RESUME BUKU

Etika Akademis by Prof. Dr. Hasan Asari, MA

ETIKA AKADEMIS DALAM ISLAM

A.PENDAHULUAN

Etika dikenal dalam bahasa Arab sejak pra-Islam yaitu adab atau  jamak. Pemaknaannya berkembang seiring evolusi kultural bangsa Arab. Pemaknaan dari kata adab mengimplikasikan suatu kebiasaan, norma tingkah laku praktis. Unsur utama etika ialah muatan nilai baik dan kelanggengan melalui pewarisan antar generasi. Pesatnya perkembangan peradaban islam mendorong munculnya rumusan etika yang secara spesifik dipandang berlaku pada profesi atau aktivitas tertentu dengan ruang lingkup lebih luas ketimbang profesi kependidikan. Adab ialah humanisme, dimaknai dengan pengetahuan yang membawa kepada budaya intelektual yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang berkualitas. Umumnya etika akademis mengikuti tradisi zaman dan tidak ada kekhususan. Keutamaan ilmu dan ahli ilmu pengetahuan ( fadl al-‘ilm wa-ahlihi ) dibahasa dengan dasar argumentasi al-Quran dan hadis naqli.

  • STRUKTUR LITERATURE ETIKA AKADEMIS

Umumnya pendahuluan kitab etika akademis mengikuti tradisi zaman dan tidak ada kekhususan. Karya bidang ini mulai dengan pujian kepada Allah diiringi salawat kepada Rasulullah, dengan masing-masing berbeda panjang dan gaya bahasa. Beberapa karya mengawali tulisan dengan pujian dan salawat pendek. Namun tak jarang dijumpai untaian panjang pujian dan salawat yang sastrawi.

  1.  Pendidikan Islam Fase Mamluk

Penerjemahan selalu identik ilmu Yunani yang masuk dalam peradaban islam klasik. Sisi lain, umat islam giat mengembangkan cabang ilmu pengetahuan keislaman. Sisi lain berkembang ilmu filsafat, kedokteran, matematika dan lainnya.

  • Kode Etik Personal

Seorang ilmuwan memiliki basis etika akademis. Rangkaian etika membentuk kepribadian ilmuwan yang memberinya kapasitas menjalankan fungsi. Terdapat dua belas poin etika yang menjadi kepribadian ilmuwan yang baik. Salah satunya, ilmuwan senantiasa dekat dengan Allah sendirian maupun bersama orang lain. Memilihara kepatuhan kepada Tuhan dalam segenap gerakan dan diam, perkataan dan perbuatan. Memilihara amanah ilmu pengetahuan dan kecerdasan, serta pemahaman yang diberikan kepadanya.

  • Kode Etik dalam Mengajar

Ilmuwan membersihkan diri dari hadas dan kotoran, merapikan diri, serta mengenakan pakaian bagus. Ini dimaksudkan untuk memuliakan ilmu pengetahuan dan agama, bukan maksud lain. Lalu hendaknya duduk pada posisi yang bisa dilihat seluruh yang hadir. Menetapkan posisi berdasarkan pengetahuan, usia, kesalehan, dan kemuliaan. Ilmuwan hendak membaca ayat al-Quran agar berkah, mendoakan diri sendiri, hadirin, dan kaum muslimin. Bertujuan mendirikan dan menyediakan waqaf bagi lembaga tercapai. Mengajarkan beberapa disiplin ilmu dalam sehari, maka harus mendahulukan yang lebih mulia dan lebih penting.

  • Kode Etik Personal Sang Murid

Murid membersihkan hati dan kotoran, sifat buruk, aqidah keliru, dan akhlak tercela. Dengan bersih hati orang menerima ilmu pengetahuan, menyerap pengertian dan rahasia halus yang diteriman dari guru sepanjang belajar. Meluruskan niat, menyinari hati dan mengasah batin dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya. Meniatkan bahwa menuntut ilmu adalah untuk mengenal perintah dan larangan Allah lalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Menghargai waktu dengan cara mencurahkan pehatian sepenuhnya bagi urusan menuntut ilmu pengetahuan.

SUMBER             : Prof. Dr. Hasan Asari, MA Etika Akademis dalam Islam Tiara Wacana: 2008