:

Ketika Anda bertindak sesuai dengan keinginan orang lain dan menekan keinginan sendiri, berarti Anda telah mengidentifikasikan sebagian diri Anda dengan diri orang lain. Anda membiarkan mereka memasuki dan mempengaruhi pemikiran Anda. Hal ini terjadi melalui invalidasi atau “ membuat orang lain merasa bersalah”.

Penilaian dan pemahaman yang salah terhdap ucapan dan pikiran Anda tentu saja akan terasa sangat mengganggu. Jika Anda mengabaikan perasaan sendiri dan yakin bahwa orang itu benar, berarti Anda mulai mengikuti keinginan mereka, bukan keinginan Anda sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa diri Anda sudah teridentifikasi dengan orang lain dan terpisah dari diri Anda yang sesungguhnya. Andalah yang bertanggung jawab atas pilihan yang Anda ambil.

Cara Mengatasi Invalidasi

Ada bermacam cara yang dapat digunakan orang lain untuk membuat Anda merasa sedih dan akhirnya menjadi lemah. Anda harus melihat kembali apa yang telah terjadi dan bertanya kepada diri sendiri pilihan seperti apa yang sudah anda ambil.

Pelajaran positif adalah wawasan yang Anda temukan saat menyadari bahwa Anda telah memilih satu arah dan bisa berbalik jika mau. Anda selalu memiliki pilihan.

Seseorang merasa tergantung pada suatu hubungan ketika merasa malu dan butuh kedamaian atau ketika dia takut diabaikan, ditolak atau merasa kesepian dan dipaksa menjadi mandiri. Sikap ketergantungan merupakan ketidakjujuran emosional yang muncul lantaran perasaan yang sesungguhnya ditekan dan digantikan dengan perasaan lain. Apakah Anda mengalami salah satu dari hal berikut :

  1. Apakaha Anda menggantungkan diri pada persetujuan orang lain?
  2. Apakah Anda merasa menampik rasa tertarik Anda demi orang lain?
  3. Apakah Anda merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain?
  4. Apakah Anda mengkhawatirkan pendapat orang lain terhadap perasaan dan perilaku Anda?

Jika ya, fokuskanlah pada rasa ketergantungan itu dan perbaiki, tentukan kembali pilihan Anda.

Anda harus melihat situasi pilihanyang telah dibuat dan bisa mengubah pilihan itu, serta lebih menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan menyadari perilaku dan perspektif yang dimiliki, kita bisa melihat mana yang baik dan buruk, kemudian memutuskan pandangan hidup itu akan membahagiakan atau malah membuat kita menjadi korban lantaran mengharapakan kehidupan yang tidak seharusnya. Sikap ketergantungan ini terjadi pada sebagian besar orang, jangan menganggap ada yang salah pada diri Anda. Sekarang Anda berada pada jalur untuk mengembangkan kepribadian sehingga bisa mengubah hal itu. Pilihlah salah satu sikap ketergantungan yang Anda miliki, lalu perbaiklah.

Tekanan  

Tekanan sebenarnya muncul dari seseorang yang memiliki maksud berbeda lalu mengungkapkannya secara persuasive sehingga kita merasa tertekan, depresi dan stress. Terkadang orang tidak memiliki niat jahat atau semacamnya kepada Anda, tujuan mereka hanya bertentangan dengan sasaran dan tujuan Anda tanpa ada niat untuk menyakiti atau pikiran jahat yang direncanakan sebelumnya.

Tekanan bisa diartikan sebagai paksaan yang bersumber dari sasaran dan tujuan orang lain, yang medorong kita untuk keluar dari waktu dan jarak yang dimiliki.  Ada dua tindakan yang bisa diambil, yaitu melawan atau menjauh. Keduanya akan memicu tekanan. Kita bisa melebur dengan identitas orang lain atau melawannya dan menjadi identitas yang baru. Namun ada alternatif lain, yaitu menjaga integritas diri, menjadi diri sendiri. Itu berarti bertanggung jawab, bertindakan berdasarkan logika jelas mengenai identitas diri dan sasaran serta tujuan.

Mengenali kebenaran dari situasi yang sedang terjadi akan membebaskan diri Anda. Berlatihlah cara mengatur kehidupan untuk meminimalisasi pengaruh negatif dan mendapatkan kembali kekuatan Anda.

Ingat, situasi kehidupan dimana Anda merasa dipengaruhi atau menjadi korban merupakan sesuatu yang Anda lakukan dan ciptakan sendiri. Situasi tersebut mungkin akan terlihat sebagai akibat kesalahan orang lain, tetapi bagaimanapn kita adalah penyebab utama dari kehidupan kita sendiri.

Kecaman

Seseorang cenderung mempertahankan diri dan mengajukan protes ketika menghadapi kecaman atau keluhan dari orang lain. Namun setelah itu ia mulai melakukan intropeksi. Intropeksi kompulsif dipicu oleh kritik negatif yang diterima sehingga korban melihat kedalam dirinya dan mencemaskan teka – teki yang disebabkan oleh kesalahan ini. Pada manusia normal, sikap tersebut dapat menimbulkan rasa tidak bahagia atau penyakit. Pada penderita neurotis, intropeksi kompulsif akan mendrong menuju ambang psikosis.

Kritik yang terlalu jauh dari sasaran cenderung tidak menimbulkan kebingungan dan intropeksi. Biasanya, kritik memiliki unsur kebenaran sehingga jika ditolak, kebenaran akan tetap tak tersingkap.

Bahkan jika ktirik akurat sekalipun, ketika seseorang memang bersikap seperti itu dan menolak untuk memeriksa serta menangani kondisi itu secara objektif. Kritik hanya akan memperburuk keadaan. Kecuali, ia mampu mengoreksi sikapnya secara objektif, termasuk belajar dari sudut pandang orang lain, dia tidak akan sanggup menghancurkan belenggu batasan identitas pribadi dan sadar akan keberadaan diri yang lebih tinggi dan tak terikat.

Latihan

Apakah ada seseorang yang Anda kenal, yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan sikap atau perilaku Anda?

Perhatikan apakah itu kritik generalisasi yang dilebih – lebiihkan atau dibuat dari sudut pandang yang negatif. Apakah kritik tersebut didasarkan pada asumsi yang salah? Pernahkan Anda mengecam seseorang tentang hal yang sama?

Tanggung Jawab

Kali ini kita beranjak untuk melihat persoalan mengenai tanggung jawab. Apabila saya mengomentari seseorang meski dengan maksud baik dan tulus, mereka menjadi marah dan sakit hati, apakah kemarahan itu merupakan tanggung jawab saya? Misalkan ada seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk tidur dan tidak memperbolehkannya menonton kelanjutan film kesukaannya agar tidak terlambat kesekolah. Anak itu menjadi marah, benci dan pergi tidur dengan hati enggan.

Ada satu prinsip dasar dalam hal ini : pilihan dan kreasi seseorang (termasuk respons emosional) merupakan tenggung jawab orang tersebut, bukan Anda atau siapapun juga. Dengan demikian, perilaku iri hati sebenarnya kurang kebih merupakan bentuk cinta karena sikap itu membenci kebebasan orang lain untuk memilih dan menjadi diri sendiri.

Apabila Anda melakukan sesuatu yang Anda anggap benar, tetapi kemudian seseorang menjadi marah gara – gara perbuatan Anda itu, maka kemarahan itu merupakan tanggung jawab orang tersebut, meski Anda sudah bisa memperkirakannya.

Dalam kebudayaan, ada kesan bahwa kita harus merasa sedih, bersalah dan semacamnya akan rasa sakit yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan kita terhadap orang lain. Perasaan bahwa “Aku marah” dan “Kau membuatku marah” merupakan suatu kondisi, bukan kebenaran.

“Perlakukanlah orang lain sama seperti perlakuan yang Anda harapkan dari mereka.” Itulah asas sejati. Anda harus benar – benar layak bertindak dengan penuh integritas dan jujur kepada diri sendiri, baru orang lain juga akan melakukan hal yang sama kepada Anda.

Anda bertanggung jawab atas pilihan, keputusan dan perbuatan Anda. Anda bertanggung jawab untuk tidak membiarkan kebebasan Anda menginjak – injak kebebasan orang lain, serta selalu bertindak berdasarkan cinta.

Latihan

Lihatlah kembali sejunlah pengalaman yang Anda alami dalam perspektif yang berbeda. Misalkan, pengalaman ketika seseorang marah dan Anda merasa itu karena kesalahan Anda. Jika Anda berbuat salah, belajarlah dari kesalahan tersebut, namun jika merekalah yang ternyata memiliki penafsiran yang keliru, sadarilah bahwa itu merupakan tanggung jawab dan kebebasan mereka.

Ingatlah saat Anda marah dan merasa itu dikarenakan orang lain. Sadarilah bahwa Andalah yang menyulut reaksi emosional tersebut, dan bahwa tindakan mereka hanya didasarkan pada pemahaman (atau kesalahpahaman) mereka atas situasi. Jika mereka marah maka maafkanlah.

Kepercayaan dalam Hubungan

Kita semua merindukan hubungan yang berlandaskan sikap saling percaya. Kita ingin bisa bergantung pada orang lain. Namun, adakah salah seroang dari kita yang tidak pernah dikhianati atau disakiti oleh seseorang yang tidak menepati janjinya?

Kita semua membuat kesepakatan setiap hari. Beberapa antaranya tampak kecil dan sepele, beberapa lainnya lebih besar dan penting. Namun, semua kesepakatan itu penting karena dengan begitulah kepercayaan bisa didapatkan.

Fondasi dari setiap hubungan adalah kepercayaan. Jika kita tidak merasa aman dalam suatu hubungan, kita tidak akan bisa mencurahkan perasaan sepenuhnya. Apabila tidak ada kepercayaan dalam hubungan, berarti Anda tidak memiliki hubungan. Satu hal yang harus diingat, hanya butuh waktu satu menit untuk menghancurkan kepercayaan dan bertahun – tahun untuk membangunnya kembali.

Dampak dari tidak menepati kesepakatanialah hilangnya kepercayaan dan rasa hormat, tidak perduli kesepakatan itu kecil atau besar. Ketika Anda sudah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat, julukan “Orang yang tidak perduli” akan melekat pada Anda.

Saya memiliki cara hidup pribadi untuk membuat kesepakatan dan menjalankannya. Ada beberapa kesepakatan yang tertulis, ada yang diucapkan dan ada yang tidak diucapkan. Periksalah berapa banyak kesepakatan yang Anda miliki dalam hubungan Anda, dan apakah masuk akal untuk terus menjalankan semua kesepakatan itu.

Berhubungan Kembali dengan Masa Lalu

Kita tidak bisa terintegritas ketika sudah menghalangi diri kita dari masa lalu. Masa lalu bisa saja menyenangkan, menimbulkan kerinduan atau terasa menyakitkan ketika di ingat, tetapi tetap saja tidak mempengaruhi masa kini, meski ada yang tidak merasa demikian.

Antara Anda dan Ingatan Anda terdapat penghalang yang tercipta lantaran ingatan atas pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ditekan. Pengalaman ini entah bagaimana menghilangkan sumber energy baru, semangat dan perasaan – perasaan hebat selama masa – masa itu. Perasaan itu hilang karena energinya digunakan untuk memunculkan hambatan atas tekanan yang lalu menjadi kokoh dan otomatis, serta memutuskan hubungan pikiran dan tubuh. Ada cara yang sangat sederhana dan kuat untuk menghancurkan hambatan yang secara emosional menghalangi jalinan antara pikiran sadar dan ingatan serta perasaan yang menyertainya.

Latihan Mengingat Kembali

Berikan perintah “Ingatlah Sesuatu” kepada diri Anda, lalu selekasnya ingatlah apa yang Anda perintahkan kepada diri Anda, kemudian perintahkan kembali perintah itu dengan segera. Cobalah untuk terus menelusuri setiap kurun waktu, biarkan semuanya muncul sebelum Anda bergerak dengan cepat. Ingatlah hal yang berbeda setiap saat. Tujuan latihan ini ialah agar Anda mampu dengan mudah mengingat kembali masa lalu, bukan untuk mengenang kembali ingatan tersebut. Prosedur yang terlihat sederhana ini akan meningkatkan secara besar – besaran pengembangan diri Anda. Ketika proses ini menjadi sulit, tetaplah lakukan latihan ini sampai muncul sebuah terobosan dan Anda pu merasa lebih penuh dan menyatu dengan pikiran, tubuh dan perasaan.

Sumber Kesenangan

Menekan ingatan masa lalu yang menyakitkan, hal – hal buruk yang telah terjadi atau yang kita lakukan, memang bisa menolong kita menghindari dari rasa tidak bahagia. Namun, tindakan tersebut juga dapat menekan sumber kesenangan yang mendukung rasa penghargaan atas diri sendiri dan rasa bahagia.

Saat mengingat kembali memori positif, Anda beroleh sumber semangat dan kesenangan yang sangat berlimpah sehingga bisa menikmatinya. Dalam latihan kali ini, Anda diminta untuk mengingat kembali beberapa pengalaman menyenangkan dalam hidup. Dengan memusatkan diri pada ingatan positif, Anda meningkatkan energy dan mengukuhkan sifat jujur dan kebaikan yang Anda miliki.

Latihan Ingatan Positif

Langkah 1 : Ajukan pertanyaan dari daftar ingatan yang ada dibawah ini.

Langkah 2 : Ingatlah pengalaman tersebut dari awal hingga akhir, seakan –   

          akan sedang terjadi sat ini juga.

Langkah 3 :  Ajukan ingatan berikutnya.

Daftar Ingatan

  • Ingatlah saat Anda bisa menikmati diri sendiri.
  • Ingatlah saat Anda menghasilkan sejumlah uang.
  • Ingatlah saat Anda menyimak music yang bagus.
  • Ingatlah saat Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan.
  • Ingatlah saat Anda bermain dengan binatang.
  • Ingatlah saat Anda memperbaiki kembali keadaan yang tak menyenangkan.
  • Ingatlah saat Anda merasa hebat dengan penampilan Anda.
  • Ingatlah saat Anda menimati pembicaraan dengan seseorang.
  • Ingatlah saat Anda diakui telah melakukan pekerjaan dengan baik.
  • Ingatlah saat Anda menang.
  • Ingatlah saat Anda bertemu dengan seseorang yang cocok dengan Anda.
  • Ingatlah saat anda merasa penting.
  • Ingatlah saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan.
  • Ingatlah saat Anda merasa bersemangat.
  • Ingatlah saat Anda bersama dengan seorang teman.
  • Ingatlah saat Anda berpikir jernih.

Langkah 4 : Jika Anda bisa mengingat kembali tanpa mengalami kesulitan, ulanngi kembali mengingat pengalaman yang menyenangkan itu dan carilah kenangan yang sama dari waktu yang lebih terdahulu.

Apabila Anda merasa utuh setelah mengingat beberapa hal dalam daftar diatas, anda bisa membayangkan pengalaman itu sebagai tanggapan atas perintah yang Anda berikan kepada diri sendiri biarkan imajinasi anda menjadi liar.

Ini merupakan latihan yang menyenangkan, benar – benar tidak membuat perbedaan apapun pada pandangan Anda terhadap kehidupan, meningkatkan penghargaan atas diri sendiri.

Pikiran – Perasaan – Tindakan

Ada sebuah model sederhana yang saya anggap berguna untuk memahami cara kerja pikiran. Pikiran yang terlintas ketika dalam situasi sulit bisa memicu reaksi emosional untuk mengalahkan diri sendiri dan muncul dalam bentuk perilaku yang tak diinginkan.

Pikiran – pikiran ini berasal dari saat kita merasa bahwa mereka merupakn jalan keluar terbaik untuk saat itu, dan dapat dijadikan sebuah kesepakatan dengan kekuatan yang dominan, otoriter atau persuasive. Jika kondisi asalnya tidak menyenangkan dan menyakitkan untuk dipikirkan maka pikiran, keputusan dan tujuan yang menyertainya juga turut ditekan, meski tetap beroperasi secara tak sadar. Ketika dimunculkan, pikiran – pikiran tersebut mempengaruhi kehidupan saat ini yang seharusnya tidak perlu terjadi.

“Sadar Sepenuhnya” berarti mengamati secara sadar dan tidak terperangkap dalam pikiran yang berhubungan dengan waktu, baik ingatan masa lalu maupun harapan di masa depan. Menemukan pola pemikiran dasar sangatlah penting untuk mengatasi reaksi problematis yang kita miliki.

Anda tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi, tetapi bertanggung jawab atas reaksi Anda terhadap peristiwa – peristiwa tersebut. Reaksi terdiri dari tiga aspek        :

  1. Reaksi mental, yakni cara Anda menafsirkan situasi.
  2. Reaksi emosional yang mucnul dari menafsirkan peristiwa tersebut dan menbuat Anda merasa senang, sedih, maah atau frustasi.
  3. Reaksi perilaku didasarkan pada perasaan sehingga Anda memperlihatkan sikap – sikap tertentu.

Reaksi muncul berdasarkan apa yang Anda bertahu kepada diri sendiri. Ini mungkin terjadi dalam waktu singkat dan jauh di bawah tingkat kesadaran, tetapi suara dalam diri Andalah yang memberitahukan semua hal itu. Suara dari dalam diri bisa menjerumuskan Anda dalam berbagai masalah, tetapi juga bisa memunculkan pandangan positif yang mengubah pengalaman hidup. Anda tercipta dari CINTA, jika itu bukan cinta berhentilah berbuat sembrono, kumpulkan kesadaran Anda dan pertimbangkanlah kembali sikap Anda.

Mengatasi Rasa Takut

Takut adalah rasa berlawanan yang mengalir bersama dengan kebutuhan. Kebutuhan akan sesuatu selalu disertai rasa takut kehilangan atau tidak bisa mendapatkannya. Penangkal paling kuat terhadap rasa takut adalah kemampuan untuk menerima.

Menerima situasi berarti menjadi diri sendiri tanpa menuntut pengalaman masa lalu dan masa sekarang untuk menjadi sesuatu yang lain.

Merelakan

Dalam mengembangkan kepribadian harus dimulai dari kondisi yang stabil dan bahagia, meningkatkan kehidupan dengan mengembalikan kebebasan sudut pandang, bebas dari gagasan pokok yang diciptakan sendiri. Menyadari terjadinya stimulasi ulang merupakan suatu langkah penting dari kesadaran diri dan merupakan jalan menuju resolusi selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah melepaskan emosi yang timbul, menerima dan merelakannya.Menyadari perasaan bukan hanya sekedar bersikap otomatis tetapi mampu melepaskan emosi dan mencari ketidakbenaran di dalamnya.

Agar kerelaan itu bersifat permanen anda harus mencari pikiran irasioanl, asumsi, keputusan atau niat dasar dan bagaimana semua itu mendorong emosi Anda.

Lester Levinson membuat teknik merelakan yang akan membantu Anda untuk mengalami kembali emosi yang menyakitkan hingga Anda sadari bahwa emosi tersebut diciptakan atas dasar penafsiran Anda sendiri.

  1. Menentukan lokasi. Pikirkan masalah dalam kehidupan Anda yang bersifat sangat darurat dan menyakitkan.
  2. Mengenali perasaan. Tentukan perasaan Anda mengenai suatu masalah atau perasaan yang anda sedang alami.
  3. Focus. Buka pikiran, sadari sensasi fisik yang melekat pada perasaan itu.
  4. Merasakan perasaan.
  5. Pembedaan. Sadari perbedaan antara diri Anda dengan Perasaan tersebut.
  6. Mengambil hikmah. Emosi negative tidak bisa hilang sepenuhnya, kecuali Anda mampu mengambil pelajaran dari emosi negative tersebut.
  7. Merelakan. Biarkan saja perasaan itu menghilang.
  8. Melakukan pengecekan. Apakah Anda masih memiliki perasaan iti? Jika masih ulangi prosedur di atas sampai anda benar – benar bisa merelakan.

Andai Saja Aku Tidak Melakukannya

Kita semua pasti pernah melakukan hal yang memalukan, terkadang kita terbawa emosi, kemarahan atau kecemburuan sehingga berbuat sesuatu yang menimbulkan penyesalan. Perbuatan tersebut dapat menimbulkan rasa malu atau depresi yang berlansung selama bertahun – tahun. Rasa bersalah tidak boleh dicampuradukkan dengan tanggung jawab atas masa lalu.

Kecenderungan alami ketika melakukan kesalahan adalah pengabsahan tindakan, seperti menyalahkan orang lain atau membenarkan diri sendiri. Sikap ini menghindari realitas yang ada dengan menyagkal perasaan benar atau salah.  Kita menghindari rasa bersalah dengan berpura – pura tidak melakukan apapun.Masalahnya bukan terletak pada kenyataan bahwa tindakan kita menyakiti orang lain, melainkan pada apa yang kita katakan kepada diri sendiri setelah terjadi, entah jujur atau bohong. Kita kan memperoleh hadiah yang besar jika mau bersikap jujur dan realistis, yakni pengalaman yang berharga. Kesalahan merupakan bagian yang esensial dari proses pembelajaran.

Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah akibat dari ketidaktahuan. Hidup merupakan sebuah proses pembelajaran paling berharga dari pengalaman pribadi. Banyak proses pembelajaran baru dan pertumbuhan pribadi muncul dari pengalaman yang menyakitkan. Jik ingin berkembang dan memanfaatkan pengalaman maka kita harus memusatkan perhatian pada apa yang bisa dipelajari debandingkan melawan realitas yang terjadi.Memaafkan diri sendiri akan membaut Anda mampu meangkap energy yang digunkana selama ini untukcmerasa bersalah dan melawan masa lalu. Proses ini akan membuat Anda menjadi seseorang yang baru, lebih bahagia dan lebih bijaksana.

Menghargai Diri Sendiri

Penghargaan terhadap diri sendiri merupakan cara hidup, berpikir, merasa dan bertindak yang Anda terima, yakini dan percayai dalam diri sendiri. kebenaran mengenai harga diri adalah bahwa perasaan itu muncul dari dalam diri.

Perbedaan Apa Yang Ditimbulkan Oleh Harga Diri?

Saat harga diri berada pada tingkat tinggi, kita merasa hebat. Kesadaran atas potensi pribadi yang dimiliki bisa dipeeoleh dengan mengintegritasikan semau kemampuan secara seimbang dan selaras. Seperti yang kita ketahui, ada pengalaman baik dan buruk.  Pengalaman baik terjadi ketika kita bersikap kreatif, emosional terekspresikan secara seimbang dan ini meningkatkan penghargaan kepada diri sendiri. Sedangkan pengalaman buruk yang dialami cenderung merendahkan penghargaan kepada diri sendiri.

Apabila Anda merespon kondisi kesadaran kreatif, berarti Anda menghargai diri sendiri apa adanya, bukan karena apa yang sedang Anda lakukan. Tanpa rasa mengahragai diri sendiri, Anda akan memiliki pandangan dunia yang terbatas dan hanya akan memberikan sedikit pilihan bahkan tak ada sama sekali.

Meningkatkan Harga Diri

Anda boleh jadi sangat hebat dalam memahami gagasan dan berpikir secara rasional. Namun, pikiran tetap hanya pikiran dan tak kuasa mewujudkannya ke dalam tindakan. Atau mungkin Anda kesulitan mengungkapkan perasaan dengan jelas mengenai masalah – masalah itu. Keseimbangan yang baik antara hubungan diri, pikiran, perasaan dan tindakan merupakan kunci untuk hidup kreatif dan sadar sepenuhnya.

Menumbuhkan Penghargaan Terhadap Diri Sendiri

Bagaimana Anda menggambarkan diri Anda?  Banyak sekali sifat yang ada di dunia ini seperti, pemarah, pemalu, agresif, unik, cerdas dan masih banyak lagi. Coba buatlah daftar semua sifat yang menurut Anda hampir tidak pernah dilakukan. Contoh, “Saya hampir tidak pernah bersikap…..”Lalu tuliskan semua hal yang Anda yakin hampir semua dilakukan.

Pertanyaan mana yang Anda anggap paling penting, yakni yang mendasari keyakinan pribadi Anda? Apakah keyakinan Anda bersifat apresiatif atau penuh celaan? Apakah anda memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri atau tidak?

Apabila Anda mengakui dan merasa bahagia menjadi orang seperti yang Anda gambarkan, terserah saja. Namun, tanyakan kembali kepada diri Anda apakah sikap itu membuat sejumlah bagian dalam diri Anda tetap diam serta jauh dari pandangan dan pikiran.

Sikap Reaktif atau Kemampuan Merespons

Lawan dari sikap reaktif ialah kemampuan untuk merespons dengan baik, dengan kata lain bertanggung jawab. Tanggung jawab membuat Anda mampu menjaga harga diri, tak perduli apa pun yang dikatakan orang lain kepada diri Anda. Ketika orang lain terus berusaha memanipulasi dan mendominasi, tanggung jawab membuat Anda bisa bersikap tenang dan menolak untuk didesak. Anda juga harus mampu menegaskan posisi Anda dengan sikap lazim, tanpa khawatir akan membuat orang lain marah, dan tanpa sikap bermusuhan atau memalukan. Akan tetapi kita tidak bisa bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Terkadang pilihan kita juga tidak relevan dengan hasil tertentu.

Mengubah Masalah Menjadi Tantangan

Kesuksesan seseorang bukan dilihat dari apakah dia memiliki masalah atau tidak, melainkan apakah dia memiliki masalah yang sams seperti tahun kemarin. Masalah merupakan esensi kehidupan. Ketika dikuasai masalah, Anda tidak menyadari bahwa Andalah yang menciptakannya. Anda tidak bisa berfikir dengan jelas, tidak menghadapi kenyataan dan melihat kebenaran agar mampu menyelesaikan masalah.

Saat menghadapi masalah, ketahuilah bahwa Anda yang memantik masalah itu karena Anda menginginkan sesuatu, yakini tujuan, selalu ada halangan untuk meraihnya. Persoalannya, apakah Anda yang menguasai masalah itu atau sebaliknya?

Pertama – tama Anda harus mengenali masalah dalam hidup Anda. Jika Anda didera masalah, misalnya kekurangan energy, Anda bisa meningkatkan kesehatan mental melalui kebugaran fisik. Apabila masalah Anda tidak terlalu besar, segeralah bertindak untuk menyelesaikannya, jangan hanya mengeluh dan cemas. Jika Anda mengalami kebuntuan, Anda harus mencermati penghalang tujuan Anda. Berupaya sungguh – sungguh setiap hari dan focus pada tujuan yang pantas menurut Anda.

Ketika sedang berusaha mencapai tujuan, akan sangat membantu jika anda melakukan dua hal berikut. Pertama miliki gambaran yang jelas dalam pikiran mengenai kemana tujuan anda dan bagaimana nantinya ketika Anda sudah berada disana. Kedua, ukurlah kemampuan Anda. Bukan dari seberapa jauh Anda tempuh untuk mencapai target, tetapi sejauh mana anda mendekatinya.

Masa – Masa Sulit

Ketika peristiwa – peristiwa menyakitkan terjadi, anda pasti merasa sedih. Lantaran rasa sakit yang ada, kita barangkali tergoda menghindari kenyataan hidup melalui perlawanan dan penyangkalan. Cara lain untuk menghindari realitas adalah dengan melebih – lebihkannya. Ini terjadi ketika Anda membuat situasi menjadi lebih buruk dari sebenarnya untuk membenarkan perlawanan Anda. Cara lain yang biasa digunakan ialah berusaha menghindari masalah melalui pengalihan. Namun, meski kita berusaha melarikan diri, masalah yang sesungguhnya dan perasaan atas masalah itu masi ada dalam pikiran dan menyakiti kita dalam bentuk stress.

Akan tetapi, masih ada cara lain untuk mengatasi masalah itu, yaitu memusatkan pikiran pada masalah, merasakan dengan sepenuhnya, lalu merelakannya, melepaskan dan mengeluarkannya.

Kapanpun Anda merasa tidak nyaman, berarti Anda sedang melawan fakta bahwa seseorang, sesuatu, atau situasi tertentu tidak seperti apa adanya. Bukan berarti anda tidak mampu bertindak untuk melakukan perubahan, melainkan agar anda tidak menderita ketika menghadapi sesuatu yang memang sudah demikian adanya dan tidak dapat diubah. Lakukan semampu anda untuk menciptakan keinginan, tetapi jangan mengantung diri pada hasil.

Mengingat Diri Sendiri

Bagaimana cara Anda menyadari diri sendiri?  Kesadaran bisa di tingkatkan dengan menanyakan diri sendiri,”Apa yang kusadari saat ini?.”Perasaan apa yang kuciptakan saat ini?” Anda akan sadar untuk sementara hanya dengan menanyakan kedua hal tersebut. Namun pada umunya tidak akan berlangsung lama karena anda akan menyerap hal lain dan melupakan diri Anda.

Mulailah dengan memperhatikan tindakan, reaksi, respons dan perilaku anda. Lanjutkan dengan mengamati postur tubuh, mendengarkan pembicaraan, mengamati seberpa banyak anda bicara, dan mendengarkan tekanan suara anda. Perhatikan semua emosi anda.

Biasanya, orang – orang membuat asumsi yang salah bahwa diri mereka selalu satu dan merupakan orang yang sama. Namun, ketika anda mengamati diri sendiri, asumsi ini tak lagi benar. Ilusi mengenai “keesaan” diri atau keyakinan bahwa anda merupakan orang yang selalu sama tercipta karena sensasi memiliki satu tubuh, satu nama, atau kebiasaan fisik serta ilusi bahwa setiap identitas adalah benar.

Dengan melakukan pengamatan diri, anda akan menangkao kebohongan anda. Kebohongan terjadi ketika anda berpura – pura mengetahui sesuatu, padahal sebeanrnya tidak. Ketika mengamati diri sendiri, anda akan menemukan bahwa anda mengidentifikasi diri dengan semua hal, anda memperlihatkan emosi setiap saat.

Masalah utama yang membebani anda adalah identifikasi diri dengan objek lain (termasuk orang lain), dan dikuasai oleh objek tersebut. Identifikasi deiri dengan orang lain terjadi tatkala anda terus menerus mengkhawatirkan pikiran orang lain terhadap anda. Emosi ini merupakan factor utama yang membuat jiwa melekat dan tak sadar dalam identifikasi yang telah menyatu dengan tubuh dan pikiran.

Penyebab utama identifikasi diri muncul ketika terjadi tindakan yang menyakitkan, baik disengaka maupun tidak disengaja, atau perbuatan baik yang diabaikan sehingga rasa simpati yang muncul menyebabkan pelaku mengidentifikasi diri dengan korban.

Anda harus tahu, tak ada seorang pun yang mampu mempengaruhi anda selain pemikiran anda sendiri. Orang lain sangat sulit melakukan apa pun kepada anda, keyakinan dan keputusan andalah yang selalu berpengaruh.   

Keyakinan – Keyakinan Palsu

Ketika benak Anda dengan lekas mengeluarkan pikiran – pikiran negtaif atau irasioanal untuk merespons situasi dan anda pun menanggapinya secara emosional, pikiran – pikiran tersebut sebenarnya didasarkan pada asumsi atau keyakinan dasar yang lebih dalam terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi. Anda mengembangkan perilaku kepada diri sendiri akibat dicela, ditolak atau diabaikan.

Keyakinan salah yang paling kuat berasal dari sejumlah pengalaman yang menyakitkan. Keyakinan yang salah membuat diri terdorong untuk berusaha mengantisipasi yang terburuk, menekan diri dan berusaha mengantisipasi yang terburuk, menekan diri dan berusaha memenuhi harapan yang tak beralasan.

Mengenali keyakinan keliru yang anda miliki merupakan langkah utama dan terpenitng untuk merelakan dan menjadikan diri anda tak lagi terprogram. Anda harus mengevaluasi ulang keyakinan yang selama ini dipegang dan melihat apakah anda mau membalikkannya.

Kekuatan Afirmasi

Kita selalu mengubah perilaku menjadi lebih baik untuk membuat awal yang baru. Kita membuat penegasan : intensi kausatif. Penegasan selalu bisa diwujudkan. Apapun yang dipirkan atau divisualisasikan secara positif akan membuat anda menjadi focus sehingga apa yang dipikirkan itu pun akan terwujud.

Ketika menegaskan sesuatu kita memusatkan perhatian pada kemampuan dan bersikap jujur, tanpa sadar kita turut membuat penegasan lain pada saat yang bersamaan. Hal tersebut tanpa sadar menimbulkan penghalang tersembunyi atau “kontraintensi” terhadap penegasan itu.

Kontraintensi ini bisa berupa sesuatu yang dipikirkan di masa lalu sebagai tindakan untuk menjaga keselamatan atau menjadikan kehidupan lebih baik. Kontraintensi bisa berupa pikiran negative atau gagasan. Ketika menegaskan suatu niat positif, akan membantu jika anda juga mengenali konsentransi atau penghalang tersembunyi yang diciptakan pada saat bersamaan.

Masalahnya adalah apakah penegasan itu sesuai atau bertentangan dengan keyakinan yang dipegang erat. Penegasan tidak bisa dianggap bermanfaat, malah meningkatkan konflik internal dan menekan keyakinan ketimbang mencari jalan keluar. Apabila anda memiliki keyakinan internal yang tidak tertutupi dan menemukan bahwa keyakinan itu salah, tidak rasioanal atau bermanfaat, maka penggunaan penegasan bisa membantu anda sebaliknya. Itulah saat penegasan dirasa sangat berguna.

Bercermin

Bercermin adalah suatu kebenaran psikologis bahwa kita kerap melihat sesuatu yang tak disukai  dari diri sendiri dalam orang lain. Ketika memiliki keyakinan bahwa anda tidak cukup baik dalam beberapa hal, anda cenderung mencantelkan keyakinan itu pada orang lain, berpikir bahwa merekalah yang tidak cukup baik, merasa puas diri dan yakin bahwa anda lebih baik dan pintar dari pada mereka.

Perasaan negative juga dicerminkan dengan cara seperti ini. Apabila anda merasa sangat marah pada saat masa – masa sulit, anda cenderung menarik lebuh banyak alasan untuk merasakan benci. Anda menarik orang lain yang membenci diri mereka bahkan anda, dan melihat orang lain memiliki kebencian meski sebenarnya tidak demikian. Anda menciotakan apa yang menjadi focus anda, bahkan secara tidak sadar sekalipun.

Masalah – masalah dalam hidup bukan diciptakan oleh orang lain, melainkan diri sendiri. Apabila anda sudah memiliki daftar ciri khas negative, pertimbangkan kemungkinan bahwa sifat- sifat itu sebenarnya merupakan sifat anda sendiri, mana diantaranya yang disangkal dan ditolak.

Keyakinan anda dan perasaan yang ditimbulkannya, entah sadar atau ditekan mmaupun ditolak, akan membentuk rangkaian hidup, termasuk hubungan yang menarik bagi anda dalam kehidupan.  Untuk bisa melangkah kedepan, kita harus mengubah energy yang dikeluarkan sehingga bisa menarik orang atau kondisi yang sesuai dengan tujuan dan diri kita yang sebenarnya, ketimbang menyesuaikan dengan masalah masa lalu yang tertekan dan tak terselesaikan, atau keputusan yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu yang menyakitkan.

Kekuatan didapatkan dengan mengenali diri sebagai sumber kehidupan sendiri, bahwa andalah yang menciptkan realitas subyektif dan ini dicerminkan dalam dunia fisik melalui kekuatan Tuhan yang merupakan bagian dari masing – masing manusia. Kita harus menjernihkan pikiran. Diperlukan teknik yang sesuai dan efektif untuk mendapatkan pikiran yang jernih dan kongruen, serta membuat diri dalam kndisi sebagai  “pencipta”.

Manusia adalah pembuat – permainan sekaligus pemain. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah hidup dengan kesadaran yang lebih tinggi. Celaan dan gunjingan hampir selalu merupakan proyeksi rasa bersalah dan malu yang tertekan. Celaan lebih merupakan cara orang lain melihat segala sesuatu melalui gagasan yang dimilikinya. Celaan membunyikan alarm anda. Namun, anda tidak boleh mengidentifikasi diri dengan celaan tersebut dan harus memisahkannya dari fakta actual persoalan.

Apabila anda mempunyai kejelasan mengenai mana yang benar dan tidak, serta tidak memungut proyeksi orang lain seakan – akan itu adalah sifat anda sendiri maka anda bisa bersikap santai dan menghadapi kecaman dari sudut pandang cinta dan kasih sayang.

Menciptakan Realita

Salah satu kebingungan yang harus kita hadapi sebagai manusia adalah hubungan “tingkat permainan”. Kondisi sebagai pencipta – permainan-pencipta-kenyataan merupakan kondisi sumber, bukan kondisi permainan. Ini merupakan prinsip dasar untuk menghormati orang lain dan mengakui individualitas mereka, yaitu bahwa mereka bertanggung jawab atas aksi dan reaski mereka sendiri, itu merupakan kebebasan mereka untuk memilih.Keputusan dibuat berdasarkan penafsiran atas kenyataan.  

Dari pandangan spiritual, anda boleh saja tidak menyadari keberadaan dunia dan tak perlu ada realitas untuk kondisi itu. Pikiran manusia menciptakan ego yang merupakan sebuah kepribadian dan wajah untuk menghadapi dunia. Ego terdiri dari sistem keyakinan dan jalan keluar masalah untuk keberlangsungan hidup manusia.

Mewujudkan Visi

Tujuan dalah hasrat yang dibuat secara khusus dan memiliki tenggat waktu. Menvisualisasikan tujuan lebih penting daripada mengetahui setiap detail atau bahkan detail apapun mengenai cara anda untuk mendapatkannya.

Langkah pertama untuk membuat tujuan adalah menyadari apa yang benar – benar diinginkan dalam hidup. Tujuan itu haruslah tujuan yang bisa diraih. Anda juga harus membuat sebuah rencana aksi, yang terdiri dari langkah – langkah yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan.

Ketika mulai beraksi, kenalilah ketakutan anda, terimalah rasa takut itu, kemudian lepaskan. Saat mewujudkan langkah pertama, anda akan berperilaku sesuai dengan visi, gagasan dan sumber daya pun berfungsi dengan semestinya. Kemunduran memang tidak dapat dihindari, tapi anda bisa belajar dari peristiwa tersebut.

Kuncinya ialah mengukur kemajuan dari titik awal, bukan dari seberapa jauh lai yang mesti ditempuh. Membandingkan kemajuan dengan titik awal akan mendorong anda untuk terus melanjutkan perjalanan. Lalu bandingkan kenyataan saat ini dan kemanjuan yang diperoleh dengan tujuan akhir.

Menemukan Diri Sejati

Tak diragukan lagi, anda kadang terilhami untuk bertindak, untuk mengatakan  atau melakukan sesuatu. Anda begitu bergirah, tak sabar untuk memulai dan merasa bahwa segalanya mungkin dilakukan. Mewujudkan visi bisa jadi sebuah proses yang sederhana. Semangat terhalang oleh resistensi materialitas sehingga visi pun menghilang.

Pengetahuan dan kepercayaan atas kesadaran intuitif internal akan menghasilkan pemikiran jernih yang menyinari zona yang terhambat, menyorotkan cahaya kepada pola pemikiran dan perilaku saat ini dianggap tidak sesuai. Di lain pihak, kehilangan hubungan dengan sumber kreatif berupa kehidupan internal akan membuat kita menautkan diri dengan pemikiran, emosi, dan pola perilaku negative.

Mengenal Diri

Cobalah luangkan waktu selama beberapa saat setiap hari dan hanya mengisinya dengan kebutuhan dan kesenangan pribadi. Ketika anda mulai memeperhatikan kebutuhan diri dan berhenti menjadi korban tuntutan orang lain, anda akan lebih dihormati karena anda sendiri lebih menghormati diri anda.   

Anda sedang menuju bagian dalam diri anda. Saat bersikap jujur sepenuhnya kepada diri sendiri, tanpa halangan pikiran yang terus mengoceh dan emosi – emosi negative, anda selaku mahluk spiritual akan lebih mudah berhubungan dengan dunia sekitar. Untuk mendapatkan hubungan, alih – alih pemisahan, kita harus menghancurkan semua ikatan pikiran dan hasrat sehingga bisa belajar menangguhkan penilaian. Namun, tentu saja sama seperti menghentikan pikiran, ini lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.

Anda menyadari bahwa anda bukanlah emosi anda dan bisa membedakannya dengan diri seseungguhnya, yakni mahluk spiritual yang memiliki nilai intrinsic dan tak dapat dihakimi dengan emosi yang bisa merusak diri dan tidak pada tempatnya.

Ada berapa banyak “ Anda” dalam diri anda? Sangat banyak. Gurdjieff menekankan bahwa salah satu “kepribadian” anda itu terkadang melakukan sesuatu yang harus dibayar oleh “kepribadian” anda yang lain, bahkan selama seumur hidup. Setiap “kepribadian” merupakan refleksi hubungan dengan hasrat, perasaan atau pikiran, inilah penghubung manusia dengan dunia nyata.

Tubuh, Pikiran dan Jiwa

Untuk meniciptakan realitas, membuat segala sesuatu berlangsung dalam pengalaman dunia, kita mengoperasikan semua ranah kondisi, spiritual, mental, emosional dan fisik. Hidup sadar bisa dimulai melalui pemenuhan keinginan saat ini juga dengan mewujudkan rencana dan mimpi di dunia nyata. Langkah pertama ialah mengetahui apa yang ingin diciptakan, dengan kata lain, menetapka keinginan.

Langkah kedua, membuat visualisasi dengan emosi bahwa keinginan itu terwujud.  Langkah ketiga ialah bersikap terbuka terhadap pedoman yang berasal dari sumber pengetahuan dimana anda terhubung secara spiritual dan menjadi bagian darinya.  Lalu bertindaklah sesuai dengan pengetahuan intuitif anda.

Jiwa – pikiran – emosi – tubuh – dunia. Ini merupakan sebuah lingkaran, satu kesatuan. Jiwa merupakan sumber informasi yang tak terikat dengan jarak dan waktu sehingga keyakinan individu bisa mempengaruhi kesadaran kelompok manusia.

“Ketika kita mencintai maka kita adalah semesta, dan semesta hidup didalam diri kita.” (O.Pirmez)

Belajar Dari Pengalaman

Kejadian baru – baru ini menunjukkan adanya hasrat yang luar biasa untuk mendapatkan kedamaian, atas nama sebagian besar masyarakat di dunia. Pengalaman di dunia mencerminkan kondisi diri.

Untuk berada dalam posisi yang lebih baik, mampu membuka tempat dan mengekpresikan diri yang sesungguhnya, kita harus terlebih dahulu memahami situasi. Sebelum bisa memberikan sumbangsih perdamaian kepada dunia melalui kesadaran, kita mesti berdamai dengan diri sendiri.

Kita semua pasti pernah melakukan sesuatu yang tidak membanggakan, jika tidak, berarti kita bukan manusia. Tindakan itu bisa meninggalkan perasaan malu dan depresi, dan membuat kita merasa bersalah selama bertahun – tahun. Perasaan bersalah tidak boleh dicampuradukkan dengan tanggung jawab atas masa lalu. Kita harus terus melanjutkan kehidupan dengan cara berdamai dengan masa lalu.

Kecenderungan alami ketika kesalahan ialah kita membenarkan tindakan kita, yakni membenarkan diri sendiri. Masalahnya tidak terletak pada kenyataan bahwa tindakan itu menyakitkan orang lain atau fakta bahwa kita telah membuat kesalahan, itu sudah terjadi dan tidak bisa diulang kembali.

Kita harus merobohkan pertahanan diri, menghancurkan kebohongan yang diucapkan kepada diri sendiri guna menyembunyikan kebenaran, menghadapi realitas tindakan dan dampaknya, lalu memaafkan diri sendiri.

Memaafkan diri sendiri akan memampukan anda menangkap energy yang selama ini digunakan untuk melawan masa lalu, yang justru membuat anda merasa bersalah. Apabila kita sanggup memaafkan diri sendiri maka kita akan lebih mudah memaafkan orang lain.

  Sumber :Peter Shepherd,  The Positive Approach Manfaat Berpikir dan Bersikap  Bright Publisher Cetakan Ketiga Tahun 2019.