Posts tagged ‘franchising’

Daftarkan Segera Bisnis Waralaba Anda!


Bisnis-FranchiseJika sebelumnya pebisnis waralaba (franchisor maupun franchisee) bisa dengan tenang menjalankan bisnis meskipun usaha tidak terdaftar di Departemen Perdagangan, namun ke depan tidak akan demikian lagi. Pasalnya peraturan terbaru berupa Peraturan Pemerintah (PP) sebagai perubahan PP No.16/2007 untuk waralaba Tanah Air yang rencananya akan diterbitkan pada Juli 2007 akan memuat pokok peraturan tentang penertiban usaha waralaba termasuk dalam hal kewajiban pendaftaran.

Berbeda dengan PP No 16/1997 yang tidak terlalu ketat mengatur tentang kewajiban mendaftarkan usaha waralaba oleh para pengusahanya, pada PP waralaba pengganti PP No.16/1997 tersebut akan memberlakukan kewajiban mengantongi surat tanda pendaftaran usaha waralaba (STPUW) baik untuk franchisor maupun franchisee.

Disinyalir lebih dari separuh pengusaha waralaba tidak mendaftarkan usaha waralabanya ke Depdag. Namun belum didapat data pasti tentang berapa jumlah bisnis waralaba yang terdaftar dan berapa yang tidak. Namun dari 200 lebih pengusaha waralaba asing yang beroperasi di Indonesia misalnya, hanya sekitar 80 pengusaha yang sudah terdaftar.

Padahal jika dilihat proses dalam mendapatkan sebuah STPUW tidaklah sulit. Seperti diuraikan ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar. “Untuk mendapatkannya mudah kok. Prosesnya gampang serta tidak dipungut biaya, dan tidak memakan waktu lama, paling cuma seminggu. Sudah seharusnya pengusaha waralaba memiliki STPUW,” katanya.

Lantas apa keuntungan pengusaha waralaba memiliki STPUW? Secara langsung mungkin pengusaha tidak akan merasakan manfaatnya. Tapi tentunya dengan memiliki STPUW pengusaha akan lebih aman. “Yang pasti kalau ada apa-apa dia (pengusaha yang memiliki STPUW,-Red) akan dilindungi. Kemudian kalau ada pendidikan dan pelatihan bisa diikut sertakan,” kata Anang. Disamping itu biasanya STPUW dibutuhkan jika sebuah usaha waralaba akan mengembangkan usaha ke kota atau daerah lain.

Ingin mengurus STPUW? Caranya gampang saja. Pebisnis di bidang waralaba mempersiapkan dokumen-dokumen yang menjadi syarat, seperti perjanjian waralaba, akta pendirian dan atau perubahan perusahaan, surat ijin usaha perdagangan (SIUP), ijin usaha dari departemen teknis, tanda daftar perusahaan, nomor pokok wajib pajak (NPWP), tempat ijin tempat usaha, bukti legalitas usaha dari pemberi waralaba serta leaflet atau katalog usaha. Jika persyaratan-persyaratan tersebut dilengkapi, maka pebisnis akan dengan mudah mendapatkan STPUW. (SH)

Mempersiapkan Usaha Menjadi Bisnis Franchise


Banyak keuntungan didapat pebisnis dengan jalan mewaralabakan usaha yang dijalankan. Diantaranya usaha semakin terbuka untuk berkembang tanpa harus mengeluarkan investasi dan biaya operasional yang terlalu tinggi karena sudah ditalangi oleh franchisee. Belum lagi peluang untuk mendapatkan franchisee fee dan royalti fee dari franchisee.

Hanya saja tidak gampang menjadikan sebuah usaha menjadi bisnis franchise. Apalagi untuk dapat bersaing dalam skala internasional. Seperti diuraikan dalam sebuah konsultasi waralaba dengan salah satu ahlinya di entrepreneur.com. Meskipun tidak baku secara hukum, namun banyak persyaratan penting harus dipersiapkan.

Pertama dalam bidang legal, pebisnis calon franchisor harus mempersiapkan standar operasional bisnis franchise yang akan dijalankan. Untuk ditawarkan di Amerika Serikat misalnya, sebuah bisnis harus memiliki dokumen bernama Uniform Franchise Offering Circular (UFOC) yang disyaratkan untuk semua perusahaan oleh Federal Trade Commission.

Dalam hal akuntansi, usaha yang akan dikembangkan dengan franchise memerlukan persiapan laporan keuangan yang telah diaudit. Ini merupakan salah satu persyataran dalam masalah legal sebelumnya, dalam arti masalah legal tidak akan terpenuhi tanpa aktivitas ini. Pebisnis disuruh memilih apakah men-set up perusahaan lain untuk mengadopsi sistem yang telah dibuat atau ingin menggunakan perusahaan yang telah dimiliki untuk di-franchise-kan.

Ketiga adalah sistem. Hati dan jiwa dari kesuksesan sebuah bisnis franchise adalah sistem yang dimiliki. Pebisnis butuh untuk mengembangkan dan melengkapi dokumen sistem yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis franchise secara sukses. Pebisnis perlu mengembangkan program training bagi para franchisee agar sukses sebagai operator.

Pebisnis akan butuh membuat perencanaan pemasaran secara formal sehingga para franchisee baru akan menggunakannya untuk men-drive konsumen pada unit-unit mereka.Pebisnis juga butuh untuk mendisain sistem penjualan yang dapat digunakan untuk merekrut franchisee pada perusahaan franchise pebisnis. Di sini lah puncak pekerjaan untuk mendapatkan semua sistem ter-set up dan siap dijalankan. Jika dibutuhkan untuk ini bisa menggunakan jasa konsultan untuk mendampingi.

Mindset merupakan satu yang paling penting dimiliki pebisnis agar berhasil menjadi franchisor sukses adalah memiliki fokus yang bagus dan juga sikap. Pada bisnis pebisnis yang sudah ada, pebisnis adalah bos, memiliki karyawan dan kemungkinan mengerjakan apa yang telah diperintahkan tanpa ada perlawanan. Namun franchisee banyak berbeda dengan karyawan dan yang pebisnis butuhkan adalah membuat yakin untuk tidak memperlakukan mereka seperti karyawan. Franchisor yang sukses menggunakan banyak bujukan untuk mendapatkan franchisee ketimbang mengeluarkan order. Ini tidak cepat dan efisien tapi pebisnis akan menemukan banyak perlawanan dari francisee jika tidak melakukan jalan in

Membeli Bisnis Franchise dari Existing Franchisee


Menjawab sebuah pertanyaan tentang bagaimana membeli bisnis franchise dari pemiliknya yaitu seorang franchisee, berbeda dengan memulai sebuah bisnis franchise baru, Michael H. Seid and Kay Marie Ainsley Managing Directors, dari Michael H. Seid & Associates, LLC seperti tertulis pada artikel msaworldwide.com, memberikan beberapa jawaban.

Terdapat beberapa perbedaan signifikan dan beberapa keuntungan secara potensial membeli bisnis franchise yang telah ada tanpa memulai dari dasar.

  1. Keberadaannya. Tanpa memulai dengan mencari lokasi, membangun tempat, membeli semua furnitur penting, perlengkapan, menemukan penjualan dan membeli persediaan, mencari karyawan untuk direkrut dan sebagainya.
  2. Memiliki sejarah. Semenjak bisnis ada, reputasi pada komunitas dan pelanggan bisnis telah ada. Pebisnis dapat melihat berapa banyak volume bisnis yang telah dilakukan secara historis, berapa banyak pendapatan telah diraih, lebih baik menentukan kebutuhan modal, memahami suasana lokasi dan tren operasi di sana.
  3. Mengetahui biayanya. Ketika membeli operasi yang telah ada, pembeli membeli bisnis berdasarkan atas negosiasi harga yang didasarkan atas aset, cash flow atau beberapa persetujuan lain pada term and conditions. Informasi didukung oleh franchisor pada UFOC hanya dapat mendukung pebisnis, yang terbaik, mengestimasi biaya untuk mengembangkan bisnis tersebut.
  4. Return on Investment (RoI). Dengan lokasi yang baru, bahkan lengkap dengan pengalaman franchisor mendukung pebisnis dengan panduan dan juga riset-riset yang tersedia – ini masih bersifat spekulatif. Dengan lokasi baru tidak ada sejarah.
  5. Lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan. Bank lebih suka pada kenyataan bahwa mereka mendasarkan keputusan pinjaman tidak hanya pada reputasi sistem franchise yang ada, melainkan juga pada performance lokasi operasi bisnis.


Pebisnis masih harus mengerjakan pekerjaan rumah ketika membeli franchise yang telah ada (beroperasi). Bahkan jika informasi secara historis kelihatan solid, pebisnis perlu menggali beberapa informasi lebih, diantaranya:

  • Mengapa franchisee meninggalkan bisnis tersebut
  • Cari tahu jika staf dan manajemen yang masih ada akan tetap di sana. Jika pebisnis menghitung staff yang siap dan terlatih, pebisnis perlu meyakinkan apakah mereka bisa tetap bersama pebisni
  • Cari tahu jika tren bisnis masih sekuat sejarahnya apa tidak. Apakah pasar mengering? Apakah lingkungan mulai berubah? Apakah ada pesaing baru masuk ke pasar yang berdampak pada performance ke depan?
  • Temukan lokasi dan pusat bisnis. Apakah memiliki konstruksi jalan yang akan berdampak pada lokasi bisnis? Akankan ada beberapa perubahan pada penyewa jangkar pusat ritel pebisnis? Apakah pusat manajemen berubah? Jika iya, apakah reputasi pemilik sewa yang baru?

Yakinkan bahwa pebisnis melihat lokasi bisnis seperti baru memulai (fresh). Setelah semua itu, jika bisnis telah sedang mengalami kemunduran untuk beberapa bulan atau terakhir, tidak ada jaminan pebisnis dapat mengalihkan. Jangan membuat kesalahan dari asumsi bahwa pebisnis bekerja lebih giat dan lebih cerdas dari pada pemilik sebelumnya bahwa pebisnis akan memiliki performance yang lebih baik.

Sebagai franchisee baru, pebisnis mungkin akan mengharapkan menerima dari franchisor copy dari disclosure document yang diberikan kepada para franchisee lainnya. Ini mungkin tidak menjadi masalah ketika pebisnis membeli franchise yang telah ada dan pebisnis mengasumsikan perjanjian yang telah ada tanpa ada modifikasi. Semenjalkperjanjian akan ditandatangani sebuah perindahan perjanjiam penjual sederhana, franchisor tidak bolej diminta untuk mendukung pebisnis dengan pre-sale disclosure.

Bagaimanapun, jika perjanjian franchise pada franchisee yang telah ada, pebisnis seharusnya mengharapkan menerima copy dari disclosure document-nya franchisor. Baca perjanjian yang baru dan informasi disclosure secara hati-hati karena bisa berisi biaya dan kondisi sangat berbeda dengan perjanjian yang ditandatangani oleh penjual bisnis dan perubahan ini dapat memberikan dampak besar pada berapa banyak bisnis dalam kenyataannya bernilai.

Jika kritis, dengan segala transaksi franshise, pebisnis menyewa konsultan tertentu yang familiar dengan peraturan. Membeli franchise yang telah ada merupakan peluang besar, tapi ingat, pebisnis masih harus mengerjakan pekerjaan rumah sebelum melakukan pembelian.

Di Mana Mendapatkan Informasi Waralaba?


Beberapa kali redaksi menerima pertanyaan via telepon dan email dari pembaca tentang bagaimana mendapatkan informasi lengkap mengenai waralaba. Bisnis waralaba saat ini memang makin marak di Tanah Air. Waralaba merupakan salah satu format bisnis digemari karena risiko kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru. Namun tidak setiap tawaran waralaba yang ada berarti memiliki prospek baik untuk dibeli. Pebisnis harus cermat dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang objek yang akan dituju.

Berminat menekuni sebuah bisnis waralaba, tak sedikit pebisnis akhirnya menggunakan jasa konsultan di bidang ini dengan tujuan mendapatkan arahan yang tepat dalam memilih dan mempersiapkan bisnisnya. Seiring booming-nya bisnis waralaba di Indonesia, bisnis jasa konsultan waralaba juga berkembang. Di dalam negeri, selain SSA Franchise Consulting dan AK and Partners tempat pakar waralaba Amir Karamoy bernaung, saat ini terdapat International Franchise Business Management dengan salah seorang pentolan konsultannya Burang Riyadi.

Di tempat lain juga ada The Bridge Franchise. Uniknya The Bridge seperti pada website menawarkan jasa konsultasi bagi yang baru tertarik mewaralabakan bisnisnya ataupun bagi yang merasa sulit memutuskan pilihan dalam pembelian waralaba dengan sistem free alias tidak dikenakan biaya. Beberapa konsultan lain diantaranya Frantech Indonesia, Young and Kim Consultant, Benward dan FT Consulting Utomo Njoto.

Berbagai informasi juga bisa didapatkan secara mandiri. Saat ini berbagai bacaan bisa digunakan sebagai referensi. Di samping buku-buku yang menyajikan informasi dan tips seputar bisnis waralaba, berbagai majalah ekonomi hingga yang mengulas khusus tentang franchise sudah beredar banyak di pasaran. Bagi yang suka utak atik internet, juga akan mudah menemukan portal yang memuat informasi dan direktori bisnis waralaba yang ada di pasar. Portal direktori tersebut terutama adalah Waralaba.com.

Kumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum pebisnis benar-benar memutuskan bahwa sebuah bisnis waralaba layak untuk dibeli. Ingat, meski secara umum bisnis waralaba memiliki risiko lebih kecil dibandingkan memulai usaha sendiri, namun tidak semua bisnis waralaba yang ada di pasar layak untuk dibeli. (SH).

Aturan Baru yang Membantu Franchisee


Bisnis waralaba tengah marak di Tanah Air. Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mencatat jumlah jenis produk usaha waralaba lokal yang semakin banyak, mencapai 450 jenis pada awal 2007.

Namun diantara banyaknya jenis usaha yang di-klaim sebagai bisnis waralaba, belum tentu sepenuhnya demikian. Sebagiannya masih dalam bentuk peluang bisnis namun telah dinyatakan secara pribadi sebagai bisnis waralaba. Pemerintah pun berusaha menertibkan bisnis yang terus berkembang ini. Anda salah satu yang tertarik dengan bisnis waralaba? Semoga peraturan pemerintah yang baru (PP No.42 Tahun 2007) memberikan manfaat berarti. Terutama bagi para calon franchisee (pembeli waralaba).

Sesuai peraturan tersebut diharapkan bisnis waralaba yang dijual di pasar benar-benar bisnis yang telah solid dan terbukti layak untuk dikembangkan oleh franchisee (pembeli). PP waralaba pengganti PP No.16 Tahun 1997 tersebut memuat salah satu poin penting yaitu persyaratan bisnis yang bisa diwaralabakan, yang dimuat pada pasal 3. Adapun persyaratannya adalah, bisnis memiliki ciri khas usaha, terbukti telah memberikan keuntungan, memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkesinambungan serta hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar.

Untuk lebih menjamin kelayakan usaha bisnis yang diwaralabakan, pada bagian lain PP ini, franchisor (pewaralaba) diwajibkan memperlihatkan prospektus kepada calon franchisee. Isi prospektus setidaknya memuat data identitas pemberi waralaba, legalitas usaha pemberi waralaba, sejarah kegiatan usahanya, struktur organisasi pemberi waralaba, laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, serta hak dan kewajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba. Tentunya calon franchisee harus menggunakan kesempatan ini dengan baik. Perhatikan secermat mungkin prospektus usaha agar tidak salah dalam memilih.

Peminat baru bisnis franchise juga patut lebih lega karena sesuai peraturan baru tersebut para pewaralaba tidak dapat seenak hatinya menjual kemudian acuh tak acuh lagi dengan waralaba yang telah diserahkan pada franchisee. Pasalnya, masih dalam hal kewajiban bagi franchisor, franchisee wajib diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian dan pengembangan kepada penerima waralaba secara berkesinambungan. Ini tidak sekadar simbol. Sanksi administratif berupa pencabutan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba menanti franchisor yang tidak melakukan pembinaan kepada penerima waralaba sebagaimana dimaksud 8 setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ke-3.

Aturan mengenai pendaftaran juga lebih ketat. Pemberi waralaba wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralaba sebelum membuat perjanjian waralaba dengan penerima waralaba. Bagitu pun untuk franchisee, yang diwajibkan mendaftarkan perjanjian waralaba. Sanksi administratif berupa denda maksimal Rp100 juta dikenakan kepada pemberi waralaba yang tidak melakukan pendaftaran prospektus serta penerima waralaba yang tidak melakukan pendaftaran perjanjian waralaba setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ke-3. Untuk pendaftaran ini pelaku bisnis diberikan waktu 1 tahun semenjak diberlakukannya PP tersebut. Bagaimana, sudah waktunya Anda bersiap-siap terjun ke bisnis franchise? (SH)

Franchise atau Peluang Bisnis?


Banyak pebisnis belum mengetahui tentang perbedaan antara franchise (waralaba) dengan business opportunity (peluang bisnis). Merasa sebuah bisnis sudah cukup sukses, dengan buru-buru diklaim bahwa konsep bisnis yang dijalankan sudah termasuk dalam kategori franchise. Ada pendekatan bisa dilakukan pebisnis untuk mengetahui dengan pasti apakah sebuah bisnis termasuk dalam bisnis franchise ataukah peluang bisnis. Pastinya dengan mengetahui karakteristik kedua jenis bisnis ini.

Beberapa artikel pada sebuah website bisnis, franchise.about.com, menjabarkan tentang bagaimana bisnis franchise dan peluang bisnis biasa dijalankan. Adapun kriteria dasar peluang bisnis diantaranya adalah pembeli peluang (pemegang lisensi), harus mendistribusikan atau menjual barang atau jasa yang ditawarkan licensor (pemberi ijin) atau franchisor (pewaralaba). Disamping itu terdapat perjanjian tertulis antara pemberi ijin dan pemegang ijin.

26 negara saat ini memiliki hukum peluang bisnis yang membatasi penjualan peluang bisnis tanpa menerbitkan disclosure document yang harus mengacu pada yang telah didisain negara. Dokumen tersebut berbeda antara satu negara dengan negara lain.

Batas dari peluang bisnis antara lain, tidak ada merek dagang atau kekuatan merek – pebisnis memiliki kekuasaan bebas untuk menggunakan logo perusahaan, slogan atau memasarkan produk. Tidak ada wilayah eksklusif. Disamping itu bisa saja tanpa ada pelatihan, dukungan dan pemasaran dari pemberi ijin.

Sementara jika dilihat dari tipe pelanggan, peluang bisnis biasanya jatuh pada sebuah kategori sempit dari usaha. Jika Anda merasa membeli sebuah bisnis dalam ‘kotak’, Anda mungkin melihat pada sebuah peluang bisnis. Di atasnya ada daftar pendistribusian dimana Anda menjual produk perusahaan/usaha lain di bawah nama bisnis Anda. Multi level marketing adalah contoh yang sempurna. Kemudian ada peluang “kiosk” seperti menjual keliling mesin, kios kopi di mal. Di sini Anda biasanya diwajibkan untuk membeli persediaan dari pemberi ijin.

Dilihat dari tipe bisnis, dalam peluang bisnis ini bisnis yang telah ada dapat genap membeli peluang bisnis untuk menambah nilai atau mendiversifikasi produk atau jasa yang ditawarkan. Kadang-kadang mengacu kepada ‘Pusat Penambahan Nilai Keuntungan’ yang mensyaratkan investasi minimal tetapi membolehkan pemilik bisnis menawarkan nilai tinggi produk atau jasa di bawah atap yang sama. Contohnya, kenyamanan sebuah tempat belanja yang menawarkan outlet dry cleaning di dalamnya kepada pelanggan.

Beberapa peluang bisnis dikemas dalam bentuk seperti waralaba, tetapi jika Anda mendapatkan pengertian tentang apa itu franchise tentunya akan lebih baik. Waralaba merupakan konsep bisnis yang diciptakan seseorang atau satu tim orang yang dinamakan franchisor, yang memberikan hak kepada seseorang atau disebut franchisee untuk menjual konsep bisnis yang telah terbukti atau barang atau jasa bagus, di bawah sebuah definisi awal kumpulan syarat dan kondisi, atau yang dinamakan dengan sistem.

Hubungan antara franchisor dan franchisee dibangun bersama dengan kotrak yang dinamakan Perjanjian waralaba dengan garis besar hak, syarat-syarat, kondisi-kondisi, restriksi dan yang lain dari sistem secara detil.

Terdapat tiga tipe konsep bisnis yang digunakan konsep waralaba. Ketiganya adalah kedistribusian, lisensi merek, dan format bisnis. Dalam kedistribusian terjadi pemberian hak jual produk induk usaha seperti dealer mobil atau rute menjual keliling mesin.

Dalam lisensi merek, memberikan lisensi hak untuk menggunakan merek induk perusahaan dengan mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Di sini produk atau jasa diwaralabakan dan tidak merupakan bisnis sendiri. Misalnya toko olah raga di sebuah kota kecil diberikan hak eksklusif pada kota mereka untuk menjual produk Nike.

Format bisnis merupakan konsep waralaba yang biasa paling banyak digunakan. Di mana franchisee membeli hak untuk mengoperasikan sistem bisnis yang unik, yang memiliki sejarah pendirian dan track record diciptakan oleh pewaralaba. Dalam pertukaran untuk sebuah struktur penetapan royalti, pewaralaba menyediakan awal dan pelatihan, dukungan penjualan dan pemasaran dan banyak layanan lainnya dan mendampingi untuk membantu kesuksesan bisnis franchisee. (SH)

Bagaimana Awal Memilih Bisnis Franchise yang Tepat?


Ketika Anda telah memutuskan bahwa bisnis franchise telah tepat untuk Anda, bagaimana Anda memilih franchise yang tepat? Untuk memilih apakah tepat bagi Anda dan akan memenuhi mimpi bisnis Anda, Anda harus mengetahui diri Anda, keahlian, mimpi dan aspirasi Anda. Anda harus memulai proses tersebut dengan menganalisis diri. Anda dapat memulai dengan menginvestigasi beragam industri yang menarik bagi Anda.

Ketika Anda telah mendapatkan dalam beberapa industri lebih sempit, pelajari area geografis dan memutuskan apakah di sana ada pasar untuk tipe bisnis tersebut. Jika ia, ikuti sebuah perencanaan riset dan mulai untuk mengontak perusahaan atau usaha waralaba yang Anda percaya potensial di wilayah Anda. Beberapa franchisor yang memiliki reputasi akan mengirimkan informasi luas tentang bisnis mereka tanpa mengenakan biaya.

Setelah menerima informasi tersebut, yang mana yang biasanya diperlihatkan pada surat edaran penawaran, Anda harus membacanya dengan hati-hati. Baca diantara bentuk dan kerjakan penelitianmu. Anda dapat ke perpustakaan, melihat di internet sebaik jurnal profesional, majalah perdagangan, buku referensi, publikasi pemerintah, dan laporan tahunan perusahaan publik.

Cek kantor bisnisnya jika ada, apakah mereka memiliki masalah dengan perusahaan. Dapat juga dengan cara mengontak anggota kamar dagang atau organisasi pengembangan bisnis, siapa tahu mereka bisa menawarkan informasi yang berhubungan dengan riset Anda. Cobalah menentukan apakah bisnis atau usaha yang sedang dipertimbangkan bekerja baik dalam hal kesehatan keuangan, manajemen, reputasi dan prospek pertumbuhan.

Setelah Anda membaca penawaran tertentu, tanyakan pada franchisor daftar-daftar franchisee yang dapat dikontak. Franchisee-franchisee yang ada sekarang adalah sumber daya yang luar biasa dan dapat memberikan anda pengamatan detil bagaimana sesungguhnya bisnis tersebut berjalan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum dan setelah masuk ke dalam bisnis tersebut, dan informasi penting lainnya.

Anda seharusnya mengunjungi toko, dan kantor pusat bisnis untuk melengkapi informasi yang dapat membantu Anda membuat keputusan. Memasang sebuah tim penasihat yang profesional, termasuk pengacara franchise dan akuntan. Mereka dapat membantu menjawab pertanyaan teknis dan akan menjadi sumberdaya yang berguna sepanjang proses riset.

Sumber: Konsultan bisnis globalbx dalam website globalbx.com

Empat Langkah Mewaralabakan Usaha


Ketika Anda telah memutuskan mewaralabakan usaha sebagai jalan memperluas operasi dan kepuasan sehingga Anda akan membuat sebuah franchisor yang sesuai, kemudian mengikuti langkah kebutuhan untuk diikuti, yakinkan bahwa langkah tersebut sukses untuk keduanya, franchisor dan franchisee.

Langkah pertama. Dalam menciptakan sebuah sistem franchise atau waralaba adalah untuk menilai sehat atau tidak sehatnya bisnis tertentu untuk diwaralabakan. Studi kelayakan seharusnya:

  1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis
  2. Menentukan fitur penting pada bisnis yang dapat diduplikasi
  3. Menganalisis perdagangan terakhir untuk menilai apakah bisnis dapat mendukung keduanya yaitu franchisor dan franchisee sebagai kesatuan yang menguntungkan atau tidak

Langkah kedua. Pengembangan Program dan Sistem Franchise

Langkah kedua dalam membentuk sebuah sistem franchise adalah penetapan program franchise yang sesuai. Penentuan langkah ini strategi paling sesuai untuk mengembangkan jaringan franchise. Program franchise termasuk menetapkan term tepat dari penyusuna franchise, termasuk, wilayah, suplai produk, pelatihan dan dukungan, hak dan kewajiban franchisor dan franchisee, biaya franchise dan pengadaan iklan.

Langkah ketiga. Pengembangan dokumentasi franchise

Langkah ketiga melibatkan pengembangan dokumentasi penting bagi sistem. Dokumentasi waralaba khas yang butuh dikembangkan termasuk:

1. Pengoperasian manual

2. Urutan induksi franchise

3. Dokumen profil franchise

4. Dokumen perjanjian franchise

Langkah Empat. Implementasi dan Rekrutmen

Langkah keempat ini mensyaratkan pengembangan strategi yang paling cocok untuk diimplementasikan pada program franchise. Strategi tersebut akan termasuk arahan pada pemasaran franchise dan rekrutmen franchisee yang cocok.

Bagaimanapun, implementasi sistem bukanlah akhir dari proses. Sebagai franchisor area tanggung jawab Anda akan meliputi kesejahteraan, tidak hanya bisnis asli, tetapi dilanjutkan dengan kelanjutan hidup sistem franchise dan franchisee Anda.

Alasan-alasan penting penyebab sistem franchise yang gagal:

1. ketamakan franchisor

2. Miskin seleksi pada franchisee

3. Miskin pelatihan bagi franchisee

4. Kurang pengembangan produk yang berkelanjutan

5. Ekspansi yang terlalu kencang

6. Miskin pengawasan pada performance franchisee

7. Kurang prosedur penyelesaian konflik yang sesuai

Sumber: http://www.franchisecentral.com.au

Harapan dan Peluang dari Pameran Waralaba


“Ini sudah pameran yang kelima kalinya Kami ikuti,” demikian diutarakan Fitri, salah seorang staf accounting di Kiddy Cuts dan Fun Cuts, sebuah bisnis waralaba yang menawarkan jasa salon plus bagi anak-anak. Bicara tentang keikutsertaan bisnis yang bernaung di bawah PT Kiddy Cuts Pratama Indonesia ini, menurut Fitri pameran sangat berguna lebih kepada perluasan image bisnis. Sementara para franchisee lebih banyak yang masuk dari kesempatan tak terduga. Hal senada diungkapkan oleh Meri, marketing dari Shop&Drive. Menurutnya pameran waralaba merupakan ajang yang sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness. Sementara untuk menjaring franchisee butuh waktu yang lebih panjang di luar pameran,mengingat sangat perlu melihat keseriusan calon untuk bergabung. Selama ini menurut Meri, banyak franchisee yang berasal dari customer dan telah melihat sendiri bagaimana bisnis ini memberikan pelayanan kepada konsumen.

Demikian beberapa penuturan para peserta pameran The 5th Year of Franchise and License Expo Indonesia yang berlangsung di Jakarta Hilton Convention Center, dari tanggal 9-11 November 2007 lalu. Kesan lainnya datang dari pengalaman Buana Burger, sebuah business opportunity yang mengaku banyak mendapatkan mitra selama pameran berlangsung. Bagi bisnis yang telah memiliki sekitar 300 mitra tersebut menurut Zainal, bagian marketing Buana Burger, pameran sangat efetif dalam menjaring mitra. Senada dengan pengalaman Unusual Creation, sebuah peluang bisnis (business opportunity) yang menawarkan keagenan produk teknologi dan keamanan. “Pameran sangat berarti menjaring mitra dibandingkan di toko Kami, ujar Lia,” staf marketing Unusual Creation yang bertugas ketika itu.

Ajang pameran waralaba memang satu event yang dinanti para pencari peluang bisnis. Meski Jakarta tengah diguyur hujan, dari pengamatan wirausaha.com, para pengunjung tetap berdatangan dan mengunjungi stan-stan yang ada.

Tentunya para pengujung juga punya harapan dan tujuan mengunjungi pameran. Dari yang berdatangan ke stan wirausaha.com dan waralaba.com, dengan antusias para pengunjung bertanya dan berbagi cerita tentang berbagai peluang bisnis. Selain mencari peluang bisnis yang baik untuk dikembangkan dan mencari mitra bisnis, ada pula yang mencari berbagai informasi yang mendukung bisnis.

Tak hanya pebisnis waralaba, dari depan sebelum masuk pintu utama, tampak sebuah bisnis konsultan waralaba bernama International Franchise Business Management. Tentu saja bisnis yang satu ini menawarkan jasa konsultasi bagi para pebisnis waralaba. Coba bertanya tentang bisnis waralaba bidang apa yang sedang bagus saat ini, Burang Riyadi, salah seorang konsultan di lembaga tersebut mengatakan, bisnis jasa lah yang saat ini sedang bagus pertumbuhannya. “Dalam tiga tahun terakhir bisnis jasa merupakan bisnis waralaba yang bagus pertumbuhannya,” ujar Burang. Ia mencontohkan bisnis waralaba pendidikan, salon dan bengkel sebagai bisnis yang tumbuh signifikan. Sementara bisnis waralaba bidang makanan masih tetap bagus. Hanya saja untuk mendapatkan yang terbaik tentu saja para calon franchisee harus mengetahui beberapa trik khusus, yang rencananya juga akan dibahas dalam workshop dalam pameran tersebut. Jadi, banyak hal bisa didapat dari sebuah pameran waralaba. (SH)

Membeli dan menjual franchise


Franchise berasal dari bahasa perancis yaitu “franchir” yang artinya dibebaskan dari pemberian upeti ,pajak kepada pihak-pihak yang berkuasa pada abad pertengahan.namun sesuai dengan perkembanganya pengertianya menjadi “pemberian ijin” pemakaian merk dagang.

Franchise adalah sistim distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran (fee) dan bagi hasil (royalty) kepada perusahaan induk (penjual franchise=franchisor) untuk mendapatkan hak menjual produk atau jasa yang umumnya menggunakan format dan sistim bisnis yang sudah standar.

Dalam dunia bisnis istilah franchise atau waralaba adalah suatu pemberian lisensi oleh suatu pihak (perorangan maupun perusahaan )sebagai pemberi franchise kepada pihak lain sebagai penerima franchise untuk berusaha dengan menggunakan merk dagangnya dengan menggunakan keseluruhan sistim bisnisnya.

Franchise merupakan salah satu cara untuk mempercepat ekspansi usaha dalam meningkatkan pasar dan penjualan usaha.Bambang rahmadi seorang Top manajemen Bank Panin rela meninggalkan jabatan bergengsinya untuk memulai bisnis sendiri dengan membeli franchise Mc donald.

Sejarah dan perkembangan franchise

Asal mula franchise dimulai pada tahun 200 sebelum masehi ketika seorang pengusaha cina memperkenalkan konsep rangkaian toko untuk mendistribusikan produk makanan dengan merk tertentu.konsep franchise ini mulai diterapkan sejak 1863 oleh perusahaan mesin jahit singer di Amerika.dan pada tahun 1880 diikuti oleh sejumlah perusahaan mobil,elektrik dan gas.setelah perang dunia konsep franchise berkembang pesat.langkah sukses singer diikuti oleh coca cola pada tahun 1899.lalu franchise dikenal sebagai format bisnis baru pada era 1950-an.di Indonesia franchise dikenal pada tahun 1950-an yaitu munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.lalu pada tahun1970-an franchise tidak sekedar penyalur tapi juga hak untuk memproduksi produknya.

Pada periode tahun 1996-1999 usaha franchise di Indonesia tumbuh sekitar 12,5% ditengah pertumbuhan ekonomi nasional yang dibawah 3%.pada dasarnya semua bisnis bisa di franchisekan misalnya hotel,properti,rumah sakit,studio foto, minimart dapat dikembangkan dengan format franchise.

Di Amerika franchise tren dijalankan pada tahun 1990-an.tahun 1992 usaha franchise mewarnai daratan Amerika .Pada tahun 2000 diperkirakan penjualan sektor franchise mencapai US$ 1 trillion atau 50% dari total penjualan sektor retail.itu artinya 88 juta orang mendapatkan nafkah dari franchise.

Tipe orang yang tidak bisa jadi Franchisee (pembeli Franchise)

Format bisnis franchise harus menguntungkan kedua pihak.oleh karena itu bentuk kerja sama antara franchisee dan franchisor membutuhkan penerapan total terhadap visi dan misi serta nilai bersama yang baik oleh kedua pihak.

Dalam melakukan usaha franchise dibutuhkan personal yang benar-benar ingin meraih keberhasilan .berikut ini adalah tipe-tipe orang yang tidak bisa memulai bisnis franchise.

  • Tipe arogan
  • Tipe keras kepala
  • Tipe tidak realistis
  • Tipe berantakan.
  • Tipe Egois
  • Tipe Pemalas
  • Tipe Panik
  • Tipe Kurang percaya diri
  • Tipe Rakus

Jenis usaha franchise merupakan sistim distribusi produk dan jasayang kuat.sistim ini pertama di ciptakan di amerika dan meluas kesemua negara di dunia.franchise memberi peluang pada pengusaha kecil untuk bertahan dan memperoleh kemakmuran dalam pasar yang kompetitifdengan cara menggabungkan keunggulan kekuatan yang dimiliki jaringan besar dengan inisiatif dan dedikasi pemilik bisnis individu

Kini banyak orang yang tertarik berbisnis franchise sebagai jalan pintas mewujudkan mimpi menjadi wirausahawan.Franchise merupakan alternatif strategi usaha ekspansi paling murah.memiliki usaha sukses ingin membuka cabang baru namun tidak ada modal SDM perusahaan sangat terbatas.sebagai badan usaha para wirausahawan baru

Bahwa franchise mempunyai kekurangan dan kelebihan dibandingkan membangun usaha sendiri.

Bagi Pembeli (Franchisee)

Keuntungan

  • Tidak mulai dari nol semua sudah siap operasional.menghemat waktu persiapan usaha pengalaman dan pengetahuan usaha.
  • Track record usaha sudah terbukti berhasil.
  • Resiko kegagalan bisa dikur
  • Keuntungan dari pembelian skala besar
  • Dukungan dan pelatihan mengenai mutu produk dalam bentuk baku yang telah diuji pasar.
  • Daya tarik merek yang mudah mendapatkan pembeli

Kelemahan

  • Melalui uji pasar selama tenggang waktu tertentu.
  • Harus tunduk pada aturan tertentu dalam kontrak kerjasama
  • Berbagi keuntungan
  • Kurang kebebasan dari segi operasional standar mutu dan batasan pembelian.
bagi penjual (Franchisor)
Keuntungan
  • Bantuan keuangan untuk pengembangan usaha tidak perlu investasi SDM dan distribusi
  • Berbagi resiko dalam pengembangan pasar.
  • Meningkatkan omset penjualan

Meminimalisir resiko kerugian

Jaringan usaha bisa cepat berkembang

2. Kelemahan

  • Tidak bisa langsung menjual
  • Membutuhkan investasi dan waktu yang panjang sebelum layak jual
  • Berbagi keuntungan
  • Resiko brand dan reputasi buruk apabila mendapatkan franchisee yang tidak kompeten..

JENIS-JENIS USAHA FRANCHISE

Jenis –jenis usaha apa saja yang bisa difranchisekan.

  • Cleaning service
  • Binatu
  • Restoran atau kafe
  • Hotel
  • Salon
  • Lembaga pendidikan
  • Service produk
  • Lembaga hukum
  • Otomotif
  • Penerbitan majalah
  • Ritel

Pemilihan nama franchise sering menjadi patokan bagi seorang franchisee dalam memilih brand.orang masih menganggap nama-nama yang berbau asing lebih menguntungkan dari segi jual.

TIPS MEMILIH FRANCHISE

Bila seseorang ingin mempunyai usaha franchise sebelumnya harus mengenal terlebih dulu nama usaha franchise tersebut dengan melakukan riset selain itu tanyakan apakah perusahaan tersebut sudah memiliki jaringan dan apakah perusahaan pusat memiliki kekuatan membeli bahan baku dan bahan pendukung sehingga mampu bernegoisasi diskon partai besar serta kontrak eksklusif.selain itu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih franchise.yaitu:

  • Jenis bisnis
  • Pelatihan /pendidikan kursus
  • Jumlah karyawan
  • Persyaratan inventory
  • Kerentanan terhadap fluktuasi ekonomi
  • Syarat modal untuk membeli
  • Syarat modal untuk memulai
  • Tingkat pertumbuhan
  • Tingkat keuntungan dan kondisi keuangan
  • Lama berada dalam bisnis

Jika tertarik memulai usaha franchise.sebagai calon franchisee maka:

  1. Pilih franchisor yang sistemnya telah berkembang dengan membentuk jaringan yang besar.
  2. Pilih usaha franchise yang nomor satu dalam bidangnya.
  3. Cari tahu lewat literatur mengenai berbagai jenis usaha dan nama pemilik usaha franchise sebagai sumber masukan.
  4. Pilih dengan cermat lokasi yang tepat yang kelak akan mampu mencapai target pasar.
  5. Pilih franchisor yang telah membuat standar untuk fasilitas desain dan konstruksi.
  6. Pilih perusahaan franchise yang mapan.
  7. Para franchisor banyak menghabiskan biaya iklan agar nama,logonya terkenal oleh masyarakat
  8. persiapkan diri untuk mengikuti pelatihan yang ditawarkan franchisor untuk mengatasi hambatan umum.
  9. Pilih franchisor yang memberi dukungan operasionalyang berkesinambungan.
  10. Sebelum mengambil keputusan membeli franchise lakukan evaluasi atas program dan kemampuan dukungan perusahaan.
  11. Kaji lebih jauh yang berkaitan dengan peraturan franchise fee
  12. perusahaan franchise yang sah memiliki kepentingan jangka panjang terhadap kemampuan kontinu unit franchisenya.

Rahasia sukses

Menemukan formula sukses

Berdasarkan data riset di Amerika sejak tahun 1990-an penjualan dan bisnis telah tumbuh sepuluh kali lipat lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi Amerika serikat secara keseluruhan.

Popularitas franchise timbul dari kemampuan menawarkan suatu peluang pada mereka kurang memiliki pengalaman bisnis dan mengoperasikan bisnis dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Rahasia sukses dalam bisnis franchise adalah menemukan formula sukses. Sebagai contoh adalah Restoran cepat saji Mcdonald menggunakan konsep pelayanan yang cepat,tingkat keberhasilan yang tinggi dan suasana keramahtamahan dengan menetapkan standar Mcdonald dengan merancang ulang proses produksi,menciptakan peralatan yang dibutuhkan agar setiap detil produk yang dihasilkan sama persis dengan Mcdonald internasional.

Men-copy untuk mendapatkan keseragaman mutu.

Ciri francise adalah standar mutu dan pelayanan dari produk dan jasa yang sudah laku di pasar.karena itu standarnya harus ada dan rahasia keberhasilan dalam franchise adalah dengan mengikuti formula sukses yang diberikan dengan secermat-cermatnya.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN USAHA FRANCHISE

Kelebihan usaha ini adalah:

  • Mudah dilakukan karena tidak membutuhkan pengalaman bisnis.
  • Franchisee berhak untuk menggunakan hak paten,merk dagang,hak cipta,rahasia dagang,serta formula rahasia franchisor
  • Bentuk usaha franchise mendapat keuntungan dari program riset dan pengembangan yang dilakukan franchisor
  • Kemungkinan terdapat jaminan teritorial untuk memastikan bahwa tidak ada franchisee lain dalam wilayah bisnis terlalu dekat
  • Mendapat keuntungan dari aktivitas iklan semua jenis program promosi.

Kelemahan usaha franchise adalah:

  • Hanya orang yang memenuhi persyaratan finansial tertentu yang bisa menjalankan usaha ini
  • Franchisee(pembeli franchise) tidak bebas menentukan sendiri kebijakan perusahaanya
  • Franchisor bisa saja melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang mungkin mempengaruhi untung rugi usaha.

Suatu keberhasilan dalam usaha tidak hanya dilihat dari keinginan yang kuat bisa menjamin keberhasilan usaha tersebut.perlu bagi franchisee untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinanuntuk memulai usaha franchisesecara mandiri.

Langkah awalnya yaitu dengan menyusun konsep untuk menumbuhkan keinginan membuka usaha franchise.karena akan ada banyak komitmen dan perencanaan yang harus dipilih untuk memulai menjalankan usaha waralaba.

Bisnis franchise akan berhasil apabila franchisor dan franchisee mampu secara jelas memahami dan mendefinisikan kemitraan(brand,produk dan system)sehingga terbentuk pola yang kuat.hubungan dari kedua belah pihak adalah dengan sama-sama mempertahankan citra merek kepada pelanggan.

Seorang franchisor bertanggung jawab untuk mengendalikan mutu,membentuk system operasional dan melakukan ekspansi usaha.sedang franchisee berkewajiban menjual dan memberikan produk pada pelanggan melalui sistem jasa purna jual,melakukan investasi outlet SDM dan peralatan sesuai kebutuhan.

Saling ketergantungan antara kedua belah pihak dalam hal ini pendapatan franchisee.layanan penunjang dari franchisor dan pendapatan franchisor dari royalty merupakan faktor penjamin usaha franchise yang efektif.

KONTRAK KERJA SAMA

Bentuk kontrak kerja sama antara franchisee dan franchisor meliputi:

Bagi pemilik franchise(franchisor):

  • Menyediakan nama perusahaan/merek
  • Menyediakan logo,disain,dan fasilitas yang dapat segera dikenal konsumen
  • Memberi pelatihan manajemen yang profesional
  • Memberikan bantuan yang kontinyu sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam kontrak kerja sama
  • Membangun komunitas usaha bersama
  • Mensupply produk/jasa dan kebutuhan operasional

Bagi pembeli hak franchise (franchisee):

  • Mengotrak paket usaha dengan melakukan investasi keuangan
  • Membayar franchise fee
  • Memelihara hubungan usaha
  • Memelihara kinerja mutu
  • Memelihara paket peralatan yang di beli dari franchisor

KUNCI SUKSES USAHA FRANCHISE

Tujuh belas kunci usaha sukses dalam bisnis franchise adalah

  1. Usaha yang dijalankan merupakan suatu sistim usaha yang bisa diduplikasi yang terbukti sukses.
  2. Memiliki tim manajemen yang kuat
  3. Memiliki modal yang memadai
  4. Memiliki metode operasi dan manajemen yang terbukti dan tidak mudah ditiru pesaing
  5. Menjaga nilainya bagi franchisee
  6. Memiliki program pelatihan yang sistematis
  7. Memiliki staff pendukung lapanga
  8. Memiliki dokumen yang sah yang komprehensif
  9. Usaha yang ditawarkan memiliki permintaan pasar yang terbukti memadai
  10. Memiliki sekumpulan standar dan kriteria pemilihan lokasi yang seragam
  11. Memahami pemahaman yang tepat terhadap pesaing.
  12. Memiliki hubungan dengan pemerintah,pemasok,lembaga keuangan,developer dan sumber daya penting lainya
  13. Memiliki sistim penyaringan dan rekruitmen franchisee
  14. Memiliki sistem pelaporan dan pencatatan yang efekti
  15. Memiliki kemampuan dan fasilitas riset serta pengembangan produk/jasa baru bagi konsumen.
  16. Memiliki sistim komunikasi yang mempermudah dialog terbuka
  17. Memiliki program advertising,pemasaran dan kehumasan di tingkat lokal,daerah,nasional bahkan internasional.

JIKA ANDA INGIN MEMBANGUN FRANCHISE

Setelah anda memutuskan menjalankan usaha franchise lakukanlah beberapa evaluasi untuk memperbaiki kinerja bisnis anda.sebelumnya anda memulai bisnis ini cari pihak yang bisa melakukan penilaian obyektif terhadap perusahaan atau suatu usaha.temui para pemilik usaha yang tengah anda minati.teliti membaca kontrak ,jangan abaikan informasi yang membantu anda dalam membuat keputusan.termasuk kontrak dan dokumen kontrak yang terkait dengan franchise.

Yang terpenting sebelum membuka usaha franchise evaluasi keputusan anda sebelum anda membeli franchise yang masih baru.

Franchise dalam dunia perdagangan dianggap sebagai bisnis yang menguntungkan dan kebal resesi ekonomi.keuntungan lain yang ditawarkan franchise adalah asaha yang dijalankan akan cepat berkembang.semakin banyak perusahaan yang melakukan franchise berarti usahanya akan cepat dikenal masyarakat.

Jadi sistem franchising merupakan sistem yang sangat menguntungkan dalam bidang perdagangan.usaha yang dilakukan pun tidak terbatas pada usaha restoran saja akan tetapi juga tepat untuk produk-produk yang lainya.

PASTIKAN PILIHAN ANDA BERDASARKAN INTUISI

Setelah memutuskan memilih usaha franchise sebagai jalan hidup anda.ada baiknya anda memilih bentuk usaha franchise yang sesuai dengan minat anda dan kondisi keuangan yang anda miliki.

  1. Mengenal bisnis opportunity.

Ada bisnis usaha yangdekat dengan franchise yaitu bisnis opportunity.tetapi dibandingkan franchise, BO( bisnis opportunity) baru memiliki 5 kriteria dari 8 kriteria yang dimiliki franchise.

Perbandingan franchise dengan BO

Bisnis opportunity

  • Belum ada perlindungan hukum yang memadai.
  • Belum ada standard operating procedure.
  • Jam terbang yang masih relative rendah.
  • Memiliki keunikan dan kualitas produk tetapi belum di tunjang oleh pemasaran yang baik.
  • Manajemen organisasinya bersifat semi franchise
  • Tidak harus memiliki cabang usaha yang sukses
  • Belum di tunjang manajemen keuangan dan akuntansi yang baik.

Franchise

  • Memiliki perlindungan hukum yang memadai.
  • Sudah memiliki SOP yang baku
  • Pengalaman usaha diatas 5 tahun sebagai pencerminan kompetensi usaha
  • Memiliki keunikan , kualitas, uniformitas, dan standarasisasi produk.
  • Punya cabang usaha yang terbukti sukses
  • Mampu menunjukkan neraca tiga tahunan
  • Punya strategi pemasaran yang inovatif
  • Memiliki manajemen keuangan dan organisasi yang professional.

Kiat memilih franchise :

  • Pertama, Pilih bisnis franchise pada bidang yang anda sukai agar lebih termotivasi dan bertahan lama.
  • Kedua, Pastikan bahwa franchisor telah mempunyai strategi pemasaran yang solid.
  • Ketiga, Pilih bisnis franchise yang bisa diteruskan kepada ahli waris.
  • Keempat, Carilah franchisor yang memberikan pemantauan kinerja bisnis anda.


Bisnis waralaba


Apa itu waralaba ?

Banyak orang tidak berani memulai bisnis sendiri karena merasa minim pengalaman, dan juga minimnya keuangan yang harus mereka keluarkan untuk membuka suatu bisnis, banyak orang yang berfikir bahwa dengan membuka bisnis atas nama kita sendiri, kita harus memikirkan banyak hal dari mulai tempat, sampai gaji yang harus kita berikan kepada para pekerja nanti.

Bagaiman perasaan anda apabila ada seseoarang yang menawarkan anda sebuah bisnis waralaba dengan produk atau nama mereka yang sudah terkenal? Kemungkinan anda tidak akan berfikir panjang karena mereka menawarkan beberapa keuntungan setelah kita menjalaninya selama beberapa bulan.

Pasti ada cara tersendiri yang bisa membuat kita untung tanpa memulai suatu usaha itu dari nol, yang pasti semua orang berfikir, pasti semua orang yang akan memulai suatu bisnis pertama kali pasti mulai dari nol. Akan tetapi maksudnya disini kita bisa memakai nama yang sudah terkenal di kalangan masyarakat, dan mereka pasti akan dengan mudah mengenalinya tanpa kita harus mempromosikannya ke khalayak ramai.

Membangun usaha dengan pola bisnis waralaba memungkinkan seorang pemula untuk mengetahui banyak hal mengenai usahanya. Jika pemilik bisnis tidak tahu banyak soal bisnis pada awalnya, itu bukan masalah besar karena akan ada guru yang akan membimbing mereka menuju sukses.

Seorang pebisnis memahami bahwa nilai dari sebuah investasi sebanding dengan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itulah banyak sekali alternatif yang dapat kita manfaatkan untuk mewujudkan cita – cita kita semua untuk menjadi seorang pebisnis. Boleh dibilang waralaba itu seperti kalau kita mem – fotocopy satu kertas dan memperbanyaknya. Hasil dari copyan tersebut akan sama jelasnya, walaupun kita copy sampai ribuan kali. Begitu juga dengan waralaba, walaupun kita membuka di beberapa outlet / cabang, pasti akan beruntung, karena kita memakai merek yang sudah terkenal.

Waralaba dalam dunia bisnis terkenal dengan istilah “franchise”, yaitu pemberian sebuah lisensi usaha oleh suatu pihak kepada pihak lain sebagai penerima waralaba. Dengan kata lain, waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada terwaralaba.

Pemberi waralaba biasa disebut dengan pewaralaba dan yang menerima waralaba disebut terwaralaba.

Sekarang ini usaha waralaba banyak diminati oleh masyarakat, selain orang sudah banyak yang mengenalinya, kita hanya mengeluarkan modal Rp 3.000.000 akan tetapi adanya garansi keberhasilannya. Selain itu, masyarakat bisa memilih rentangan modal investasi untuk memulai usaha ini.

Bisnis waralaba

Usaha waralaba ini telah berkembang semenjak tahun 1992, dan terdapat 558.000 usaha waralaba yang sudah ada di Amerika Serikat. Dan pada tahun 2000 usaha ini mencapai 1 triliun dolar AS.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia ( AFI ), Anang Sukandar mengungkapkan, usaha waralaba di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sejauh ini terdapat sekitar 270 usaha waralaba asing dan lebih dari 50 usaha waralaba lokal di Indonesia. Orang – orang melihat bahwa usaha waralaba adalah salah satu jalan alternatif bisnis yang sangat menggiurkan untuk dimasuki.

Waralaba merupakan jalan yang paling mudah, bila semua usaha mulai dari nol, maka kita berhadapan dengan resiko kerugian besar karena harus melalui trial & error yang meningkatkan resiko gagal.. Sedangkan waralaba resiko kerugian investasi dapat diturunkan menjadi 15 persen saja.

Waralaba lokal

Apabila kita tertarik untuk memulai bisnis ini, dan siap menggunakan nama produk orang lain dengan baik, akan tetapi kita tidak perlu khawatir karena pewaralaba akan memberikan pengayoman kepada terwalaba secara intensif, dari mulai cara pengaturan manajemennya sampai akses yang akan mereka pakai selama mereka membuka bisnis ini. Dan mendapatkan pengetahuan tentang sistem bisnis serta pelatihan karyawan. Di Indonesia, waralaba mulai berkembang pada 1950 – an dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi atau menjadi agen tunggal pemilik merek.

Menurut para pelaku usaha waralaba, seperti pemilik Ayam Bakar Wong Solo Puspo Wardoyo, pengusaha perlu memperhatikan dengan cermat keinginan para konsumen, jika itu sudah terlaksana oleh para pebisnis yang pasti seorang pebisnis itu akan mendapat keuntungan.

Kini peluang untuk berbisnis waralaba sudah ada di depan mata. Tinggal bagaimana kita mencermati kemungkinan peluang bisnis model ini. Tambahan tips, menurut Bambang Rachmadi, pemilik McDonald’s Indonesia, sebaiknya ukuran bangunan seperti restoran jangan terlalu besar. Sebab, kalau terlalu besar maka ruangan akan terlihat kosong.

Tantangan terbesar dari setiap usaha yang dijalankan adalah keberanian dan kemauan yang ulet untuk melaksanakannya. Dan tantangan sesungguhnya, kata sejumlah usaha waralaba sukses, terletak pada diri sendiri.

Nilai lebih bisnis waralaba

Dengan kelebihan yang ditawarkan bisnis waralaba, bisnis ini akan menjadi sebuah trend menarik yang sekarang makin marak. Beberapa kelebihan bisnis waralaba yang menjadi ukuran bahwa bisnis ini sangat diminati diantaranya :

· Risiko kerugian usaha lebih kecil

Pada dasarnya tidak ada bisnis tanpa resiko. Selalu ada kemungkinan rugi yang mau tidak mau harus Anda hadapi. Tetapi dengan membangun bisnis waralaba Anda meminimalisir kemungkinan kerugian yang akan diderita. Karena Anda mulai sebuah bisnis dengan sistem yang sudah teruji bagus. Artinya garansi keamanan investasi dijenis usaha ini sangat menjamin.

· Tidak dibutuhkan pengalaman khusus dari terwaralaba

Sebagai pihak yang terwaralaba, Anda akan dilatih menjalankan usaha tersebut. Biasanya perusahaan pewaralaba memiliki sistem pelatihan berkala. Jika Anda membeli waralaba di bidang makanan, Anda akan dilatih bagaimana memasak yang benar, apa resep makanan yang enak, bagaimana cara menghidangkan makanan yang baik

Bila terwaralaba merasa minim pengetahuan dasar dan bingung mengoperasikan usahanya, pihak pewaralaba menjadi mitra yang siap memberikan bimbingan konsultasi, pendidikan dan program pelatihan yang diberikan terus menerus.

· Memiliki hak usaha penuh

Pihak terwaralaba memiliki hak atas beberapa aspek dari pihak pewaralaba. Termasuk nama, merek dagang, rahasia bisnis, serta proses formula, dan resep milik pewaralaba. Jika ada beberapa hal yang ditutupi oleh pewaralaba, sebaiknya Anda berfikir ulang mengenai kerjasama itu.

· Mendapat keuntungan dari program riset dan pengembangan dilakukan perusahaan.

Karena terwaralaba adalah bagian dari perusahaan pewaralaba, Anda memiliki keuntungan tersendiri karena tidak perlu melakukan riset untuk mengembangkan bisnis.

· Jaminan teritorial daerah bisnis

Diantaranya adalah mengenai lokasi. Mereka ini, pihak pewaralaba menetapkan beberapa tempat dengan syarat tertentu yang boleh didirikan usaha sejenis. Dan antara satu cabang dengan cabang lain jaraknya tidak berdekatan. Masing – masing cabang punya daerah kekuasaannya.

· Mendapat keuntungan dari promosi

Aktifitas iklan dan semua jenis program promosi oleh perusahaan memberikan keuntungan lain bagi terwaralaba. Umumnya perusahaan pewaralaba berani memasang iklan di media massa dan bahkan di televisi.

Pembiayaan waralaba

Satu masalah besar yang dihadapi calon franchisee adalah memikirkan bagaimana mendapatkan biaya awal. Pengaturan terbaik adalah mencari perusahaan waralaba yang memberi bantuan finansial. Karena seorang calon terwaralaba paling tidak harus menyiapkan modal sekitar 2 juta sampai 400 juta rupiah.

Perusahaan waralaba yang menginginkan semua pembayaran dilakukan di muka harus diwaspadai. Ini adalah tanda bahaya bahwa perusahaan tersebut lemah keuangannya dan biasanya beresiko lebih besar.

Anda harus melakukan sendiri penyelidikan yang mendalam terhadap peluang waralaba sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian hak waralaba tersebut.

Cara memilih bisnis waralaba

Ada beberapa kiat yang perlu Anda ketahui ketika hendak memilih waralaba :

· Dapatkan informasi lebih banyak mengenai perusahaan pewaralaba

Carilah informasi ke beberapa outlet mereka yang berkembang bagus dan yang hidup enggan mati tak mau dan jangan terjebak pada informasi singkat yang menggiurkan.

· Lihat produk dan sistem pengembangan usahanya

Anda harus pintar – pintar memilih produk mana yang banyak diminati oleh orang – orang, akan tetapi banyak dari orang – orang yang memikirkan soal perut. Jadi produk makananlah yang banyak diminati oleh orang – orang.

Kemudian apabila anda telah mendapatkan hak tersebut, Anda harus berusaha untuk mengetahui pengembangan usahanya. Dengan meneliti ke outlet – outlet yang kecil terlebih dahulu dan bagaimana mereka bisa membuat restoran mereka laris walaupun dengan bangunan yang kecil dan juga dengan membedakan dengan restoran yang besar akan tetapi tetap banyak pengunjungnya. Anda harus mengetahui semuanya agar bisa Anda terapkan di tempat Anda.

· Pilih bisnis waralaba pada bidang yang Anda minati

Seseorang yang tidak menyukai bidangnya cenderung bekerja setengah hati ini berakibat buruk terhadap hasil usaha.

· Pastikan bahwa pewaralaba telah mempunyai strategi pemasaran yang solid

Bila Anda telah memutuskan bahwa waralaba adalah pilihan bisnis yang tepat untuk Anda, salah satu keputusan pertama yang harus diambila adalah mengidentifikasi konsep usaha dan franchisor yang tepat bagi Anda. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan adalah :

  1. Jenis pekerjaan
  2. Pelatihan/Pendidikan khusus
  3. Jumlah karyawan
  4. Suplai produk
  5. Kerentanan terhadap Fluktuasi Ekonomi
  6. Syarat modal untuk memulai
  7. Tingkat pertumbuhan jumlah unit
  8. Tingkat keuntungan dan kondisi keuangan
  9. Cakupan jaringan waralaba
  10. Bantuan pemilihan lokasi
  11. Pelatihan usaha dan karyawan
  12. Dukungan operasional yang berkesinambungan

Kunci sukses

Ada beberapa poin penting yang harus dimiliki sebuah perusahaan sebagai usaha waralaba untuk bisa berkompetisi

  • Memiliki tim manajemen yang kuat serta terdiri dari karyawan, manajer dan direktur
  • Sebagai pewaralaba harus memiliki modal yang memadai untuk memulai dan mengembangkan program waralaba
  • Memiliki identitas dagang yang khas, unik, berbeda dengan usaha sejenis lain dan harus dilindungi oleh hukum.
  • Ada quality coontrol yang jelas dibidang administrasi
  • Memiliki program pelatihan yang sistematis dan aplikatif bagi para terwaralaba
  • Memiliki kemampuan dan fasilitas riset dan pengembangan produk dan jasa baru bagi konsumen secara kontinyu.

Keuntungan bisnis waralaba kecil

Sekarang tidak perlu modal besar untuk memiliki usaha waralaba karena banyak tawaran dengan modal di bawah Rp 100 juta. Keuntungan yang ditawarkan pun cukup menggiurkan. Bahkan investasi yang dibutuhkan cukup dengan modal Rp 2,5 juta, Anda sudah memiliki waralaba.

Anda bisa membeli waralaba Red Crispy dengan investasi di bawah Rp 10 juta atau tela – tela 77 dengan investasi di bawah Rp 5 juta. Disamping tela – tela 77, bisnis waralaba makanan yang tidak terlalu besar menguras kocek adalah Crepes & Coins. Camilan CC dengan enam rasa ini produk Bogasari. Dengan modal Rp 30 juta, investor CC akan mendapatkan beberapa fasilitas. Gambaran omzetnya kira – kira Rp 18 – 27 juta / bulan. Dengan harga jual CC dipatok Rp 10 – 15 ribu/ potong kue.

10 peringkat perusahaan waralaba yang berkembang pesat berdasarkan hasil pooling :

  1. Indomart (Framchise Mini Market)
  2. Alfamart (Franchise Mini Market)
  3. ILP (Franchise Kursus Bahasa Inggris)
  4. Multiplus (Franchise Business Center)
  5. My Salon (Franchise Salon)
  6. Primagama (Franchise Lembaga Pendidikan)
  7. ERA (Franchise Broker Properti)
  8. Raywhite (Franchise Broker Properti)
  9. Edam Burger (Franchise Burger)
  10. Medicine Shop (Franchise Apotik)

Daftar bisnis waralaba

1. Bidang Makanan Delavia

Jenis usaha : Burger Counter, Kebab, Hot Dog Crepes Island

Nilai investasi : Rp 18,5 jt – 49,5 jt

Alamat Kantor : Bogasari Baking Center

Telepon : +6221 439 20126, 4301048

Contack Person : –

Jenis usaha :

2. KESEHATAN DAN PERAWATAN

APOTEK – K24

Tipe/Jenis Waralaba : 24 hours Pharmaceutical outlet

Cabang outlet : 9 outlet di 4 kota. Jogjakarta, Semarang, Surabaya.

Franchise fee : Rp 60 jt / 6 thn

Royalti Fee : 1,2% / bln

Alamat Kantor : PT. K – 24 Indonesia

Jl. Magelang, karangwaru kidul

PR24 Yogyakarta

Telepon : 62 274 542024 – 088824 30910

3. BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUN LANGUAGES

Jenis Usaha : Pendidikan Bahasa

Nilai Investasi : Sekitar Rp 50 juta

Alamat Kantor : PT. Fun Languages International

Telepon : 021 – 236658

4. BIDANG RETAIL ( Minimarket & Supermarket ) ALFAMART

Jenis Franchise : Mini Market

Nilai Investasi : Rp 45 Juta

Alamat Kantor : PT Sumber Alfaria Trijaya, Jl MH Thamrin

No 9 Cikokol Tangerang

Telepon : 62215559776, 55555966

M. PHOTO BOX

Jenis Usaha : Photo Box Instant

Nilai Investasi : Sekitar Rp 45 Juta

Alamat Kantor : PT. Modern IndoLab

Telepon : 021 – 3457777

APA KATA MEREKA MENGENAI BISNIS WARALABA?

Pada beberapa kesempatan penulis mencoba menjalin komunikasi dan berbincang ria seputar waralaba dengan beberapa narasumber yang cukup kompeten. Nah apa saja kiat atau anjuran resep sukses mereka?

Mari kita simak beberapa petikan pengalaman berikut ini.

Utomo Njoto( Senior Franchise Consultant FT CONSULTING)

“ Pak Utomo banyak masyarakat kita yang bingung, bagaimana memulai usaha waralaba. Bisa diceritakan sedikit?”

“ Memulai usaha waralaba sebagai pewaralaba tidak ada rumusan baku. Yang penting profitnya OK, kemudian bisa ( cukup untuk ) dibagi dengan pihak lain ( terwaralaba )”

“ Berapa tahun biasanya sebuah usaha baru memungkinkan untuk diwaralabakan?”

“ Bagi saya 1 tahun sudah bisa dibuat, hanya saja harus hati – hati sekali. Ada konsultan lain yang maunya 3 tahun. Kalau pengalaman 3 tahun memang lebih kelihatan polanya, dan biasanya sistem juga sudah cukup baik. Meski begitu, calon terwaralaba tetap harus hati – hati dalam memilih.”

Belajar dari Pengalaman Para Pengusaha Waralaba

Kemudian Anda juga bisa belajar dari pengalaman para pemilik waralaba, bagaimana mereka memulai usahanya dari awal hingga menggunakan konsep waralaba dan mengembangkan usaha ini ke pelosok nusantara. Saya pikir ini sangat baik untuk Anda sebagai gambaran awal jika hendak terlibat di usaha ini.

LUCKY CREPES

Ada lagi cerita sukses waralaba Lucky Crepes yang dimiliki oleh tiga orang. Walaupun tidak mengadopsi sistem waralaba murni, keberhasilan mereka boleh diacungi jempol.

“ Bung Sulis, Anda adalah salah satu orang yang berkecimpung di usaha jenis ini, saya perlu bantuan Anda untuk beberapa hal yang berkaitan dengan bisnis waralaba. Apa konsep utama bisnis Anda?”

“ Sebenarnya kita tidak menerapkan sistem waralaba murni. Konsep yang kita tanamkan adalah kemitraan, ini untuk lebih mempermudah mitra kita supaya mereka tidak dibebankan oleh royalti dan franchise fee yang cukup mahal. Kami menggagas konsep ini bertiga.”

“ Apa cerita menarik ketika Anda memulai usaha Lucky Crepes?”

“ Pengalaman menarik sangat banyak kita hadapi, baik dalam suka maupun duka ketika mengembangkan bisbis ibi dan selalu berinovasi supaya menjadi semakin lebih baik.”

Perhitungan

Investasi

Biaya kemitraan dan lain – lain,

Rp 5.500.000

KEUNTUNGAN PENJUALAN

Dengan asumsi penjualan 80 Crepes per hari

@ Rp 1.700 = Rp 3.400.000

di mana bahan baku crepes

@ Rp 750 = Rp 1.500.000

Maka Keuntungan Penjualan

= Rp 1.900.000

BALIK MODAL

Return Of Investment kurang lebih 5,5 Bulan.

Asing masih mendominasi


Perkembangan dan potensi usaha waralaba di Indonesia sangat menggiurkan. Tapi asing masing mendominasi.

Usaha franchise di Indonesia mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan. Data yang ada menyebutkan, usaha franchise dan busieness opportunity tahun 2004 sebanyak 166 usaha. Satu tahun berikutnya (2005) angka tersebut melonjak tajam menjadi 273 usaha atau mengalami kenaikan sekitar 60%, yang sepertiganya menawarkan jenis franchise.  Jika dihitung rata-rata, baik lokal maupun asing, pertumbuhan usaha franchise mencapai 10,3%.

Tahun ini (2006)  usaha franchise dan busieness opportunity menunjukkan gairah yang juga menggembirakan. Indikatornya bisa dilihat dari setiap pameran franchise dan business opportunity yang diikuti penambahan partisipan baru sekitar 20%. Pertumbuhan usaha franchise itu sendiri diperkirakan masih tetap sama sekitar 10%.

Menurut Burang Riyadi, pengamat bisnis waralaba dari IFBM, perkembangan industri franchise di Indonesia tidak lepas dari meningkatnya publikasi dan  sosialisasi yang dilakukan berbagai kalangan termasuk media massa. Plus, berbagai fasilitas dan stimulasi yang diberikan pemerintah dan dunia perbankan. Serta, kegiatan yang berkaitan dengan usaha waralaba seperti ajang pameran yang semakin marak sehingga mengedukasi publik untuk terjun ke dunia bisnis franchise.

Selain itu, gairah bisnis waralaba juga dipicu oleh cara pandang pengusaha-pengusaha lokal yang menganggap franchise  sebagai alternatif paling cepat pengembangan usaha. Dalam hal ini, pengusaha-pengusaha lokal memahami bahwa pengembangan usaha yang tidak menggunakan pola waralaba mengalami hambatan, terutama dari sisi modal. Dengan menggunakan pola waralaba, pengembangan usaha bisa lebih cepat karena menggunakan modal investor (franchisee).

Asing mendominasi
Perkembangan usaha waralaba yang sangat menggembirakan ini masih didominasi oleh pemain-pemain asing. Dilihat dari sisi pertumbuhannya, usaha waralaba asing mencapai 15%, sedangkan usaha waralaba lokal hanya mencatat pertumbuhan kurang dari setengahnya atau sekitar 7%.  Pertumbuhan yang tidak sama ini disebabkan berbagai faktor. Usaha waralaba lokal sebagian besar belum memenuhi kriteris franchise. Walaupun usaha lokal itu sudah memiliki kemitraan dengan pihak lain, memiliki nama (merek) dan usaha yang unggul serta proven, tetapi kemitraannya banyak bersifat kongsi atau bagi hasil.

Berbeda dengan usaha lokal, waralaba asing lebih mendapatkan tempat di pasar nasional. Berdasarkan data riset yang pernah dilakukan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), pengusaha lokal lebih cenderung memilih franchise asing karena dinilai lebih dapat diandalkan, terbukti telah berhasil dan berpengalaman.  Hasil penelitian menunjukkan, para poengusaha lokal memilih franchise asing karena akuntabilitas dan memberi image (citra atau gengsi) bagi franchisee.

Bagi pemain asing sendiri, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Hal itu dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa . Dari jumlah itu, kelas menengahnya mencapai 15-17% dengan struktur usia di bawah 30 tahun kurang dari 50%. Dengan potensi pasar yang besar ini dan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pengusaha lokal, tidak mengherankan jika juml;ah waralab asing jauh lebih besar.

Tantangan
Menurut Burang Riyadi, peluang paling besar tahun ini masih akan dinikmati oleh industri kananan. Meskipun, industri di sektor jasa seperti pendidikan anak, salon, bengkel dan brokerage  juga dilihatnya akan mencatat pertumbuhan yang lebih cepat.  “Industri makanan masih akan cenderung meningkat dan prospektif. Tetapi juga industri disektor jasa akan lebih cepat lagi pertumbuhannya,” katanya.

Selain itu, di situasi ekonomi yang masih belum pulih, ada sejumlah usaha yang cukup menjanjikan, yaitu usaha-usaha yang mengarah kepada peningkatan efisiensi. Contohnya, air minum isi ulang, isi ulang tinta printer, jasa kurir dan penyewaan kendaraan.

Tantanganya sendiri, menurut Burang terletak pada wawasan para pelaku yang perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, masyarakat calon franchisee, para franchisor dan instansi pemerintah yang menangani dan memberikan perhatian pada bidang franchise.  Burang mengingatkan, jangan sampai berkembang praktek menjual usaha franchise yang “asal-asalan” sehingga tidak menghasilkan kualitas usaha yang baik dan akhirnya mejatuhkan citra system usaha franchise.

Data perusahaan franchise di Indonesia sebelum krisis

Asing                           Lokal                             Total

1992                29                                6                                   35

1995                117                              15                                132

1996                210                              20                                230

1997                235                              30                                265

Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Data perusahaan franchise paska krisis

Asing                           Lokal                              Total

1997                235                              30                                265

1999                202                              32                                234

2000                222                              39                                261

2001                238                              42                                280

2002                212                              47                                259

2003                190                              49                                239

Sumber Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Franchise di Indonesia dan Pengertiannya


Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat.  Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.

Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King.  Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.  Para penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an.

Definisi
Masing-masing negara memiliki definisi sendiri tentang waralaba. Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee  misalnya lewat pelatihan, di bawah  merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.

Sedangkan menurut  British Franchise Association sebagai garansi lisensi kontraktual  oleh satu orang (franchisor)  ke pihak lain (franchisee) dengan:

  • Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.
  • Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama periode perjanjian.
  • Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subjek bisnis yang dijalankan—di dalam hubungan terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen atau yang lainnya.
  • Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau service yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

Sejumlah pakar juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba.  Campbell Black dalam bukunya Black”s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut.

David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi  yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.

Sedangkan menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang  dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.

Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi franchise. Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata franchise. IPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat  istimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan.

Sementara itu, menurut  PP No.16/1997  waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah  yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia.

Sumber : Majalah Franchise

Siapkan Diri Menghadapi Fakta


Membeli waralaba merupakan salah satu langkah tepat memulai usaha. Tetapi tidak ada jaminan 100% berhasil.  Franchisee perlu juga mempersiapkan diri menghadapi resiko.

Bagi Anda yang punya uang dan ingin menginvestasikannya dalam bentuk usaha, tidak ada salahnya membeli usaha franchise. Anda tidak dituntut punya banyak pengalaman atau mengerti seluk beluk bisnisnya. Sebab, franchisor akan membimbing Anda. Tidak perlu takut meskipun tetap harus hati-hati. Saat ini, usaha franchise menjadi alternatif paling gress untuk memulai usaha. Tidak sedikit mereka yang menuai sukses dengan berinvestasi di usaha franchise.

Namun, satu hal yang perlu dicamkan para calon investor (franchisee) tidak ada usaha yang menjanjikan 100% keberhasilan.  Maka itu, International Franchise Association (AFI) memberikan sejumlah fakta sebagai peringatan kepada calon franchisee untuk menjadi pertimbangan.

Pertama, resiko kehilangan uang. Para franchisee umumnya harus membayarkan franchise fee sebagai persyaratan utama membeli franchise. Franchise fee bersifat non-refundable. Artinya tidak dapat ditarik atau diambil kembali setelah dibayarkan kepada franchisor. Maka, franchisee harus siap menghadapi resiko kehilangan sejumlah uang yang sudah dibayarkannya itu jika ternyata hak waralaba yang dibelinya gagal di tengah jalan, bahkan sebelum sempat beroperasi.

Kedua, siap mengalami kerugian. Tidak penting berapa besar dana yang Anda miliki untuk diinvestasikan, tetapi seberapa besar kerugian yang bisa Anda tanggung jika bisnis waralaba Anda mengalami kerugian. Bisa jadi, Anda dituntut untuk mengucurkan dana tambahan untuk menghasilkan profit dimasa yang akan datang. Tersediakah dana tambahan tersebut kapan saja dibutuhkan, entah dari kocek sendiri atau pinjaman yang sifatnya stand by?  Adakah sumber penghasilan lain yang Anda miliki sementara usaha waralaba yang Anda jalankan menyedot dana Anda untuk menghasilkan cash flow positif?

Ketiga, siap diatur secara ketat oleh franchisor. Tidak sedikit franchisor yang menentukan secara sepihak, misalnya lokasi usaha, teritori yang diperbolehkan, bentuk desain outlet,  produk-produk atau jasa yang boleh dijual, resep dan bahan baku serta cara Anda mengelola usaha.

Keempat, tidak diperkenankan memperpanjang perjanjian waralaba. Anda perlu menghitung resiko, apakah kenetuan tersebut masih menguntungkan buat anda atau tidak. Biasanya, franchise agreement  berakhir dalam 5, 10, 15 atau 20 tahun. Bisa jadi, Anda tidak memiliki opsi untuk perpanjangan persetujuan waralaba setelah masa kontrak berakhir.

Kelima, konsumsi menurun. Semua produk memiliki lifecircle. Tidak selamanya produk yang ditawarkan diminati oleh konsumen. Ada kalanya mengalami penurunan bahkan ditinggalkan konsumen.  Anda juga harus siap-siap menghadapi produk yang Anda tawarkan ternyata sudah banyak dijumpai di pasar atau ketinggalan jaman.  Atau pasarnya  sudah terlalu jenuh oleh kompetisi sehingga konsumsinya menurun.

Terakhir, praktek tidak fair. Anda harus hati-hati terhada praktek “hard sale,” atawa hanya mencari untung sepihak dari franchisor. Telisik kemampuan dan nama baik franchisor dalam memberikan dukungan jangka panjang yang kontinyu. Franchisor yang baik akan membantu dan memberikan dukungan pada Anda.
Sumber : Majalah franchise

Ayo, Franchisekan Usaha Anda


Pola waralaba menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan sukses. Apa saja persyaratan sebuah usaha bisa difranchisekan?

Punya usaha sukses dan ingin memiliki jaringan yang luas pilihannya ada dua; buka cabang atau difranchisekan. Jika pilihannya jatuh kepada yang pertama, pengusaha dituntut untuk memiliki dana yang besar, SDM yang cukup dan managemen yang dikelola sendiri. Tetapi, jika dana yang dimiliki tidak cukup untuk membuka cabang, dan SDM yang tidak memadai untuk ditempatkan di berbagai cabaang, masih ada cara lain, yaitu difranchisekan.

Saat ini ternyata banyak pengusaha yang sukses memilih pola waralaba  dalam mengembangkan bisnisnya. Memang sih,  menggunakan pola waralaba berarti Anda harus siap berbagi profit dengan para investor atau pembeli hak waralaba (franchise).  Berbeda jika Anda buka cabang sendiri, seluruh profit akan masuk ke kantong Anda sendiri.

Tetapi pola waralaba menjadi cara yang tepat bagi pengusaha yang memiliki keterbatasan finansial. Kenapa? Karena modal yang dikelurkan untuk membuka outlet baru, modal kerja dan biaya perijinan semuanya ditanggung oleh pembeli hak waralaba.  Malah justru franchisee menjadi sumber pendapatan baru bagi franchisor dari pembayaran franchise  fee dan royalty fee.

Keterbatasan SDM juga bisa diatasi karena dengan waralaba, berarti franchisor memperoleh para talent bisnis terbaik di masing-masing teritori untuk mengembangkan bisnis. Mereka itu adalah pengusaha lokal sebagai peminat waralaba (franchisee) yang Anda tawarkan. Selain itu, Anda tidak dipusingkan dengan pengelolaan karyawan karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab franchisee.  Keterbatasan managemen juga bukan persdoalan besar. Sebab, pengelolaan outlet milik franchisee dilakukan secara independen. Pengelolaan rantai usaha menjadi unit-unit bisnis mandiri.

Lalu, kapan usaha Anda bisa difranchisekan? Lazimnya sebuah bisnis, maka produk yang Anda jual harus bisa diterima oleh para customer. Dalam hal ini, waralaba yang Anda jual harus memenuhi beberapa kenetuan sehingga para pemburu hak waralaba bisa melirik milik Anda. Apa saja itu?

Pertama, usaha yang Anda bangun harus sukses dahulu. Ukuran sukses tidak hanya dalam hitungan bulan. Paling tidak, franchisor perlu membuktikan masa sukses usahanya dalam tiga tahun terakhir. Kurang dari itu, belum menjadi reason bagi bagi calon investor untuk membelinya.

Kedua, memastikan bahwa franchisee bisa berhasil. Artinya, usaha yang dibangun oleh franchisor sangat menguntungkan dan trennya memperlihatkan kinerja penjualan yang terus meningkat. Jangan sampai niatan Anda hanya sekedar untuk mendapatkan franchise fee atau menerapkan target jangka pendek tanpa mempertimbangkan faktor franchisee.

Ketiga, bisnis tersebut bisa dioperasikan oleh investor.  Anda atau staf Anda harus bisa melatih calon investor untuk menjalankan usaha tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Keempat, Anda harus punya petunjuk manual untuk semua operasi  usaha, baik harian, mingguan dan bulanan.. Tujuannya, agar franchisee bisa menjalankan usaha tersebut sesuai petunjuk manual secara sistimatis seperti yang Anda lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kelima, produk yang Anda jual harus punya daya tarik pasar dalam jangka waktu yang panjang. Sejumlah produk memiliki lifecircle yang sangat pendek, terutama untuk produk-produk fesyen. Anda harus memikirkan  konsep produk sehingga bisa bertahan lama  di pasaran. Karena itu, produk Anda harus punya differensiasi atau keunikan tersendiri.

Keenam,  Bisa dijalankan di berbagai tempat. Artinya, usaha tersebut bisa dijalankan di berbagai tempat sesuai dengan persyaratan usaha dan bisa dipindahkan lokasinya ke tempat lain, termasuk juga ke luar negeri.

Ketujuh,  usaha Anda harus punya potensi pasar yang cukup agar bisa dinikmati oleh para franchisee. Dalam hal ini, franchisee juga harus bisa meraih laba yang wajar setelah menyetorkan modal pertamanya untuk pendirian usaha. Jangan sampai margin yang ditarik franchisor terlalu tinggi sehingga merugikan franchisor.

Kedelapan, Usaha tersebut sudah didaftarkan dengan nama atau mereknya. Ini harus dilakukan tidak hanya untuk melindungi usaha Anda, tetapi juga para franchisor yang menggunakan merek Anda.

Terakhir, sebagai franchisor Anda harus punya SDM dan sumber dana yang memadai untuk men-supporst usaha Anda ke depannya.

Sumber : Majalah Franchise