Posts from the ‘Profile Perusahaan’ Category

Perusahaan-Perusahaan yang Mengalami Pertumbuhan Paling Pesat Sedunia


Meski kondisi perekonomian global masih bergerak dalam sebuah kondisi yang labil dan cenderung belum mengalami pemulihan yang signfikan, perkembangan bisnis secara global justru memperlihatkan sebuah kenaikan performa seperti yang terlihat beberapa waktu lalu dimana mayoritas perusahaan-perusahaan besar AS mengalami kenaikan profit pada kuartal kedua tahun ini. Kondisi yang sama juga dijelaskan oleh Fortune dimana hari ini merilis 100 nama perusahaan dunia yang dinilai mengalami perkembangan yang signifikan dalam setahun terakhir. Dalam penilaian tersebut, Fortune menilai berdasarkan pertumbuhan aset dan juga pertumbuhan pendapatan perusahaan dalam setahun terakhir. Berikut ini kami akan membahas beberapa perusahaan yang berada di urutan 10 besar.

Eldorado Gold, Perusahaan Paling Berkembang

Pada urutan pertama sebagai perusahaan yang paling mengalami perkembangan yang pesat ditempati oleh Eldorado Gold. Perusaahn asal Kanada yang bergerak pada sektor tambang logam mulia ini mengalami perkembangan yang pesat dalam sektor bisnis maupun peroleh keuntungan dalam setahun terakhir. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2008 ini tercatat mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 46% dengan kenaikan pertumbuhan keuntungan sebesar 47% dalam setahun terakhir. Perkembangan bisnis Eldorado Gold dinilai berkat strategi ekspansi bisnisnya ke China dengan menaruh 2 tambang emasnya di negara tersebut. Dan rencana selanjutnya perusahaan tersebut akan mengembangkan bisnisnya ke beberapa negara seperti Turki, Yunani dan Brasil. Dengan masih bergerak positifnya harga emas untuk saat ini, dipastikan prospek perkembangan bisnis Eldorado Gold akan semakin cemerlang.

Sedangkan diurutan kedua ditempati oleh perusahaan pembuat kopi yang berpusat di Vermon AS, Green Mountain Coffee Roasters. Didirikan pada tahun 1981, dan merupakan salah satu perusahaan kopi yang telah menjadi favorit di AS dalam 1 dekade terakhir. Dalam setahun terakhir pertumbuhan aset tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 64% dengan kenaikan pendapatan sebesar 54%. Kiprah sukses dari Green Mountain akibat telah terpatrinya produk “K-Cup” yang menjadi produk utamanya. Persebaran produk “K-Cup” mayoritas berada di gedung-gedung perkantoran dan hotel dimana biasanya disediakan dalam bentung vending machine. Dalam setahun terakhir, produk “K-Cup” telah terjual sebanyak 1,6 miliar buah.

Pada peringkat ketiga ditempati oleh perusahaan konsultan IT yang bernama EBIX. Perusahaan asal Atlanta ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konsultan IT dan outsourcing yang telah memiliki klien sebanyak 100 perusahaan di 50 negara di dunia. Mayoritas dari sektor bisnisnya ialah memberikan pelayanan dalam bentuk penggunaan sotfware tertentu berikut juga penyelesaian masalah-masalah yang akan terjadi. Dalam setahun terakhir, perusahaan tersebut mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 52% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 51%.

Ada yang menarik pada urutan 10 besar survey yang dilakukan oleh Fortune, di urutan kelima misalnya terdapat perusahaan yang bergerak dalam produksi pembungkus dan kemasan yang terbuat dari kertas dan plastik. Nama perusahaan tersebut ialah KapStone yang telah berdiri 3 tahun lalu dengan bisnis utama ialah pembuatan pembungkusan atau kantung barang-barang yang terbuat dari kertas daur ulang dan plastik. Sebanyak 400 lebih perusahaan telah menjadi klien dari KapStone. KapStone sendiri tercatat telah mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 14% dengan kenaikan pendapatan sebanyak 103%. Sedangkan diurutan ketujuh ditempati oleh First Solar, perusahaan yang bergerak dibidang produksi panel solar yang dapat dijadikan sebuah alternatif penghasil tenaga listrik. Perusahaan yang telah berdiri selama 11 tahun ini berpusat di Arizona dan telah memiliki cabang-cabang di berbagai negara seperti Jerman, Jepang dan Itali dan sesaat lagi akan mengembangkan sayapnya ke China. Perkembangan aset perusahaan ini tercatat sebesar 8% dengan peningkatan keuntungan sebesar 114% dalam setahun terakhir.

Informasi : Economy & Business

ASAL-USUL PERUSAHAAN IT DUNIA


Mencari nama bagi perusahaan memang tak mudah. Sama sulitnya dengan mencari nama bayi yang baru lahir atau nama sebuah band musik, misalnya. Tapi, apakah nama juga akan mempengaruhi dengan kelanggengan sebuah perusahaan? Tidak ada yang bisa memastikannya.

Yang jelas, pasti ada cerita di balik proses penentuan nama-nama sebuah perusahaan. Berikut ini adalah cerita-cerita di balik munculnya nama-nama perusahaan besar di bidang TI dan elektronik, yang dihimpun oleh Silicon Alley Insider, dari mulai HP,Cisco, Oracle, Intel, Microsoft, Apple,hingga Sony.

– HP

Pendiri Hewlett-Packard, Bill Hewlett dan Dave Packard sempat berdebat untuk memberikan nama perusahaan, apakah akan menjadi Hewlett-Packard, atau Packard-Hewlett. Akhirnya mereka berdua mengundinya dengan sebuah koin.

– Sun Microsystems

Para pendiri Sun : Bill Joy, Andy Bechtolsheim, Vinod Khosla, dan Scott McNealy adalah sesama mahasiswa dari Stanford University. Saat itu, Bechtolsheim mendapat proyek untuk membuatkan workstation bagi kampusnya, dan proyek itu bernama Stanford University Network. Nama itulah yang kemudian disingkat menjadi SUN.

– Cisco

Pendiri perusahaan ini adalah sepasang suami istri Leonard Bosack dan Sandra Lerner. Nama Cisco sering dikira merupakan kependekan dari kata-kata tertentu. Padahal, Cisco diambil dari San Francisco yang diharapkan menjadi tempat selain Silicon Valley. Oleh karenanya, di masa awalnya, perusahaan ini selalu memaksa agar namanya ditulis dengan dengan huruf kecil semua.

– Apple

Saat itu perusahaan ini sudah telat beberapa bulan untuk mendaftarkan nama dan merek dagang mereka. Lalu, salah satu dari dua pendirinya (Steve Jobs dan Steve Wozniak), Steve Jobs menantang para pendiri perusahaan lain untuk mengajukan nama yang lebih baik dari ‘Apple’. Apple sendiri adalah buah kesukaan Jobs. Akhirnya nama yang diajukan oleh Steve Jobs-lah yang kemudian dipilih.

– Intel

Dua pendiri perusahaan ini, yakni Bob Noyce dan Gordon Moore, sebenarnya ingin menamakan perusahaan dengan kombinasi dua nama mereka ‘Moore Noyce’. Sayang, nama itu sudah didaftarkan sebagai merek dagang dari jaringan hotel. Akhirnya mereka memberi alternatif kedua, dengan menamakan perusahaan mereka sebagai kependekan dari INTegrated ELectronics, atau INTEL.

– Microsoft

Nama perusahaan ini merupakan kependekan dari MICROcomputer SOFTware. Dari nama yang ia buat, terlihat jelas bahwa pendiri perusahaan Bill Gates dan Paul Allen sudah sangat yakin akan potensi dari bisnis software. Sebab pada saat itu komputer merupakan teknologi yang sangat baru dan bisnis software bukanlah bisnis yang sudah berkembang.

– Adobe

Walaupun Adobe berarti bata atau batako, tapi asal nama Adobe bukan terinspirasi oleh bata. Melainkan, karena salah seorang pendiri (Charles Geschke dan John Warnock) perusahaan ini, John Warnock, memiliki rumah di Adobe Creek, sebuah sungai di Los Altos, California.

Ed Oates, Bruce Scott, Bob Miner, Larry Ellison

– Oracle

Salah satu produk awal yang dikerjakan oleh pendiri perusahaan Larry Ellison, Bob Miner dan Ed Oats, adalah aplikasi RDBMS, yang merupakan proyek pesanan CIA. Proyek ini diberi nama kode ‘Oracle’ karena diharapkan bisa menjawab segala macam jenis pertanyaan menyangkut segala hal tentang kehidupan. Belakangan CIA menghentikan proyek ini, namun Ellison dan Oats meneruskannya dan menjadikan nama proyek itu menjadi nama perusahaan.

Akio Morita, Masaru Ibuka

– Sony

Salah satu pendiri (Masaru Ibuka dan Akio Morita) perusahaan ini, Akio Morita, menginginkan nama yang tak asing bagi konsumen target mereka, Amerika Serikat. Nama Sony sendiri merupakan turunan dari kata Latin ‘Sonus’ yang artinya adalah suara.Selain itu, nama itu juga berasal dari kata Slang ‘Sonny Boy’ yang pada tahun 1950-an di Jepang bermakna ‘Anak muda yang cerdas dan tampan’. Begitulah Akio Morita memandang dirinya sendiri.

– Yahoo

Nama perusahaan ini dipilih oleh Jerry Yang dan David Filo, merupakan kependekan dari ‘Yet Another Hierarchical Officious Oracle‘. Tak jelas apakah ‘Officious Oracle‘ yang dimaksud adalah proyek Oracle terdahulu yang sempat dikerjakan oleh Larry Ellison dan Bob Oats. Yang pasti, dua mahasiswa Stanford itu juga menyukai arti kata ‘Yahoo’ di kamus, maupun di kisah fiksi besutan Jonathan Swift berjudul Gulliver’s Travel, yang maknanya adalah ‘kasar atau tak tahu adat’.

Sergey Brin, Larry Page

– Google

Duo pendiri, Larry Page dan Sergey Brin, awalnya menamakan perusahaan ini ‘Googol‘ yang merujuk pada bilangan 10 pangkat 100. Dua mahasiswa yang drop out dari program PhD mereka di Stanford itu, menamakannya demikian, untuk menyimbolkan proyek algoritma pemeringkat website mereka, sebagai sebuah proyek yang akan melibatkan data yang sangat masif.Tapi saat mencari investor dan bertemu dengan salah satu pendiri Sun, Andy Bechtolsheim, Nama ‘Googol’ ditulis menjadi ‘Google’ agar lebih menjual.

Sumber : http://vivanews.com/

Asal Usul Nama Perusahaan Komputer


Apple Computers

Apple (apel) adalah buah favorit dari Steve Jobs, pendiri Apple Computers. Pada saat mencari nama perusahaan untuk bisnisnya, dia menantang koleganya untuk memberi usulan nama, dan perusahaan tsb akan dinamakan Apple Computers kalau sampai jam 5 (kala itu) tidak ada usulan nama yang lebih baik.

CISCO

CISCO bukanlah akronim dari nama populer. Nama tsb singkatan dari San Fransisco.

Compaq

Awalnya dinamakan COMp untuk komputer, dan PAQ untuk komponen-komponen kecil.

Corel

Diambil dari nama pendirinya, Dr.Michael Cowpland. Singkatan dari COwpland REsearch Laboratory.

Google

Nama ini dimulai dari gurauan mengenai jumlah informasi yang dapat diproses oleh search-engine. Awalnya dinamakan ‘Googol’, sebuah kata yang mewakili sebuah angka yang diikuti 100 angka nol. Setlah pendirinya – Stanford (lulusan Sergey Brin) dan Larry Page memperkenalkan proyek mereka ke sebuah investor, dan mereka menerima cek atas nama ‘Google’

Hotmail

Pendirinya, Jack Smith mendapatkan ide untuk mengakses email melalui website dari komputer manapun di belahan dunia. Ketika Sabeer Bhatia muncul dengan rencana bisnis email, dia mencoba semua kemungkinan nama yang belakangnya ada kata ‘mail’ dan akhirnya didapat hotmail di mana di dalamnya ada huruf-huruf ‘html’ – bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat website. Jadi bisa juga dikatakan singkatan dari HoTMaiL.

Hewlett Packard

Bill Hewlett dan Dave Packard melempar koin untuk menentukan nama perusahaan mereka Hewlett-Packard atau Packard-Hewlett.

Intel

Bob Noyce dan Gordon Moore sebenarnya menginginkan nama perusahaan itu ‘ Moore Noyce’ tapi sudah dipaten oleh sebuah jaringan hotel, jadi mereka akhirnya membuat singkatan dari INTegrated ELectronics.

Lotus (Notes)

Mitch Kapor mendapatkan nama ini dari ‘The Lotus Position’ or ‘Padmasana’. Kapor adalah mantan guru di Transcendental Meditation of Maharishi Mahesh Yogi.

Microsoft

Dinamakan oleh Bill Gates untuk mewakili kata MICROcomputer SOFTware. Awalnya bernama Micro-Soft, tapi akhirnya tanda ‘-’ dibuang.

Motorola

Pendirinya, Paul Galvin mendapatkan nama ini ketika perusahaannya mulai memproduksi radio mobil. Perusahaan radio mobil yang populer pada saat itu adalah Victrola.

ORACLE

Larry Ellison dan Bob Oats bekerja pada proyek konsultan untuk CIA (Central Intelligence Agency). Nama proyek tersebut Oracle (the CIA mendapatkan nama ini sebagai sistem yang menjawab segala pertanyaan). Proyek ini dirancang untuk membantu penggunaan kode SQL yang baru diperkenalkan oleh IBM. Proyek ini ditutup tapi Larry & Bob memutuskan untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai dan memperkenalkannya ke seluruh dunia. Mereka tetap menggunakan nama Oracle dan menciptakan mesin RDBMS. Kemudian mereka menamakan perusahaan mereka dengan nama yang sama.

Sony

Berasal dari kata Latin ’sonus’ yang berarti suara, dan ’sonny’ sebuah kata slang yang digunakan orang-orang di Amerika untuk menyebut anak muda yang berotak cerdas.

SUN

Didirikan oleh 4 sekawan dari Stanford University, SUN adalah singkatan dari Stanford University Network. Andreas Bechtolsheim membangun sebuah microcomputer; Vinod Khosla merekrut dia dan Scott McNealy untuk membuat komputer dari konsep tsb, dan Bill Joy membangun sistem UNIX sebagai operating sistemnya.

Yahoo!

Kata tersebut diciptakan oleh Jonathan Swift and digunakan di bukunya yang berjudul ‘Gulliver’s Travels’. Kata tersebut berarti seseorang yang perawakannya biasa dan bertindak sangat manusiawi. Pendiri Yahoo! Founders Jerry Yang and David Filo memilih nama tersebut karena mereka menganggap diri mereka sebagai Yahoo. sumber

Asal Usul Blackberry


Blackberry dikembangkan oleh sebuah perusahaan canada yang hingga saat inipun, tidak banyak orang yang mengetahui namanya. Sangat berbeda dengan Nokia dan Motorola ataupun Microsoft yang namanya dikenal luas, pembuat Blackberry adalah perusahaan yang bernama Research in Motion.

Didirikan oleh seorang imigran Yunani di Kota Waterloo, Kanada. Para pesimis mengasumsukan bahwa pesaing besar akan menenggelamkan produk blckberry dengan membanjiri pasar dengan produk yang serupa. Namun hingga saat ini, tidak ada satupun perusahaan seperti Nokia, Motorola atau bahkan Microsoft yang sanggup membuat pesaing Blackberry.

Keunggulan blackbery adalah mempunyai penampilan yang sangat bersabahat dan bisa selalu terhubung, jadi dimanapun anda, anda bisa selalu mengakses email (saat ini Facebook, Blogging, dll.). Sejak peluncurannya pada tahun 1999, Blackberry telah meraup lebih dari 8 juta pelanggan di seluruh dunia.

Sejalan dengan peningkatan kemampuan layanan komunikasi seluler, blackberry pun ikut terangkat. Dan dengan makin turunnya biaya komunikasi, pada akhirnya Blackberry menjad sebuah fenomena (saat ini kayaknya di Indonesia juga lagi demam Blackberry, anak – anak muda mulai pakai alat ini yah bat nge-blog dan Facebook-an).

Pendiri Research in Motion, Mike Lazaridis dilahirkan di Turki, membangun sebuah pemutar rekaman dsi Lego pada umur 4 (empat) tahun, sebuah radio pada umur 5 (lima) tahun, dan berkuliah di Universitas Waterloo.
Dia memilih drop out setelah memenangkan kontrak senilai 560 ribu US Dollar.

Awalnya, BlackBerry ingin dinamakan POCKET LINK sebuah nama yang fungsional tapi membosankan, kemudian juga hampir dinamakan STRAWBERRY, karena mirip dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak. Sehingga dinamakan BLACKBERRY, nama yang akrab tapi cerdas.

Para karyawan Research in Motion yang ketauan memantau harga saham sembari bekerja akan dihukum membelikan donat untuk semua orang. Dan ini bukan lelucon, seorang karyawan tertangkap basah pada tahun 2002 dan mengeluarkan uang untuk membeli 1000 buah donat.

10 Perusahaan Paling Inovatif Di Dunia


Inovasi – inilah sepenggal mantra sakti yang mungkin mesti terus dilafalkan tatkala sebuah perusahaan hendak menjadi pemenang dalam sirkuit persaingan bisnis yang kian brutal. Tanpa kepiawaian merajut proses inovasi secara konstan, sebuah organisasi bisnis bisa tewas terkapar dalam dinamika perubahan yang bergerak dengan cepat. Innovate or die, begitu sebuah slogan yang pernah dipekikkan oleh para pakar manajemen.

Pertanyaannya kini adalah : perusahaan apa yang kira-kira layak dinobatkan sebagai paling inovatif didunia, yakni perusahaan yang selalu mempu mengelola proses inovasi dengan brilian? Setiap tahun majalah Business Week melakukan survei ekstensif kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia. Kepada mereka ditanyakan pertanyaan tentang perusahaan apa saja yang menurut mereka paling inovatif di dunia? Berikut daftar ranking 10 pemenangnya.

1. Apple
2. Google
3. Toyota Motor
4. General Electric
5. Microsoft
6. Tata Group
7. Nintendo
8. Procter and Gamble
9. Sony
10. Nokia

Ada beberapa catatan yang bisa kita eksplorasi berkaitan dengan hasil ranking The World’s Most Innovative Companies tahun 2008 versi BusinessWeek tersebut. Catatan yang pertama adalah tentang lokasi geografis dari para pemenang inovasi. Dari 10 daftar diatas, Amerika diwakili oleh 5 perusahaan (yakni Apple, Google, GE, Microsoft dan P&G), sedangkan Asia diwakili oleh 4 perusahaan (tiga dari Jepang yakni Toyota, Sony dan Nintendo, serta satu dari India yakni Tata Group). Sedangkan dari Eropa hanya diwakili satu perusahaan yakni Nokia (dari Finlandia).

Apa artinya ini? Dalam aspek inovasi, ternyata perusahaan-perusahaan dari Asia lebih unggul dibanding Eropa. Saya sendiri berharap dalam dekade mendatang, perusahaan-perusahaan dari Asia bisa kian unggul dalam aspek inovasi ini. Sebab seperti artikel saya sebelumnya tentang Kebangkitan Asia Raya (yang bisa Anda baca disini), saat sekaranglah momentum kebangkitan Asia – sebuah momentum historik untuk merobohkan dominasi Eropa. Ratusan tahun silam, negara-negara Eropa melakukan penjajahan terhadap Benua Asia. Kini saatnyalah melakukan “serangan balik”. Dan hasil ranking inovasi diatas dengan jelas menunjukkan, Asia memiliki modal yang amat kokoh untuk benar-benar menaklukkan Eropa dalam perang ekonomi global.

Catatan berikutnya adalah tentang daftar 3 pemenang teratas. Seperti Anda lihat, jawara nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia adalah Apple. Sungguh, melalui parade produk-produknya yang merupakan perpaduan sempurna antara teknologi dan seni (the art of technology), Apple memang rasanya amat layak untuk duduk dalam singgasana kemenangan. Karya-karya Apple seperti iPod, iPhone dan MacBook Air pada akhirnya memang karya teknologi nan elegan dengan sentuhan seni yang menggetarkan. Melalui deretan produk ini, Apple juga telah memberikan pelajaran yang amat berharga kepada dunia tentang apa itu makna inovasi sejati (ulasan saya yang lebih ekstensif mengenai rahasia sukses Apple dalam meracik inovasi bisa Anda baca disini).

Pemenang kedua dalam ranking itu adalah Google. Kini setiap orang yang berselancar di internet, siapa yang tak kenal dengan Google. Saat ini Google memang telah menjadi Sang Dewa Internet Dunia. Instrumen search engine yang dirancang oleh dua pendiri Google, Sergei Brin dan Larry Page, boleh jadi merupakan salah satu inovasi yang paling brilian dalam jagat dunia maya yang bergerak dengan cepat. Melalui rangkaian algoritme yang rumit dan kompleks, mesin pencari Google tak pelak telah menjadi sahabat setia bagi ratusan juta peselancar dalam petualanagn di dunia maya tanpa batas. Dan dengan mesin pencari yang bisa kita ibaratkan “lampu aladin” itu, Google dengan cepat menaklukan jagat online – memukul KO Yahoo dan Microsoft.

Pemenang ketiga dalam parade inovasi ini adalah Toyota. Kemenangan Toyota ini boleh jadi dipicu oleh dua faktor. Faktor yang pertama adalah kehebatan perusahaan ini dalam melakukan inovasi pada aspek proses manufaktur mobil – jadi bukan semata inovasi dalam aspek produk. Selama ini, Toyota memang amat dikenal melalaui beragam inovasinya dalam aspek proses pembuatan mobil, dan dari merekalah lahir beragam pendekatan inovatif seperti konsep lean production system, zero inventory, ataupun konsep kaizen (continuous improvement). Faktor kedua yang juga membuat Toyota menjadi pemenang adalah kisah kegemilangan mereka dalam memproduksi mobil hybrid (mobil dengan energi campuran antara bensin dan tenaga listrik) pertama didunia dan kebetulan laku keras, yakni mobil Toyota Prius. Inovasi dalam memproduksi green car ini tak pelak telah melentingkan reputasi Toyota – terlebih saat ini ketika isu global warming telah menjadi perbincangan hangat dimana-mana.

Itulah dua catatan ringkas yang layak dikemukakan berkaitan dengan hasil Rangking 10 Perusahaan Paling Inovatif Di Dunia. Dinamika bisnis global terus berjalan, dan karnaval inovasi pasti akan terus dibentangkan. Melalui caranya masing-masing, ke-10 perusahaan inovatif ini telah memberikan warna yang semarak dalam perjalanan sejarah inovasi dunia.

Sejarah google yang unik


Google tak hanya unik dari asal katanya. Google pun memiliki latar belakang sejarah yang unik. Google lahir dari sebuah pertemuan dua pemuda yang terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1995 lalu. Larry Page, alumnus Universitas Michigan (24), yang sedang menikmati kunjungan akhir pekan, tanpa sengaja dipertemukan dengan Sergey Brin, salah seorang murid (23) yang mendapat tugas mengantar keliling Lary.

Dalam pertemuan tanpa sengaja tadi, dua pendiri Google tersebut sering terlibat diskusi panjang. Keduanya memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda sehingga sering terlibat perdebatan. Namun, perbedaan pemikiran mereka justru menghasilkan sebuah pendekatan unik dalam menyelesaikan salah satu tantangan terbesar pada dunia komputer. Yakni, masalah bagaimana memperoleh kembali data dari set data masif.

Pada Januari 1996, Larry dan Sergey mulai melakukan kolaborasi dalam pembuatan search engine yang diberi nama BackRub. Setahun kemudian pendekatan unik mereka tentang analisis jaringan mengangkat reputasi BackRub. Kabar mengenai teknik baru mesin pencari langsung menyebar ke penjuru kampus.

Larry dan Sergey terus menyempurnakan teknologi Google sepanjang awal 1998. Keduanya juga mulai mencari investor untuk mengembangkan kecanggihan teknologi Google.

Gayung pun bersambut. Mereka mendapat suntikan dana dari teman kampus, Andy Bechtolsheim, yang merupakan pendiri Sun Microsystems. ”Kami bertemu dengan Andy pada pagi buta, di serambi asrama mahasiswa fakultas Stanford, di Palo Alto,” ujar Sergey. ”Kami memberikan demo secara singkat karena Andy tak memiliki waktu yang cukup lama. Lalu, dia hanya berkata, ‘Mengapa tidak aku tulis cek untuk kalian?”

Sebuah cek senilai 100 ribu dolar AS diberikan oleh Andy Bechtolsheim. Sayangnya, cek itu tertulis atas nama perusahaan Google. Padahal saat itu perusahaan bernama Google belum didirikan oleh Sergey dan Larry.

Investasi dari Andy menjadi sebuah dilema. Larry dan Sergey tak mungkin menyairkan cek selama belum ada lembaga legal yang bernama perusahaan Google. Karena itu, dua pendiri Google ini kembali bekerja keras dalam mencari investasi. Mereka mencari pendana dari kalangan keluarga, teman, dan sejawat hingga akhirnya terkumpul dana sekitar 1juta dolar. Dan akhirnya, perusahaan Google pun dapat didirikan pada 7 Septembar 1998 dan dibuka secara resmi di Menlo Park, California.

Penamaan Google
Nama Google dengan dua ‘o’ pun unik. Sebab, jika data hasil pencarian ditemukan, jumlah ‘o’ akan muncul sebanyak web yang didapat oleh mesin pencari.

Kata Google berasal dari kata googol. Kata ini berhasil diciptakan oleh Milton Sirotta, keponakan Edward Kasner, seorang ahli matematika dari AS. Sirotta membuat istilah googol untuk menyebutkan angka satu (1) yang diikuti 100 angka nol (0).

Luar biasa. Googol merupakan kata yang menunjukkan sebuah bilangan yang sangat besar jumlahnya. Bilangan yang melebihi bilangan miliar atau triliun. Dan di alam semesta ini tak ada benda yang berjumlah hingga googol-an. Tidak itu bintang, tidak itu partikel debu, dan tak pula atom.

Karena itu, penggunaan kata Google merupakan refleksi dari kata googol. Dengan kata tersebut, Google berusaha merefleksikan dirinya sebagai perusahaan yang memiliki misi mengelola sesuatu yang sangat luas dan tak terbatas. Dan itu hanya terdapat pada dunia saiber tempat informasi melimpah tanpa batas.

Sejarah Industri Kamera Jepang


Saya hanya ingin memberitahu-kan hal fakta yang mungkin membuat para ngobrolers yang mencintai dunia fotografi sedikit kaget tentang sejarah Industri Kamera di Jepang. Mungkin saat ini beberapa ngobrolers memiliki dan menggunakan kamera-kamera handal (Analog-SLR maupun DSLR) keluaran dari pabrik Jepang, entah itu Minolta, Canon, Nikon, dan lain-lain tidak tahu tentang sejarah kamera-kamera tersebut melewati beberapa masa yang rumit.
Nah, dalam thread ini saya sedikit menjelaskan/memberikan info tentang masa-masa yang dilewati oleh Industri Kamera di Jepang. Saya harap para ngobrolers membaca thread ini dengan tidak mengantuk dikarenakan banyak nya tulisan, tapi saya juga akan menyertakan gambar-gambar yang bisa menjelaskan lebih detail masa peralihan tersebut.
Saya harap thread ini bisa menambah pengetahuan para ngobrolers tentang dunia fotografi.

Evolusi Industri Kamera Jepang

Teknologi fotografer ditemukan dan diperkenalkan 19 Agustus 1839 kira-kira 169 tahun yang lalu di Akademi Ilmu Pengetahuan Paris, Prancis. Penemu teknologi fotografi adalah John Jaques Mande Daguerreo, seorang pelukis pemandangan. Untuk memperingati penemuan itu banyak pameran, konferensi, atau simposium diadakan di seluruh dunia.


John Jaques Mande Daguerreo

Di Jepang, koleksi terpenting dan terbesar dari kamera-kamera Jepang yang bernilai sejarah dikumpulkan dan diorganisasikan sebagai JCII Camera Museum di Japan Camera and Optical Instrument Inspection and Testing Inspection and Testing Institute, atau lebih terkenal disebut JCII saja. Museum ini dibuka resmi 28 November 1989 dan menampilkan koleksinya untuk umum.
Hari berikutnya, 29 November 1989, suatu konferensi fotografi yang besar dibuka oleh Putri Ratu Galyani Valdana di Universitas Chulalongkorn, Bangkok. Konferensi ini dihadiri banyak pakar termashur di bidang fotografi.
Konferensi direncanakan dan dikelola oleh Profesor Sakda Siripant, seorang perintis ilmu fotografi dan pencetak seis grafik di Thailand, dia sudah banyak mendapat penghargaan dari institusi di Amerika dan Eropa untuk hasil karyanya. Tema konferensi adalah “ Evolusi dan Trend Fotografer “. Beberapa pembicara Jepang memberikan bahasan tentang fotografer dari segi : seni, kamera, material yang peka sampai pembuatan gambar secara elektronik. Diantara pembicara ini ada yang membahas masalah evolusi industri kamera Jepang.
Staf editorial Camerart telah mendapatkan naskah asli dan ijin cetak ulang dari Fakultas Ilmu Fotografi dan Departemen Teknologi Percetakan, Universitas Chulalongkorn. Naskah evolusi industri kamera Jepang ini telah diperluas staf editorial untuk disakjikan kepada pembaca, revisi dilakukan karena naskah asli tentang 85 tahun (pada saat itu) lalu dengan diperkenalkannya Kamera Boks Portable Cherry yang dibuat secara industri oleh Konishi Honten, kamera ini hampir merupakan tiruan persis dari kamera Inggris Little Nipper yang dibuat W.Butcher & Sons di London.
Beberapa kolektor kamera klasik mengatakan bahkan iklan yang dikeluarkan Konishi Honten merupakan tiruan iklan pada British Journal Almanac. Sebelum 1903, semua kamera yang dijual di Jepang diimpor – kebanyakan dari Eropa – termasuk buku petunjuk operasi dan periklanannya, kecuali beberapa kamera buatan tangan. Hal ini menunjukan bahwa orang yang berpengalaman di perdagangan seperti Konishi Honten pun tidak tahu, bagaimana membuat desain kamera orisinil maupun bagaimana melakukan promosi penjualan.


(iklan dari Konishi Honten)

Jika kita membicarakan kamera buatan tangan, maka era peniruan bertambah 60 tahun lagi kebelakang ke tahun 1843. Tentu saja tidak ada lagi bagian atau desain lengkap kamera buatan tangan ini yang masih dipelihara, tetapi sebuah dokumen mengatakan bahwa pada tahun 1843, Benkichi Ohno dari Kanazawa memproduksi sebuah kamera bertipe Daguerreo. Dokumen lain mengatakan bahwa, sebuah kamera tipe Daguerreo dan rupa-rupa assesorinya dicatat melalui sebuah gambar yang memuat ukuran dimensinya secara teliti oleh Shunojo Ueno, seorang pedagang dari Nagasaki di Tahun 1843 hanya 4 tahun setelah pengumuman penemuan di Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis.


(Daguerreo Original Camera)

Bagi bangsa yang mencoba memasuki kultur baru dimana mereka tidak berpengalaman sebelumnya, dan waktu yang dipunyai untuk belajar hanya sedikit kika tidak mereka tidak ingin dikuasai negara-negara industri maju (Barat), maka “peniruan” adalah jalan tercepat dan mungkin satu-satunya untuk mengejar ketertinggalan.

Masa Peniruan (The Age of Copying) Merentang sampai 1960.
Bangsa Jepang terkenal sebagai peniru selama sejarahnya yang panjang dalam usaha mengembangkan diri menjadi bangsa maju sejak Restorasi Meiji Tahun 1868. Dalam keterburuan untuk menguasai kultur modern Barat dan menjadi raksasa militer dunia, banyak industri yang mendirikan di awal proses modernisasi dikelola oleh pemerintah atau paling tidak berafiliasi dengan beberapa departemen pemerintah. Tidak terkecuali dengan industri optik. Sebelum Perang Dunia II kebanyakan instrumen optik dibuat sebagai senjata termasuk binokuler dan kamera. Fenomena ini tidak jauh berbeda dengan negara-negara Eropa Timur yang membuat berbagai tipe Leica imitasi sampai akhir Perang Dunia II.
Di bawah tekanan politik-ekonomi yang meluap-luap, peniruan tidak lengkap dianggap tingkah laku yang tidak dapat diterima, tetapi diakui sebagai cara paling cepat untuk mempelajari sesuatu. Dalam bidang pendidikan, pengertian tingkah laku peniruan diartikan sebagai prosedur yang tepat untuk belajar. Persoalan yang kita bicarakan pada artikel ini bukanlah hal ke-absahan alasan peniruan, tetapi bagaimana dan berapa lama peniruan dilakukan di industri kamera Jepang.
Kamera tipe boks portable adalah tipe pertama kamera yang ditiru dan dijual di Jepang, kemudian diikuti berbagai jenis kamera tangan. Kebanyakan kamera aslinya buatan Eropa dan imitasi Jepang-nya dibuat oleh Konishi Honten. Mekanik shutter belum dapat di buat oleh industri kamera Jepang saat itu dan kebanyakan diimpor dari Eropa.

Memasuki era 1920-an, kamera folding (lipat) pertama yang memakai film roll muncul. Kamera-kamera itu adalah Pearl No.2 (1923) dan Pearlette (1925) dari Konishi Honten. Yang menarik adalah kenyataan bahwa Pearlette meniru kamera buatan Eropa Piccolette produksi Contessa-Nettel-Werke German. Mengingat unit shutter diimpor dari Eropa, meniru suatu produk Eropa adalah langkah yang wajar, tapi dalam kasus Pearlette ini sebenarnya kamera asli yang ditiru adalah Vest Pocket Kodak dari Eastman Kodak yang dibuat pertama kali tahun 1912. Memang bangsa Jepang sangat terampil dalam meniru produk lain. Tetapi dalam industri kamera, peniruan telah menjadi sesuatu yang biasa.


(Vest Kodak Pocket Camera 1912)


(Pearl No.2 1923)


(pearlette 1925)


(piccolette)

ati-ati liatnya..jangan sampe kebalik..hohoohoh..cuz hampir sama semua kameranya…!!

Pearlette menjadi sangat populer dikalangan fotografer amatir yang jumlahnya mulai meningkat. Vest Pocket Kodak yang asli juga sangat populer. Cara pencarian fokus yang mudah (soft focus images) yang dikreasi Kodak melalui tudung lensanya (lens hood) yang dapat digeser sangat terkenal waktu itu. Berbicara tentang peniruan, tiruan yang paling beragam terjadi pada Leica. Tiruan Leica tidak hanya dibuat di Jepang tapi hampir di seluruh negara Barat termasuk Amerika dan Russia. Tiruan-tiruan yang terkenal dari Jepang adalah Nicca, Leotax, Chiyotax, Tanack, Canon, Minolta dan yang lain-lain. Kecuali model-model yang dibuat Seiki Kogaku (Canon) dan Chiyoda Kogaku Seiko (Minolta), semua model adalah tiruan-tiruan persis dari produk asli yang dibuat pabrik kamera Jerman. Tidak semua produsen peniru Leica puas dengan kerja peniruannya. Banyak peniru mencoba untuk memodifikasi atau memperbaiki kamera asli. Akan tetapi, keterbatasan teknologi dan mentalitas konsumen yang tidak siap menerima kamera yang berbeda dengan Leica asli sering menghalangi kesuksesan usaha mereka. Sering kali perbaikan dan modifikasi ditolak oleh konsumen domestik maupun luar negeri hanya karena kamera itu tidak mirip model Leica yang asli. Para pemakai kamera Jepang harus menunggu perbaikan-perbaikan yang sebenarnya atau ide-ide inovatif sampai beberapa tahun setelah Perang Dunia II.


(Nica Camera)

(Leotax Camera)

(Chiyotax Camera)

(Tanack Camera)

Bagaimana Periode Evolusi Beralih dari Satu Masa ke Masa Lainnya?
Industri kamera Jepang memulai sejarahnya dengan kamera imitasi, Kamera Boks Portable Cherry di Tahun 1903 seperti disebutkan terdahulu dan diikuti masa pengembangan (age of development) mulai Tahun 1960. Banyak sejarahwan kamera mungkin mendebat bahwa masa pengembangan industri kamera Jepang telah mulai Tahun 1954, ketika kamera Asahiflex IIB (kamera instant-return mirror incorporated Jepang pertama) diperkenalkan, Japan Camera Industry Association (JCIA) dibentuk dan pada tahun yang sama juga didirikan Japan Camera Inspection Institute. Walaupun teori ini diterima secara luas, saya lebih menyukai memperpanjang masa peniruan (age of copying) sampai Tahun 1960. Sebab sampai saat itu konsumen luar negeri menganggap kamera Jepang sebagai versi modifikasi kamera asli Jerman. Kamera Jepang di Amerika sering dijuluki “Leica orang miskin” atau “Rollei orang miskin” termasuk yang paling terkenal dan berkualitas seperti Nikon.


(Asahiflex_IIb_Model_I)

Masa pengembangan mulai Tahun 1960. Pada Tahun itu, sejumlah inovasi yang paling berpengaruh diwujudkan dan produk dengan mekanik inovatif dipasarkan. Kamera kontrol exposure otomatis yang pertama, Olympus Auto Eye diperkenalkan dan vertically-running-metal-bladed shutter (shutter bilah-logam pergerakan vertikal) dipasang pada kamera singel lens reflex (SLR) Konika F dan Konika FS diperkenalkan.


(Olympus Auto Eye Camera)

(Konica FS)

Nikon F yang akhirnya menegakkan kepercayaan yang tak tergoyahkan di seluruh dunia terhadap kamera Jepang diperkenalkan setahun sebelumnya. Dan kamera kontrol eksposur otomatis yang paling sukses, Canonet diluncurkan pada Tahun 1961.


(Canonet)

(Nikon F)

Karena begitu banyak inovasi diluncurkan oleh banyak produsen kamera dalam waktu hanya beberapa Tahun di sekitar Tahun 1990, beberapa ahli kamera menganggap itulah mulainnya masa inovasi (age of innovation). Tetapi kemajuan terpenting dari industri kamera Jepang sebenarnya belum datang.
Teknologi elektronik – jika tanpa teknologi ini kamera Jepang mungkin tidak akan eksis seperti sekarang- memulai cikal bakalnya pada Tahun 1960-an. Para insinyur yang terlibat dalam pengembangan kontrol elektronik mekanik kamera sangat meyadari kamera macam apa yang akan datang dan sejauh mana tujuan pengembangan harus dicapai. Namun, pemakai kamera di seluruh dunia harus menunggu sampai pertengahan 1970-an untuk dapat menikmati kamera hasil pengembangan ini. Yang pertama dikeluarkan adalah Canon AE-1 Tahun 1976 dan semua kamera dengan kemampuan kontrol otomatis menyusul. Periode ini benar-benar masa inovasi.


(CanonAE1)

Akhir periode yang hebat ini ditutup kemunculan kamera Minolta 7000, sebuah kamera SLR fokus otomatis. Titik ini dianggap akhir masa inovasi.
Sebelum diperkenalkannya kamera SLR otomatis penuh dari Minolta, pembuat gambar dengan sistem baru, Mavica diperkenalkan bukan oleh produsen kamera tapi oleh perusahaan elektronik yang biasa memproduksi peralatan audio, Sony. Sistem perekaman gambar baru ini tidak menggunakan cara tradisional yang memakai material silver-halide untuk menyimpan informasi pembentukan gambar. Pemakaian sistem baru ini mengejutkan seluruh industri fotografi di dunia. Beberapa bentuk sistem perekaman gambar elektronik magnetik dalam bidang fotografi still telah dinanti-nantikan sejak kedatangan video kaset rekorder (VCR). Tapi dunia tidak begitu siap menerima kenyataan bahwa sistem baru itu diperkenalkan oleh industri non-fotografi.


(Minolta 7000)

(Sony Mavica)

Masa perintisan (age of pioneering) telah dimulai. Dimana cara berfikir yang dikembangkan selama sejarah panjang fotografi silver-halide tidak dapat digunakan lagi. Tak seorang pun punya ide apa yang harus dituju. Otomatisasi kontrol elektronik pada sistem perekaman gambar secara elektronik lebih mudah dibanding penggunaan film silver-halide. Apakah karakteristik terpenting sistem baru ini?Kualitas reproduksi?Reproduksi gambar tercepat?Komunikasi?Atau, proses perekaman gambar dan analisa melalui komputer?
Sekarang industri kamera Jepang berada pada posisi dimana mereka tidak punya petunjuk atau peta dalam penjelajahannya. Mereka harus menciptakan tujuan dan peta untuk mereka sendiri dan bagi orang lain agar dapat mengikuti. Cara terbaik untuk memprediksi masa darang dan merancang suatu tujuan bagi kerja pengembangan yang belum ada petunjuknya, adalah dengan menyelami masa lalu industri itu sendiri. Dari sejarah, industri kamera mungkin menemukan beberapa petunjuk untuk masa datang. Mereka mungkin telah menemukan satu atau dua petunjuk, walaupun tidak diungkapkan dengan panjang lebar.

Hohohoho..
Pasti anda para Ngobrolers tidak menduga fakta tersebut-kan?tapi begitulah faktanya. Mungkin anda juga berfikir Jepang adalah negara penuh dengan inovasi yang tidak akan meniru produksi dari negeri lain, tapi inilah nyatanya. Bahkan sekarang kamera menjadi sangat maju dalam hal teknologi-nya, dari SLR menjadi DSLR ataupun Medium Format seperti Phase One (meski bukan dari Jepang) yang mampu menghasilkan gambar dengan pixel yg besar (4000×6000-an pixel..melebihi kamera DSLR).
So, kita pasti akan menantikan gebrakan apalagi yang akan dilakukan oleh Nikon, Canon, Sony, Minolta ataupun yang lain dalam hal memajukan teknologi dalam dunia fotografi. __________________

SEJARAH JEANS LEVIS


Pada tahun 1850-an pemuda berumur 21 tahun bernama Levi Strauss tiba di San Francisco, Amerika, dari Bavaria, Eropa, untuk mencoba peruntungannya, ia tidak menyadari bahwa dia sedang mulai membuat sebuah sejarah yang menjadi sumbangan terbesar Amerika untuk dunia mode sampai sekarang.

Strauss mencoba menjual tenda-tenda kanvas kepada para penggali tambang emas. Masa itu, Amerika memang sedang terkena demam emas. Bukannya tertarik pada tawaran Strauss, para penambang itu malah minta dibawakan celana panjang. Nama Levi’s pun lahir ketika para penambang yang ketagihan celana Levi, mencari “those pants of Levi’s” (celana si Levi) yang terbuat dari denim. Di Amerika, kata Levi’s bersinonim dengan denim jins.

Kata jeans yang kini lekat dengan denim berasal dari peng-amerika-an kata bahasa Perancis Genes yang berarti Genoa, yaitu kota yang memproduksi celana denim di Italia, yang sebetulnya berasal dari Nimes di Perancis. Sedangkan istilah blue jeans muncul ketika Levi mencelup denimnya dengan warna indigo.

Telah lebih seabad setelah Levi memopulerkan celana jins. Kini denim tetap digemari bahkan naik kelas karena menjadi produk perancang terkenal dunia. Bahkan denim menjadi produk para perancang yang bekerja di Paris, kota yang mengutamakan keanggunan. Tentu saja denim mengalami masa-masa jatuh-bangun sebelum dia mendapatkan posisinya seperti saat ini.
Ada masa dia identik sebagai pakaian untuk pekerja kasar yang bekerja di luar ruang, karena memang denim yang semula terbuat dari katun ini memiliki ketahanan luar biasa menghadapi lingkungan yang keras.

Secara generik, denim adalah tenunan benang katun. Semula warna benangnya hanyalah putih dan biru yang asal-usulnya berasal dari sebuah kota di Perancis: Nimes yang menjadi asal kata denim yaitu serge de Nimes.
Pada tahun 1940-an denim sebenarnya sudah diolah menjadi produk mode dalam bentuk gaun, rok, jaket, dan celana panjang. Denim kemudian mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970-an ketika jins diproduksi massal.

Pada era tahun 1970-an ketika Barat dilanda “endemi” hippie, jins menjadi salah satu atribut yang melekat pada mereka, menjadi simbol pemberontakan terhadap kemapanan. Tidak jarang “para pemberontak” itu sengaja mengoyak-ngoyak celana jins mereka untuk mempertegas penolakan mereka pada kemapanan.
Mereka yang menganggap diri pengikut mode, pernah tidak tertarik pada jins. Jins lalu berkembang lebih sebagai baju untuk para pekerja kerah biru di Amerika. Jins bahkan kemudian identik dengan pakaian kerja para koboi ketika menggembala sapi mereka dari atas kuda mereka.

Perputaran roda mode akhirnya sampai pada suatu masa di mana ide dipungut dari mana saja, dari waktu kapan saja, lalu dirakit menjadi sebuah bentuk baru untuk orang masa kini. Percampuran atau eklektisisme ini mewarnai kehidupan masyarakat pascatahun 1970-an, tetapi sangat terasa pada dunia mode era 1990-an dan terus terjadi sampai kini.

Sebelum perancang memungut denim dari lemari pakaian kelas pekerja dan menjadikannya gemerlap sebagai produk perancang, para perancang telah lebih dulu mengambil gaya berbusana kelompok-kelompok tertentu seperti komunitas punk, komunitas peselancar, komunitas pejuga gaya gotik, dan sebagainya.
Kebangkitan denim sebagai produk perancang paling mencolok terjadi ketika pada tahun 1990-an Tom Ford dari rumah mode Gucci mengangkat jins sebagai fashion statement-nya.

Ford yang ketika itu menjadi perancang yang dikagumi karena kejeniusan rancangannya berhasil mengangkat pamor Gucci, menawarkan celana denim berwarna pudar yang koyak di banyak tempat. Tentu bukan Ford bila tidak membuat jins tersebut gemerlap, sehingga ia menambahkan hiasan bulu-bulu di bagian depan bawah celananya, menyulamkan mutiara dan payet sehingga jins tersebut pantas menyandang nama Gucci.
Madonna ikut mempulerkan kembalinya jins melalui tur dunianya awal tahun ini yang memakai tema koboi sebagai tema pakaian. Begitu pula penyanyi kondang seperti Britney Spears dan Shakira, mereka terlihat beberapa kali menggunakan denim dalam klip video musik mereka.

Bukan hanya Ford yang melihat peluang kembalinya jins seiring dengan perubahan suasana hati ke arah gaya yang lebih kasual terutama di kalangan kerah putih yang bekerja di bidang teknologi informasi di Amerika. Perancang lain pun berlomba-lomba mendesain ulang jins. Versace, Roberto Cavalli, Calvin Klein, Dolce dan Gabbana, dan Christian Dior, hanyalah beberapa nama besar di bisnis mode yang mencoba mengambil manfaat dari kembalinya jins. Bahkan John Galliano yang bekerja untuk rumah mode Christian Dior masih menggunakan denim dalam salah satu rancangan adibusana untuk musim gugur dan dingin 2002/2003.

Denim telah bertahan melalui dua kali pergantian abad.
Para perancang Indonesia juga tidak imun dengan perkembangan ini. Mereka menggunakan denim di dalam rancangan mereka. Mulai dari duet Era Soekamto dan Ichwan untuk label mereka Urban Crew yang ditujukan bagi mereka yang muda usia, sampai Ronald Very Gaghana. Carmanita pun memakai denim dalam rancangan tahun 2002-nya, sementara rumah mode Christian Dior sudah beberapa kali mengeluarkan denim untuk label siap pakai.

Ronald V Gaghana menawarkan cara penggunaan denim yang berbeda. Dia memadukannya dengan gaya romantis. Jaket denim berwarna coklat pasir itu dikoyak-koyak, tetapi dipadukan dengan rok sutera sifon yang lembut. Lalu masih dilunakkan lagi dengan penggunaan kalung mutiara yang memberi kesan mewah dan anggun. Itulah gaya eklektik yang menurut para pemikir postmodernisme menjadi salah satu ciri masyarakat pada era kapitalisme lanjut ini.

Dalam dunia nyata, di sini denim juga kembali ikut naik daun. Variasi model sangat beragam, mulai dari warna yang beragam, bergaya klasik, yang berpayet, hingga yang dibuat warnanya pudar sebagian dengan kontras yang tajam. Modelnya pun terus berganti-baggy, melebar di ujung pipa bawah, ketat membalut kaki, sebagai celana panjang, celana tiga perempat, hingga hotpants. Yang sekarang sedang digemari adalah hipster, celana denim yang dikenakan di pinggul. Apa pun variasi yang dilakukan, namun denim dalam warna biru indigo selalu diasosiasikan sebagai pakaian kasual.

Bukan hanya penampilan, kenyamanan mengenakannya pun bertambah dengan ditemukannya serat Lycra. Harga pun relatif terjangkau, mulai dari Rp 120.000 per celana, sementara celana jins dari perancang internasional di toko resmi harganya mulai dari 200 dollar AS. Dengan kata lain, denim sebagai produk generik bisa disebut sebagai pakaian yang paling egaliter karena semua orang mau memakai dan bisa memakai. Namun, ketika di dalamnya sudah masuk campur tangan para perancang, maka diferensiasi harga dan status pun terjadi. Itulah kekuatan sebuah citra produk. Dia akan mengontrol penontonnya mengikuti aturan-aturan yang dia tentukan.

berbagai sumber