Posts from the ‘Personal strength’ Category

“Konmari Mengubah Hidupku”


 

SUMBER  : KonMari Mengubah HidupkU, Khoirun Nikmah (Pendiri Komunitas KonMari Indonesia, 2018, Bentang Pustaka, 170 halaman

  1. PENDAHULUAN

Secara etimologis Etika merupakan bahasa yang berasal dari Yunani Kuno, yaitu “ethikos“, yang artinya “timbul dari kebiasaan”. Maka, etika adalah  sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dalam penilaian moral. Etika meliputi analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.  Secara harfiah, Etika adalah norma atau aturan yang digunakan sebagai sebuah pedoman dalam berperilaku didalam masyarakat bagi seseorang yang terkait dengan sifat buruk dan baik.

Etika dibuat pasti memiliki fungsi – fungsinya. Berikut ini beberapa fungsi etika yang perlu Anda ketahui, antara lain :

  1. Sebagai tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan berbagai macam moralitas yang membingungkan.
  2. Sebagai orientasi etis, maka diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
  3. Untuk menunjukan sebuah keterampilan intelektual yaitu suatu keterampilan untuk dapat berargumentasi secara rasional dan secara kritis
  1. Jenis Etika

Etika juga memiliki beberapa jenis. Beriku ini jenis – jenis etika yang harus Anda ketahui, antara lain :

a. Etika filosofis. Secara umum, etika filosofis dapat dianggap sebagai etika yang berasal dari aktivitas berfilsafat atau berpikir yang dilakukan oleh manusia. Maka dari itu, etika sebenarnya merupakan bagian dari filsafat.

Etika termasuk dalam ilmu filsafat, karena itu ketika berbicara etika maka tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Maka dari itu, jika Anda ingin mengetahui unsur-unsur etika maka Anda juga perlu tahu mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut ini pernyataan yang menjelaskan dua sifat etika:

  • Filsafat non-empiris dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu pengetahuan empiris merupakan ilmu yang didasarkan oleh fakta atau beton. Namun, filosofi ini mencoba untuk melewati beton seakan seperti bertanya tentang apa yang ada di balik gejala beton.
  • Cabang ilmu filsafat praktis berbicara tentang sesuatu yaitu “ada”. Misalnya, filsafat hukum mempelajari tentang apa itu hukum. Namun, etika tidak terbatas pada itu, etika bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang ilmu filsafat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia.

b. Etika teologis. Etika teologis berkaitan dengan 2 hal. Yang pertama, etika teologis tidak memiliki batas pada agama tertentu, tapi setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Yang kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena memiliki banyak unsur di dalamnya seperti didalam etika secara umum, dan dapat dipahami seperti memahami etika secara umum.

c. Relasi kedua etika. Banyak perdebatan tentang etis etika filosofis dan teologis di dalam etika. Berikut ini ada 3 jawaban yang diusulkan penting atas pertanyaan di atas, yaitu:

  1. Revisionisme
    Jawaban ini berasal dari seseorang yang bernama Augustinus pada tahun 354 – 430, beliau menyatakan bahwa kewajiban untuk merevisi etika teologis itu benar dan kemudian dapat meningkatkan etika filosofis.
  2. Sintesis
    Jawaban ini diusulkan oleh Thomas Aquinas pada tahun 1225-1274. Beliau mensintesis etika filosofis dan etika teologis sehingga menjadi dua jenis etika, agar dapat melestarikan identitas masing-masing sehingga menjadi sebuah entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis akan menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis akan menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.

Pada zaman global saat ini etika tidak hanya bersifat umum sebagai ilmu yang baku yang tak hanya diajarkan dalam lingkungan belajar, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan menerapkan metode berbenah untuk menjalankan nilai etika yang baik. Buku yang saat ini akan di analisis adalah buku yang akan memberikan nilai etika baik yang bisa diterapkan dilingkungan masyarakat saat ini.

  • SIAPA MARIA KONDO ?

Marie Kondo, seorang konsultan berbenah asal Jepang, memperkenalkan metode merapikan yang ampuh tiada duanya, KonMari. Keampuhan metode ini makin marak dirasakan di Indonesia, tepatnya setelah buku The Life-Changing Magic of Tidying Up diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tengah 2016 silam.

The book has changed many people live so greatly! Salah seorang yang merasakan efek metode KonMari ini adalah Khoirun Nikmah. Ia tak hanya merasakan perubahan fisik pada rumahnya yang jauh lebih rapi, tetapi juga cara pandang, sikap, dan bahkan menuntaskan pergulatan masa lalunya yang menjadi momok hidupnya selama ini.

Setelah mendirikan komunitas KonMari Indonesia bersama sang suami, Nikmah makin aktif mengisi kelas bagi orang-orang yang membutuhkan semangat dan dukungan ber-KonMari (dengan restu dari Tim Marie Kondo tentunya). Bermula dari grup WhatsApp dengan ratusan anggota, komunitas ini berkembang menjadi kelas offline yang digelar di berbagai kota di Indonesia.

Melalui buku ini, Nikmah mengajak kita untuk berproses bersama. Dimulai dari membandingkan KonMari dengan beberapa model decluttering (berbenah) lainnya sebelum akhirnya mantap memilih metode ini. Dengan telaten, Nikmah memberikan penyesuaian pada ide awal metode ini sesuai dengan kondisi di Indonesia, dilengkapi dengan tips menerapkannya bersama pasangan, anak, dan masyarakat. Selamat ber-KonMari!

  • MENGENAL APA ITU  DECLUTTERING ?

Istilah decluttering mungkin sudah tidak asing terdengar. Pada era digital, informasi bergerak per sekian detik sehingga kita bisa mengakses hampir semua hal melalui jaringan internet, termasuk informasi mengenai konsep decluttering.

Kata decluttering tidak jauh-jauh dari istilah clutter. Clutter itu apa? Dari segi bahasa, clutter bisa diartikan sebagai “kekacauan, kekusutan, kebisingan, atau keributan.”. Clutter mengindikasikan sesuatu yang tidak rapi, tidak nyaman, tidak enak dilihat, dan tidak menyenangkan. Lebih dalam lagi, clutter bisa merupakan sesuatu yang mengganggu perasaan dan emosi. Clutter dapat berbentuk benda-benda, pengalaman, pekerjaan, hubungan sosial, budaya digital, perasaan, dan pikiran. Nah, declutter adalah kebalikan dari clutter, yaitu berusaha untuk memangkas, menghilankan, atau mengurangi clutter agar semuanya menjadi tertata rapi dan nyaman di hati.

Mengapa perlu decluttering?

  1. Clutter dapat menyebabkan stres dengan cara meningkatkan hormon kortisol dan membuat otak mengasosiasikan clutter dengan kegagalan (UCLA).
  2. Stres akibat clutter  dapat meningkatkan nafsu makan hingga menaikkan berat badan (Peter Walsh).
  3. Sebuah studi neurosains menyebutkan bahwa lingkungan yang banyak clutter dapat menyebabkan tubuh selalu merasa lelah dan sulit untuk fokus.
  4. Clutter dapat menganggu kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan.
  5. Clutter dan disorganisasi dapat menyebabkan kerugian secara finansial seperti membeli benda yang sama berulang akibat tidak berhasil menemukan benda yang dicari.
  6. Benda-benda yang menumpuk dan tertimbun dapat menjadi sarang kuman, serangga, dan tikus, jadi tidak bagus untuk kesehatan.
  7. Clutter dapat mengakibatkan sering terlambat karena kesulitan menemukan barang.
  8. Clutter dapat membahayakan, seperti menginjak mainan Lego di lantai atau tertusuk jarum yang tercecer.
  9. Kita tidak akn pernah menyelesaikan aktivitas beres-beres tanpa decluttering.
  10. Clutter menghalangi kita dari kebahagiaan.

Dengan kata lain, decluttering bisa juga menjadi salah satu jalan untuk mengurangi beban kita saat Hari Perhitungan di akhirat kelak. Maka, dari sini pun kita bisa menyimpulkan bahwa proses decluttering ini sangat penting demi kesehatan jiwa dan raga.

  • METODE KONMARI

“I used to clean my brother and sister’s rooms. And I would go to friends’ houses and clean their rooms, too.” –Marie Kondo

Metode Konmori dikenalkan oleh Marie Kondo sekitar 2010-2011, hampir berbarengan dengan terbitnya buku Hideko Yamashita tentang Danshari. Marie Kondo adalah seorang “maniak bebenah” sejak balita. Sepanjang hidupnya ia fokus dan konsisten terhadap aktivitas bebenah yang telah menjadi passion-nya itu. Kini, ia menjadi sangat bersinar dengan metode Konmari dan bahkan masuk ke dalam “100 Orang yang Berpengaruh pada 2015” versi majalah TIME.

Marie Kondo terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki kakak yang kegiatannya bermain game tiada henti, sibuk. Sedangkan ayahnya bekerja, sibuk. Mamanya mengurus adiknya, sibuk. Maka, ia sendirian di rumah “dalam arti positif” mengalihkan kesendiriannya itu dengan membereskan barang-barang keluarganya dengan tujuan untuk “membantu” meringankan pekerjaan orang tuanya, terutama mamanya. Ia sendiri terinspirasi berbenah karena mamanya setiap hari berbenah (tiada henti). Dari sanalah ia menyukai kegiatan tersebut.

  1. Seperti apakah metode Konmari ini?

Metode Konmari mengajarkan dua konsep utama, yaitu decluttering dan organizing. Decluttering adalah upaya mengurangi barang. Pada konsep decluttering, hal utama yang perlu dilakukan kali pertama adalah mengubah pola pikir, membuat gaya hidup ideal atau ideal lifestyle, dan menyusun jadwal berbenah. Disarankan untuk membuat jadwal tidak lebih dari enam bulan, idealnya tga bulan disesuaikan dengan kondisi rumah.

Kemudian, jika sudah memulai proses berbenah, kita fokus pada barang yang kita simpan dan merasa bahagia saat menyentuh barang tersebut atau “spark joy”, juga mengucapkan terima kasih pada barang yang dipensiunkan. Lakukan runut perkategori, bukan perlokasi. Kategori ini berurutan dimulai dari pakaian, buku, kertas, komono, dan memorabilia. Baru kemudian kita fokus pada penataan (organizing).

Penataan pada metode Konmari cukup mudah dan sederhana. Pada prinsipnya semua pakaian bisa dilipat dan cara meletakkannya dijajar horizontal, tidak ditumpuk vertikal sebagaimana pada umumnya.

  • 5S Japanese Concept

Metode 5S adalah metode untuk menata area kerja di lingkungan industri atau perusahaan yang memiliki filosofi serta cara kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap individu. Konsep 5S lahir di Jepang yang kemudian hari ditetapkan di industri seluruh dunia, juga termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri konsep 5S lebih dikenal dengan 5R, yang biasanya bergandengan dengan konsep K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

5S merupakan konsep yang sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti dan penerapannya oleh siapa saja. Tetapi sangat susah untuk menerapkannya dengan benar, hal ini dikarenakan kebiasaan kita yang ingin senang sendiri dan tidak mau diikat oleh aturan-aturan yang ada.

Penerapan 5S di perusahaan-perusahaan harus diikuti oleh semua level mulai dari operator sampai ke Top Management (Manajemen puncak). Dengan menerapkan 5S dengan baik, kita dapat meningkatkan produktivitas kerja kita dan juga dapat bekerja dengan se-efektif serta se-efisien mungkin dan meningkatkan keamanan (Safety) di tempat kerja kita. Di samping itu juga dapat meningkatkan citra atau Image kita di hadapan Customer maupun manajemen kita sendiri karena penataan dan kerapian di tempat kerja kita juga mencerminkan sikap kita terhadap pekerjaan kita.

Dalam penerapan 5S, terdapat 4 langkah yang perlu dilakukan antara lain :

  1. Melakukan Perekaman keadaan sekarang agar dapat dijadikan perbandingan setelah melakukan kegiatan 5S (before and after)
  2. Melakukan Kegiatan 5S
  3. Pembudayaan 5S, Jadikan 5S merupakan bagian yang tidak terlepas dari aktivitas kerja harian kita.
  4. Evaluasi kembali terhadap 5S dan lakukan tindakan pencegahan agar 5S tetap terjaga di tempat kerja.Contoh : bagaimana mencegah debu tidak melekat di mesin, bagaimana mencegah peletakkan barang yang tidak pada tempatnya.
  • Bagaimana Awal Mula Terciptanya Metode 5S Di Jepang?

Terdapat dua versi sejarah yang berbicara mengenai ini. Versi pertama, ada yang menyebutkan bahwa metode 5S adalah hasil modifikasi dari program CANDO (Cleaning up, Arranging, Neatness, Discipline, and Ongoing improvement) yang diperkenalkan oleh Henry Ford pada 1972 di Amerika Serikat. Metode ini kemudian dipopulerkan sebagai “Japanese 5S” pada 1980 oleh Hiroyuki Hirano.

Versi kedua, dianggap argumen yang lebih kuat dan  tertulis juga di buku Seikatsu Kaizen, bahwa pada 1970-an, pemerintah Jepang mengundang seorang konsultan manajemen asal Amerika bernama Dr. W. Edwards Deming.  Dr. Deming diundang untuk memperbaiki kondisi ekonomi Jepang yang hancur pasca Perang Dunia II. Maka, mulai 1970, konsep-konsep Deming yang lebih dikenal dengan “14 Kunci Dr. Deming” diterapkan di perusahaan-perusahaan Jepang.

Konsep-konsep Deming pada akhirnya lebih populer dengan istilah kaizen. Kaizen sendiri berasal dari bahasa Jepang, kai berarti “perubahan” , sementara zen berarti “baik”. Secara literatur, kaizen berarti peningkatan kecil, tampak remeh, tetapi terus-menerus, berkesinambungan, dan tanpa akhir. Kaizen diperkenalkan dan ditulis oleh Masaaki Imai dalam bukunya Kaizen: The Key to Japan’s Competitive Success pada 1986.

Anehnya, meski Jepang mengandung Deming dari Amerika, ternyata konsep tersebut justru belum diterapkan pemerintah Amerika. Barulah setelah melihat kesuksesan konsep Deming di Jepang. Amerika mulai ngebut untuk menerapkan konsep tersebut di negaranya.

Dari dua versi sejarah atas, terlihat bahwa metode 5R/5S ditemukan dan diperkenalkan oleh bangsa Amerika pada tahun 1970-an. Metode ini kemudian diadopsi oleh Jepang pada era 1980-an, menjadi populer, dan pda akhirnya diterapkan secara menyeluruh di Negeri Matahari Terbit itu. Setelah sukses di Jepang, barulah konsep 5R ini mulai diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di Amerika dan seluruh dunia, termasuk Indonesia.

  • Prinsip Metode Konmari

Berbeda dengan metode pada umumnya yang kurang terperinci dan urut, metode KonMari memiliki prinsip dan urutan yang baku. Namun sebenarnya apa sajakah prinsip metode KonMari?

  1. Memiliki komitmen kuat untuk mau berbenah secara tuntas.

Pada umunya seseorang berbenah dikarenakan tuntutan lingkungan, misalnya karena menyambut Tahun Baru, menyabut tamu serta saudara, atau karena bosan dengan suasana. Berbenah tiada habisnya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya skills dan metode yang diterapkan secara baku. Marie Kondo  mengatakan bahwa konsep berbenah dalam KonMari akan sukses tuntas apabila seseortang memiliki komitmen kuat untuk memutuskannya dan berjanji untuk tidak akan mengulangi kondisi berantakan. Berbenah spesial ala KonMari berbeda dengan berbenah sehari-hari, jadi sebelum mengerjakan prosesnya harus membangun komitmen kuat hingga akhir.

  • Membuat konsep dan visualisasi mengenai ideal lifestyle.

Sebelum memulai berbenah, tentukan lebih dahulu kondisi ideal yang Anda inginkan. Misalnya, hidup seperti yang Anda harapkan setelah proses berbenah selesai? Disinilah letak fleksibelitas metode KonMari. Karena setiap orang mempunyai konsep kehidupan ideal yang berbeda-beda, tujuan akhir berbenah dapat disesuaikan oleh pribadi masing-masing. Proses berbenahnya pun cenderung lebih dekat pada perasaan kita sebagai pribadi. Oleh sebab itu, gambaran ideal lifestyle ini ibarat peta awal yang nantinya bermanfaat dalam proses berbenah.

  • Diawali dengan mengurangi jumlah barang (decluttering)

Caranya dengan menggunakan “joy sensor” atau indikator perasaan, yaitu dengan mengeluarkan semua barang setiap kategorinya.

  • Dilakukan per kategori, bukan per lokasi

Prinsip berbenah per kategori inilah yang menjadi ciri khas KonMari dibandingkan metode berbenah lainnya. Pada umumnya seseorang berbenah berdasar pada kebutuhan atau per lokasi. Misalnya hari ini berbenah dapur, esok garasi, esoknya lagi kamar depan ruang tamu, dan seterusnya. Oleh sebab itu, KonMari mengajak kita untuk melakukan berurutan berdasarkan kategori. Kategori tersebut urutannya sudah baku berdasarkan pengalaman Marie Kondo belasan tahun.

  • Ikuti urutan kategorinya dengan benar, tidak dibolak-balik.

Urutan kategori benda tersebut telah disusun berdasarkan tingkat kesulitannya, mulai dari yang paling mudah hingga yang tersulit untuk diseleksi. Kenapa?  Karena setiap benda mempunyai nilai (value) yang berbeda-beda.

Secara garis besar, ada empat nilai yang mempengaruhi, yakni :

  1. Functional Value (kegunaan/manfaat)
  2. Informational Value (bernilai informasi)
  3. Emotional Value (memorial/sentimental)
  4. Rarity (kelangkaan)

Semakin banyak nilai yang menempel pada suatu benda, benda itu akan menjadi “sangat penting” untuk kita. Semakin mendekati ke nilai kelangkaan , tingkat seleksinya semakin sulit.

  • Indikator : Spark Joy

Spark Joy artinya memancarkan rasa bahagia sukacita, atau penuh cinta. Uniknya, konsep inilah yang pada nantinya akan mengubah pola pikir kita. Alih-alih fokus mencari mana barang yang ingin disingkirkan, kita mengutamakan memilah barang yang akan disimpan. 

Contoh : barang yang spark joy pada saat kita sentuh akan membuat sel-sel pada badan kita terasa “naik”, perasaan menjadi hangat, nyaman, dan senang. Demikian pula apabila barang tersebut tidak spark joy, mood kita akan “turun” –tidak suka, tidak percaya diri, atau cemberut.

  • Membuatkan “rumah” untuk  setiap barang

KonMari mengibaratkan semua benda di rumah sebagai “partner” kita. Selayaknya manusia, setiap benda juga harus memiliki “rumah tinggal” atau tempat yang layak untuk mereka “beristirahat”.

  • Tidying Festival

Tidying festival dilakukan sekaligus, tidak  dicicil sedikit demi sedikit. Gunakan timeline untuk berkomitmen menuntaskannya dengan riang gembira. Dengan begitu, momen berbenah yang biasanya  membosankan dan melelahkan menjadi momen spesial yang kita rayakan.

  • Mengapa Memilah Metode KonMari?
  • Metode yang diajarkan Marie Kondo ini menitikberatkan pada pola pikir berbenah.

    Pada umumnya, memulai berbenah itu rasanya sulit sekali. Namun dengan pemahaman yang utuh, semuanya tidak akan terasa sulit. Sebelum berbenah kita harus memvisualisasikan tujuan, membayangkan rumah ideal, aktivitas rutin yang diharapkan setelah beres-beres, hingga merumuskan jadwal berbenah dengan baik. Pada titik awal ini, yaitu menentukan ideal lifestyle, sejatinya kita sudah memulai separuh perjalanan “merayakan” kegiatan berbenah dengan riang.

  • Penjelasan metode KonMari terkait konsep decluttering dan organizing bersifat unik dan sangat jelas.

    Biasanya setiap orang melakukan acara berbenah secara acak, menyesuaikan dengan mood. Kadang lemari, kadang dapur, dan sebagainya. Terkadang juga sesuai kebutuhan, misalnya saat butuh merapihkan buku, orang tersebut akan merapihkan semua buku-hanya dilihat dan merapikan sekilas. Begitu pula dengan barang lain , tidak semua disentuh. Hasilnya, aktivitas berbenah tidak berbenah tidak pernah tuntas. Namun setelah mengikuti metode KonMari dengan runut, tidak akan ada lagi sisa-sisa barang tersembunyi, sebab semua brang dikeluarkan tanpa terkecuali, dan dilakukan berdasarkan kategori.

  • Bagi orang yang ingin menjalani keseharian dengan hal-hal yang positif, pasti sangat cocok n dengan konsep “spark joy” –nya Marie Kondo.

    Mempertahankan barang yang memercikkan rasa bahagia secara tidak langsung akan membuat seseorang nyaman melihatnya, seolah sedang mengisi daya positif ke badan. Sehingga, harapannya rumah yang awalnya hanya sebagai tempat tinggal, kini bisa lebih nyaman dihuni sebagai ruang kehidupan yang memancarkan kebahagiaan. Dengan demikian setiap penghuni rumah akan merasa  lebih betah dan nyaman beraktivitas di dalam daripada sebelumnya.

  • Ada banyak tips yang Marie Kondo berikan untuk mengisi rumah dengan sesuatu yang menyenangkan.

     Mulai dari cara menyusun visualisasi ideal lifestyle, kemudian menambah beberapa barang yang bisa memercikan kebahagiaan, hingga membuat ruangan “me-time” di dalam rumah. Konsep spark joy inilah yang menjadi titik utama yang mampu menyentuh ke personal seseorang.

  • Saya suka dengan bagian saat kita mengeluarkan semua barang dan menyetuhkan satu per satu

     Mungkin agak mirip dengan konsepnya Danshari, tetapi Danshari, tetapi ada perbedaan pada proses decluttering-nya, yaitu mengungkapkan ekspresi kesyukuran pada setiap barang. Marie Kondo menyelipkan “nilai syukur” di sini, caranya adalah misalnya  dengan mengucapkan “Terima kasih, alhamdulillah” pada benda-benda yang kita pensiunkan. Benda-benda itu tidak dibuang begitu saja.

  • Berbenah dirayakan seperti sedang merayakan festival.

    Proses ini dilakukan secara berombong dan sekaligus. Mungkin karena budaya Jepang yang suka terhadap perayaan-perayaan, berbenah pun patut dirayakan. Saya sangat senang dengan konsep tidying festival ala KonMari ini, karena selain membuat bonding antar-anggota keluarga, dilakukannya pun seolah sedang merayakan pesta.

  • Marie Kondo “mencetak konsultan”

    Ya, Marie Kondo fokus berbisnis dengan passion-nya ini. Didukung timnya, ia membuka seminar dan pendaftaran konsultan di Eropa dan Amerika. Tidak hanya itu, ia juga membuka kursus online melalui platform Udemy untuk semua orang.

  • KISAH KONMARI DI INDONESIA

Nama saya Khoirun Nikmah. Teman-teman biasa memanggil saya Nikmah atau Niknik, sesuka-suka mereka saja. Ada juga yang memanggil saya Khoir, Irun, atau Irul. Namun, saya lebih suka dipanggil Niknik. Usia saya sekarang 27 tahun, sudah menikah dan memiliki satu putra. Sejak kecil, saya sangat menyukai aktivitas berbenah.

Namun, berbeda dengan Marie Kondo yang fokus dan konsisten menekuni passion-nya dalam beres-beres, saya justru minder dan malu terhadap “passion” tersebut. Saking mindernya, suatu hari saya memutuskan untuk tidak mau berbenah lagi dan mengalihkan perhatian saya pada hobi yang lain, yaitu membaca buku. Sebelum masuk ke sana, biar saya ceritakan dulu kenangan masa kecil saya soal beres-beres dan berbenah. Ketika kecil, saya pernah menjadi “tukang bersih-bersih” di beberapa rumah orang, mulai dari tetangga, saudara, bahkan guru sekolah. Jika Marie Kondo melakukan hobinya itu lantaran keluarganya sibuk dengan urusannya masing-masing, saya justru melakukannya sebab melihat Emak melakukannya. Emak di sini bukanlah ibu saya, melainkan nenek saya. Saya adalah satu-satunya cucu Emak yang memanggil beliau sebagaimana anak-anaknya memanggil. Semua cucu yang lain memanggil beliau “Mbah” (Jawa, ‘nenek’).

Saya selalu ikut Emak ke mana pun beliau pergi. Emak mencari penghidupan dengan memanfaatkan berbagai keterampilan rumah tangga yang dimilikinya, termasuk ketika dipanggil orang untuk masak maupun berbenah. Sebelumnya saya tinggal bersama Ibu dan Bapak di kampung halaman Bapak. Kampung ini terletak di kabupaten yang berbeda dengan kampung Emak. Namun, karena Ibu dan Bapak berpisah ketika usia saya sekitar 3 tahun, sejak itu saya diasuh dan dididik oleh Emak (Nenek) dan Mbah (almarhum Kakek).

Kehidupan ekonomi mereka cukup sulit, tetapi keduanya berhati baik dan berwawasan luas. Mereka mendidik saya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana Emak dulu mendidik Ibu. Saya banyak belajar dari pemikiran kakek dan nenek saya, mulai pelajaran kesederhanaan, keikhlasan, dan etos kerja. “Kehidupan itu keras maka jangan lembek,” demikian nasihat almarhum kakek saya. Nasihat itu selalu terngiang hingga sekarang. Almarhum kakek saya suka membaca, bahkan kertas koran pembungkus cabai pun suka beliau baca. Salah satu cita-cita kakek adalah beliau ingin suatu saat nanti ada generasinya yang berpendidikan, minimal mampu lulus sarjana. Sebab, tidak ada satu pun anaknya yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

 Jadi, harapannya ada pada cucunya ini. Impian kakek pada akhirnya terwujud walaupun tidak bisa menyaksikannya sendiri. Sebab, kakek meninggal dunia ketika saya masih Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selain suka ikut Mbah angon (menggembala) kambing dan pergi ke sawah, saya juga sering ikut Emak menginap di rumah orang untuk masak besar di acara hajatan. Emak sangat pandai memasak, beliau sudah semacam chef handal dan terkenal di jamannya. Emak juga bisa memprediksi anggaran dari sebuah hajatan besar. Ia membuat anggaran dengan rinci dan tepat sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Hasil masakannya sangat enak, piring tamu licin tandas. Saat piringnya akan dicuci, tidak ada yang namanya sisa makanan masih menempel. Emak benar-benar menerapkan zero food waste dalam perencanaannya.

Selain itu, Emak juga punya kegiatan rutin, yaitu mengunjungi rumah Buyut untuk berbenah. Rumah Buyut sangat besar dan memiliki banyak kamar, perabot, serta gudang. Dari sanalah saya melihat Emak merapikan segalanya, dan sejak itu pula saya selalu dilibatkan untuk sekadar bantu-bantu. Salah satu motivasi saya mau ikut bersih-bersih saat itu adalah supaya bisa dapat lungsuran barang atau buku dari pemilik rumah, hehe.

Menginjak SD, kegemaran berbenah saya semakin membara, hampir setiap pulang sekolah saya berkunjung ke rumah saudara untuk membereskan rak bukunya. Di rumah, saya memang tidak mempunyai banyak buku. Jangankan buku, untuk memiliki sebuah buku LKS tipis saja saya harus menabung dan hidup serba-irit agar dapat membelinya, dengan cara mencicil pula.

Berbenah juga menjadi alasan saya supaya bisa membaca banyak buku. Sambil berbenah, saya biasanya sambil mencari buku pilihan yang bisa saya pinjam. Syukur-syukur bisa mendapatkan buku bekas gratis. Biasanya, selesai berbenah, saya mendapat upah berupa alat tulis, buku, majalah, ataupun barang bekas yang masih bagus. Sedangkan nominal uang biasanya saya dapatkan setelah saya setorkan hasil rapor per catur wulan. Jika nilai bagus, saya mendapatkan uang untuk membeli buku (dari keluarga Buyut saya).

Saya membandingkan KonMari dengan beberapa model decluttering (berbenah) lainnya dan saya merasa bahwa metode ini paling cocok dan lengkap. Sejak saya menerapkan metode KonMari dalam hal berbenah, ternyata efeknya tidak hanya tampak pada fisik rumah yang rapi, tetapi KonMari ini juga mampu mengubah cara pandang, sikap, dan bahkan kehidupan saya.

Tidak hanya sampai di sana, inner childyang menjadi momok pun bisa tuntas seiring saya menuntaskan proses berbenah. Jadi, benar apa yang dikatakan oleh Marie Kondo bahwa kita baru memulai hidup yang sebenar-benarnya setelah kita berbenah total. Karena efek tersebut, saya dan suami kemudian bersepakat membuat Komunitas KonMari Indonesia. Kami merasa masyarakat Indonesia perlu mengenal metode ini agar mereka bisa merasakan dampak positifnya.

  • Danshari

Danshari adalah istilah yang terdiri dari 3 kanji yang berarti menolak membawa barang yang tidak dibutuhkan, membuang semua yang membuat berantakan, serta memisahkan keinginan untuk hal material.   

Dalam melaksanakan danshari, terdapat dua hal yang harus dilakukan. Yang pertama adalah konsumsi yang rasional, dan yang kedua adalah belajar menyimpan untuk menciptakan suasana yang minimalis.  Danshari yang diperkenalkan Yamashita bukan sebagai konsep mengeluarkan detoks dari dalam badan sebagaimana praktik yoga, melainkan “detoksifikasi” dengan cara mengeluarkan barang-barang (decluttering) di rumah.

“Singkirkan hal-hal yang tidak diinginkan sehingga Anda dapat membangun apa yang benar-benar Anda inginkan.”

Konsep Danshari yang diadopsi dari pelatihan yoga, apabila diterapkan dalam proses berbenah, adalah sebagai berikut :

  1. Menolak untuk membawa barang-barang baru yang tidak perlu ke dalam hidup.
  2. Membuang barang-barang di rumah yang tidak kita butuhkan.
  3. Memisahkan diri dari keinginan untuk menumpuk barang atau membeli barang.

Seorang ibu rumah tanggal bernama Moriyama Masami memiliki aturan rumah tangga dalam penyimpanan barang di rumah. Pertama adalah jumlah barang yang disimpan, jika tidak perlu ditambah maka jangan ditambah. Yang kedua adalah tempat barang yang diletakkan harus sesuai, tidak boleh sembarang taruh. Dan yang ketiga adalah pemanfaatan ruang yang efisien

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metode KonMari ini bukan sekedar metode berbenah atau bertujuan beres-beres rumah. Tapi main goal dari metode ini adalah untuk mengubah hidup kita menjadi lebih menyenangkan dan positif melalui berbenah ala KonMari. Salah kaprah ini sih yang seringkali terjadi pada beberapa orang yang sudah membaca atau mengetahui metode KonMari tapi kemudian kambuh lagi ke kebiasaan lama.
Nah, di dalam buku ini Niknik mengingatkan kita tentang prinsip ini. Kita diajak untuk benar-benar memulai KonMari (lagi) dari nol. Mulai dari menentukan ideal lifestyle untuk rumah dan kehidupan kita sebelum memulai KonMari, bagaimana menikmati tidying festival, hingga cara-cara berKonMari bersama pasangan, anak, orangtua bahkan masyarakat.

Selain memberikan panduan-panduan praktis tentang berKonMari di rumah, Niknik juga menceritakan bagaimana ia dan suaminya membangun Komunitas KonMari Indonesia yang awalnya hanya berupa sharing gratis dalam grup Whatsapp. 

Buku KonMari Mengubah Hidupku, adalah buku yang sangat baik terutama bagi para ibu rumah tangga, maupun wanita untuk bisa melakukan kegiatan berbenah dengan baik. Selain itu buku ini juga menyelipkan nilai-nilai sosial maupun agama, agar kita bisa lebih menghargai keadaan sekitar kita. Dan agar kita tidak menyia-yiakan waktu dengan percuma.

Breaking the Time


 Penyusunan buku Breaking The Time ini diilhami oleh pertanyaan berikut : Mengapa ada orang yang sukses dan gagal dalam hidup? Apakah ada “hukum” yang sama bagi orang-orang yang sukses? Bagaimana agar “hukum” tersebut dapat dipelajari oleh orang lain secara mudah dan praktis?

Jawabannya, tentu tidak ada fenomenadi dalam semesta ini yang luput dari hukum alam.Termasuk “hukum” untuk menjadi orang sukses.“Hukum” tersebut berinti pada pengaturan waktu yang efektif. Orang yang dapatmengatur waktunya dengan efektif insaya Allah akan memperoleh kesuksesan.

Namun, banyak orang yang luput untuk mempelajari bagaimana cara mengatur waktunya secara efektif. Yang mempelajari pun kadang enggan untuk melaksanakannya.Mungkin karena dirasa sulit atau tidak tahu harus memulai dari mana.Inilah buku yang secara praktis menjawab kebutuhan anda tenteng metode meraih kesuksesan hidup dengan mengatur waktu secara efektif.

Akhirnya, ucapan syukur kami ucapkan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selessainya buku ini.Selain itu, kami mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan dan masukan yang berharga.

Satria Hadi Lubis

 

PENDAHULUAN

Sebagai manusia normal, tentu kita menginginkan kehidupan yang sukses.Tidak ada seorang pun di antara kita ynag ingin hidupnya gagal.Pepetah mengatakan bahwa “taka da kesuksesan tanpa usaha” artinya kesuksesan memang bukan suatu hal yang datangtiba-tiba.Ia datang kepada kita melalui jalan keteguhan dan ketekunan.

Tak mungkin kita memanen tanaman tanpaadanya kemauan untuk menanamnya terlebih  dahulu. Mengetahui  cara menanam yang benar dan sabar memeliharanya juga merupakan syarat agar hasil panen kita bias baik. Sukses dalam hidup merupakan hassil panen dari “bibit” usaha yang kita tanam. Anda tak mungkin mengingkari “hukum memanen” itu.itulah hukum alam yang tak akan berubah.

Buku ini memeberikan panduan kepada anda bagaimana cara mencapai sukses  yang anda idamkan  melalui pengelolaan waktu yang lebih baik lagi. Memebuat anda mendobrak keterbatasan waktu dan memperoleh keberlimpahan waktu (breaking the time). Dengan penjelasan  yang mudah dan praktis, buku ini menjelaskan secara berurutan langkah –langkah sederhana untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang  bukan  hanya bersifat parsial dan material, tapi bersifat integral (menyeluruh) dan spiritual (rohani).

Rumus Kesuksesan

SUKSES = KETEGUHAN + KECERDIKAN + KETEKUNAN

MENGAPA PERLU WAKTU?

Manajemen waktu adalah suatu keterampilan untuk mengatur waktu agar berhasil mencapai cita-cita atau tujuan hidup yang positif yang dikehendaki.Jika tujuan hidup telah tercapai, itu berrarti anda telah menjadi orang yang sukses.Sebab orang yang sukses adalah orang yang berhasil mencapai tujuan hidup yang positif yang dikehendakinya.

Beberapa manfaat yang didapatkan jika anda terampil mengatur waktu, antara lain :

  1. Mantap dan semangat menjalani hidup. Anda tahu apa dan bagaimana cara mengisi hidup ini. Anda tidak mudah bingung dan terombang-ambing dalam mengambil keputusan.
  2. Hidup secara seimbang dan selaras. Semua orang yang perlu anda layani akan terpenuhi secara cukup. Tidak ada lagi ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.
  3. Mencapai cita-cita atau tujuan hidup yang anda kehendaki. Merencanakan adalah setengah dari keberhasilan anda untuk mencapai apa yang anda inginkan.
  4. Termotivasi  untuk melakukan apa yang anda inginkan. Anda telah memilih tujuan hidup yang anda sukai dan and atelah merencanakannya sendiri.
  5. Dapat memenfaatkan waktu dengan  dengan baik . Waktu-waktu anda akan berlalu secara produktif. Anda tidak akan menyesali waktu yang telah berlalu dikemudian hari.
  6. Terhindar dari keletihan kronis dan stres yang dapat berakibat pada gangguan psikologis dan fisik. Perencanaan kegiatan membuat anda terhindar dari keterdesakan waktu dan dari jebakan kegiatan yang tak perlu.
  7. Menjadi orang yang lebih percaya diri dan kreatif. Anda akan lebih bersungguh-sungguh untuk meraih masa depan tanpa sikap pesimis. Kepercayaan diri dan kreativitas merupakan modal untuk meraih kesuksessan.
  8. Tak lagi kesepian. Anda akan menjadi orang yang suka bekerjasama dan bersosialisasi.

Tahapan manajemen waktu

Untuk dapat mengatur waktu secara efektif, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan tersebut adalah:

  1. Membuat misi
  2. Menentukan peran
  3. Membuat visi peran
  4. Membuat rencana pekanan
  5. Membuat rencan harian

 

Renungan

Ada 4 macam orang

  1. Orang yang tidak tahu tujuan hidupnya
  2. Orang yang tahu tujuan hidupnya tapi tak tahu bagaimana cara mencapainya
  3. Orang yang tahu tujuan  hidupnya dan tahu bagaimana cara mencapainya
  4. Orang yang tahu tujuan hidup yang benar dan tahu bagaimana cara mencapainya

 

MEMBUAT MISI

“Bagianmu yang sesungguhnya dari dunia ini ialah yang memberimu kemuliaan diri”(ALI BIN ABU THALIB)

Manajemen waktu dimulai dari membuat misi.Mengapa?Sebab misi menjawab pertanyaan yang paling mendasar dari keberadaan kita didunia.Siapa sebetulnya kita? Dan apa maksud keberadaan kita di dunia? Setiap orang mungkin saja mempunyai jawaban yang berbeda-beda. Namun, apa pun jawaban anda, hal itu disadari atau tidak, mencerminkan misi hidup anda.

Istilah misi sebetulnya lebih popular dalam dunia bisnis dan manajemen.Perusahaan-perusahaan maju menjadikan misi sebagai “jiwa” yang mewarnai tindakan dan pengambilan keputusan mereka. Misi dalam bisnis diartikan sebagai  maksud utama yang unik yang menggambarkan produk atau jasa utama dari perusahaan, segmen pasar yang diambil, dan ruang lingkup yang ditekankan agar dapat beersaing dengan perusahaan sejenis.

Misi bukanlah monopoli dunia bisnis dan manajemen.Misi dapat digunakan untuk semua bidang, baik dalam lingkup kelompok maupun perorangan.ketika misi digunakan dalam lingkup perorangan, misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang.Ini mencakup seluruh nilai-nilai yang membentuk sifat, sikap, dan perilaku seseorang.Baik nilai yang berasal orangtua, keluarga, budaya, bangsa, maupun agama.Pendek kata, misi adalah asas dari setiap pribadi.Misi merupakan intisari dari seluruh nilai yang mempengaruhi pola pikir dan perasaan seseorang.Misi adalah dasar kepribadian seseorang.Misi sangat mempengaruhi kehidupan kita.Semua tindakan dan keputusan kita dipengaruhi oleh misi. Jika hidup ini berarti memilih untuk  melakukan sesuatu, maka misilah yang menuntun kita untuk menentukan pilihan.

Misi Positif Dan Negatif

Misi hidup seseorang ada dua macam, misi hidup positif dan negative. Misi hidup positif  adalah misi hidup yang luhur. Misi hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, kedamaian, kesetiaan, keselamatan, kesejahteraan, ketenteraman dan kebahagiaan.Nilai-nilai tersebut berlaku universal dan abadi.Misi hidup negative adalah misi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai hedonis dan semu, seperti kedustaan, kelicikan, kezaliman, kesewenangan, kejahatan, kekikiran, keegoisan dan ketidaksetiaan.

Ciri-Ciri Misi

  1. Luhur . Misi hidup yang positif adalah misi yang luhur dan idealis.Misi yang bersumber pada nilai-nilai universal yang berasal dari Allah.Bukan bersumber pada nilai-nilai negative yang destruktif.
  2. Fleksibel. Misi yang tidak fleksibel membuat orang yang menyandang misi tersebut kehilangan kreativitasnya untuk menerjemahkan niat tersebut kedalam langkah operasional.
  3. Menarik. Misi yang menarik berarti misi yang memotivasi orang yang menyandang misi tersebut untuk menjalankan dan mempertahankan misinya dalam berbagai situasi.
  4. Spiritual . Spiritual di sini berarti misi yang bersifat non materi dan abstrak.Ia tak dapat diukur secara kuantitatif, hanya dapat dirasakan secara Subyektif melalui pendekatan kualitatif.
  5.  Jelas . Misi yang jelas biasanya mengandung kata-kata yang tidak mempunyai makna ganda.
  6.  Singkat . Misi perlu dibuat singkat dan padat agar lebih mudah diingat dan dihafal.

CARA MEMBUAT MISI

  • Langkah 1 :Menjawab enam unsur misi :
  1. Siapa saya ?
  2. Mengapa ssaya ada ?
  3. Apa keunggulan/kelebihan yang saya miliki ?
  4. Untuk siapa saya bekerja?
  5. Apa hasil/produk dari pekerjaan saya ?
  6. Di mana saya menegerjakannya ? (opsiona)
  • Langkah 2 : Menggabungkan jawaban pertanyaan tentang misi menjadi satu atau beberapa kalimat. Setelah keenam unsur misi dijawab, langkah selanjutnya adalah menyatukannya menjadi satu  atau beberapa kalimat. Buat dalam KISS (keep it short and simple) kalimat simple yang sederhana.

 

MENENTUKAN PERAN

“Barang siapa yang naik panggung tanpa persiapan, maka ia akan turun panggung dengan kehinaan”  (SHAKESPEARE)

Misi hidup tak ada gunanya jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Ketika mengaplikasikan misi, kita mengaplikasikannya dalam berbagai peran hidup kita.Peran adalah posisi atau kedudukan dimana seseorang diharapkan melakukan perilaku tertentu. Orang yang tidak dapat seimbang memenuhi semua perannya kemungkinan besar akan mengalami kegagalan dan kekecewaan hidup. Karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengatur berbagai peran hidup anda.Manajemen waktu bermanfaat untuk bisa mengatur berbagai peran hidup secara seimbang dan harmonis.Manajemen waktu mengajarkan kepada kita untuk dapat memenuhi setiap tuntutan peran tersebut secara proposional.Sebab masing-masing peran dalam kehidupan kita merupakan bagian yang tak terpisah dari kebahagiaan dan kesuksesan kita.Orang yang mampu mengatur dirinya sendiri berarti mampu memainkan perannya dengan baik.Bukan hanya pada satu peran, tapi pada semua peran dalam hidupnya.

               Keseimbangan Antar Peran

Keseimbangan meerupakan nilai-nilai universal yang kita lihat perwujudannya setiap hari.Keseimbangan alam, keseimbangan kekuatan, keseimbangan neeraca perdagangan, keseimbangan makanan merupakan bagian dari keseimbangan universal.Keseimbangan merupakan kunci dari keharmonisan.Keseimbangan peran juga merupakan kunci dari kesuksesan dan ketenangan hidup.

Pada kenyataannya, peran-peran itu merupakan bagian dari suatu keseluruhan yang amat saling terkait, di mana masing-masing peran merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi.Sebagaimana dikatakan oleh Gandhi, “Orang tidak dapat melakukan sesuatu yang benar dalam satu bidang kehidupan sementara dia sibuk melakukan kesalahan di bidang lain.Kehidupan adalah satu keseluruhan yang tak terbagi.”

Keimbangan adalah suatu ekuilibrium dinamis.Keseimbangan berarti bahwa semua bagian beroperasi secara bersama-sama secara sinergis dalam suatu keseluruhan yang amat saling terkait.Keseimbangan bukan “atau-atau,” melainkan “dan.”

Menciptakan Sinergi Antar Peran

Sinergi antar peran dapat menghemat banyak waktu maupun tenaga. Memahami sinergi antar peran akan membantu kita mengatasi dikotomi “atau-atau.” Seorang wanita yang bekerja dan mempunyai anak dapat mengatasi dikotomiyang membingungkan antara bersama dengan anak-anak atau bekerja.Ia bergairah menjadi ibu karena memahami perannya sebagai ibu yang tak kan dapat ditinggalkan dan tidak lupa untuk mengembangkan potensinya melalui kerja.

Dengan sinergi antar peran, dapat menumbuhkan mentalitas kelimpahan waktu.Waktu yang banyak dan dapat dipergunakan secara cukup untuk memenuhi peran.Memandang peran-peran sebagai bagian dari suatu keseluruhan yang saling terkait.Kecerdikan dan kreativitas dibutuhkan untuk mampu melakukan sinergi antar peran dalam hidup keseharian.

Cara Menentukan Peran

Lalu Apa Langkah Aplikatif Untuk Menentukan Peran Anda?

Langkah 1 :  Menginventarisasi peran

Beberapa petunjuk di bawah ini dapat di gunakan untu mengklafikasi peran:

  1. Aktivitas yang membutuhkan tanggung jawab.
  2. Aktivitas yang sering/rutin dilakukan (setiap hari, setiap pecan, setiap bulan atau setiap tahun).
  3. Aktivitas yang berhubungan dengan orang lain.
  4. Aktivitas yang membutuhkan cukup banyak waktu untuk melakukannya.

Langkah 2 :  Menyeleksi peran

Seleksi peran dilakukan dengan 2 cara:

A.menyisihkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup

peran yang telah diinventerisasi harus dinilai secara jujur apakah sesuai dengan misi atau tidak.peran yang tidak sesuai dengan misi harus ditinggalkan.jangan segan-segan untuk menghilangkan peran yang tidak sesuai dengan misi.harus berani mengambil keputusan, jangan takut meninggalkan peran yang tidak sesuai denan misi hidup. Jika belu mampu meninggalkan peran yang tidak sesuai dengan misi, jadikan ia sebagai peran tersendiri. Lalu buatkan visi untuk masa depan.

B. Mengelompokkan peran sejenis

Pengelompokan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah peran. Kelompokkan peran berdasarkan sifatnya yang sama. Peran yang sangat penting bagi misi, sebaiknya jangan dikelompokkan. Biarkan ia menjadi satu peran tersendiri karena membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk menjalankannya.kelompokkan juga peran menjadi peran utama atau pembantu.peran utama adalah peran yang sangat penting untuk pencapaian misi hidup dan yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerjakannya.sedang peran pembantu adalah peran yang perlu ada sebagai tuntutan untuk menunjang pencapaian misi dan tidak membutuhkan waktu terlalu banyak disbanding peran utama.perlu juga membuat peran pengembangan diri secara tersendiri.peran ini sebaiknya selalu ada dan tidak digabung dengan peran lainnya.hal ini agar mempunyai waktu untuk mengembangkan diri, baik secara moral, intelektual, social maupun fisik.

  • Renungan : 2 langkah menentukan peran
  1. Investigasi
  2. Seleksi

 

MEMBUAT VISI PERAN

“Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat”( STEPHEN R. COVEY )

Setelah menentukan peran sesuai dengan misi yang di buat, tibalah saatnya untuk “bermimpi.”Visi ibarat mimpi, karena kita membayangkan sesuatu yang masih bersifat harapan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud.Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memiliki “gambaran peran yang berorientasi ke masa depan” berhasil lebih baik disekolah dan lebih handal dalam menghadapi tantangan hidup.Tim dan organisasi yang memiliki pemahaman yang kuat mengenai suatu misi tak cukup kuat untuk mewujudkan misi itu tanpa kehadiran visi.Keberhasilan individu, kelompok, atau organisasi salah satunya akibat kekuatan visi yang mereka miliki.

Visi Yang Menggairahkan

Apabila visi kita terbatas , hanya sebatas harapan tentang apa yang akan terjadi pada esok hari atau lusa, kita cenderung membuat pilihan berdasarkan apa-apa yang persis berada didepan kita.Kita bereaksi terhadap apa-apa yang mendesak, dorongan perasaan sesaat, atau suana hati. Kita membuat pilihan berdasarkan pertimbangan orang lain atau kecenderungan lingkungan disekitar kita. Kita jadi tidak bias mengambil keputusan sendiri. Langkah kita terombang-ambing.Keputusan kita menjadi tidak konsisten dan berubah-ubah setiap hari.

Visi adalah cita-cita dan harrapan tentang masa depan anda sendiri. Jika visi sesuai dengan misi hidup , maka pada saat itu visi berubah menjadi motivator yang begitu kuat, yang pada gilirannya menjadi “pembakar”semangat anda. Ini merupakan energy yang membuat hidup anda menjadi suatu petualangan yang menarik dan untuk meraih cita-cita, sehingga berani berkata “ya!” terhadap peluang atau pilihan sesuai dengan cita-cita.Sebaliknya  berkata “tidak!” dengan damai dan penuh keyakinan diri terhadap hal-hal yang kurang sesuai dengan cita-cita.

Ciri-ciri visi :

  1. Terukur

Visi yang baik adalah visi yang dpat diukur.Kalimat yang digunakan dalam visi sebaiknya bersifat kuantitatif dan spesifik.

  1. Fleksibel

Visi yang fleksibel juga berarti visi yang dapat diubah jika situasi memang mengharuskannya ddemikian.Visi perlu ditinjau minimal 3 bulan sekali.

  1. Terjangkau

Visi yang baik juga visi yang dapat dijangkau.Bukan merupakan khayalan tanpa dasar. Visi perlu menggambarkan tujuan masa depan kita dalam “beberapa langkah”, bukan dalam “ratusan atau ribuan langkah” juga bukan dalam :satuan langkah.”

  1. Menarik

Visi perlu menarik untuk dicapai.untuk itu visi harus merupakan kehendak yang datang dari hati nurani, bukan beerasal dari cermin social- keinginan orang lain atau kehendak lingkungan.

  1. Jelas

Visi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami.

  1. Singkat

Kalimat visi juga jangan terlalu panjang.Jadi buatlah visi dengan kalimat yang singkat dan sederhana.

Cara untuk membuat visi misalnya dengan membayangkan dengan mata terpejam selama satu menit:

  •  Sebuah gambar mengenai anda yang sukses.
  •  Sebuah gamabar  mengenai anda yang berbahagia, santai dan puas.
  •  Sebuah gambar mengenai anda sepuluh tahun mendatang.
  • Sebuah gamabar mengenai anda yang lebih berat atau ringan 10 kg.
  • Sebuah gamabar yang mengenai anda yang sedang mengerjakan sesuatu yang anda impikan untuk dikerjakan.
  •  Sebuah gambar yang mengenai anda sedang bermain dengan cucu anda.
  • Sebuah gamabar yang mengenai anda yang mempunyai banyak uang di bank.
  •   Cara Membuat Visi Peran
  1. Menciptakan visi besar.

Visi hidup ini berlaku sepanjang hidup dan biasanya merupakan gambaran umum tentang akhir dari masa depan kita. Karena bersifat global, visi ini tidak dapat dikatakan sebagai visi yang sebenarnya.Ia hanya berfungsi sebagai penuntun dalam membuat visi dari setiap peran hidup.

  1. Menciptakan visi peran anda.

Visi besar yang berlaku seumur hidup perlu dijabarkan dalam setiap peran.Sebab jika tidak dijabarkan, gambarannya masih terlalu umum, sehingga sulit dievaluasi tingkat keberhasilannya dari waktu ke waktu.

Berbeda dengan visi besar yang target pencapaiannya seumur hidup, visi peran memiliki jangka waktu pencapaian tertentu.Anda dapt memakai tenggang waktu tiga bulan, eanm bulan, atau setahun.Namun waktu yang disarankan adalah tiga atau enam bulan.Hal ini karena lingkungan di sekitar kita semakin cepat berubah, sehingga perlu diantisipasi dengan visi peran fleksibel.

Setiap habis waktu pencapaiannya visi peran, anda perlu mengevaluasinya.Mana diantara visi peran anda yang sudah tercapai dan mana yang belum.Apa saja factor keberhasilan dan kegagalan anda dalam mencapi visi peran yang telah ditentukan. Hal ini sangat berguna dalam membuat kembali visi peran anda pada periode mendatang dan menyesuaikannya denagan peluang dan tantangan baru yang anda hadapi.Khusus untuk pengembangan diri, perlu dibuat visi peran tersendiri yang tidak boleh dihilangkan.Hal ini agr kualitas diri anda senantiasa meningkat secara intelektual, moral, social dan fisik.

Visi peran perlu dibuat dalam kalimat yang memenuhi ciri visi yang baik-terukur, fleksibel, terjangkau, menarik, jelas, dan singkat.Jika visi peran masih sulit untuk dapat diukur, anda perlu dapat membuat keterangan berupa indicator keberhasilan visi yang berisi parameter kuantitatif dari visi yang dibuat.

Visi peran perlu dibuat tertulis pada lembar visi peran.Hal ini agar lebih mudah dibaca dan diingat-ingat.Kebiasaan tidak menulis tujuan (visi) adalah kebiasaan buruk.Sebab jika hanya mengandalkan ingatan, besar kemungkinan kita akn lupa.Lupa menyebabkan kita, tanpa disadari, tak lagi konsisten dengan visi awal kita.

  1. Letakkan ditempat yang mudah dilihat atau mudah dibawa-bawa.

Sebaiknya, lembar visi peran dibuat dalam kertas yang cukup besar agar mudah dibaca.Temple lembar visi peran anda ditempat yang mudah anda lihat.Misalnya didinding kamar, didekat cermin atau dibalik lemari pakaian. Lembar visi juga bias ditulis pada kertas kecil agar mudah dibawa-bawa. Misalnya dapat mudah disimpan dalam dompet atau tas. Fungsi visi peran yang mudah diliahat atau dibawa-bawa adalah agar anda selalu ingat dengan visi anda.Setiap pagi sebelum anda beraktifitas liahtlah dan baca kembali visi peran anda. Semakin sering anda membaca dan mengingat-ingat visi peran , visi perna anda akan  semakin tertanam dalam pikiran bawah sadar anda. Semakin terserap dialam bawah sadar anda, tanpa anda sadari, semakin terkendali gerak hidup anda menuju pencapaian visi peran.Karena sebagaimana yang ditunjukkan oleh penelitian, sebagian besar pola hidup dan kebiasaan kita sebenarnya dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar kita, bukan oleh pikiran sadar kita.

MEMBUAT RENCANA PEKANAN

“Waktu adalah kehidupan”(Hasan Al Banna)

Kini tibalah saatnya bagi anda untuk merealisasikan apa yang telah anda buat! Anda telah memiliki komitmen manajemen waktu dengan membuat pernyataan misi, peran, dan visi peran anda.Komitmen itu tidak ada gunanya jika tidak ada upaya untuk mencapainya. Pada tahapan ini, anda akan mendapatkan manfaat tentang bagaimana cara menjabarkan visi peran anda dalam rencana pekanan.

Mengapa perlu menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan?Mengapa bukan rencana bulanan atau langsung kepada rencana harian?Hal ini karena visi peran merupakan sasaran jangka panjang, sehingga perlu ada sasaran jangka menengah.Rencana pekanan merupakan sasaran jangka menengah yang klebih cocok digunakan dari pada rencana bulanan.Sebab rentang waktu rencana bulanan terlalu panjang, sehingga sulit mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran.Sedang rencana pekanan rentang waktunya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu sempit, sehingga cukup efektif untuk mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran.Jika visi peran langsung dituangkan dalam rencana harian, maka tidak ada sasaran jangka menengah sebagai arah yang mengantar sasaran jangka panjang (visi peran) dan sasaran jangka pendek (rencana harian).

Sebenarnya memebuat rencana pekanan berarti mau bersungguh-sungguh menyesuaikan waktu anda dengan apa yang menurut anda penting. Visi peran menggambarkan apa yang menurut anda penting. Jadi mengatur waktu pekanan berarti meenyesuaikan waktu anda dengan pencapaian visi peran anda. Persoalan pengaturan  waktu mulai muncul ketika anda tidak lagi menggunakan waktu anda sesuai dengan visi peran anda, sehingga membiarkan waktu berjalan tanpa arah yang jelas.

Sifat-sifat waktu

Sebelum sampai pada cara membuat rencana pekanan, kita perlu mengetahui tiga sifat waktu.

  1. Waktu tidak dapat diganti.

Waktu akan terus berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya. Waktu bagaikan air yang terus mengalir menuju muara.Di mana setiap orang mempunyai muaranya masing-masing.Pada muara itulah kehidupan seseorang berakhir dan menemui ajalnya.Kita tidak tahu kapan waktu hidup kita berakhir.Namun yang jelas, setiap orang mempunyai jatah waktu bebeda-beda.Ada yang singkat, ada pula yang panjang, terrgantung jatah umur yang disediakan Tuhan kepadanya. Jatah waktu itu akan terus berlalu tanpa peduli apakh di isi dengan aktivitas yang penting atau tidak. Jika anda membiarkan waktu berjalan tanpa melakukan aktivitas yang sesuai dengan misi hidup, anda tak dapat mengganti waktu yang telah anda sia-siakan itu dengan waktu yang lain. Anda merugi karena telah membiarkan salah satu modal kehidupan anda berlalu tanpa ada hasil untuk anda dan masa depan anda. Biasanya yang timbul hanyalah penyesalan di kemudian hari.Penyesalan yang tak ada gunanya, karena waktu tak dapat di ganti oleh apapun.

  1. Waktu dapat melenakan.

Waktu berlalu tanpa terasa.Banyak orang yang merasa hidupnya amat singkat.Masa kecil yang sudah puluhan tahun ditinggalkannya terasa seperti baru kemarin.Begitu pula masa remaja dan masa dewasa terasa berlalu amat cepat.Waktu memang melenakan.Ia membuat orang lupa bahwa waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu tiba tak dapat seorang pun yang dapat mengundurkannya walau sedetik. Ketika itulah mungkin kita baru menyadari bahwa waktu itu ada dan sangat berharga.Namun ini adalah kesadaran yang terlambat dan penyesalan yang taka da gunanya. Karena itu, sejak dini anda perlu menyadari  bahwa waktu dapat membuat anda terlena dan membiarkannya berlalu dengan sia-sia.

  1. Waktu adalah momen.

Waktu merupakan kesempatan yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Para pakar sejarahmemperkirakan, jika para pendiri Negara Indonesia tidak memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 mungkin sampai saat inibangsa Indonesia masih dijajah.

Kehidupan setiap manusia juga terdiri dari momen-momen yang seharusnya tidak dibiarkan berlalu begitu saja.Ada orang yang menyia-nyiakan masa mudanya.Padahal masa muda adalah momen untuk belajar.Ada juga orang yang menyia-nyiakan bakatnya dengan tetap bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bakatnya yang sebetulnya dapat mengubah taraf hidupnya.

Orang yang mampu mengatur waktu seharusnya jeli memanfaatkan setiap momen dalam hidupnya.Ia jeli mengambil setiap peluang yang ada dan menggunakannya untuk keberhasilan hidupnya. Sebaliknya orang yang kurang mampu mengatur waktu akan sering menyia-nyiakan momen dalam hidupnya, sehingga momen tersebut terbuang percuma. Padahal ia merupakan kesempatan emas yang mungkin tidak akan terulang lagi diwaktu yang lain.

Dampak Pengaturan Waktu Yang Buruk

Pengaturan waktu Yng buruk berarti kita tidak dapat menyesuaikan waktu kita dengan misi dan visi peran kita.Ketidakmampuan menyesuaikan waktu dengan misi berarti kita menelantarkan nilai-nilai yang kita anggap penting.Sedang ketidakmampuan menyesuaikan waktu dengan visi peran berarti kita tidak memiliki tujuan hidup yg jelas.Jika itu terjadi maka waktu kita terbuang percuma. Kita tidak akan memperoleh apa-apa yang berarti dalam kehidupan ini. Padahal orang yang sukses dan berhasil adalah orang-orang yang melakukan aktivitas yang berarti dan bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain.

Beberapa hal yang merupakan indikasi dari pengaturan waktu yang buruk tampak dari beberapa kebiasaan berikut ini.

  • Sebagian besar jadwal waktunya ditentukan oleh orang lain.

Orang yang kurang mampu mengatur waktu akan mengisi sebagian besar waktunya dengan janji dan rencana orang lain, sehingga waktu yang diatur sendiri oleh dirinya menjadi sangat berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Orang sperti ini hidup dengan program orang lain.Ia terjebak pada rutinitas menjemukan yang membuat ia sulit mengevaluasi apakah program dari orang lain itu sesuai atau tidak dengan misi hidupnya. Penentuan jadwal waktu oleh orang lain bias saja ditolerir jika sesuai dengan misi hidup kita.

  • Sering menghadiri acara-acara yang kurang penting

Acara yang kurang penting adalah acara yang tidak sesuai dengan misi hidup atau kurang menunjang pencapaian visi peran kita. Banyak orang yang terjebak dengan acaara yang kurang penting karena merasa tidak enak menolak ajakan orang lain atau karena tidak mampu memanfaatkan waktu luang, sehingga akhirnya waktunya dihabiskan untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan misi hidup atau pencapaian visi peran.

  • Suka menunda-nunda pekerjaan

Dampak dari suka menunda-nunda pekerjaan adalah bertumpuknya pekerjaan pada suatu waktu, sehingga keetika deadline nya tiba, kita terburu-buru dalam mengerjakannya.Akhirnya, hasil pekerjaan itu tidak maksimal atau malah tidak selesai.Orang yang suka menunda –nunda pekerjaan biasanya karena menunggu perasaan mood (girah) lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan. Padahal mood tidak datang sesuai kemauan kita, bahkan sering kali ia tidak muncul ketika kita inginkan. Karena itu tak perlu menunggu mood lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan, lakukan saja apa yang harus dilakukan. Malah seringkali mood itu datang justru ketika kita sedang melakukan suatu pkerjaan.

  • Suka melakukan pekerjaan dalam kondisi mendesak

Ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan rampung bekerja karena dikejar deadline.Ia tidak bis bekerja kecuali dalam kondisi terdesak. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Stress berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagi penyakit jiwa dan fisik.

  • Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk santai dan bersenang-senang

Bersantai dan bersenang-senang bukanlah suatu hal yang tabu kita lakukan. Namun jika dilakukan tanpa perencanaan, kita akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersenang-senang. Akibatnya waktu kita banyak terbuang untuk suatu yang kurang bermanfaat.Biasanya ini terjadi karena balas dendam.Setelah selesai melakukan pekerjaan yang urgen dan menguras tenaga, kita lalu balas dendam denagan bersantai sepuas mungkin.Karena itu, hindari sebanyak mungkin bekerja dalam situasi urgen agar tidak balas dendam denagan bersantai sebanyak mungkin.

  • Sering merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu

Perasaan terlalu sibuk dan kekurangan waktu hanya akan dialami oleh mereka yang tak mampu mengatur waktunya dengan baik. Orang yang tidak mengatur waktunya tak akan tahu mana pekerjaan yang penting yang harus dilakukan dan mana pekerjaan yang tidak penting yang tidak perlu dilakukannya. Akibatnya ia akan merasa terlalu banyak yang harus dilakukannya dan tidak sebanding denagan waktu yang tersedia. Karena itu wajar jika ia merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu.

  • Sering merasa bersalah karena tak mampu menyelesaikan suatu pekerjaan

Sering merasa bersalah karena belum melaksanakan apa yang mesti dilakukan merupakan dampak dari pengaturan waktu yang buruk. Perasaan ini biasanya muncul dalam penyesalan.Menyesal karena tidak melakukanya dari dulu, menyesal karena terlalu banyak membuang waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, dan menyesal karena menyia-nyiakan peluang dan kesempatan.Hingga akhirnya merasa dirinya tidak banyak kemajuan atau gagal meraih cita-cita yang diharapkannya, padahal umur semakin bertambah dan jatah waktu hidup semakin berkurang.

  • Banyak masalah yang tertunda penyelesaiannya

Orang yang tidak mampu mengatur waktu akan banyak menunda pekerjaan yang mestinya di lakukan. Menunda pekerjaan pada hakikatnya menumpuk masalah,sehingga masalah semakin bertambah dan semakin sulit untuk di selesaikan.

  • Sering bingung dalam mengambil keputusan

Konsekuensi logis dari orang yang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik adalah bingung dengan prioritas pekerjaannya.Mana yang harus lebih dulu di lakukan dan mana yang dapat di tunda. Wajar saja akhirnya dia bingung engambil keputusan, karena bagaimana ia dapat mengambil keputusa dengan baik jika menentukan prioritas pekerjaan saja sudah bingung.

  • Produktivitas berkurang atau tidak efektif

Pengaturan waktu yang buruk berdampak pada produktivitas kerja.Ini di sebabkan karena terbiasa melakukan pekerjaan dalam kondisi terburu-buru dan terdesak, sehingga hasilnya tanggung dan kurang berkualitas atau karena salah menetukan tingkat kepentingan pekerjaan itu sendiri, sehingga produktivitasnya tidak sesuai dengan yang di harapkan.

  • Sering melakukan pekerjaan secara tidak efisien

Tentu saja dampak selanjutnya dari pengaturan waktu yang buruk adalah tidak efisien dalam bekerja.Terlalu banyak sumber daya yang di habiskan dari pada hasil yang di peroleh. Salah satunya karena melakukan pekerjaan dalam kondisi terburu-buru,biasanya dalam situasi kondisi seperti itu akan banyak tenaga dan biaya yang terkuras lebih dari semestinya.

Jika indikasi diatas sering dialami beerarti anda perlu waspada.Sebab kemungkinan besar anda mengalami problem mengatur waktu (manajemen waktu). Jika anda tidak segera memperbaiki dengan cara mengatur kembali waktu anda, maka anda akan mengalami dampak dari pengaturan waktu yang buruk, seperti :

  1. Menimbulakan stress dan merasa bersalah
  2. Mangabaikan apa yang penting dan bermakna dalam hidup
  3. Selalu terburu-buru sehingga memprioritaskan jadwal dari pada hubungan.
  4. Kurang luwes dan spontan
  5. Tidak mempunyai waktu untuk pengembangan diri
  6. Terjebak pada berbagai masalah yang sebenarmya tidak perlu terjadi
  7. Tidak sukses mencapai tujuan hidup 

Matriks Manajemen Waktu

Untuk menghindari diri dari berbagai dampak pengaturan waktu yang buruk, anda perlu menjaga agar sebagian besar aktivitas anda selalu sesuai denagn misi hidup dan visi peran anda serta tidak dikerjakan dalam kondisi mendesak.

Dari matriks manajemen waktu, terlihat enam kuadran waktu.Kuadran waktu I adalah aktivitas yang mendesak dan seauai misi hidup sekaligus sesuai visi peran.Kuadran waktu II adalah aktivitas tidak mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran.Kuadran waktu III adalah aktivitas mendesak sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran.Kuadran waktu IV adalah aktivitas yang tidak mendesak dan sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran.Kuadran V adalah aktivitas yang mendesak tapi tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran.Kuadran VI adalah aktivitas yang tidak mendesak dan tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran.

Cara untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu :

  1. Jangan menunda-nunda malakukan pekerjaan
  2. Dahulukan tindakan preventif (pencegahan) daripada tindakan kuratif (pengobatan)
  3. Hati-hati dengan waktu luang di antara dua waktu sibuk yang acapkali melenakan
  4. Sempatkan membuat perencanaan , walau sederhana
  5. Sempatkan melakukan evaluasi dan introspeksi diri.

Cara Mengisi Lembar Waktu Pekanan

Aplikasi dari matriks manajemen waktu dapat terlihat dari cara Anda melakukan aktivitas pekanan.Agar aktivitas pekanan Anda lebih banyak padaberada di kuadran II,ebagai kuadran terbaik,Anda perlu membuat rencana pekanan.Untuk itu,Anda perlumempunyai lembar waktu pekanan berikut ini.

Lembar waktu pekanan tersebut perlu diisi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1.  Isi pada kolom peran Anda sesuai dengan lembar visi peran.
  2. Isi aktivitas untuk pencapaian visi peran di kolom janji.Namun jika Anda belum mengetahui waktunya secara pasti isi pada kolom prioritas Hari Ini atau prioritas Pekan Ini.Prioritas hari ini adalah hal-halyang harus anda kerjakan dalam sehari,tapi Anda belum mengetahui pasti jadwalnya.Sedangkan Prioritas Pekan Ini adalah hal-hal yang harus Anda lakukan dalam sepekan, tapi Anda belum mengetahui pasti kapan hari mengerjakannya.
  3. Pada waktu mengisi aktivitas Yng sesuai peran, nomori aktifitas tersebut dengan nomor pearan yang terdapat pada kolom peran.
  4. Sebaiknya semua peran dan aktivitasnya dalam Lambar Waktu Pekanan. Namun jumlah aktivitasnya blum tentu sama, Biasanya peran –peran  utama akn dapat waktu yang lebih banyak dari pada peran pembantu. Misalnya, peran sebagai karywan jumlah waktunya akan lebih banyak dari pada peran sebagai masyarakt
  5. Untuk mengajar agar anda dapat memenuhi berbagai tugas dan tsnggung jawab, idealnya setiap peran ada aktivitasnya, dalam Lembar Waktu Pekanan. Jika ada peran yang tidak ada aktivitasnya dalam Lembar waktu Pekanan hal itu hanya dapat di telorir untuk sementara. Upayakan agar dalam Lembar Waktu Pekanan pecan selanjutnya peran tersebut ada aktivitasnya. Toleransi untuk tidak melaksanakansuatu peran dalm sepekan adlah relative. Jika hal itu termasuk peran utama maka tidak boleh terlalu lama. Jika termasuk peran pembantu maka tergantung dari sejuah mana tuntunan terhadap peran tersebut. Namun hindari ada peran yang sama sekalitidak ada aktivititasnya selama jangka waktu pencapain visi peran.
  6. Upaya agar Lembar Waktu Pekanan Anda tidak seluruhnya terisi dengan aktivitas. Beri ruang kosong antara satu aktivitas dengan aktivitas lainya. Hal itu menjaga kemungkinan adnaya aktivitas kuadran IV (aktivitas berdasarkan peluang, aktivitas pengembangan diri dan membina hubungan)
  7. Aktivita pada Lembar Waktu Pekananharus lebih banyak aktivitas Kuadran II, bukan kuadran lainya. Jika anda terpaksa membuat janji untuk aktivitas kuadran lainya batasi agar tidak terlalu banyak.
  8. Lembar Waktu Pekanan sebaiknya diisi tiap pekan (hari yang di anjurkan adlah hari ahad malam atau hari senin pagi). Evaluasi Lembar Waktu Pekananuntuk pekan lalu. Evalaluasi, mana yang telah di kerjakan, dan mana yang belum. Jika belum, avaluasi apa sebabnya. Kemudioan isi Lembar Waktu Pekananuntuk pekan ini berdasarkan avaluasi pekan lalu. Biasanya waktu yang di butuhkan untuk mengisi Lembar Waktu Peknan hanya 15-30 menit. Luangkan Waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengaruhkan Anda Pada pencapain visi peran peran secara beralangsung

Renungan : 3 Sifat Waktu

  • Tidak Dapat Diganti
  • Dapat Melenakan
  • Dia Adalah Momen

 

Apakah Anda Sudah Memiliki Waktu Yang Bermakna?

MEMBUAT RENCANA HARIAN

            “Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,mka ia celaka.Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin,maka ia merugi.Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin,maka ia beruntung” (Al-hadis)

Membiarkan hari-harinya berlalu bagai A ir yangmengalir.Ia tidak mempunyai rencana tentang

apa yang akan dikerja kan hari ini.Ia bekerja berdasarkan mood dan kesenangan,bukan berdasarkan misi dan pencapaian visi peran.Ia sering menunda-nunda pekerjaan.Dampaknya,pekerjaanya menjadi menumpuk pada suatu waktu.Iamenjadi sibuk pada suatu peran dan mengabaikan peran yang laianya.

Ahirnya,ada kekecewaan dan stress berkepanjangan dalam hidupnya.Hanya penyesalan lah yang akan diraih,bukan keberhasilan.

Menghilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Menunda pekerjaan sudah menjadi ciri yang universal, sampai-sampai ada sebuah organisasi Penundaan Internasional yang anggotanya mempunyai rencana untuk menyelenggarakan pertemanan, tetapi sampai sekarang belum pernah terlaksana karena teus ditunda.

Memunda pekerjaan berarti tidak melaksanakan pekerjaan atau tidak menuntaskan pekerjaan yang seharusnya anda kerjakan pada saat itu juga. Penundaan akan menjadi masalah yang besar bila anda mengabaikan atau menunda pelaksanaan hal-hal yang sebenarnya penting bagi diri anda sendiri.

Sudah banyak contoh tentang akhir buruk yang timbul karena kita sering terlena oleh keasyikan menuruti kata hati untuk selalu menunda-nunda pekerjaan.Ini adalah penghambat kesuksesan dan efektivitas hidup.

Salah satu akibat menunda pekerjaan adalah menyia-nyiakan waktu sekarang yang tak mungkin kembali lagi. Dale Carnegie pernah berkata “ salah satu hal yang paling tragis yang saya ketahui mengenai sifat manusia adalah bahwa kita semua cenderung menyia-nyiakan waktu sepanjang kehidupan ini. Kita sering kali hanyut memimpikan taman bunga mawar surgawi diatas cakrawala sana, dan bukannya menikmati keindahan bunga mawar yang sedang berkembang diluar jendela kamar pada pagi hari ini.”

Agaknya ini merupakan kerugian terbesar yang kita alami akibat penundaan.Karena hari ini satu-satunya waktu yang kita miliki. Semua pembicaraan, harapan dan keinginan dimasa depan tidak lebih dari omong kosong jika kita tidak segera memanfaatkan masa sekarang dengan sebaik-baiknya.

Kerugian lain dari menunda pekerjaan adalah meningkatnya rasa bersalah dan frustasi karena pekerjaan semakin menumpuk dan keinginan tidak tercapai. Apabila anda ingin membuat pekerjaan yang ringan menjadi pekerjaan yang berat, tunda saja pelaksanaan pekerjaan itu (Ohlin Milter).Karir juga tak kunjung maju, hidup menjadi penuh dengan ketidakpastian, hubungan personal menjadi kurang serasi, dan terjadi keletihan kronis karena kesibukan tak berkesudahan yang dapat berakibat pada gangguan fisik dan jiwa.

Untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan, ada beberapa kiat yang dapat membantu umtuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut :

  1. Sadari dan akuilah bahwa penundaan merupakan suatu cara hidup yang tidak ada manfaatnya, bahkan banyak merugikan kita. Dengan menunda pekerjaan, maka emosi anda akan selalu tegang.
  2. Salah satu sebab menunda-nunda pekerjaan karena anggapan sulitnya pkerjaan tersebut. Karena itu pecahlah pekerjaan yang tampaknya terlalu berat menjadi pekerjaan kecil. Hanry Ford suatu ketika berkata “ tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit bila hal tersebut dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan kecil.”
  3. Hadapilah tugas-tugas yang tidak menyenangkan secara sungguh-sungguh. Jika memungkinkan berikan waktu sedikit misalnya lima atau sepuluh menit, tetapi secara secara berkala. Kemudian laksanakan tugas saat itu juga dan berhentilah apabila waktunya habis. Sehari sepenuhnya bahwa jika anda tidak melakukan saat itu juga maka anda akan menggabungkan beban pekerjaan sekarang dengan beban pekerjaan mendatang yang semakin lama semakin memberatkan dan tidak menyenangkan.
  4.  Lakukan pekerjaan yang memerlukan gerakan fisik pada saat awal memulai pekerjaan. Kadang-kadang diperlukan sedikit gerakan fisik untuk membangkitkan semangat dalam rangka melaksanakan tugas penting. Jika anda ingin membuat laporan, ambillah sehelai kertas dan susun daftar pokok pokiran, sekarang juga. Apakah ada kesalahpahaman yang perlu diselesaikan secara tuntas dengan seorang relasi?
  5. Catatlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi bila anda melaksanakan suatu pekerjaan. Cata juga segala macam kerugia yang timbul jika anda terus menunda pekerjaan.
  6. Buatlah perjanjia dengan orang lain atau ceritakanlah apa yang anda akan lakukan kepada orang lain. Teknik ini akan memacu kita untuk menepati jadwal waktu menyelesaikan pekerjaan karena adanya perasaan malu jika tidak selesai.
  7. Berikan hadiah untuk diri anda sendiri bila anda berhasil menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya berikan hukuman apabila gagal.
  8.  Bersikaplah tegas dan milikilah keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah kemampuan untuk bertindak pada saat anda merasa takut melakukan sesuatu. Ali Bin Abi Thalib berkata “ketakutan yang kita bayangkan biasanya lebih besar dari pada kejadian yang sebenarnya.” Menunda-nunda bertindak akan membuat bayangan kegagalan semakin lama semakin besar. Karen aitu, bertindaklah sekarang juga agar bayangan kegagalan tidak mengahntui anda.
  9.  Janganlah terlalu mudah merasa bosan. Ambil jalan lain untuk menuju kantor, agar anda tidak jenuh. Adakan makan siang direstauran yang berbeda. Baca buku yang berbeda. Dunia ini sungguh beragam, tetapi waktu untuk menikmatinya terlalu sedikit.
  10. Sering-seringlah bertanya pada diri sendiri “bagaimana saya dapat memanfaatkan waktu dan tenaga dengan sebaik-baiknya sekarang ini juga.
  11. Akhirnya, ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri setiap pagi “masalah terbesar apakah yang akan saya hadapi sekarang, dan apa yang harus saya lakukan untuk mengatasinya hari juga?”

Langkah Melakukan Rencana Harian

Setelah mengisi lembar waktu pekanan, maka perlu membuat rencana harian.Rencana harian adalah pencapaian dari hari kehari visi peran anda.Ia merupakan langkah-langkah kecil tanpa penundaan menuju terwujudnya misi dan visi besar anda.

Rencana harian sebenarnya sudah tercermin dalam lembar wakltu pekanan. Namun belum detail dan masih ada kemungkinan terjadinya perubahan. Karena itu, lembar waktu pekanan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam rencana harian.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membuat Lembar Waktu Harian adalah :

  1. Dengan mengacu pada lembar waktu pekanan, jabarkan lebih lanjut apa yang akan anda kerjakan hari ini.
  2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya. Perkiraan waktu secara maksimal, bukan minimal. Misalnya, jika anda pergi ketempat klien, masukkan juga lama waktu berangkat dan pulang dan ri tempat klien, bukan hanya waktu berapa lama anda bertemu klien.
  3. Urutkan pekerjaan pada hari ini dengan cara memberi nomor urut. Kemudian kategori kan aktivitas anda berdasarkan kuadran matriks Manajemen Waktu.
  4. Jika masih ada waktu luang dalam Lembar Waktu Harian anda, biarkan itu kososng untuk memberi peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan.atau bias juga anda mengisinya dengan rencana aktivitas kuadran IV.
  5. Isi Lembar Waktu Harian anda setiap hari. Evaluasi Lembar Waktu Harian setiap hari. Evaluasi mana yang berhasil dikerjakan dan mana yang luput dikerjakan. Eavaluasi mengapa anda luput menegrjakannya. Kemudian isi Lembar Waktu Harian untuk hari esok berdasarkan evaluasi hari kemarin. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi LWH hanya 10 menit. Luangkan waktu anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan anda kepadapencapaian visi peran anda secara berangsur-angsur.

Renungan

5 langkah menyusun rencana harian

  1. Jabarkan apa yang akan anda kerjakan hari ini
  2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya
  3. Urutkan pekerjaan anda setiap hari dengan cara memberi nomor urut
  4. Biarkan waktu luang dalam lembar waktu harian anda untuk memberi peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan.

KESIMPULAN

Selamat! Anda telah membaca buku ini.Mudah-muadahan buku ini memberikan sumbangsih bagi perubahan hidup anda di masa mendatang. Dalam buku ini, anda telah belajar tentang cara mencapai kesuksesan dengan meraihnya sedikit demi sedikit. Anda telah belajar tentang caramengatur waktu sebagai modal utama untuk sukses. Anda telah mengetahui cara membuat misi, peran, visi peran, rencana pekanan, dan rencana harian sebagai langkah mengatur waktu yang efektif. Sekarang tinggal bagaimana anda merealisasikan apa yang terdapat dibuku ini. Mungkin pada tahap awal anda mengalami kesulitan dan canggungan untuk merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Tapi percayalah! Hal ini merupakan sesuatu yang wajar ketika anda melakukannya pertama kali. Ada pepatah mengatakan “mudah karena terbiasa.” Jika anda terbiasa melakukan apa yang terdapat dalam buku ini. Anda akan menjadi mudah melakukannya. Bahkan bias menjadi suatu karakter baru yang terus melekat sepanjang hidup anda. Lakukanlah secara konsisten apa yang dapat dalam buku ini.

Sumber : Judul buku Satria Hadi Lubis, MM, MBA. Breaking the Time, Pro You (kelompok Pro U Media), Yogyakarta,2010.

 

Spirituality Management


Ketika kita mencoba membincangkan spirituality management, setidaknya terdapat tiga jenis kontribusi yang bisa disumbangkan bagi kemajuan praktek bisnis dan manajemen. Yang pertama, dimensi spiritualitas memberikan pondasi yang kuat untuk membangun integritas moral yang kokoh bagi para pelaku bisnis (karyawan, pengusaha, kaum profesional). Itulah profil integritas yang dinaungi oleh misalnya, sikap kejujuran, kesederhanaan, dan sikap yang mengacu pada etika kebenaran. Kini misalnya, kita melihat begitu banyak perusahaan yang mencantumkan aspek integritas dalam ’core competency’ yang mereka susun. Tentu saja, aspek integritas ini akan mampu diwujudkan – dan bukan jadi sekedar kata-kata hiasan – jika semua karyawan di perusahaan tersebut memiliki kadar sprititualitas yang tidak rapuh.

Kontribusi yang kedua berkaitan dengan pengembangan etos kerja yang berorientasi pada kemajuan dan keunggulan kinerja (excellent performance). Dimensi spiritualitas semestinya mampu dijadikan driving force yang kuat untuk menancapkan motivasi dan etos kerja yang selalu mengacu pada prestasi terbaik. Dalam konteks ini mestinya ada kesadaran kuat untuk menjalankan ”teologi kerja (job theology)” : atau sebuah niatan suci untuk selalu menganggap pekerjaan kita sebagai sebuah ibadah dan bentuk pengabdian kita pada Yang Maha Agung. Ketika kita bekerja dikantor dengan asal-asalan dan menghasilkan kualitas brekele, atau ketika ketika kita hanya mempu menciptakan pelayanan yang amburadul dan membikin para pelanggan patah arang, maka mestinya kita menanggap ini semua sebagai sebuah ”dosa” dan kita mesti merasa malu dihadapan Yang Maha Tahu.Sebaliknya, ketika kita selalu bisa mempersembahkan kinerja yang istimewa, atau ketika kita mampu mengagas dan melaksanakan ide-ide kreatif untuk memajukan perusahaan, maka mestinya ini semua tidak melulu didasari oleh keinginan untuk naik pangkat, atau mendapat bonus yang besar, melainkan pertama-tama mesti dilatari oleh niatan suci untuk beribadah. Sebuah niatan yang didorong oleh kehendak untuk mengabdi dan memuliakan Yang Diatas. Dalam konteks inilah, dimensi spiritualitas dapat menjelma sebagai sebuah inner force yang kokoh dan mampu memotivasi kita untuk terus bekerja keras memberikan yang terbaik.

Kontribusi ketiga yang layak disebut adalah potensi sumbangan dimensi spiritualitas dalam membangun apa yang kini sering disebut sebagai learning organization. Tak pelak, hampir semua agama didunia selalu mendorong para umatnya untuk terus belajar dan menuntut ilmu. Dalam Islam misalnya, ayat pertama yang diturunkan berbunyi iqra’ (artinya, bacalah !) : sebuah simbolisasi yang menekankan betapa pentingnya proses belajar dan menuntut ilmu bagi kemajuan peradaban manusia. Dengan demikian, upaya untuk membangun ’learning culture’, upaya mendorong para karyawan untuk terus merengkuh ilmu, atau upaya untuk menumbuhkan ”knowledge management system”, merupakan serangkaian proses yang senantiasa perlu digerakkan. Sebab, semua ini sesungguhnya merupakan perwujudan dari dimensi spiritualitas kita dan juga bentuk ibadah kita kepada Yang Maha Mengetahui.

Sumber :www.wirausaha.com

 

 

PERILAKU KONTRAPRODUKTIF (CONTRAPRODUCTIVE BEHAVIOR)


Menurut Levy & Ritti (2003), perilaku kontraproduktif merupakan perilaku karyawan yang berupa perilaku mencuri/maling (theft), perilaku sabotase (sabotage), pemerasan (blackmail), penyuapan (bribery) dan perilaku menyerang orang lain (aggression).

Dalam pengertian yang kita pahami sehari-hari, perilaku mencuri/ maling/manipulasi uang dan penyuapan disebut juga dengan istilah korupsi yang memiliki pengertian yang paling sempit yakni menguasai uang yang bukan haknya sehingga merugikan institusi tempat pelakunya bekerja. Dari berbagai kasus, diketahui bahwa pelaku-pelakunya datang dari berbagai kalangan, mulai dari tingkat direktur utama, manajer, pimpinan proyek, pengawas hingga level pelaksana teknis atau pekerja di lapangan (Meliala, 1998).

Ada kaitan antara modus (cara melakukan) manipulasi, nilai uang yang dimanipulasi dan status sosial pelakunya, yaitu semakin tingginya status sosial sang pelaku manipulasi diduga akan berkaitan dengan semakin besarnya nilai uang yang dapat diselewengkan. Demikian pula halnya dengan modusnya yang cenderung semakin canggih dan kompleks.

Menurut Alatas (1975, dalam Meliala, 1998), perilaku korupsi (mencuri, penyuapan, dan sejenisnya) dikatakan telah berkembang menjadi fenomena yang bercirikan sebagai berikut :

  • Senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.
  • Pada umumnya berlangsung dengan penuh kerahasiaan, kecuali dimana ia telah begitu merajalela dan berurat-berakar sehingga individu-individu yang melakukannya tidak mengganggap perlu menyembunyikan perbuatan mereka.
  • Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal-balik.
  • Pelakunya biasanya menyelubungi perbuatannya dengan berlindung dibalik pembenaran hokum.
  • Mereka yang terlibat adalah kalangan yang walaupun setuju dengan keputusan-keputusan yang tegas namun berharap masih bisa dipengaruhi sesuai kepentingan mereka.
  • Mengandung penipuan, biasanya terhadap lembaga publik atau masyarakat umum.
  • Pada dasarnya adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.
  • Setiap bentuknya melibatkan fungsi berganda yang kontradiktif dari pihak yang melakukannya.
  • Melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam tataran masyarakat dan menempatkan kepentingan umum di bawah kepentingan khusus pihak tertentu.

Berdasarkan pandangan di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa pengertian dan batasan dari perilaku kontraproduktif adalah penyalahgunaan uang perusahaan yang dilakukan oleh karyawan melalui penerimaan uang dengan cara-cara yang melanggar prosedur/ ketentuan perusahaan (tidak sah).

Contoh perilaku kontraproduktif dari karyawan operasional di suatu perusahaan pengelola jasa perparkiran di Jakarta, antara lain dengan cara-cara :

  • Mengangkat “boom-gate” dengan tangan bukan mesin (biasanya dilakukan oleh 2 orang karena berat).
  • Menerima pembayaran dari kendaraan parkir
  • Menggunakan tiket langganan pada kendaraan yang “menginap” (over-night)
  • Mengeluarkan kendaraan dengan tiket gratis (pada kasus ada input mobil kepuar tetapi tidak ada fisik mobil di lokasi parkir).
  • Memalsu tiket parkir kendaraan (stempel palsu).
  • Pembongkaran (hacking) program komputer pada mesin tiket parkir.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA PERILAKU KORUPSI/MANIPULASI UANG SEBAGAI PERILAKU KONTRAPRODUKTIF

Perilaku korupsi/manipulasi uang sesungguhnya dapat dikaji dari sudut pandang lingkungan atau tempat terjadinya perilaku tersebut. Beberapa instansi pemerintah misalnya dikenal memiliki “reputasi” tertentu dalam hal korupsi yang dilakukan oleh karyawannya.

Namun demikian, bukannya tidak ada lingkungan kerja tertentu di perusahaan swasta yang tidak mendukung munculnya korupsi. Mungkin yang berbeda dengan fenomena di birokrasi pemerintahan adalah jenis penyebabnya. Di kalangan swasta, korupsi umumnya baru dapat terjadi bila terdapat pengawasan yang lemah, persaingan yang ketat, adanya kesempatan, kelihaian melakukan manipulasi dan sebagainya (Tempo, 19 Februari 1983. dalam Meliala, 1998).

Secara psikologis, fenomena “menyimpang” seperti terdapat di lingkungan kerja pemerintahan maupun swasta tersebut juga dapat dibahas dalam konteks perilaku kelompok (group behaviour). Pada situasi terdapatnya kesempatan (opportunity) akibat lemahnya kendali kelompok (group control), akibat ketidakpaduan antara kata dan perbuatan (inconsistency) antar anggota, demikian pula akibat persaingan ketat dalam mengejar tujuan materi (material-led competition), diduga kuat gampang memunculkan perilaku yang tidak mengindahkan norma dan nilai setempat.

Sebaliknya, kuatnya kendali kelompok, mengingat adanya kohesivitas kelompok yang tinggi, juga dapat menjadi predisposisi bagi timbulnya korupsi. Hal itu terjadi bila ada anggota kelompok yang pada dasarnya tidak ingin melakukan hal itu, lalu terpaksa melakukan penyesuaian diri (conformity) guna terhindar dari tekanan kelompok atau group pressures (Aronson, 1984, 22-25, dalam Meliala, 1998).

Pada akhirnya dapat dikatakan, terlepas dari lingkungan kerja birokrasi atau swasta, pastilah terdapat karakteristik lingkungan tertentu yang mengembangkan berbagai predisposisi bagi lahirnya korupsi (Tempo, 19 Februari 1983 dalam Meliala, 1998). Bila dilihat secara umum, maka karakteristik tersebut adalah (Singgih, 1993, dalam Meliala, 1988) :

  • Kelemahan dalam pengawasan
  • Masih terdapatnya atasan yang tidak mampu melaksanakan fungsinyasebagai pengawas atas aktivitas bawahannya.
  • Kekurangberanian atasan mengambil tindakan tegas terhadap bawahan yang korupsi.
  • Gaji/penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dasar menurut indicator kesejahteraan karyawan.
  • Tidak diterapkannya secara konsisten sistem alih tugas jabatan (mutasi, promosi, degradasi).
  • Penggunaan berbagai sarana komunikasi dan informasi canggih yang mempermudah dilakukannya korupsi.

Selanjutnya, ada kalangan yang menduga, motif terkuat dalam melakukan korupsi adalah motif memperkaya diri sendiri. Tetapi, ada pula yang berpikir bahwa sepanjang dilakukan secara terbatas, maka motif korupsi tentunya hanya terbatas pada upaya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Pandangan “relativisme” tersebut tentu saja akan mempengaruhi bentuk dan jumlah perilaku yang dianggap korupsi atau bukan korupsi. Sebagai suatu perbuatan yang memiliki norma menyimpang (deviant norm), pandangan relative ini potensial menimbulkan kekaburan ataupun kerancuan, yang mana dari sudut pelakunya dapat dipakai sebagai pembenaran atau justifikasi guna melakukan korupsi.

Sebagai suatu gejala sosial, seperti sudah diuraikan, perilaku korupsi memang amat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kesempatan/ peluang, “budaya”, status sosial, motif dan gaya hidup, yang pada intinya mengacu pada upaya pemuasan nafsu konsumerisme individu (Sukardi, 1990, dalam Meliala, 1998).

Dalam kaitan ini, Alatas (1975, h. 46, dalam Meliala, 1998) memiliki daftar penyebab korupsi/manipulasi uang sebagai perilaku kontraproduktif yang meliputi unsur pribadi dan lingkungan :

  • Kelemahan pendidikan, pengajaran agama dan etika.
  • Feodalisme, sebagai unsure yang tidak menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
  • Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberikan ilham dan mempengaruhi perilaku yang menjinakkan korupsi.
  • Kemiskinan pelakunya.
  • Tidak adanya hukuman yang keras.
  • Langkanya lingkungan yang subur bagi perilaku anti korupsi.
  • Struktur pemerintahan.
  • Terjadinya perubahan radikal dalam struktur masyarakat yang memungkinkan munculnya korupsi sebagai penyakit transisional.

Untuk konteks Indonesia, hidupnya budaya patrimonial yang menempatkan atasan sebagai “bapak” dan bawahan sebagai “anak”, mau tak mau, harus juga diakui kehadirannya. Dalam paham ini, sebagaimana layaknya seorang bapak, atasan harus mengayomi anak-anaknya dari marabahaya. Dari hubungan tersebut, muncullah “kekuasaan” yang konkrit (Anderson, 1984, h. 51, dalam Meliala, 1998). Untuk itu, sebagai balas jasa, anak-anak harus memberi “upeti” kepada bapak. Hal ini juga dimungkinkan berkat adanya pemahaman bahwa harta pribadi pada dasarnya adalah juga harta komunal. Pada konteks dewasa ini, pemberian upeti tersebut telah dianggap termasuk kategori korupsi/ manipulasi.

Budaya patrimonial juga kerap sulit melihat perbedaan antara milik pribadi dan milik bersama maupun perbedaan antara “milikmu” dan “milikku”. Terhadap pemegang kekuasaan, adalah “abash” atau legal bila mempergunakan segala sumber atau akses yang dikuasainya dalam rangka pemusatan atau penonjolan “kekuasaannya” (Anderson, 1984, h. 53, dalam Meliala, 1998). Hal mana mengakibatkan, antara lain, tingginya kecenderungan dalam penggunaan fasilitas Negara oleh pejabat yang disertai dengan lemahnya control.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korupsi/manipulasi uang adalah:

a. Faktor Individu :

  • Kemiskinan pelakunya.
  • Kelihaian pelakunya.
  • Penggunaan teknologi canggih yang mempermudah korupsi.

b. Faktor Kelompok :

  • Lemahnya pengawasan dari atasan.
  • Atasan tidak mampu melaksanakan fungsinya.
  • Atasan kurang berani bertindak tegas pada bawahan korupsi.
  • Ketiadaan/kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci.
  • Kohesivitas kelompok yang tinggi.
  • Persaingan yang ketat.

c. Faktor Pekerjaan dan Organisasi :

  • Gaji/penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dasar.
  • Sistem alih tugas jabatan tidak diterapkan secara konsisten.
  • Tidak adanya hukuman/sanksi yang keras.
  • Adanya kesempatan.

d. Faktor Luar Organisasi (Lingkungan) :

  • Lemah/kurangnya pendidikan, pengajaran agama dan etika.
  • Feodalisme, unsur tidak menggugah kesetiaan & kepatuhan.
  • Langkanya lingkungan yang subur bagi perilaku anti korupsi.
  • Terjadinya perubahan radikal dalam struktur masyarakat.
  • Budaya patrimonial.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENCEGAH MUNCULNYA PERILAKU MENCURI/ MANIPULASI UANG SEBAGAI PERILAKU KONTRAPRODUKTIF

Betapa pun tidak pernah dilakukan penelitian yang mendalam, namun diyakini bahwa ternyata tidak semua orang yang memiliki predisposisi melakukan korupsi ternyata benar-benar melakukan korupsi. Sebaliknya, juga terdapat cukup banyak masyarakat yang tidak memiliki predisposisi seperti disebut oleh Alatas di bagian terdahulu, namun memiliki angka korupsi sama atau bahkan lebih tinggi dibanding masyarakat Indonesia pada umumnya. Singkatnya, terdapat faktor-faktor tertentu, atau kombinasinya, yang membuat individu melakukan atau tidak melakukan korupsi.

Faktor-faktor individual seperti tingkat tertentu dari pertimbangan moral seseorang, mungkin dapat dikatakan sebagai yang menghambat seseorang melakukan perilaku menyimpang (Kohlberg, 1976, h. 31-53, dalam Meliala). Dalam hal ini, bagi sekalangan orang dengan struktur moral tertentu, korupsi rupanya masih dikategorikan perilaku menyimpang yang harus dijauhi (v.d. Heuvel, 1980). Demikian pula dengan tingginya penghayatan keagamaan dan motif kejujuran (Alatas, 1975, h. 70-75, dalam Meliala, 1998).

Mereka yang tidak memberikan penilaian tinggi pada materi dan tinggi penghayatannya pada agama (Rokeach, 1973 & 1969), juga diketahui memiliki predisposisi rendah untuk berperilaku menyimpang. Dikatakan oleh Tyler (1990, h. 80-83, dalam Meliala, 1998), kualitas-kualitas pribadi tersebut biasanya berkorelasi dengan perilaku yang menjauhi perbuatan yang dianggap negatif tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mencegah/menghambat terjadinya korupsi/ manipulasi uang sebagai perilaku kontraproduktif adalah: (a) tingkat pertimbangan moral tertentu (Kohlberg, 1976); (2) tingkat struktur moral tertentu (v.d. Heuvel, 1980); (3) tingginya penghayatan keagamaan (Alatas, 1975 & Rokeach, 1973 & 1969); (4) tingginya motif kejujuran (Alatas, 1975); dan (5) tidak memberikan penilaian tinggi pada materi (Rokeach, 1973 & 1969).

Bahan Bacaan :

  • Kurnia, Adil. 2006. Rancangan Program Pelatihan Peningkatan Motivasi dan Etos Kerja Dalam Rangka Pencegahan Perilaku Kontraproduktif Pada Karyawan PT. X. Tugas Akhir. Depok: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
  • Levy, Steve & Ritti, R. Richard. 2003. Instructor Manual for The Ropes to Skip and Ropes to Know. Sixth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
  • Meliala, Adrianus. 1998. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Terhadap Korupsi. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

10 Resep Sukses Bangsa Jepang


1. KERJA KERAS
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi 😉 ), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

2. MALU
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswa nya.

4. LOYALITAS
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 per tahun.

5. INOVASI
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan “maneshita” (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.

6. PANTANG MENYERAH
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. BUDAYA BACA
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Saya biasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepang karena harganya lebih murah daripada buku asli (bahasa inggris).

8. KERJASAMA KELOMPOK
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. MANDIRI
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISI
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang 😉 Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Stop Killing Yourself


Seberapa sering Anda batal melakukan sesuatu yang sangat Anda inginkan, karena komentar orang lain? Dan seberapa sering orang lain undur langkah karena “nasihat” Anda? Beberapa kali. Mungkin sering. Itu “pembunuhan” namanya.

Menjadi “pembunuh” tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula. Tapi kesengsaraan orang yang “terbunuh” akan berlangsung sepanjang hidupya. Mengerikan? Memang. Jangan mengernyit dulu seolah itu massalah orang lain. Jangan-jangan, Anda pun pernah melakukan “pembunuhan” itu. Atau, bisa jadi Anda sudah “mati” sejak bertahun lalu.

Ini dia cerita yang sudah beredar lama. Disebarkan oleh Anthony Dio Martin. Pada tahun 1933, adalah seorang Jerry Siegel yang beride menciptakan tokoh superhero. Tokoh ini tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan berasal dari planet lain. Jerry mengajak Joe Shuster yang pandai melukis untuk mewujudkan tokoh ini.

Tapi, gambaran manusia super pada masa itu dianggap tidak menarik. Komik itu tak kunjung laku, hingga waktu berjalan enam tahun. Puncaknya, mereka berdua mendengar kalau editor Detective Comics membutuhkan komik strip. Penuh semangat, keduanya menawarkan komik mereka.

Para editor Detective Comics menertawakan hasil karya mereka dan bilang, “Wah, tidak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual.” Dera frustrasi sepanjang enam tahun (tak hanya sekali itu mereka ditertawakan), membuat keduanya menjual komik serta segala hak ciptanya dengan nilai hanya USD 130. Mereka berdua percaya bahwa komik mereka buruk, tidak akan laku, dan memang pantas dinilai segitu.

Tak lama setelah itu, komik mereka ternyata laku keras dan jadi pujaan semua orang. Hingga hari ini, si tokoh superhero itu sudah difilmkan, ditevekan, dengan jumlah merchandise tak terkira. Siapa yang tak kenal Superman?

Siegel dan Shuster hidup miskin ketika tokoh ciptaan mereka berjaya. Pada tahun 1975, ketika publik Amerika menekan Detective Comics, akhirnya mereka berdua mendapatkan jaminan finansial.

Anthony Dio Martin menyebut, apa yang diucapkan oleh Detective Comics terhadap Siegel dan Shuster sebagai killer statement. Kadang killer statement ini diucapkan tidak dengan maksud khusus, tapi dampaknya bisa membuat orang lain (atau Anda) merana.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya kerap melakukan rangkaian “pembunuhan” terhadap diri sendiri. Pisau tajam itu berbentuk ungkapan yang (sepertinya) biasa-biasa saja, padahal kejamnya luarbiasa.

Anda bilang: “Duh, susah amat…” Orang lain bilang: “Sudahlah, lupakan masalah finance ini. Kamu pasti kesulitan, kan? Kita bicara masalah lain yang lebih enak buat kamu saja.” Kedengarannya baik hati sekali orang itu. Ungkapan itu membuat Anda benar-benar merasa kesulitan dengan masalah finance. Padahal, Anda hanya belum menemukan orang yang tepat, yang dapat menerangkannya dengan crystal clear.

Anda bilang: “Mana mungkin aku bisa…”Orang lain bilang: “Ngapain sih, kamu ngurusin soal ini? Nanti malah berantakan, kacau balau.”Jangan langsung percaya pada omongan orang soal kemampuan Anda. Yang paling tahu apa yang Anda bisa adalah diri sendiri. Ganti kata “tidak mungkin bisa” dengan “belum bisa”. Kalau memang Anda tertarik pada masalah tertentu, pelajari saja. Biarkan orang lain “menggonggong”.

Anda bilang: “Aku kan, lemah di bidang itu…”Orang lain bilang: “Anak IPS kok, mau ngomongin soal astronomi. Kamu kan, lebih jago ngomongin ekonomi.” Sekali lagi, tak seorang pun berhak menentukan siapa lemah di bidang apa. Kata siapa lulusan Sejarah hanya boleh tahu soal sejarah? Bukan tidak mungkin, dia juga menguasai prinsip dasar Fisika dan menyenanginya, kan? Jadi, jangan mengaku lemah, dan jangan mengiyakantuduhan orang atas kelemahan itu.

Anda bilang: “Kenapa sih aku enggak pernah bisa nulis?”Orang lain bilang: “Kamu perlu usaha ekstra keras untuk bisa punya novel. Tulisan kamu enggak enak dibaca.” Sekarang semua orang menulis. Jumlah blog ada jutaaan. Artinya, sebanyak itu pula penulis di dunia maya. Pasti lebih. Apakah semuanya profesional? No. Apakah semuanya berbakat? Absolutely no. Tapi, di mana ada mau, di situ ada bisa.  Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua perlu proses. Hari ini mungkin tulisan Anda tak enak dibaca. Memangnya tidak ada hari esok? Dan lusa? Kejarlah mimpi Anda untuk jadi penulis, dan buatlah novel. Buatlah orang lain terbelalak.

Mulai hari ini, jangan lecehkan orang lain, apalagi diri sendiri. Tak perlu ada yang “mati” hari ini. Juga esok nanti. Selamat membuat hal besar!

Tips Mengejar Mimpi Meraih Kesuksesan – Stop Dreaming, Start Driving!


Kalau anda mimpi ingin punya BMW, namun apa daya uang tak cukup, maka mulailah mengkreditnya agar anda dapat segera mencicipi nikmatnya naik BMW, begitulah iklan mobil itu membujuk anda. Just do it, kalau kata Nike (nike sepatu, bukan nike ardila almarhumah!). Saya tidak bermaksud mengiklankan BMW, tapi Title dari Iklan BMW di Harian Kompas 2 Desember 2008, berbunyi: “Stop Dreaming, Start Driving!” memang layak untuk dijadikan petuah. Ini adalah pernyataan pengingat, kalau tidak bisa disebut sebagai teguran, agar kita selalu bertindak seimbang dan proporsional. Memberikan alokasi yang adil (namun tidak berarti harus sama bagiannya) antara bermimpi dan bertindak. Bermimpi memang penting, tetapi bertindak lebih penting lagi. Karena apa yang ada dalam mimpi, hanya bisa diraih dengan tindakan.
Oleh karena itu, segeralah selesaikan mimpi anda yang ada diawang-awang, lalu bangun dan mulailah berbuat di dunia realitas. Sejatinya, tindakan andalah yang akan mendekatkan kesenjangan antara tataran realitas (atau kenyataan), dengan tataran mimpi (atau angan-angan). Semakin ekstensif dan intensif anda bertindak, maka akan semakin dekatlah jarak antara realitas dan mimpi. Jadi janganlah mengendurkan tempo kerja dalam mengeksekusi tindakan, rangkaian tindakan, dan strategi anda dalam menggapai mimpi. Dalam tempo kerja, anda harus mengatur kecepatan (speed) dan kekuatan (endurance), agar segera terjadi coitus legal formal (yang tidak interuptus) antara mimpi dan realitas. Eiiit…, jangan mikir negatif dulu! Maksudnya disini adalah mimpi dan realitas itu menjadi bersatu sehingga mampu beranak-pinak menghasilkan mimpi-mimpi baru dan tindakan-tindakan baru yang lebih produktif. Hal ini mungkin terjadi, karena hasil pembelajaran dan kesuksesan dari proses sebelumnya akan mendorong kita untuk mengulangi dan mendapatkan kembali kesuksesan yang pernah diraih. Kondisi ini sangat manuasiawi, karena manusia memang tidak pernah merasa puas. Dikasih hati, minta jantung. Dikasih satu juta, minta satu milyard. Dikasih lima tahun berkuasa, minta 32 tahun. Dikasih SMA, minta S3. Dikasih Minah, minta Dian Sastro. Dikasih Paijo, minta Brad Pitt. Dst…dst… Namanya juga manusia…………..bukan malaikat! Malah ada yang lebih aneh, udah mau dikasih eksekutif mapan, eeh malah milih tukang cendol dekil…., anti klimaks boo, downward spiral!

Mengapa mimpi penting dan harus diberi porsi untuk dilakukan? Karena mimpi adalah representasi dari kebebasan. Mimpi itumerupakan arena ekspresi yang bebas norma, dan bebas nilai, bahkan anda tidak perlu tahu, anda berada dimana pada saat anda bermimpi. Tidak ada pagar, tidak ada tembok, tidak ada aturan, dan tidak ada kendala keterbatasan sumber daya. Ketika anda masih anak-anak anda dapat menyatakan cita-cita anda seenak udelmu dhewe (as delicious as your belly button….kata si paijo). Anda bebas menyatakan ingin menjadi presiden, astronot, atau apapun, tanpa peduli dengan keterbatasan anda. Itulah kegunaannya mimpi, anda dapat menentukan strategic objective anda sesuai dengan ekspektasi anda. Kenapa harus sesuai dengan ekspektasi anda? Gunanya agar motivasi anda terpicu dan bergulir dengan kecepatan maksimum, tanpa anda perlu menegak Viagra. Jadi anda bisa bayangkan lemahnya keinginan meraih tujuan yang tidak sesuai dengan ekspektasi anda. Mana mau anda naik Timor, kalau anda memimpikan BWM. Mana mau anda pergi ke Tasikmalaya, kalau anda memimpikan Vienna. Mana mau anda menyantap getuk lindri, kalau anda memimpikan burger bakar dago. Namun tetap harus diingat bahwa dalam siklus manajemen, penetapan strategic objective merupakan salah satu elemen dalam tahapan perencanaan saja. Anda tidak bisa hanya menetapkan tujuannya saja, itu namanya half wit. Hal lain yang harus anda lakukan adalah merumuskan langkah-langkah tindakan untuk mencapai strategic objective. Lalu mengeksekusinya pada tahapan implementasi, dan mengendalikannya pada tahapan control. Pada saat eksekusi itulah, anda masuk kedalam kondisi “start driving”. Mulai menikmati perjalanan dalam rangka mencapai tujuan. Mulai harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang prima untuk memainkan pedal gas, rem, kopling (karena nggak otomatik), dikombinasikan dengan mengendalikan stir, berbekal pandangan lurus kedepan, sambil sesekali melihat kaca spion samping & spion belakang (ini nulis artikel atau diktat kursus stir mobil…….hahaha).

“Start Driving” juga mengingatkan pada kita bahwa sesuatu itu tidak ada yang “ujug-ujug”. Segala sesuatu itu akan melalui proses. Untuk mendapatkan kecepatan 160 km/jam, anda harus melalui beberapa tahapan dan mengkonsumsi sekian menit waktu. Pada dasarnya tidak sesuatu yang secara “suddenly” jatuh dari langit atau dari UFO seperti Mr.Bean yang tiba-tiba di tengah jalan, tanpa jelas asal usulnya. Proses adalah fungsi dari waktu, jadi untuk mencapai sesuatu itu ada kebutuhan waktunya. Dan pada umumnya, hasil yang baik diperoleh dengan proses yang lama, bukan proses yang instant. Jadi pada saat start driving, pada hakekatnya anda memiliki kesempatan untuk melakukan penyesuaian, karena anda berpijak pada dunia nyata dan realitas. Jika langkah-langkah tindakan terasa sulit, anda bisa merevisinya. Jika tujuan terasa jauh, andapun dapat memindahkan tujuan anda ke koordinat yang lebih sesuai dengan kekuatan anda. Jadi pragmatisme dapat saja muncul untuk mengkoreksi idealisme, ketika anda mulai melangkah. Kalau angsuran kredit BMW, Harrier, atau Odissey anda, dirasakan mencekik leher anda, kenapa tidak membeli cash Timor Seken saja….hahahaha. Daripada gaya tapi riweuh, lebih baik sederhana tapi tenang. Itulah gunanya start driving, rasionalitas akan berusaha mengkoreksi mimpi indah anda. Kalau baru daftar jadi Caleg saja, anda harus keluar duit puluhan juta rupiah, ya mendingan mengabdi jadi RT saja. Pilihan itu tidak kalah mulianya, jika anda berhasil menciptakan lingkungan RT yang gemah ripah rapih repeh, daripada jadi Caleg yang bergelimang KKN dan mencemaskan rakyat. Daripada jadi raja yang zhalim, lebih baik jadi ponggawa yang sholeh. (tapi tentu saja pilihan yang paling mantabb adalah menjadi raja yang sholeh)

Jadi apa yang harus anda lakukan, agar start driving anda akan membawa anda pada “happy ending achievement”. Prinsip manajemen mangajarkan pada kita beberapa hal, antara lain:

  1. Rencanakan route anda dengan jelas dan tetapkan ettape-ettape nya. Program kerja dan rencana tindakan (action plan) perlu dibuat secara rinci, agar anda dapat dengan mudah beralih satu aktivitas lain, setelah satu aktivitas selesai dikerjakan. Kegiatan yang tidak jelas dan rinci akan mengakibatkan anda bingung menetapkan tindakan selanjutnya setelah satu pekerjaan selesai dikerjakan. Jangan menjadi si kabayan, yang sering berhasil by accident. Anda seharusnya berhasil by planning.
  2. Sediakan perbekalan yang cukup. Sumber daya yang anda miliki harus mamadai. Tapi tidak perlu seperti orang mau pindahan yang bawa semua barang. Anda harus membawa perbekalan logistik dan disertai dengan sumber daya pengetahuan & informasi yang cukup. Ini penting agar anda dapat mengevaluasi kemungkinan keberhasilan anda dalam mencapai tujuan.
  3. Perhatikan kondisi jalan. Faktor eksternal bisa saja muncul sebagai kendala utama dalam mencapai tujuan. Jika jalanan longsor, jembatan rubuh, atau ada angin puting beliung, yang akan mengganggu atau menggagalkan perjalanan, maka anda perlu memikirkan ulang route yang akan anda tempuh. Jadi berdasarkan evaluasi anda terhadap kondisi jalan, anda dapat merevisi program kerja sekaligus tujuannya.
  4. Istirahatlah yang cukup. Jeda sejenak, akan memberikan anda energy baru. Selain itu, jeda juga akan memberikan anda kesempatan untuk mengevaluasi dan belajar dari hal-hal yang sudah anda lewati. Proses pembelajaran ini penting, agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak berulang begitu saja
  5. Nikmatilah perjalanannya. Hidup pada dasarnya adalah menciptakan nilai tambah dari proses yang anda lewati. Oleh karena itu, proses yang panjang bukan hal yang harus disesali. Proses yang panjang justru merupakan kesempatan anda yang lebih besar untuk mengakumulasi nilai tambah (value added). Ibarat artis, jika anda melesat dan meledak diudara seperti kembang api, maka anda hanya membuat terkesima orang-orang sesaat saja. Setelah cahaya api mati, orang tidak akan peduli lagi dimana keberadaan dan jejak anda, karena anda jatuh dalam gelap. Namun jika anda, lampu patromax, anda akan terang lebih lama, meskipun harus dipompa dengan waktu yang cukup lama. Dan ketika petromaks meredup, orang-orang akan membantunya untuk menyala kembali. Jadi proses panjang adalah amanah yang harus dioptimalkan, bukan untuk disesali.

Difficult, Yes. Impossible, No

Statement ini, saya dapatkan ketika melihat iklan perusahaan minyak SHELL di majalah Fortune edisi november 24,2008 yang lalu. Ini pernyataan yang hanya terdiri dari 4 kata, tetapi sangat inspiring, mengajarkan pada kita untuk tidak cengeng dan lembek dalam menggapai cita-cita dan keinginan. Ini suatu pernyataan bertuah yang tidak diciptakan begitu saja oleh orang-orang shell, tetapi merupakan kesimpulan atas akumulasi pengalaman mereka selama 50 tahun yang lalu mencari ladang-ladang minyak di Kanada. Menemukan cadangan minyak di dalam perut bumi dan mengeksplorasinya untuk kemaslahatan serta kesejahteraan hidup masyarakat dunia memang bukan pekerjaan mudah. Investasi berupa uang, tenaga, dan waktu bisa hilang begitu saja manakala mereka salah melakukan pengeboran (Bakrie yang berharap dapat harta karun minyak, malah ketiban lumpur, apa nggak sial tuh….). Namun 5 dekade kemudian, keuletan orang-orang SHELL pada akhirnya memberikan hasil, pada saat ini Kanada sudah menjadi penghasil minyak global, mampu mengjungkirbalikan dominasi OPEC yang berupaya membentuk kartel dan mempolitisir minyak bumi.

Makna dari “difficult, yes. Impossible, no.’ adalah tidak ada yang tidak mungkin jika segalanya diupayakan secara serius. Berbagai kesulitan memang akan menghadang dan menghalangi upaya kita mencapai tujuan dan keinginan, namun tidak berarti tidak bisa diatasi. Tidak ada alasan untuk putus asa, apalagi untuk bunuh diri! Terlalu bodoh itu……. Meskipun akan ada berbagai macam pengorbanan, akan tetapi itulah trade off yang harus dipertukarkan atas kesuksesan yang akan diperoleh. No free lunch!, semua harus dipertukarkan dengan usaha dan kerja keras, dan tentu saja harus dalam atmosfir doa dan munajat kepada sang pencipta. Pahala atau rewards tidak datang begitu saja, tetapi harus dipertukarkan dengan kerja keras dan kompetisi. Begitulah hidup, seperti mendaki puncak gunung. Anda tidak dapat menancapkan bendera penakluk dalam keadaan segar bugar tanpa kelelahan. Ada energi yang harus dipertukarkan. Ep=m.g.h, itu rumus fisikanya. Kalau energi tidak cukup, anda perlu mencari route yang tepat dan sesuai dengan kakuatan dan kelemahan anda. Anda tidak bisa mendaki terus, kadang-kadang perlu istirahat sejenak untuk mengumpulkan kekuatan dan berhitung mengenai kecukupan perbekalan. Anda harus melewati kondisi khawatir, cemas, dan ancaman akan kegagalan. Ini adalah bagian dari dinamika perjalanan (ingat untuk mencapai surga saja, anda akan melintasi jembatan syirotol mustaqim yang lebarnya hanya selebar rambut dibagi tujuh, apa nggak keder tuh…). Namun dengan berbekal visi, kesungguhan, dan mental yang kuat, serta percaya akan adanya bantuan dan pertolongan dari yang maha kuasa maka puncak gunung setinggi apapun, selama itu ada di muka bumi, tetap saja sangat mungkin untuk ditaklukan.

Hal lain, yang harus anda sadari dari adanya pernyataan “difficult, yes. Impossible, no’ bahwa jangan sekali-kali meremehkan imajinasi dan mimpi. Karena bisa saja tarikan awal yang akan memprovokasi seseorang untuk menggerakan langkahnya yang pertama kali, adalah imajinasi dan mimpinya itu. Kalau punya mimpi, tidak perlu Reg spasi Primbon dan kirim ke 8997, karena anda lahir pada slasa kliwon. Tapi segeralah rumuskan langkah-langkah rasional untuk mewujudkannya. Kalau langkah pertama sudah dibuat, pekerjaan selanjutnya adalah tinggal merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah berikutnya. Jika langkah pertama sudah dibuat, minimal anda sudah melakukan warming up, yang dapat dijadikan sebagai modal untuk gerakan dan langkah berikutnya yang lebih luwes dan efektif. Mimpi dan imajinasi, semuluk apapun masih mungkin untuk diwujudkan. “Why Not?’ itu adalah kalimat motivator yang diajarkan oleh Edward de Bono, jika anda menghadapi orang yang menyangsikan keinginan anda untuk menggapai mimpi dan imajinasi anda. Memang akan difficult, tapi tidak impossible! Camkan baik-baik……..hahahaha

Lalu apa yang perlu dijadikan bekal, agar dalam menghadapi berbagai kesulitan, anda berada dalam kondisi “tegar beriman’ (tapi ini bukan kepanjangan dari “tetap segar berkat istri teman’). Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian:

  1. Pertahankan motivasi. Motivasi adalah keinginan dan kebutuhan yang ada dalam diri untuk melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Agar motivasi anda bertahan, anda harus mengelola smangat anda. Jangan pernah merasa bahwa beban lebih besar dari kesanggupan anda (skali2 minum obat kuat mungkin tidak apa-apa, asal jangan obat keras! Karena mengandung semen, batu, atau besi).
  2. Pandai-pandailah menghitung resiko. Resiko yang akan anda hadapi harus diidentifikasi dan anda kalkulasi. Jika resiko sudah anda kalkulasi dan anda antisipasi, maka anda tidak akan terkaget-kaget yang berlebihan menghadapi berbagai kesulitan yang menghadang. Anda akan relatif lebih siap untuk menaklukan handicap yang anda hadapi karena sudah memperkirakan sebelumnya, apalagi kalau perkiraannya sangat akurat.
  3. Siapkan plan B atau skenario alternatif. Jangan fanatik pada satu skenario, segeralah menjalankan rencana alternatif, jika rencana yang dijalankan pertama mengalami kegagalan yang fatal dan tidak bisa diperbaiki lagi (kayanya ini yang diterapkan para artis, sehingga banyak yang kawin cerai …..hahaha). Seperti dalam labirin, memang akan ada jalan yang buntu, tetapi tidak semua jalan buntu. Percayalah bahwa jumlah jalan yang tidak buntu pada dasarnya lebih banyak dari jalan yang buntu.
  4. Kembangkan kemampuan mengevaluasi dan kemauan belajar. Apapun hasil yang anda peroleh, biasakanlah untuk melakukan refleksi sejenak. Merenung dan mencari makna dari pencapaian yang anda peroleh akan membiasakan anda untuk belajar dari pengalaman dan masa lalu. Ini akan membuat anda semakin ahli dan memiliki khasanah berfikir yang luas dalam memperkirakan pola-pola yang akan terjadi di dalam perjalanan berikutnya.
  5. Selalu berfikir kreatif. Dalam berfikir kreatif anda melakukan penciptaan jalan keluar dari suatu masalah yang tidak sebatas mengikuti yang sudah standar atau yang sudah terjadi. Cobalah memikirkan hal-hal baru, dengan memanfaatkan perspektif, sudut pandang, dan paradigm berfikir yang lebih variatif.

Ok, selamat bersusah payah mewujudkan mimpi dan keinginan, semuanya serba mungkin kok!. Yang tidak mungkin adalah hanya memakan kepala sendiri (sekreatif apapun, kayanya ga mungkin deh orang bisa memakan kepalanya sendiri…

MENINGKATKAN DAYA INGAT


Mendengar kata ingatan, rasanya bukanlah kata yang asing atau baru kita dengar. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktifitas yang kita lakukan tidak terlepas dari proses mengingat. Apalagi dalam pembelajaran, rasanya takkan ada pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses pembelajaran sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus dapat mengingat dengan baik.

Pernahkah anda mengalami saat-saat dimana anda mengingat setiap lirik lagu yang anda sering nyanyikan pada waktu kecil, atau anda sering lupa menaruh sesuatu. Satu waktu kita dapat mudah mengingat sesuatu dan satu waktu kita dapat dengan mudah merupakan sesuatu. Kejadian ini mungkin memunculkan pertanyaan kepada kita kenapa kita bisa lupa dalam mengingat sesuatu dan apa yang membuat kita dapat dengan mudah mengingat sesuatu? atau mungkin jika kita merasa diri kita adalah orang yang mudah lupa mengingat informasi, apakah itu pelajaran, daftar belanjaan yang harus dibeli, janji terhadap teman, boleh jadi pertanyaan yang akan muncul adalah apakah ingatan kita dapat diperbaiki? jika bisa bagaimanakah caranya membantu kita untuk meningkatkan daya ingat kita ?. Jika anda membaca tulisan ini dan mempraktekkannya pada kehidupan anda, percayalah kemungkinan besar akan ada perubahan pada kemampuan anda mengingat sesuatu. Strategi yang ada pada tulisan ini diambil dari berbagai sumber yang orang telah buktikan keampuhannya.

Karakteristik Ingatan

Aktifitas Otak Ingatan merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.

Jadi, mengingat itu adalah proses kerja otak menyimpan informasi dan memunculkannya kembali. Sehingga terdapat lima (5) jenis ingatan, yaitu

  1. ingatan jangka pendek-SEGERA,
  2. ingatan jangka pendek-KERJA,
  3. ingatan jangka pendek-PERANTARA,
  4. ingatan jangka panjang-KERJA,
  5. ingatan jangka panjang-ARSIP.

Ingatan jangka pendek-SEGERA adalah tempat dalam otak yang menampung informasi baru yang masuk. Ingatan ini terletak di bagian depan otak yang disebut lobe depan cerebral korteks. Ingatan ini hanya dapat menangani tujuh bit informasi (plus atau minus 2) sebelum ingatan itu menyalurkan informasi ke memori kerja atau memori perantara. Jadi, informasi apapun yang kita terima pertama kali melalui panca indera kita akan masuk dalam ingatan jangka pendek-SEGERA ini.

Ingatan jangka pendek-KERJA dapat diandaikan seperti buku catatan yang terbuka di meja kerja kita. Informasi ditulis, dibaca, atau dicatat dalam ingatan ini. Yang terpenting, memori ini merupakan apa yang difokuskan saat ini.

Memori jangka pendek-PERANTARA adalah buku catatan yang diletakan di sudut ruangan. Kita dapat mengambilnya jika perlu, tetapi saat ini ingatan itu tidak penting. Ingatan jangka pendek-PERANTARA dapat kita umpamakan sebagai “recycle bin” atau tempat sampah dalam komputer, hanya bedanya komputer dapat mengkosongkannya akan tetapi ingatan kita akan selalu tersimpan.

Pada malam hari, ketika tidur, semua informasi jangka pendek dimasukan ke dalam ingatan jangka panjang. Akan menjadi ingatan apakah ingatan jangka pendek itu selanjutnya, apakah ingatan jangka panjang-KERJA, atau ingatan jangka panjang- ARSIP tergantung pada pertanyaan apakah informasi ini akan kita perlukan besok atau dalam waktu dekat? jika jawabannya Ya, maka informasi tersebut disimpan dalam ingatan jangka panjang-KERJA. Jika jawabannya tidak, maka informasi tersebut disimpan dalam ingatan jangka  panjang-ARSIP.

Ingatan jangka panjang-KERJA adalah pengetahuan yang diperlukan sehari-hari. Kita perlu tahu dimana kita tinggal, berapa nomor telepon kita, dan sebagainya.

Ingatan jangka panjang-ARSIP adalah pengetahuan yang tidak kita gunakan saat ini atau tidak akan digunakan untuk waktu lama.

Ingatan yang disimpan makin lama tentunya semakin banyak sehingga banyak hal yang ditumpuk membuat ingatan yang pertama disimpan sulit diingat kembali. Seperti halnya barang-barang di gudang sebuah rumah, awalnya gudang itu kosong lalu kotak pertama diletakkan di sudut, kemudian kotak kedua di sudut yang lain, kemudian ditumpuk, lalu tambahkan hingga 1000 kotak. Kotak pertama tentu masih ada di sana, akan tetapi sulit untuk mengambilnya.

Potensi Ingatan Yang Dimiliki Manusia

Potensi Otak
Tahukah anda bahwa :
√ Otak kita lebih hebat dari komputer
√ Otak kita memiliki kapasitas sama dengan Enstein

Bayangkan sejenak dalam mata-pikiran, kita membuka pintu dapur, kemudian catatlah dalam pikiran, segala sesuatu yang ada di dapur. Lemari makanan, kompor, peralatan masak, letak piring, gelas, dan lain-lain. Detail yang kita dapat ingat itu luar biasa. Dan itu baru dapur saja. Kita juga dapat melakukan hal yang sama pada mengingat hal lain. Ingatan kita itu sesungguhnya sudah hebat akan tetapi masalahnya bagaimana memaksimalkan fungsinya.

Dalam kondisi biasa, kapasitas ingatan manusia sulit diukur, akan tetapi penelitian mutakhir tentang otak mendukung apa yang telah diperkirakan para ahli selama ini. Otak manusia mampu berfungsi lebih dari yang kita bayangkan. Otak kita mempunyai jutaan sel syaraf yang disebut neuron, yang dapat berinteraksi dengan sel-sel lain sepanjang cabang yang disebut dendrit. Bahkan beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa rata-rata otak dapat menyimpan satu kuadrillun potongan (satu kuadrillun adalah angka 1 diikuti 15 nol) informasi jangka panjang.

Jika komputer memiliki kapasitas memori yang terbatas, maka otak manusia memiliki jauh lebih besar kapasitas memori tersebut. Apabila kita menyimpan file atau informasi di dalam komputer maka, terdapat kapasitas yang terbatas, sehingga apabila kapasitas memori sudah penuh kita harus menambah kapasitas memori komputer kita. Coba bandingkan dengan otak kita yang dapat menyimpan informasi selama puluhan tahun, sepanjang hidup kita tanpa harus menambah kapasitas memori yang sudah ada.

Para Genius Bidang Ingatan

Semua kita memiliki kapasitas otak yang luar biasa. Kita pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengingat melebihi komputer. Kekuatan ini dapat kita lihat dari orang-orang yang dapat kita katakan genius dalam bidang ingatan. Melihat para genius ini dapat melakukannya, semoga dapat memberikan motivasi pada kita bahwa kita juga dapat melakuklan hal yang serupa jika kita mau.

  1. Konduktor Arturo Toscani dapat mengingat semua nada setiap instrumen dari 250 simfoni, ditambah dialog dan musik dari 100 opera. Pada sebuah konser saat para pemusik bersiap-siap, seorang pemain organ menemukan tuts organnya patah. Saat mendengar hal ini Toscani berpikir sebentar dan kemudian berkata, “tidak apa-apa nada dengan kunci itu tidak akan dimainkan dalam konser malam ini”.
  2. Hideaki Tomoyori dari Yokohama Jepang, mengingat nilai pi hingga 40 ribu desimal dan memecahkan rekor sebelumnya yang mencapai 10 ribu desimal.
  3. Antonio de Marco Magliabechi, seorang warga Italia yang lahir pada 1633 menggunakan ingatan fotografik dan penguasan membaca cepatnya untuk mendemontrasikan bagaimana ia dapat menulis seluruh isi sebuah buku setelah membaca satu kali.
  4. Dario Donatelli memecahkan rekor ingatan dunia dengan mengucapkan kembali rangkain 73 angka dalam 48 detik setelah diperdengarkan.
  5. Kaukamata, seorang kepala suku Maori dari Selandia Baru, mampu mengingat seluruh sejarah sukunya dari 45 generasi selama seribu tahun. Setiap pemaparan sejarah satu generasi memakan waktu tiga hari.
  6. Stephen Powelson, pensiunan akuntan dari Les-Loges-en-Josas, Prancis mengingat lebih dari 14.300 baris dari keseluruhan 15.693 baris karya Homer, “Iliad” yang tertulis dalam bahasa klasik Yunani. Ingatan tersebut dilatih Powelson selama sepuluh tahun dan dia memulainya pada usia enam puluh tahun.
  7. Imam Bukhori, adalah perawi hadis dan ahli hadis yang terkenal. Sejak kecil dia telah menunjukan bakatnya yang cemerlang dan luar biasa ketajaman ingatan dan hapalannya melebihi orang lain. Dia menghapalkan 300.000 hadis.
  8. Kardinal Mezzofani dapat berbicara dalam enam puluh bahasa dengan cukup baik.
  9. Christin Friedrich Hernaker, bayi genius dari Lubeck Jerman, lahir pada 1721. pada usia sepuluh bulan dia mampu mengingat setiap kata yang didengarnya; pada usia tiga tahun dia dapat berbicara latin dan Prancis, dan memahami injil, geografi, dan sejarah dunia secara komprehensif. Sayangnya, anak genius tersebut meninggal pada usia empat tahun setelah meramalkan kematiannya sendiri.
  10. Pendeta David Misenheimer dari Charlotte, Carolina Utara, Amerika Serikat, mampu mengingat nama dan wajah dengan baik. Setiap minggu ia menyalami tiap jemaahnya yang berjumlah 1.800 orang dengan menyebut nama mereka.

Proses Terbentuknya Ingatan

Meskipun banyak dari kita yang sering mengatakan atau mendengar “buruknya ingatan” sebenarnya ingatan kita bekerja berdasarkan  suatu pola yang memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Hampir sama dengan konsep kecerdasan ganda, saat seseorang bisa menjadi penulis yang hebat, tapi lemah dalam konsep matematika, hal yang sama terjadi dengan ingatan. Ada orang yang bisa dengan mudah mengingat wajah, tetapi tidak pernah ingat tempat dia menaruh kunci motor. Langkah awal untuk memperbaiki ingatan adalah menyadari kelemahannya. Karena ingatan disimpan dalam berbagai jalur syaraf, penting sekali kita memahami bagaimana suatu ingatan dikodekan, disimpan, dan ditampilkan kembali.

Bahkan saat anda membaca tulisan ini, otak anda memilah-milah sejumlah besar informasi yang ditangkap oleh mata, mulut, kuping, kulit, dan hidung. Begitu semua rangsangan memasuki otak melalui indra, rangsangan tersebut akan langsung diproses oleh jaringan rumit yang terdiri atas impuls-impuls syaraf, protein, dan elektrik.

Misalnya, masukan yang ditimbulkan oleh kata-kata dalam tulisan ini, saat ini juga akan disalurkan melalui saraf optik menuju tempat penyimpanan terakhir – yaitu di daerah visual korteks yang merupakan bagian dari lobus okspital. Jika informasi tersebut ternyata tidak memperoleh perhatian yang ,memadai, atau dianggap tidak cukup untuk disimpan dalam ingatan jangka panjang, informasi tersebut akan diberi kode sebagai ingatan jangka pendek, dan kemudian dibuang atau diklasifikasikan kembali. Proses pemberian kode sangat erat kaitannya dengan keadaan emosi, nilai, dan arti suatu ionformasi, atau bagaimana kaitan informasi tersebut dengan pembelajarannya sebelumnya, serta berapa banyak perhatian yang telah diberikan pada informasi tersebut. Apabila informasi itu ada kaitannya dengan pengalaman tertentu, berbagai unsur pengalaman tadi akan dipanggil dari tempat-tempat penyimpanan di dalam otak sehingga membentuk suatu komposisi terpadu, yang pada akhirnya memacu ingatan anda.

Untuk lebih jelas bagaimana ingatan dibentuk dapat  kita urutkan berdasarkan tahapannya, yaitu :

  1. Kita berpikir, bergerak, melihat, mendengar, dan mengalami hidup (sebagai rangsangan inderawi)
  2. Semua pengalaman itu disimpan di dalam otak (melalui kode-kode)
  3. Masukan itu diurutkan oleh struktur dan proses otak berdasarkan nilai, arti, dan kegunaannya.
  4. Berbagai syaraf diaktifkan.
  5. Syaraf yang satu menyampaikan informasi kepada syaraf yang lain melalui reaksi elektrik dan kimiawi.
  6. Hubungan-hubungan itu diperkuat dengan pengulangan, pengistirahatan, dan emosi.
  7. Ingatan terbentuk

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ingatan

Mengingat merupakan proses mental yang melibatkan banyak komponen dalam diri kita. Mulai dari (1) menerima informasi yang akan kita ingat melalui panca indera kita, kemudian (2) disimpan dalam otak kita yang melibatkan kerja otak dalam mengolah dan menyimpan informasi, serta (3) memanggil atau memunculkan kembali informasi yang telah disimpan.

Jika kita mudah lupa dalam mengingat sesuatu, maka kita harus dapat mengenali dimanakah kelemahan kita dalam mengingat. Untuk itu maka kita perlu mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pada proses mengingat itu, baik ketika informasi itu datang, maupun ketika informasi itu disimpan.

Menganggap suatu informasi itu penting atau tidak penting merupakan       alasan paling umum mengapa informasi dilupakan. Kita hanya mengingat hal-hal yang menarik minat kita saja. Jika informasi itu tidak dianggap penting maka informasi itu tidak akan disimpan di dalam ingatan jangka panjang.

Faktor lain yang mempengaruhi ingatan adalah adanya gangguan – suatu rangsangan lain muncul bersamaan dengan tahap pemrosesan ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali menampilkan ingatan akan menjadi gagal. Misalnya anda mengingat nomor telepon yang tidak pernah diketahui sebelumnya, ucapkan nomor tersebut beberapa kali sebelum disimpan dalam ingatan jangka pendek, kemudian mengobrollah sebentar dengan seseorang. Apakah Anda masih ingat dengan nomor telepon tadi setelah percakapan selesai? kemungkinan besar anda akan sulit untuk mengingatnya kembali.

Faktor lain yang mempengaruhi ingatan kita adalah kondisi psikologis kita. Kinerja ingatan kita akan mencapai puncak jika berada dalam tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut akan menurun jika stress menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek penting dalam mengingat sesuatu adalah perhatian dan fokus. Cobalah bayangkan bagaimana konsentrasi anda ketika merasa cemas. Dalam keadaan seperti itu kemungkinan besar Anda akan membuat kesalahan, melupakan sesuatu, atau merasa bingung.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi ingatan kita adalah faktor fisik atau kesehatan kita. Beberapa penyakit memang mempengaruhi ingatan kita seperti Alzheimer (lupa pada hal-hal yang baru tetapi ingat pada hal-hal yang lama), amnesia, dan lain sebagainya. Selain itu kesehatan fisik kita juga mempengaruhi kemampuan kita dalam mengingat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi menjadi penting dalam menjaga tubuh selalu dalam kesehatan  yang prima sehingga proses mengingat dapat dilakukan dnegan baik.

Jika sudah memperhatikan sebuah nama, atau informasi kemudian anda menyimpannya untuk masa depan. Saat menempatkan data di bank ingatan Anda untuk disimpan, Anda tidak bisa melemparkannya masuk begitu saja seolah otak anda adalah Taman Mini Indonesia Indah. Bayangkan rasanya mencoba menemukan nomor telepon dokter yang anda tulis di atas selembar kertas dan dilempar ke dalam hutan belantara yang sangat luas! kita memerlukan patokan atau pedoman untuk membantu kita menyimpan semua informasi yang kita perhatikan.

Kerapihan dalam menyimpan berbagai informasi menjadi kunci apakah informasi itu tersimpan baik atau tidak. Untuk   menyimpan informasi dengan baik, kita dapat menggunakan metode mnemonik atau (metode mengingat) yang akan Anda dapati pada bagian lain dari tulisan ini.

Sumbe:  http://www.e-dukasi.net

Memiliki sikap yang baik dengan berfikir yang positif


Sikap yang baik bisa berawal dari cara berfikir yang baik pula, dalam hal ini adalah berfikir secara positif. Bukankah semua tindakan berasal dari apa yang ada di benak setiap orang sebelumnya?

Berfikir positif akan memupuk tanggung jawab yang besar bagi yang bersangkutan sekaligus akan menjadikan pelakunya menjadi orang yang berjiwa besar.

Berfikir positif memberikan dampak positif pula berupa tanggung jawab besar dari pelakunya karena orang yang berfikir positif selalu tidak mencari-cari alasan maupun melempar kesalahan kepada orang lain, meskipun sesuatu menimpa dirinya karena sesuatu hal yang di-sebabkan orang lain. Hal ini bukan berarti orang lain tidak dipersalahkan tetapi selalu disertai pertanyaan mengapa hal tersebut menimpa dirinya.

Misalnya dia mengalami penjambretan di jalan, maka dia juga berfikir kenapa si Jambret memilih dia sebagai korbannya? Akan terjadi evaluasi terhadap dirinya sendiri seperti misalnya, Apakah dia tampil terlalu mencolok? Apakah dia kelihatan seperti orang bingung? Apakah dia terlalu ceroboh? dan lain-lain.

Apabila sudah demikian dia merasa punya tanggung jawab yang besar untuk mengubah dirinya sendiri untuk menghindari kejadian serupa supaya tidak terulang lagi.

Berfikir secara positif harus di-dampingi pola fikir scara proporsional, karena seseorang tidak boleh berfikir bahwa orang lain itu sama persis seperti dirinya. Harus disadari kehidupan di luar sana berbeda dengan apa yang selalu diharapkan.

Bukankah tidak semua orang berfikir secara positif? Misalnya seseorang berfikir tidak akan ada orang yang berani mencuri di rumahnya karena dia berfikir positif bahwa orang-orang disekitarnya baik kepada dirinya. Kemudian yang terjadi adalah pencurian di rumahnya, hal ini terjadi karena dia berfikir “terlalu” positif, sehingga justru kejadian negatif yang dia dapatkan.

Berfikir secara proporsional bisa diartikan sebagai berfikir positif yang disertai dengan kewaspadaan bukan berarti kecurigaan.

Berfikir positif bisa mengubah energi negatif menjadi energi positif, seperti misalnya mampu mengubah masalah sebagai tantangan. Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

Untuk belajar menghadapi masalah supaya tidak merasa memiliki masalah yang paling berat adalah dengan melihat masalah-masalah yang lebih berat yang dihadapi orang lain. Akan lebih baik kalau mau belajar bagaimana orang lain mampu menyelesaikan masalah yang lebih besar itu.

Hidup akan lebih bisa dinikmati oleh orang-orang yang berfikir positif karena berfikir positif akan berdampak pula pelakunya bisa menerima setiap keadaan dengan besar hati dan lapang dada. Misalnya sedang tertimpa musibah sekalipun dia masih tetap mengambil hikmah dan sisi positif dari musibah itu, kalau rumahnya kecurian sekalipun yang ada dibenaknya selalu “untung” hanya tv saja yang dibawa maling sedang barang-barang yang lain tidak.

Cara seperti ini jelas akan meringankan beban yang dialaminya, karena kalau dia tetap fokus pada tv-nya yang hilang, maka stress yang akan didapat. Bukankah dengan stress belum tentu mengubah keadaan?

Bahkan kalau dia berfikir dengan jernih bisa jadi tv yang hilang itu bisa ditemukan lagi, seperti misalnya dengan mengingat-ingat siapa yang mungkin bisa masuk rumahnya dengan leluasa di samping keluarganya sendiri?

Tentunya hal seperti ini tidak boleh didasarkan pada sangkaan tetapi harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat.

MEMBANGUN KONSEP DIRI POSITIF**


Banyak orang gagal bukan karena tidak punya potensi dan kemampuan, tetapi Kegagalan sering terjadi akibat kesalahan konsep diri. Sadarilah bahwa diri kita unik dan Allah menciptakan manusia berbeda satu sama lainnya dan memiliki keunikan tersendiri. Sehingga be yourself – jadilah diri sendiri, ‘gheano seathon’ – kenalilah diri sendiri dan janganlah meniru orang lain yang penting adalah jujur pada diri sendiri, sadari tujuan, keinginan, kekuatan dan kelemahan diri. Apa yang telah saya lakukan untuk memaksimalkan kemampuan saya ? apa yang telah saya lakukan untuk membantu mengerjakan semua yang saya bisa? Tetapkan standar internal anda dalam rangka menjadi sosok manusia yang dicita-citakan, sosok aktifis yang tangguh, sosok kader Muhammadiyah yang militant dan penuh girah..

PEMAKNAAN ISTILAH KONSEP DIRI DAN KONSEP DIRI SEORANG MUSLIM.

KOnsep diri sering diidentikan dengan istilah penghargaan diri (self esteem) yang sebenarnya sudah ada sejak lahir dengan fitrahnya seperti bayi yang polos dan self esteem kita berkembang seiring berkembangnya interaksi dengan orang lain.

Dale Carnegie (1993:31) mengartikan sebagai “suatu gabungan-suatu montase- dari semua gambaran mental yang anda ambil untuk diri anda – gambaran fikiran tentang bagaimana anda bertingkah laku.”

Definisi self esteem yang diungkapkan seorang psikolog, Dr. Palladino (1994) secara lengkap mendefinisikan sebagai :

§ Kepercayaan terhadap diri sendiri.

§ Kemampuan untuk melihat posisi diri dunia ini secara realistis dan optimis

§ Keyakinan akan kemampuan dalam membuat perubahan dan menghadapi tantangan hidup.

§ Kapasitas untuk memahami kelemahan diri dan berusaha memperbaiki diri

§ Pengetahuan tentang dri sendiri serta penerimaan akan pengetahuan tersebut.

§ Kemampuan untuk mengakui keunikan diri dan berbangga terhadap apa yang membuat diri kita unik

§ Keperacayaan akan nilai diri dan penghargaan akan kemampuan yang dimiliki

§ Kepercayaan tentang apa yang kita dapat lakukan, cara pandang positif dan keyakinan diri untuk melakukan sesuatu yang baru.

§ Kemampuan untuk untuk menggali dan menerapkan keterampilan dalam prilaku positif

§ Pemahaman bahwa kita berharga bagi diri sendiri dan orang lain

§ Mengetahui siapakah saya ?, Apa yang saya dapat lakukan serta bagaimanakah memproyeksikan pengetahuan ini lewat tindakan nyata.

§ Mencintai diri sendiri, bagimanapun juga penampilan diri dimiliki

§ Menyukai diri sendiri, menghargai diri sendiri dan mau mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin menghadang.

§ Menerima diri saya apa adanya dan memiliki kekuatan untuk mendesain kehidupan yang saya inginkan.

Bagaimana dengan Konsep diri seorang muslim ?

Konsep diri seorang muslim penulis artikan sebagai: “Suatu potensi yang dimiliki manusia sebagai mahluk pribadi dan mahluk social dalam mengkomunikasikan dengan permasalahan hidup melalui pencerahan spiritual, kepribadian dan pengolahan daya fikir sehingga memantapkan pola tindakan secara benar dan bisa mengsinergikan dengan aktifitas sehari-hari secara seimbang antara pekerjaan, organisasi dan pergaulannya dengan manusia lainnya dalam kerangka nilai Islami” Atau

bisa juga bisa diartikan sebagai nilai-nilai yang mampu merubah dan memberikan kekuatan pribadi sehingga bisa tetap survival dalam mempertahankan keimanannya dan fiqrahnya dan siap menerima perbedaan dengan fiqrah lainnya tanpa menghujat tapi tidak toleransi dengan penyimpangan dan tidak merasa paling benar tapi bersifat

tegas mempertahankan sesuatu yang prinsifil (qoth’i) dan tetap menjalin ukhuwah walau berbeda prinsip dengan kita.

KONSEP DIRI RENDAH = SELF ESTEEM RENDAH

Seringkali kita memandang diri kita rendah dan tak berguna. Cara pandang negative terhadap diri sendiri dan selalu diiringi persepsi negative terhadap orang lain, adalah cirri rendahnya self esteem alias penghargaan diri.

Bahaya kurangnya self esteem yang rendah akan memicu dua sikap ekstrim yang merugikan.

Pertama, sikap pasif yaitu tidak tegas dalam melakukan berbagai tindakan akibata adanya rasa takut membuat orang lain tersinggung, merasa diperintah atau merasa digurui yang akan membuat mereka membenci dan mengucilkan kita. Padahal ketegasan adalah kunci kedisiplinan yang merupakan modal penting bagi keberhasilan diri dan aktifitas kita.

Kedua sikap agresif, memaksakan gagasan, tidak mau menerima masukan dari orang lain dan cenderung mengundang perdebatan disbanding penyelesaian masalah. Padahal sikap menentang dan mengabaikan ide-iide orang lain berarti menghambatkan tercapainya keputusan yang tepat dan akurat. Juga berarti merugikan dri sendiri, orang lain dan organisasi dimana kita ingin tetap eksis didalanya. Ciri-ciri konsep diri yang rendah

1. Kesalahan persepsi terhadap diri sendiri dibandingkan orang lain : anggapan bahwa orang lain lebih baik penampilannya, lebih cemerlang idenya, lebih diperhatikan banyak orang dan akhirnya kita merasa tertinggal jauh dan untuk merubahnya tidak mampu akhirnya tidak punya keinginan untuk berubah atau menrima tantangan.

2. Koncep diri yang rendah dipengaruhi cara berfikir tentang persepsi orang lain terhadap anda : penuh prasangka dengan apa yang dibicarakan teman tentang diri anda, kritikan dianggap sebagai cemoohan, iri hati dan usaha menjatuhkan diri anda dimuka public, akhirnya tidak pernah mempercayai orang lain, apalagi berintropeksi terhadap apa yang telah dilakukan.

BAGAIMANAKAH MEMBANGUN SELF ESTEEM ?

§ Belajar menyukai diri sendiri.

Menyukai diri sendiri bukan berarti sombong tapi selalu memiliki perasaan positif dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Bukan berarti malas melainkan menorong diri kita untuk terus berjuang untuk menjadi pribadi yang sholeh secara emosional maupun secara spiritual.

§ Kembangkan pemikiran positif

Cara berfikir kita mengendalikan hidup kita. Bila kita berfikir sesuatu dapat terjadi maka itu akan terjadi karena tindakan kitalah yang membuatnya terjadi. Pemikiran positif inilah mendorong sikap optimis, berjiwa pememang, keberanian mengahdapi tantangan dan resiko.

§ Perbaiki kualitas hubungan interpersonal.

Disaat kita krisis kepribadian seperti minder, tidak berguna, pesimistis, maka dukungan orang lain sangat dibutuhkan. Bersilaturahmilah, tingkatkan keakraban dengan teman dan saudara kita dan mintalah kritk dan tausiyah akan mendorong kita memahami apa yang harus segera dibenahi. Berorganisasilah, kita adakan dapat wawasan dan menmukan figure positif, kehangatan hubungan sosisal sehingga meningkatkan semangat hidup.

§ Bersikap proaktif.

Proaktif berarti berani mengambil tanggungjawab dan tidak menyalahkan orang lain jika gagal. Kemduaian mau berlatih membuat keputusan efektif dan perencanaan strategis, cepat menangkap peluang, berinisiatif dan tidak menunggu-nunggu orang lain. No lucky for the jobless.

§ Jaga keseimbangan hidup

Konsep diri rendah karena kita tidak bisa menyeimbngkan diri dalam mengelola waktu, energi dan emosi kita. Buatlah prioritas antara aktifitas belajar/kuliah/kerja dengan aktifitas dirumah/keluarga; prioritas kehidupan pribadi dan kehidupan social; antara aktifitas fisik dengan aktifitas ruhiyah kita. Buatlah visi, misi dan target hidup anda baik jangka panjang maupun jangka pendek. Buatlah evaluasi (muhasabah) harian atau mingguan secara teratur.

§ Ubah cara berkomunikasi.

Ucapan ibarat pedang yang kalau tidak hati-hati akan menebasnya, sehingga ubahlah cara komunikasi diri (self talk) dengan mengubah ungkapan negative menjadi ungkapan positif :

a) Selalu menggunakan kata ‘saya’ jangan aku atau anda agar tidak terkesan tinggi hati atau menggurui.

b) Gunakan kalimat yang menjelaskan situasi sekarang bukan masa lalu atau angan-angan.

c) Katakan apa yang anda inginkan, bukan apa yang anda tidak inginkan.

d) Hindari perkataan ‘jangan’ atau julukan negative kepada diri sendiri dan orang lain, sebab akan melemahkan semangat dan menjatuhkan citra diri.

e) Simaklah dulu ucapnnya sebelum menyimpulkan atau memvonisnya.

f) Berikan umpan balik positif kepada orang lain dengan menggunakan kata :”saya menghargai, saya memahami, saya percaya anda orang baik, dsb”

g) Biarkan bahasa tubuh anda positif, walau anda sedang sedih, marah dan suntuk. Just keep smiling.

BAGAIMANAKAH MENATA KONSEP DIRI SEORANG MUSLIM ?

A. Penataan spiritual religuitas (salimul aqidah, sahihul ibadah & matinul khuluq).

a) Pemahaman Aplikatif aqidah/ keyakinannya (eksistensi Allah, nilai kebenaran, nilai kritis, nilai kerja, nilai pergaulannya dan nilai hubungan) yang teraplikasi dalam cara ibadah, cara bekerja, cara berorganisasi dan cara berpola fikir yang melahirkan konsistensi (istiqomah).

b) Konsistensi pribadi ini akan melahirkan konsep diri positif, keberanian, rasa percaya diri, ketenangan jiwanya terhadap berbagai permasalahan hidup.

c) Strateginya adalah kenali diri sendiri, kemudian binalah diri (tarbiyah zakiyah) atau menej diri sendiri dengan aktifitas harian kita yang menularkan virus baik bagi teman dan sekitarnya.

B. Penataan kematangan pribadi (mujahidu linnafsi).

Penataan spiritual akan berpengaruh pada tingkat kematangannya sebagai manusia, tapi perlu adanya keuletan manusia untuk melatih dan mengasah, antara lain

a) Penataan kekuatan pola berfikir (mutsaqol fikri)

b) Sinergitas diri, pekerjaan, dakwah, organisasi dan pergaulan (tarbiyatul jakiyun)

C. Konsep diri dengan orang lain

a) Memperbaiki Komunikasi dan relationshif

b) Membangun hubungan Keluarga

c) Membangun komitmen dengan tim.

d) Regenerasi

e) Sinergitas

Demikianlah membangun konsep diri bukanlah hal yang mudah membutuhkan adanya proses konsisten dalam berbagai hal yaitu adanya Pembina, pembinaan rutin dan adanya control dan adanya mediator pembinaan. Tapi ada yang lebih praktis kosnep diri bisa dibentuk sendiri melalau pembinaan dan memenej diri sendiri dengan teratur.

MAROZI :

§ MEDIATOR PEMBINA :

a) ILNA LEARNING lembaga pembinaan pribadi remaja yang berpusat di Bogor.

b) Lembaga Manajemen Terapan TRUSTCO, dibawah pimpinan Bambang Sutrisno Wibowo, seorang pakar kesehatan masyarakat yang terkenal dengan sharpening our concept tools (SHOOT).

c) ESQ LEARNING, lembaga manajemen model ESQ dibawah seorang praktisi Ari Ginanjar Agustian yangterpokus pada pembinaan emosional spiritual berdasarkan konsep rukun iman dan rukun islam

d) Managemen qolbu, dibawah bimbingan KH Abdullah Gymnastiar, dll.

§ SUMBER :

a) BS Wibowo, SHOOT, TRUSTCO, PT syamil cipta media, Bandung, 2002.

b) Dale Carnegie, bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain, Jakarta, 1993.

c) Dvid J swartz, berfikir dan berjiwa besar, Jakarta, 1999.