penghasilan.

Tidak sedikit orang yang menyangsikan kemampuannya sendiri, dengan berucap saya tidak dapat atau saya tidak mampu, saya tidak memiliki latar belakang pengalaman yang sesuai, bahkan ada yang berucap sekolah saya tidak sesuai atau tidak tamat. Ucapan – ucapa pasrah seperti ini yang menyebabkan banyak orang menjadi penganut paham pisimistis.

  1. KEPUASAN BERSAMA

Ada 5 M peran dan tugas seorang pemasar’

  1. Meningkatkan kepuasan pelanggan
  2. Menciptakan pembeli potensial
  3. Meningkatkan permntaan
  4. Menjadikan permintaan inelastik
  5. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
  1. BISNIS ANGKRINGAN

Bicara bisnis  angkringan tidak dapat dianggap remeh, sebab apa yang dijajakan dalam angkringan yang dulu hanya seputar minuman dan makanan kecil, namun saat in bisnis angkringan telah merebak pada bisnis lain.

Bisnis angkringan saat ini keberadaannya jangan dipandang sebelah mata karena melalui mereka – merekalah sistem ekonomi yang merakyat dapat tumbuh dengan baik.

  1. TUKUL : ( BUKAN ) EMPAT MATA

Sosok tukul belum hilang dari peredaran. Beberapa waktu lalu ”Empat Mata” sempat tidak tayang, tetapi dengan judul lain hanya dengan menambah ( bukan ), acara tersebut sampai saat ini semakin heboh saja.

  1. PERLU HABITUS BARU

Menuju habitus baru kiranya pada diri orang perlu memiliki etos kerja yang jujur, disiplin, tekun dan rapi dalam menjalankan kerja, serta tidak henti – henti selalu memohon kepadaNya. Unsur – unsur tersebut dapat dibentuk melelui landasan yang kuat yakni dengan tersediannya : intellectual capitol, social capitol and human relation skill, physical capitol, advercity capitol, and spiritual capitol. Oleh karenanya untuk dapat mewujudkan habitus baru, maka pemikiran “hidonisme” yakni suatu konsep yang menganut faham kerja seenaknya dan cenderung lari dari tanggung jawab.

  1. MEMAKNAI KRISIS SEBAGAI PELUANG

Makna dibalik krisis ternyata masih ada harapan untuk dapat menyambung hidup bagi pelaku bisnis. Sebagai contoh semakin banyak pedagang kaki lima yang berada dibeberapa tempat yang terus mengadu nasib untuk memperoleh uang.

Keberadaan pedagang kaki lima semakin banyak dan jeli memanfaatkan situasi krisis ini merupakan salah satu bagian ceruk pasar yang sebelumnya tidak terpikirkan.

  1. KIAT BISNIS DI BULAN PUASA

Kegiatan bisnis dibulan puasa dapat juga dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar.

  1. ARTI PENTING PEMBUNGKUS ( PACKAGING )

Makna packaging menurut Soehardi Sigit adalah merupakan kegiatan penempatan produk ke dalam kontainer, tempat isi, atau yang sejenis yang terbuat dari timah, kayu, besi, baja, plastic dll yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan ke konsumen.

  1. MENUJU PELAYANAN PRIMA

Pentingnya pelayanan berkualitas :

  1. Karena persaingan semakin tajam
  2. Pelayanan adalah tempat berkumpulnya uang dan pekerja
  3. Pemahaman yang semakin baik terhadap pelanggan
  4. Pelayanan pelanggan berkualitas memiliki makna ekonomI

Google is My Salesman


karya : Bob Julius Onggo, Progressio, Bandung, 2007

Begitu judul buku dari seorang pakar teknis yang juga piawai dalam konsep manajemen dan seorang praktisi pemasaran dan promosi yang terlihat begitu jeli melihat peluang promosi penjualan tanpa modal melalui jalur internet dengan mengupas lugas dan sederhana yang diluar jangkauan para akademisi marketing, tapi perlu adanya referensi kuat. Google media dan seorang salesman yang tidak usah digaji karena mampu membantu meningkatkan branch image sebuah perusahaan. ulasan lengakap bisa anda baca uraiannya yang terdiri dari beberapa bab :

Bab 1 #Salesman hebat tidak perlu digaji, mengulas sekilas success story promosi lewat google dengan tanpa mengeluarkan dana promosi.
Bab 2 # Menangkap pembeli produk dagangan anda lewt frase keyword yang tepat.
Bab 3 # Menciptakan toko online untuk memajng produk dagangan anda
Bab 4 # Membuat situs pencari ‘jatuh cinta’ kepada produk toko anda
Bab 5 # Mendaftarkan produk dagangan anda ke situs mesin pencari
Bab 6 # Mendaftarkan produk dagangan anda ke direktori bisnis
Bab 7 # Takutkah situs pencari terhadap webhosting anda? kemudian ditutup
Bab 8 # 14 kesalahan yang membuat situs pencari takut terhadap toko online kita.

lebih lengkap tentang penulis ini dapat anda lihat di website-nya : http ://www.bjoconsulting.com.

36 STRATEGI SUN TZU


Bab 1 Strategi untuk Menang

Strategi 1
“瞞天過海” (man2 tian1 guo4 hai3)- Perdaya Langit untuk melewati Samudera.
Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.

Strategi 2
“圍魏救趙” (wei2 wei4 jiu4 zhao4)- Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.

Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.

Strategi 3
“借刀殺人” (jie4 dao1 sha1 ren2)- Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)

Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi penghianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.

Strategi 4

“以逸待勞” – Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.

Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.

Strategi 5
” 趁火打劫”(cheng4 huo3 da3 jie2) – Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)

Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.

Strategi 6
“聲東擊西”(sheng1 dong1 ji1 xi1) – Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.

Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.

Strategi 7

“無中生有”(wu2 zhong1 sheng1 you3) – Buatlah sesuatu untuk hal kosong.

Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

Strategi 8
” 暗渡陳倉”(an4 du4 chen2 chang1) – Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.) contoh: invasi Sekutu di Normandia dan muslihat Pas de Calais.

Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.

Strategi 9
“隔岸觀火”(ge4 an4 guan1 huo3) – Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.

Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.

Strategi 10

“笑裏藏刀”(xiao4 li4 chang2 dao1) – Pisau tersarung dalam senyum.

Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.

Strategi 11
“李代桃僵” – Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)

Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.

Strategi 12
“順手牽羊”(shun4 shou3 qian1 yang2) – Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)

Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

Bab 3 <>

Strategi 13
“打草驚蛇”(da2 cao3 jing1 she2) – Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.

Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.

Strategi 14
“借屍還魂”(jie4 shi1 huan2 hun2) – Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)

Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.

Strategi 15
“調虎離山”(diao4 hu3 li2 san2) – Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.

Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.

Strategi 16

“欲擒姑縱” – Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.

Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.

Strategi 17
“拋磚引玉” – Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.

Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.

Strategi 18
“擒賊擒王” – Kalahkan mush dengan menangkap pemimpinnya.

Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.

Bab 4 <>

Strategi 19
“釜底抽薪” – Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)

Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.

Strategi 20
“混水摸魚” – Memancing di air keruh.

Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.

Strategi 21
“金蟬脱殼” – Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)

Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.

Strategi 22
“關門捉賊” – Tutup pintu untuk menangkap pencuri.

Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.

Strategi 23

“遠交近攻” – Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.

 

Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.

Strategi 24
“假道伐虢” – Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.

Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.

Bab 5 <>

Strategy 25
“偷梁換柱” – Gantikan balok dengan kayu jelek.

Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.

Strategi 26
“指桑罵槐” – Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.

Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

Strategi 27
“假痴不癲” – Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)

Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.

Strategi 28
“上屋抽梯” – Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)

Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam

Strategi 29

“樹上開花” – Hias pohon dengan bunga palsu.

Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.

Strategi 30
“反客為主” – Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.

Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.

Bab 6 <>
Strategi 31 “美人計” – Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)

Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.

Strategi 32
” 空城計” – Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)

Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.

Strategi 33
” 反間計” – Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)

Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.

Strategi 34
“苦肉計” – Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)

Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.

Strategi 35
“連環計” – Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu startegi.)

Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu trategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.

Strategi 36
“走為上策”
Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:
“Jika seluruhnya gagal, mundur” – ”三十六計,走為上策“

Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan.

Sumber :

http://www.leadership-indonesia.net, Lindu Cipta Pranayama lindu@inbox.com atau 08569008741

 

THINK AND ACT LIKE A WINNER


RESENSI BUKU

Penulis      : Muk Kuang

Penerbit   : Bhuana Ilmu Populer

Cetakan 1 : November – 2007

No              : ISBN 978-979-798-550-9

Ukuran     : 15 x 23 cm

Halaman  : xx+195

Harga        : Rp36.000

Testimoni

“This book is full of ideas and insights you can use to succeed.”
Brian Tracy
Chairman and CEO of Brian Tracy International
Speaker, Author, Consultant

“If you want to become successful, then you have to learn and model the way successful people think and act. Muk Kuang has written a great book that will teach you exactly how to do this.”
Adam Khoo
CEO Adam Khoo Learning Technologies Group Pte Ltd
Bestselling Author “Master Your Mind, Desain Your Destiny”

“Think and Act Like a Winner” captures the timeless wisdom of successful achievers all over the world. Read this book and follow the steps to your own magnificent success. Make your greatest achievement be a light to inspire and uplift others.”
Ron Kaufman
Bestselling Author “UP Your Service!”

“Buku ini merupakan salah satu buku ‘pembuka mata’ yang ditulis dengan jeli dan keyakinan diri yang besar. Tidak banyak motivator seusianya (masih 20-an) yang berani menulis buku sendiri, malah sangat jarang saya jumpai para kawula muda yang berprofesi sebagai seorang pembicara publik dan penulis motivasi…. Sudah saatnya para kawula muda untuk meniru langkahnya yang cukup langka namun sangat berani ini.”
Jennie S. Bev
Penulis Buku Bestseller ”Rahasia Sukses Terbesar”
Pengusaha, Penulis di USA

“Muk Kuang adalah seorang muda yang antusias dan penuh energi. Ia berani memulai hal baru dan menuntaskannya. Buku ini adalah contohnya. Masih banyak lagi pencapaian yang telah diraihnya berkat winning attitude yang dimilikinya. Mau tahu resepnya? Bacalah buku ini! …”
Prof. DR. Roy Sembel
Penulis buku ”ENERGIZE YOURLIFE”

“Ambillah jeda sejenak untuk duduk tenang sambil minum teh hangat, buka saja buku ini tanpa perlu memilih judul artikel. Baca sebagai renungan diri, maka Anda akan menyeruput hikmah.”
Krishnamurti
Mindset Motivator

Pengantar oleh Jennie S.Bev

Para Pembaca Yang Baik,

Saya sangat berbahagia hari ini karena buku Think and Act Like A Winner (Berpikir dan Bertindak Layaknya Seorang Pemenang) yang ditulis oleh salah satu motivator termuda Indonesia bernama Muk Kuang, sedang mengukir sejarah. Tidak banyak motivator seusianya (masih 20-an) yang berani menulis buku sendiri, malah sangat jarang saya jumpai para kawula muda yang berprofesi sebagai seorang pembicara publik dan penulis motivasi. (Bisa dimaklumi karena sebagian besar para kawula muda seusianya masih sibuk dengan hal-hal lain, bahkan ada yang masih mencari “jati diri.”)

Buku bisa dibaca secara berurutan maupun tidak, yang juga merupakan salah satu kelebihan buku ini, sehingga sangat jauh dari membosankan. Tanpa terasa, dalam beberapa jam saja, buku ini sudah selesai saya lahap dengan memuaskan. Betapa tidak tipikal dan sangat menggugah hati. Beberapa konsep lama dikemas kembali dengan renyah sehingga meningkatkan motivasi baru untuk berkarya dan mendefinisikan sukses bagi saya sendiri.

Saya sendiri, sebagai seorang motivator yang sedikit lebih senior dari Muk Kuang, berpendapat bahwa, “Success is a mindset, not a journey, nor a destination. It is already within you.” Tampaknya, Muk Kuang pun memiliki pandangan serupa, namun dikemas dengan cara yang berbeda dan malah menggugah pembaca untuk mencarinya di dalam diri mereka sendiri. Ini sangat sejalan dengan pandangan saya soal sukses.

Kebahagiaan saya berikutnya ditambah lagi dengan bukti bahwa buku ini merupakan salah satu buku “pembuka mata” yang ditulis dengan jeli dan keyakinan diri yang besar. Tampaknya, usia dari penulisnya bukan merupakan halangan untuk menulis karya yang matang dan applicable. Dan untuk itu, saya sangat bangga akan prestasinya ini, baik sebagai sesama motivator maupun sebagai seorang penulis sekaligus pelahap buku-buku motivasi.

Kebahagiaan saya yang selanjutnya adalah sebagai salah satu anggota etnis Tionghoa Indonesia. Saya sangat merasa berbesar hati karena melihat penulis sangat peduli akan Indonesia, tanah air tercinta. Dengan menuliskan buku ini dan terus menyebarkan antusiasme motivasinya melalui berbicara di muka publik, Muk Kuang telah memberikan sumbangsih besar yang mewakili antusiasme kita semua untuk melihat Indonesia maju.

Saya sendiri sangat yakin akan potensi besar Muk Kuang dalam memberikan sumbangsih lebih banyak lagi dalam bidang inspirasi dan motivasi, serta tulis-menulis. Sudah saatnya para kawula muda untuk meniru langkahnya yang cukup langka namun sangat berani ini. Sudah bukan waktunya lagi untuk mempertanyakan masa depan dan makna sukses karena dengan apa yang penulis lakukan, ini membuktikan bahwa profesi apa pun bisa dijalankan dengan mindset sukses terlepas dari berapa usia seseorang. Asalkan dijalankan kesungguhan dan ketulusan hati, maka apa pun bisa.

Akhir kata, selamat bagi Muk Kuang yang telah mengukir sejarah sebagai salah satu motivator termuda Indonesia. Saya sangat rindu untuk melihat semakin banyak lagi motivator-motivator muda yang mempunyai semangat besar dan berani mengambil langkah maju yang tidak tipikal.

Bagi saya, seorang Muk Kuang adalah inspirator dan motivator bagi para kawula muda Indonesia, bangsa Indonesia seluruhnya, dan tidak ketinggalan bagi saya sendiri.

Salam dari San Francisco Bay Area,
Jennie S. Bev

[Penulis buku laris Rahasia Sukses Terbesar yang dikenal dengan kutipannya, “Success is a mindset, not a journey, nor a destination. It is already within you.” Kini bermukim di Kalifornia Utara dan dikenal sebagai penulis 1.000 artikel dan 60 buku dan e-book yang diterbitkan di mancanegara. Bisa dijumpai di rumah virtualnya JennieForIndonesia.com.]

 

 

 

The Secrets of Successful Team Management


Judul Buku: The Secrets of Successful Team Management – How to lead a team to innovation, creativity and success, Prof. Michael West, Duncan Baird Publishers, 160 halaman.

Sejarah kerjasama tim dalam kehidupan manusia hampir setua umur manusia itu sendiri. Kerjasama tim menjadi vital ketika dunia kemiliteran dan bisnis berkembang dengan cepat. Sejalan dengan perkembangan pasar dan teknologi, industri tidak lagi bisa berjalan secara mekanistis. Ia harus bisa bertindak secara fleksibel, dan kebutuhan terhadap kelompok kerja makin terasa.

Para peneliti menemukan bahwa pengaruh kelompok kerja terhadap produktifitas sama besarnya dengan pengaruh seorang manajer. Hanya saja, saat organisasi menjadi semakin besar, para pekerja kesulitan untuk saling berbagi pengetahuan tentang material, proses, dan metode kerja untuk meningkatkan daya saing organisasi. Ini terjadi karena saluran pertukaran ide dan keahlian di antara karyawan mampet.

Inovasi model bisnis berkembang selama masarekonstruksi pasca Perang Dunia II. Jepang memimpin dengan menerapkan etika tim sebagai prinsip-prinsip produksi massal. Karyawan mereka sangat termotivasi, komit terhadap teknologi, dan sangat produktif. Kemudian, perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa mengkopi cara Jepang mengelola pekerjaan itu, sembari menghapus hambatan birokrasi yang sering menghambat inovasi dalam kultur orang-orang Jepang. Upaya mencontoh itu ternyata bukanlah resep yang mudah. Hingga saat ini pun upaya mengadopsi pendekatan tim itu masih menjadi tantangan terbesar pada banyak perusahaan. Direktur HR dari 100 perusahaan paling top di Amerika (Fortune 100) melaporkan bahwa perhatian utamanya tertuju pada upaya membangun struktur berbasis tim agar perusahaan mereka bisa bergerak fleksibel, produktif, tangguh, dan efektif.

Menurut Profesor Michael West, pengarang buku The Secrets of Successful Team Management, upaya membangun tim bukan hanya soal laba dan inovasi, tetapi ia juga penting bagi kesehatan kita. Saat bekerja dalam sebuah tim, kita memiliki hubungan pertemanan yang bagus, dan kita merasa dimengerti dan dihargai. “Kita mempunyai rasa memiliki yang kini semakin hilang di perusahaan-perusahaan besar” ujar professor psikologi organisasi itu. Karyawan melihat adanya gap yang lebar antara retorika sang CEO (yang selalu mengatakan, “…SDM adalah asset utama terpenting”) dengan kenyataan yang dihadapi sebagai karyawan. Sebagai akibatnya, karyawan sering merasa tidak dihargai oleh perusahaan dan merasakan minimnya kontrol terhadap kerjanya.

Alienasi semacam itu tercampur saat perusahaan harus merampingkan diri untuk merespons tekanan ekonomi, karena adanya beban pekerjaan berlebihan dan seringnya terjadi pengulangan pekerjaan yang dirasakan karyawan.

Manfaat dari kerjasama tim, menurut penulis, sangat banyak. Biasanya organisasi berbasis tim memiliki struktur yang ramping. Berkerjasama dalam sebuah tim berarti memberi tanggung jawab dan otoritas kepada tim untuk membuat keputusan tentang bagaimana bekerja paling efisien, dan ini menyebabkan jumlah manajer dan level manajer lebih sedikit. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah.

Tim bisa melakukan pengembangan dan peluncuran produk dengan cepat. Tim memungkinkan organisasi untuk terus belajar (dan mengambil manfaat dari proses itu) secara lebih efektif. Tim yang melibatkan banyak fungsi akan membantu meningkatkan manajemen mutu. Ia juga mendorong berkembangnya kreatifitas dan inovasi.

Kerjasama tim juga menghasilkan manfaat finansial, termasuk karena kenaikan produktifitas. Begitu pula, perubahan dalam sebuah organisasi lebih efektif bila melibatkan kerjasama tim. Masih banyak manfaat lain dari kerjasama tim.

Selain memberikan analisis teoritis dan praktis tentang manajemen tim, yang menarik dalam buku ini, penulis memberikan kiat atau tips yang amat berguna untuk menghasilkan kerjasama tim terbaik. Penulis menyebut kiat atau tips itu dengan istilah Work Solution, yang berjumlah 23 buah. Penerapan Work Solution ini secara baik diyakini akan melahirkan kerjasama tim yang kuat di perusahaan Anda.

Work Solution 1 mengulas kenapa Anda harus membentuk kerjasama tim, karena tidak semua hal mengharuskan Anda melakukannya. Work Solution 2 berisi cara untuk menelaah kompetensi dari tim. Work Solution 3 menyarankan pembuatan jurnal manajemen waktu. Work Solution 4 mengupas tema “…meditasi pikiran” untuk meresapi tugas tim. Work Solution 5 berisi cara merespons umpan balik formal. Work Solution 6 tentang cara mengatasi anggota tim yang sulit. Work Solution 7, jurus mempersiapkan presentasi dari seorang juru bicara bagi tim. Work Solution 8, tentang seni dari persuasi. Work Solution 9 berbicara tentang penyusunan aturan main. Work Solution 10 berisi klarifikasi peran. Work Solution 11 tentang bagaimana memproses informasi yang berguna. Work Solution 12 mengupas kiat membangun hubungan dua arah. Work Solution 13 tentang cara menyusun objektif.

Work Solution 14 tentang penyusunan agenda. Work Solution 15, bagaimana melakukan debat yang positif. Work Solution 16, analisis tentang stakeholder. Work Solution 17 mengupas cara bertukar pikiran dua tahap. Work Solution 18, mengelola risiko. Work Solution 19 tentang memaksimalkan upaya. Work Solution 20 tentang cara menghadapi hal-hal rutin. Work Solution 21 mengupas tema bagaimana mengevaluasi kerjasama tim. Work Solution 22 tentang pembentukan sebuah tim perubahan. Terakhir Work Solution 24 mengupas hal menghilangkan hambatan keterbukaan.

Sebuah buku yang menarik dan bermanfaat bagi siapa saja pelaku organisasi: eksekutif, manajer, karyawan, dan siapa saja yang mengandalkan kerjasama tim dalam pencapaian hasil.

 

 

 

 

Rich Dad Poor Dad


RESENSI BUKU

Pengarang   : Robert T. Kiyosaki bersama Sharon L. Lechter C.P.A.
Penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta,2007
Tebak buku : 232 Halaman hvs

Apakah sekolah menyiapkan kita untuk menghadapi dunia yang riil?

Salah satu alasan mengapa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, dan kelas menengah terjerat hutang adalah karena masalah uang diajarkan dirumah, dan tidak disekolah. Kita kebanyakan belajar soal uang dari orang tua kita. artinya apa yang dapat diajarkan oleh orang tua yang miskin kepada anak-anak mereka? mereka hanya mengatakan ,”Teruslah sekolah dan belajarlah yang giat” Sianak mungkin lulus dengan peringkat yang mengagumkan, tetapi dengan sikap mental dan program finansial orang miskin. bukan pada keterampilan finansial. Ini menjelaskan bagaimana Bankir, Dokter, dan Akuntan yang pandai dan memperoleh nilai yang tinggi di sekolah masih harus berjuang secara finansial sepanjang hidup mereka. Utang nasional kita yang menggunung sebagian besar disebabkan karena para politikus dan pejabat pemerintah yang berpendidikan tinggi membuat keputusan finansial dengan sedikit atau bahkan sama sekali tanpa latihan mengenai masalah uang.

Uang tidak diajarkan disekolah, sekolah berfokus pada keterampilan dibidang pelajaran dan keterampilan professional, dan akhirnya jutaan orang terdidik mengejar profesi mereka secara sukses, tetapi mendapati diri mereka berjuang setengah mati dalam hal finansial. Mereka bekerja keras tetapi tidak maju-maju juga. apa yang hilang dari pendidikan mereka bukanlah cara menghasilkan uang, tetapi bagaimana membelanjakan atau menghabiskan uang–apa yang anda lakukan setelah mendapatkan uang. ini disebut kecerdasan atau bakat finansial–apa yang anda lakukan dengan uang setelah anda mendapatkannya, bagaimana meyimpannya agar tidak di”ambil”orang?

Setiap orang tentu saja sangat memimpikan menjadi seorang yang kaya mempunyai berton-ton uang, mobil mewah, rumah yang indah dan juga kehidupan kelas atas yang dapat mereka beli dengan uang. namun kenyataannya adalah menjadi kaya tidaklah memecahkan masalah.

Banyak orang kaya sesungguhnya lebih menjerit keras karena jiwa mereka lebih miskin. Ketakutan menjadi miskin mendorong mereka untuk menjadi kaya semakin buruk contoh, seorang dokter, karena menginginkan uang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan lebih baik menaikkan tarifnya. Dengan menaikkan tarifnya membuat biaya kesehatan menjadi lebih mahal bagi setiap orang. Hal itu paling menyakiti orang miskin, maka orang miskin kesehatannya lebih buruk daripada orang yang mempunyai uang. Ketakutan kehilangan uang adalah riil, setiap orang punya rasa takut itu, tetapi bukan ketakutan itu yang menjadi persoalan. Masalahnya adalah bagaimana menangani atau mengatasi ketakutan itu,

Banyak yang secara emosional sangat merana, sedih dan neurotis, meskipun mereka kelihatan kaya dan mempunyai uang lebih. tetapi uang yang lebih banyak kerap kali tidak memecahkan masalah kenyataannya hal itu malah mempercepat masalah. Uang kerap memperjelas kekurangan atau kelemahan manusiawi kita yang tragis kebanyakan orang tidak bisa menyadari bahwa yang penting dalam hidup ini bukanlah berapa banyak uang yang bisa kita hasilkan, akan tetapi berapa banyak uang yang bisa kita simpan. Emosi adalah hal yang membuat kita manusiawi, membuat kita riil. Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa emosi merekalah yang berpikir, dan mengunakan ketakutan dan ketamakan melawan diri mereka sendiri itulah awal dari kebodohan. Kebanyakan orang menjalani hidup mereka dengan mengejar upah, membayar kenaikan, dan keterjaminan kerja karena emosi keinginan dan ketakutan tidak sungguh-sungguh mempertanyakan kemana pikiran yang digerakan emosi itu menuntun mereka. Itu mirip gambar seekor keledai yang menarik sebuah gerobak, dengan si pemilik yang menjuntaikan sebuah wortel persis di depan hidung si keledai. Sipemilik keledai mungkin bisa pergi kemana saja ia suka, tetapi si keledai hanya mengejar sebuah ilusi besok hanya ada wortel lain untuk si keledai. Apa yang mengintensifkan ketakutan dan keinginan adalah kebodohan. Itu sebabnya orang kaya dengan banyak uang sering mempunyai ketakutan lebih besar bila mereka semakin kaya. Uang adalah wortel.

Lalu apakah orang miskin lebih bahagia ?

Jelas tidak, karena menghindari uang itu sama gilanya dengan terikat pada uang. Sebab utama kemiskinan atau masalah financial adalah ketakutan dan kebodohan atau ketidaktahuan, bukan soal ekonomi, pemerintah, atau orang kaya. Contohnya begitu sering seseorang yang tiba-tiba kejatuhan rezeki nomplok misalnya saja warisan, kenaikan upah yang drastis atau menang lotere segera kembali kekesulitan finansial yang sama, bahkan terkadang lebih buruk daripada keadaan sebelum mereka menerima uang itu.

Uang hanya menegaskan pola arus kas yang mengalir dalam kepala kita jika pola kita adalah menghabiskan segala sesuatu yang kita peroleh, kemungkinan sangat besar dalam uang kas akan berbuntut pada kenaikan dalam pengeluaran. karna itu ada perumpamaan, “orang bodoh dan uangnya adalah suatu pesta yang besar”.

Kita semua memiliki potensi yang luar biasa, dan kita juga diberikan ribuan anugerah. Namun satu hal yang menahan kita semua adalah suatu tingkat keraguan diri. Bukan karena terlalu kurangnya informasi teknis yang menahan kita, tetapi karena kurangnya keyakinan diri. kebanyakan dari kita tahu bahwa yang banyak diperhitungkan bukanlah gelar perguruan tinggi atau ranking yang baik. dalam dunia nyata diluar dunia akademis, sesuatu yang lebih dari sekedar gelar jelas dituntut, Yaitu: keberanian, bernyali, pintar, terampil, cerdik, gigih, dan juga lihai dan factor inilah yang akhirnya menentukan masa depan seseorang ketimbang gelar akademis. Perbedaan utama antara orang kaya dan orang miskin adalah cara mereka mengatasi ketakutan itu. kegagalan memberi inspirasi kepada para pemenang. Dan kegagalan mengalahkan para pecundang, ini adalah rahasia terbesar pemenang inilah rahasia yang tidak diketahui oleh para pecundang rahasia terbesar para pemenang adalah bahwa memberi inspirasi untuk menang
kesimpulan.

Sekolah bukanlah jaminan agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari segi finansial akan tetapi sekolah adalah alat untuk mencapai suatu keberhasilan, sekolah tidak menjamin seseorang menjadi kaya sekolah hanyalah sebatas sarana untuk mencapai kekayaan. Dan hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap orang adalah kecerdasan finansial yaitu mengetahui dengan cermat apa, bagaimana, untuk apa uang itu digunakan dan seberapa bergunanya uang itu, karena menjadi seseorang yang kaya bukanlah jawaban dari segala pergolakan permasalahan, menjadi kaya bukanlah jawaban dari keresahan hati karena kekayaan biasanya malah akan menambah permasalahan baru kalau kita tidak bisa menaggulangi setiap keinginan manusiawi kita. Dan itulah sebabnya sangat dibutuhkan nya kecerdasan finasial karena kita sangat membutuhkan sekali mengelola uang kita sendiri agar dapat menjadikannya sebuah aset bukan liabilitas, karena seseorang yang tidak dapat memanagemen keuangannya akan membuatnya terjerat dengan berbagai permasalahan finansial yang akhirnya akan membuatnya menjadi seseorang yang miskin dan kemiskinan akan membawanya kepada kebodohan dan kebodohan akan membawanya kepada kehancuran karena sekali lagi permasalahan ekonomi bukanlah soal pemerintah,politikus,maupun orang kaya akan tetapi permasalahan ekonomi adalah permasalan individu.

Kacamata Kuda


RESENSI BUKU

Penulis      : Ardian Syam

Penerbit     : Amara Books

Cetakan     : I, Juli 2006

Tebal          : 201 hlm

Andrias Harefa (penulis 25 buku laris) dalam endorsment buku ini mengatakan bahwa setiap orang dalam aspek tertentu pastilah memiliki “kacamata kuda”nya masing-masing. Kacamata kuda adalah istilah yang berarti bahwa cara pandang orang umumnya diarahkan oleh orang tua, atasan, guru, dll, seperti kuda yang dipasangi kacamata kuda yang harus tunduk pada arah pandangan yang ditetapkan oleh kusirnya.

Terkadang kita tak menyadari bahwa kitapun memakai kacamata kuda dalam berbagai aspek kehidupan kita, kita terlalu ‘biasa’ menggenakannya sehingga kacamata kuda yang kita kenakan seakan menjadi bagian dari diri kita sehingga tak pernah sedikitpun terbesit untuk mencoba membuka kacamata kuda kita dan melihat berbagai aspek dengan cara pandang baru.

Untuk itulah buku Kacamata Kuda yang merupakan kumpulan tulisan Ardian Syam, penulis kolom di situs Pembelajar.com yang kini bekerja sebagai Bussiness Analyst di divisi I Regional Sumatera, PT. Telekomunikasi Indonesia mengajak pembacanya untuk membuka kacamata kuda-nya dan melihat dengan sudut pandang yang baru.

Buku ini berisi 39 tulisan dalam konteks bisnis, entrepreunership, dan pemasaran yang dibagi dalam enam bab yang masing-masing berjudul : Produsen dan Konsumen, Manajemen Usaha, Pribadi, Produsen dan Konsumen, Lagi, Korupsi, dan Manajemen Usaha, juga.

Pada bab Produsen dan Konsumen antara lain berisi pembahasan mengenai bagaimana hubungan antara produsen dan konsumen dan bagaimana kiat-kiat produsen agar produk-produknya dapat terserap dengan baik oleh konsumen. Dalam artikel yang berjudul Psikografi, dibahas bagaimana sebenarnya pelanggan atau konsumen adalah manusia yang memiliki emosi dan akal sehat, karena setiap produk atau jasa yang tersedia selain harus dipilih berdasarkan akal sehat juga harus mempertimbangkan sentuhan emosi yang diberikan pada konsumen. Di sini penulis memberikan contoh dalam produk mobil-mobil mungil hingga botol-botol shampo dan sabun cair yang saat ini tidak lagi sama bentuknya dalam dengan botol-botol sebelumnya yang berbentuk konvensional. Bentuk produk ini menjadi bagian dari kepedulian produsen terhadap emosi konsumen. Bentuk yang manarik minat berarti bentuk yang menggugah rasa estetika konsumen.

Dalam bab Manajemen Usaha, selain menyajikan bahasan mengenai konsep-konsep manajemen seperti quality time, mitra, budaya dalam organisasi, loyalitas, dll juga dibahas mengenai Seragam. Hal kecil yang setelah dicermati ternyata memberikan pengaruh terhadap manajemen usaha. Penulis berkesimpulan bahwa seragam tidak hanya sekedar menjadi identitas melainkan menjadi uniform. Karena ketika semua orang dalam kelompok tersebut menggunakan seragam, maka hampir tiada perbedaan sikap dan perilaku yang ditunjukkan (hal 191). Hal ini dikarenakan ketika memakai seragam, orang akan cenderung mengikuti perilaku dari teman-teman yang berseragam sama.

Pada Bab Pribadi, dibahas hal-hal yang menyangkut pribadi dalam hal investasi, kesewenang-wenangan, sikap, pengaruh guru, dll. Yang menarik adalah tulisan yang berujudul Investasi, di bagian ini terungkap sebuah penelitian bahwa paling banyak hanya akan ada 6 orang antara kita dengan seorang lain. Dengan kata lain mungkin ada kurang dari 6 orang antara kita dengan Rhenald Kasali. Artinya salah seorang orang yang kita temui mungkin kenal dengan B yang kenal dengan C, C dikenal oleh D, D dikenal oleh E dan E dikenal oleh seorang yang menjadi sahabat Rhenald Kasali. Karena itu penulis menyarankan kita agar selalu bersiap untuk bertemu salah satu dari 6 orang yang akan mempertemukan kita dengan orang yang selama ini kita cari-cari. Caranya dengan selalu melengkapi diri dengan bussines card yang menginformasikan siapa diri kita dan dimana kita bisa dihubungi. Karena siapa tahu orang yang berada di sebelah kita saat kita mungunggu giliran di ruang tunggu dokter, atau seseorang di depan kita yang sedang antri tiket di bioskop adalah orang yang membawa kita pada orang yang kita cari-cari untuk menyukseskan bisnis kita.

Secara keseluruhan, seperti diungkap Edy Zaqeus (editor Pembelajar.com) dalam kata pengantarnya, buku ini akan mengingatkan kita pada gaya penuturan para penulis dalam bidang manajemen dan marketing seperti Hermawan Kertajaya, Rhenald Khasali, Gede Prama, dll. Dimana konsep-konsep majamemen yang aslinya bisa membuat dahi berkerut, di tangan mereka menjadi hal-hal yang mudah dicerna. Ardian melakukan hal yang sama, walaupun tentu saja dengan gaya yang berbeda.

Salah satu yang membuat buku ini berbeda dengan penulis-penulis manajemen lainnya adalah usaha penulis dalam membuat buku ini segar melalui humor-humornya yang menjadi pengantar di tiap babnya.

Jika kita melihat cover buku ini yang berwarna merah dengan ilustrasi kepala kuda yang sedang ‘nyengir’ dan berkacamata, tampaknya sedari awal pembaca diajak menyimpulkan bahwa buku ini bukanlah buku yang ‘berat’. Sayang halaman dalamnya tak didukung dengan ilustrasi-ilustrasi atau karikatur-karikatur segar yang mendukung gambaran bukan buku berat yang dicoba ditampilkan di cover depannya.

Penyajian bab yang unik seperti Korupsi juga menjadi hal yang menarik, di bab ini pembaca akan disuguhkan dengan pandangan-pandangan penulis terhadap praktek korupsi beserta contoh-contoh kasusnya. Entah apa yang membuat bab Korupsi disertakan dalam buku ini, sekilas agak melenceng dari tema utama buku ini yang berbicara dalam konteks manajeman dan pemasaran. Mungkin ini sebuah bentuk kepedulian penulis terhadap praktek korupsi yang sudah menjadi hal yang wajar di negeri ini. Seperti bab-bab lainnya bab inipun menyajikan sudut pandang yang berbeda dan gagasan inopvatif mengenai bagaimana menyadarkan sikap anti korupsi di kalangan kaum terpelajar sedini mungkin.

Setiap tulisan-tulisan dalam buku ini menawarkan berbagai gagasan-gagasan baru yang kreatif dan inovatif. Tips-tipsnya aplikatif sehingga mudah dicerna oleh siapa saja. Walau kasus atau permasalahan yang diangkat mungkin pernah kita dengar, namun secara cerdas Ardian melihat dan memecahkannya dari sudut pandang yang berbeda. Pembaca akan diajak berefleksi dan berkontempelasi lewat tulisan-tulsiannya sehingga pembaca akan mendapat wawasan baru yang mungkin saja akan menginspirasi pembacanya untuk mengembangkankan bisnis yang digelutinya. Selain itu bagi bukan pebisnis ataupun pelaku menajemen usaha, ulasan-ulasan dalam buku ini tampaknya dapat juga diterapkan dalam pengembangan diri pribadi pembacanya.

Secara keseluruhan rangkaian tulisan-tulisan dalam buku ini menarik dan memberi pandangan baru, sayang tulisan yang dikumpulkan dalam rentang waktu 2004 hingga 2006 ini tak menyebutkan sumber-sumber dimana tulisan ini pernah dimuat, apakah semuanya memang pernah dipublikasikan di situs Pembelajar.com ? atau pernah dimuat di media-media lainnya ? Rasanya tak ada penjelasan eksplisit dalam buku ini. Memang bukan hal yang mutlak namun bagi sebuah buku kumpulan tulisan hal ini wajar untuk diungkapkan.

Akhirnya buku ini memang sangat berpotensi dalam membantu membuka wawasan pembacanya dalam memandang masalah dari sisi yang tidak pernah diperhatikan orang, menerobos pemikiran-pemikiran klise, dan yang pasti membuka (dan membaca) buku ini, berarti Anda sedang membuka “Kacamata Kuda Anda”.

Secara keseluruhan, seperti diungkap Edy Zaqeus (editor Pembelajar.com) dalam kata pengantarnya, buku ini akan mengingatkan kita pada gaya penuturan para penulis dalam bidang manajemen dan marketing seperti Hermawan Kertajaya, Rhenald Khasali, Gede Prama, dll. Dimana konsep-konsep majamemen yang aslinya bisa membuat dahi berkerut, di tangan mereka menjadi hal-hal yang mudah dicerna. Ardian melakukan hal yang sama, walaupun tentu saja dengan gaya yang berbeda. Bacalah buku ini dan bukalah Kacamata Kuda Anda!

Sumber: Hernadi Tanzil. http://bukuygkubaca.blogspot.com/2006/10/kacamata-kuda.html#links

 


RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG


Penulis      : Ann Wan Seng
Penerbit     : Hikmah ( PT Mizan Publika) Jakarta
Cetakan     : I, April 2007
Tebal          : 301 halaman

Setelah bom atom Amerika menghunjam Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan jantung kota Jepang tahun 1945, semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang perteknologian, Jepang menjelma menjadi raksasa di atas negara-negara besar dan berkuasa lainnya. Dengan segala kekurangan secara fisik, tidak fasih berbahasa Inggris, kekurangan sumber tenaga kerja, dan selalu terancam bencana alam rupanya tidak menghalangi mereka menjadi bangsa yang dihormati dunia.

Buku ini mencoba menyingkap gaya hidup, gaya bekerja, semangat kerja pasukan, dan prinsip orang Jepang yang membuahkan hasil mengagumkan perekonomian negaranya. Buku ini tak hanya memberi kita teknik dan rahasia bisnis orang Jepang tetapi juga memberi inspirasi agar kita mau berubah.

Ann Wan Seng, pengusaha sukses dan kolumnis ternama di Malaysia. Ia juga penulis buku bestseller Rahasia Bisnis Orang Cina.

Dahulu Jepang bukanlah negara maju yang patut diperhitungkan dan ditakuti di dunia. Tapi siapa yang menyangka bahwa setelah mengalami kehancuran yang dahsyat pada Perang Dunia II dengan dijatuhkannya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang mampu bertahan dan bahkan bangkit dengan kekuatan yang sangat luar biasa menjadi suatu negara maju di kawasan Asia Timur, dan mampu menempatkan negara dalam posisinya dalam jajaran negara-negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Hal ini dibuktikan pada pertengahan era 1990-an, Product National Bruto (PNB) Jepang mencapai US$ 37,5 miliar atau 337,5 triliun rupiah, yang sekaligus menempatkan Jepang pada posisi ke-2 setelah Swiss yang memiliki PNB tertinggi di dunia. Selain itu Jepang merupakan negara yang tidak memiliki utang luar negeri. Jepang dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak kekurangan antara lain dari segi fisik orang Jepang rata-rata berpostur kecil, wilayah teritorial yang sempit, dari segi tata letak geografis negara Jepang terletak di jalur lempeng pergeseran kerak bumi yang berpotensi rawan gempa bumi, sumber daya alam yang terbatas, dan masih banyak kekurangan yang lain. Tapi mengapa negara dengan banyak kekurangan ini mampu bertahan dan bangkit menjadi negara maju didunia? Apa keajaiban yang terjadi?

Jepang adalah negara yang tidak memiliki hasil dan sumber daya alamnya sendiri. Oleh karena itu, Jepang bergantung pada sumber-sumber dari negara lain. Negara tersebut tidak hanya mengimpor minyak bumi, biji besi, batu arang, kayu, dan sebagainya. Bahkan, hampir delapan puluh lima persen sumber tenaganya berasal dari negara lain. Hasil pertanian Jepang adalah yang tertinggi di dunia. Selain itu, Jepang juga mengimpor tiga puluh persen bahan makanan dari negara lain untuk memenuhi konsumsi makanan penduduknya. Namun, di Jepang pertanian masih menjadi sektor utama meskipun telah dikenal sebagai negara industri yang maju. Dengan kondisi tersebut bagaimana atau apa yang menjadi rahasia sehingga Jepang bisa menjadi penguasa ekonomi nomor satu didunia?

Mengapa negara Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Indonesia tidak dapat menjadi seperti Jepang? Apakah karakter bangsa Jepang tidak dimiliki bangsa lain? Padahal, berdasarkan ciri fisik dan keadaan geografis, setengah negara tersebut yang lebih baik daripada Jepang. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan hal tersebut. Objek penelian adalah pada sistem penggajian, etos dan budaya kerja orang Jepang. Pada dasarnya, etos dan budaya kerja orang Jepang tidak jauh beda dengan bangsa Asia lainnya. Jika mereka disebut pekerja keras, maka bangsa Cina, Korea dan bangsa Asia lainnya juga pekerja keras. Namun, mengapa bangsa Jepang yang lebih berhasil dan maju dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya? Semua dijelaskan dalam buku ini.

Dalam sistem pengelolaan organisasi bisa dibilang organisasi Jepang berbeda dengan sistem pengelolaan organisasi yang dianut oleh bangsa maju lainnya seperti Amerika. Perbedaan inilah yang membuat organisasi Jepang menjadi unik tapi banyak dicontoh oleh negara-negara berkembang di dunia. Dalam organisasi Jepang pengelola berawal dari posisi bawahan, oleh karena itu pengelola organisasi Jepang lebih akrab dan memahami bawahannya. Sikap terus terang mengurangi konflik antara pihak pengelola dan bawahan. Tim kerja merupakan pondasi dasar dalam organisasi Jepang untuk membentuk interaksi antara anggota tim dan bawahan. Fakta-fakta menarik yang yang dapat kita amati dari sistem pengelolaan organisasi Jepang antara lain: bangsa Jepang lebih suka mengaitkan diri mereka sebagai anggota organisasi dan perkumpulan tertentu jika memperkenalkan diri daripada memperkenalkan diri berdasarkan asal negara dan keturunannya. Mereka bangga jika dikaitkan dengan organisasi besar dan berprestasi, tempat mereka bekerja. Kemauan bangsa Jepang menjadi hamba organisasinya merupakan faktor kesuksesan negara itu menjadi penguasa besar dalam bidang ekonomi dan industri. Sikap ini ditunjukkan dengan cara mengorbankan pendapat pribadi, masa istirahat, gaji dan sebagainya untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan organisasinya. Sikap ini berbeda dengan bangsa barat yang memberikan ruang sebesar-besarnya kepada anggota organisasi untuk berpendapat dn mengemukakan pandangan. Dalam sistem pengelolaan Jepang ini individu tidak penting jika dibandingkan dengan perkumpulan dan organisasi.

Orang Jepang sanggup berkorban dengan bekerja lembur tanpa mengharap bayaran. Mereka merasa lebih dihargai jika diberikan tugas pekerjaan yang berat dan menantang. Bagi mereka, jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal. Dalam pikiran dan jiwa mereka, hanya ada keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan mencurahkan seluruh komitmen pada pekerjaan. Pada tahun 1960, rata-rata jam kerja pekerja Jepang adalah 2.450 jam/tahun. Pada tahun 1992 jumlah itu menurun menjadi 2.017 jam/tahun. Namun, jam kerja itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata jam kerja di negara lain, misalnya Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun). Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskannya di tempat kerja (hlm.70). Keadaan ini tentu sangat berbeda dengan budaya kerja orang Indonesia yang biasanya selalu ingin pulang lebih cepat. Di Jepang, orang yang pulang kerja lebih cepat selalu diberi berbagai stigma negatif, dianggap sebagai pekerja yang tidak penting, malas dan tidak produktif. Bahkan istri-istri orang Jepang lebih bangga bila suami mereka ”gila kerja” bukan ”kerja gila”. Sebab hal itu juga menjadi pertanda suatu status sosial yang tinggi.

Keberhasilan Jepang mempertahankan statusnya sebagai “Bapak Naga Asia” banyak dibantu oleh budaya kerja dan perdagangan rakyatnya. Agar produk mereka mampu bersaing di dunia Internasional, Jepang tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya, melainkan juga menciptakan berbagai barang lain yang diperlukan konsumen baik ditingkat mikro maupun makro. Sehingga perusahaan Jepang bersedia menghabiskan jutaan rupiah (sekitar 45 persen dari anggaran belanjanya) untuk membiayai penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan inovasi dan mutu produk. Selain itu mereka juga meletakkan kepercayaan dan jaminan kualitas sebagai aset terpenting pemasaran dan perdagangan (hlm.152). Tidak salah beberapa produknya menduduki posisi pertama dan menjadi pilihan konsumen karena lebih ekonomis, bermutu, mudah digunakan dan memiliki berbagai fungsi. Seperti Matsushita yang merupakan contoh terbaik perusahaan yang berhasil memecahkan dominasi dan monopoli perusahaan Barat. Begitu juga Walkman produk Sony yang menimbulkan fenomena luar biasa dikalangan remaja pada era 1980-an. Produk itu juga mencetuskan revolusi baru dalam perkembangan elektronik dan Audio visual.

Sikap patriotisme bangsa Jepang juga menjadi salah satu faktor yang membantu keberhasilan ekonomi negaranya. Bangsa Jepang bangga dengan produk buatan negeri sendiri. Mereka juga menjadi pengguna utama produk lokal dan pada saat yang sama juga mencoba mempromosikan produk made in Japan ke seluruh dunia dari makanan, teknologi sampai tradisi dan budaya. Dimana saja mereka berada bangsa Jepang selalu mempertahankan identitas dan jatidiri mereka.

Minat dan kecintaan bangsa Jepang terhadap ilmu membuat mereka merendahkan diri untuk belajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka menggunakan ilmu yang diperoleh untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan produk Barat demi memenuhi kepentingan pasar dan konsumen. Bangsa Jepang memang pintar meniru tetapi mereka memiliki daya inovasi yang tinggi. Pihak Barat memakai proses logika, rasional dan kajian empiris untuk menghasilkan sebuah inovasi. Namun bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera pasar.

Untuk melancarkan urusan pekerjaanya, orang Jepang memegang teguh prinsip tepat waktu dengan tertib dan disiplin, khususnya dalam sektor perindustrian dan perdagangan. Kedua elemen itu menjadi dasar kemakmuran ekonomi yang dicapai Jepang sampai saat ini. Seperti pahlawan dalam cerita rakyat Jepang, si samurai buta Zatoichi, Jepang harus memastikan segala-galanya, termasuk rakyatnya, senantiasa bergerak cepat menghadapi perubahan disekelilingnya. Jika semuanya berhenti bergerak, maka ekonomi Jepang akan runtuh seperti Zatoichi yang luka dan mati karena gagal mempertahankan diri dari serangan musuh. Karena ia tidak bergerak dan hanya dalam keadaan statis (hlm.292).

Untuk itu, tidak ada alasan bagi Indonesia tidak bisa menjadi seperti Jepang. Indonesia memiliki sumber alam melimpah dari pada Jepang, tenaga manusia murah, infrastruktur yang baik, dan kedudukan geografis yang strategis. Tergantung kemauan, komitmen dan langkah pasti pemerintah serta masyarakatnya dalam mengaplikasikan formula ekonomi yang ampuh tersebut. Jika bangsa Jepang bisa melakukannya, maka tidak ada alasan untuk kita gagal melaksanakannya. Kekuasaan ada ditangan kita dan bukan terletak pada negara.

 

 

The Starbucks Experience


(Lima Prinsip untuk mengubah hal Biasa menjadi Luar biasa)

Pengarang : Joseph A. Michelli
Penerbit     : Esensi Erlangga group
Tebal buku : 233 hal

Dari Asal-usulnya yang sederhana sampai menjadi nama yang identik dengan kopi, Starbucks adalah salah satu perusahaan yang berkembang hebat saat ini. Walau sebagian sejarah awal Starbucks telah diceritakan dalam berbagai publikasi, sedikit sekali yang bisa menggambarkan dengan tepat bagaimana Sturbucks merevolusi industri kopi-dan, dalam proses tersebut, juga mengubah banyak aturan-aturan “konvesional di bidang manajemen”.

The starbucks Experience menelaah kinerja dalam sebuah perusahaan yang telah mengolah suatu produk yang biasa dan mengubahnya menjadi kesuksesan bisnis yang luar biasa. Penelitian ke dalam tubuh Sturbucks ini telah menghasilkan lima prinsip utama yang menjadi landasan bagi kejayaan Sturbucks. Prinsip-prinsip tersebut semuanya berorientasi pada hasil dan bisa sangat kuat ketika diterapkan: Lakukan dengan cara Anda, Semuanya penting, Surprise and Delight, Terbuka Terhadap Kritik, Leave Your Mark

Prinsip-prinsip ini menunjukan bagaimana semangat kewirausahaan dan kemampuan memimpin yang luar biasa dapat mengembangkan sebuah produk atau pelayanan dan bahkan mengubah cara menyajian produk atau pelayanan itu.

Prinsip #1 lakukan dengan cara anda, Kepemilikan materi vs. lakukan dengan cara Anda. Sekarang ini, para pemimpin bisnis menginginkan karyawan mereka terlibat penuh dalam tugas-tugas yang mereka kerjakan.Tidak hanya mengerjakannya dengan baik dan benar. Para karyawan seringkali tidak melihat bagaimana kerja keras mereka dapat membantu kesuksesan perusahaan. Demikian pula, karyawan juga tidak bisa melihat hubungan antara kesuksesan bisnis dengan diri mereka. Biasanya, putusnya hubungan ini terjadi karena kegagalan manajemen senior dalam menunjukkan pada karyawandampak konstruktif yang dapat mereka berikan terhadap orang-orang yang mereka layani.

Seperti kebanyakan perusahaan Starbucks telah bergelut dengan banyak cara untuk mendorong para mitranya agar benar-benar mengeluarka gairah dan bakat yang mereka miliki setiap hari di setiap interaksi di tempat kerja. Mencari keseimbangan antara dua tanggung jawab kepemimpinan yang penting, dan terkadang bertolak belakang. Ini bisa menjadi tugas yang aneh. Namun melalui Prinsip ini Starbucks telah berhasil menciptakan sebuah model unik yang mendorong mitra pada semua tingkatan untuk menuangkan energi kreatif dan dedikasi mereka ke dalam semua yang mereka lakukan.

Tidak ada manajer yang bisa memberitahu karyawannya cara untuk mengeluarkan individualitas mereka sembari berfungsi secara efektif terkait dengan prioritas bisnis: tidak ada pendekatan layanan pelanggan tertulis yang bisa mewujudkannya. Namun para pemimpin di Starbucks telah menyediakan sebuah Struktur yang memungkinkan mitra untuk membenamkan diri mereka sendiri ke dalam pekerjaan, sehingga mereka bisa mengilhami pelanggan dengan cara-cara legendaries. Para pemimpin menyebutnya “Lima Kiat Sukses”: Ramah, Tulus, Perhatian, Berwawasan, Peduli.

Untuk memperkuat konsep-konsep ini, manajemen Starbucks menciptakan sebuah pamphlet yang muat dimasukan ke dalam kantong celemek mitra sehingga cocok jika disebut Green Apron Book (kitab celemek hajau).yang berisi tentang ide-ide konkrit tentang bagaimana menciptakan hubungan yang personal dengan pelanggan dengan cara memberi, dan meningkatkan interaksi pelanggan.

Sementara kebanyakan orang tidak pernah berfikir mengundang tamu kerumahnya hanya untuk dicuekin,banyak pemimpin bisnis yang gagal menanamkan prinsip yang sama kedalam perusahaan mereka. Di Starbuck, “Ramah” adalah cara utama menjadikan kunjungan pelanggan sebagai permulaan yang positif. Hal itu juga merupakan landasan untuk menciptakanlingkungan yang hangat dan nyaman. Keramahan memungkinkan mitra untuk membentuk ikatan dengan pelanggan sehingga pelangganbiasa menjadi pelanggan tetap, dan banyak diantaranya menjadi pelanggan seumur hidup.

Pada manajemen Starbucks, hal-hal tersebut merupakan perhatian utama bagi tiap orang yang menjadi konsumen dari sebuah perusahaan. Manajemen Starbucks mendefinisikan ramah sebagai “menawarkan rasa memiliki pada semua orang” para pemimpin menegaskan bahwa para mitra bisa dan hendaknya menggunakan bakat serta wawasan individual mereka untuk menciptakan sebuah tempat di mana orang-orang merasa bahwa mereka adalah prioritas dan dimana mereka bisa merasakan kegembiraan, setidaknya untuk sesaat.

Prinsip #2 Semuanya Penting Para pemimpin Starbucks paham bahwa kapal kesuksesan mereka bisa tenggelam jika mereka gagal menangani baik komponen-komponen “bawah geladak” (factor-faktor tak terlihat) maupun “atas geladag” (terkait langsunng dengan pelanggan) dalam pengalaman pelanggan.Apapun alasannya, dalam dunia bisnis semuanya penting.ketika anda berfikir ada sesuatu yang tidak penting…bersiaplah untuk menanggung resikonya.

Perhatian terhadap detail dilakukan dengan perencanaan, tidak muncul begitu saja, sebagian kesuksesan Starbucks dikaitkan dengan kemampuan luar biasa para metra dalam memperhatikan detail-detail terkecil yang sangat penting bagi konsumen. Pendek kata, para Pemimpi Starbucks peduli terhadap berbagai hal seperti pentingnya lingkungan fisik, mutu produk, perlunya penyusunan prioritas kerja, pentingnya reputasi perusahaan di dunia luar, dan bahkan budaya yang menyengangkan.

Prinsip #3 Surprise and Delight. Sesuatu yang bisa diprediksi menghasilkan kesenangan pelanggan. Orang-orang senang kalau mereka tahu bahwa sebuah perusahaan akan menyjikan apa yang dijanjikan. Dan meski ada kesalahan, seorang pegawai atau manajer masih bisa menyenangkan pelanggan dengan berusaha lebih keras untuk memperbaiki keadaan. Kesenangan adalah hasil dari komitmen yang teguh untuk menciptakan hubungan pelanggan yang nyaman dan bisa dipercaya.

Prinsip #4 Terbuka Terhadap Kritik. Jangan keberatan jika dikritik. jika tidak benar, Abaikan saja. Jika tidak adil, jangan tersinggung. Jika tidak beralasan, tersenyumlah. Jika terbukti, itu bukan kritik, maka pelajarilah.

Prinsip #5 Leave Your Mark. Dengan mendorong pegawai untuk menjadi sukarelawan/wati, pemimpin bisnis bisa memberikan dampak langsung yang nyata dan berbiaya rendah pada masyarakat sekitarnya. Para eksekutif starbucks mendukung kesukarelawan di semua level, termasuk program “ make your mark”. Konsisten dengan konsep “peduli” salah satu lima kiat sukses yang dijabarkan dalam prinsip 1, Starbucks menantang anggota stafnya untuk meninggalkan warisan mereka sendiri di tempat tinggal mereka. Untuk mendukung hal ini, Starbucks menyediakan konstribusi sebesar 10 dollar per jam, hingga 1000 dollar per proyek, pada organisasi yang memenuhi syarat, di mana mitra nya menjadi sukarelawan/ wait.

KESIMPULAN

Menurut saya sebuah usaha tidak hanya cukup dibangun oleh adanya modal yang besar tetapi niat dari masing-masing orang yang ingin membuka usaha dan juga manajemen yang baik sangat menentukan kesuksesan dari usaha tersebut. Dan Ketika mendapatkan masukan negative dari pelanggan, ketahuilah bahwa anda memiliki kesempatan untuk benar-benar memperkuat hubungan dengan pelanggan tersebut. Dengan pertama-tama berterimakasih terhadap pelanggan dan menghargai kekecewaan mereka…kemungkinan anda akan mampu mempertahankan pelanggan tersebut sekaligus memperoleh masukan berharga untuk memperbaiki bisnis anda.Ketika pegawai melihat bahwa manajemen benar-benar memedulikan masukan positif atau negative mereka juga akan peduli. Ketika mereka melihat bahwa manajemen secara pribadi berkomitmen untuk menghadapi masalah,atau memperkokoh hubungan.Tidak ada satu hal pun di dunia yang tumbuh tanpa melewati rintangan. Terbuka terhadap kritik melibatkan seperangkat keahlian lengkap yang bisa menjadikan bisnis dan individu mampu menciptakan peluang bisnis dan hubungan ketika mereka dihadapkan pada keraguan, gangguan, atau kecurigaan Untuk menangani kritikan dengan efektif, harus membedakan antara orang-orang yang ingin masalahnya diselesaikan atau orang yang hanya ingin mengeluh. Meskipun menghindari kontak dengan pengkritik adaalah hal yang alami, banyak yang bisa diperoleh dengan mengundang mereka ke dalam tahap awal diskusi yang berfokus pada masalah. Ketika Masalah pengkritik teratasi, para pengkritik tersebut bisa menjadi pendukung paling bersemangat.

 

 

New Wave Marketing


Penulis         : Hermawan Kertajaya
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
Tebal             : xiv +306 hal
Kategori       : Marketing
Harga            : Rp. 65.000

Pemanfaatan internet di dunia marketing saat ini semakin optimal. Para marketing semakin terbiasa dengan istilah Facebook, Blog, Web 2.0, Wikipedia, Social networking, mobile marketing dan sebagainya. Lanskap memang sedang berubah dengan cepatnya sehingga perlu juga melakukan pendekatan-pendekatan baru, sehingga jika masih berkutat pada model marketing tradisional, akan sulit bertahan ditengah perkembangan teknologi internet dengan web 2.0 yang semakin canggih.

Hermawan Kertajaya, sang pakar marketing, menangkap dengan cepat perubahan ini dengan melakukan pendekatan marketing dari yang sebelumnya bersifat vertikal menjadi horizontal. Legacy marketing akan tergantikan oleh pendekatan marketing baru yang dikenal dengan sebutan New Wave Marketing. Lewat bukunya ini, Hermawan Kertajaya mengupas mendalam mengenai pendekatan New Wave Marketing sebagai aktivitas low-budget high-impact marketing.

Banyak hal yang bisa kita dapat dari buku ini. Diantaranya kita akan mengetahui 12 C dari New Wave Marketing yang mencakup mulai dari Communication, Confirming, Clarifyng, Coding, Co-Creation, Currency, Communal Activation, Conversation, Commercialization, Character, Caring, dan Collaboration. Buku ini sangat cocok bagi para marketing yang ingin memanfaatkan perkembangan teknologi secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Resensi : Marketing Communication Orchestra


Judul                           : Marketing Communication Orchestra
Penulis                       : Hifni Alifahmi
Penerbit                     : Sygma
Cetakan                     : Pertama
Jumlah hal                  : 288 (termasuk indeks/pengantar)
Jenis Cover               : Soft cover
Dimensi (Lx P)          : 20,8 x 14,5 cm
Kategori                     : Bisnis dan Manajemen Pemasaran
Text Bahasa              : Indonesia

Garis batas antara dunia pemasaran dan komunikasi kini semakin menipis. Definisi pemasaran terkini yang terfokus pada hubungan pelanggan mirip sekali dengan esensi PR yang berupaya memelihara hubungan baik dengan para pemangku kepentingan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, muncul istilah jalan tengah antara pemasaran dan PR: relationship marketing yang berupaya menawarkan manfaat timbal balik.

Esensi komunikasi pemasaran menggabungkan tiga disiplin ilmu dan profesi: strategi, pemasaran, dan komunikasi. Titik sentralnya komunikasi pemasaran stategik, perpaduan antara konsep manajemen strategic sebagai payung dengan pemasaran dan komunikasi yang membentuk Segitiga Emas Komunikasi Pemasaran sebagai model dalam buku milik Hifni Alifahmi ini.

Dua kata kunci dalam buku ini, yaitu orkestra dan harmonisasi menjadi esensinya. Marketing Communications Orchestra: Harmonisasi Iklan, Promosi, dan Marketing Public Relations. Pemakaian istilah Orchestra sudah lama menjadi pertimbangan. Alasan penambahan Marketing Public Relations – selain iklan dan promosi menjadi sub judul – karena buku ini berupaya menyajikan harmonisasi antara ketiganya dengan menampilkan contoh praktis atau kisah sukses yang dikaitkan dengan konsep seputar IMC dan MPR. IMC meracik beragam teknik komunikasi pemasaran sehingga dapat menghasilkan sinergi, Kolaborasi yang diciptakan IMC mewujudkan konsekwensi. Spirit orkestra sangat cocok diadopsi para profesional komunikasi pemasaran, karena kita (pembaca) bisa belajar dari tujuh dimensi orkestra, yakni: astu dirijen atau komando, harmonisasi dengan mengupayakan keselarasan, tematik untuk menghasilkan kesan dan pesan tunggal, berirama, spesifik membidik segmen tertentu, keterpaduan sikap rendah hati dan tidak menonjolkan diri serta apresiasi kepada penonton atau konsumen. Spirit harmonisasi inilah yang mestinya mendorong insan periklanan, pemasaran, dan komunikasi atau PR untuk berkolaborasi, bersikap rendah hati, dan belajar dari konfigurasi pentas orkestra. Buku ini disajikan untuk komunikator dan penting juga untuk mahasiswa komunikasi, seperti saya.

Kelebihan yang ada pada buku Marketing Communication Orchestra ini, ada pada cover yang menggugah, ya walaupun dalam cover gambar tersebut terlihat sosok laki-laki yang sedang memainkan orchestra, tetapi bagian mukanya hanya bibir yang terlihat. Aneh tapi menurut saya itu menarik. Jika dalam pembahasannya, sebenarnya buku ini bagus, tetapi karena saya bukan mahasiswi Public Relation, membaca ½ nya saja sudah menjenuhkan, dan jika berbicara soal kekurangan ya itu tadi, karena saya tidak membaca full (semuanya) jadi saya kurang memahami isi buku ini.

Penjemput Pasar Masa Depan-Putra Sampoerna


Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik. Generasi ketiga keluarga Sampoerna yang belakangan bertindak sebagai CEO Sampoerna Strategic, ini memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan.

Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Sehingga pantas saja Warta Ekonomi menobatkan putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) ini sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005. Sebelumnya, majalah Forbes menempatkannya dalam peringkat ke-13 Southeast Asia’s 40 Richest 2004. Putera Sampoerna, pengusaha Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan perusahaan rokok Sampoerna. Putera merupakan presiden direktur ketiga perusahaan rokok PT. HM Sampoerna itu. Dia menggantikan ayahnya Aga Sampoerna. Kemudian, pada tahun 2000, Putera mengestafetkan kepemimpinan operasional perusahaan (presiden direktur) kepada anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk sebagai Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga Sampoerna (40%) di perusahaan yang sudah go public itu dijual kepada Philip Morris International, Maret 2005, senilai Rp18,5 triliun. Pria penggemar angka sembilan, lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong, dan Carey Grammar High School, Melbourne, serta University of Houston, Texas, AS, itu sebelum memimpin PT HM Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia bermukim di Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga Amerika Serikat.

Dia mulai bergabung dalam operasional PT. HM Sampoerna pada 1980. Enam tahun kemudian, tepatnya 1986, Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan operasional PT HAM Sampoerna sebagai CEO (chief executive officer) menggantikani ayahnya, Aga Sampoerna. Namun ruh kepemimpinan masih saja melekat pada ayahnya. Baru setelah ayahnya meninggal pada 1994, Putera benar-benar mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan dan naluri bisnisnya secara penuh. Dia pun merekrut profesional dalam negeri dan mancanegara untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot kinerja perusahaan. Sungguh, perusahaan keluarga ini dikelola secara profesional dengan dukungan manajer profesional. Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di bursa efek Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan inovasi kreatif. Tidak hanya gemilang dalam melakukan inovasi produk inti bisnisnya, yakni rokok, namun juga berhasil mengespansi peluang bisnis di segmen usaha lain, di antaranya dalam bidang supermarket dengan mengakuisi Alfa dan sempat mendirikan Bank Sampoerna akhir 1980-an.

Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air, yakni rokok rendah tar dan nikotin. Pada 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatif mengenalkan produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild sebagai rokok rendah nikotin dan “taste to the future”, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya. Dia memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya.

Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling sensasional sepanjang sejarah sejak HM Sampoerna berdiri 1913 adalah keputusannya menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International, Maret 2005. Keputusan itu sangat mengejutkan pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam posisi ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4% pangsa pasar rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum. Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Itu pertanyaan yang muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu.

Belakangan publik memahami visi Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Majalah Warta Ekonomi ini ((Warta Ekonomi 28 Desember 2005). Dia melihat masa depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatif dan revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur. Hal ini terungkap dari langkah-langkahnya setelah enam bulan melepas saham di PT HM Sampoerna. Juga terungkap dari ucapan Angky Camaro, orang kepercayaan Putera: “Arahnya memang ke infrastruktur dan agroindustri.”

Terakhir, di bawah bendera PT Sampoerna Strategic dia sempat berniat mengakuisisi PT Kiani Kertas, namun untuk sementara dia menolak melanjutkan negosiasi transaksi lantaran persyaratan yang diajukan Bank Mandiri dinilai tak sepadan. Dia pun dikabarkan akan memasuki bisnis jalan tol, jika faktor birokrasi dan kondisi sosial politik kondusif. ►e-ti/tian son lang, dari berbagai sumber *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Fashion Branding: 7 Jurus Sukses Branding Bisnis


Fashion Branding


Bruno Hasson

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tebal  : 304 halaman

Bisnis fashion sedang bergerak ke arah corporate-based brand sejak Gianni Versace mati dibunuh di depan rumahnya di Miami . Peran desainer utama sebagai sumber citra sebuah brand fashion semakin lama akan semakin dikerdilkan untuk menjamin sustainabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Bisnis fashion juga tengah bergerak dari product leadership ke arah brand leadership yang memberikan daya saing lebih tinggi. Brand fashion tidak perlu seperti dulu: membangun pabrik besar, menggaji ribuan karyawan, dan mengelola semua value chain sendirian. Cukup berfokus pada aktivitas yang memberikan nilai tambah terbesar, yakni BRANDING yang meliputi prinsip-prinsip:
1. Buat LOGO yang STAND-OUT
2. Bangun MlTOS tentang brand
3. Buat KATALOG yang INSPIRATIF
4. Buat EVENT yang MENGGUGAH
5. Gunakan CELEBRITY ENDORSER
6. Jadikan MEMBER sebagai LIVING BRAND
7. Do it YOUR WAY

Bisnis fashion bisa terlepas dari jebakan komoditisasi dan perang harga. Ketujuh prinsip ini cocok diterapkan di industri fashion berformat MLM dan non-MLM. Bahkan, beberapa insight-nya sangat berguna untuk memperkaya strategi branding industri lain karena bagaimanapun harus diakui fashion merupakan salah satu industri yang menjadi “kawah candradimuka” berbagai konsep manajemen dan pemasaran terbaru selain industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

“Buku pertama di Indonesia yang mengupas fashion branding secara lengkap, ‘step by step, dan penuh inspirasi.”
Hermawan Kartajaya
Asia’s Leading Marketing Strategist

“Buku ini lebih dari sekadar buku bisnis. Jarang kita menemukan buku yang begitu inspiratif, yang mampu mengungkap prinsip-prinsip bisnis dengan begitu sederhana, tetapi sangat powerful. Bruno Hasson memberikan blueprint untuk memenangkan persaingan di era flat world.”