Posts from the ‘Franchising’ Category

KONSEP FRANCHISING


dolarKonsep bisnis waralaba (franchise) akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, animo masyarakat Indonesia terhadap munculnya peluang usaha waralaba sangat signifikan. Animo ini terefleksi pada dua cermin yakni : jumlah pembeli waralaba dan jumlah peluang usaha (business opportunity) yang terkonversi menjadi waralaba.

Sistem waralaba mulai di Indonesia dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Dengan melihat di negara-negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang.

1.   

DEFINISI

Franchise adalah suatu system distribusi dimana pemlik bisnis yang semi mandiri (terwaralaba) membayar iuran dan royalty kepada induk perusahaan pewaralaba untuk mendapatkan hak menggunakan merek dagang, menjual barang atau jasanya, dan sering kali menggunakan format dan system bisnisnya.

Menurut David J.Kaufmann definisi franchising sebagai sebuah sistem  pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil(franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah  asistensi franchisor

Menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.

Menurut dictionary of business terms

1. Suatu izin yang diberikan oleh sebuah prusahaan (franshisor) kepada seorang atau kepada suatu perusahaan (franchisee) untuk mengoperasikan suatu retail, makanan atau supermarket dimana pihak franchisee setuju untuk menggunakan milik franchisor berupa nama, produk, servis, promosi, penjualan, distribusi, metode untuk display dll company support.

2.  Hak untuk memasarkan barang-barang atau jasa perusahaan (co’s goods and services) dalam suatu wilayah tertentu, hak tersebut telah diberikan oleh perusahaan kepada seorang individu, kelompok individu, kelompok marketing, pengecer atau grosir.

3. Franchise adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relative baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan, khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen.

2.     

SEJARAH PERKEMBANGAN

Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70-an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia. Setelah itu, usaha  franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Para penerima franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris franchise dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60-an.

Franchise saat ini lebih didominasi oleh franchise rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restaurant cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi franchise sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai franchise generasi kedua. Perkembangan sistem franchise yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan franchise digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya franchise dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis franchise tidak mengenal diskriminasi.Pemilik franchise (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA

 KONSEP FRANCHISE

Menurut Blake & Associates (Blake, 1996), kata franchise berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti bebas. Pada abad pertengahan franchise diartikan sebagai hak utama atau kebebasan (Sewu, 2004, p. 15).
Menurut Queen (1 993:4-5) franchise adalah kegiatan pemberian lisensi dari pemegang usaha (franchisor) kepada pembeli merek usaha (franchisee) untuk berusaha dibawah nama dagang franchisor berdasarkan kon trak dan pembayaran royalti.

European Code of Ethics for Franchising memberikan definisi franchise sebagai berikut (European Code of Ethics for Franchising, 1992, p. 3): “Franchise adalah sistem pemasaran barang dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus menerus antara pelaku-pelaku independent (maksudnya franchisor dan individual franchisee) dan terpisah baik secara legal (hukum) dan keuangan, dimana franchisor memberikan hak pada individual franchisee, dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor” ( Sewu, 2004, p. 5-6).

Menurut Winarto (1995, p. 19) Waralaba atau franchise adalah hubungan kemitraan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen.


Jenis/Bentuk Franchise

Menurut Mohammad Su’ud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek franchise terdiri dari empat bentuk:

1.    Product Franchise

Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari petnernya dengan pembatasan areal.

2. Processing or Manufacturing Frinchise

Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

Suatu bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.

3. Bussiness Format atau System Franchise

Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.

4. Group Trading Franchise

Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:

1. Product Franchise

Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.

2. Manufacturing Franchises

Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat 

suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

3. Business Oportunity Ventures

Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.

4. Business Format Franchising

Ini merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Franchise

Franchising juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah:
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”

“Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.” Selain itu menurut Rachmadi

keunggulan lainnya dari sistem franchise bagi franchisee, antara lain:

1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.

1.    Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran (Rachmadi, 2007, p. 7-8)

2.    Sedangkan kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:
1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.

2. Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras serta tekun.

3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian. (Rachmadi, 2007,p. 9)

Perkembangan minat masyarakat terhadap investasi dibidang bisnis, secara tidak langsung mendorong pertumbuhan franchise yang ada di Indonesia juga semakin meningkat. Beragam jenis penawaran investasi melalui kemitraan (franchise) mendapatkan respon yang cukup baik dari para calon investor. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya berbagai macam produk maupun jasa di pasaran yang saat ini lebih banyak ditawarkan dengan sistem franchise.

Menjalankan bisnis franchise memang sangat menggiurkan. Selain keuntungan yang dijanjikan cukup besar, peluang bisnis franchise masih terbuka lebar dikembangkan dengan manajemen yang benar-benar matang. Sehingga sebagai peluang bisnis, franchise memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bisnis non kemitraan. Beberapa keunggulan pola kemitraan diantaranya masalah permodalan yang cukup jelas, dukungan sistem dan manajemen yang sudah mantap, serta dukungan media pemasaran yang juga tak kalah menarik. Tidaklah heran bila saat ini banyak calon investor yang tertarik menjalankan bisnis franchise, karena pada dasarnya franchise menjadi salah satu alternatif bagi para pemula untuk memulai bisnis dengan mudah.

Meskipun demikian untuk bisa sukses menjalankan bisnis franchise tidaklah semudah yang kita bayangkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha baik yang menawarkan sistem kemitraan (franchisor), calon investor, maupun franchisee (yang membeli kemitraan) sebelum mereka menjalankan usaha.

Apa saja persiapan yang perlu diperhatikan?

Pertama,siapkan diri Anda untuk menjadi seorang entrepreneur. Sebelum menjadi seorang franchisor, calon investor, maupun franchisee, sebaiknya ubahlah pola pikir Anda yang sebelumnya terbiasa menjadi seorang karyawan, beralih ke mindset (pola pikir) seorang entrepreneur yang berani mengambil tantangan sebagai peluang. Siapkah Anda menjadi seorang wirausaha?

Kedua

pelajari segala peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan franchise sebelum Anda membuka kemitraan atau bergabung dengan kemitraan yang ditawarkan franchisor. Sebut saja waralaba harus memenuhi 6 kriteria menurut pp no 42 tahun 2007 yang berisi tentang enam kriteria bisnis franchise atau waralaba beserta persyaratan dalam membuat prospektus penawarannya.

Ketiga,tingkatkan kemampuan Anda untuk berinteraksi dan membina hubungan baik dengan banyak orang. Menjadi seorang pengusaha menuntut Anda untuk selalu berkomunikasi dan bernegosiasi dengan berbagai pihak. Misalnya saja ketika mendelegasikan tugas kepada karyawan, membangun jaringan bisnis dengan calon investor, atau berkomunikasi langsung dengan para supplier dan konsumen.

Keempat,siapkan modal usaha yang cukup. Menjadi seorang franchisor maupun franchisee tentunya membutuhkan modal usaha yang cukup besar. Tidak hanya modal awal untuk memulai usaha saja yang perlu disiapkan, namun setidaknya Anda memiliki dana cadangan untuk mencukupi biaya operasional selama perjalanan usaha. Sebab, sebagian besar franchisor dan franchisee yang mengalami kegagalan adalah mereka yang kekurangan modal ketika berada di tengah perjalanan bisnisnya.

Kelima,jadilah orang yang ahli sebelum akhirnya menjalankan franchise. Saat ini banyak franchisor dan franchisee yang menjalankan bisnis franchise dengan sistem coba-coba, dan bisa dipastikan hasilnya pun tidak dapat optimal. Sehingga tidak sedikit jumlah franchisor dan franchisee yang akhirnya menutup usahanya, karena belum siap menghadapi segala hambatan yang muncul di tengah perjalanan usaha.

Sukses menjalankan bisnis franchise tentunya menjadi impian bagi semua franchisor maupun franchisee. Karena itu sebelum terjun di bisnis franchise, sebaiknya bekali diri Anda dengan beberapa persiapan yang telah kita bahas.

7 Kunci Sukses Mengembangkan Bisnis Franchise

Memutuskan untuk mengembangkan maupun membeli sebuah bisnis franchise ternyata tidaklah seinstan yang kita bayangkan selama ini. Banyak kendala dan hambatan yang sering muncul di tengah perjalanan usaha, sehingga satu demi satu pelaku bisnis franchise mulai berguguran sebelum mencapai kesuksesannya. Tentu kondisi seperti ini tidak ingin Anda alami bukan? Karena itu sebelum memutuskan terjun di bisnis franchise, persiapkan mental, modal dan dukungan manajerial secara matang agar bisnis Anda tidak layu sebelum berkembang.

Kira-kira faktor apa saja yang mendorong perkembangan bisnis franchise, mari kita simak bersama 7 kunci sukses mengembangkan bisnis franchiseyang bisa mengantarkan bisnis Anda menjadi semakin besar dan menguntungkan.

1. Profil dan kinerja franchise

Pertama, buatlah visi dan misi perusahaan besar yang dapat mengantarkan bisnis Anda menuju kesuksesan. Selanjutnya lakukan seleksi calon franchisee secara ketat untuk mencapai visi dan misi tersebut. Sebab, kinerja para franchisee di lapangan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja Anda sebagai seorang franchisor. Semakin banyak jumlah franchisee Anda yang berhasil menjalankan usahanya, maka semakin besar pula penilaian positif dari masyarakat terhadap profil dan kinerja franchise yang Anda tawarkan.

2. Merek

Merek menjadi modal utama seorang pelaku bisnis franchise untuk mengembangkan usahanya dalam bentuk kemitraan. Untuk itu wajib bagi Anda untuk merancang, membangun kualitas merek, dan menjaga citra baik merek

tersebut di depan masyarakat luas. Sebab, keberadaan merek menjadi faktor penting bagi bisnis Anda untuk memikat para konsumen maupun calon franchisee yang tertarik bermitra dengan Anda.

3. Sistem franchise

Selain keberadaan merek, faktor penting lainnya adalah membangun sebuah sistem. Sebelum menawarkannya kepada calon franchisee, sebaiknya ciptakan sistem kemitraan yang benar-benar solid dan tahan banting terhadap tantangan serta persaingan pasar yang semakin pesat. Sehingga bisnis franchise yang Anda jalankan tidak tumbang di tengah jalan, dan jumlah mitra yang dimiliki juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

4. Franchise support

Setelah sistem mulai berjalan lancar, selanjutnya tugas utama franchisor adalah memberikan dukungan penuh kepada para mitranya. Dukungan yang diberikan kepada para franchisee menjadi salah satu strategi bagi Anda untuk meningkatkan loyalitas mereka terhadap peluang bisnis franchise masih terbuka lebar yang dijalankan. Tidak hanya support awal saja yang wajib diberikan seorang franchisor kepada franchiseenya, namun juga support lanjutan selama kerjasama kemitraan tersebut masih berjalan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.

5. Konsumen

Kepuasan konsumen menjadi fokus utama bagi para franchisor maupun franchisee dalam menjalankan usaha kemitraan. Karena itu, upayakan untuk menjaga kualitas produk atau jasa yang ditawarkan agar tingkat kepuasan yang didapatkan konsumen juga ikut terjaga. Bila tingkat kepuasan konsumen meningkat maka peluang yang Anda ciptakan untuk membawa bisnis tersebut menuju kesuksesan semakin terbuka lebar.

6. Penampilan franchisor

Tidak hanya calon franchisee saja yang perlu diseleksi, dalam memilih franchisor pun kita juga butuh kehati-hatian agar tidak salah pilih dalam berinvestasi. Pilihlah franchisor yang benar-benar handal, memiliki dukungan manajerial yang cukup matang, serta memenuhi semua kewajibannya terhadap para mitra dengan baik.

7. Hubungan kerjasama yang baik

Terakhir, faktor pendorong yang paling penting adalah terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara franchisor dan franchiseenya. Setelah kesepakatan kerjasama franchise telah terjalin, maka secara tidak langsung Anda berada dalam sebuah keluarga besar, dimana antar anggota keluarganya memiliki kewajiban untuk saling membantu agar bisnis yang dijalankan bisa mencapai sukses bersama.

9 KESALAHAN

Munculnya beragam penawaran investasi dalam bentuk bisnis franchise, memudahkan para pemula untuk mulai terjun ke dalam dunia usaha. Dengan berinvestasi pada sebuah franchise, para pemula dapat menjalankan usaha dengan pendampingan dari para franchisor. Kondisi inilah yang membuat berbagai peluang bisnis franchise masih terbuka lebar, sehingga para franchisor baru maupun lama saling berlomba menawarkan beragam investasi franchise kepada masyarakat luas yang ingin memulai berbisnis.

Meskipun begitu, sebagai pemula yang ingin menekuni bisnis franchise sebaiknya Anda tidak asal memilih investasi bisnis yang ditawarkan. Tak jarang perusahaan-perusahaan yang menyelenggarakan kemitraan membuat beberapa kesalahan dalam menjalankan bisnisnya. Dan akibatnya banyak bisnis franchise yang tumbang ditengah jalan sebelum mencapai kesuksesannya. Karena itu untuk mengantisipasi resiko bisnis yang mungkin muncul dari kesalahan para franchisor, mari kita pelajari bersama bank yang perlu kita hindari.

Pertama, 

tidak memiliki dana yang cukup besar untuk mendukung perkembangan bisnis franchisee. Pada kenyataannya tidak semua franchisor memiliki dana segar untuk mengembangkan bisnis mereka. Sehingga pengelolaan dan pertumbuhan bisnis harus terhambat karena kurangnya dana segar, dan pada akhirnya bisnis tersebut hanya akan tenggelam di tengah persaingan bisnis franchise lainnya.

Kedua

memilih partner bisnis yang salah. Kesalahan yang sering dilakukan para franchisor adalah tidak selektif dalam memilih partner bisnis atau calon franchisee. Sehingga banyak investor yang sama sekali belum mengerti tentang bisnis, dan belum memiliki pengalaman di dunia franchise bergabung dengan sebuah kemitraan. Akibatnya fokus franchisor untuk mengembangkan bisnisnya hanya akan terpecah, dan waktunya hanya tersita untuk mendampingi para mitranya.

Ketiga

pertumbuhan yang terlalu cepat. Tidak selamanya pertumbuhan bisnis yang terlalu cepat memberikan kesuksesan bagi pelaku usahanya. Bila persiapan kita belum matang dan dukungan manajemen belum bisa maksimal, maka pertumbuhan jumlah franchisee yang semakin besar hanya akan mempersulit posisi Anda sebagai franchisor. Karena masing-masing franchisee membutuhkan pendampingan dan pengontrolan rutin dari franchisornya.

Keempat

belum memiliki cukup pengalaman di bisnis kemitraan. Tidak hanya calon franchisee saja yang masih belum berpengalaman di bisnis franchise, banyak franchisor baru yang menawarkan kerjasama kemitraan dengan sistem coba-coba. Sehingga kemitraan yang ditawarkan belum siap bersaing dengan franchisor lain dan tidak dapat bertahan lama di tengah persaingan yang ada.

Kelima

pemberian bekal training SDM dan SOP yang belum matang. Para calon franchisee membutuhkan pelatihan SDM dan SOP yang benar-benar matang sebelum mereka

menjalankan bisnisnya. Namun pada kenyataannya sampai hari ini masih banyak franchisor yang belum memberikan bekal tersebut secara optimal kepada para franchisee, sehingga kualitas produk yang ditawarkan antar mitra terkadang tidak sama. Dan berpengaruh kurang bagus terhadap citra franchise yang ditawarkan.

Keenam

menawarkan konsep yang belum terbukti. Kebanyakan franchisor terdorong menyelenggarakan kemitraan untuk mengembangkan bisnisnya dengan waktu yang relatif singkat. Motivasi inilah yang sering membuat franchisor melakukan kesalahan, karena mereka hanya fokus mengembangkan bisnisnya tanpa memikirkan konsep bisnis dengan matang. Sehingga ROI (Return of Investment) yang dijanjikan masih belum bisa dibuktikan oleh para mitranya.

Ketujuh

franchisee tidak memiliki dukungan dana operasional yang besar. Kebanyakan fanchisee hanya memiliki dana sebesar investasi yang diminta para franchisor, selebihnya mereka menggantungkan segala kebutuhan bisnisnya dari dukungan para franchisor. Pastinya pola seperti ini menjadi salah satu kesalahan besar para pelaku bisnis franchise, karena bagaimanapun juga franchisee memerlukan cadangan dana untuk memenuhi segala kebutuhan operasional bisnisnya.

Kedelapan

komunikasi yang tidak efektif antara franchisor dan franchisee. Meskipun franchisor sudah mempercayakan bisnisnya untuk dijalankan para mitra, namun sebagai pemilik brand wajib memonitori perkembangan mitra mereka. Biasanya komunikasi franchisor dan franchisee rutin dilakukan pada awal perjanjian kerjasama, setelah itu franchisor dan franchisee jarang berkomunikasi kembali. Terutama bagi para mitra yang memiliki lokasi cukup jauh dari franchisornya, sehingga masing-masing pihak tidak mengetahui perkembangan informasi terbaru dari bisnis yang dijalankannya.

Kesembilan,

tidak memiliki sistem support ditiap wilayah. Pada dasarnya tidak semua franchisor memiliki sistem support (seperti pemegang master franchise) ditiap-tiap daerah. Jadi para franchisee yang berlokasi cukup jauh dengan franchisornya sering tidak terkontrol dan kesulitan dalam mendapatkan support bisnis. Tidaklah heran bila banyak franchisee yang memutuskan kerjasama di tengah perjalanan, karena mereka tidak mendapatkan bantuan dari franchisor ketika mengalami kendala dalam menjalankan kemitraan.

Kiat Sukses Menjadi Mitra (Franchisee) yang Ideal

Dalam sistem franchise (waralaba) keberadaan seorang mitra tentunya menjadi salah satu kebutuhan utama selain modal usaha. Bahkan bisa dikatakan keberhasilan bisnis franchise tidak terlepas dari kiprah dan dukungan para mitra yang bergabung dibawahnya. Hal itulah yang membuat sebagian besar franchisor melakukan seleksi cukup ketat dalam memilih calon mitra, karena mereka tidak menginginkan brand miliknya tercoreng akibat perilaku mitra yang kurang bertanggungjawab.

Memutuskan untuk membeli bisnis franchise bukan berarti melimpahkan semua tanggung jawab kepada franchisor. Karena sebagai mitra Anda pun memiliki kewajiban penuh untuk mengembangkan bisnis tersebut. Berhasil tidaknya bisnis franchise yang dijalankan di setiap lokasi tergantung oleh franchiseenya. Sehingga Anda sebagai seorang franchisee diwajibkan untuk mengikuti sistem kemitraan yang telah disepakati dan menjaga nama baik brand yang ditawarkan.

Lalu, bagaimana menjadi mitra bisnis franchise yang ideal

  • Untuk menjadi franchise yang sukses, sebaiknya mulailah  dengan menyukai peluang bisnis yang akan Anda geluti. Bagaimanapun juga keberadaan passion atau kecintaan kita terhadap suatu bidang akan memudahkan langkah kita untuk menjalankan bisnis tersebut secara optimal. Jika dari awal franchisee sudah menyukai bidang tersebut, maka secara tidak langsung

mereka akan merasa memiliki bisnis tersebut. Sehingga kemungkinan untuk meninggalkan tanggung jawab di tengah perjalanan semakin kecil.

  • Memberikan peran aktif  bagi bisnis franchise yang dijalankan. Meskipun Anda menjadi mitra dari seorang franchisor yang memberikan dukungan dengan total, namun tidak seharusnya Anda menjadi mitra yang pasif dan sangat tergantung dengan franchisor Anda. Karena Anda juga memiliki tugas yang sama untuk mengenalkan dan mengembangkan bisnis tersebut di pasaran. Jadi tidak hanya menginvestasikan sejumlah dana saja, namun juga memberikan tenaga dan pikiran Anda untuk mengembangkan bisnis franchise yang dijalankan.
  • Mengikuti sistem franchisee yang berlaku. Sebagai seorang franchisee, sudah sewajarnya bila Anda mematuhi dan mengikuti segala sistem yang telah ditetapkan franchisor dalam perjanjian kemitraan. Sehingga kerjasama yang terjalin dapat berjalan baik, tanpa ada perselisihan antara franchisee dan franchisornya.
  • Meningkatkan ilmu dan skill di dunia usaha. Sebagai seorang mitra Anda dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan luas di bisnis tersebut. Hal ini penting, karena Anda membutuhkan strategi-strategi jitu untuk mengembangkan bisnis sekaligus membangun image atau citra baik dari merek yang ditawarkan.

Setelah membahas beberapa tips bisnis yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang franchisee ideal, diharapkan dapat memberikan manfaat para pembaca yang tertarik dengan dunia franchise. Jadilah franchisee yang ideal dan jadilah pelaku bisnis yang benar-benar handal. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang mudah, dan mulailah dari sekarang!!!

 KESIMPULAN

1. Bentuk franchise yang merupakan bisnis instant banyak diminati oleh pengusaha Indonesia karena pasar yang sudah tersedia serta beberapa keuntungan dari bentuk franchise itu sendiri seperti bantuan manajerial dan operasional yang diberikan oleh franchisor.

2. Bisnis franchise makanan mempunyai ciri khusus dari produknya sehingga dapat lebih bertahan dari ancaman pasar.

3. Terjadinya pergeseran budaya dari budaya tradisional menjadi budaya modern membantu suksesnya bisnis franchise makanan.

4. Motivasi membeli makanan asing / baru secara keseluruhan sangat tinggi, namun loyalitas merk rendah. Konsumen makanansangat peka terhadap perubahan mutu dan harga.

5. Menu bisnis franchise makanan menjangkau konsumen segala umur dengan berbagai paket menu untuk anak dan dewasa.

6. Kelas sosial tidak menjadi penghambat bagi keberhasilan pertumbuhan bisnis franchise makanan karena bisnis franchise makanan sudah membagi sendiri segmen pasarnya, seperti fine dining restaurant untuk kelas menengah atas, sedangkan fast food restaurant untuk kelas menengah bawah.

7. Bisnis franchise makanan mengantisipasi perubahan gaya hidup. Gaya hidup pasangan muda yang suami istri bekerja, tingkat persaingan didunia kerja yang tinggi menyebabkan tingkat stress tinggi, demikian pula tingkat stress anak yang tinggi akan membutuhkan suasana makan diluar, selain itu kecenderungan didunia kerja adalah makan siang diluar sambil melakukan negosiasi bagi calon mitra kerjanya.

8. Faktor kepribadian yang mulai terbuka terhadap makanan asing membantu keberhasilan bisnis franchise makanan.

9. Sumber daya manusia dengan keahlian yang dibutuhkan banyak tersedia, program pelatihan dari franchisor secara rutin, mendorong tingginya pertumbuhan bisnis franchise makanan.

10. Yang menjadi penghambat majunya pertumbuhan bisnis franchise makanan di Indonesia adalah kemampuan manajerial yang rendah, lalai atau kurang komitmen. Walaupun franchisor memberikan bantuan pengelolaan namun statusnya sebagai konsultan sedangkan franchisee sebagai pelaksana yang dituntut kerja keras.

Secara keseluruhan kondisi yang ada di Indonesia sangat menunjang keberhasilan bisnis franchise makanan.

 LITERATUR

Rachmadi, Bambang.N, Dr. 2007. Franchising. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ekotama, Soryono. 2012. Sepuluh Rahasia Bisnis Franchise. Jakarta: Gramedia Pestaka Utama.

20

Cara Mencari Tahu tempat yang bagus untuk membuat franchise


Ada banyak cararitz17 untuk mencari dimana tempat yang tepat untuk mendirikan suatu usaha yang berbasiskan franchise. Dan tentunya kita pun tidak bisa asal memilih tempat atau lokasi, harus ada indikator-indikator yang harus kita perhatikan. Agar uang kita untuk mendirikan usaha tidak menjadi mubazir.

1. Coba hitung ada berapa banyak orang yang lewat di depan tempat usaha anda, coba hitung saat jam makan siang dan makan malam. Dan jangan juga menganggap kalau orang banyak yang lewat maka akan banyak yang membeli. Anda harus melihat jalan didepan anda memang jalur umum atau bukan. Saya bisa memastika sangat banyat orang yang lewat jalan raya bogor, tetapi kebanyakan cuma numpang lewat untuk menuju tempat kerja mereka. Jadi kalau jalannya jalan besar jurus ini kurang bisa dipraktekan.

2. Kalau anda mau beli ruko yang banyak ruko lagi di kanan kirinya, coba anda lihat dan anda hitung berapa banyak pengunjung yang datang ke ruko sebelah anda. Saya sangat tidak sarankan anda untuk membeli ruko di jalan juanda depok, ruko sangat sepi, dan berposisi depan jurang. Banyak orang yang lewat tempat tersebut, tetapi ya seperti saya bilang tadi, yang lewat hanya orang dari cimanggis menuju margonda atau sebaliknya.

3. Pilih tempat yang “bersih” untuk calon pengunjung melihat tenpat usaha anda, salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi swasta di jalan margonda memilih tempat yang jika anda bukan mahasiswa atau pernah melihat tempat tersebut anda akan kesulitan melihat tempat tersebut, kenapa? Karena pohon yang ada di depan kampus tersebut sangat besar dan sangat menutupi kampus tersebut. Dan beberapa bulan yang lalu ada warung bakso yang ikut-ikutan untuk membuka usahanya di samping kampus tersebut, sory to say, kampus nya saja sudah sulit untuk dilihat, apalagi warung bakso yang kecil. Tapi anda bisa mensiasati nya dengan memasang banner atau baliho yang sangat besar, dan eye catching sehingga kalau ada yang lewat didepan tempat anda akan tau kalau “ada” usaha anda.

4. Coba lihat dan hitung di kota anda ada berapa banyak yang membuka franchise dengan merk yang sama dengan anda, kalau ada toko yang sama di kota anda, maka urungkan niat anda untuk membuka di kota tersebut, tentunya persaingan satu merk dalam satu kota tidak akan efektif dan efisien.

5. Coba lihat usaha yang sejenis dengan anda, misalnya jika anda berjualan mie ayam, apakah pedangan mie ayam yang ada di kota anda ramai atau tidak, ini cara yang mudah untuk melihat apakah animo masyarakat di suatu kota terhadap suatu jenis makanan atau yang lain. Jika saingan anda sudah ramai pembeli, yesss… anda bisa memulai untuk membuka usaha anda, karena anda sudah tau kalau animo masyarakat cukup besar. Tetapi kalau yang sudah ada saja tidak laku ya pikir-pikir lagi ya.

6. Jika anda memilih target pembeli menengah kebawah maka anda bisa memilih tempat di dekat pasar tradisional atau lampu lalu lintas, jika target yang anda pilih adalah menengah ke atas, satu yang pasti adalah, akses untuk mobil, pilih yang mudah mobil untuk parkir saat membeli, karena target menengah keatas cenderung lebih suka dengan parkir yang mudah dan nyaman

tempat tidak terlalu berpengaruh ASALKAN strategi marketing yang sangat creative dan sensasional sehingga calon pelanggan anda akan datang dan mencari anda dimanapun usaha anda didirikan. Anda bisa mengetahu cara-cara marketing yang dapat mendatangkan lebih banyak pengunjung ke usaha anda dengan cara-cara yang sooo simple, anda bisa membaca di klikdisini

Sebelum anda mendirikan usaha anda, anda bisa mencoba cara-cara yang baru saja saya paparkan diatas. Silahkan praktekan, dan sukses selalu untuk anda.

Sumber : http://maksumpriangga.com

Daftarkan Segera Bisnis Waralaba Anda!


Bisnis-FranchiseJika sebelumnya pebisnis waralaba (franchisor maupun franchisee) bisa dengan tenang menjalankan bisnis meskipun usaha tidak terdaftar di Departemen Perdagangan, namun ke depan tidak akan demikian lagi. Pasalnya peraturan terbaru berupa Peraturan Pemerintah (PP) sebagai perubahan PP No.16/2007 untuk waralaba Tanah Air yang rencananya akan diterbitkan pada Juli 2007 akan memuat pokok peraturan tentang penertiban usaha waralaba termasuk dalam hal kewajiban pendaftaran.

Berbeda dengan PP No 16/1997 yang tidak terlalu ketat mengatur tentang kewajiban mendaftarkan usaha waralaba oleh para pengusahanya, pada PP waralaba pengganti PP No.16/1997 tersebut akan memberlakukan kewajiban mengantongi surat tanda pendaftaran usaha waralaba (STPUW) baik untuk franchisor maupun franchisee.

Disinyalir lebih dari separuh pengusaha waralaba tidak mendaftarkan usaha waralabanya ke Depdag. Namun belum didapat data pasti tentang berapa jumlah bisnis waralaba yang terdaftar dan berapa yang tidak. Namun dari 200 lebih pengusaha waralaba asing yang beroperasi di Indonesia misalnya, hanya sekitar 80 pengusaha yang sudah terdaftar.

Padahal jika dilihat proses dalam mendapatkan sebuah STPUW tidaklah sulit. Seperti diuraikan ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar. “Untuk mendapatkannya mudah kok. Prosesnya gampang serta tidak dipungut biaya, dan tidak memakan waktu lama, paling cuma seminggu. Sudah seharusnya pengusaha waralaba memiliki STPUW,” katanya.

Lantas apa keuntungan pengusaha waralaba memiliki STPUW? Secara langsung mungkin pengusaha tidak akan merasakan manfaatnya. Tapi tentunya dengan memiliki STPUW pengusaha akan lebih aman. “Yang pasti kalau ada apa-apa dia (pengusaha yang memiliki STPUW,-Red) akan dilindungi. Kemudian kalau ada pendidikan dan pelatihan bisa diikut sertakan,” kata Anang. Disamping itu biasanya STPUW dibutuhkan jika sebuah usaha waralaba akan mengembangkan usaha ke kota atau daerah lain.

Ingin mengurus STPUW? Caranya gampang saja. Pebisnis di bidang waralaba mempersiapkan dokumen-dokumen yang menjadi syarat, seperti perjanjian waralaba, akta pendirian dan atau perubahan perusahaan, surat ijin usaha perdagangan (SIUP), ijin usaha dari departemen teknis, tanda daftar perusahaan, nomor pokok wajib pajak (NPWP), tempat ijin tempat usaha, bukti legalitas usaha dari pemberi waralaba serta leaflet atau katalog usaha. Jika persyaratan-persyaratan tersebut dilengkapi, maka pebisnis akan dengan mudah mendapatkan STPUW. (SH)

Mempersiapkan Usaha Menjadi Bisnis Franchise


Banyak keuntungan didapat pebisnis dengan jalan mewaralabakan usaha yang dijalankan. Diantaranya usaha semakin terbuka untuk berkembang tanpa harus mengeluarkan investasi dan biaya operasional yang terlalu tinggi karena sudah ditalangi oleh franchisee. Belum lagi peluang untuk mendapatkan franchisee fee dan royalti fee dari franchisee.

Hanya saja tidak gampang menjadikan sebuah usaha menjadi bisnis franchise. Apalagi untuk dapat bersaing dalam skala internasional. Seperti diuraikan dalam sebuah konsultasi waralaba dengan salah satu ahlinya di entrepreneur.com. Meskipun tidak baku secara hukum, namun banyak persyaratan penting harus dipersiapkan.

Pertama dalam bidang legal, pebisnis calon franchisor harus mempersiapkan standar operasional bisnis franchise yang akan dijalankan. Untuk ditawarkan di Amerika Serikat misalnya, sebuah bisnis harus memiliki dokumen bernama Uniform Franchise Offering Circular (UFOC) yang disyaratkan untuk semua perusahaan oleh Federal Trade Commission.

Dalam hal akuntansi, usaha yang akan dikembangkan dengan franchise memerlukan persiapan laporan keuangan yang telah diaudit. Ini merupakan salah satu persyataran dalam masalah legal sebelumnya, dalam arti masalah legal tidak akan terpenuhi tanpa aktivitas ini. Pebisnis disuruh memilih apakah men-set up perusahaan lain untuk mengadopsi sistem yang telah dibuat atau ingin menggunakan perusahaan yang telah dimiliki untuk di-franchise-kan.

Ketiga adalah sistem. Hati dan jiwa dari kesuksesan sebuah bisnis franchise adalah sistem yang dimiliki. Pebisnis butuh untuk mengembangkan dan melengkapi dokumen sistem yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis franchise secara sukses. Pebisnis perlu mengembangkan program training bagi para franchisee agar sukses sebagai operator.

Pebisnis akan butuh membuat perencanaan pemasaran secara formal sehingga para franchisee baru akan menggunakannya untuk men-drive konsumen pada unit-unit mereka.Pebisnis juga butuh untuk mendisain sistem penjualan yang dapat digunakan untuk merekrut franchisee pada perusahaan franchise pebisnis. Di sini lah puncak pekerjaan untuk mendapatkan semua sistem ter-set up dan siap dijalankan. Jika dibutuhkan untuk ini bisa menggunakan jasa konsultan untuk mendampingi.

Mindset merupakan satu yang paling penting dimiliki pebisnis agar berhasil menjadi franchisor sukses adalah memiliki fokus yang bagus dan juga sikap. Pada bisnis pebisnis yang sudah ada, pebisnis adalah bos, memiliki karyawan dan kemungkinan mengerjakan apa yang telah diperintahkan tanpa ada perlawanan. Namun franchisee banyak berbeda dengan karyawan dan yang pebisnis butuhkan adalah membuat yakin untuk tidak memperlakukan mereka seperti karyawan. Franchisor yang sukses menggunakan banyak bujukan untuk mendapatkan franchisee ketimbang mengeluarkan order. Ini tidak cepat dan efisien tapi pebisnis akan menemukan banyak perlawanan dari francisee jika tidak melakukan jalan in

Membeli Bisnis Franchise dari Existing Franchisee


Menjawab sebuah pertanyaan tentang bagaimana membeli bisnis franchise dari pemiliknya yaitu seorang franchisee, berbeda dengan memulai sebuah bisnis franchise baru, Michael H. Seid and Kay Marie Ainsley Managing Directors, dari Michael H. Seid & Associates, LLC seperti tertulis pada artikel msaworldwide.com, memberikan beberapa jawaban.

Terdapat beberapa perbedaan signifikan dan beberapa keuntungan secara potensial membeli bisnis franchise yang telah ada tanpa memulai dari dasar.

  1. Keberadaannya. Tanpa memulai dengan mencari lokasi, membangun tempat, membeli semua furnitur penting, perlengkapan, menemukan penjualan dan membeli persediaan, mencari karyawan untuk direkrut dan sebagainya.
  2. Memiliki sejarah. Semenjak bisnis ada, reputasi pada komunitas dan pelanggan bisnis telah ada. Pebisnis dapat melihat berapa banyak volume bisnis yang telah dilakukan secara historis, berapa banyak pendapatan telah diraih, lebih baik menentukan kebutuhan modal, memahami suasana lokasi dan tren operasi di sana.
  3. Mengetahui biayanya. Ketika membeli operasi yang telah ada, pembeli membeli bisnis berdasarkan atas negosiasi harga yang didasarkan atas aset, cash flow atau beberapa persetujuan lain pada term and conditions. Informasi didukung oleh franchisor pada UFOC hanya dapat mendukung pebisnis, yang terbaik, mengestimasi biaya untuk mengembangkan bisnis tersebut.
  4. Return on Investment (RoI). Dengan lokasi yang baru, bahkan lengkap dengan pengalaman franchisor mendukung pebisnis dengan panduan dan juga riset-riset yang tersedia – ini masih bersifat spekulatif. Dengan lokasi baru tidak ada sejarah.
  5. Lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan. Bank lebih suka pada kenyataan bahwa mereka mendasarkan keputusan pinjaman tidak hanya pada reputasi sistem franchise yang ada, melainkan juga pada performance lokasi operasi bisnis.


Pebisnis masih harus mengerjakan pekerjaan rumah ketika membeli franchise yang telah ada (beroperasi). Bahkan jika informasi secara historis kelihatan solid, pebisnis perlu menggali beberapa informasi lebih, diantaranya:

  • Mengapa franchisee meninggalkan bisnis tersebut
  • Cari tahu jika staf dan manajemen yang masih ada akan tetap di sana. Jika pebisnis menghitung staff yang siap dan terlatih, pebisnis perlu meyakinkan apakah mereka bisa tetap bersama pebisni
  • Cari tahu jika tren bisnis masih sekuat sejarahnya apa tidak. Apakah pasar mengering? Apakah lingkungan mulai berubah? Apakah ada pesaing baru masuk ke pasar yang berdampak pada performance ke depan?
  • Temukan lokasi dan pusat bisnis. Apakah memiliki konstruksi jalan yang akan berdampak pada lokasi bisnis? Akankan ada beberapa perubahan pada penyewa jangkar pusat ritel pebisnis? Apakah pusat manajemen berubah? Jika iya, apakah reputasi pemilik sewa yang baru?

Yakinkan bahwa pebisnis melihat lokasi bisnis seperti baru memulai (fresh). Setelah semua itu, jika bisnis telah sedang mengalami kemunduran untuk beberapa bulan atau terakhir, tidak ada jaminan pebisnis dapat mengalihkan. Jangan membuat kesalahan dari asumsi bahwa pebisnis bekerja lebih giat dan lebih cerdas dari pada pemilik sebelumnya bahwa pebisnis akan memiliki performance yang lebih baik.

Sebagai franchisee baru, pebisnis mungkin akan mengharapkan menerima dari franchisor copy dari disclosure document yang diberikan kepada para franchisee lainnya. Ini mungkin tidak menjadi masalah ketika pebisnis membeli franchise yang telah ada dan pebisnis mengasumsikan perjanjian yang telah ada tanpa ada modifikasi. Semenjalkperjanjian akan ditandatangani sebuah perindahan perjanjiam penjual sederhana, franchisor tidak bolej diminta untuk mendukung pebisnis dengan pre-sale disclosure.

Bagaimanapun, jika perjanjian franchise pada franchisee yang telah ada, pebisnis seharusnya mengharapkan menerima copy dari disclosure document-nya franchisor. Baca perjanjian yang baru dan informasi disclosure secara hati-hati karena bisa berisi biaya dan kondisi sangat berbeda dengan perjanjian yang ditandatangani oleh penjual bisnis dan perubahan ini dapat memberikan dampak besar pada berapa banyak bisnis dalam kenyataannya bernilai.

Jika kritis, dengan segala transaksi franshise, pebisnis menyewa konsultan tertentu yang familiar dengan peraturan. Membeli franchise yang telah ada merupakan peluang besar, tapi ingat, pebisnis masih harus mengerjakan pekerjaan rumah sebelum melakukan pembelian.

Di Mana Mendapatkan Informasi Waralaba?


Beberapa kali redaksi menerima pertanyaan via telepon dan email dari pembaca tentang bagaimana mendapatkan informasi lengkap mengenai waralaba. Bisnis waralaba saat ini memang makin marak di Tanah Air. Waralaba merupakan salah satu format bisnis digemari karena risiko kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru. Namun tidak setiap tawaran waralaba yang ada berarti memiliki prospek baik untuk dibeli. Pebisnis harus cermat dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang objek yang akan dituju.

Berminat menekuni sebuah bisnis waralaba, tak sedikit pebisnis akhirnya menggunakan jasa konsultan di bidang ini dengan tujuan mendapatkan arahan yang tepat dalam memilih dan mempersiapkan bisnisnya. Seiring booming-nya bisnis waralaba di Indonesia, bisnis jasa konsultan waralaba juga berkembang. Di dalam negeri, selain SSA Franchise Consulting dan AK and Partners tempat pakar waralaba Amir Karamoy bernaung, saat ini terdapat International Franchise Business Management dengan salah seorang pentolan konsultannya Burang Riyadi.

Di tempat lain juga ada The Bridge Franchise. Uniknya The Bridge seperti pada website menawarkan jasa konsultasi bagi yang baru tertarik mewaralabakan bisnisnya ataupun bagi yang merasa sulit memutuskan pilihan dalam pembelian waralaba dengan sistem free alias tidak dikenakan biaya. Beberapa konsultan lain diantaranya Frantech Indonesia, Young and Kim Consultant, Benward dan FT Consulting Utomo Njoto.

Berbagai informasi juga bisa didapatkan secara mandiri. Saat ini berbagai bacaan bisa digunakan sebagai referensi. Di samping buku-buku yang menyajikan informasi dan tips seputar bisnis waralaba, berbagai majalah ekonomi hingga yang mengulas khusus tentang franchise sudah beredar banyak di pasaran. Bagi yang suka utak atik internet, juga akan mudah menemukan portal yang memuat informasi dan direktori bisnis waralaba yang ada di pasar. Portal direktori tersebut terutama adalah Waralaba.com.

Kumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum pebisnis benar-benar memutuskan bahwa sebuah bisnis waralaba layak untuk dibeli. Ingat, meski secara umum bisnis waralaba memiliki risiko lebih kecil dibandingkan memulai usaha sendiri, namun tidak semua bisnis waralaba yang ada di pasar layak untuk dibeli. (SH).

Aturan Baru yang Membantu Franchisee


Bisnis waralaba tengah marak di Tanah Air. Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mencatat jumlah jenis produk usaha waralaba lokal yang semakin banyak, mencapai 450 jenis pada awal 2007.

Namun diantara banyaknya jenis usaha yang di-klaim sebagai bisnis waralaba, belum tentu sepenuhnya demikian. Sebagiannya masih dalam bentuk peluang bisnis namun telah dinyatakan secara pribadi sebagai bisnis waralaba. Pemerintah pun berusaha menertibkan bisnis yang terus berkembang ini. Anda salah satu yang tertarik dengan bisnis waralaba? Semoga peraturan pemerintah yang baru (PP No.42 Tahun 2007) memberikan manfaat berarti. Terutama bagi para calon franchisee (pembeli waralaba).

Sesuai peraturan tersebut diharapkan bisnis waralaba yang dijual di pasar benar-benar bisnis yang telah solid dan terbukti layak untuk dikembangkan oleh franchisee (pembeli). PP waralaba pengganti PP No.16 Tahun 1997 tersebut memuat salah satu poin penting yaitu persyaratan bisnis yang bisa diwaralabakan, yang dimuat pada pasal 3. Adapun persyaratannya adalah, bisnis memiliki ciri khas usaha, terbukti telah memberikan keuntungan, memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkesinambungan serta hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar.

Untuk lebih menjamin kelayakan usaha bisnis yang diwaralabakan, pada bagian lain PP ini, franchisor (pewaralaba) diwajibkan memperlihatkan prospektus kepada calon franchisee. Isi prospektus setidaknya memuat data identitas pemberi waralaba, legalitas usaha pemberi waralaba, sejarah kegiatan usahanya, struktur organisasi pemberi waralaba, laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, serta hak dan kewajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba. Tentunya calon franchisee harus menggunakan kesempatan ini dengan baik. Perhatikan secermat mungkin prospektus usaha agar tidak salah dalam memilih.

Peminat baru bisnis franchise juga patut lebih lega karena sesuai peraturan baru tersebut para pewaralaba tidak dapat seenak hatinya menjual kemudian acuh tak acuh lagi dengan waralaba yang telah diserahkan pada franchisee. Pasalnya, masih dalam hal kewajiban bagi franchisor, franchisee wajib diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian dan pengembangan kepada penerima waralaba secara berkesinambungan. Ini tidak sekadar simbol. Sanksi administratif berupa pencabutan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba menanti franchisor yang tidak melakukan pembinaan kepada penerima waralaba sebagaimana dimaksud 8 setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ke-3.

Aturan mengenai pendaftaran juga lebih ketat. Pemberi waralaba wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralaba sebelum membuat perjanjian waralaba dengan penerima waralaba. Bagitu pun untuk franchisee, yang diwajibkan mendaftarkan perjanjian waralaba. Sanksi administratif berupa denda maksimal Rp100 juta dikenakan kepada pemberi waralaba yang tidak melakukan pendaftaran prospektus serta penerima waralaba yang tidak melakukan pendaftaran perjanjian waralaba setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ke-3. Untuk pendaftaran ini pelaku bisnis diberikan waktu 1 tahun semenjak diberlakukannya PP tersebut. Bagaimana, sudah waktunya Anda bersiap-siap terjun ke bisnis franchise? (SH)

Franchise atau Peluang Bisnis?


Banyak pebisnis belum mengetahui tentang perbedaan antara franchise (waralaba) dengan business opportunity (peluang bisnis). Merasa sebuah bisnis sudah cukup sukses, dengan buru-buru diklaim bahwa konsep bisnis yang dijalankan sudah termasuk dalam kategori franchise. Ada pendekatan bisa dilakukan pebisnis untuk mengetahui dengan pasti apakah sebuah bisnis termasuk dalam bisnis franchise ataukah peluang bisnis. Pastinya dengan mengetahui karakteristik kedua jenis bisnis ini.

Beberapa artikel pada sebuah website bisnis, franchise.about.com, menjabarkan tentang bagaimana bisnis franchise dan peluang bisnis biasa dijalankan. Adapun kriteria dasar peluang bisnis diantaranya adalah pembeli peluang (pemegang lisensi), harus mendistribusikan atau menjual barang atau jasa yang ditawarkan licensor (pemberi ijin) atau franchisor (pewaralaba). Disamping itu terdapat perjanjian tertulis antara pemberi ijin dan pemegang ijin.

26 negara saat ini memiliki hukum peluang bisnis yang membatasi penjualan peluang bisnis tanpa menerbitkan disclosure document yang harus mengacu pada yang telah didisain negara. Dokumen tersebut berbeda antara satu negara dengan negara lain.

Batas dari peluang bisnis antara lain, tidak ada merek dagang atau kekuatan merek – pebisnis memiliki kekuasaan bebas untuk menggunakan logo perusahaan, slogan atau memasarkan produk. Tidak ada wilayah eksklusif. Disamping itu bisa saja tanpa ada pelatihan, dukungan dan pemasaran dari pemberi ijin.

Sementara jika dilihat dari tipe pelanggan, peluang bisnis biasanya jatuh pada sebuah kategori sempit dari usaha. Jika Anda merasa membeli sebuah bisnis dalam ‘kotak’, Anda mungkin melihat pada sebuah peluang bisnis. Di atasnya ada daftar pendistribusian dimana Anda menjual produk perusahaan/usaha lain di bawah nama bisnis Anda. Multi level marketing adalah contoh yang sempurna. Kemudian ada peluang “kiosk” seperti menjual keliling mesin, kios kopi di mal. Di sini Anda biasanya diwajibkan untuk membeli persediaan dari pemberi ijin.

Dilihat dari tipe bisnis, dalam peluang bisnis ini bisnis yang telah ada dapat genap membeli peluang bisnis untuk menambah nilai atau mendiversifikasi produk atau jasa yang ditawarkan. Kadang-kadang mengacu kepada ‘Pusat Penambahan Nilai Keuntungan’ yang mensyaratkan investasi minimal tetapi membolehkan pemilik bisnis menawarkan nilai tinggi produk atau jasa di bawah atap yang sama. Contohnya, kenyamanan sebuah tempat belanja yang menawarkan outlet dry cleaning di dalamnya kepada pelanggan.

Beberapa peluang bisnis dikemas dalam bentuk seperti waralaba, tetapi jika Anda mendapatkan pengertian tentang apa itu franchise tentunya akan lebih baik. Waralaba merupakan konsep bisnis yang diciptakan seseorang atau satu tim orang yang dinamakan franchisor, yang memberikan hak kepada seseorang atau disebut franchisee untuk menjual konsep bisnis yang telah terbukti atau barang atau jasa bagus, di bawah sebuah definisi awal kumpulan syarat dan kondisi, atau yang dinamakan dengan sistem.

Hubungan antara franchisor dan franchisee dibangun bersama dengan kotrak yang dinamakan Perjanjian waralaba dengan garis besar hak, syarat-syarat, kondisi-kondisi, restriksi dan yang lain dari sistem secara detil.

Terdapat tiga tipe konsep bisnis yang digunakan konsep waralaba. Ketiganya adalah kedistribusian, lisensi merek, dan format bisnis. Dalam kedistribusian terjadi pemberian hak jual produk induk usaha seperti dealer mobil atau rute menjual keliling mesin.

Dalam lisensi merek, memberikan lisensi hak untuk menggunakan merek induk perusahaan dengan mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Di sini produk atau jasa diwaralabakan dan tidak merupakan bisnis sendiri. Misalnya toko olah raga di sebuah kota kecil diberikan hak eksklusif pada kota mereka untuk menjual produk Nike.

Format bisnis merupakan konsep waralaba yang biasa paling banyak digunakan. Di mana franchisee membeli hak untuk mengoperasikan sistem bisnis yang unik, yang memiliki sejarah pendirian dan track record diciptakan oleh pewaralaba. Dalam pertukaran untuk sebuah struktur penetapan royalti, pewaralaba menyediakan awal dan pelatihan, dukungan penjualan dan pemasaran dan banyak layanan lainnya dan mendampingi untuk membantu kesuksesan bisnis franchisee. (SH)

Bagaimana Awal Memilih Bisnis Franchise yang Tepat?


Ketika Anda telah memutuskan bahwa bisnis franchise telah tepat untuk Anda, bagaimana Anda memilih franchise yang tepat? Untuk memilih apakah tepat bagi Anda dan akan memenuhi mimpi bisnis Anda, Anda harus mengetahui diri Anda, keahlian, mimpi dan aspirasi Anda. Anda harus memulai proses tersebut dengan menganalisis diri. Anda dapat memulai dengan menginvestigasi beragam industri yang menarik bagi Anda.

Ketika Anda telah mendapatkan dalam beberapa industri lebih sempit, pelajari area geografis dan memutuskan apakah di sana ada pasar untuk tipe bisnis tersebut. Jika ia, ikuti sebuah perencanaan riset dan mulai untuk mengontak perusahaan atau usaha waralaba yang Anda percaya potensial di wilayah Anda. Beberapa franchisor yang memiliki reputasi akan mengirimkan informasi luas tentang bisnis mereka tanpa mengenakan biaya.

Setelah menerima informasi tersebut, yang mana yang biasanya diperlihatkan pada surat edaran penawaran, Anda harus membacanya dengan hati-hati. Baca diantara bentuk dan kerjakan penelitianmu. Anda dapat ke perpustakaan, melihat di internet sebaik jurnal profesional, majalah perdagangan, buku referensi, publikasi pemerintah, dan laporan tahunan perusahaan publik.

Cek kantor bisnisnya jika ada, apakah mereka memiliki masalah dengan perusahaan. Dapat juga dengan cara mengontak anggota kamar dagang atau organisasi pengembangan bisnis, siapa tahu mereka bisa menawarkan informasi yang berhubungan dengan riset Anda. Cobalah menentukan apakah bisnis atau usaha yang sedang dipertimbangkan bekerja baik dalam hal kesehatan keuangan, manajemen, reputasi dan prospek pertumbuhan.

Setelah Anda membaca penawaran tertentu, tanyakan pada franchisor daftar-daftar franchisee yang dapat dikontak. Franchisee-franchisee yang ada sekarang adalah sumber daya yang luar biasa dan dapat memberikan anda pengamatan detil bagaimana sesungguhnya bisnis tersebut berjalan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum dan setelah masuk ke dalam bisnis tersebut, dan informasi penting lainnya.

Anda seharusnya mengunjungi toko, dan kantor pusat bisnis untuk melengkapi informasi yang dapat membantu Anda membuat keputusan. Memasang sebuah tim penasihat yang profesional, termasuk pengacara franchise dan akuntan. Mereka dapat membantu menjawab pertanyaan teknis dan akan menjadi sumberdaya yang berguna sepanjang proses riset.

Sumber: Konsultan bisnis globalbx dalam website globalbx.com

Empat Langkah Mewaralabakan Usaha


Ketika Anda telah memutuskan mewaralabakan usaha sebagai jalan memperluas operasi dan kepuasan sehingga Anda akan membuat sebuah franchisor yang sesuai, kemudian mengikuti langkah kebutuhan untuk diikuti, yakinkan bahwa langkah tersebut sukses untuk keduanya, franchisor dan franchisee.

Langkah pertama. Dalam menciptakan sebuah sistem franchise atau waralaba adalah untuk menilai sehat atau tidak sehatnya bisnis tertentu untuk diwaralabakan. Studi kelayakan seharusnya:

  1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis
  2. Menentukan fitur penting pada bisnis yang dapat diduplikasi
  3. Menganalisis perdagangan terakhir untuk menilai apakah bisnis dapat mendukung keduanya yaitu franchisor dan franchisee sebagai kesatuan yang menguntungkan atau tidak

Langkah kedua. Pengembangan Program dan Sistem Franchise

Langkah kedua dalam membentuk sebuah sistem franchise adalah penetapan program franchise yang sesuai. Penentuan langkah ini strategi paling sesuai untuk mengembangkan jaringan franchise. Program franchise termasuk menetapkan term tepat dari penyusuna franchise, termasuk, wilayah, suplai produk, pelatihan dan dukungan, hak dan kewajiban franchisor dan franchisee, biaya franchise dan pengadaan iklan.

Langkah ketiga. Pengembangan dokumentasi franchise

Langkah ketiga melibatkan pengembangan dokumentasi penting bagi sistem. Dokumentasi waralaba khas yang butuh dikembangkan termasuk:

1. Pengoperasian manual

2. Urutan induksi franchise

3. Dokumen profil franchise

4. Dokumen perjanjian franchise

Langkah Empat. Implementasi dan Rekrutmen

Langkah keempat ini mensyaratkan pengembangan strategi yang paling cocok untuk diimplementasikan pada program franchise. Strategi tersebut akan termasuk arahan pada pemasaran franchise dan rekrutmen franchisee yang cocok.

Bagaimanapun, implementasi sistem bukanlah akhir dari proses. Sebagai franchisor area tanggung jawab Anda akan meliputi kesejahteraan, tidak hanya bisnis asli, tetapi dilanjutkan dengan kelanjutan hidup sistem franchise dan franchisee Anda.

Alasan-alasan penting penyebab sistem franchise yang gagal:

1. ketamakan franchisor

2. Miskin seleksi pada franchisee

3. Miskin pelatihan bagi franchisee

4. Kurang pengembangan produk yang berkelanjutan

5. Ekspansi yang terlalu kencang

6. Miskin pengawasan pada performance franchisee

7. Kurang prosedur penyelesaian konflik yang sesuai

Sumber: http://www.franchisecentral.com.au

Harapan dan Peluang dari Pameran Waralaba


“Ini sudah pameran yang kelima kalinya Kami ikuti,” demikian diutarakan Fitri, salah seorang staf accounting di Kiddy Cuts dan Fun Cuts, sebuah bisnis waralaba yang menawarkan jasa salon plus bagi anak-anak. Bicara tentang keikutsertaan bisnis yang bernaung di bawah PT Kiddy Cuts Pratama Indonesia ini, menurut Fitri pameran sangat berguna lebih kepada perluasan image bisnis. Sementara para franchisee lebih banyak yang masuk dari kesempatan tak terduga. Hal senada diungkapkan oleh Meri, marketing dari Shop&Drive. Menurutnya pameran waralaba merupakan ajang yang sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness. Sementara untuk menjaring franchisee butuh waktu yang lebih panjang di luar pameran,mengingat sangat perlu melihat keseriusan calon untuk bergabung. Selama ini menurut Meri, banyak franchisee yang berasal dari customer dan telah melihat sendiri bagaimana bisnis ini memberikan pelayanan kepada konsumen.

Demikian beberapa penuturan para peserta pameran The 5th Year of Franchise and License Expo Indonesia yang berlangsung di Jakarta Hilton Convention Center, dari tanggal 9-11 November 2007 lalu. Kesan lainnya datang dari pengalaman Buana Burger, sebuah business opportunity yang mengaku banyak mendapatkan mitra selama pameran berlangsung. Bagi bisnis yang telah memiliki sekitar 300 mitra tersebut menurut Zainal, bagian marketing Buana Burger, pameran sangat efetif dalam menjaring mitra. Senada dengan pengalaman Unusual Creation, sebuah peluang bisnis (business opportunity) yang menawarkan keagenan produk teknologi dan keamanan. “Pameran sangat berarti menjaring mitra dibandingkan di toko Kami, ujar Lia,” staf marketing Unusual Creation yang bertugas ketika itu.

Ajang pameran waralaba memang satu event yang dinanti para pencari peluang bisnis. Meski Jakarta tengah diguyur hujan, dari pengamatan wirausaha.com, para pengunjung tetap berdatangan dan mengunjungi stan-stan yang ada.

Tentunya para pengujung juga punya harapan dan tujuan mengunjungi pameran. Dari yang berdatangan ke stan wirausaha.com dan waralaba.com, dengan antusias para pengunjung bertanya dan berbagi cerita tentang berbagai peluang bisnis. Selain mencari peluang bisnis yang baik untuk dikembangkan dan mencari mitra bisnis, ada pula yang mencari berbagai informasi yang mendukung bisnis.

Tak hanya pebisnis waralaba, dari depan sebelum masuk pintu utama, tampak sebuah bisnis konsultan waralaba bernama International Franchise Business Management. Tentu saja bisnis yang satu ini menawarkan jasa konsultasi bagi para pebisnis waralaba. Coba bertanya tentang bisnis waralaba bidang apa yang sedang bagus saat ini, Burang Riyadi, salah seorang konsultan di lembaga tersebut mengatakan, bisnis jasa lah yang saat ini sedang bagus pertumbuhannya. “Dalam tiga tahun terakhir bisnis jasa merupakan bisnis waralaba yang bagus pertumbuhannya,” ujar Burang. Ia mencontohkan bisnis waralaba pendidikan, salon dan bengkel sebagai bisnis yang tumbuh signifikan. Sementara bisnis waralaba bidang makanan masih tetap bagus. Hanya saja untuk mendapatkan yang terbaik tentu saja para calon franchisee harus mengetahui beberapa trik khusus, yang rencananya juga akan dibahas dalam workshop dalam pameran tersebut. Jadi, banyak hal bisa didapat dari sebuah pameran waralaba. (SH)

Makin Banyak Pilihan Kredit Usaha Waralaba


Seiring booming-nya bisnis waralaba di Tanah Air, semakin banyak pula bank yang menawarkan kredit modal usaha bagi bisnis tersebut. Meski tak banyak bank yang menyediakan kredit waralaba sebagai produk bernama khusus kredit waralaba, namun dalam kenyataannya bank tak sedikit yang ikut menyalurkan kredit ke bidang ini.

Bank yang secara khusus memiliki produk kredit waralaba saat ini adalah Bank Himpunan Saudara 1906. Namun sebenarnya, meski tidak memiliki produk khusus bernama kredit waralaba bank-bank lain seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Permata juga turut menyediakan kredit ini. Pada periode Januari hingga Agustus 2007 saja misalnya, BRI telah menyalurkan dana Rp8,6 triliun kredit bagi usaha di bidang waralaba. Dalam penyaluran kreditya, ia mengatakan pihaknya tidak membatasi plafon. Alhasil jumlah kredit yang disalurkan pun beragam, ada yang hingga Rp700 juta, namun ada juga yang di bawah Rp100 juta.

Ketertarikan bank membiayai bisnis waralaba tentunya tak terlepas dari profil risiko yang dimiliki bisnis waralaba ketimbang bisnis yang benar-benar baru didirikan. Dengan tetap memberikan beberapa persyaratan kepada nasabah sebagai prinsip kehati-hatian, namun persyaratan yang diberikan untuk kredit usaha waralaba teriblang relatif lebih mudah dibandingkan persyaratan untuk kredit usaha yang baru didirikan.

Kredit waralaba tersedia bagi pewaralaba dan terwaralaba, tergantung bank penyedia. Di Bank Saudara contohnya, seperti tertulis pada websitenya, menydiakan jenis kredit untuk franchisor maupun franchisee. Kredit franchisor ditujukan bagi bagi pewaralaba yang ingin ekspansi usaha yaitu untuk membuka cabang baru milik sendiri atau untuk disalurkan lagi kepada calon franchisee (two step loan). Sementara jenis kedua, jenis kredit bagi franchisee. Kredit jenis ini diberikan langsung kepada calon franchisee, atau franchisee yang ingin menambah cabang (outlet) baru atau menambah franchise baru.

Lantas apa persyaratan yang harus dilengkapi pebisnis? Di Bank HS, ada beberapa dokumen harus dilengkapi oleh calon debitur dari kalangan franchisor. Calon debitur harus menyerahkan data atau profil perusahaan. Termasuk di dalamnya jenis produk/jasa franchisor termasuk perkembangan produk/jasa tersebut. Selain franchisor menyerahkan laporan keuangan, proyeksi perhitungan usaha untuk calon franchisee serta rencana kegiatan usaha. Franchisor yang mengajukan kredit juga harus memiliki legalitas usaha termasuk ijin usaha franchise yang biasa disebut dengan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba (STPUW). Disamping itu telah dilakukan standar operasi usaha dan sistrem manajamen (SPO). Usaha franchise yang dibiayai juga disyaratkan memiliki keunikan dan peluang pasar yang masih besar. Selanjutnya calon debitur kredit jenis ini juga harus melengkapi persyaratan kredit bank pada umumnya.

Sementara persyaratan untuk jenis kredit waralaba bagi franchisee calon debitur disyaratkan telah memiliki rekomendasi dari franchisor, berupa draft kontrak dan proyeksi usaha.

Selain bank-bank di atas, bahkan perusahaan modal ventura juga ada yang mengambil celah kredit untuk industri waralaba ini. Ingin mencoba? Kumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum pebisnis mengajukan kredit. Dengan demikian semoga pebisnis tidak salah pilih bank yang tepat sebagai tempat mendapatkan kredit usaha. Selamat mencoba. (SH)

Membeli dan menjual franchise


Franchise berasal dari bahasa perancis yaitu “franchir” yang artinya dibebaskan dari pemberian upeti ,pajak kepada pihak-pihak yang berkuasa pada abad pertengahan.namun sesuai dengan perkembanganya pengertianya menjadi “pemberian ijin” pemakaian merk dagang.

Franchise adalah sistim distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran (fee) dan bagi hasil (royalty) kepada perusahaan induk (penjual franchise=franchisor) untuk mendapatkan hak menjual produk atau jasa yang umumnya menggunakan format dan sistim bisnis yang sudah standar.

Dalam dunia bisnis istilah franchise atau waralaba adalah suatu pemberian lisensi oleh suatu pihak (perorangan maupun perusahaan )sebagai pemberi franchise kepada pihak lain sebagai penerima franchise untuk berusaha dengan menggunakan merk dagangnya dengan menggunakan keseluruhan sistim bisnisnya.

Franchise merupakan salah satu cara untuk mempercepat ekspansi usaha dalam meningkatkan pasar dan penjualan usaha.Bambang rahmadi seorang Top manajemen Bank Panin rela meninggalkan jabatan bergengsinya untuk memulai bisnis sendiri dengan membeli franchise Mc donald.

Sejarah dan perkembangan franchise

Asal mula franchise dimulai pada tahun 200 sebelum masehi ketika seorang pengusaha cina memperkenalkan konsep rangkaian toko untuk mendistribusikan produk makanan dengan merk tertentu.konsep franchise ini mulai diterapkan sejak 1863 oleh perusahaan mesin jahit singer di Amerika.dan pada tahun 1880 diikuti oleh sejumlah perusahaan mobil,elektrik dan gas.setelah perang dunia konsep franchise berkembang pesat.langkah sukses singer diikuti oleh coca cola pada tahun 1899.lalu franchise dikenal sebagai format bisnis baru pada era 1950-an.di Indonesia franchise dikenal pada tahun 1950-an yaitu munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.lalu pada tahun1970-an franchise tidak sekedar penyalur tapi juga hak untuk memproduksi produknya.

Pada periode tahun 1996-1999 usaha franchise di Indonesia tumbuh sekitar 12,5% ditengah pertumbuhan ekonomi nasional yang dibawah 3%.pada dasarnya semua bisnis bisa di franchisekan misalnya hotel,properti,rumah sakit,studio foto, minimart dapat dikembangkan dengan format franchise.

Di Amerika franchise tren dijalankan pada tahun 1990-an.tahun 1992 usaha franchise mewarnai daratan Amerika .Pada tahun 2000 diperkirakan penjualan sektor franchise mencapai US$ 1 trillion atau 50% dari total penjualan sektor retail.itu artinya 88 juta orang mendapatkan nafkah dari franchise.

Tipe orang yang tidak bisa jadi Franchisee (pembeli Franchise)

Format bisnis franchise harus menguntungkan kedua pihak.oleh karena itu bentuk kerja sama antara franchisee dan franchisor membutuhkan penerapan total terhadap visi dan misi serta nilai bersama yang baik oleh kedua pihak.

Dalam melakukan usaha franchise dibutuhkan personal yang benar-benar ingin meraih keberhasilan .berikut ini adalah tipe-tipe orang yang tidak bisa memulai bisnis franchise.

  • Tipe arogan
  • Tipe keras kepala
  • Tipe tidak realistis
  • Tipe berantakan.
  • Tipe Egois
  • Tipe Pemalas
  • Tipe Panik
  • Tipe Kurang percaya diri
  • Tipe Rakus

Jenis usaha franchise merupakan sistim distribusi produk dan jasayang kuat.sistim ini pertama di ciptakan di amerika dan meluas kesemua negara di dunia.franchise memberi peluang pada pengusaha kecil untuk bertahan dan memperoleh kemakmuran dalam pasar yang kompetitifdengan cara menggabungkan keunggulan kekuatan yang dimiliki jaringan besar dengan inisiatif dan dedikasi pemilik bisnis individu

Kini banyak orang yang tertarik berbisnis franchise sebagai jalan pintas mewujudkan mimpi menjadi wirausahawan.Franchise merupakan alternatif strategi usaha ekspansi paling murah.memiliki usaha sukses ingin membuka cabang baru namun tidak ada modal SDM perusahaan sangat terbatas.sebagai badan usaha para wirausahawan baru

Bahwa franchise mempunyai kekurangan dan kelebihan dibandingkan membangun usaha sendiri.

Bagi Pembeli (Franchisee)

Keuntungan

  • Tidak mulai dari nol semua sudah siap operasional.menghemat waktu persiapan usaha pengalaman dan pengetahuan usaha.
  • Track record usaha sudah terbukti berhasil.
  • Resiko kegagalan bisa dikur
  • Keuntungan dari pembelian skala besar
  • Dukungan dan pelatihan mengenai mutu produk dalam bentuk baku yang telah diuji pasar.
  • Daya tarik merek yang mudah mendapatkan pembeli

Kelemahan

  • Melalui uji pasar selama tenggang waktu tertentu.
  • Harus tunduk pada aturan tertentu dalam kontrak kerjasama
  • Berbagi keuntungan
  • Kurang kebebasan dari segi operasional standar mutu dan batasan pembelian.
bagi penjual (Franchisor)
Keuntungan
  • Bantuan keuangan untuk pengembangan usaha tidak perlu investasi SDM dan distribusi
  • Berbagi resiko dalam pengembangan pasar.
  • Meningkatkan omset penjualan

Meminimalisir resiko kerugian

Jaringan usaha bisa cepat berkembang

2. Kelemahan

  • Tidak bisa langsung menjual
  • Membutuhkan investasi dan waktu yang panjang sebelum layak jual
  • Berbagi keuntungan
  • Resiko brand dan reputasi buruk apabila mendapatkan franchisee yang tidak kompeten..

JENIS-JENIS USAHA FRANCHISE

Jenis –jenis usaha apa saja yang bisa difranchisekan.

  • Cleaning service
  • Binatu
  • Restoran atau kafe
  • Hotel
  • Salon
  • Lembaga pendidikan
  • Service produk
  • Lembaga hukum
  • Otomotif
  • Penerbitan majalah
  • Ritel

Pemilihan nama franchise sering menjadi patokan bagi seorang franchisee dalam memilih brand.orang masih menganggap nama-nama yang berbau asing lebih menguntungkan dari segi jual.

TIPS MEMILIH FRANCHISE

Bila seseorang ingin mempunyai usaha franchise sebelumnya harus mengenal terlebih dulu nama usaha franchise tersebut dengan melakukan riset selain itu tanyakan apakah perusahaan tersebut sudah memiliki jaringan dan apakah perusahaan pusat memiliki kekuatan membeli bahan baku dan bahan pendukung sehingga mampu bernegoisasi diskon partai besar serta kontrak eksklusif.selain itu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih franchise.yaitu:

  • Jenis bisnis
  • Pelatihan /pendidikan kursus
  • Jumlah karyawan
  • Persyaratan inventory
  • Kerentanan terhadap fluktuasi ekonomi
  • Syarat modal untuk membeli
  • Syarat modal untuk memulai
  • Tingkat pertumbuhan
  • Tingkat keuntungan dan kondisi keuangan
  • Lama berada dalam bisnis

Jika tertarik memulai usaha franchise.sebagai calon franchisee maka:

  1. Pilih franchisor yang sistemnya telah berkembang dengan membentuk jaringan yang besar.
  2. Pilih usaha franchise yang nomor satu dalam bidangnya.
  3. Cari tahu lewat literatur mengenai berbagai jenis usaha dan nama pemilik usaha franchise sebagai sumber masukan.
  4. Pilih dengan cermat lokasi yang tepat yang kelak akan mampu mencapai target pasar.
  5. Pilih franchisor yang telah membuat standar untuk fasilitas desain dan konstruksi.
  6. Pilih perusahaan franchise yang mapan.
  7. Para franchisor banyak menghabiskan biaya iklan agar nama,logonya terkenal oleh masyarakat
  8. persiapkan diri untuk mengikuti pelatihan yang ditawarkan franchisor untuk mengatasi hambatan umum.
  9. Pilih franchisor yang memberi dukungan operasionalyang berkesinambungan.
  10. Sebelum mengambil keputusan membeli franchise lakukan evaluasi atas program dan kemampuan dukungan perusahaan.
  11. Kaji lebih jauh yang berkaitan dengan peraturan franchise fee
  12. perusahaan franchise yang sah memiliki kepentingan jangka panjang terhadap kemampuan kontinu unit franchisenya.

Rahasia sukses

Menemukan formula sukses

Berdasarkan data riset di Amerika sejak tahun 1990-an penjualan dan bisnis telah tumbuh sepuluh kali lipat lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi Amerika serikat secara keseluruhan.

Popularitas franchise timbul dari kemampuan menawarkan suatu peluang pada mereka kurang memiliki pengalaman bisnis dan mengoperasikan bisnis dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Rahasia sukses dalam bisnis franchise adalah menemukan formula sukses. Sebagai contoh adalah Restoran cepat saji Mcdonald menggunakan konsep pelayanan yang cepat,tingkat keberhasilan yang tinggi dan suasana keramahtamahan dengan menetapkan standar Mcdonald dengan merancang ulang proses produksi,menciptakan peralatan yang dibutuhkan agar setiap detil produk yang dihasilkan sama persis dengan Mcdonald internasional.

Men-copy untuk mendapatkan keseragaman mutu.

Ciri francise adalah standar mutu dan pelayanan dari produk dan jasa yang sudah laku di pasar.karena itu standarnya harus ada dan rahasia keberhasilan dalam franchise adalah dengan mengikuti formula sukses yang diberikan dengan secermat-cermatnya.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN USAHA FRANCHISE

Kelebihan usaha ini adalah:

  • Mudah dilakukan karena tidak membutuhkan pengalaman bisnis.
  • Franchisee berhak untuk menggunakan hak paten,merk dagang,hak cipta,rahasia dagang,serta formula rahasia franchisor
  • Bentuk usaha franchise mendapat keuntungan dari program riset dan pengembangan yang dilakukan franchisor
  • Kemungkinan terdapat jaminan teritorial untuk memastikan bahwa tidak ada franchisee lain dalam wilayah bisnis terlalu dekat
  • Mendapat keuntungan dari aktivitas iklan semua jenis program promosi.

Kelemahan usaha franchise adalah:

  • Hanya orang yang memenuhi persyaratan finansial tertentu yang bisa menjalankan usaha ini
  • Franchisee(pembeli franchise) tidak bebas menentukan sendiri kebijakan perusahaanya
  • Franchisor bisa saja melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang mungkin mempengaruhi untung rugi usaha.

Suatu keberhasilan dalam usaha tidak hanya dilihat dari keinginan yang kuat bisa menjamin keberhasilan usaha tersebut.perlu bagi franchisee untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinanuntuk memulai usaha franchisesecara mandiri.

Langkah awalnya yaitu dengan menyusun konsep untuk menumbuhkan keinginan membuka usaha franchise.karena akan ada banyak komitmen dan perencanaan yang harus dipilih untuk memulai menjalankan usaha waralaba.

Bisnis franchise akan berhasil apabila franchisor dan franchisee mampu secara jelas memahami dan mendefinisikan kemitraan(brand,produk dan system)sehingga terbentuk pola yang kuat.hubungan dari kedua belah pihak adalah dengan sama-sama mempertahankan citra merek kepada pelanggan.

Seorang franchisor bertanggung jawab untuk mengendalikan mutu,membentuk system operasional dan melakukan ekspansi usaha.sedang franchisee berkewajiban menjual dan memberikan produk pada pelanggan melalui sistem jasa purna jual,melakukan investasi outlet SDM dan peralatan sesuai kebutuhan.

Saling ketergantungan antara kedua belah pihak dalam hal ini pendapatan franchisee.layanan penunjang dari franchisor dan pendapatan franchisor dari royalty merupakan faktor penjamin usaha franchise yang efektif.

KONTRAK KERJA SAMA

Bentuk kontrak kerja sama antara franchisee dan franchisor meliputi:

Bagi pemilik franchise(franchisor):

  • Menyediakan nama perusahaan/merek
  • Menyediakan logo,disain,dan fasilitas yang dapat segera dikenal konsumen
  • Memberi pelatihan manajemen yang profesional
  • Memberikan bantuan yang kontinyu sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam kontrak kerja sama
  • Membangun komunitas usaha bersama
  • Mensupply produk/jasa dan kebutuhan operasional

Bagi pembeli hak franchise (franchisee):

  • Mengotrak paket usaha dengan melakukan investasi keuangan
  • Membayar franchise fee
  • Memelihara hubungan usaha
  • Memelihara kinerja mutu
  • Memelihara paket peralatan yang di beli dari franchisor

KUNCI SUKSES USAHA FRANCHISE

Tujuh belas kunci usaha sukses dalam bisnis franchise adalah

  1. Usaha yang dijalankan merupakan suatu sistim usaha yang bisa diduplikasi yang terbukti sukses.
  2. Memiliki tim manajemen yang kuat
  3. Memiliki modal yang memadai
  4. Memiliki metode operasi dan manajemen yang terbukti dan tidak mudah ditiru pesaing
  5. Menjaga nilainya bagi franchisee
  6. Memiliki program pelatihan yang sistematis
  7. Memiliki staff pendukung lapanga
  8. Memiliki dokumen yang sah yang komprehensif
  9. Usaha yang ditawarkan memiliki permintaan pasar yang terbukti memadai
  10. Memiliki sekumpulan standar dan kriteria pemilihan lokasi yang seragam
  11. Memahami pemahaman yang tepat terhadap pesaing.
  12. Memiliki hubungan dengan pemerintah,pemasok,lembaga keuangan,developer dan sumber daya penting lainya
  13. Memiliki sistim penyaringan dan rekruitmen franchisee
  14. Memiliki sistem pelaporan dan pencatatan yang efekti
  15. Memiliki kemampuan dan fasilitas riset serta pengembangan produk/jasa baru bagi konsumen.
  16. Memiliki sistim komunikasi yang mempermudah dialog terbuka
  17. Memiliki program advertising,pemasaran dan kehumasan di tingkat lokal,daerah,nasional bahkan internasional.

JIKA ANDA INGIN MEMBANGUN FRANCHISE

Setelah anda memutuskan menjalankan usaha franchise lakukanlah beberapa evaluasi untuk memperbaiki kinerja bisnis anda.sebelumnya anda memulai bisnis ini cari pihak yang bisa melakukan penilaian obyektif terhadap perusahaan atau suatu usaha.temui para pemilik usaha yang tengah anda minati.teliti membaca kontrak ,jangan abaikan informasi yang membantu anda dalam membuat keputusan.termasuk kontrak dan dokumen kontrak yang terkait dengan franchise.

Yang terpenting sebelum membuka usaha franchise evaluasi keputusan anda sebelum anda membeli franchise yang masih baru.

Franchise dalam dunia perdagangan dianggap sebagai bisnis yang menguntungkan dan kebal resesi ekonomi.keuntungan lain yang ditawarkan franchise adalah asaha yang dijalankan akan cepat berkembang.semakin banyak perusahaan yang melakukan franchise berarti usahanya akan cepat dikenal masyarakat.

Jadi sistem franchising merupakan sistem yang sangat menguntungkan dalam bidang perdagangan.usaha yang dilakukan pun tidak terbatas pada usaha restoran saja akan tetapi juga tepat untuk produk-produk yang lainya.

PASTIKAN PILIHAN ANDA BERDASARKAN INTUISI

Setelah memutuskan memilih usaha franchise sebagai jalan hidup anda.ada baiknya anda memilih bentuk usaha franchise yang sesuai dengan minat anda dan kondisi keuangan yang anda miliki.

  1. Mengenal bisnis opportunity.

Ada bisnis usaha yangdekat dengan franchise yaitu bisnis opportunity.tetapi dibandingkan franchise, BO( bisnis opportunity) baru memiliki 5 kriteria dari 8 kriteria yang dimiliki franchise.

Perbandingan franchise dengan BO

Bisnis opportunity

  • Belum ada perlindungan hukum yang memadai.
  • Belum ada standard operating procedure.
  • Jam terbang yang masih relative rendah.
  • Memiliki keunikan dan kualitas produk tetapi belum di tunjang oleh pemasaran yang baik.
  • Manajemen organisasinya bersifat semi franchise
  • Tidak harus memiliki cabang usaha yang sukses
  • Belum di tunjang manajemen keuangan dan akuntansi yang baik.

Franchise

  • Memiliki perlindungan hukum yang memadai.
  • Sudah memiliki SOP yang baku
  • Pengalaman usaha diatas 5 tahun sebagai pencerminan kompetensi usaha
  • Memiliki keunikan , kualitas, uniformitas, dan standarasisasi produk.
  • Punya cabang usaha yang terbukti sukses
  • Mampu menunjukkan neraca tiga tahunan
  • Punya strategi pemasaran yang inovatif
  • Memiliki manajemen keuangan dan organisasi yang professional.

Kiat memilih franchise :

  • Pertama, Pilih bisnis franchise pada bidang yang anda sukai agar lebih termotivasi dan bertahan lama.
  • Kedua, Pastikan bahwa franchisor telah mempunyai strategi pemasaran yang solid.
  • Ketiga, Pilih bisnis franchise yang bisa diteruskan kepada ahli waris.
  • Keempat, Carilah franchisor yang memberikan pemantauan kinerja bisnis anda.


Bisnis waralaba


Apa itu waralaba ?

Banyak orang tidak berani memulai bisnis sendiri karena merasa minim pengalaman, dan juga minimnya keuangan yang harus mereka keluarkan untuk membuka suatu bisnis, banyak orang yang berfikir bahwa dengan membuka bisnis atas nama kita sendiri, kita harus memikirkan banyak hal dari mulai tempat, sampai gaji yang harus kita berikan kepada para pekerja nanti.

Bagaiman perasaan anda apabila ada seseoarang yang menawarkan anda sebuah bisnis waralaba dengan produk atau nama mereka yang sudah terkenal? Kemungkinan anda tidak akan berfikir panjang karena mereka menawarkan beberapa keuntungan setelah kita menjalaninya selama beberapa bulan.

Pasti ada cara tersendiri yang bisa membuat kita untung tanpa memulai suatu usaha itu dari nol, yang pasti semua orang berfikir, pasti semua orang yang akan memulai suatu bisnis pertama kali pasti mulai dari nol. Akan tetapi maksudnya disini kita bisa memakai nama yang sudah terkenal di kalangan masyarakat, dan mereka pasti akan dengan mudah mengenalinya tanpa kita harus mempromosikannya ke khalayak ramai.

Membangun usaha dengan pola bisnis waralaba memungkinkan seorang pemula untuk mengetahui banyak hal mengenai usahanya. Jika pemilik bisnis tidak tahu banyak soal bisnis pada awalnya, itu bukan masalah besar karena akan ada guru yang akan membimbing mereka menuju sukses.

Seorang pebisnis memahami bahwa nilai dari sebuah investasi sebanding dengan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itulah banyak sekali alternatif yang dapat kita manfaatkan untuk mewujudkan cita – cita kita semua untuk menjadi seorang pebisnis. Boleh dibilang waralaba itu seperti kalau kita mem – fotocopy satu kertas dan memperbanyaknya. Hasil dari copyan tersebut akan sama jelasnya, walaupun kita copy sampai ribuan kali. Begitu juga dengan waralaba, walaupun kita membuka di beberapa outlet / cabang, pasti akan beruntung, karena kita memakai merek yang sudah terkenal.

Waralaba dalam dunia bisnis terkenal dengan istilah “franchise”, yaitu pemberian sebuah lisensi usaha oleh suatu pihak kepada pihak lain sebagai penerima waralaba. Dengan kata lain, waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada terwaralaba.

Pemberi waralaba biasa disebut dengan pewaralaba dan yang menerima waralaba disebut terwaralaba.

Sekarang ini usaha waralaba banyak diminati oleh masyarakat, selain orang sudah banyak yang mengenalinya, kita hanya mengeluarkan modal Rp 3.000.000 akan tetapi adanya garansi keberhasilannya. Selain itu, masyarakat bisa memilih rentangan modal investasi untuk memulai usaha ini.

Bisnis waralaba

Usaha waralaba ini telah berkembang semenjak tahun 1992, dan terdapat 558.000 usaha waralaba yang sudah ada di Amerika Serikat. Dan pada tahun 2000 usaha ini mencapai 1 triliun dolar AS.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia ( AFI ), Anang Sukandar mengungkapkan, usaha waralaba di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sejauh ini terdapat sekitar 270 usaha waralaba asing dan lebih dari 50 usaha waralaba lokal di Indonesia. Orang – orang melihat bahwa usaha waralaba adalah salah satu jalan alternatif bisnis yang sangat menggiurkan untuk dimasuki.

Waralaba merupakan jalan yang paling mudah, bila semua usaha mulai dari nol, maka kita berhadapan dengan resiko kerugian besar karena harus melalui trial & error yang meningkatkan resiko gagal.. Sedangkan waralaba resiko kerugian investasi dapat diturunkan menjadi 15 persen saja.

Waralaba lokal

Apabila kita tertarik untuk memulai bisnis ini, dan siap menggunakan nama produk orang lain dengan baik, akan tetapi kita tidak perlu khawatir karena pewaralaba akan memberikan pengayoman kepada terwalaba secara intensif, dari mulai cara pengaturan manajemennya sampai akses yang akan mereka pakai selama mereka membuka bisnis ini. Dan mendapatkan pengetahuan tentang sistem bisnis serta pelatihan karyawan. Di Indonesia, waralaba mulai berkembang pada 1950 – an dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi atau menjadi agen tunggal pemilik merek.

Menurut para pelaku usaha waralaba, seperti pemilik Ayam Bakar Wong Solo Puspo Wardoyo, pengusaha perlu memperhatikan dengan cermat keinginan para konsumen, jika itu sudah terlaksana oleh para pebisnis yang pasti seorang pebisnis itu akan mendapat keuntungan.

Kini peluang untuk berbisnis waralaba sudah ada di depan mata. Tinggal bagaimana kita mencermati kemungkinan peluang bisnis model ini. Tambahan tips, menurut Bambang Rachmadi, pemilik McDonald’s Indonesia, sebaiknya ukuran bangunan seperti restoran jangan terlalu besar. Sebab, kalau terlalu besar maka ruangan akan terlihat kosong.

Tantangan terbesar dari setiap usaha yang dijalankan adalah keberanian dan kemauan yang ulet untuk melaksanakannya. Dan tantangan sesungguhnya, kata sejumlah usaha waralaba sukses, terletak pada diri sendiri.

Nilai lebih bisnis waralaba

Dengan kelebihan yang ditawarkan bisnis waralaba, bisnis ini akan menjadi sebuah trend menarik yang sekarang makin marak. Beberapa kelebihan bisnis waralaba yang menjadi ukuran bahwa bisnis ini sangat diminati diantaranya :

· Risiko kerugian usaha lebih kecil

Pada dasarnya tidak ada bisnis tanpa resiko. Selalu ada kemungkinan rugi yang mau tidak mau harus Anda hadapi. Tetapi dengan membangun bisnis waralaba Anda meminimalisir kemungkinan kerugian yang akan diderita. Karena Anda mulai sebuah bisnis dengan sistem yang sudah teruji bagus. Artinya garansi keamanan investasi dijenis usaha ini sangat menjamin.

· Tidak dibutuhkan pengalaman khusus dari terwaralaba

Sebagai pihak yang terwaralaba, Anda akan dilatih menjalankan usaha tersebut. Biasanya perusahaan pewaralaba memiliki sistem pelatihan berkala. Jika Anda membeli waralaba di bidang makanan, Anda akan dilatih bagaimana memasak yang benar, apa resep makanan yang enak, bagaimana cara menghidangkan makanan yang baik

Bila terwaralaba merasa minim pengetahuan dasar dan bingung mengoperasikan usahanya, pihak pewaralaba menjadi mitra yang siap memberikan bimbingan konsultasi, pendidikan dan program pelatihan yang diberikan terus menerus.

· Memiliki hak usaha penuh

Pihak terwaralaba memiliki hak atas beberapa aspek dari pihak pewaralaba. Termasuk nama, merek dagang, rahasia bisnis, serta proses formula, dan resep milik pewaralaba. Jika ada beberapa hal yang ditutupi oleh pewaralaba, sebaiknya Anda berfikir ulang mengenai kerjasama itu.

· Mendapat keuntungan dari program riset dan pengembangan dilakukan perusahaan.

Karena terwaralaba adalah bagian dari perusahaan pewaralaba, Anda memiliki keuntungan tersendiri karena tidak perlu melakukan riset untuk mengembangkan bisnis.

· Jaminan teritorial daerah bisnis

Diantaranya adalah mengenai lokasi. Mereka ini, pihak pewaralaba menetapkan beberapa tempat dengan syarat tertentu yang boleh didirikan usaha sejenis. Dan antara satu cabang dengan cabang lain jaraknya tidak berdekatan. Masing – masing cabang punya daerah kekuasaannya.

· Mendapat keuntungan dari promosi

Aktifitas iklan dan semua jenis program promosi oleh perusahaan memberikan keuntungan lain bagi terwaralaba. Umumnya perusahaan pewaralaba berani memasang iklan di media massa dan bahkan di televisi.

Pembiayaan waralaba

Satu masalah besar yang dihadapi calon franchisee adalah memikirkan bagaimana mendapatkan biaya awal. Pengaturan terbaik adalah mencari perusahaan waralaba yang memberi bantuan finansial. Karena seorang calon terwaralaba paling tidak harus menyiapkan modal sekitar 2 juta sampai 400 juta rupiah.

Perusahaan waralaba yang menginginkan semua pembayaran dilakukan di muka harus diwaspadai. Ini adalah tanda bahaya bahwa perusahaan tersebut lemah keuangannya dan biasanya beresiko lebih besar.

Anda harus melakukan sendiri penyelidikan yang mendalam terhadap peluang waralaba sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian hak waralaba tersebut.

Cara memilih bisnis waralaba

Ada beberapa kiat yang perlu Anda ketahui ketika hendak memilih waralaba :

· Dapatkan informasi lebih banyak mengenai perusahaan pewaralaba

Carilah informasi ke beberapa outlet mereka yang berkembang bagus dan yang hidup enggan mati tak mau dan jangan terjebak pada informasi singkat yang menggiurkan.

· Lihat produk dan sistem pengembangan usahanya

Anda harus pintar – pintar memilih produk mana yang banyak diminati oleh orang – orang, akan tetapi banyak dari orang – orang yang memikirkan soal perut. Jadi produk makananlah yang banyak diminati oleh orang – orang.

Kemudian apabila anda telah mendapatkan hak tersebut, Anda harus berusaha untuk mengetahui pengembangan usahanya. Dengan meneliti ke outlet – outlet yang kecil terlebih dahulu dan bagaimana mereka bisa membuat restoran mereka laris walaupun dengan bangunan yang kecil dan juga dengan membedakan dengan restoran yang besar akan tetapi tetap banyak pengunjungnya. Anda harus mengetahui semuanya agar bisa Anda terapkan di tempat Anda.

· Pilih bisnis waralaba pada bidang yang Anda minati

Seseorang yang tidak menyukai bidangnya cenderung bekerja setengah hati ini berakibat buruk terhadap hasil usaha.

· Pastikan bahwa pewaralaba telah mempunyai strategi pemasaran yang solid

Bila Anda telah memutuskan bahwa waralaba adalah pilihan bisnis yang tepat untuk Anda, salah satu keputusan pertama yang harus diambila adalah mengidentifikasi konsep usaha dan franchisor yang tepat bagi Anda. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan adalah :

  1. Jenis pekerjaan
  2. Pelatihan/Pendidikan khusus
  3. Jumlah karyawan
  4. Suplai produk
  5. Kerentanan terhadap Fluktuasi Ekonomi
  6. Syarat modal untuk memulai
  7. Tingkat pertumbuhan jumlah unit
  8. Tingkat keuntungan dan kondisi keuangan
  9. Cakupan jaringan waralaba
  10. Bantuan pemilihan lokasi
  11. Pelatihan usaha dan karyawan
  12. Dukungan operasional yang berkesinambungan

Kunci sukses

Ada beberapa poin penting yang harus dimiliki sebuah perusahaan sebagai usaha waralaba untuk bisa berkompetisi

  • Memiliki tim manajemen yang kuat serta terdiri dari karyawan, manajer dan direktur
  • Sebagai pewaralaba harus memiliki modal yang memadai untuk memulai dan mengembangkan program waralaba
  • Memiliki identitas dagang yang khas, unik, berbeda dengan usaha sejenis lain dan harus dilindungi oleh hukum.
  • Ada quality coontrol yang jelas dibidang administrasi
  • Memiliki program pelatihan yang sistematis dan aplikatif bagi para terwaralaba
  • Memiliki kemampuan dan fasilitas riset dan pengembangan produk dan jasa baru bagi konsumen secara kontinyu.

Keuntungan bisnis waralaba kecil

Sekarang tidak perlu modal besar untuk memiliki usaha waralaba karena banyak tawaran dengan modal di bawah Rp 100 juta. Keuntungan yang ditawarkan pun cukup menggiurkan. Bahkan investasi yang dibutuhkan cukup dengan modal Rp 2,5 juta, Anda sudah memiliki waralaba.

Anda bisa membeli waralaba Red Crispy dengan investasi di bawah Rp 10 juta atau tela – tela 77 dengan investasi di bawah Rp 5 juta. Disamping tela – tela 77, bisnis waralaba makanan yang tidak terlalu besar menguras kocek adalah Crepes & Coins. Camilan CC dengan enam rasa ini produk Bogasari. Dengan modal Rp 30 juta, investor CC akan mendapatkan beberapa fasilitas. Gambaran omzetnya kira – kira Rp 18 – 27 juta / bulan. Dengan harga jual CC dipatok Rp 10 – 15 ribu/ potong kue.

10 peringkat perusahaan waralaba yang berkembang pesat berdasarkan hasil pooling :

  1. Indomart (Framchise Mini Market)
  2. Alfamart (Franchise Mini Market)
  3. ILP (Franchise Kursus Bahasa Inggris)
  4. Multiplus (Franchise Business Center)
  5. My Salon (Franchise Salon)
  6. Primagama (Franchise Lembaga Pendidikan)
  7. ERA (Franchise Broker Properti)
  8. Raywhite (Franchise Broker Properti)
  9. Edam Burger (Franchise Burger)
  10. Medicine Shop (Franchise Apotik)

Daftar bisnis waralaba

1. Bidang Makanan Delavia

Jenis usaha : Burger Counter, Kebab, Hot Dog Crepes Island

Nilai investasi : Rp 18,5 jt – 49,5 jt

Alamat Kantor : Bogasari Baking Center

Telepon : +6221 439 20126, 4301048

Contack Person : –

Jenis usaha :

2. KESEHATAN DAN PERAWATAN

APOTEK – K24

Tipe/Jenis Waralaba : 24 hours Pharmaceutical outlet

Cabang outlet : 9 outlet di 4 kota. Jogjakarta, Semarang, Surabaya.

Franchise fee : Rp 60 jt / 6 thn

Royalti Fee : 1,2% / bln

Alamat Kantor : PT. K – 24 Indonesia

Jl. Magelang, karangwaru kidul

PR24 Yogyakarta

Telepon : 62 274 542024 – 088824 30910

3. BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUN LANGUAGES

Jenis Usaha : Pendidikan Bahasa

Nilai Investasi : Sekitar Rp 50 juta

Alamat Kantor : PT. Fun Languages International

Telepon : 021 – 236658

4. BIDANG RETAIL ( Minimarket & Supermarket ) ALFAMART

Jenis Franchise : Mini Market

Nilai Investasi : Rp 45 Juta

Alamat Kantor : PT Sumber Alfaria Trijaya, Jl MH Thamrin

No 9 Cikokol Tangerang

Telepon : 62215559776, 55555966

M. PHOTO BOX

Jenis Usaha : Photo Box Instant

Nilai Investasi : Sekitar Rp 45 Juta

Alamat Kantor : PT. Modern IndoLab

Telepon : 021 – 3457777

APA KATA MEREKA MENGENAI BISNIS WARALABA?

Pada beberapa kesempatan penulis mencoba menjalin komunikasi dan berbincang ria seputar waralaba dengan beberapa narasumber yang cukup kompeten. Nah apa saja kiat atau anjuran resep sukses mereka?

Mari kita simak beberapa petikan pengalaman berikut ini.

Utomo Njoto( Senior Franchise Consultant FT CONSULTING)

“ Pak Utomo banyak masyarakat kita yang bingung, bagaimana memulai usaha waralaba. Bisa diceritakan sedikit?”

“ Memulai usaha waralaba sebagai pewaralaba tidak ada rumusan baku. Yang penting profitnya OK, kemudian bisa ( cukup untuk ) dibagi dengan pihak lain ( terwaralaba )”

“ Berapa tahun biasanya sebuah usaha baru memungkinkan untuk diwaralabakan?”

“ Bagi saya 1 tahun sudah bisa dibuat, hanya saja harus hati – hati sekali. Ada konsultan lain yang maunya 3 tahun. Kalau pengalaman 3 tahun memang lebih kelihatan polanya, dan biasanya sistem juga sudah cukup baik. Meski begitu, calon terwaralaba tetap harus hati – hati dalam memilih.”

Belajar dari Pengalaman Para Pengusaha Waralaba

Kemudian Anda juga bisa belajar dari pengalaman para pemilik waralaba, bagaimana mereka memulai usahanya dari awal hingga menggunakan konsep waralaba dan mengembangkan usaha ini ke pelosok nusantara. Saya pikir ini sangat baik untuk Anda sebagai gambaran awal jika hendak terlibat di usaha ini.

LUCKY CREPES

Ada lagi cerita sukses waralaba Lucky Crepes yang dimiliki oleh tiga orang. Walaupun tidak mengadopsi sistem waralaba murni, keberhasilan mereka boleh diacungi jempol.

“ Bung Sulis, Anda adalah salah satu orang yang berkecimpung di usaha jenis ini, saya perlu bantuan Anda untuk beberapa hal yang berkaitan dengan bisnis waralaba. Apa konsep utama bisnis Anda?”

“ Sebenarnya kita tidak menerapkan sistem waralaba murni. Konsep yang kita tanamkan adalah kemitraan, ini untuk lebih mempermudah mitra kita supaya mereka tidak dibebankan oleh royalti dan franchise fee yang cukup mahal. Kami menggagas konsep ini bertiga.”

“ Apa cerita menarik ketika Anda memulai usaha Lucky Crepes?”

“ Pengalaman menarik sangat banyak kita hadapi, baik dalam suka maupun duka ketika mengembangkan bisbis ibi dan selalu berinovasi supaya menjadi semakin lebih baik.”

Perhitungan

Investasi

Biaya kemitraan dan lain – lain,

Rp 5.500.000

KEUNTUNGAN PENJUALAN

Dengan asumsi penjualan 80 Crepes per hari

@ Rp 1.700 = Rp 3.400.000

di mana bahan baku crepes

@ Rp 750 = Rp 1.500.000

Maka Keuntungan Penjualan

= Rp 1.900.000

BALIK MODAL

Return Of Investment kurang lebih 5,5 Bulan.

Asing masih mendominasi


Perkembangan dan potensi usaha waralaba di Indonesia sangat menggiurkan. Tapi asing masing mendominasi.

Usaha franchise di Indonesia mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan. Data yang ada menyebutkan, usaha franchise dan busieness opportunity tahun 2004 sebanyak 166 usaha. Satu tahun berikutnya (2005) angka tersebut melonjak tajam menjadi 273 usaha atau mengalami kenaikan sekitar 60%, yang sepertiganya menawarkan jenis franchise.  Jika dihitung rata-rata, baik lokal maupun asing, pertumbuhan usaha franchise mencapai 10,3%.

Tahun ini (2006)  usaha franchise dan busieness opportunity menunjukkan gairah yang juga menggembirakan. Indikatornya bisa dilihat dari setiap pameran franchise dan business opportunity yang diikuti penambahan partisipan baru sekitar 20%. Pertumbuhan usaha franchise itu sendiri diperkirakan masih tetap sama sekitar 10%.

Menurut Burang Riyadi, pengamat bisnis waralaba dari IFBM, perkembangan industri franchise di Indonesia tidak lepas dari meningkatnya publikasi dan  sosialisasi yang dilakukan berbagai kalangan termasuk media massa. Plus, berbagai fasilitas dan stimulasi yang diberikan pemerintah dan dunia perbankan. Serta, kegiatan yang berkaitan dengan usaha waralaba seperti ajang pameran yang semakin marak sehingga mengedukasi publik untuk terjun ke dunia bisnis franchise.

Selain itu, gairah bisnis waralaba juga dipicu oleh cara pandang pengusaha-pengusaha lokal yang menganggap franchise  sebagai alternatif paling cepat pengembangan usaha. Dalam hal ini, pengusaha-pengusaha lokal memahami bahwa pengembangan usaha yang tidak menggunakan pola waralaba mengalami hambatan, terutama dari sisi modal. Dengan menggunakan pola waralaba, pengembangan usaha bisa lebih cepat karena menggunakan modal investor (franchisee).

Asing mendominasi
Perkembangan usaha waralaba yang sangat menggembirakan ini masih didominasi oleh pemain-pemain asing. Dilihat dari sisi pertumbuhannya, usaha waralaba asing mencapai 15%, sedangkan usaha waralaba lokal hanya mencatat pertumbuhan kurang dari setengahnya atau sekitar 7%.  Pertumbuhan yang tidak sama ini disebabkan berbagai faktor. Usaha waralaba lokal sebagian besar belum memenuhi kriteris franchise. Walaupun usaha lokal itu sudah memiliki kemitraan dengan pihak lain, memiliki nama (merek) dan usaha yang unggul serta proven, tetapi kemitraannya banyak bersifat kongsi atau bagi hasil.

Berbeda dengan usaha lokal, waralaba asing lebih mendapatkan tempat di pasar nasional. Berdasarkan data riset yang pernah dilakukan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), pengusaha lokal lebih cenderung memilih franchise asing karena dinilai lebih dapat diandalkan, terbukti telah berhasil dan berpengalaman.  Hasil penelitian menunjukkan, para poengusaha lokal memilih franchise asing karena akuntabilitas dan memberi image (citra atau gengsi) bagi franchisee.

Bagi pemain asing sendiri, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Hal itu dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa . Dari jumlah itu, kelas menengahnya mencapai 15-17% dengan struktur usia di bawah 30 tahun kurang dari 50%. Dengan potensi pasar yang besar ini dan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pengusaha lokal, tidak mengherankan jika juml;ah waralab asing jauh lebih besar.

Tantangan
Menurut Burang Riyadi, peluang paling besar tahun ini masih akan dinikmati oleh industri kananan. Meskipun, industri di sektor jasa seperti pendidikan anak, salon, bengkel dan brokerage  juga dilihatnya akan mencatat pertumbuhan yang lebih cepat.  “Industri makanan masih akan cenderung meningkat dan prospektif. Tetapi juga industri disektor jasa akan lebih cepat lagi pertumbuhannya,” katanya.

Selain itu, di situasi ekonomi yang masih belum pulih, ada sejumlah usaha yang cukup menjanjikan, yaitu usaha-usaha yang mengarah kepada peningkatan efisiensi. Contohnya, air minum isi ulang, isi ulang tinta printer, jasa kurir dan penyewaan kendaraan.

Tantanganya sendiri, menurut Burang terletak pada wawasan para pelaku yang perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, masyarakat calon franchisee, para franchisor dan instansi pemerintah yang menangani dan memberikan perhatian pada bidang franchise.  Burang mengingatkan, jangan sampai berkembang praktek menjual usaha franchise yang “asal-asalan” sehingga tidak menghasilkan kualitas usaha yang baik dan akhirnya mejatuhkan citra system usaha franchise.

Data perusahaan franchise di Indonesia sebelum krisis

Asing                           Lokal                             Total

1992                29                                6                                   35

1995                117                              15                                132

1996                210                              20                                230

1997                235                              30                                265

Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Data perusahaan franchise paska krisis

Asing                           Lokal                              Total

1997                235                              30                                265

1999                202                              32                                234

2000                222                              39                                261

2001                238                              42                                280

2002                212                              47                                259

2003                190                              49                                239

Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)