Bagaimana Menciptakannya? Wawasan dan Ide dalam Proses Pengajaran Kewirausahaan”


 “Wirausaha Untuk Menjawab Apa?”

            Dalam Bahasa Indonesia, istilah entrepreneur sering disebut sebagai “pengusaha” atau wirausaha. Istilah ini ternyata telah mengalami perkembangan dari abad ke abad. Awalnya, pada abad ke-13 para pengamat mencontohkan apa yang dilakukan oleh Marcopolo, seorang penjelajah sekaligus pedagang antarbenua dari Venesia yang berlayar menuju Asia. Sejarah evolusi pengusaha ketika pada abad ke-17 yaitu wirausaha adalah seseorang yang berani mengambil risiko dalam membuat kontrak sebagai penyedia barang dengan pihak pemerintah. Harga yang digunakan adalah harga tetap.

            Menurut Richard Cantillon dan Jean Baptiste Say, wirausaha adalah seseorang yang berani menanggung risiko transaksi dengan supplier, yaitu petani atau pengrajin yang barangnya dibeli dengan harga tertentu, untuk dijual kepada konsumen dengan harga yang tidak pasti. J.B. Say juga menambahkan, bahwa selain menanggung risiko terhadap transaksi jual harga terhadap konsumen, wirausaha juga seorang pemimpin yang mengambil inisiatif.

            Menurut Joseph Schumpeter, wirausaha juga seorang innovator dan pengembang suatu teknologi yang belum dicoba. Ia mengemukakan penekanan kata inovasi, seperti:

  • Munculnya gagasan produk baru.
  • Munculnya metode produksi baru.
  • Munculnya pasar yang baru.
  • Munculnya inovasi baru dari organisasi.

Dari sudut pandang ini, wirausaha dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berhasil menggabungkan berbagai input dengan cara inovatif untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan. Harapannya, nilai yang diperoleh akan melebihi pengorbanan (biaya) yang dikeluarkan.

Mengapa Menjadi Wirausaha?

            Pada tahun 2007, Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18 persen (sekitar 400.000) dari seharusnya 4,4 juta wirausaha. Ketika menjabat sebagai Menko Perekonomian, Hatta Rajasa pernah mengoreksi teori David Mc Clelland mengatakan bahwa bukan 2 persen dari jumlah penduduk, melainkan 4 persen. Ketika itu, pada tahun 2013 jumlah pengusaha di Indonesia telah mencapai angka 1,58 persen, jadi masih memerlukan berjuta-juta wirausaha baru. Dalam catatan BPS, angka pengangguran terbuka pada bulan Februari tahun 2012 sebesar 7,61 juta orang. Dari jumlah itu, 737,030 orang adalah lulusan perguruan tinggi, baik dari tingkat diploma maupun sarjana, dan akademi maupun perguruan tinggi.

            Kelebihan yang dimiliki seorang wirausaha:

  • Memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpi.
  • Dengan pola pikirnya, ia berkesempatan untuk menciptakan perubahan.
  • Ia dapat menggunakan potensi yang dimiliki secara maksimal.
  • Memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan.
  • Dapat berkontribusi kepada masyarakat.
  • Mengerjakan sesuatu yang disukai tanpa diperintah orang.

Risiko yang harus diterima seorang wirausaha:

  • Seorang wirausaha dihadapkan pada ketidakpastian pendapatan, bisnis yang tidak memberikan jaminan keuntungan yang cukup untuk bertahan hidup.
  • Seorang wirausaha selalu dihadapkan pada risiko kehilangan seluruh investasi.
  • Untuk menjalankan usahanya, seorang wirausaha dituntut bekerja keras serta bekerja dengan jam kerja yang relatif lebih panjang.
  • Saat masa-masa merintis usaha, ia harus merelakan kualitas hidupnya lebih rendah untuk bekerja keras.
  • Memiliki tanggung jawab yang jelas.
  • Saat merintis usaha, sering kali keputusasaan muncul.

Kewirausahaan Tidak Bisa Diajarkan?

            Dari uraian yang telah dipaparkan pada beberapa subbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa inti kewirausahaan adalah berlatih untuk berpikir secara radikal, mampu melihat peluang, dan berani mengambil risiko. Istilah “mempelajari” atau “mengajarkan” kewirausahaan menjadi kurang tepat. Jadi, akan lebih cocok jika kewirausahaan dilatih dan dipraktikkan bersama orang yang telah berpengalaman. Kita bisa berlatih melihat peluang bisnis, berlatih mengamati apa yang menjadi masalah orang, dan menemukan solusinya. Banyak orang yang berlatih menjadi wirausaha dimulai dari modal dan produk. Setelah memiliki modal dan membuat produk baru, seorang wirausaha akan mencari para pembeli dan bagaimana menjualnya. Jadi, untuk berlatih menjadi seorang wirausaha, bukan guru atau dosen yang dibutuhkan, melainkan adanya fasilitator, mentor, dan coaching.

Fasilitator

Secara umum “facilitation” (fasilitas) dapat diartikan sebagai proses untuk “mempermudah” dalam mencapai tujuan tertentu. Seorang fasilitator dapat memenuhi berbagai jenis kebutuhan yang berbeda bagi peserta belajar dalam hal kewirausahaan. Hal ini ditentukan oleh tujuan peserta belajar berwirausaha untuk dating dan berkumpul Bersama. Fasilitator ini biasanya digunakan dalam proses pembelajaran orang dewasa. Metode yang dipakai adalah andragogi. Tugas fasilitator adalah mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri materi pelajaran yang ditawarkan.

            Syarat-syarat yang patut dimiliki oleh seorang fasilitator yaitu:

  1. Harus menguasai materi yang menjadi pokok bahasan.
  2. Menguasai metode pembelajaran peserta didik dewasa.
  3. Mampu memimpin suatu pertemuan dan menengahi perselisihan.
  4. Memiliki kewibawaan dan juga mampu mengelola kelas dengan baik.
  5. Mampu berkomunikasi secara efektif.
  6. Juga harus mampu mendengarkan dan dapat menghentikan pembicaraan yang sudah menyimpang.

Fasilitator juga memiliki kriteria, yaitu demokrasi, tanggung jawab, kerja sama, kejujuran, dan kesamaan derajat. Dalam hal ini fasilitator tidak pernah memberikan informasi atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang menyangkut isi materi kepada kelompok peserta. Berbeda halnya dengan fungsi narasumber.

Mentoring

Metode pengembangan di mana seorang mentor akan mengajarkan tip dan trik, pengalaman kesuksesan, metode kesuksesan, dan cara-cara sukses sesuai dengan pengalaman mentor. Tugas seorang mentor adalah mendampingi seseorang dan para klien. Menurut penelitian tentang mentor dari Kram, 1985 dan Noe, 1988, menemukan bahwa mereka menyediakan dua fungsi untuk anak didiknya yaitu fungsi psikososial (penerimaan, dorongan, coaching, serta konseling) dan fungsi karier-pemfasilitasan (sponsorship, perlindungan, tugas menantang, pengeksposan, dan visibilitas). Dan juga pendapat ahli dari Kram & Hall, 1989 dan Zey, 1988, mentor dapat memfasilitasi penyesuaian, pembelajaran, dan, pengurangan stress selama transisi pekerjaan yang sulit, seperti promosi ke posisi pertama manajerial, transfer, atau promosi ke unit fungsional yang berbeda dalam suatu organisasi, tugas di luar negeri, atau tugas dalam suatu organisasi yang telah digabungkan, reorganisasi, atau perampingan.

Coaching

Motivator yang mendukung tujuan klien. Seorang coach, tidak akan memberikan ilmu atau solusi tertentu, melainkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar seseorang atau yang biasa disebut coachee bisa menemukan solusinya sendiri. Biasanya, secara one-on-one, coach membantu klien untuk berfokus dan mencapai tujuannya lebih cepat dibandingkan jika klien berusaha sendirian. Dan juga coach biasanya membantu klien dengan menyediakan sarana dan hal-hal yang dapat memotivasi pencapaian.

            : “Melatih Dan Mempraktikkan Kewirausahaan”

  1. Menjadi Failitator dengan Sistem Kontrol Interaktif

            Interactive control (kontrol interaktif) adalah system yang biasa digunakan untuk memfasilitasi atau melakukan pendampingan secara formal oleh manajer. Hal ini dilakukan dengan melibatkan dirinya secara teratur dan personal pada aktivitas pengambilan keputusan pihak bawahan pada perusahaan (Simon, 2000). Sistem ini diterapkan untuk merangsang dialog, tatap muka, dan membangun jembatan komunikasi antar tingkatan jabatan. Sistem ini tepat untuk memfasilitasi mahasiswa yang sedang belajar menjadi wirausaha. Pengendalian yang dilakukan secara diagnostik dapat dilakukan secara interaktif.

Metode

Penelitian ini bertujuan menginvestigasi secara mendalam bagaimana kontrol interaktif dapat menjadi mekanisme pengendalian manajemen dalam Pendidikan kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan strategi studi kasus. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling, yaitu fasilitator membimbing bisnis mahasiswa lebih dari empat semester. Metode wawancara mendalam juga digunakan dalam penelitian tersebut.

Pencarian dan Diskusi

Penelitian ini dilakukan selama 15 minggu. Terdapat Sembilan kelompok bisnis yang dibimbing oleh beberapa fasilitator. Bisnis mahasiswa pun bervariasi, mulai dari kuliner sampai fashion. Berdasarkan pengamatan, dari Sembilan kelompok bisnis hanya empat kelompok yang sudah menunjukkan kemajuan. Adapun sisanya belum menunjukkan kemajuan. Oleh karena itu, para fasilitator salah satunya menggunakan metode pendekatan mekanisme pengendalian yang dipilih yaitu sistem kontrol interaktif. Sistem interactive control adalah mekanisme pengendalian yang dilakukan melalui proses diskusi interaktif (Simons, 1995). Proses interaksi yang dilakukan oleh fasilitator dimulai dengan pendekatan personal dengan beberapa kelompok bisnis, mulai pada pertemuan pertama. Ketika suasana sudah mulai mencair, fasilitator mulai menginvestigasi setiap bisnis mahasiswa untuk melihat sejauh mana kinerja mahasiswa dalam melakukan bisnis.

Selanjutnya, fasilitator bisa memberikan bimbingan kepada mahasiswanya dalam berbisnis. Bimbingan tersebut tidak hanya diberikan pada jam perkuliahan saja, tetapi juga pada jam di luar perkuliahan. Tidak hanya dalam pertemuan saja, juga mahasiswa dapat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berdiskusi lewat media sosial, surat elektronik, layanan pesan pendek, bahkan telepon. Dan juga mahasiswa diberikan kesempatan minimal satu minggu sekali untuk berkonsultasi kepada fasilitator.

Kedekatan Personal “Awal Komunikasi yang Baik”

Salah satu faktor agar mahasiswa mau mengungkapkan permasalahannya adalah adanya fasilitator yang proaktif untuk menemui mahasiswa. Fasilitator juga memberikan lelucon supaya mahasiswa tidak terlalu tegang. Meskipun demikian, fasilitator harus tetap berpegang teguh terhadap pendiriannya termasuk menegur dengan cara yang tegas. Berikutnya, fasilitator menyapa mahasiswa dengan penuh kehangatan. Semangat yang ditunjukkan fasilitator juga merupakan “alat” yang sangat efektif sehingga mahasiswa juga ikut bersemangat dalam berbisnis. Ketika fasilitator sudah dekat dengan mahasiswa, secara tidak langsung akan muncul rasa empati. Dan juga fasilitator dapat memberikan penghargaan kepada mahasiswanya dengan cara ketika fasilitator membeli produk mereka dan memesan Kembali produk mereka. Mereka merasa dihargai dan lebih bersemangat untuk menjalankan bisnis.

Interactive Control: Metode efektif untuk mengendalikan proyek bisnis mahasiswa

Interactive Control cenderung merupakan pengendalian dengan cara berkomunikasi melalui berbagai cara, misalnya diskusi dan dialog. Hal-hal yang didiskusikan menuju arah perbaikan sehingga memunculkan ide baru, konsep baru, dan pandangan baru yang pada akhirnya dapat berupa strategi baru universitas (Bruining et al., 2004; Ismail, 2013). Hal yang menarik dalam konsep kontrol interaktif adalah memungkinkan pemimpin untuk memimpin proses inovasi. Jadi, sistem ini berperan dalam proses inovasi dan kreativitas (Davila et al., 2009; Wongkaew, 2013; Hoque dan Chia, 2012). Fungsi pengendalian ini dapat membantu organisasi agar berfokus pada strategi dan proses pembelajaran.

            Cara berinteraksi dalam sistem kontrol interaktif yaitu:

  • Melakukan pendekatan personal,
  • Fasilitator memberikan waktu untuk mahasiswa,
  • Mahasiswa berkonsultasi,
  • Komunikasi dengan surat elektronik,
  • Membangun komunikasi,
  • Fasilitator mendorong mahasiswa untuk berbagi.

Mentoring Dan Coaching Sebagai Strategi

            Harus diakui bahwa meningkatkan kinerja kelompok jauh lebih sulit dibanding meningkatkan kinerja individu. Satu kelompok bisnis terdiri dari berbagai pemikiran, ide, gagasan, bahkan kepentingan dan ambisi yang harus disatukan untuk mencapai tujuan bisnis. Salah satu persamaan mendasar coaching dengan mentoring adalah dari tujuannya yaitu kemampuan dari potensi siswa. Coaching kemampuan dari sisi internal mahasiswa, sedangkan mentoring kemampuan melalui pemberian materi dari ahli dan pihak yang berpengalaman dalam bidangnya. Satu hal yang paling penting dalam coaching adalah komitmen waktu. Keunggulan dari coaching adalah coach tidak perlu menguasai keahlian tertentu, tetapi harus memiliki wawasan yang luas. Dan juga salah satu keunggulan dari mentoring adalah seseorang yang akan dimentori dapat memperoleh ilmu dari ahlinya. Proses mentoring dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai pengetahuan dalam bidangnya tersebut.

Mentoring dan Coaching: Mana yang Lebih Sering Dilakukan?

            Proses mentoring dan coaching dilakukan setiap semester minimal empat belas kali. Meskipun demikian, pada kenyataannya mahasiswa dapat dilakukan beberapa kali pertemuan dalam satu minggu bagi setiap proyek bisnis mahasiswa. Di lapangan, ternyata banyak mahasiswa yang lebih menyukai mentoring perpaduan coaching. Mahasiswa lebih senang diberikan arahan, ide, gagasan, petunjuk, dan nasihat oleh mentor. Melalui mentoring, mereka memiliki “rasa aman” dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, kami berpendapat untuk kombinasi antara mentoring dan coaching sangat ideal untuk diterapkan. Fasilitator harus mengetahui waktu waktu yang tepat untuk menggunakan proses mentoring dan menggunakan proses coaching.

Pengalaman Menjadi Mentor dan Coach

            Kombinasi antara mentoring dan coaching dapat dimulai dengan membuat desain awal. Proses mentoring dilakukan pada masa awal mahasiswa mempelajari kewirausahaan. Para mahasiswa akan diberikan sumber inspirasi terlebih dahulu melalui berbagai bentuk, misalnya film, permainan, kunjungan bisnis, dan lain sebagainya. Ketika mahasiswa sudah memiliki ide bisnis, proses mentoring akan berjalan. Mahasiswa dapat berkonsultasi dengan para mentor untuk mendapatkan arahan mengenai implementasi ide-ide mereka dalam tahap perintisan bisnis. Saat mahasiswa sudah menemukan ide bisnis, selanjutnya mereka harus mengimplementasikan ide bisnis tersebut ke dalam business plan.

Dan juga mahasiswa dalam grup bisnis tersebut pun harus rajin berkonsultasi dengan fasilitator. Semakin rajin berkonsultasi dengan fasilitator, maka semakin besar kemungkinan akan memiliki kinerja yang baik dan berhasil dalam berbisnis. Coaching dan mentoring yang dilakukan harus dipersiapkan dengan baik. Catatan harian atau log book untuk setiap kelompok bisnis harus selalu diteliti dan dicermati. Log book juga berisi catatan-catatan penting tentang kemajuan para mahasiswa dalam berbisnis.

Mentoring dan Coaching: Bentuk Pengendalian Manajemen yang Efektif

            Pada hakikatnya, mentoring dan coaching adalah proses interaksi dua pihak yang berujung pada kesepakatan. Konsep kontrol interaktif dalam hal ini adalah bagaimana fasilitator berinteraksi dengan para mahasiswa yang memiliki bisnis melalui diskusi mendalam. Melalui interaksi yang intens, mahasiswa akan dapat “dikendalikan” atau “dipengaruhi” sehingga akan bekerja agar bisnis mereka maju. Fasilitator dengan tujuannya juga dapat mengembangkan bisnis anak didik mereka. Hal tersebut memiliki tujuan yang sama. di sinilah inti pengendalian manajemen.

Pendekatan yang tepat menjadi cara ampuh untuk berinteraksi, bukan memberikan aturan-aturan yang ketat dan sulit dipatuhi mahasiswa. Peraturan tetap diperlukan agar ada kedispilinan dan ketertiban. Disitulah kombinasi antara kontrol formal dan kontrol informal harus seimbang. Membangun komunikasi sangat penting untuk dilakukan. Semakin dekat hubungan fasilitator dengan mahasiswa, maka mereka akan semakin percaya kepada fasilitator. Proses membangun interaksi melalui komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melalui tatap muka atau dengan melalui grup media sosial untuk dapat melakukan interaksi berbisnis.

Mana yang Lebih Sulit: Coaching atau Mentoring?

            Berdasarkan pengalaman para fasilitator, coaching lebih sulit dilakukan daripada mentoring. Alasannya, ada “paradigma” bahwa fasilitator masih sulit untuk melakukan coaching. Dalam proses coaching, seorang coach harus dapat memberikan pertanyaan pertanyaan kepada coachee untuk menggali masalh dan solusinya. Dalam proses ini, masih banyak fasilitator yang perlu belajar merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dan juga coach tidak diperkenankan untuk memberikan saran kepada coachee, tetapi semua ide penyelesaiannya harus berasal dari coachee itu sendiri. Oleh karena itu, tampaknya mentoring lebih bisa dilakukan dan dijalankan dengan baik. Terlepas apakah yang dilakukan mentoring atau coaching, konsep pembimbingan yang terstruktur pun harus diperlukan.

            : “Perangkat Dalam Mengajarkan Kewirausahaan”

Semester I:Keterampilan Menjual

            Pada semester pertama, sebagai tahap awal memasuki pelajaran kewirausahaan, mahasiswa diperkenalkan dengan tantangan untuk menjual. Mereka harus menjual “produk apa pun” dan tidak diperkenankan untuk memilih produk untuk dijual. Tim kurikulum bekerja sama dengan sejumlah vendor dalam menyediakan produk-produk mereka untuk dijual oleh mahasiswa. Produk meliputi banyak macam, mulai dari kebutuhan sekunder seperti buku, kue kering, jamu, hingga kebutuhan tersier seperti barang-barang mewah, barang hobi misalnya kebutuhan untuk para binatang atau produk-produk sosial bisnis. Setaip kelas secara acak diberi tugas untuk menjadi utusan penjualan dari perusahaan vendor.

            Tim kurikulum memberikan target yang berbeda bagi setiap macam produk. Untuk produk-produk kebutuhan primer, target penjualannya relatif lebih tinggi, baik dalam satuan barang maupun besarnya omzet penjualan. Materi kuliah yang diberikan pada semester pertama berkaitan dengan kemampuan penjualan berupa dasar-dasar kewiraniagaan. Tim kurikulum dalam dua kali pertemuan mendatangkan pembicara tamu yang berasal dari kalangan pebisnis yang berhasil. Mereka juga memberikan tip-tip kepada mahasiswa mengenai cara melakukan penjualan dengan “merekrut” pelanggan, kemudian cara mempertahankan pelanggan tersebut.

            Dasar keterampilan menjual adalah pintu gerbang untuk menjadi wirausaha. Prinsipnya adalah: “setiap produk yang bisa dijual, pasti bisa dibuat. Akan tetapi, tidak semua produk yang bisa dibuat, bisa dijual.” Dengan dasar prinsip ini, mahasiswa ditantang untuk merasakan sulitnya menjual produk dan mereka akan merasakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri jika berhasil menjual produknya.

            Pada semester pertama ini, pembelajaran difokuskan pada keterampilan pribadi. Oleh karena itu, selama perkuliahan mereka belum diminta untuk membentuk grup. Dan dilakukannya dengan individu terlebih dahulu. Bekal teori yang diberikan sebagai materi perkuliahan di kelas meliputi, penguasaan pengetahuan produk, pemahaman segmentasi pasar, penguasaan teknik negosiasi, dan pemahaman bermacam-macam jenis dasar penjualan.

                Beberapa Model Bisnis dan Hubungannya dengan Konsumen

  1. Asset Sale, yaitu dengan menjual barang yang semula milik anda ke pelanggan, terjadi perubahan kepemilikan. Contohnya, usaha perdagangan menyediakan barang yang ditawarkan kepada pembeli. Setelah pembeli membayar harga yang ditentukan, ia berhak memiliki produk tersebut.
  2. Usage Fee, yaitu biaya pemakaian suatu peralatan atau jasa yang dibebankan kepada pelanggan. Pelanggan hanya berhak menggunakan asset selama membayar sewa, atau memperoleh pelayanan selama membayar biaya pemakaian. Contohnya, sebuah hotel mengenakan tarif sewa kepada tamu yang menginap di hotel tersebut sesuai dengan jenis kamar yang dipakai dan jumlah hari ia tinggal.
  3. Subscription Fee, yaitu biaya langganan yang menerima jasa secara berturut-turut dalam satu satuan waktu tertentu. Contohnya, pada jasa Pendidikan berupa uang sekolah (kursus atau les privat).
  4. Lending/Renting/Leasing, yaitu biaya sewa atau rental suatu aset untuk dipakai penyewa berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan tertentu. Contohnya, meminjamkan uang dengan membayar bunga pada satuan rentang waktu sesuai dengan kesepakatan, menyewakan mobil atau rumah, menyewa beli aset berupa barang produk seperti mesin produksi dan properti.
  5. Leason Fee, yaitu hak memakai nama merek serta konsep manajemen yang telah dipatenkan. Contohnya, izin menggunakan nama serta sistem kerja yang telah dipatenkan. Misalnya, Kentucky Fried Chicken dan Mc Donald.
  6. Brokerage Fee, yaitu pedagang perantara. Contohnya, menjual jasa kepada penulis untuk mencarikan penerbit, sedangkan agensi artis menghubungkan artis dengan pihak yang menginginkan penampilan dari artis tersebut.
  7. Advertising Fee, yaitu jasa periklanan melalui laman web, media sosial, siaran lokal, TV bandara, dan lain sebagainya.
  8. Consultation/Advicing Fee, yaitu jasa konsultasi untuk memecahkan masalah, seperti dokter, psikolog, konsultan pajak, notaris, dan penasihat hukum.
  9. Service Fee, yaitu penjual jasa. Contohnya, salon kecantikan, spa, dan servis kendaraan.

Semester II:Eksplorasi Bisnis

            Akhir semester pertama, setelah mahasiswa memperoleh pengalaman dan pelajaran mengenai penjualan, mereka diminta untuk merencanakan bisnis yang diminati. Pusat perhatian pada materi kuliah semester dua ini, yaitu eksplorasi bisnis. Pada materi kuliah ini, pembentukan kelompok mulai dilakukan. Pembentukan kelompok dilakukan pada minggu pertama sampai minggu kedua, dengan tahapan:

  1. Setiap mahasiswa diminta untuk mengampanyekan rencana bisnisnya secara detail dan jelas dalam sebuah poster.
  2. Setiap poster ditempel di dinding sebagai sarana kampanye untuk merekrut rekan bisnis dalam kelompok.
  3. Semua mahasiswa akan menilai setiap rencana bisnis, memilih mana yang dinilai sesuai dengan visi dan misinya.
  4. Fasilitator kelas mengatur agar satu kelas akan terdiri atas maksimum sembilan sampai sepuluh kelompok bisnis. Setiap kelompok terdiri atas lima anggota.
  5. Setiap kelompok bisnis memiliki nama kelompok bisnis dan setiap ketua kelompok berperan sebagai CEO.

Membagi Tahap Pembelajaran

      Seluruh materi pembelajaran tersusun dalam bentuk kerangka anatomi yang terbagi dalam empat tahap selama 14 minggu pertemuan yaitu:

  • Minggu pertama hingga minggu keempat disebut tahap penemuan.
  • Minggu kelima dan keenam adalah tahap merancang bisnis ke dalam bisnis model kanvas.
  • Minggu ketujuh hingga ke-14 disebut tahap pencarian.
  • Minggu ke-15 ujian akhir semester

Tahap Penemuan

            Pada tahap penemuan yang berlangsung selama empat minggu, mahasiswa diberikan tugas untuk merancang ide bisnisnya dengan mengacu pada kebutuhan konsumen. Para mahasiswa diminta untuk mengamati apa yang sebenarnya menjadi permasalahannya. Setelah menemukan permasalahan tersebut, para mahasiswa akan diminta untuk mencari solusinya. Pada tahap ini, diberikan pelajaran bahwa perancangan bisnis tidak hanya didasari gagasan yang disukai, tetapi ada tahap mendasar yang harus dilalui. Apabila bisnis yang direncanakan sebelumnya mempunyai konsep yang kuat, maka mereka tinggal menyempurnakan saja. Akan tetapi, jika mereka belum mempunyai konsep yang kuat dalam berbisnis, para mahasiswa bisa Menyusun ulang atau menemukan ide baru yang layak dijadikan untuk berbisnis.

Definisi Masalah

            Pada bagian definisi masalah ini, mahasiswa diminta untuk mengamati suatu masalah yang dihadapi oleh masyarakat sekitar, atau mendatangi lokasi tertentu. Setelah mencari permasalahan yang dianggap menarik untuk dipecahkan, gejalanya diamati. Kemudian cari apa akar permasalahan tersebut. Baru kemudian mahasiswa dapat menulis definisi masalahnya. Dari definisi solusi tersebut, mahasiswa dapat diarahkan agar terlebih dahulu menetapkan hal-hal seperti, visi dan misi organisasi bisnis, analisis SWOT, strategi, kebijakan, program, anggaran, prosedur, dan mewujudkan rencana kerja. Dari titik inilah mahasiswa dipicu untuk menciptakan suatu visi dan misi guna mewujudkan kebutuhan, keinginan, dan harapan masyarakat dalam membentuk bisnis.

Perintisan Bisnis

            Sudah dijelaskan bahwa pada saat semester kedua ini mahasiswa diminta untuk menyiapkan ide bisnis yang sesuai dengan keinginannya. Ide dalam bentuk passion dan meaning tersebut bisa disalurkan melalui produk dan jasa yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Pada tahap berikutnya, realisasi ide produk yang kita tawarkan haruslah sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Tahap ini biasanya disebut dengan idea generation. Pada saat memasuki tahap penemuan, mahasiswa diarahkan untuk membentuk tim untuk bekerja sama dalam berbisnis.

Peta Jalan dan Rencana Pembelajaran

            Ini adalah cara mengimplementasi rencana pembelajaran pada semester dua dimulai dari gambaran peta jalan sekaligus rencana pembelajaran.

  • Minggu 1: inspirasi bisnis
  • Minggu 2: pembentukan kelompok bisnis
  • Minggu 3-Minggu 4: observasi dan eksplorasi
  • Minggu 5: membahas konsep model bisnis kanvas
  • Minggu 6: melakukan curah gagasan
  • Minggu 7: membuat purwarupa produk dan menunjukkannya kepada fasilitator
  • Minggu 8: UTS, setiap kelompok mempresentasikan hasil konsep model bisnis
  • Minggu 9: melakukan komunikasi pemasaran dengan menunjukkan purwarupa
  • Minggu 10: menghitung biaya pokok produksi, menetapkan harga jasa
  • Minggu 11: arus pendapatan
  • Minggu 12: program kelas kreatif
  • Minggu 13: legal business setup
  • Minggu 14: mengkaji tahap penemuannya
  • Minggu 15: UAS, mahasiswa menyerahkan hasil jadi konsep model bisnis

Manajemen Kelas

            Dalam mengelola manajemen kelas secara umum, waktu 150 menit dalam tiga SKS, 50 menit pertama terbagi menjadi dua materi, yaitu pengetahuan dan informasi. Sisanya 100 menit terbagi menjadi tiga kelompok sasaran, yaitu mentoring, mengkaji tugas, dan presentasi.

Indikator Keberhasilan dalam Pembelajaran

  • Mahasiswa berhasil menemukan peluang pasar
  • Membuat hipotesis model bisnis
  • Melakukan uji pasar
  • Mengevaluasi model bisnis
  • Perilaku, Komitmen, dan Etika bisnis

Komposisi Nilai

  • Tahap eksplorasi 20%
  • UTS (presentasi & makalah) 20%
  • Tahap mencari implementasi komunikasi pemasaran 15%
  • Perilaku, etika, komitmen 15%
  • UAS (pameran bisnis, portofolio tugas, refleksi dan rencana) 30%

Total nilai: 100%

Semester III:Eksekusi Bisnis

            Memasuki semester ketiga, materi perkuliahannya adalah eksekusi bisnis. Rancangan bisnisnya sudah semakin matang, dan setelah melakukan perencanaan, saatnya bisnis dieksekusi.

Tahap Perkuliahan

            Tahap pada perkuliahan di semester ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Penemuan dan strategi pengembangan pelanggan
  2. Menyusun konsep dan pengembangan sumber daya
  3. Aktualisasi

Rencana Pembelajaran Semester III

  • Minggu 1 : Course Overview & Business Exploration
  • Minggu 2 : Definisi dan Pertanyaan Permasalahan
  • Minggu 3 : Segmen Pelanggan/Profil
  • Minggu 4 : Solusi (produk, saluran, dan relasi)
  • Minggu 5 : Mini-ekshibisi
  • Minggu 6-Minggu 7: Penerapan Konsep Finansial
  • Minggu 8 : UTS (presentasi) + aktualisasi
  • Minggu 9 : Pemasaran Digital dan SOP + Aktualisasi
  • Minggu 10 : Aktualisasi
  • Minggu 11 : Kerja Tim + Aktualisasi
  • Minggu 12 : Manajemen Konflik + Aktualisasi
  • Minggu 13 : Pemasaran + Aktualisasi
  • Minggu 14 : Laporan Presentasi
  • Minggu 15 : UAS (Evaluasi dan Ekshibisi)

Semester IV:Menyempurnakan BMC(Business Modal Canvas)

            Tujuan perkuliahan pada semester IV ini adalah membuat mahasiswa mempunyai kerangka berpikir dengan orientasi pada solusi, berpikir kreatif, serta implementasi dan inovasi ke dalam ventura. Hasil pembelajarannya dapat dimulai dari perilaku, pengetahuan, dan keterampilan.

Rencana Pembelajaran Semester IV

  • Minggu 1 menjelaskan kondisi bisnis ventura mereka saat ini
  • Minggu 2 membuat ide konsep model bisnis kanvas inovasi mereka yang pertama
  • Minggu 3 mengerjakan tes konsep model bisnis kanvas secara individual
  • Minggu 4 mengaplikasikan konsep model bisnis kanvas ke bisnis ventura tim
  • Minggu 5 mempresentasikan subtipe inovasi
  • Minggu 6 menemukan info spesifik yang diperlukan untuk ide bisnis. Lalu presentasi
  • Minggu 7 membuat rencana eksekusi untuk strategi inovasi
  • Minggu 8 UTS
  • Minggu 9 membuat kembali rencana eksekusi
  • Minggu 10-Minggu 11 melakukan rencana eksekusi dan memantau perkembangan mahasiswa
  • Minggu 12-Minggu 13 kapita selekta
  • Minggu 14 UAS
  • Minggu 15 penutupan

Segmen Pelanggan

  • Pasar massal.
  • Pasar ceruk.
  • Pasar terbagi.
  • Pasar berbeda.
  • Pasar multijejaring.

Semester V:Menjadi Pemain Global

            Tujuan pembelajaran mahasiswa pada semester kelima ini yaitu, menerapkan standar global pada proyek ventura dimulai dari tentang aspek global dan penerapan strategi pada ventura, dan membangun jejaring secara global. Indikator keberhasilan mahasiswa setelah berhasil mengikuti perkuliahan ini yaitu, menganalisis empat kekuatan global, mengevaluasi bisnis berdasarkan empat kekuatan global, mendesain strategi ventura, mengelola ventura berkompetensi global, dan melakukan refleksi untuk langkah berikutnya.

Kekuatan Eksternal Kunci

            Tahap akhir dari pembelajaran kewirausahaan adalah menyiapkan bisnis mahasiswa untuk tampil di kancah internasional. Topik utama dari semester kelima berjudul key external forces membahas empat kekuatan global yang memengaruhi bisnis. Keempat kekuatan global tersebut yaitu, kekuatan pasar, kekuatan industri, tren kunci, dan kekuatan makroekonomi.

  1. Kekuatan Pasar
  2. Isu pasar
  3. Segmen pasar
  4. Kebutuhan dan permintaan
  5. Biaya peralihan
  6. Daya Tarik pendapatan
  • Kekuatan Industri
  • Pesaing
  • Pemain baru
  • Produk jasa pengganti
  • Pemasok dan pemain rantai nilai lainnya
  • Pemangku kepentingan
  • Tren Kunci
  • Tren teknologi
  • Tren regulasi
  • Tren sosio-ekonomi
  • Kekuatan Makroekonomi
  • Kekuatan makroekonomi
  • Pasar pusat
  • Kondisi pasar global
  • Komoditas dan sumber daya lainnya
  • Infrastruktur ekonomi

Sumber: Dr. Oscarius Y.A. Wijaya,.ENTREPRENEUR: Bagaimana Menciptakannya? Wawasan dan Ide            dalam Proses Pengajaran Kewirausahaan, Gramedia Pustaka Utama  Jakarta, 2016

inovasi dan kreatifitas dalam berwirausaha


A. Latar Belakang
Kreatif dan inovatif merupakan dua pengertian yang berbeda dalam definisinya namun keduanya saling mempunyai hubungan. Kreatif tanpa inovatif tidak bisa berjalan dan begitu pula inovatif tanpa kreatif juga tidak bisa terealisasi.
Jadi kreatif yaitu sebuah ide untuk menghasilkan sesuatu yang baru sedangkan inovasi itu bagaimana cara merealisasikan ide dari kreativitas tersebut.
Jadi, bagi seorang wirausaha harus selalu mempunyai kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan usaha yang di embanya. Karena jika sebuah usaha yang tidak disertai dengan kreativitas dan inovasi maka usahanya tidak akan pernah maju. Dikarenakan usaha mereka tertinggal dengan para pesaingnya.
Maka, disini kami akan menjelaskan dan memaparkan apa itu kreativitas dan apa itu inovasi dan

B. Pengertian dan ciri – ciri kreatif
Kreatif adalah kemampuan mengembangkan atau menciptakan ide dan cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Sedangkan Pengertian Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal baru, barik berupa gagasan, karya nyata, dalam bentuk aptitude atau non aptitude, kombinasi dari hal yang telah ada atau relatif berbeda dari yang telah ada sebelumnya. Kreativitas merupakan naluri yang ada sejak lahir namun, kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungannya.

Ciri-Ciri Kreativitas
Terdapat beberapa ciri-ciri kreativitas antara lain sebagai berikut:
Memiliki rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2. Memiliki daya imajinasi yang tinggi
3. Selalu memberikan gagasan atau usulan terhadap suatu masalah
4. Melihat suatu masalah dalam berbagai sudut pandang
5. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah

C. Pengertian dan ciri – ciri Inovasi
Inovasi adalah proses pembaharuan,pemanfaatan atau pengembangan dengan menciptakan hal baru yang berbeda dengan sebelumnya. Inovasi juga dapat diartikan penemuan baru dalam teknologi atau kemampuan dalam memperkenalkan temuan baru yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya. Orang yang melakukan inovasi disebut dengan inovator. Inovasi harus lah bermanfaat bagi sang inovator atau orang lain.

Ciri-Ciri Inovasi
Terdapat 4 ciri-ciri inovasi antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki ciri khusus
2. Memiliki unsur pembaharuan
3. Program inovasi melalui program yang terencana
4. Memiliki tujuan

D. Hambatan-hambatan Dalam Kreativitas
Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai ” mental walls which block the problem solver from correctly a problem or conceiving its solution” yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat ini terdapat pada setiap individu yang beda-beda.
Adapun beberapa penghambat seorang untuk mempunyai kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Hambatan psikologis, yaitu hambatan yang dikarenakan kebanyakan Kita telah mengikuti proses pendidikan formal ataupun non formal yang sangat menekan pentingnya satu jawaban yang benar.
2. Hambatan budaya, hal ini dikarenakan adanya keseragaman berfikir atau pemujaan terhadap berfikir logis dan rasional.
3. Hambatan lingkungan baik sosial maupun fisik, hal ini dikarenakan lingkungan sosial yang selalu teratur, dan lingkungan fisik atau layout yang tetap, permanen dan mapan sehingga dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas.
4. Hambatan bahasa berfikir, hal ini dikarenakan Kita memiliki beragam bahasa yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
5. Hambatan keterpakuan fungsional, hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita untuk mengfungsikan peralatan, orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara atau dengan Kata Latin terpaku pada apa yang dipelajari saja.

E. Cara Untuk Menumbuhkan Kreativitas Dan Inovasi
Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya, karena sudah diperhitungkan. Artinya resiko yang di ambil tidak terlalu rendah Dan juga tidal terlalu besar.
Jadi, kemampuan kreatif Dan inovatif secara rill dapat tercermin dalam kemampuan Dan kemauan until memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan Dan kemampuan until mencari peluang (oportunity ), kemampuan Dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing), dan kemampuan untuk membangun ide dan meramu sumberdaya.
Kemauan Dan kemampuan-kemampuan terse but diperlukan terutama untuk :
1. Melakukan proses atau teknik baru
2. Menghasilkan produk atau jasa baru
3. Mengahasilkan nilai tambah baru
4. Merintis usaha baru
5. Mengembangkan organisasi baru

Adapun cara meningkatkan kreativitas dalam wirausaha adalah dengan mengubah pola pikir Kita dan proses bertindak. Walaupun demikian, berbagai rider telah dilakukan untuk mencari cara bagaimana untuk meningkatkan kreativitas dalam proses memecahkan masalah, yaitu:
1. Perumusan masalah yang kreatif
2. Bertanya
3. Curah gagasan
4. Orang aneh
5. Iklim kreatif
Kreativitas menimbulkan suatu inovasi yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan usahanya. Karena dengan kreativitas akan muncul produk-produk baru yang berdayaguna dan dapat memberikan keberagaman dalam suatu produk yang akan menimbulkan ketertarikan konsumen dan juga tidak akan menimbulkan kejenuhan dari para pelanggan.

Berikut tips agar kreatif Dan inovatif dalam menjalankan bisnis :
1. Buatlah ide-ide Baru
2. Melawan ketakutan akan perubahan
3. Perkuat motivasi diri
4. Terima opinion orang Latin
5. Perbanyak pengetahuan


Jadi dengan tips diatas Kita bisa mencoba bagaimana cara Kira until menjadi seorang yang mempunyai pemikiran yang selalu kreatif Dan inovatif dalam menjalankan sebuah usaha. Karena kreativitas dan inovatif sangan berperan penting untuk meningkatkan usahanya Dan juga biar orang Latin bisa tertarik dengan produk kita.

Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan sumber daya yang menetukan solusi.

F. Sumber kreatifitas

1. Imajinasi dan ide

Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak pernah keluar rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana ke dunia sekitar. Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia.

2. Sifat Proses kreatif

Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang Kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif . Bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan jika mereka inginmenjadi kreatif, mereka harus belajar cara mengimplementasikan proses kreatif.

Proses inovasi di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat di pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran.

G. Jenis – jenis Inovasi, diantaranya yaitu :

1. Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner. Ex, penemuan pesawat terbang oleh wright bersaudara, telepon oleh alexander graham bell dll.

2. Pengembangan.Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda.

3. Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.

4. Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi engambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Misal, sintesis pada arloji oleh Casio.

H. Cara mengembangkan kreativitas dan berinovasi antara lain untuk :

1. Meningkatkan Efisiensi Produk.  Inovasi pada sebuah produk bertujuan untuk meningkatkan efisiensinya. Barang yang mengalami inovasi akan dapat melakukan tugasnya dengan tepat sasaran tanpa perlu membuang waktu lebih banyak. Contohnya pada jasa layanan pengiriman makanan di sebuah rumah makan. Bila dulunya hanya bisa melayani makan di tempat, maka inovasinya bisa dengan memberikan layanan jasa antar/delivery.

2. Sebagai Pembeda atau Ciri Khas Bisnis. Salah satu tujuan utama dari inovasi adalah melakukan atau menciptakan sesuatu yang berbeda dari para kompetitor di bidang sama. Jika ingin berinovasi pada produk, maka kembangkan produk itu hingga memiliki keunggulan atau spesifikasi khusus yang tidak ada di pasaran. Dengan begitu, suatu bisnis bisa memiliki pembeda atau ciri khas tersendiri, baik dalam hal produk maupun identitas. Contohnya produk kue brownies. Bila biasanya brownies menggunakan bahan baku standar yaitu tepung terigu, maka kali ini diciptakan brownies dengan bahan baku wortel atau ubi.

3. Menarik Lebih Banyak Konsumen. Setelah melakukan inovasi dalam bisnis, kamu nantinya berpeluang besar untuk menarik banyak konsumen lebih banyak dari sebelumnya. Konsumen memang menyukai hal-hal yang baru dan cenderung lebih unik dan yang memang mereka sukai. Contohnya pada bisnis alat tulis. Pulpen berwarna-warni dengan bentuk yang menarik akan lebih disukai oleh konsumen daripada pulpen dengan model standar.

4. Menciptakan Pasar Baru di Tengah Masyarakat. Tujuan lain inovasi dalam bisnis adalah untuk menciptakan pasar baru di masyarakat. Produk yang diberi inovasi memberikan fitur dan perkembangan terbaru yang akan menarik minat masyarakat. Sehingga masyarakat tertarik untuk membeli produk tersebut. Inovasi tidak selamanya memberikan perkembangan tetapi kadang juga melakukan pengurangan fitur. Contohnya produk telepon pintar. Beberapa fitur seperti kualitas kamera atau kapasitas memori dikurangi sehingga hadirlah sebuah produk baru dengan harga yang lebih murah. Produk baru ini nantinya akan menciptakan pasar baru yang mengincar harga yang lebih murah dengan produk yang tidak jauh berbeda kualitasnya.

I. Manfaat berfikir Kreatif dan Inovatif dalam kehidupan sehari-hari

1. Membuat Hidup Lebih Indah. Kreativitas akan membuat hidup menjadi lebih indah karena akan dikelilingi oleh hal-hal yang bervariasi dan tidak monoton. Menjalankan kegiatan yang penuh rutinitas akan membuat cepat merasa bosan, tidak semangat, dan pasif. Melakukan hal-hal kreatif yang bervariasi akan memberikan sesuatu yag baru dan segar. Selain bersekolah, sebagai remaja kita juga perlu mencoba hal-hal baru yang positif.

2.Meningkatkan Apresiasi terhadap Ide Orang Lain. Kreativitas akan meningkatkan pengertian dan apresiasi akan berbagai gagasan orang lain. Orang yang kreatif pasti bisa menerima dan menghargai ide-ide orang lain, tanpa memandang siapapun yang memberikan ide tersebut.

3.Meningkatkan Motivasi dan Semangat Hidup. Kreativitas akan meningkatkan semangat atau motivasi hidup. Orang yang kreatif tidak akan takut kehilangan peluang, sebab ia bisa menciptakan peluang sendiri. Orang yang kreatif tidak takut menghadapi masalah karena ia mampu menyelesaikan masalah dengan daya kreatifnya.

4.Salah Satu Faktor Kesuksesan Usaha. Semakin hari kreativtas dalam dunia usaha akan semakin diperlukan. Dalam dunia bisnis kreativitas menjadi salah satu faktor kesuksesan usaha. Semua kegiatan usaha memerlukan kreativitas, mulai penciptaan barang atau jasa, cara produksinya, cara pemasaran, cara pembayaran, dan menjaga kesetiaan pembeli untuk terus menggunakan produknya. Dengan semakin meningkatnya persaingan usaha, kreativitas mutlak diperlukan oleh seorang wirausaha untuk memenangkan persaingan.

5.Awal Terjadinya Inovasi dan Perubahan. Kreativitas menjadi langkah awal terjadinya inovasi (penemuan) perubahan-perubahan. Inovasi adalah hasil pendayagunaan kreativitas tertentu sehingga menjadi sebuah cara, proses, produk, atau sumber nilai baru, yang berbeda dari sebelumnya.

6.Meningkatkan Kualitas dan Taraf Hidup Manusia. Kreativitas berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia. Salah satu ciri karya yang kreatif adalah yang memberikan manfaat sosial sebab jika tidak memberikan manfaat, tidak ada artinya.

Kesimpulan
Kreativitas merupakan ide baru yang belum pernah ada sebelum nya. Baik itu beruba gagasan atau penemuan baru yang tidak ada pada sebelumnya. Kreatif sangat diperlukan dalam kewirausahaan.
Dan juga inovasi penemuan baru dalam teknologi atau kemampuan dalam memperkenalkan temuan baru yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Perbedaan yang mAencolok dari kedua nya kalo kreativitas lebih mengacu terhadap ide-idenya. Sedangkan inovasi merupakan bentuk dari peng implementasianya dari ide kreativitas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Zuhri Nase Saefudin, 2016. Kewirausahaan Kajian Perspektif Umum dan Islam. Bandung: Plater Media Kreasi.
Alma, B.2001, Kewirausahaan Untuk Memahasiswa dan Umum.CV Alfabeta, Bandung.
Bambang Riyanto, 1995, Dasa-dasar Pembelajaran perusahaan, Edisi. Keempat, Yogyakarta:BPFE UGM.
James C Van Harne, 1989, Financial Management and Policy, prentice Hall International Inc, New Jersey.
Yukl, Gray, 1996, “Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan”, Prehallindo, Jakarta.
Balug, M. 1986, Economic History and the History Of Economics. New York:NYU Press.
Conny Setiawan, dkk, 1998, pendekatan keterampilan proses, Jakarta, Gramedia.
http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-inovasi-kreatif-para-ahli-definisi.html?m=1#

https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/berita/6-hambatan-dalam-berpikir-kreatif

INTEGRALISTIK ETIKA BISNIS


DEFINISI ETIKA

ETIKA berasal dari kata ethos diartikan sebagai adat istiadat atau kebiasaan. Etika dihubungkan dengan filsafat moral, ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas. Nietzsche berpendapat Etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.

Etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdibud)[1] : Etika adalah : a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, b. tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarkat umum.  Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan bertanggungjawab.

Etika (Ethics) dapat  diartikan sebagai berikut : (a). dasar moral yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban. (b). Sebagai pedoman perilaku, sikap atau tindakan yang diterima dan diakui sehubungan dengan kegiatan manusia atau  kelompok tertentu. (c). Merupakan persoalan pendidikan, memberikan contoh yang benar dan pelayanan untuk mempraktekan perilaku moral dengan dialog yang jujur. Dalam hal ini, etika merupakan proses pembelajaran mengenai benar dan salah dan kemudian melakukan hal yang benar. (d). Etika dipandang sebagai ilmu tentang berperilaku mencakup aturan dasar yang dianut dalam hidup dan kehidupan.

Pada prinsipnya etika (ethics) mengacu  pada; a). Norma moral. Moral berhubungan dengan suatu tindakan antara yang benar dan salah dan  mengacu pada standar yang diakui tentang sikap yang benar dan baik. Tindakan yang sesuai norma disebut tindakan bermoral  baik, dan sebaliknya yang tidak sesuai dengan norma tersebut bermoral buruk atau immoral. b). Sikap dari kelompok tertentu atau seprofesi. C). Rambu-rambu prinsip moral yang menyeluruh, terutama rambu-rambu profesi tertentu.

Arti Bisnis dari yang telah dijelaskan di BAB 1 diatas adalah “keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarakan, atau  disewakan dengan  tujuan mendapatkan keuntungan.  Menurut Kamus Besar Indonesia :  “Bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan

Etika Bisnis

Dalam Etika Bisnis diterapkan secara khusus prinsip-prinsip dan norma-norma moral di bidang bisnis. The World Book Encyclopedia (2008), mengungkapkan etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah dengan menggunakan metode “reasoning”, bukan benar-salah menurut kepercayaan atau tradisi.

Oleh karena itu, selalu ada ”reason” (alasan) mengapa kita harus memegang teguh etika. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut ini dan lihatlah apa yang Anda akan dapatkan kalau Anda konsisten menjalankan apa yang Anda katakan (Maxwell, 1982):

Apa yang Saya KatakanApa yang Saya LakukanApa Yang Mereka Kerjakan
Saya bilang pada karyawan: “Datanglah ke kantor tepat waktu.”Saya  tiba tepat waktuMereka datang tepat waktu
Saya katakan pada karyawan:  “Bersikaplah positif”Saya menunjukkan sikap positifMereka akan berperilaku positif
Saya katakan pada karyawan:  “Utamakan pelanggan”Saya mendahulukan konsumenMereka mengutamakan konsumen

Boone and Curtz (2002:44) mengartikan etika bisnis sebagai standar perilaku dan nilai-nilai moral yang mengontrol tindakan serta keputusan pelaku bisnis sedangkan Bertens (2000) mengartikannya sebagai sebuah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis Responsibility- Consequences of management actions and decision.  Kant mengungkapkan kalau Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika bisnis.

Etika Bisnis merupakan salah satu bentuk dari Etika Terapan. Sehingga kenapa berbisnis perlu menggunakan etika antara lain :

1.    Bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, nilai-nilai kejujuran dan nilai hokum positif apabila tidak akan mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis;

2.    Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya;

3.    Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka dalam persaingan bisnis tersebut, orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin profesional justru akan menang.

4.    Etika dalam berbisnis ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri. Perkembangan dunia usaha untuk  kemajuan teknologi perusahaan yang berskala produksi besar dan menyerap banyak tenaga kerja. khususnya dengan adanya perubahan perusahaan tersebut  harus menyadari bahwa dalam beroperasi harus memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. 

5.    Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat denga mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang  biasa disebut triple bottom line.  Lingkungan hidup dan permasalahan sosial yang ditimbulkan semakin tegas, juga standar dan hukum yang akan berlaku. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility)

Berbisnis dengan Etis?

Berperilaku jujur dalam menjalankan aktivitas bisnis. Ini meliputi seluruh aspek dalam menjalankan usaha. Misalnya dalam aspek produksi berarti kita menghasilkan produksi sesuai dengan standar kualitas, aman dikonsumsi orang lain, dan memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh hukum maupun pembeli. Jujur berarti terbuka, menyebutkan segala kekurangan dan bahaya yang timbul dari produk anda. Jujur dalam berproduksi, memasarkan dan jujur dalam membayar pajak.

Usaha yang langgeng adalah usaha yang dijunjung oleh nilai-nilai etika.

Perusahaan yang tumbuh menjadi besar didirikan oleh:

1)     Orang-orang biasa yang sedari awal memegang teguh nilai-nilai moral dan etika.

2)     Menjaga kepercayaan dan tidak sembarangan dalam berkata-kata, apalagi dalam bertindak.

3)     Bekerja dengan tata nilai, dan merekrut orang dengan melihat nilai-nilai yang dianutnya. Mereka menanamkan nilai-nilai yang sehat sedari awal.

Peter Koestenbaum (2002) memberikan formula untuk memahami etika sebagai “melayani sesama”.  Karena keberadaan kita ditentukan oleh adanya orang lain, maka janganlah melakukan sesuatu pada   orang lain atas apa yang kita sendiri tidak senang menerimanya. Misalnya, anda tak senang tertipu, maka janganlah melakukan penipuan pada orang lain. Melayani sesama juga berarti Anda mau melihat dari kacamata orang lain. Masuklah ke dalam alam berpikir orang lain (another person’s point of view) dan lihatlah apakah perbuatan Anda menyenangkan atau tidak.  

Seringkali orang tidak menyadari perbuatannya akan mencelakakan orang lain sebelum waktunya tiba “Melayani sesama” juga berarti Anda menjadi seorang yang lebih dari orang yang mengembangkan orang lain (karyawan)

Anda berarti menjadi mentor/ guru yang membantu karyawan – karyawan anda menemukan hidupnya, melepaskan belenggu – belenggu mereka dan membuat hidup mereka lebih bermakna, lebih bernilai.

1)   Jangan masuk ke dalam bisnis yang tidak riil, apalagi yang menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindarilah membaca buku-buku yang menjanjikan cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.

2)   Yakinkan dan ucapkan terus dalam diri Anda bahwa Anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu berakhir baik.

3)   Berbisnislah dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan, win-win, melayani dan tanamkanlah nilai-nilai itu di usaha yang Anda bangun.

4)   Jangan tergoda untuk cepat berhasil. Ingatlah semua ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat beresiko negatif.

5)   Rekrutlah karyawan yang jujur dan jalankan apa yang Anda ucapkan.

B. PERAN ETIKA DALAM BISNIS

Cutlip,et.al (1007:141) berpendapat etika dan pemberlakuan aturan perilaku ini penting untuk melindungi orang-orang yang mempercayakan dirinya kepada kalangan professional yaitu antara lain : a). privelese profesi yaitu tinjauan berdasarkan pada kepercayaa public terhadap keahlian dan kebenaran tindakan profesional b). Status profesi. C). Otoritas profesi.

Untuk lebih lengkap lagi, Peran etika dalam bisnis begitu penting antara lain :

1)     Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.

2)     Sebagai kontrol terhadap individu.pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.

3)     Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial;

4)     Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja;

5)     Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan stakeholders yang penting untuk diperhatikan.

6)     Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis internasional.

7)     Pengelolaan bisnis secara profesional ; berdasarkan keahlian dan ketrampilan khusus, mempunyai komitmen moral yang tinggi, menjalankan usahanya berdasarkan profesi/keahlian

C. TEORI ETIKA DAN ALIRAN FILSAFAT

Etika ditinjau dari segi filsafat : Etika sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk sebagai pedoman sikap dan  tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma.

1.  Etika Utilitarian

Etika utilitarian menitik beratkan pada utilitas atau hasil yang diharapkan daris etiap keputusan untuk menentukan apa yang Baik atau buruk dan setiap tindakan diukur dari apakah tindakan itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian dan kemanfaatan yang terbanyak dengan pengorbanan yang sedikit. Filsafat ini dipelopori oleh Jeremy bentham (1780) dan john stuart mills (1861) yang berusaha memaksimalkan manfaat dari keputusan untuk orang sebanyak-banyaknya dan meminimalkan konsekuensi negative bagi orang lain.[2]

2. Etika Deontologi

Etika Deontologi berasal dari kata Yunani Deon artinya kewajiban. penekanan pada kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. “baik atau buruk setiap tindakan tidak diukur dari hasil nya, tetapi merupakan kewajiban moral /tugas yang bersumber dari kehendak secara mandiri. 

Suatu tindakan itu baik  dinilai berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri bukan pada akibat atau tujuan baik dari tindakan itu Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang  harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat tindakan itu. Menekankan motivasi, kemauan baik dari pelaku bisnis. Filsafat etika ini dipelopori oleh imanuel kant (1724-1804) yang mengungkapkan etika harus dipandu oleh kewajiban ketimbang konsekuensi.

Tiga prinsip supaya tindakan itu mempunyai nilai moral:

a.     Tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban;

b.     Tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu, melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu;

c.      Dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

3. EtikaTeleologi.

Etika yang mengukur  baik  buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan  yang hendak  dicapai,  atau berdasarkan   akibat  yang    ditimbulkan   oleh tindakan tersebut.

D. PRINSIP DAN LANDASAN ETIKA BISNIS

Prinsip etika bisnis pada umumnya melihat juga bagaimana budaya yang ada disekitarnya atau lingkungannya turut mewarisi budaya perusahaan. Seperti halnya pada bangsa Jepang dengan budaya “Bushido” dan bisnis yang bermula/berasal dari team work  keluarga yang terus melekat pada budaya perusahaan. Semangat” Bushido” dilandasi; kejujuran, keberanian, keadilan, kesetiaan, kedermawanan dan pengendalian diri.

Permasalahan yang sering kita temukan dalam kehidupan bisnis yaitu apabila terjadi penyimpangan etika bisnis yang sudah mendarah daging, sangat sulit diatasi dalam waktu singkat, seperti halnya budaya sogok, suap, dan sebagainya.

Oleh karena itu peranan dan penegakkan hukum sangat penting dan diperlukan,  sebagai sarana  yang tepat untuk mendorong ditaatinya nilai etis tertentu dalam bisnis. Ada beberapa prinsip dasar dalam etika bisnis antara lain :

1)     Prinsip Otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.

2)     Prinsip Kejujuran; dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya.

3)     Prinsip Keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.

4)     Prinsip Saling menguntungkan; juga dalam bisnis yang kompetitif.

5)     Prinsip integritas moral; ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

6)     Prinsip berbagi; saling membantu dan saling menjaga antara produsen dan konsumen.

Dalam pengelolaan perusahaan yang baik dikenal prinsip “GCG”( Good Corporate Governance) , dengan memperhatikan prinsip-prinsip bisnis : prinsip fairness, prinsip transparancy, prinsip accountability, prinsip responsibility.

1)     Transparansi: yaitu ketebukaan dalam melaksanakan prosespengambilan keputusan dalam mengemukakan informasi materriil dan relevan mengenai perusahaan.

2)     Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa bentruran kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak ,manapun yang i manapun yang tidak sesuai denag peraturan perundan-undangan yang berlaku.

3)     Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi,pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelola perusahaan terlaksana secara efektif.

4)     Pertanggungjawabanyaitu kesesuain di dalam pengelolaan prsh terhadap peraturan per-uu-an yang berlaku.

5)     Kewajaranyaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peratutan per-uu-an yang berlaku.

E. PELANGGARAN ETIKA BISNIS

Masalah yang sering terjadi dalam kegiatan berbisnis misalnya :

1)     Bidang Periklanan.

      yang dilihat dari persepektif etika bisnis : iklan tidak ada unsur kebohongan/penipuan; Pernyataan yang     menyesatkan; bertentangan dengan moral/etika; serta menghina ras dan agama.

2)     Pelanggaran Terhadap Haki.

Pelanggaran, penjiplakan terhadap hak Cipta, Merk, Paten, Disain Industri, Rahasia Dagang, dan sebagainya.

3)     Menjalin usaha yang ilegal.

Berhubungan dengan bisnis illegal seperti memperjual belikan minuman keras, rokok, narkoba atau bisnis malah meningkatkan rusaknya kehidupan masyarakat konsumen.

4)     Persaingan tidak sehat.

Persaingan menunjukan adanya dinamisasi dan bsia meningkatkan sehatnya suatu organisasi bisnis, tetapi akan berubah kalau dilakukan dengan tidak sehat, seperti monopoli, duopoly, oligopoly.

5)     Moralitas.

a.  Membangun bisnis untuk usaha besar, tanpa memperhitungkan faktor/dampak lingkungan (fisik, non fisik) dan tanpa prosedur yang benar

b.  Untuk memperbesar keuntungan sehingga menurunkan kualitas produksinya.

c.  Bisnis yang hanya memfokuskan pada bagian efisiensi (biaya/cost, overhead) dan rasionalisasi tanpa memperhatikan unsur moral.

6).  Penegakan Hukum dan Etika.

Reformasi moral melalui pemberdayaan hukum dan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan di bidang hukum antara lain pemberian atau penegakan sanksi, perlindungan di bidang HAKI  (Hak Atas Kekayaan Intelektual seperti Hak Cipta, hak Paten, Merk, Perlidungan Tahasia Dagang, Desain Industri), perlindungan  hukum bagi tenaga kerja di bidang hukum ketenagakerjaan, perlindungan  konsumen dan persaingan usaha tidak  sehat, dan sebagainya).

Midian Simanjuntak (Kompas, 16 Sepetember 1989, h.5) membagi Prilaku bisnis yang tidak etis kedalam 5 kelompok objek atau sasaran pengusaha : pembeli dan penjual, kompetitor, pejabat government, assets dan lingkungan.

Pembeli dan penjual

Berbagai prilaku yang dapat dianggap tidak etis terhadap customers (pihak pembeli maupun penjual terhadap suatu perusahaan) adalah sebagai berikut :

1.  Diskriminsasi harga (Price discrimination)

2.  Penjualan suatu barang yang dikaitkan dengan penjualan barang lain yang sebenarnya tidak termasuk suatu kesatuan (Tying arrangement/contract)

3.  Mengenakan persyaratan perjanjian dengan pembeli yang menyatakan bahwa pembeli tidak akan membeli barang yang serupa dari kompetitor penjual. (Exclusive dealing)

4.  Penetapan harga eceran minimm oleh produsen kepada pengecer (Price fixing) atau  penetapan harga jual kembali kepada pembelinya (Resale price maintenance) atau produsen membatasi daerah penjualan penyalurnya sehingga diantara sesama penyalurnya tdiak erjadi kompetisi (Territorial restriction)

5.  Praktik dagang yang menyesatkan atau menipu pembeli (Deceptive trade practices)

Kompetitor

perusahaan dengan monopoli akan mendapatkan keuntungan yang abnormal tinggi dengan harga jual tinggi dibanding dengan adanya kompetitor, kemampuan mendikte pasar yang dilakukan sekelompok atau satu perusahaan, keinginan untuk menguasai pasar dengan fair competition bukan free competition, selain prilaku tidak etis untuk menghancurkan kompetitor seperti : 

1.     Dumping. Tindakan dumping dimaksudkan untuk merebut pasangsa pasar melalui penjualan dengan harga yang sangat rendah, biasanya dibawah biaya pokok. Perusahaan seperti ini bersedia menderita rugi untuk periode tertentu sampai mendapat pangsa pasar, akibatnya kompetitor lemah akan terdepak dari arena bisnis, setelah kompetitor hilang barulah meningkatkan harga yang abnormal.

2.     Concerted activities by competitors yaitu aksi bersama dari beberapa perusahaan yang sebanarnya konpetitor. Misalnya pertukaran informasi harga. Prilaku ini semodel dengan group boycott yakni kelompok pembeli/penjual bersepakat untuk menolak untuk menuual kepada atau mebeli dari seseorang atau kelompok orang. Bentuk ekstrim lainnya seperti kartel.

3.     Interlocking directorates. Seseorang menjadi anggota direksi dari dua atau lebih perushaan besar yang merupakan kompetitor, besar sekali kemungkinan perushaan itu secara bersama memiliimkemampuan berprilaku seperti monopolis/monopsonis.

Pejabat  government

Perilaku tidak etis terhadap para perilaku pejabat government ini ialah penyogokan dan kolaborasi.

F. ETIKA BISNIS TINJAUAN HUKUM DAN AGAMA

1). Hukum Dan Etika

Etika dipandang sebagai “state of the art” hukum yaitu dimana pedoman perilaku yang ada saat ini ditafsirkan ke dalam hukum dan digunakan sebagai pedoman selanjutnya untuk masa yang akan datang.

Hukum akan mengkodifikasi harapan dari etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Meskipun disadari tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma etika memang bersifat dinamis, tetapi begitu ia dituangkan dalam ketentuan hukum sifat dinamisnya menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka di sini hukum tentunya harus memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan.

2).  Landasan Hukum Bisnis

a)     Landasan Ideal :  Pancasila

b)     Landasan Konstitusional : UUD 1945 è Pasal 33, Pasal 26 ayat 2

Ketentuan hukum lainnya  :

a)     Hukum Perdata (KUH Perdata, KUH dagang)

b)     Hukum Pidana

c)      UU Perpajakan dan Peraturan Pelaksanaanya

d)     UU Perseroan Terbatas (UU No. 1/1995)

e)     UU Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999

f)       UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999)

g)     Hukum dagang

h)     Hukum Ketenagakerjaan dan Peraturan pelaksanaanya

i)       UU HAKI : UU No. 14/2001 tentang paten, UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, UU No. 19/2002 tentang Hak Cipta

j)       UU tentang Rahasua Dagang (UU No. 30/2000)

k)      UU Kepailitan dan Peniadaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU No. 37/2004)

l)       UU Perkoperasian (UU No. 25/1992)

m)    UU Tindak Pidana Pencucian Utang (UU No. 15/2002 dan UU No. 25/2003)

n)     Peraturan Daerah.

3). Bisnis Dalam Tinjuan Agama

Etika bisnis dalam tinjauan agama sudah tertata dengan baik sebagaimana diungkapkan dalam tinjauan Islam. Pengertian “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari “ khuluqun”, artinya budi pekerti, tingkah laku. Akhlak sebagai ilmu menurut Islam adalah mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, yang berlakunya universal dan komprehensif bagi seluruh umat manusia disegala waktu dan tempat. Apakah dalam bisnis diperlukan etika atau moral? Jawabannya sangat diperlukan dalam rangka untuk melangsungkan bisnis secara teratur, terarah dan bermartabat. Bukanlah manusia adalah makhluk yang bermartabat?

Islam sebagai agama yang telah sempurna sudah barang tentu memberikan rambu-rambu dalam melakukan transaksi, istilah al-tijarah, al-baiu, tadayantum dan isytara (Muhammad dan Lukman Fauroni, 2002: 29) yang disebutkan dalam al-Qur’an sebagai pertanda bahwa Islam memiliki perhatian yang serius tentang dunia usaha atau perdagangan.

Dalam menjalankan usaha dagangnya tetap harus berada dalam rambu-rambu tersebut. Rasulullah Saw telah memberikan contoh yang dapat diteladani dalam berbisnis, misalnya:

          1.    Kejujuran.

Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang bersifat rahasia yang wajib diperlihara atau disampaikan kepada yang berhak menerima, harus disampaikan apa adanya tidak dikurangi atau ditambah-tambahi (Barmawie Umary, 1988: 44).

يأيها الذين امنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين #

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan  hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur(Q.S. al-Taubah: 119)

والذين هم لأماناتهم وعهدهم راعون #

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amant (yang dipikulnya) dan janjinya(Q.S. al-Mu’minun: 8)

Rasulullah Saw pada suatu hari melewati pasar, dimana dijual seonggok makanan. Beliau masukkan tangannya keonggokan itu, dan jari-jarinya menemukannya basah. Beliau bertanya: “Apakah ini hai penjual”? Dia berkata “Itu meletakannya di atas agar orang melihatnya? Siapa yang menipu kami, maka bukan dia kelompok kami” (Quraish Shihab, Ibid.: 8).

               2.  Keadilan

Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.   Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.

واوفوا الكيل اذا كلتم وزنوا بالقسطاس المستقيم ذالك خير وأحسن تأويلا

 (الإسراء:35)

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

(Q.S. al-Isra’: 35)

Dalam ayat lain yakni Q.S. al-Muthaffifin: 1-3 yang artinya:

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang), yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar  atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”

Dari ayat di atas jelas bahwa berbuat curang dalam berbisnis sangat dibenci oleh Allah, maka mereka termasuk orang-orang yang celaka (wail). Kata ini menggambarkan kesedihan, kecelakaan dan kenistaan. Berbisnis dengan cara yang curang menunjukkan suatu tindakan yang nista, dan hal ini menghilangkan nilai kemartabatan manusia yang luhur dan mulia.

3. Barang atau produk yang dijual haruslah barang yang halal, baik dari segi dzatnya maupun cara mendapatkannya. Berbisnis dalam Islam boleh dengan siapapun dengan tidak melihat agama dan keyakinan dari mitra bisnisnya, karena ini persoalan mu’amalah dunyawiyah, yang penting barangnya halal. Halal dan haram adalah persoalan prinsipil. Memperdagangkan atau melakukan transaksi barang yang haram, misalnya alkohol, obat-obatan terlarang, dan barang yang gharar dilarang dalam Islam (Muhammad dan R.Lukman F, op.cit.: 136-138). Di bawah ini tabel tentang prinsip-prinsip halal dan haram dalam Islam, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Prinsip Halal dan Haram

No.Prinsip Halal dan Haram
1.2.3.4.5.6.7.8.Prinsip dasarnya adalah diperbolehkan segala sesuatu.Untuk membuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.Melarang yang halal dan menbolehkan yang haram sama dengan syirik.Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.Apa yang halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah yang dilarang.Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.Yang haram terlarang bagi siapapun.Keharusan menetukan adanya pengecualian.

     Sumber: Lihat Muhammad dan R. Luman Faurani, Visi Al-Quran Tentang Etika dan Bisnis, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, hlm. 132. Lihat juga Choril Fuad Yusuf, “Etika Bisnis Islam: Sebuah Perspektif Lingkungan Global”, dalam Ulumul Quran, No. 3/V/1997, hlm. 16.

    Secara umum Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai dasar etika bisnis dalam Islam adalah tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah dan ihsan. Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke prinsip umum tentang keadilan, kejujuran, keterbukaan (transparansi), kebersamaan, kebebasan, tanggungjawab dan akuntabilitas. Semua ini akan lebih mudah dipahami dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Nilai Dasar dan Prinsip Umum Etika Bisnis Islami

Nilai DasarPrinsip UmumPemaknaan
TauhidKesatuan dan Integrasi          Kesamaan1.   Integrasi antar semua bidang kehidupan, agama, ekonomi, dan sosial-politik-budaya.2.   Kesatuan antara kegiatan bisnis dengan moralitas dan pencarian ridha Allah.3.   Kesatuan pemilikan manusia dengan pemilikan Tuhan. Kekayaan (sebagai hasil bisnis) merupakan amanah Allah, oleh karena itu didalam kekayaan terkandung kewajiban sosial.4.   Tidak ada diskriminasi diantara pelaku bisnis atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin, atau agama.

 Sumber: M.A. Fattah Santoso, “Etika Bisnis: Perspektif Islam”, dalam Maryadi dan Syamsuddin (ed.)., Agama Spiritualisme dalam Dinamika Ekonomi Politik. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001, hlm. 213-214.

          4.   Tidak Ada Unsur Penipuan

Penipuan atau al-tadlis / al-ghabn sangat dibenci oleh Islam, karena hanya akan merugikan orang lain, dan sesungguhnya juga merugikan dirinya sendiri. Apabila seseorang menjual sesuatu barang, dikatakan bahwa barang tersebut kualitasnya sangat baik, kecacatan yang ada dalam barang disembunyikan, dengan maksud agar transaksi dapat berjalan lancar. Tetapi setelah terjadi transaksi, barang sudah pindah ke tangan pembeli, ternyata ada cacat dalam barang tersebut. Berbisnis yang mengandung penipuan sebagai titik awal kehancuran bisnis tersebut.

Sedangkan menurut ajaran konghucu budaya kerja ditinjau dari budaya Ren yang terdiri dari lima sifat mulia manusia antara lain :

a)  Ren (hubungan industrial supaya mengutamakan keterbatasan, kebutuhan dan kualitas hidup manusia)

b)  Yi (tipu muslihat, timbangan yang tidak benar, kualitas barang dan jasa supaya disingkirkan atau dibenarkan agar tidak merugikan para stakehoulder)

c)  Li (Instruksi kerja, penilaian unjuk kerja, peranan manajemen harus dilandaskan pada kesopanan dan kesantunan)

d)  Zhi (kearifan dan kebijaksanaan dituntut dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan ketatalaksanaan kerja, khususnya dalam perencanaan strategi dan kebijakan)

e)  Xing  (setiap manajer dan karyawan harus saling dapat dipercaya)REFERENSI

Keraf, Sonny, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya

John Pieris c.s, Etika Bisnis & Good Corporate Governance

Peter PratleyThe Essence of Business Ethic/ Etika Bisnis

Chaeruman PasaribuSurahwadiHukum Perjanjian Dalam Islam

Tom GunadiEkonomi dan Sistem Ekonomi menurut Pancasila dan UUD 1945, Dasar Falsafah dan Hukum Corporate Governance, Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis

Abdullah, Taufik (ed.),. 1982. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.

Ahmad, Mustaq. 2001. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Ebenstein, W. 1980. Todays Ism. New Jersey: Prentice Hall.

Kunio, Yoshihara. 1990. Kapitalisme Semu Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.

Maryadi dan Syamsuddin (ed.),. 2001. Agama Spiritualisme dalam Dinamika Ekonomi Politik. Surakarta: Muhamamdiyah University Press.

Mengikuti Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa


Mengikuti Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa, Liem You Tjwan, Visimedia, Jakarta, 2008.

Prinsip-prinsip Menjadi Kaya.

      Ada sebuah cerita tentang dua orang pria yang bersahabat yang bernama A Coan dan Untung.Mereka harus hidup sederhana dan harus bekerja keras untuk menyambung hidup. Mereka mencari-cari informasi berkaitan dengan hal yang bias dilakukan agar masa depan mereka lebih terjamin. Mereka melamar kerja dari satu tempat ketempat yang lain. Namun, mereka tidak mendapat pekerjaan seperti yang mereka idamkan karna pendidikan mereka sangat rendah.Menghadpi kenyataan bahwa mencari pekerjaan sangat sulit mereka memutuskan utuk berwiraswata. Mereka kemudian mengumpulkan uang yang masih mereka miliki dan membangun usaha tambal ban di suatu tempat.

Usaha mereka perlahan-lahan menjadi lancar dan membuahkan keuntungan yang cukup besar untuk ukuran mereka.Setiap bulannya mereka selalu membagi hasil keuntungan. Keuntungan yang diterima A Coan selalu ditabung dengan sangat disiplin hingga suatu hari A Coan mendapat tawaran menyewa sebuah tempat untuk bisnis tambal bannya yang lebih dekat dengan pusat keramaian, meskipun keadaannya tidak lebih baik dari pada tempat yang digunakannya saat ini. Setelah menghitung masak-masak, A Coan dan Untung sepakat untuk berpisah.A Coan mengeluarkan modal tambahan untuk menempati lokasi yang baru, sedangkan untung masih berbisnis ditempat yang lama.

Dua bisnis tersebut masing-masing berjalan lancar hingga singkat cerita tiapuluh tahun telah berlalu.A Coan dan Untung masing- masing telah memiliki keluarga dan siap memberikan tongkat kepemimpinana bisnis kepada putranya. A coan meyerahkan kepada putranya sebuah bisnis karoseri mobil yang cukup besar dan memiliki aset puluhan miliar, sedang untung menyerahkan kepada putranya sebuah bisnis bengkel motor yang bertempat di sebuah kios berukuran 3 x 4 meter yang hanya memiliki aset puluhan juta rupiah.

Bukankah A Coan dan Untung sama-sama merintis usaha dari nol? Bukankah usaha yang mereka geluti adalah bidang usaha yang sama?.Timbul pertanyaan di benak kita tentang hal-hal yang dilakuakan oleh A Coan selama 30tahun sehingga menimbulkan perbedaan ekonomi yang cukup drastis jika dibandingkan dengan keadaan ekonomi Untung.Apakah A Coan lebih pintar dari pada Untung?Toh, baik A Coan dan Untung sama-sama tidak memiliki pendidikan yang tinggi.Ternyata bukan itu masalahnya.Orang Tionghoa di Indonesia tidak semuanya kaya-raya, tetapi sebagian besar dari mereka memiliki prinsip-prinsip yang mereka jalankan secara disiplin sehingga kemudian hari membuahkan hasil yang sangat luar biasa.

Tiga Pilar Utama

Ada banyak prinsip yang diajarkan oleh orangtua Tionghoa kepada putra-putrinya.Namun, jika ditarik benang merahnya ada tiga pilar utama dari sekian banyak prinsip tersebut yang telah berhasil membawa orang Tionghoa menuju kesuksesan finansil.Ketiga pilar tersebuat adalah KERJA KERAS, HIDUP HEMAT, dan PUTARKAN UANG YANG ADA.

1. Kerja keras

      Orang tionghoa di indonesia dikenal dengan memiliki sifat kerja keras dan tak kenal lelah. Prinsip ini adalah hal utama yang membuat mereka lebih sukses secara finansial dibandingkan dengan orang (etnis) lain. Kita bias melihat pebedaan bengkel milik A Coan dan Untung. A Coan sangat tau betul ketika berbisnis dengan cara yang sama yang dilakuan oleh orang lain, bisnisnya tidak akan memiliki nilai lebih. Jika tidak ada nilai lebih, maka penghasilannya juga tidak melebihi bengkel lain. Cara yang paling bias dilakukan A Coan dalam bisnisnya adalah memberikan jam buka yang melebihi jam buka bengkel lain.

2.   Hidup Hemat

      Saya masih ingat ktika sekolah dasar di kelas dua. Saat itu, saya selalu diberi uang saku Rp200. Ketika memberi uang saku tersebut, papa saya berpesan saya hanya boleh mempergunakannnya utuk uang jajan sebesar Rp100, sedangkan Rp100 lagi harus saya tabung secara disiplin. “Mengapa harus menabung?” Papa saya menjawab dengan sabar, “Agar kalau sewaktu-waktu papa tidak bias memberi uang saku, kamu masih tetap mempunyai uang jajan sebesar Rp100 dari tabunganmu”. Hal tersebut memaksa saya untuk selalu hidup hemat dan memaksa saya selalu hidup di bawah kemampuan finansial saya. Banyak orang yang paham prinsip hemat, tetapi sedikit yang bias mengikuti prinsip Tioghoa karna mereka sudah merasa tidak cukup dengan penghasilannya. Mereka merasa penghasilannya tidak pernah cukup tetapi sebetulnya hanya disebabkan mereka tidak dapat mengekang kinginan-keinginannya.

3.   Putar Uang Yang Ada

      Prinsip kerja keras dan hidup hemat adalah prinsip yang memberikan peluang lebih besar bagi siapapun untuk memiliki dana cadangan dalam hidupnya. Dana cadangan tersebut harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar suatu saat jika dibutuhkan dapat di gunakan.Orang Tionghoa tidak terlalu tertarik menyimpan rupiah dalam jumlah besar karena mereka harus berjuang mengalahkan inflasi. Orang Tionghoa akan berfikir sedemikian rupa untuk mengelola dana cadangannya dengan dua buah tujuan, yaitu mengalahkan inflasi dan mengembangkan dana cadangan.

25 Prinsip Penunjang

1.   Prinsip Harus Bisa

       Prinsip “Harus bisa” ini selalu tertanam dalam diri orang Tionghoa. Mereka selalu berfikir jika orng lain bisa, kita juga harus bisa. Mereka tidak pernah berpuas diri ketika mencapai suatu tingkat tertentu, tetapi selalu melihat hal yang ada di atas mereka.Hal ini yang membuat orang Tionghoa selalu terpacu untuk meraih kesuksesan.

2.   Prinsip Wirausaha

      Selain nama, apa pertannyaan yang paling umum diajukan oleh dua orang Tionghoa ketika baru saja bertemu dan berkenalan? Pertanyaan tersebut bukanlah mengenai pekerjaan, tapi “Apa Usaha Anda”? Orang Tionghoa akan jauh lebih bangga jika memiliki usaha sendiri, mekipin usaha yang dirintis masih sangat kecil. Dengan Mereka berfikir dengan menjadi seorang wirausaha atau pengusaha, mereka akan memiliki peluang jauh lebih luas untuk mendapatkan kesuksesan finansial. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pemikiran banyak orang Indonesia yang saling bereput pekerjaan selepas kuliah.

3.   Prinsip Memulai dari Kecil

      Dalam hal memulai segala sesuatu dari yang kecil tampaknya orang Tionghoa jagonya.Pada saat memulai tersebut mungkin mereka tidak mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang mereka harapkan, tetapi mereka selalu berfikir tentang peningkatan yang bisa dicapai setiap harinya.

4. Prinsip Harus Bisa Dipercaya

       Orang Tionghoa selalu mengajarkan kepada putra-putrinya sebuah prinsip yang sangat penting dalam kehidupan, yaitu prinsip dapat dipercaya. Ketika kita bisa dipercaya oleh orang lain, akan muncul banyak peluang dan kesempatan baru dihadapan kita.

5.   Prinsip Tidak Mudah Percaya

       Ketika ada tawaran yang seakan-akan bisa mendatangkan keuntungan dengan sangat mudah, orang Tionghoa cendrung tidak percaya.Hal ini yang menyebabkan banyak orang Tionghoa selamat dari praktik kecurangan di masyarakat. Mereka sangat berhati-hati sekali kerja sama dengan orang baru. Pada umumnya ada tahapan ketika orang baru itu harus berjuang menunjukkan bahwa dirinya dapat dipercaya.

6.   Prinsip Pinjam Orang Dalam

      Tidak setiap orang Tionghoa selalu bergelimang dana tunai, ada saatnya  sebagian dari mereka juga membutuhkan dana tunai, entah untuk keperluan sehari-hari atau menambah modal usaha. Pada saat seperti itu terjadi, biasanya mereka tidak tergiur oleh berbagai macam tawaran kartu kredit.Mereka justru cendring menghindari kartu kredit dari luar.Mereka sangat paham betul ketika meminjam dari pihak luar, ada beban bunga yang harus dibayar, dan itu berarti kita harus membayar lebih mahal untuk sebuah manfaat.Untuk mengatasi kesulitan keuangannya, yang biasa dilakuakn orang Tionghoa adalah mencari pinjaman dari orang dalam.Orang dalam disini terutama adalah keluarga.

Umumnya mereka saling meminkan uang yang dihitung dalam bentuk emas. Misalnya, saya membutuhkan dana  Rp100 juta untuk memulai usaha, saya akan meminjam uang kepada kakak saya yang dikonversi dalam bentuk emas. Saya akan menggunakan dana tersebut dan suatu saat nanti bisa tahun depan atau dua tahun lagi, saya harus mengembalikan uang tersebut dengan harga sebesar emas yang dikoversikan tadi.

7.   Prinsip Tidak Mudah Membuka Diri

       Pada umumnya orang Tionghoa akan mengambil sikap merendah tentang keadaan dirinya jika ditanya oleh orang asing. Mereka tidak mudah membeberkan apa yang mereka miliki. Selain mereka tidak suka pamer, hal tersebut juga untuk keamanan diri mereka. Mereka Tahu betul jika orang lain mendapakan semua informasi berkaitan dengan yang dimilikinya, keamanan mereka sangat rentan sekali.

8.   Prinsip Modal Bergulir

      Pada umumnya orang Tionghoa tidak mudah menggunakan keuntungan usahanya. Ketika mendapatkan keuntungan, orang-orang Tionghoa akan cepat-cepat membelikan barang dagangan untuk melengkapi toko atau bisnisnya. Mereka hanya mengambil sebagian kecil keuntungan untuk kebtuhan sehari-hari. Prinsip ini tidak dilakukan oleh orang lain. Pebisnis lain biasanya ketika mendapatkan keuntungan akan cepat-cepat membelikan barang-barang komsumtif sehingga bisnisnya selama bertahun-tahun hanya berjalan di tempat.

9.    Prinsip Beli Dalam Jumlah Partai

       Salah satu ciri orang Tionghoa dalam melakukan bisnis perdagangan adalah keberaniannya mengambil resiko. Pada umumnya mereka akan bergerak maju untuk pemain partai. Pemain partai adalah mereka akan membeli produk dalam jumlah besar kemudian menjualnya kepada pedagang atau pengecer.

10.  Prinsip Buang Sial

       Orang Tionghoa pada umumnya tidak menyukai masalah.Mereka menginginkan semua berjalan dan terkendali. Hal itu menyebabkan jika mereka menghadapi masalah yang menuntut pengorbanan waktu, energi, dan pemikiran, mereka cenderung menggunakan sebagian kecil uangnya untuk menyelesaikan masalahnya dan terlepas dai masalah tersebut sesegera mungkin.  Mereka menganggap dana-dana tersebut sebagai buang sial.Prinsip buang sial ini hanya berlaku sekali. Jika mereka mengalami hal ini berkali-kali, mereka akan mencari jalan yang lebih aman untuk menghindari kejadian seperti ini berulang kembali.

11. Prinsip Simpan Receh

       Orang Tionghoa merasakan betul sulitnya mencari uang sehingga kepingan recehpun mereka hargai. Mereka memiliki pemikiran  bahwa uang satu juta tidak bisa di sebut dengan satu juta tanpa ada uang seratus rupiah.

12. Prinsip Paling Lengkap

      Tentu kita pernah berkunjung ke counter hanpone yang di miliki oleh orang Tionghoa. Apa yang kita alami ketika mencari suatu barang? Apapun yang kita Tanya mereka selalu menjawab kami ada barang sehingga kita memiliki kesan bahwa toko itu lengkap.Bila kita cermati lebih jauh, toko orang Tionghoa itu tidak selengkap kesan yang ditimbulkannya. Mereka akan selalu berusaha melengkappi toko mereka selengkap mungkin, tetapi jika kemampun mereka belum mencukupi, mereka akan berkolaborasi dengan toko lain. Inilah salah satu prinsip yang menunjang berkembangnya toko-toko milik orang Tionghoa.

13. Prinsip hulu-Hilir

      Prinsip yang menguasai dari hulu kehilir ini yang membuat bisnis yang dimiliki oleh orang Tionghoa berkembang dengan sangat cepat.Contohnya, seorang pengusaha yang memiliki bisnis utama di bidang tepung gandum. Pada mulanya mereka akan berbisnis dengan sekala kecil. Ketika bisnis berkembang pesat, mereka akan membeli dengan partai besar, dan seterunya hingga mereka menguasai seluruh alur bisnis gandum. Dengan menguasai dari hulu sampai kehilir, keuntungan melipah dengan sendirinyapun dating.

14. Prinsip Pandai Berhitug

      Bagi kebanyakan orang Tionghoa, kesuksesan tidak didasarkan pada pandainya seseorang di sekolah atau deretan gelar yang sangat panjang.Mereka lebih banyak menekankan kesuksesan pada seberapa banyak uang yang didapat ketika berbisnis.Orang Tionghoa lebih berprinsip sekolah untuk belajar pengetahuan yang bisa di manfaatkan untuk bisnis dan bisa mendatangkan keeuntungan pribadi.

15. Prinsip Investasi

      Orang Tionghoa tidak begitu suka menabung.Mereka lebih suka berinvestasi sehingga uang yang mereka miliki berputar dan dapat menghasilkan keuntungan dikemudian hari.

16. Prinsip Tampil Seadanya

      Jika kita berkunjung ke Plaza Senayan yang banyak menjual berbagai macam pakaian yang berkelas dengan harga yang mahal, kita hanya sedikit menemukan orang Tionghoa di tempat itu.Hal ini terjadi bukan karna orang Tionghoa tidak punya uang, tetapi mereka memilih untuk tampl seadanya.Mereka tidak terlalu peduli dengan merek dan prestise, mereka hanya memedulikan fungsi dan kenyamanan pakaian.

17. Prinsip Lokasi Straregis

       Ketika kita membangun sebuah bisnis, akan jauh lebih baik jika kita memiliki lokasi yang sangat strategis, dalam arti mudah dijangkau dan dekat dengan pusat keramaian. Jika memiliki lokasi strategis dan dekat dengan keramaian, mereka tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk promosi.

18. Prinsip Membina Relasi

       Orang Tionghoa sangat paham bahwa dirinya tidak bisa hidup sendiri.Sehingga mereka menekankan kepada putra-putrinya untuk dapat membina relasi dengan siapapun.Membina relasi tidak hanya bermanfaat ketika kita mendapat sebuah masalah, tetapi berguna juga untuk kemajuan bisnis yang kita lakukan.

19. Prinsip Makan Harus Dihabiskan

       Orangtua saya mengatakan bahwa perlu beberapa bulan untuk menghasilkan satu butir nasi.Jadi, jangan pernah membuangnya dan setiap kali makan kita harus menghabiskannya.Hal ini membuat orang Tionghoa selalu menyediakan atau membeli makanan secukupnya. Berbeda dengan orang lain yang biasa membeli makanan yang berlebihan dan pada akhirnya tidak habis.

20. Prinsip Mencari Yang Terbaik

      Prinsip mencari yang terbaik ini diterapkan ketika kita hendak membeli sesuatu untuk dipergunakan dalam jangka panjang. Misalnya, dalam sebuah membeli mobil pada umumnya orang Tionghoa akan membeli mobil terbaik yang mampu dibeli sesuai dengan kebutuhannya.

21. Prinsip Menahan Diri

      Orang Tionghoa sangat jago dalam hal menahan diri.Mereka tidak mudah untuk mengigini sesuatu hal yang baru. Mereka lebih peduli dengan hal-hal yyang berkaitan dengan bagaimana cara semakin memperbesar pundi-pundi keuangannya.

22. Prinsip Tidak Menyakiti Hati Orang Lain

       Dalam banyak hal prinsip ini membuat kita lebih rendah hati.Tentunya, hal ini adalah hal yang sangat positip untuk kita terapkan.

23. Prinsip Menghormati Leluhur

       Orang Tionghoa sangat menekankan prinsip menghormati leluhur.Mereka berprisip jika tidak ada orangtua kita juga tidak ada.

24. Prinsip Orang Lain Sebagai Saudara

      Saya pernah diajarkan untuk melakukan bisnis dengan memperlakukan orang lain sebagai saudara dan saudara seperti orang lain. Maksudnya, ketika kita melakukan bisis dengan orang lain, kita harus memperlakukan mereka dengan berbagai macam toleransi yang wajar, dan ketika ada hubungan bisnis dengan saudara, kita harus memperlakukan mereka seperti orang lain.

25. Prinsip Mengutamakan Keluarga

      Orang Tionghoa memiliki pemikiran bahwa keluargalah yang paling utama.Mereka bekerja untuk keluarga sehingga ketika keluarga lebih membutuhkan kehadiran mereka, dengan sangat mudah mereka menomor duakan pekerjaan.

INVESTASI EMAS

      Disini kita akan membahas bebagai macam sarana investasi yang dilakukan oleh orang Tionghoa dalam memutarkan dana cadangannya sehingga kemudian hari peningkatan dana tersebut dapat mengalahkan inflasi, bahkan dapat mendatangkan keuntungan dalam jumlah besar. Investasi yang kita bahas dalam bab ini adalah investasi emas.

       Emas adalah logam mulia yang sangat diminati oleh siapapun. Emas menjadi sesatu yang  menarik untuk diinvestasikan karena harga emas dalam rupiah telah terbukti naik secara terus-menerus dan mengikuti alur inflasi.

Bentuk Investasi Emas

1. Investasi Emas Perhiasan

      Perhiasan emas sngat dikenaluas oleh semua orang karena selain dapat digunakan untuk sarana investasi, juga dapat digunakan untuk mempercantik penampilan.Harga emas perhiasan ditentukan oleh beberapa macam factor. Diantaranya warna, kadar, dan bentuknya. Selain berdasarkan warna da karat, emas perhiasan juga dinilai dari bentuk dan keunikan sehingga sangat sering dijumpai seebuah gelang yang sama dan kadar karat yang sama, harga jah berbeda. Biasanya semakin unik sebuah bentuk perhiasan akan semakin mahal harga untuk pembuatannya. Dalam perhitungan harga emas, biaya keunikan tersebut biasanya dikenal dengan ongkos pembuatan.

2. Investasi Emas Lantakan

      Jenis emas yang kedua adalah emas latakan. Emas ini hanya tersedia dalam kadar 24 karat. Emas ini sering disebut dengan emas batangan atau dengan istilah fine gold. Bentuk emas latakan  atau batangan inilah yang menjadi incaran orang Tionghoa untuk diinvestasikan karena kandungan emas 24 karat dapat meminimalisasi permainan harga oleh pedagang, tidak ada ppn, dan ongkos pembuatannya relatif kecil. Untu emas latakan tidak dikenai pajak.Hal inilah yang membuat investasi dalam bentuk emas menjadi semakin menarik.

3. Investasi Emas Koin

      Pada prinsipnya emas koin sama dengan emas latakan. Hanya bentuknya berupa koin.Bentuk koin emas ini berupa koin emas cetakan, koin emas mata uang, dan koin emas kuno. Investasi dalam bentuk koin emas biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cukup memiliki dana cadangan yang banyak karena investasi dalam bidang ini dapat dikategorikan investasi benda seni. Biasanya orang yang berinvestasi dalam bentuk koin emas kuno sudah lebih dulu membangun fondasi ivestasi dalam bentuk emas latakan.

INVESTASI MATA UANG ASING

Ada Apa Dengan Mata Uang Asing?

      Masing-masing negara memiliki mata uang yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Perbedaan mata uang ini mengakibatkan munculnya sebuah harga mata uang suatu Negara jika dibeli dengan mata uang Negara lain. Harga tersebut bisa berubah-ubah setiap waktu yang disebabkan oleh begitu banyak factor, diantaranya permintaan dan penawaran yang berkaitan dengan masalah ekspor, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, serta tindakan-tindakan spekulasi.Orang Tionghoa di Indonesia sangat tau betul bahwa rupiah sangat rentan mengalami pelemahan dari waktu ke waktu dibandingkan dengan mata uang Negara-negara maju. Berdasarkan hal tersebut, investasi  dalam bentuk penyimpanan mata uang asing menjadi salah satu investasi yang diminati orang Tionghoa.

Jenis transaksi mata uang asing dapat di uraikan sebagai berikut.

1. Transaksi Forward

     Transaksi forward merupakan transaksi pembelian dan penjualan mata uang asing yang harganya ditentukan saat ini dan berlaku untuk beberapa waktu kedepan. Misalnya, tiga bulan atau enam bulan kedepan.

2. Transaksi Dual Currecy Deposite

    Merupakan transaksi untuk membeli atau menjual satu mata uang asing dengan mata uang asing lainnya.Misalnya, GBP/USD.

3. Transaksi Margin

    Transaksi margin mirip dengan transaksi dual currecy deposite, tetapi menggunakan margin jaminan. Artinya, ketika kita membeli suatu mata uang asing, kita hanya mengeluarkan dana jaminan sebesar sekian persen.

4. Transaksi Spot

     Transaksi spot merupakan transaksi yang dilakukan di bank dengan penyerahan secara fisik mata uang asing atau yang kita beli. Mata uang tesebut dapat juga kita simpan di bank dengan aturan yang berbeda untuk setiap bank dan setiap mata uang.

Komponen Perhitungan Transaksi

Perhitungan transaksi mata uang asing secara fisik di money charger lebih sederhana jika dibandinkan dengan perhitungan transaksi emas latakan karena dalam transaksi mata uang asing tidak dikenal adanya biaya ongkos pembuatan,  sehingga cara perhitungan transaksipun hanya berdasarkan pada harga jual dan harga beli. Berikut ini adalah komponen-komponen perhitungan transaksi mata uang asing di money charger.

1. Harga Bid dan Ask

    Harga bid adalah harga beli pihak bank di money charger. Artinya, ketika kita akan menjual mata uang asing yang kita miliki, perhitungannya didasarkan pada harga bid. Harga ask adalah harga jual pihak bank sehingga ketika kita membeli suatu mata uang asing, yang menjadi perhitungan adalah harga ask.

2. Kurs Tengah

    Kita melakukan penjualan atau pembelian mata uang asing lebih banyak melalui bank atau money charger sehingga kita harus mengetahui kurs yang berlaku di bank atau money charger tersebut. Contohnya, seandainya kita akan melakukan transaksi pembeelian atau penjualan mata uang asing melalui BCA, kurs yang berlaku adalah kurs yang dikeluarkan dari BCA.

3. Yield

    Perhitngan yield dalam investasi mata uang asing sangat mudah, yaitu dengan mengurangkan hasil penjualan dengan harga perolehan.

INVESTASI SAHAM

Saham menjadi salah satu alternative selanjudnya yang diminati oleh orang Tionghoa setelah mereka mempangn fondasi investasi  dalam bentuk emas dan mata uang.  Dibanding investasi dalam bentuk emas atau mata uang, dapat dikatakan saham lebih beresiko besar.Pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan perusahaan menjadi factor penentu naik-turunnya harga saham.

Hal-Hal Seputar Saham

1. Saham dan Emiten

    Saham merupakan bukti keikut sertaan dalam modal perusahaan.Perusahaan yang mengeluarkan saham tempat saham tersebut dicatat dan diperdagangkan melalui bursa efek disebut dengan emiten.Ketika kita membeli dapat diartikan pula bahwa kita membeli kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan ini berfungsi untuk memprediksi tingkat keuntungan perusahaan pada masa yang akan datang. Laba yang akan diterima masih dalam bentuk  prediksi sehinga setiap orang meemberikan prediksi yang bermacam-macam.

2. Broker

    Dalam transaksi saham, kita tidak bisa menjual atau membeli langsung kepada perusahaan yang menerbitkan saham.Kita harus melakukan transaksi melalui jasa broker.Atas jasanya sebagai perantara, umumnya broker mengenakan komisi untuk setiap transaksi, baik beli maupun jual.

3. Lot

    Lot merupakan satuan transaksi saham.Di Indonesia satu lot saham sebanyak 500 lembar.Setiap kali melakukan transaksi, jumlah minimum yang kita transaksikan adalah satu lot.

4. Harga Beli (Bid) dan Harga Jual (Offer)

    Harga beli adalah harga yang berlaku sebagai dasar perhitungan saat kita melakukan transaksi jual.Harga jual adalah harga yang berlaku sebagai dasar perhitungan saat kita melakukan transaksi beli.

5. Mekanisme Transaksi

     Mekanisme transaksi adalah menggunakan system antrian dan masing-masing penjual dan pembeli bebas  menentukan harga jual atau harga beli yang di inginkan. Setiap penawaran tersebut diurutkan sesuai dengan  waktu masuknya dan dipertemukannya antara penawaran harga beli tertinggi dan penawaran harga jual terendah.

6. Waktu Transaksi

    Kita dapat melakukan transaksi jual-beli saham pada  hari bursa dan jam bursa.

Komponen Perhitungan Transaksi Saham

1. Harga saham

     Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam transaksi saham kita  mengenal ada harga beli dan harga jual yang digunakan sebagai dasar perhitungan transaksi.

2. Komisi ini selalu kita bayarkan kepada broker setiap kali kita melakuan transaksi jual dan beli.

3. Pajak Atas Komisiadalah biaya yang selalu kita keluarkan setiap melakukan transaksi yang besarnya 10% dari komisi yang kita bayarkan kepada broker

4. Levy adalah biaya yang kita keluarkan untuk bursa efek, besarnya 0,0043% dari nilai transaksi

5. Pph adalah pajak yang harus kita keluarkan untuk pemerintah setiap kita melakukan transaksi jual.

6. Capital GainKeuntungan yang kita peroleh dari selisih harga perolehan dan hasil penjualan.

 Investasi Properti

Seiring dengan bertambahnya dana cadangan yang dimilikinya, pada umumnya orang Tionghoa akan mulai melirik investasi dibidan properti. Properti yang dimaksud di sini adalah bangunan rumah, rumah toko, dan apartemen.Dalam memilih sebuah investasi properti ada hal yang paling utama diperhatikan oleh orang Tionghoa yaitu lokasi.Kita dapat melihat bahwa lokasi sangatlah penting ketika memutuskan untuk melakukan investasi property.

Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan

Dalam membeli sebuah rumah, selain pprinsip yang diajarkan orang Tionghoa diatas, kita juga  perlu mengetahui beberapa factor yang harus kita perhatikan. Yaitu, faktor lokasi, faktor bangunan, faktor harga, faktor pengembang, faktor fasilita, faktor prospek, faktor dokumen, dan faktor investasi.

Komponen Perhitungan Investasi Properti

Ketika memutuskan untuk melakukan investasi property, kita harus mengetahui biaya-biaya yang muncul akibat investasi tersebut. Biaya-biaya tersebut ialah, pajak bumi dan bangunan, biaya perolehan hak atas tanah atau bangunan, pajak penghasilan, biaya balik nama, biaya notaris,komisi agen, dan biaya perawatan.

 INVESTASI TANAH

Jika sudah terbiasa melakukan investasi property, umumnya orang akan mencoba investasi tanah. Investasi tanah secara umum memiliki resiko lebih besar dibandingkan dengan investasi rumah atau property.Namun yeal yang dihasilkanpun cukup besar.Disebabkan resikonya yang relative besar itulah umumnya orang yang melakukan investasi tanah adalah orang yang memiliki kemampuan finansil berlebih.

Tips Sebelum Melakukan Investasi Tanah

1. Faktor Lokasi

    Seperti halnya ketika kita melakukan investasi rumah, factor lokasi merupakan factor penting yng harus diperhatikan pertama kali.

2. Faktor Peruntukan

     Faktor peruntukan sangat penting untuk kita ketahuisebelum membeli tanah.Kita harus mengetaui rencana pemerintah untuk pembangunan atas tanah yang kita beli, jangan sampai kita membeli tanah yang kecil, padahal peruntukan untuk gudang. Suatu saat nanti kita akan kesulitan menjual tanah tersebut karna pada umumnya perusahaan yang membangun gudang akan membeli tanah yang dengan ukuran luas.

3. Faktor Harga

    Dalam investasi tanah usahakan kita mendapatkan harga dibawah pasaran karena pada umumnya kita membeli ukuran yang sangat luas dan keadaan wilayah yang belum berkembang.

4. Faktor Legalitas. Kita harus mengetahui pengetahuan status hukum atas tanah yang akan kita investasikan.

5. Faktor Keamanan

    Seperti yang telah kita singgung sebelumnya, jika kita membeli tanah untuk investasi, berarti kita akan mengeluarkan biaya tambahan untuk membangun pagar sekeliling tanah yang kita miliki dan melakukan pengawasan secara berkala.

6. Faktor Pematangan

    Ada baiknya ketika melakukan investasi tanah, kita melakukan usaha pematangan.Misalnya, membangun pondasi keliling.

 INVESTASI BANGUNAN GEDUNG

       Pada prinsipnya investasi bangunan gedung ini dilakukan oleh orang Tionghoa ketika tingkat kekayaan semakin meningkat.Karenanya, tidak semua orang bisa memulai melakukan investasi bangunan.Investasi bangunan intinya adalah membeli atau membangun sebuah bangunan dan menyewakannya secara retail. Investasi bangunan ini bisa dikatakan hampir menyerupai sebuah bisnis sehingga perlu ada alokasi dana yang dimannfaatkan untuk biaya operasional.

INVESTASI BARANG PRODUKTIF

       Banyak orang berfikir bahwa untuk menikmati keuntungan dari perusahaan taksi harus menanamkan modal yang sangat besar, terutama untuk membangun system dan produser operasional yang sangat komplek, sehingga orang-orang yang tergolong kaya yang bisa melakukannya.Orang Tionghoa tidak berfikir seperti itu.Orang Tionghoa juga berfikir bahwa namanya investasi seharusnya hannya membutuhkan campurtangan seminimal mungkin.Yang dilakukan orang Tionghoa untuk ikut serta menikmati dari sebuah perusahaan taksi adalah ikut menanamkan modalnya dalam bentuk mobil.Mereka membeli sebuah mobil yang sesuai dengan kriteria perusahaan taksi, kemudian menyewakannya untuk digunakan kendaraan operasional perusahaan taksi tersebut.Sebagai imbalannya, setiap bulannya mereka mendapatkan biaya sewa dari perusahaan tersebut.

      Jadi, mulai sekarang marilah memikirkan hal-hal yang bisa dilakukan untuk menambah yield investasi kita.Masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan dengan prinsip investasi terhadap barang produktif ini.Kuncinya adalah kita harus selalu awas melihat kebutuhan disekitar kita.

 INVESTASI PABRIK

       Prinsip investasi pabrik disi tidak selalu harus berwujud pabrik yang besar, melainkan focus pada mengelola sesuatu secara global kemudian menjualnya secara retal. Mengelola secara global artinya membuat sesuatu atau membeli sesuatu dalam jumlah yang banyak kemudian menjual sebagian demi sebagian dengan harga yang lebih mahal.Konsep pabrik bagi kalangan orang Tionghoa di dasarkan pada prinsip menguasi bisnis dari hulu hingga hilir. Jika kita memiliki sebuah perusahaan,  misalnya penerbitan buku, selain mengmbangkannya kearah toko buku, kita juga harus memikirkan bagaimana bisa membeli percetkan buku beserta seluruh mesin dan sistemnya. Jika ha itu terjadi , kita akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu dari penjualan buku dan sekaligus jasa percetakan buku. Tentu prinsip tersebut sangat berbeda dengan prinsip kebanyakan orang yang sudah cukup merasa puas ketika sudah mencapai suatu pencapaian tertentu sehingga tidak memikirkan langkah selanjutnya untuk maju.

INVESTASI PENDIDIKAN

Motivasi dan Kemampuan

Setiap dari kita pernah mendengar kata kursus, training, atau pelatihan.Ada banyak macam kursus dan pelatihan, ada yang hanya menyampaikan hal baru tentang sebuah penggunaan teknologi, ada kursus yang mengajarkan suatu keterampilan, ada juga kursus yang hanya berisi pendapat ahli dan diskusi.Ada beberapa hal yang dapat kita cermati ketertarikan orang Tionghoa terhadap masalah kursus ini. Pada dasarnya sebagian besar orang Tionghoa bahwa biaya yang digunakan untuk membeli tiket seminar atau kursus adalah biaya  investasi. Artinya, biaya investasi adalah biaya tersebut harus kembali berkali-kali lipat setelah kursus selesai.Orang Tionghoa sangat sadar bahwa untuk meraih kesuksesan setidaknya harus ada dua hal, yaitu motivasi dan kemampuan.Sangat disarankan bagi kita untuk mengikuti berbagai macam seminar motivasi, tetapi kita juga harus melengkapi diri untuk menambah kemampuan.

FRANCHISE SEBAGAI BISNIS SAMPINGAN

Bisnis Tanpa Campur Tangan

Suatu ketika saya pernah tergiur untuk membeli franchise (waralaba) murah di bidang makanan kecil. Awal ketertarikan saya terhadap franchise tersebut adalah ketika saya membaca sebuah majalah yang mengatakan jika kita membeli franchise P, dana investasi kita akan kembali dalam sebulan. Singkat cerita saya memutuskan untuk joint sebagai mitra franchise P. Pada awalnya semua berjalan lancar dan segala fasilitas yang dijanjikan diberikan kepada saya. Namun, hasil investasi tidak pernah kembali.Mengapa terjadi hal seperti itu?Karena baru mengetahui bahwa ternyata saya harus menutup biaya operasional yang cukup besar dari kantong saya sendiri, serta mencari dan mengelola karyawan sendiri. Fungsi dari franchise P ternya hanya sebagai penjual gerobak dan penyedia bahan baku. Saya menjadi pemikir, saya benar-benar merasakan mengeluarkan uang secara terus-menerus, sedang pemilik franchise mendapatkan uang dari saya secara terus menerus karna setiap bahan baku yang ada harus saya beli darinya, sementara bahan baku yang sama juga tersedia dipasaran dengan harga yang lebih murah.

Dari kegagalan tersebut, saya mulai merenungkan apa penyebab banyak orang Tionghoa tidak tertarik dengan penawaran franchise murah. Salah satu penyebab utama adalah bagi orang Tionghoa yang disebut dengan investasi adalah bisnis sampingan yang tidak menuntut campur tangan kita lagi.

PREDIKSI BISNIS LANCAR PADA MASA KRISIS

Pada saat ini dunia sedang menghadapi masa yang tidak pasti dalam bidang finansial. Bermula dari kejatuhan pasar saham di amerika serikat yang mengakibatkan kejatuhan seluruh pasar  saham di Negara-negara lain, termasuk Indonesia. Melihat kenyataan yang akan kita hadapi pada tahun-tahun mendatang, kita memiliki dua pilihan, yaitu hidup dalam kekhwatiran dan ketakutan atau melihat semua ini dengan cara yang lebih kreatif dan menjadikannya sebagai peluang. Kita harusmemiliki fikiran terbuka bahwa dalam bisnis apa pun setidaknya ada satu orang kaya di sana. Hal tersebut cukup menegaskan bahwa semua bisnis sebetulnya adalah baik dan layak dikerjakan. Permasalahan utama adalah saat ini kita cocok melakukan bisnis dibidang apa. Jika itu menjawab, akan sangat mudah bagi siapapun mengembangkan bisnis dan menguasainya dari hulu hingga hilir.

Kursus

Salah satu bisnis yang diminati oleh orang Tionghoa adalah menyelenggarakan kursus.Bisnis ini di prediksikan akan tetap eksis pada masa krisis. Tentunya hal tersebut harus diimbangi dengan kreativitas para tenaga pemasaran dan pemberian materi latihan yang beragam.

Event Organizer Job Fair

Masih berkaitan dengan banyaknya pengangguran selama masa krisis, bisnis event organizer fair akan tetap berjalan, bahkan akan menuai keuntungan yang besar.

Creative Marketing

Bisnis selanjudnya yang di prediksikan eksis pada masa krisis adalah bisnis creative marketing. Apapun bisnisnya, tentunya pada masa krisis sangat dibutuhkan cara-cara pemasaran yang creative mengingat pada masa tersebut daya beli konsumen akan menurun tajam.

Bisnis Makanan

Bisnis makanan ini diprediksikan akan tetap eksis pada masa mendatang asalkan pengelolanya dapat menyajikan sesuatu hal yang unik dengan harga wajar dan tentunya dengan pelayanan yang baik.

Investasi

1. Emas

    Bagaimana dengan investasi?Infestasi dalam bentuk emas latakan masih tetap diprediksikan menjadi investasi yang aman.Investasi emas di Indonesia telah terbukti bertahan ditengah gejolak finansial dunia. Pada saat harga minyak dunia mencapai lever tertinggi, yaitu di atas 140 dolar as perbarel, harga emas menju level harga 1000 dolar as per troy once. Setelah terjadi gejolak finansial, hrga minyak turun hingga mencapai 40 dolar as perbarer.Sementara harga emas hanya turun hingga kisaran 750 dolar as per troy once.

2. Saham

    Berbicara masalah saham,  pada masa krisis di predisikan harga saham di perusahaan yang bergerak dibidang Consumer good akan tetap eksis. Penjelasannya sama dengan penjelasan bisnis makanan. Apapun keadaan ekonominya, setiap orang akan tetap menggunakan barang-barang konsumtif, seperti sabun, sampo, atau pasta gigi. Akan ada saatnyaa setelah melewati krisis, ekonomi akan berangsur membaik, pembangunan mulai normal, dan pasar mulai bergairah. Saat itulah saat yang tepat bagi kita untuk mengoleksi saham-saham yang berbasis komoditif karena harganya akan naik tinggi dalam waktu yang singkat.

Kesimpulan

Baiknya            :

Dalam mengikuti system bisnis orang Tionghoa ada banyak hal yang menjadi pembelajaran di dalam diri kita baik itu dalam bentuk saham, usaha, bahkan investasi.Dalam hal kedisplinan, usaha, pengturan keuanga yang bagus dapat di jadikan contoh.Serta pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan walau beresiko orang tionghoa tetap berupaya bertahan.Startegi yang bagus dan pemilihan bisnis yang bijaksana sesuai dengan skill masing – masing.

Dan orang Indonesia serng kali kalah terhadap orang Tionghoa karna orang Tionghoa belajar untuk menemukanskill mereka dan mengembangkannya, namun orang Indonesia hanya mengejar kursi dan tanpa disadari kursi yang dikejar bukanlah hal yang membuat kita lebih maju. Namun tetap pada titik yang sama yaitu di bawah kepemimpina. Bukan menjadi pemimpin.

SUMBER : Mengikuti Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa, Liem You Tjwan, Visimedia, Jakarta, 2008

ETIKA DALAM PENELITIAN


 

OLEH: Ahmad Kurnia , SPd, MM.  

 

enelitian tidak akan lepas dari proses yang benar sehingga bisa mendapatkan keputusan yang benar secara teoritis, empiris dan logika penelitian.banyak hal yang bisa bertentangan dengan etika yang berasal dari sistem yang keliru, dari prilaku personal peneliti yang menyebabkan adanya pelanggaran etika. Pelanggran etika cenderung melupakan kaidah utama penelitian untuk mencari kebenaran. Walaupun kebenaran dalam penelitian berubah dan cenderung mengikuti perkembangan teori, namun hal yang berhubungan dengan etika jelas menunjukan adanya disharmoni dalam pembuktian kebenaran tersebut.

Adanya Plagiatisme, rekayasa data, manipulasi objek penelitian,baik disengaja maupun karena ketidakpahaman jelas bertentangan dengan etika penelitian.

Etika tercipta karena keinginan untuk mengatur agar adanya kesesuaian antara penelitian dengan prilaku peneliti dalam aktifitas penelitian sesuai dengan prosedur yang distandarisasikan sesuai dengan pola ilmiah yang terus berkembang dalam penelitian.Etika juga ada berdasarkan kelajiman yang diciptakan dalam

A.   DEFINISI ETIKA

           Sudah sejak Plato dan Aristoteles (filsuf Yunani Kuno) terdapat penekanan yang jelas bahwa etika merupakan filsafat praktis yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia, dengan memperlihatkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.

           Kata” etika” berasal dari bahasa Yunani kuno “ethos”, yang berarti: adat kebiasaan, cara berpikit; akhlak, sikap, watak, cara bertindak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)[1], menjelaskan pengertian etika dengan membedakan tiga arti yakni:

1). Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2). Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3). Nilai mengenai benar dan salah, yang dianut suatu golongan masyarakat.

           Dengan pembedaan tiga pengertian tersebut maka kita mendapatkan pengertian yang lebih lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian etika  yang seringkali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan maupun yang tertulis diberbagai media.

           Kata “moral” memiliki arti etimologis sama dengan etika, dan dapat kita artikan sama dengan pengertian pertama dari etika tadi, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.

           Arti pertama dari ”etika” adalah lebih dalam arti  “moral” yakni sitem nilai yang merupakan pegangan atau pedoman tingkah laku baik dan buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (azas-azas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) , yang begitu saja diterima dalam masyarakat-yang seringkali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan methodis. Dalam arti ini etika sama dengan filsafat moral. Kuliah etika adalah suatu studi sistematis dan metodis tentang moralitas, suatu pembahasan filosofis tentang ajaran-ajaran moral. Jadi etika sebagai ilmu menginginkan pemahaman rasional tentang mengapa sesuatu disebut baik atau buruk secara moral.

B.   ETIKA PENELITIAN

Para peneliti sebagai ilmuwan dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.  Dalam melakukan tugas tersebut, para peneliti dituntut untuk menjunjung tinggi dan menjaga perbuatan dan tindakan yang bertanggung jawab dalam penelitian.

National Academy of Science USA (1995) telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai peneliti atau saintis.  Panduan tersebut menyarikan seorang ilmuwan atau peneliti dalam melakukan penelitian yang bertanggung jawab harus memahami landasan sosial dalam sains.  Ilmu pengetahuan mempunyai landasan sosial.  Penelitian bertujuan memperluas pengetahuan manusia tentang dunia fisik, biologis, dan sosial melebihi apa yang sudah diketahui.  Akan tetapi, pengetahuan atau ilmu individu akan memasuki ranah sains sesungguhnya hanya setelah ilmu tersebut disajikan kepada orang lain dalam bentuk yang validitasnya dapat dinilai dan dievaluasi secara bebas.  Proses seperti ini terjadi dengan berbagai cara, antara lain diskusi, mempertukarkan data, seminar, menyajikan presentasi pada seminar atau kongres ilmiah, menulis hasil penelitiannya dan mengirimkannya untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah, yang selanjutnya naskah artikel itu akan dievaluasi oleh reviewer.  Setelah artikel diterbitkan, atau suatu penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan menilai hasil itu berdasarkan apa yang mereka ketahui sebelumnya dari sumber-sumber lain. 

Dalam proses ini, pengetahuan individu secara pelan-pelan akan memasuki ranah pengetahuan yang secara umum diterima.  Proses review dan revisi ini sangat penting sehingga dapat meminimalkan pengaruh subjektivitas individu dengan mengharuskan bahwa hasil penelitian itu harus diterima oleh ilmuwan lain.  Mekanisme sosial ilmu pengetahuan melakukan banyak hal dari sekadar validasi ilmu pengetahuan.  Mekanisme sosial ini juga membantu membangkitkan dan mempertahankan kumpulan teknik percobaan, konvensi sosial, dan metode lain yang digunakan oleh para saintis dalam melakukan dan melaporkan penelitian.  Beberapa di antaranya netode ini merupakan ciri permanen sains; yang lain berkembang dengan berjalannya waktu atau berbeda dari satu disiplin ke disiplin lain. Karena mereka ini mencerminkan standar yang diterima secara sosial dalam sains, penerapannya menjadi unsur kunci praktik ilmiah yang bertanggung jawab.

Yang kedua, menjadi seorang saintis dan peneliti yang bertanggung jawab, para peneliti harus memahami nilai-nilai dalam sains.  Nilai tidak dapat dan sebaiknya tidak dipisahkan dari sains.  Keinginan untuk melakukan penelitian baik adalah nilai manusiawi.  Demikian juga keharusan bahwa kejujuran dan objektivitas yang baku harus tetap dipertahankan.  Mekanisme sosial dalam sains juga dapat menghilangkan pengaruh yang bertentangan yang mungkin dimiliki oleh nilai personal penelitinya.  Para peneliti tidak hanya membawa teknik dan metode ke tempat kerjanya.  Para peneliti juga membuat keputusan yang kompleks tentang interpretasi data, permasalahan mana yang akan dikejar, dan kapan untuk mengakhiri dan menyimpulkan suatu percobaan.  Semua nilai-nilai dan keterampilan ini dipelajari melalui pengalaman pribadi dan interaksi dengan saintis lain.  Beberapa nilai lain yang harus dimiliki oleh peneliti adalah keingintahuan, intuisi, dan kreativitas.

Yang ketiga adalah menghindarkan diri dalam keterlibatan kegiatan ilmiah yang mempunyai conflict of interest atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bias ke dalam sains.  Hindarkan tindakan dan perbuatan yang ada niat tersembunyi baik dalam pelaksanaan penelitian, evaluasi proposal, evaluasi suatu penelitian, evaluasi naskah yang akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah.  Para peneliti harus membebaskan diri dari bias kepentingan ketika melakukan kegiatan ilmiah.

Yang keempat adalah mendorong publikasi dan keterbukaan.  Sains bukan hanya pengalaman pribadi.  Sains adalah pengetahuan yang dibagikan berdasarkan pemahaman bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan sosial.  Untuk alasan itu, konvensi sosial sain memainkan peranan penting dalam memantapkan keandalan pengetahuan ilmiah.  Jika konvensi ini dilanggar, kualitas sains akan rusak.  Konvensi sosial yang sudah terbukti efektif dalam sains adalah publikasi penelaahan sejawat.  Ada konvensi bahwa penemu pertama bukan yang meneliti pertama tetapi yang melaporkan pertama dalam jurnal ilmiah yang menjadi penemu pertama.  Sekali hasil penelitian telah diterbitkan maka hasil tersebut akan dapat digunakan oleh peneliti lain untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Akan tetapi harus diingat bahwa sampai hasil itu menjadi pengetahuan umum, orang-orang yang menggunakannya harus mengakui penemunya melalui rujukan. 

Dengan cara ini ilmuwan menjadi diberikan ganjaran melalui pengakuan sejawat dengan mempublikasikan hasil penelitian.  Sebelum publikasi, pertimbangan yang berbeda akan berlaku.  Jika seseorang menggunakan bahan-bahan yang belum dipublikasikan yang ditemukan pada suatu usulan penelitian khusus atau pada naskah, orang yang menggunakan informasi tersebut bisa dikatakan pencuri hak kekayaan intelektual.  Dalam industri, hak komersial atas karya ilmiah dimiliki oleh pemilik usaha dibandingkan dengan pekerja, akan tetapi ketentuan yang hampir mirip berlaku: hasil penelitian adalah rahasia (privilage) sampai hasil tersebut dipublikasikan atau yang dibeberkan atau disebarluaskan secara publik.  Publikasi pada jurnal yang ditelaah oleh rekans ejawat masih tetap merupakan cara baku untuk menyebarluaskan hasil penelitian ilmiah.  Poster, abstrak, kuliah umum, dan volume prosiding sering sekali digunakan untuk menyajikan hasil awal sebelum penelaahan yang mendalam. 

Apa pun metode publikasi yang digunakan harus tetap menjaga mekanisme kontrol mutu.  Jika kontrol mutu ini tidak dilakukan maka akan melemahkan bahkan mematikan konvensi yang telah melayani sains dengan baik.  Hal yang sering terjadi adalah contoh seperti seorang saintis yang membeberkan atau mengumumkan hasil penting dan kontroversial langsung ke publik sebelum diserahkan ke penelaahan dan pemeriksaan oleh ahli sejawat.  Jika peneliti telah melakukan kesalahan atau jika temuan itu disalahtafsirkan oleh media atau publik, kumunitas ilmiah dan publik bisa bereaksi buruk.  Jika berita seperti itu akan dibeberkan ke media, seharusnya dilakukan setelah penelaahan oleh sejawat dan ahli sudah selesai, biasanya pada waktu publikasi pada suatu jurnal ilmiah.

Bagi penelitian yang berpotensi menghasilkan keuntungan finasial, keterbukaan dapat dijaga dengan pemberian atau pendaftaran paten.  Paten memungkinkan individu atau lembaga mengambil untung dari suatu temuan ilmiah sebagai ganti dipublikasikannya hasil itu. 

Yang kelima adalah menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang (ada tiga tempat untuk memberikan kredit kepada individu atau lembaga, yaitu nama pengarang, persantunan atau ucapan terima kasih, daftar pustaka atau rujukan.

Yang keenam, menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang yang betul-betul memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai pengarang, lihat borang contoh yang disediakan).

Yang ketujuh, menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga kesahihan hasil yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil tersebut oleh klonsensus ilmiah).

Yang kedelapan, menghindari tercela dalam sains (di luar kesalahan jujur dan kesalahan yang disebabkan oleh negligence, disebut kategori kesalahan ketiga, yaitu yang menyangkut kebohongan yaitu fabrication, falsification, dan plagiarism).

Yang kesembilan, harus bereaksi terhadap pelanggaran standar etika (Salah satu situasi yang paling sulit yang bisa dihadapi oleh peneliti adalah melihat atau menduga bahwa seorang kolega telah melanggar standar etika komunitas peneliti, harus bertindak untuk melaporkannya supaya tidak merusak penelitian kita atau penelitian kolega dan merusak nama lembaga), dan menjaga tanggung jawabnya dalam masyarakat.  Sekalipun seorang peneliti melakukan penelitian yang sangat mendasar atau fundamental, yang bersangkutan harus menyadari bahwa pekerjaan atau penelitiannya akhirnya bisa berdampak sangat besar pada masyarakat.

Sebagai lembaga pengampu ilmu pengetahuan di Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI telah menerbitkan buku dengan judul Kode etik Peneliti (2007) yang merangkum secara umum kode etik yang berkaitan dengan Penelitian, Berperilaku, Kepengarangan, dan beberapa bentuk perilaku tidak jujur.

Peneliti ialah insan yang memiliki kepakaran yang diakui dalam suatu bidang keilmuan.  Tugas utamanya ialah melakukan penelitian ilmiah dalam rangka pencarian kebenaran ilmiah.  Kreativitas peneliti melahirkan bentuk pemahaman baru dari persoalan-persoalan di lingkungan keilmuannya dan menumbuhkan kemampuan-kemampuan baru dalam mencari jawabannya.  Pemahaman baru, kemampuan baru, dan temuan keilmuan menjadi kunci pembaruan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

            Ilmuwan-peneliti berpegang pada nilai-nilai integritas, kejujuran dan keadilan.  Integritas peneliti melekat pada ciri seorang peneliti yang mencari kebenaran ilmiah.  Dengan menegakkan kejujuran, keberadaan peneliti diakui sebagai insan yang bertanggung jawab.  Dengan menjunjung keadilan, martabat peneliti tegak dan kokoh karena ciri moralitas yang tinggi ini.

            Penelitian ilmiah menerapkan metode ilmiah yang bersandar pada penalaran ilmiah yang teruji.  Sistem ilmu pengetahuan modern merupakan sistem yanh dibangun di atas dasar kepercayaan.  Bangunan sistem nilai ini bertahan sebagai sumber nilai objektif karena koreksi yang tak putus-putus yang dilakukan sesama peneliti.

            Sesuai dengan nilai-nilai tersebut, seorang peneliti memiliki empat tanggung jawab, yaitu:

  1. terhadap proses penelitian yang memenuhi baku ilmiah;
  2. terhadap hasil penelitiannya yang memajukan ilmu pengetahuan sebagai landasan kesejahteraan manusia;
  3. kepada masyarakat ilmiah yang memberi pengakuan di bidang keilmuan peneliti tersebut sebagai bagian dari peningkatan peradaban manusia, dan;
  4. bagi kehormatan lembaga yang mendukung pelaksanaan penelitiannya.

Buku Kode Etika Peneliti yang diterbitkan oleh LIPI diharapkan akan menjadi acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan hidup, terutama yang berkenaan dengan proses penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Ini menjadi suatu bentuk pengabdian dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

C.   KODE ETIK PENELITI [2]

Kode Etik dalam Penelitian

1)    Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia

                Dalam pencarian kebenaran ilmiah peneliti menjunjung sikap ilmiah: 1) kritis, yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji; 2) logis, yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul, dan 3) empiris, yaitu memiliki bukti nyata dan absah.  Tantangan dalam pncarian kebenaran ilmiah adalah: 1) kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang mungkin membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi, dan 2) keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan ilmiah tanpa membatasi pada informasi yang membawa ke penilaian dalam satu arah tertentu. 

                Dalam menghasilkan sumbangan dan/atau penemuan ilmiah yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan peradaban, peneliti harus teguh hati untuk: 1) bebas dari persaingan kepentingan bagi keuntungan pribadi agar hasil pencarian kebenaran dapat bermanfaat bagi kepentingan umum; 2) menolak penelitian yang berpotensi tidak bermanfaat dan merusak peradaban , seperti penelitian bersifat fiktif, membahayakan kesehatan masyarakat, berisiko penghancuran sumber daya bangsa, merusak keamanan negara dan mengancam kepentingan bangsa; dan 3) arif tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan komunitas agama, budaya, ekonomi, dan politik dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

2). Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya

              Muatan nilai dalam suatu penelitian dapat dikembangkan pada tindakan yang mengikuti aturan keemasan atau asas timbal-balik, yaitu “berlakulah kepada orang lain hanya sepanjang Anda setuju diperlakukan serupa dalam situasi yang sama.  Aturannya adalah: 1) peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi penelitian yang ada, dan 2) pelaksanaan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku, dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang diperoleh. 

              Dalam mencapai tujuan mulia dengan segala kebebasan yang mendasarnya, peneliti perlu: 1) menyusun pikiran dan konsep penelitian yang dikomunikasikan sejak tahapan dini ke masyarakat luas, dalam bentuk diskusi terbuka atau debat publik untuk mencari umpan balik atau masukan; 2) memilih, merancang, dan menggunakan bahan dan alat secara optimum, dalam arti penelitian dilakukan karena penelitian itu merupakan langkah efektif untuk mencari jawab dari tantangan yang dihadapi; tidak dilakukan bila tidak diperlukan, dan tidak ditempuh sekadar untuk mencari informasi; 3) melakukan pendekatan, metode, teknik, dan prosedur yang dan tepat sasaran; dan 4) menolak pelaksanaan penelitian yang terlibat pada perbuatan tercela yang merendahkan martabat peneliti.

3).Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh  rasa tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya.

                 Peneliti berbuat untuk melaksanakan penelitian dengan asas manfaat, baik itu berarti 1) hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya lain; 2) menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang mahal, tidak dapat diganti dan butuh waktu panjang untuk pengadaan kembali agar tetap bekerja baik; dan 3) menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan lingkungan karena penyalahgunaan bahan berbahaya yang dapat merugikan kepentingan umum dan lingkungan.  Peneliti bertanggung jawab atas penyajian hasil penelitiannya sehingga memungkinkan peneliti lain untuk mereproduksinya agar mereka dapat memperbandingkan keandalannya. 

                Untuk itu, peneliti harus mencatat dan menyimpan data penelitian dalam rekaman tahan lama dengan memperhatikan segi moral dalam perolehan dan penggunaan data yang seharusnya disimpan peneliti.  Peneliti boleh jadi harus menyimpan data mentah selama jangka waktu yang cukup panjang setelah dipublikasikan, yang memungkinkan peneliti lain untuk menilai keabsahannya.

Etika dalam Berperilaku

o   Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani, dan berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya.  Jujur, bernurani, dan berkeadilan adalah nilai yang inheren dalam diri peneliti.  Peneliti mewujudkan nilai semacam ini dengan: 1) perilaku kebaikan, misalnya sesama peneliti memberi kemungkinan pihak lain mendapat akses terhadap sumber daya penelitian (kecuali yang bersifat rahasia) baik untuk melakukan verifikasi maupun untuk penelitian lanjutan; dan 2) perilaku hormat pada martabat, misalnya, sesama peneliti harus saling menghormati hak-hak peneliti untuk menolak ikut serta ataupun menarik diri dalam suatu penelitian tanpa prasangka.  Peneliti yang jujur dengan hati nurani akan menampilkan keteladanan moral dalam kehidupan dan pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  bagi keselamatan manusia dan lingkungannya, sebagai pengabdian dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Keteladanan moral itu seharusnya tampak dalam perilaku tidak melakukan perbuatan tercela yang merendahkan martabat peneliti sebagai manusia bermoral, yang dalam masyarakat tidak dapat diterima keberadaannya, seperti budi pekerti rendah, tindak tanduk membabi buta dan kebiasaan buruk, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun pergaulan ilmiah.

o   Peneliti menghormati objek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa diskriminasi, dan tanpa menimbulkan rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan.

o   Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatan dan perlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif.

Etika dalam Kepengarangan

o   Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat, dan saksama.

o   Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya, disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang.  Plagiat sebagai bentuk pencurian hasil pemikiran, data, atau temuan-temuan, termasuk yang belum dipublikasikan, perlu ditangkal secara lugas.  Plagiarisme secara singkat didefinisikan sebagai “mengambil alih gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil”.  Dari rumusan ini, plagiat dapat juga terjadi dengan pengutipan dari tulisan peneliti sendiri (tulisan terdahulunya) tanpa mengikuti format merujuk yang baku sehingga dapat saja terjadi auto-plagiarism.  Informasi atau pengetahuan keilmuan baru, yang diperoleh dari suatu penelitian, menambah khazanah ilmu pengetahuan melalui publikasi ilmiahnya.  Karenanya, tanpa tambahan informasi atau pengetahuan ilmiah baru, suatu karya tulis ilmiah hanya dapat dipublikasikan “pertama kali dan sekali itu saja”.  Selanjutnya, sebagai bagian dari upaya memajukan ilmu pengetahuan, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan rujukan untuk membangun-lanjut pemahaman yang awal itu.

o   Peneliti memberikan pengakuan melalui (1) penyertaan sebagai penulis pendamping, (2) melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain, dan/atau (3) dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepada peneliti yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya, yang secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud, dan mengikuti dari dekat jalannya penelitian itu. Unsur penting yang melekat pada aspek perilaku seorang peneliti meliputi: 1) jujur: menolak praktik merekayasa data ilmiah atau memalsukan data ilmiah, bukan saja karena secara moral itu salah(=tidak jujur), tetapi karena praktik ini akan menghasilkan kesalahan-kesalahan, yang mendorong rusaknya iklim kepercayaan yang menjadi dasar kemajuan ilmu pengetahuannya sendiri, seperti mengabaikan hak milik intelektual atas pemikiran dalam usulan penelitian dan menggunakan pemikiran tersebut dalam penelitian sendiri; 2) amanah:  dalam etika kepengarangan berlaku ungkapan “penghargaan seharusnya disampaikan pada yang berhak memperolehnya” yang mencakup seputar pengakuan, hormat-sesam, gengsi, uang, dan hadiah.  Ini semua merupakan bentuk penghargaan yang harus sampai ke yang berhak.  Prinsip inilah yang menjadi sumber motivasi ilmuwan untuk berkarya berpedoman pada wajib-lapor, saling mengisi, mengumpan dan berbagi informasi dalam memelihara pemupukan khazanah ilmu pengetahuan, seperti peneliti senior tidak berhak menyajikan data atau hasil karya peneliti yang mereka supervisi tanpa sepengetahuan dan persetujuan peneliti yang disupervisi serta tanpa mencantumkan penghargaan; dan 3) cermat: mengupayakan tidak terjadinya kesalahan dalam segala bentuk, kesalahan percobaan, kesalahan secara metode, dan kesalahan manusiawi yang tak disengaja apalagi yang disengaja, seperti juga kejujuran di atas, kecermatan ini juga merupakan kunci tercapainya tujuan ilmu pengetahuan, misalnya alih bahasa dan saduran suatu karangan ilmiah yang berguna bagi penyebaran ilmu pengetahuan harus atas seizin pengarangnya.  Dengan sendirinya hal sebaliknya juga berlaku.  Tindakan korektif secara ilmiah terkait dengan layanan dan capaian tujuan membangun ilmu pengetahuan, menemukan, dan membahas siapa yang bertanggung jawab atas kekeliruan ilmiah – artinya tanggung jawab dalam penegakan kode etika peneliti adalah sisi lain dari amanah dan sebaliknya.

Perilaku tidak jujur.

Perilaku tidak jujur tampak mencakup baik perilaku tidak jujur dalam penelitian maupun perilaku curang sebagai peneliti.  Batasan ini tidak dapat dikenakan pada hal-hal: kejadian yang sejujurnya keliru; pertikaian pendapat sejujurnya; perbedaan dalam penafsiran data ilmiah; dan selisih pendapat berkenaan dengan rancangan penelitian.  Perilaku peneliti tidak jujur tampak dalam bentuk:

o   pemalsuan hasil penelitian (fabrication), yaitu mengarang, mencatat, dan/atau mengumumkan hasil penelitiannya tanpa pembuktian telah melakukan proses penelitian;

o   pemalsuan data penelitian (falsification), yaitu memanipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data atau hasil sedemikian rupa sehingga penelitian itu tidak disajikan secara akurat dalam catatan penelitian;

o   pencurian proses dan/atau hasil (plagiat) dalam mengajukan usul penelitian, melaksanakannya, menilainya, dan dalam melaporkan hasil-hasil suatu penelitian, seperti pencurian gagasan, pemikiran, proses dan hasil penelitian, baik dalam bentuk data atau kata-kata, termasuk bahan yang diperoleh dalam penelitian terbatas (bersifat rahasia), usulan rencana penelitian dan naskah orang lain tanpa menyatakan penghargaan;

o   pemerasan tenaga peneliti dan pembantu peneliti (exploitation) seperti peneliti senior memeras tenaga peneliti yunior dan pembantu penelitian untuk mencari keuntungan, kepentingan pribadi, mencari, dan/atau memperoleh pengakuan atas hasil kerja pihak lain;

o   perbuatan tidak adil (injustice) sesama peneliti dalam pemberian hak kepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarang dan/atau salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuai sumbangan intelektual seorang peneliti. Peneliti juga melakukan perbuatan tidak adil dengan mempublikasikan data dan/atau hasil penelitian tanpa izin lembaga penyandang dana penelitian atau menyimpang dari konvensi yang disepakati dengan lembaga penyandang dana tentang hak milik kekayaan intelektual (HAKI) hasil penelitian;

o   kecerobohan yang disengaja (intended careless) dengan tidak menyimpan data penting selama jangka waktu sewajarnya, menggunakan data tanpa izin pemiliknya, atau tidak mempublikasikan data penting atau penyembunyian data tanpa penyebab yang dapat diterima; danpenduplikasian (duplication) temuan-temuan sebagai asli dalam lebih dari satu saluran, tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data, dan tidak merujuk publikasi sebelumnya.


[1] Kamus besar bahasa Indonesia, 1988.

[2] Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia, Kode etik peneliti, Jakara, 2007

SIAPA AKU? APA BAKATKU?” 


     

SUMBER :  Siapa aku? Apa bakatku? Prabu Ganendra Semesta, Hikmah Publishing: 2020

SIAPA DIRIMU SEBENARNYA?

“Siapakah aku?” adalah pertanyaan besar untuk menetapkan keberadaan dirimu di dunia ini. Sudahkah kamu mengenal dirimu, dan mampukah kamu menerima dirimu lalu dengan sadar memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk mengembangkan potensi yang kamu miliki? Mengenal diri sendiri adalah pondasi untuk mengembangkan diri. Yang dimaksud dengan mengenali diri sendiri adalah mengenali pola dirimu dalam merespon sebuah keadaan. Respon yang kamu berikan ketika terjadi atau mengalami sesuatu, dapat berupa pikiran yang muncul, perasaan yang hadir, perkataan, sikap, atau perbuatan. Melalui beberapa bentuk respon tersebut, kamu mengenali, seperti apa dirimu yang sesungguhnya. Jika pada situasi tersebut responmu konsisten, maka itulah gambaran. dirimu yang sebenarnya.

  • Perubahan Selalu Dimulai Dari Mengenal Dulu Siapa Dirimu

James Baldwin, seorang penulis Amerika pernah mengatakan, Tidak semua hal yang kita hadapr bisa diubah, tapi tidak ada yang bisa diubah sampai kita membayangkan dirimu sedang berdiri di sebuah puncak. Dari sana, kamu bisa melihat kabut, pepohonan rindang, danau, pelangi, dan semua alam yang terbentang. Kamu pun bisa mengatakan ciri khas pepohonan, warna pelangi yang indah, dan lainnya. Begitulah gambaran betapa mudahnya kamu menilai dan menyebutkan sesuatu yang kamu lihat. Sementara, di sisi lain kamu tidak mau melihat kewajiban untuk memelihara alam itu. Sama halnya kamu mudah untuk mengenali orang lain, tetapi ternyata kamu tidak berhasil mengenal dirimu sendiri. Mengenal diri sendiri tidak semudah mengenal orang lain.

Ketahuilah bahwa irang yang dapat mengenal dirinya sendiri akan dapat membawa dan menempatkan diri secara proposional dan sesuai dengan fitrahnya. Perjalanan hidupnya terasa ringan dan pikirannya cemerlang, karena  mereka dapat tampil apa adanya, tanpa dibuat- buat dan direkayasa.

  • Menerima Siapa Dirimu Adalah Langkah Besar Menjadi Orang Hebat

Jika kamu telah merasa jauh mengenal siapa dirimu sesungguhnya, dan sudah bisa menjawab pertanyaan dirimu sendirı, “Siapakah Aku?, maka kamu pun harus menerima apa adanya dirımu menerima diri sendiri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas serta bakat-bakat, dan pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri. Menurut salah satu tokoh psikolog, yaitu Abraham Maslow, ia mengatakan bahwa ciri dari individu yang mengaktualisasikan diri salah satunya adalah menerima diri apa adanya. Orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri bukan berarti la dalam keadaan yang tidak normal, melainkan ia sedang mengajari dirinya untuk tidak sehat. Karena orang-orang menerima kelebihan serta kekurangan dirinya apa adanya. yang bermental sehat adalah mereka yang mampu menerima Ada kalanya seseorang menerima dirinya sendiri dengan sebuah sarat. Jika kamu melakukan hal itu, maka kamu belum menerima dirimu sendiri secara total. Orang-orang seperti ini cenderung menerima dirinya bila pendapatnya tampil dengan baik serta memperoleh persetujuan dari orang yang ada sekitarnya. Sehingga, ketika ia melakukan sesuatu hal baru tidak sesuai dan tidak disetujui oleh orang di sekitarnya akan merasa bersalah dan ini akan menyebabkan dirinya merasa cemas. Namun berbeda lagi jika kamu melakukannya secara total, maka kamu benar-benar menerima dirimu sendiri tanpa syarat apapun. Sebab dengan begitu akan banyak mencegahmu untuk mengalami kecemasan. Bila kamu menerima dirimu tanpa syarat, kamu akan menyadari kelemahan serta kelebihan pada dirimu. Segala sesuatu yang kamu lakukan bukan karena ingin mendapatkan pujian serta persetujuan dari orang lain. Melainkan kamu benar-benar ingin beruban dari kekurangan menuju yang lebih baik lagi. Pada umumnya, seseorang yang mampu menerima dirinya sendiri secara total ini akan cenderung mampu menerima kritik dari orang lain serta tidak akan merasa cemas bila perilaku yang ia tampilkan tidak mendapat persetujuan dari orang lain. Karena ia sadar bahwa dirinya itu terdiri dari dua hal, yaitu kebaikan serta keburukan atau kelemahan dan kelebihan.

Orang-orang sukses akan melakukan hal tersebut. Oleh karena itu konsep penerimaan diri menjadi salah satu kunci kepribadian orang sukses. Dalam hal ini, kamu harus ingat bahwa kesuksesan adalah perjuangan dari bawah ke atas. Kemudian kamu tumbuh dan berkembang. Seperti layaknya kamu menanam bibit, dan akhirnya kamu akan memetik buah yang manis. Itu artinya kesuksesan me- merlukan proses, pengalaman, dan segala usaha yang tidak mengenal putus asa. Tidak ada orang sukses yang langsung sukses pada langkah pertama. Banyak sekali orang sukses yang bekerja mulai dari nol dan akhirnya menjadi orang besar. Apa yang bisa dilakukan dirinya ya sebatas kemampuan dirinya. Dan itu dilakukannya secara terus-menerus tanpa kenal lelah. Namun, seseorang yang memiliki tuntutan yang berlebih terhadap dirinya akan membenci apa yang dia miliki dan apa yang dia lakukan saat ini. Sehingga untuk melakukan perubahan menuju yang lebih baik akan terasa sangat berat. Jadi, perubahan terhadap apa yang akan kamu lakukan dan apa yang akan menjadi target bagi dirimu, sebaiknya dimulai dengan menghargai apa yang telah ada pada dirimu sekarang. Kamu harus menerima diri sendiri. Tidak peduli dari mana kamu berasal dan apa latar belakangmu. Yang terpenting, mulai dengan penerimaan terhadap diri sendiri apa danya.

Lakukan yang terbaik mulai dari sekarang dan kedepannya. Dengan demikian niscaya kamu dapat mengubah kehidupan ini menjadi lebih baik. Jadi penerimaan terhadap diri sendiri itu sangat penting. Itu mengapa banyak yang memasukkan penerimaan diri sebagai salah satu karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang.

  • Hargai Siapa Dirimu Seperti Kamu Menghargai Arti Kesuksesan

Mungkin kamu tidak menyadarı bahwa sesungguhnya menghargai diri sendiri merupakan titik awal menuju keberhasılan. Menghargai diri sendirI adalah tifik atau tolok ukur kesuksesan di masa depan. Alasannya adalah seperti apa kamu memandang diri sendiri, seperti itulah kamu akan terlihat dan terbentuk. Kalau kamu menganggap dirimu pantas untuk sukses, kamu akan bersikap layaknya orang sukses. Disiplin terhadap waktu, matang ketika membuat keputusan, jujur ketika berbicara, produktif ketika bekerja, adil ketika bertransaksi. Siapa yang tak mau bekerjasama dengan orang semacam ini? Perusahaan atau majikan mana yang tak mau memperkerjakannya? Bisnis apa yang tak maju dijalankan olehnya? Sebaliknya, kalau kamu tak menghargai diri sendiri, menganggap diri tak mampu, bodoh, jelek, dan tak layak sukses, maka seperti itu pulalah kamu akan terlihat dan terbentuk.

Apa yang sudah dilakukan untuk menghargai hidupmu sendiri. akan diajak ke dalam alam pikir tentang apa saja yang Ketika pertanyaan ini bergulir, mungkin sejenak dirimu pada pertanyaan tentang bagaimana menghargal hidup ini? situasi apapun kamu berada, kamu mungkin akan dihadapkan mungkin saja tetap di tengah dan tidak bergerak sendiri. Dia menanjak, terus naik di dalam kesuksesan. Terkadang seseorang bisa saja berada di bawah, di lain waktu diri agar senantiasa mendapat nilai plus di hadapan Tuhan. kekurangan diri sambil terus berusaha keras memperbaiki demi mendapat perhatian dan pujian. Kamu menerima segala merasa perlu mengumumkan keberhasilanmu pada orang dengan kebutuhan orang lain. mampu menyeimbangkan antara kebutuhan diri sendiri sekelilinginya. Sebaliknya, menghargai diri sendiri berarti haus penghargaan, dan kurang peduli pada orang-orang di Orang yang egois selalu ingin menjadi pusat perhatian, hidup. Menghargai diri sendiri itu bukan berarti egois. akan menentukan seberapa besar pencapaian kamu dalam seberapa besar kamu menghargai hidup, yang kemudian Seberapa besar kamu menyukai diri sendiri akan menentukan Kamu merasa senang dan bangga bila berhasil, namun tak orang semacam ini? Bagaimana ia bisa sukses di masa depan? persis seperti anggapanmu.

Persepsi kamu terhadap kritik akan lebih baik bila kamu menanamkan di dalam hati bahwa kritik itu penting. Orang-orang yang berpikiran positif selalu menjadikan kritik sebagai guru yang mengajari mereka untuk menghindarkan diri dari risiko dan tindakan yang salah. Mereka akan memahami isi dan makna kritik yang disampaikan. Lalu, meresapi, menginstrospeksi, serta menjadikannya sebagai energi per baikan kualitas dan integritas diri. Sebaliknya, orang-orang berpikiran negatif akan menangger kritik dengan marah dan cara-cara tidak terpuji. Mereka tidak akan pernah mempunyai nurani dan akal sehat, untuk dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab dalam memahami, meresapi, atau pun menjadikan kritik sebagai bahan renungan untuk memperbaiki sikap, perilaku, kebiasaan, moral, dan mental.

Cara berpikir memiliki pengaruh dalam menanggapi kritik. Cara berpikir yang dihasilkan dari kualitas moral yang penu integritas, akan memandang bahwa kritik itu adalah hal terbaik dalam mengeluarkan diri dari zona kenyamanan, dan menjadikannya sebagai pendorong dalam penggali potensi diri. Kesadaran diri untuk mendengar suara-suara kritik dengan jiwa besar dan emosional cerdas akan membuat diri mampu memantau pikiran dan perasaannya sendiri dalam menanggapi kritik. Mendengarkan kritik dengan bijak dan arif akan menciptakan reaksi positif untuk memotivasi diri agar memunculkan hal-hal terbaik, dan menghindarkan hal-hal yang tidak baik.

  • Menghargai Siapa Dirimu Membuat Kamu Merasa Berharga

Ketika kamu menghargai diri sendiri, maka kamu juga mencintai dirimu dan percaya bahwa kamulah yang terbaik tak ada yang dapat memengaruhi dirimu Penghargaan diri juga dapat membantu kamu membangun kepercayaan dirı yang kuat dalam menghadapı situasi yang berat terasa diri kamu benar-benar berharga berarti mencintai dirimu apa adanya dari dalam dan luar.Setelah itu, kamu dapat bekerja dengan menciptakan gaya hidup yang membuatmu merasa berharga, dicintai, dan sempurna. Jika kamu ingin mengetahui bagai- mana cara merasakan dirimu berharga, seperti inilah caranya:

  •  Jangan suka membandingkan.

 ini hanya akan menurunkan kepercayaan dirimu dan membuatmu merasa rendah diri. Tidak ada seorang pun yang sama seperti kamu di luar sana, yang bertumbuh dengan pengalamanmu dan memiliki bakat sepertimu. Jika kamu mencoba untuk membandingkan dirimu dengan orang lain, kamu akan memiliki perasaan yang buruk tentang dirimu, karena kamu akan selalu menemukan seseorang yang lebih kuat, lebih pintar, atau lebih menarik dibandingkan dirimu sendiri.

  •  Membuat pribadi yang menakjubkan.

ada kenyataannya, kepercayaan diri tidak dapat dikembangkan dalam waktu satu malam, tetapi kamu dapat membuat usaha untuk mengikuti langkah yang membawamu merasa percaya diri terhadap dirimu apa adanya dan apa yang dapat kamu raih kamu harus menyadari dirimulah yang menakjubkan dan tidak masalah dengan perkataan orang lain.

  • Bangga dengan kelebihan diri sendiri.

Tentunya harus ada hal yang dapat membuat kamu merasa berbangga dengan hal tersebut. Ambilah waktu untuk duduk dan membuat daftar tentang apa yang kamu sukai dari dirimu. Paksa dirimu tuk duduk hingga kamu mengisi satu kertas penuh. Kamu tidak menulis tentang seberapa sempurnanya dirimu, tetapi menggali jebih dalam untuk menemukan hal yang benar-benar membuatmu menjadi pribadi yang menakjubkan. Berpikirlah tentang kualitas dari simpatimu, rasa humormu, kekuatamu, atau kemampuanmu untuk bekerja keras pada setiap pekerjaanmu.

  •  Jangan pernah terpuruk.

 Kamu terkadang hanya hidup dengan perasaan yang buruk dan hanya mengetahui bahwa semuanya akan terlewati. Jika kamu benar-benar merasa sedih, pastikan untuk berbicara dengan orang yang memperhatikanmu. Ketika kamu berada dalam kondisi emosi yang buruk, tubuhmu mengetahuinya. Berpikirlah tentang bagian tubuh mana yang sakit ketika kamu marah.

  • Jangan memikirkan apa yang dipikirkan orang lain.

 kamu terluka karena perkataan orang lain? Ingatlah, orang yang menghina orang lain biasanya melakukan itu untuk membuat mereka berkuasa. Mereka mungkin dalam kondisi tidak nyaman. Mereka adalah orang yang kurang percaya diri, sehingga cobalah untuk tidak terikat dengan tekanan dan membalas mereka dengan hinaan. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan terhadap orang yang menyebalkan adalah dengan hidup dalam kehidupanmu sesuai dengan bagaimana dirimu ingin hidup tanpa melihat ke belakang. Ketika kamu berada dalam kondisi emosi yang buruk. tubuhmu mengetahuinya Berpikirlah tentang bagian tubuh mana yang sakıt ketika kamu marah..

  • Tentukan Tujuan Hidupmu.

“Ubahlah tujuan hidupmu hari ini.jangan bertaruh di masa depan nanti,bertindaklah sekarang tanpa harus ditunda lagi”.kata Simonede Beauvor,seorang ahli filsafat Prancis.

Hidup tanpa tujuan bagaikan perjalanan tanpa arah yang sering membuat kebingungan.orang yg cerdas biasanya akan tahu harus kemana tujuan hidup mereka.

Disadari atau tidak setiap orang pasti sudah memiliki tujuan hidup masing-masing dan mungkin akan sulit tergambar dgn jelas sehingga pencapaiannya sulit diukur.namun apa yg dimaksud kaya,bahagia,dan pintar?suatu tujuan hidup itu masi begitu abstrak dan luas..

Setiap orang akan memiliki tujuan hidup masing masing dan berbeda-beda.namun jika kamu mengetahui tujuan hidupmu dgn sgt jelas adalah sangat menyenangkan tidak peduli berhasil/gagal,disamping itulah kamu menikmati proses yg dijalankan.untuk itu biasakanlah menulis beberapa daftar di selembar kertas,kemudian mulailah dari hal yg terkecil dan saat ini.jgn menunda sesuatau jika kamu tidak akan menyesal nantinya.

  • Jangan melakukan suatu hal karena gengsi

Banyak hal yang dilakukan seseorang namun tidak sesuai kemampuannya.lakukanlah segala hal dan tindakan yg membuat dirimu senyaman mungkin,jangan hanya karna dengan gengsi dirimu tidak akan pernah melangkah maju dan akan berdiri ditempat yg sama.Bagaimana caramu keluar dari zona gengsi ini? cukup dgn bersikap cuek pada pendapat orang lain tentang dirimu,tidaklah kamu harus selalu mendengar perkataan orang lain?pikirkanlah dirimu yg sedang menjalani kehidupan nyata (real),semua berada ditanganmu jgn sampai hanya karena gengsi dirimu tidak bahagia dan merasa apa yg kamu lakukan adalah sia2.cobalah tanya kepada dirimu apakah kamu menyukai hal yg kamu lakukan itu?jika ia lanjutkan,jika tidak jangan diteruskan ingat gengsi tidak akan membuatmu menjadi maju.

  • Gengsi akan membebani hidup

Kebanyakan orang terlalu memanjakan dirinya dengan gengsi sedangkan kejujuran dikalahkannya dengan gengsi,kemanfaatan jadi mundur juga karna dengan gengsi.Orang-orang seperti ini merasa tidak ingin kalah dengan orang2 yg berada diatasnya.

Gengsi membuat nilai diri kita menjadi rendah secara tidak langsung.namun jika kamu melakukannya secara terus-menerus kamu akan terbebani sendiri juga nantinya,sekali lagi gengsi itu harus dihilangkan dulu dari kamus hidupmu.minimal ia harus dikurangi agar tidak berkembang dan menjadi beban yg paling berat dlm hidupmu.

  • Gengsi membuat kesempatan terbuang sia-sia

Disaat dirimu diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk bekerja disebuah tenaga marketing,kamu hilangkan saja kesempatan itu hanya karna tidak ingin berhadapan orang lain untuk berjualan.mungkin kamu pernah ditawari orang sbg cleaning service dengan gaji dibawah UMR,namun sekali lagi kamu gengsi dengan pekerjaan tersebut,kamipun menolaknya.

Dengan rasa gengsi,peluang yg kamu miliki akan menjadi hal yg sia-sia dan sebuah kerugian gengsi pun menjadikanmu menjadi karakter penakut,kenapa?karena kamu tidak yakin pada dirimu sendiri.jangan sia-siakan setiap peluang yg datang.pastikan kamu menemukan dirimu berada ditempat yg tepat.

  • Gengsi dapat meruntuhkan impian masa depan

Untuk bisa menikmati manisnya hidup kamu cukup mengahadirkan rasa syukur,sebab tanpanya kamu tidak akan merasa puas dengan apa yg kamu miliki.dan untuk melihat keindahan dan ketentaraman hidup diperlukan kesederhanaan.kesederhanaan tidak akan menjatuhkan harga dirimu sebab kesederhanaan itu adalah low profile but high quality.kesederhanaan mengajarkanmu untuk tidak bersikap sombong saat kenyataan melebihi harapan.

Keharmonisan hidup bukan saat dimana kamu memiliki harta yg melimpah maupun pasangan yg amat rupawan tetapi keharmonisan datang disaat kamu menikmati keadaan hidup yg seutuhnya(bersyukur)saat itulah dirimu menikmati keharmonisan yg abadi.lalu apalagi yg kamu tunggu?cepatlah buang rasa gengsimu itu jauh2 untuk melihat betapa kenikmatan hidup yg kamu jalani saat ini.

  • Jadilah Penentu Impian Dirimu Sendiri

Setiap orang memiliki impian tapi tidak semua bisa menentuka impian yg ingin dicapainya.banyak dari mereka yg terpercaya oleh kesuksesan orang lain,sementara mereka tidak pernah berfikir bahwa orang2 sukses melalui kesuksesannya dengan cara berbagai cerita dan jalan yg berliku dan bahkan menyakitkan.

Tetapi sukses  adalah surga kenikmatan yg perlu kamu ketahui adalah jangan mengambil kesuksesan yg berada di kaki gajah ambilah punggung gajah supaya kamu mengendalikan gajah itu kepada kesuksesan yg kamu impikan.Yang menjadi masalah adalah bila kamu sekadar ikut-ikutan mengikuti apa saja yg sedang populer disekitarmu,mengakibatkan dirimu tidak mempunyai kepuasan dalam meraih kesuksesan hidup berdasarkan tujuan hidupmu sendiri.hambatan sukses yg sebenarnya adalah justru dari dalam diri kita sendiri.jadi sekarang karena dirimu sudah tau harus punya impian sukses sendiri,maka hal berikutnya memastikan bahwa kamu benar2 tahu apa yg kamu impikan.

  • Kenali Motivasi Hidupmu

Potensi  besar yg masi tersimpan dalam dirimu mungkin belum cukup untuk membantumu menjadi manusia yg maju ini karena kamu belum menerima baik motivasi menjalani hidup ini,Apa yg membuat dirimu berharga berada muka bumi ini?setumpuk harta yg kamu miliki saat ini pun tidak akan mampu membuatmu bahagia jika kamu buta dengan motivasi hidupmu sendiri.

Mengetahui bidang yang paling kamu minati merupakan hal vang penting. Bisa jadi, selama ini kamu tidak termotivasi dalam menjalani hidup karena tujuan hidupmu salah, di mana tujuan hidupmu ditekan oleh tradisi dalam lingkungan di mana kamu hidup.Bukan tujuan hidupmu sendiri,Kamu memimpikan mimpi orang lain, bukan mimpi-mimpimu sendiri. Hidupmu bukan tentang harapan-harapanmu, melainkan harapan orang lain. Kamu berjuang untuk mencapai tujuan hidup orang lain, Akibatnya, kamu kehilangan motivasi dan semangat dalam menjalani kehidupan ini.

Untuk memahami, kamu harus mengerti apa yang sebenamya menjadi minatmu.Jadikan minat itu sebagai tujuan hidupmu, yang mendukung segala daya dan upaya kamu tujukan.Hiduplah di dalam impian-impianmu, bukan impian orang lain. Dengan demikian, niscaya motivasi akan berubah dengan sendirinya, mendorongmu tanpa lelah mengejar impianmu. Jelas salah satu cara untuk memotivasi diri sendiri adalah dengan mengikuti minat.  Dengan mengikuti minatmu, ikuti kata hatimu, maka kamu pun akan memiliki motivasi dalam hidup dan dalam bekerja.

  • Jangan Mengadili Dirimu Sendiri

Jika terjadi sesuatu yang tidak sulitkan dalam mencapai tujuan, kamu tidak perlu menyesali dan mengadili dirı sendiri. Hal ini akan menghabiskan waktu dan energi Seharusnya kamu naik dan menatatap masa depan, jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju, jangan pernah meminta menyesali apa yang terjadi.Bantulah jiwamu untuk selalu aman dan bangkit dari kelesuan. Jangan mengasingkan diri dengan berbagai hukuman dan kesalahan.Hiburlah jiwamu dengan kata-kata motivasi. Berikanlah tanggapan bahwa semuanya akan menjadi baik dan selalu baik. Kesalahanmu tidak selayaknya membuat dirimu menyesali melupakanmu Tuhan di bumi ini?.kamu berada di bumi untuk mencapai tujuan mulia.

Buang Saja Rasa Malas

Mario Teguh pernah mengatakan, “Rasa malas yang menguasai orang hebat, adalah kekuatan yang menjadikannya sama-tidak-berguna-dengan orang lemah yang membakati kemalasan Malas sangat terkait dengan inkonsistensi pengaruh, orang yang malas itu orang yang tidak didukung dengan  hormon komitmen yang sudah dibuat.Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuat menjadi tidak masuk target.

Jangan Biarkan Rasa Takutmu Menjadi Benalu

Setiap manusia pasti memiliki rasa ketakutan dan itu termasuk kodrat dari Allah Rasa takut dapat bernilai positif sesuai dengan yang diminta, mungkin rasa berdosa yang berkaitan dengan pekerjaan maksiat yang ditimbulkan menjadi negatif dan untuk kategori yang ada  takut ditolak jadi orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan dirimu kalah sebelum bertanding.Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat  seseorang untuk sukses.

Jangan Miskin Impian

Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan Kamu tidak akan mewujudkan impian jika tidak diawali dengan impian atau tujuan-impian Jika tidak punya impian, maka kamu akan bisa pergi tanpa arah, ibarat hanyut di atas air yang deras,Kamu akan terbawa derasnya udara tanpa bisa mencapai tepi. Mimpi dan kerja keras, dua hal ini pula yang mestinya kamu miliki.Kamu ingin menjadi dokter, ingin menjadi insiyur, Ingin menjadi orang sukses dari usaha sendiri. Namun semua  tak bisa diraih dengan hanya berdiam diri.Ada perjalanan hidup yang mesti dilalui.

  1. Bertanya Kepada Orang Terdekatmu

Orang yang paling tahu dirimu adalah orang yang paling dekat denganmu Bisa orangtua, kakak-adik, saudara, keluarga, atau teman Merekalah yang tahu tentang dirimu dari kecil hingga dewasa, tahu apa yang potensial dirimu. Terkadang dirimu tidak menyadari potensi yang kamu miliki, perlu orang lain untuk membantu menyadarkanmu sebagai manusia, kamu tidak biasa cukup memadai dengan keadaan dirimu sendiri. Kamu perlu memiliki orang yang dekat denganmu untuk memperkuatkanmu, mungkin perlu memuji atau mengkritik yang membangun.

Banyak Membaca, Melihat, Merasakan

Untuk melejitkan potensi diri, tentu saja kamu harus banyak membaca, karena membaca bisa membawamu pada kesuksesan. Tidak ada kata pun di dunia ini yang sukses tanpa membaca, membaca adalah cara untuk membuka cakrawala dunia, membaca tulisan dimasa lampau, atau yang akan datang Membaca telah mengantarkan manusia melintasi ruang dan waktu.  Apakah sekarang kamu sudah menjadi seorang gemar membaca?  Buatlah dirimu menjadi manusia yang cerdas melalui budaya gemar membaca. Luangkan waktu untuk melewati jembatan ilmu yang lebih luas.Membaca bisa dimulai kapan saja dan di mana pun.Jadikan rumahmu sebagai gudang ilmu, yaitu dengan mengoleksi buku-buku di salah satu ruangan rumahmu.

Fokus,ataupun tidaknya kekuatan itu, selalu ada di dalam diri setiap orang, Tinggal bagaimana menyelaminya  untuk kemudian memanfaatkannya dalam kehidupan

Dengarkan Suara Hatimu

Suara hati itu ada di dalam jiwamu Kamu percaya itu hati nurani setiap manusia bersih dan tulus Hati nurani ini adalah selalu baik.adanya Hati nurani mengemukakan sifat-sifat llahi di dalam diri manusia  suara hati nurani banyak orang yang telah pulih, tidak hanya mendengar, suara hati namun mereka tidak menyadarinya. Kenapa mereka tidak menyadarinya?  Karena mereka tidak mengerti cara hati nurani berkomunikasi. Nah, bagaimana sih bentuk komunikasi yang biasa digunakan oleh hati nurani?  Ada beberapa cara.  Pertama, dengan berbicara menggunakan self talk atau dialog batin, Saat pikiran hening, dirimu bisa mendengar suara hati nurani dengan jelas. Kamu pun bisa berdialog dengan hati nurani.

sumber : Siapa aku? Apa bakatku? Prabu Ganendra Semesta, Hikmah Publishing: 2020

.

Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak


UNTUK menjelaskan tentang rasa percaya sendiri bukan hanya satu atau dua orang saja yang merasa krisis kepercayaan diri, namun hampir semua orang tidak mampu melakukan suatu hal. Untuk itu mereka perlu membaca atau mendengarkan cerita dari seseorang yang telah sukses sebelumnya. Walaupun hanya cerita namun motivasi yang disampaikan benar-benar dahsyat bagi mereka yang mengalami krisis kepercayaan.

  1. Pendahuluan

Dengan motivasi mereka bisa membangun lagi kepercayaan pada diri sendiri. Karena cerita motivasi bisa mendorong seseorang untuk bangkit sehingga bagi siapa saja yang krisis kepercayaann diri bisa membaca beberapa cerita motivasi baik dari buku maupun cerita langsungseseorang. Motivasi juga bisa menjadi penggerak perbuatan, pendorong, dan pembangkit dari perbuatan menuju hal yang lebih positif.

Fitrahnya, semenjak lahir bahkan ketika masih menjadi janin di rahim sang ibu, seorang anak sudah memiliki rasa percaya diri. Namun, seiring berjalannya waktu dan kompleksnya kehidupan, rasa percaya diri ini bisa memudar dalam diri anak. Banyak faktor yang menyebabkannya.Tentunya, faktor penyebab ini harus dikendalikan sedemikian rupa agar tidak merajalela mengingat rasa percaya diri sangat penting dalam kehidupan anak sekarang dan nantinya. Peran ayah dan ibu dalam membangun rasa percaya diri anak sangat dibutuhkan. Keduanya bisa berbagi peran dalam hal-hal tertentu dengan lebih konsisten dan sungguh-sungguh tentunya. Masalah membangun komunikasi aktif anak, misalnya. Atau masalah kontrol emosi yang kurang dalam diri anak, sang ayah bisa melatihnya sehingga kepercayaan diri anak tumbuh.

      Rasa percaya diri anak juga sangat dipengaruhi penggunaan bahasa dalam lisan keseharian dan body language orang-orang terdekatnya. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan anak secara tidak langsung memberikan pengaruh bagi rasa percaya dirinya.Dan, ini tak boleh dibiarkan begitu saja. Dengan mengenali tipe anak, gaya belajar, dan kecerdasan majemuknya, kepercayaan diri anak bisa dibangun kembali. Mengajak sosialisasi di kehidupan luar rumah juga mampu berkontribusi membangun rasa percaya diri anak. Bahkan, berbagai kegiatan dalam rangka melatih kemampuan sosialisasi ini juga bisa membuat hati anak senang. Jika sudah senang, kepercayaan diri anak akan muncul dengan sendirinya.

      Pada dasarnya  orang tua mana yang tidak ingin anaknya, seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Marie Curie dan lain-lain. Atau seperti Taufik Hidayat (pemain bulu tangkis) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, anak punya semangat dan keberanian untuk mencontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidupnya maupun mengaktualisasikan segenap kemampuan anak.

Namun kini yang jadi persoalan, bagaimana mewujudkan harapan tersebut menjadi suatu kenyataan?

Jika kita perhatikan anak bermasalah dengan percaya dirinya. Anak selalu mengeluh dan mudah menyerah. Jika diminta untuk melakukan sesuatu, anak takut secara berlebihan dan merasa tak yakin dapat melakukannya. Apalagi keberanian anak, payah. Anak tak punya keberanian berkomunikasi dengan orang lain. Tidak itu saja, kita pun sering direpotkan banyak hal, karena anak tidak punya keberanian untuk melakukan/memenuhi sendiri setiap keinginan maupun kebutuhannya.

       Tentunya tidak dapat dipungkiri anak yang tidak memiliki percaya diri, maka akan menghambat perkembangan prestasi intelektual, ketrampilan maupun

kemandirian anak. Anak jadi tidak cakap dalam segala hal. Anak tidak punya keberanian untuk mengaktualisasikan segenap kemampuan yang dimilikinya. Kita tentu tidak menginginkan, jika anak menjadi serba tergantung pada orang lain, terutama dari orang tuanya. Kalau anak serba tergantung, bagaimana nantinya setelah dewasa?

        Kalau kita ingin membentuk atau meningkatkan rasa Percaya Diri anak, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu unsur pembentuk Percaya Diri itu, agar memudahkan kita menentukan cara yang tepat dan efektif. Perlu kita pahami PD ini tak lain, bagian karakteristik kepribadian seseorang. Sedang proses pembentukannya atau peningkatan PD ini sangat dipengaruhi oleh faktor psikis maupun keterampilan teknis yang dimiliki seseorang.

2. Konsep Diri.

Ada beberapa Faktor psikis pembentuk PD sebagai karakteristik kepribadian sangat terkait erat dengan konsep diri seseorang. Konsep diri ini merupakan bagian inti atau penting perkembangan kepribadian seseorang karena sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap, berpikir, bertindak dan bertingkah laku. Melalui konsep diri inilah bagaimana seseorang memandang dirinya atau bercermin untuk melakukan penilaian atau mengukur kekuatan, kesanggupan, keberanian, keberartian segenap apa yang dimilikinya.

Dengan demikian, pembentukan PD ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, semakin mantap konsep diri, maka pembentukan rasa PD pun semakin positif.Unsur membentuk konsep diri ini meliputi perpaduan lima unsur, antara lain:

  •  Self control. Self control ini mengatur power atau kekuatan dorongan dan keinginan dalam diri yang menentukan kesanggupan, keyakinan, keberanian, perasaan dan emosi dalam diri. Self control dalam diri ini yang memberi pengaruh gambaran konsep diri positif atau negatif. Jika kita ingin self control anak mantap maka kita harus mampu menanamkan pentingnya cara berpikir aktif, berpikir positif, memberi aspirasi maupun ambisi yang terarah pada anak.
  • Suasana hati yang sedang dihayati. Suasana hati yang sedang dihayati ini seperti senang, bahagia, cemas, atau sedih. Gambaran keadaan suasana hati atau perasaan sangat mempengaruhi pembentukan power seseorang. Efek senang dan gembira merupakan sumber energi yang meningkatkan power atau self kontrol, sehingga pematangan konsep diri pun semakin mantap, rasa PD pun positif. Sebaliknya, perasaan terpuruk, sedih, pesimis, cemas, marah dan kesal malah membebani hati, sehingga mempengaruhi, menyedot atau menurunkan power atau self control, sehingga konsep diri pun jadi negatif dan membuat orang tidak PD. Oleh karena itu, perlu kita hembuskan perasaan riang, gembira dan senang anak dalam menghadapi berbagai kegiatan atau masalah. Kita ajarkan keterampilan mengatasi masalah pada anak, agar dirinya tidak terpuruk ke dalam kesedihan hati, agar tidak jadi pemurung dan pesimistis. Biasakan anak untuk mengembangkan senyumnya dalam menghadapi maupun mengerjakan segala sesuatu, agar dadanya lapang dan proses bernalarnya berjalan secara penuh. Ingat, senyum manis dapat meningkatkan energi psikis seseorang. 
  • Citra fisik. Kondisi fisik seseorang sangat mempengaruhi suasana hati maupun self controlnya. Jika penerimaan terhadap kondisi fisik cukup memuaskan, maka suasana hati maupun self controlnya meningkat, sehingga konsep diri yang terbentuk pun positif. Misalnya, anak menyadari bentuk tubuhnya ideal, maka citra fisiknya jadi positif. Berbeda jika sebaliknya, kalau anak melihat bentuk tubuhnya tidak ideal, maka anak jadi resah dan sibuk memikirkan atau menyesali kondisi fisiknya tersebut. Alhasil, anak jadi merasa rendah diri, cemas dan sebagainya. Di sinilah tugas kita untuk membimbing anak agar mau menerima realita kondisi fisiknya. Kalau kondisi fisiknya tidak bisa diperbaiki, maka anak perlu disadarkan dan dialihkan untuk memikirkan kelebihan atau potensi lain dari dirinya. Kekurangan di satu sisi, bukan berarti menutup kemungkinan kelebihan yang dimiliki anak. Jika potensi atau kelebihan lain anak dapat dimunculkan, maka citra dirinya pun meningkat. Kekurangan yang ada pada dirinya, bukan masalah lagi dan sudah tidak berarti apa-apa lagi. Ingat setiap manusia itu ada kelebihan dan kekurangannya. Berilah contoh-contoh riil pada anak, seperti para tokoh dunia, artis, presenter yang begitu PD padahal kondisi fisiknya begitu tidak ideal.
  • Citra sosial. Salah satu unsur yang mempengaruhi pematangan konsep diri adalah bagaimana penilaian dan penerimaan lingkungan sosial terhadap diri anak. Penerimaan dan penilaian anak yang supel, cerdas dan hebat dapat meningkatkan konsep diri anak secara positif. Sebaliknya, penerimaan lingkungan yang buruk terhadap anak, seperti anak dianggap nakal, bodoh, jelek dan sebagainya dapat melukai hati anak dan diartikan sangat dalam membekas di hati anak. Anak pun jadi menilai negatif dirinya, merasa tak berharga atau tak pantas dan rendah diri. Anak jadi memiliki konsep diri negatif dan rasa percaya dirinya sangat lemah. Oleh karena itu, sikap melecehkan dan memojokkan anak patut kita hindari sejak dini.
  •  Citra diri (self image). Citra diri ini merupakan gambaran yang meliputi:
    1. Nilai profil diri, seperti tingkat kecerdasan, status sosial, ekonomi dan peranan dalam lingkungan sosial,
    1. Cita-cita ideal anak yang ingin dicapai dan seberapa besar pengaruh tokoh-tokoh ideal yang diidolakan, baik yang ada di lingkungan atau idola fantasi,
    1. Keberartian diri (kebanggaan diri) terhadap nilai peran diri di lingkungan.

Untuk meningkatkan citra diri anak, maka anak perlu kita hargai, kita tingkatkan nilai perannya dalam lingkungan keluarga maupun pergaulannya. Jika nilai peran anak cukup berarti, maka konsep dirinya pun semakin mantap dan rasa percaya dirinya tinggi. Perpaduan kelima unsur di atas inilah yang memberi gambaran bagaimana konsep diri terbentuk. Dengan memperhatikan kelima unsur yang membentuk konsep diri ini, maka kita dapat memperhitungkan langkah-langkah yang tepat mengarahkan pembentukan konsep diri positif pada anak agar tumbuh percaya diri anak. Sebaiknya, pembentukan karakter kelima unsur di atas dilakukan sejak dini, agar muncul persistensi (menetap) dari karakter dan sifat-sifat dasar anak. Sebab, karakter dan sifat-sifat dasar anak akan menetap pada usia remaja.

3. Bagaimana memantapkan atau meningkatkan konsep diri anak?

Point-point penting untuk melakukan pedekate atau langkah-langkah penting yang harus diperhatikan untuk mengatasi, merubah dan meningkatkan konsep diri positif anak:

  1. Jangan bertindak kasar atau memaksakan pemikiran atau kehendak.
  2. Lakukan pendekatan kasih sayang pada anak.
  3. Utamakan kesabaran dan kemauan membangun komunikasi dengan anak secara dua arah.
  4. Sentuhlah titik peka anak dengan kata-kata sanjungan yang membesarkan hati anak, agar dirinya mau terbuka dan mau menerima buah pikiran kita. Ingat, anak akan lebih terbuka jika diperhatikan, dipahami dan dimengerti.
  5. berilah dukungan emosional pada anak, seperti memeluk, mengelus rambutnya dan sebagainya.
  6.  Untuk mendapatkan tempat dan agar ucapan kita diperhatikan anak, maka kita terlebih harus mampu memberi efek senang “ego” anak karena diperhatikan, dianggap penting, dihargai dan ditonjolkan nilai perannya, sehingga harga dirinya meningkat.
  7. Gali letak kelemahan anak, upayakan sikap optimis anak agar dirinya mau menghargai dirinya sendiri.
  • 4. Aspek keterampilan teknis.

       Suatu hal yang kadang tidak terpikirkan oleh kita dan menjadi inti masalah bagi sebahagian orang. Orang mengalami kebingungan ketika hendak melakukan sesuatu. Kebingungan bukan soal keberanian untuk berbuat atau mencoba, tetapi lebih terletak pada bagaimana proses untuk memulai sesuatu itu yang berat.

       Bagi anak yang mengalami kesulitan untuk memulai berbuat sesuatu lebih disebabkan anak tidak tahu menyusun jalan pikirannya untuk melakukan proses kegiatan yang hendak dilakukan tersebut. Anak belum mampu menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hingga kegiatan dapat diwujudkan dan diselesaikan. Di sinilah pentingnya aspek keterampilan teknis, yaitu kemampuan menyusun kerangka berpikir dan berbuat secara terfokus, terarah dan terukur step by step untuk melakukan proses kegiatan.

Aspek keterampilan teknis tersebut meliputi pengetahuan taktis, metodis dan imajinatif.

  1. Taktis. Taktis mengandung arti upaya mengarahkan proses berpikir, bertindak cepat dan efektif secara terukur dan terarah langsung menuju objek sasaran usaha. Taktis ini menunjukkan kecekatan dan keterampilan mengelola pemikiran untuk bertindak cepat dan tepat dalam memproses suatu rangsangan yang dihadapi.Untuk melatih pengetahuan taktis ini dengan membiasakan anak mengamati atau melakukan observasi segala sesuatu secara detail.
  2. Metodis, Metodis mengandung arti prosedur bagaimana cara menggerakkan proses penalaran dan tindakan efektif dalam memproses pokok masalah,

       sehingga dapat mengurai, menyusun, menimbang dan memecahkan pokok masalah dalam bentuk pola tindakan atau prakarsa. Untuk melatih pengetahuan metodis, membiasakan dengan cara analisis (mengurai unsur), sintesis (menyusun) dan evaluasis (menilai). Cara efektif untuk melatih pengetahuan metodis anak dapat dilakukan dengan membiasakan memberi contoh langsung dalam penyelesaian suatu soal (masalah) atau pekerjaan atau melibatkan anak langsung dalam pemecahan masalah.

  • Imajinatif, Imajinatif mengandung arti cara berpikir kreatif dalam menelaah dan memecahkan pokok masalah dengan memperhitungkan kemungkinan yang mungkin dapat dimunculkan mengatasi pokok masalah.

Untuk memudahkan anak berpikir kreatif dalam mengobservasi atau pengamatan adalah dengan cara membayangkan gambaran bentuk objek masalah dan pikirkan unsur-unsur penting yang membentuk gambaran atau sesuatu yang dapat mempengaruhi gambaran tersebut melalui proses analisis, sintetis dan evaluasis.

        Anak tak boleh ragu mengembangkan pikiran kreatifnya untuk mengkaji berbagai kemungkinan dari banyak sisi dalam mencari kunci jawaban masalah yang dihadapinya (Kalau begini bagaimana ya? Atau kalau begitu bagaimana ya jadinya? Kalau dibuat seperti ini, bagaimana jadinya dan bagaimana mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan lain yang terjadi ya? Kalau mereka tidak setuju dengan usul saya ini, alternatif lain bagaimana yang bagus saya kemukakan pada mereka ya? Dari banyak alternatif ini, mana yang terbaik dan pantas dikemukakan?).

 Kini sudah saatnya, kita memikirkan dan meningkatkan kualitas interaksi dengan  anak dan kualitas interaksi yang sengaja diaktualisasikan atau dimunculkan secara terencana dan sistematis untuk membentuk persistensi karakter dan sifat dasar anak sejak dini. Karena menurut para ahli psikologi perkembangan persistensi karakter dan sifat dasar anak mulai menetap ketika anak memasuki usia remaja. Begitu juga, jika kita menghendaki anak memiliki sifat-sifat dasar yang menunjang kemampuan percaya dirinya, maka rencanakanlah pola interaksi yang konstruktif dengan anak sejak dini.

Sumber : Membangun Rasa Percaya Diri Anak,  Henny Puspitarini,  Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009.

“Konmari Mengubah Hidupku”


 

SUMBER  : KonMari Mengubah HidupkU, Khoirun Nikmah (Pendiri Komunitas KonMari Indonesia, 2018, Bentang Pustaka, 170 halaman

  1. PENDAHULUAN

Secara etimologis Etika merupakan bahasa yang berasal dari Yunani Kuno, yaitu “ethikos“, yang artinya “timbul dari kebiasaan”. Maka, etika adalah  sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dalam penilaian moral. Etika meliputi analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.  Secara harfiah, Etika adalah norma atau aturan yang digunakan sebagai sebuah pedoman dalam berperilaku didalam masyarakat bagi seseorang yang terkait dengan sifat buruk dan baik.

Etika dibuat pasti memiliki fungsi – fungsinya. Berikut ini beberapa fungsi etika yang perlu Anda ketahui, antara lain :

  1. Sebagai tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan berbagai macam moralitas yang membingungkan.
  2. Sebagai orientasi etis, maka diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
  3. Untuk menunjukan sebuah keterampilan intelektual yaitu suatu keterampilan untuk dapat berargumentasi secara rasional dan secara kritis
  1. Jenis Etika

Etika juga memiliki beberapa jenis. Beriku ini jenis – jenis etika yang harus Anda ketahui, antara lain :

a. Etika filosofis. Secara umum, etika filosofis dapat dianggap sebagai etika yang berasal dari aktivitas berfilsafat atau berpikir yang dilakukan oleh manusia. Maka dari itu, etika sebenarnya merupakan bagian dari filsafat.

Etika termasuk dalam ilmu filsafat, karena itu ketika berbicara etika maka tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Maka dari itu, jika Anda ingin mengetahui unsur-unsur etika maka Anda juga perlu tahu mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut ini pernyataan yang menjelaskan dua sifat etika:

  • Filsafat non-empiris dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu pengetahuan empiris merupakan ilmu yang didasarkan oleh fakta atau beton. Namun, filosofi ini mencoba untuk melewati beton seakan seperti bertanya tentang apa yang ada di balik gejala beton.
  • Cabang ilmu filsafat praktis berbicara tentang sesuatu yaitu “ada”. Misalnya, filsafat hukum mempelajari tentang apa itu hukum. Namun, etika tidak terbatas pada itu, etika bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang ilmu filsafat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia.

b. Etika teologis. Etika teologis berkaitan dengan 2 hal. Yang pertama, etika teologis tidak memiliki batas pada agama tertentu, tapi setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Yang kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena memiliki banyak unsur di dalamnya seperti didalam etika secara umum, dan dapat dipahami seperti memahami etika secara umum.

c. Relasi kedua etika. Banyak perdebatan tentang etis etika filosofis dan teologis di dalam etika. Berikut ini ada 3 jawaban yang diusulkan penting atas pertanyaan di atas, yaitu:

  1. Revisionisme
    Jawaban ini berasal dari seseorang yang bernama Augustinus pada tahun 354 – 430, beliau menyatakan bahwa kewajiban untuk merevisi etika teologis itu benar dan kemudian dapat meningkatkan etika filosofis.
  2. Sintesis
    Jawaban ini diusulkan oleh Thomas Aquinas pada tahun 1225-1274. Beliau mensintesis etika filosofis dan etika teologis sehingga menjadi dua jenis etika, agar dapat melestarikan identitas masing-masing sehingga menjadi sebuah entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis akan menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis akan menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.

Pada zaman global saat ini etika tidak hanya bersifat umum sebagai ilmu yang baku yang tak hanya diajarkan dalam lingkungan belajar, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan menerapkan metode berbenah untuk menjalankan nilai etika yang baik. Buku yang saat ini akan di analisis adalah buku yang akan memberikan nilai etika baik yang bisa diterapkan dilingkungan masyarakat saat ini.

  • SIAPA MARIA KONDO ?

Marie Kondo, seorang konsultan berbenah asal Jepang, memperkenalkan metode merapikan yang ampuh tiada duanya, KonMari. Keampuhan metode ini makin marak dirasakan di Indonesia, tepatnya setelah buku The Life-Changing Magic of Tidying Up diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tengah 2016 silam.

The book has changed many people live so greatly! Salah seorang yang merasakan efek metode KonMari ini adalah Khoirun Nikmah. Ia tak hanya merasakan perubahan fisik pada rumahnya yang jauh lebih rapi, tetapi juga cara pandang, sikap, dan bahkan menuntaskan pergulatan masa lalunya yang menjadi momok hidupnya selama ini.

Setelah mendirikan komunitas KonMari Indonesia bersama sang suami, Nikmah makin aktif mengisi kelas bagi orang-orang yang membutuhkan semangat dan dukungan ber-KonMari (dengan restu dari Tim Marie Kondo tentunya). Bermula dari grup WhatsApp dengan ratusan anggota, komunitas ini berkembang menjadi kelas offline yang digelar di berbagai kota di Indonesia.

Melalui buku ini, Nikmah mengajak kita untuk berproses bersama. Dimulai dari membandingkan KonMari dengan beberapa model decluttering (berbenah) lainnya sebelum akhirnya mantap memilih metode ini. Dengan telaten, Nikmah memberikan penyesuaian pada ide awal metode ini sesuai dengan kondisi di Indonesia, dilengkapi dengan tips menerapkannya bersama pasangan, anak, dan masyarakat. Selamat ber-KonMari!

  • MENGENAL APA ITU  DECLUTTERING ?

Istilah decluttering mungkin sudah tidak asing terdengar. Pada era digital, informasi bergerak per sekian detik sehingga kita bisa mengakses hampir semua hal melalui jaringan internet, termasuk informasi mengenai konsep decluttering.

Kata decluttering tidak jauh-jauh dari istilah clutter. Clutter itu apa? Dari segi bahasa, clutter bisa diartikan sebagai “kekacauan, kekusutan, kebisingan, atau keributan.”. Clutter mengindikasikan sesuatu yang tidak rapi, tidak nyaman, tidak enak dilihat, dan tidak menyenangkan. Lebih dalam lagi, clutter bisa merupakan sesuatu yang mengganggu perasaan dan emosi. Clutter dapat berbentuk benda-benda, pengalaman, pekerjaan, hubungan sosial, budaya digital, perasaan, dan pikiran. Nah, declutter adalah kebalikan dari clutter, yaitu berusaha untuk memangkas, menghilankan, atau mengurangi clutter agar semuanya menjadi tertata rapi dan nyaman di hati.

Mengapa perlu decluttering?

  1. Clutter dapat menyebabkan stres dengan cara meningkatkan hormon kortisol dan membuat otak mengasosiasikan clutter dengan kegagalan (UCLA).
  2. Stres akibat clutter  dapat meningkatkan nafsu makan hingga menaikkan berat badan (Peter Walsh).
  3. Sebuah studi neurosains menyebutkan bahwa lingkungan yang banyak clutter dapat menyebabkan tubuh selalu merasa lelah dan sulit untuk fokus.
  4. Clutter dapat menganggu kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan.
  5. Clutter dan disorganisasi dapat menyebabkan kerugian secara finansial seperti membeli benda yang sama berulang akibat tidak berhasil menemukan benda yang dicari.
  6. Benda-benda yang menumpuk dan tertimbun dapat menjadi sarang kuman, serangga, dan tikus, jadi tidak bagus untuk kesehatan.
  7. Clutter dapat mengakibatkan sering terlambat karena kesulitan menemukan barang.
  8. Clutter dapat membahayakan, seperti menginjak mainan Lego di lantai atau tertusuk jarum yang tercecer.
  9. Kita tidak akn pernah menyelesaikan aktivitas beres-beres tanpa decluttering.
  10. Clutter menghalangi kita dari kebahagiaan.

Dengan kata lain, decluttering bisa juga menjadi salah satu jalan untuk mengurangi beban kita saat Hari Perhitungan di akhirat kelak. Maka, dari sini pun kita bisa menyimpulkan bahwa proses decluttering ini sangat penting demi kesehatan jiwa dan raga.

  • METODE KONMARI

“I used to clean my brother and sister’s rooms. And I would go to friends’ houses and clean their rooms, too.” –Marie Kondo

Metode Konmori dikenalkan oleh Marie Kondo sekitar 2010-2011, hampir berbarengan dengan terbitnya buku Hideko Yamashita tentang Danshari. Marie Kondo adalah seorang “maniak bebenah” sejak balita. Sepanjang hidupnya ia fokus dan konsisten terhadap aktivitas bebenah yang telah menjadi passion-nya itu. Kini, ia menjadi sangat bersinar dengan metode Konmari dan bahkan masuk ke dalam “100 Orang yang Berpengaruh pada 2015” versi majalah TIME.

Marie Kondo terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki kakak yang kegiatannya bermain game tiada henti, sibuk. Sedangkan ayahnya bekerja, sibuk. Mamanya mengurus adiknya, sibuk. Maka, ia sendirian di rumah “dalam arti positif” mengalihkan kesendiriannya itu dengan membereskan barang-barang keluarganya dengan tujuan untuk “membantu” meringankan pekerjaan orang tuanya, terutama mamanya. Ia sendiri terinspirasi berbenah karena mamanya setiap hari berbenah (tiada henti). Dari sanalah ia menyukai kegiatan tersebut.

  1. Seperti apakah metode Konmari ini?

Metode Konmari mengajarkan dua konsep utama, yaitu decluttering dan organizing. Decluttering adalah upaya mengurangi barang. Pada konsep decluttering, hal utama yang perlu dilakukan kali pertama adalah mengubah pola pikir, membuat gaya hidup ideal atau ideal lifestyle, dan menyusun jadwal berbenah. Disarankan untuk membuat jadwal tidak lebih dari enam bulan, idealnya tga bulan disesuaikan dengan kondisi rumah.

Kemudian, jika sudah memulai proses berbenah, kita fokus pada barang yang kita simpan dan merasa bahagia saat menyentuh barang tersebut atau “spark joy”, juga mengucapkan terima kasih pada barang yang dipensiunkan. Lakukan runut perkategori, bukan perlokasi. Kategori ini berurutan dimulai dari pakaian, buku, kertas, komono, dan memorabilia. Baru kemudian kita fokus pada penataan (organizing).

Penataan pada metode Konmari cukup mudah dan sederhana. Pada prinsipnya semua pakaian bisa dilipat dan cara meletakkannya dijajar horizontal, tidak ditumpuk vertikal sebagaimana pada umumnya.

  • 5S Japanese Concept

Metode 5S adalah metode untuk menata area kerja di lingkungan industri atau perusahaan yang memiliki filosofi serta cara kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap individu. Konsep 5S lahir di Jepang yang kemudian hari ditetapkan di industri seluruh dunia, juga termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri konsep 5S lebih dikenal dengan 5R, yang biasanya bergandengan dengan konsep K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

5S merupakan konsep yang sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti dan penerapannya oleh siapa saja. Tetapi sangat susah untuk menerapkannya dengan benar, hal ini dikarenakan kebiasaan kita yang ingin senang sendiri dan tidak mau diikat oleh aturan-aturan yang ada.

Penerapan 5S di perusahaan-perusahaan harus diikuti oleh semua level mulai dari operator sampai ke Top Management (Manajemen puncak). Dengan menerapkan 5S dengan baik, kita dapat meningkatkan produktivitas kerja kita dan juga dapat bekerja dengan se-efektif serta se-efisien mungkin dan meningkatkan keamanan (Safety) di tempat kerja kita. Di samping itu juga dapat meningkatkan citra atau Image kita di hadapan Customer maupun manajemen kita sendiri karena penataan dan kerapian di tempat kerja kita juga mencerminkan sikap kita terhadap pekerjaan kita.

Dalam penerapan 5S, terdapat 4 langkah yang perlu dilakukan antara lain :

  1. Melakukan Perekaman keadaan sekarang agar dapat dijadikan perbandingan setelah melakukan kegiatan 5S (before and after)
  2. Melakukan Kegiatan 5S
  3. Pembudayaan 5S, Jadikan 5S merupakan bagian yang tidak terlepas dari aktivitas kerja harian kita.
  4. Evaluasi kembali terhadap 5S dan lakukan tindakan pencegahan agar 5S tetap terjaga di tempat kerja.Contoh : bagaimana mencegah debu tidak melekat di mesin, bagaimana mencegah peletakkan barang yang tidak pada tempatnya.
  • Bagaimana Awal Mula Terciptanya Metode 5S Di Jepang?

Terdapat dua versi sejarah yang berbicara mengenai ini. Versi pertama, ada yang menyebutkan bahwa metode 5S adalah hasil modifikasi dari program CANDO (Cleaning up, Arranging, Neatness, Discipline, and Ongoing improvement) yang diperkenalkan oleh Henry Ford pada 1972 di Amerika Serikat. Metode ini kemudian dipopulerkan sebagai “Japanese 5S” pada 1980 oleh Hiroyuki Hirano.

Versi kedua, dianggap argumen yang lebih kuat dan  tertulis juga di buku Seikatsu Kaizen, bahwa pada 1970-an, pemerintah Jepang mengundang seorang konsultan manajemen asal Amerika bernama Dr. W. Edwards Deming.  Dr. Deming diundang untuk memperbaiki kondisi ekonomi Jepang yang hancur pasca Perang Dunia II. Maka, mulai 1970, konsep-konsep Deming yang lebih dikenal dengan “14 Kunci Dr. Deming” diterapkan di perusahaan-perusahaan Jepang.

Konsep-konsep Deming pada akhirnya lebih populer dengan istilah kaizen. Kaizen sendiri berasal dari bahasa Jepang, kai berarti “perubahan” , sementara zen berarti “baik”. Secara literatur, kaizen berarti peningkatan kecil, tampak remeh, tetapi terus-menerus, berkesinambungan, dan tanpa akhir. Kaizen diperkenalkan dan ditulis oleh Masaaki Imai dalam bukunya Kaizen: The Key to Japan’s Competitive Success pada 1986.

Anehnya, meski Jepang mengandung Deming dari Amerika, ternyata konsep tersebut justru belum diterapkan pemerintah Amerika. Barulah setelah melihat kesuksesan konsep Deming di Jepang. Amerika mulai ngebut untuk menerapkan konsep tersebut di negaranya.

Dari dua versi sejarah atas, terlihat bahwa metode 5R/5S ditemukan dan diperkenalkan oleh bangsa Amerika pada tahun 1970-an. Metode ini kemudian diadopsi oleh Jepang pada era 1980-an, menjadi populer, dan pda akhirnya diterapkan secara menyeluruh di Negeri Matahari Terbit itu. Setelah sukses di Jepang, barulah konsep 5R ini mulai diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di Amerika dan seluruh dunia, termasuk Indonesia.

  • Prinsip Metode Konmari

Berbeda dengan metode pada umumnya yang kurang terperinci dan urut, metode KonMari memiliki prinsip dan urutan yang baku. Namun sebenarnya apa sajakah prinsip metode KonMari?

  1. Memiliki komitmen kuat untuk mau berbenah secara tuntas.

Pada umunya seseorang berbenah dikarenakan tuntutan lingkungan, misalnya karena menyambut Tahun Baru, menyabut tamu serta saudara, atau karena bosan dengan suasana. Berbenah tiada habisnya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya skills dan metode yang diterapkan secara baku. Marie Kondo  mengatakan bahwa konsep berbenah dalam KonMari akan sukses tuntas apabila seseortang memiliki komitmen kuat untuk memutuskannya dan berjanji untuk tidak akan mengulangi kondisi berantakan. Berbenah spesial ala KonMari berbeda dengan berbenah sehari-hari, jadi sebelum mengerjakan prosesnya harus membangun komitmen kuat hingga akhir.

  • Membuat konsep dan visualisasi mengenai ideal lifestyle.

Sebelum memulai berbenah, tentukan lebih dahulu kondisi ideal yang Anda inginkan. Misalnya, hidup seperti yang Anda harapkan setelah proses berbenah selesai? Disinilah letak fleksibelitas metode KonMari. Karena setiap orang mempunyai konsep kehidupan ideal yang berbeda-beda, tujuan akhir berbenah dapat disesuaikan oleh pribadi masing-masing. Proses berbenahnya pun cenderung lebih dekat pada perasaan kita sebagai pribadi. Oleh sebab itu, gambaran ideal lifestyle ini ibarat peta awal yang nantinya bermanfaat dalam proses berbenah.

  • Diawali dengan mengurangi jumlah barang (decluttering)

Caranya dengan menggunakan “joy sensor” atau indikator perasaan, yaitu dengan mengeluarkan semua barang setiap kategorinya.

  • Dilakukan per kategori, bukan per lokasi

Prinsip berbenah per kategori inilah yang menjadi ciri khas KonMari dibandingkan metode berbenah lainnya. Pada umumnya seseorang berbenah berdasar pada kebutuhan atau per lokasi. Misalnya hari ini berbenah dapur, esok garasi, esoknya lagi kamar depan ruang tamu, dan seterusnya. Oleh sebab itu, KonMari mengajak kita untuk melakukan berurutan berdasarkan kategori. Kategori tersebut urutannya sudah baku berdasarkan pengalaman Marie Kondo belasan tahun.

  • Ikuti urutan kategorinya dengan benar, tidak dibolak-balik.

Urutan kategori benda tersebut telah disusun berdasarkan tingkat kesulitannya, mulai dari yang paling mudah hingga yang tersulit untuk diseleksi. Kenapa?  Karena setiap benda mempunyai nilai (value) yang berbeda-beda.

Secara garis besar, ada empat nilai yang mempengaruhi, yakni :

  1. Functional Value (kegunaan/manfaat)
  2. Informational Value (bernilai informasi)
  3. Emotional Value (memorial/sentimental)
  4. Rarity (kelangkaan)

Semakin banyak nilai yang menempel pada suatu benda, benda itu akan menjadi “sangat penting” untuk kita. Semakin mendekati ke nilai kelangkaan , tingkat seleksinya semakin sulit.

  • Indikator : Spark Joy

Spark Joy artinya memancarkan rasa bahagia sukacita, atau penuh cinta. Uniknya, konsep inilah yang pada nantinya akan mengubah pola pikir kita. Alih-alih fokus mencari mana barang yang ingin disingkirkan, kita mengutamakan memilah barang yang akan disimpan. 

Contoh : barang yang spark joy pada saat kita sentuh akan membuat sel-sel pada badan kita terasa “naik”, perasaan menjadi hangat, nyaman, dan senang. Demikian pula apabila barang tersebut tidak spark joy, mood kita akan “turun” –tidak suka, tidak percaya diri, atau cemberut.

  • Membuatkan “rumah” untuk  setiap barang

KonMari mengibaratkan semua benda di rumah sebagai “partner” kita. Selayaknya manusia, setiap benda juga harus memiliki “rumah tinggal” atau tempat yang layak untuk mereka “beristirahat”.

  • Tidying Festival

Tidying festival dilakukan sekaligus, tidak  dicicil sedikit demi sedikit. Gunakan timeline untuk berkomitmen menuntaskannya dengan riang gembira. Dengan begitu, momen berbenah yang biasanya  membosankan dan melelahkan menjadi momen spesial yang kita rayakan.

  • Mengapa Memilah Metode KonMari?
  • Metode yang diajarkan Marie Kondo ini menitikberatkan pada pola pikir berbenah.

    Pada umumnya, memulai berbenah itu rasanya sulit sekali. Namun dengan pemahaman yang utuh, semuanya tidak akan terasa sulit. Sebelum berbenah kita harus memvisualisasikan tujuan, membayangkan rumah ideal, aktivitas rutin yang diharapkan setelah beres-beres, hingga merumuskan jadwal berbenah dengan baik. Pada titik awal ini, yaitu menentukan ideal lifestyle, sejatinya kita sudah memulai separuh perjalanan “merayakan” kegiatan berbenah dengan riang.

  • Penjelasan metode KonMari terkait konsep decluttering dan organizing bersifat unik dan sangat jelas.

    Biasanya setiap orang melakukan acara berbenah secara acak, menyesuaikan dengan mood. Kadang lemari, kadang dapur, dan sebagainya. Terkadang juga sesuai kebutuhan, misalnya saat butuh merapihkan buku, orang tersebut akan merapihkan semua buku-hanya dilihat dan merapikan sekilas. Begitu pula dengan barang lain , tidak semua disentuh. Hasilnya, aktivitas berbenah tidak berbenah tidak pernah tuntas. Namun setelah mengikuti metode KonMari dengan runut, tidak akan ada lagi sisa-sisa barang tersembunyi, sebab semua brang dikeluarkan tanpa terkecuali, dan dilakukan berdasarkan kategori.

  • Bagi orang yang ingin menjalani keseharian dengan hal-hal yang positif, pasti sangat cocok n dengan konsep “spark joy” –nya Marie Kondo.

    Mempertahankan barang yang memercikkan rasa bahagia secara tidak langsung akan membuat seseorang nyaman melihatnya, seolah sedang mengisi daya positif ke badan. Sehingga, harapannya rumah yang awalnya hanya sebagai tempat tinggal, kini bisa lebih nyaman dihuni sebagai ruang kehidupan yang memancarkan kebahagiaan. Dengan demikian setiap penghuni rumah akan merasa  lebih betah dan nyaman beraktivitas di dalam daripada sebelumnya.

  • Ada banyak tips yang Marie Kondo berikan untuk mengisi rumah dengan sesuatu yang menyenangkan.

     Mulai dari cara menyusun visualisasi ideal lifestyle, kemudian menambah beberapa barang yang bisa memercikan kebahagiaan, hingga membuat ruangan “me-time” di dalam rumah. Konsep spark joy inilah yang menjadi titik utama yang mampu menyentuh ke personal seseorang.

  • Saya suka dengan bagian saat kita mengeluarkan semua barang dan menyetuhkan satu per satu

     Mungkin agak mirip dengan konsepnya Danshari, tetapi Danshari, tetapi ada perbedaan pada proses decluttering-nya, yaitu mengungkapkan ekspresi kesyukuran pada setiap barang. Marie Kondo menyelipkan “nilai syukur” di sini, caranya adalah misalnya  dengan mengucapkan “Terima kasih, alhamdulillah” pada benda-benda yang kita pensiunkan. Benda-benda itu tidak dibuang begitu saja.

  • Berbenah dirayakan seperti sedang merayakan festival.

    Proses ini dilakukan secara berombong dan sekaligus. Mungkin karena budaya Jepang yang suka terhadap perayaan-perayaan, berbenah pun patut dirayakan. Saya sangat senang dengan konsep tidying festival ala KonMari ini, karena selain membuat bonding antar-anggota keluarga, dilakukannya pun seolah sedang merayakan pesta.

  • Marie Kondo “mencetak konsultan”

    Ya, Marie Kondo fokus berbisnis dengan passion-nya ini. Didukung timnya, ia membuka seminar dan pendaftaran konsultan di Eropa dan Amerika. Tidak hanya itu, ia juga membuka kursus online melalui platform Udemy untuk semua orang.

  • KISAH KONMARI DI INDONESIA

Nama saya Khoirun Nikmah. Teman-teman biasa memanggil saya Nikmah atau Niknik, sesuka-suka mereka saja. Ada juga yang memanggil saya Khoir, Irun, atau Irul. Namun, saya lebih suka dipanggil Niknik. Usia saya sekarang 27 tahun, sudah menikah dan memiliki satu putra. Sejak kecil, saya sangat menyukai aktivitas berbenah.

Namun, berbeda dengan Marie Kondo yang fokus dan konsisten menekuni passion-nya dalam beres-beres, saya justru minder dan malu terhadap “passion” tersebut. Saking mindernya, suatu hari saya memutuskan untuk tidak mau berbenah lagi dan mengalihkan perhatian saya pada hobi yang lain, yaitu membaca buku. Sebelum masuk ke sana, biar saya ceritakan dulu kenangan masa kecil saya soal beres-beres dan berbenah. Ketika kecil, saya pernah menjadi “tukang bersih-bersih” di beberapa rumah orang, mulai dari tetangga, saudara, bahkan guru sekolah. Jika Marie Kondo melakukan hobinya itu lantaran keluarganya sibuk dengan urusannya masing-masing, saya justru melakukannya sebab melihat Emak melakukannya. Emak di sini bukanlah ibu saya, melainkan nenek saya. Saya adalah satu-satunya cucu Emak yang memanggil beliau sebagaimana anak-anaknya memanggil. Semua cucu yang lain memanggil beliau “Mbah” (Jawa, ‘nenek’).

Saya selalu ikut Emak ke mana pun beliau pergi. Emak mencari penghidupan dengan memanfaatkan berbagai keterampilan rumah tangga yang dimilikinya, termasuk ketika dipanggil orang untuk masak maupun berbenah. Sebelumnya saya tinggal bersama Ibu dan Bapak di kampung halaman Bapak. Kampung ini terletak di kabupaten yang berbeda dengan kampung Emak. Namun, karena Ibu dan Bapak berpisah ketika usia saya sekitar 3 tahun, sejak itu saya diasuh dan dididik oleh Emak (Nenek) dan Mbah (almarhum Kakek).

Kehidupan ekonomi mereka cukup sulit, tetapi keduanya berhati baik dan berwawasan luas. Mereka mendidik saya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana Emak dulu mendidik Ibu. Saya banyak belajar dari pemikiran kakek dan nenek saya, mulai pelajaran kesederhanaan, keikhlasan, dan etos kerja. “Kehidupan itu keras maka jangan lembek,” demikian nasihat almarhum kakek saya. Nasihat itu selalu terngiang hingga sekarang. Almarhum kakek saya suka membaca, bahkan kertas koran pembungkus cabai pun suka beliau baca. Salah satu cita-cita kakek adalah beliau ingin suatu saat nanti ada generasinya yang berpendidikan, minimal mampu lulus sarjana. Sebab, tidak ada satu pun anaknya yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

 Jadi, harapannya ada pada cucunya ini. Impian kakek pada akhirnya terwujud walaupun tidak bisa menyaksikannya sendiri. Sebab, kakek meninggal dunia ketika saya masih Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selain suka ikut Mbah angon (menggembala) kambing dan pergi ke sawah, saya juga sering ikut Emak menginap di rumah orang untuk masak besar di acara hajatan. Emak sangat pandai memasak, beliau sudah semacam chef handal dan terkenal di jamannya. Emak juga bisa memprediksi anggaran dari sebuah hajatan besar. Ia membuat anggaran dengan rinci dan tepat sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Hasil masakannya sangat enak, piring tamu licin tandas. Saat piringnya akan dicuci, tidak ada yang namanya sisa makanan masih menempel. Emak benar-benar menerapkan zero food waste dalam perencanaannya.

Selain itu, Emak juga punya kegiatan rutin, yaitu mengunjungi rumah Buyut untuk berbenah. Rumah Buyut sangat besar dan memiliki banyak kamar, perabot, serta gudang. Dari sanalah saya melihat Emak merapikan segalanya, dan sejak itu pula saya selalu dilibatkan untuk sekadar bantu-bantu. Salah satu motivasi saya mau ikut bersih-bersih saat itu adalah supaya bisa dapat lungsuran barang atau buku dari pemilik rumah, hehe.

Menginjak SD, kegemaran berbenah saya semakin membara, hampir setiap pulang sekolah saya berkunjung ke rumah saudara untuk membereskan rak bukunya. Di rumah, saya memang tidak mempunyai banyak buku. Jangankan buku, untuk memiliki sebuah buku LKS tipis saja saya harus menabung dan hidup serba-irit agar dapat membelinya, dengan cara mencicil pula.

Berbenah juga menjadi alasan saya supaya bisa membaca banyak buku. Sambil berbenah, saya biasanya sambil mencari buku pilihan yang bisa saya pinjam. Syukur-syukur bisa mendapatkan buku bekas gratis. Biasanya, selesai berbenah, saya mendapat upah berupa alat tulis, buku, majalah, ataupun barang bekas yang masih bagus. Sedangkan nominal uang biasanya saya dapatkan setelah saya setorkan hasil rapor per catur wulan. Jika nilai bagus, saya mendapatkan uang untuk membeli buku (dari keluarga Buyut saya).

Saya membandingkan KonMari dengan beberapa model decluttering (berbenah) lainnya dan saya merasa bahwa metode ini paling cocok dan lengkap. Sejak saya menerapkan metode KonMari dalam hal berbenah, ternyata efeknya tidak hanya tampak pada fisik rumah yang rapi, tetapi KonMari ini juga mampu mengubah cara pandang, sikap, dan bahkan kehidupan saya.

Tidak hanya sampai di sana, inner childyang menjadi momok pun bisa tuntas seiring saya menuntaskan proses berbenah. Jadi, benar apa yang dikatakan oleh Marie Kondo bahwa kita baru memulai hidup yang sebenar-benarnya setelah kita berbenah total. Karena efek tersebut, saya dan suami kemudian bersepakat membuat Komunitas KonMari Indonesia. Kami merasa masyarakat Indonesia perlu mengenal metode ini agar mereka bisa merasakan dampak positifnya.

  • Danshari

Danshari adalah istilah yang terdiri dari 3 kanji yang berarti menolak membawa barang yang tidak dibutuhkan, membuang semua yang membuat berantakan, serta memisahkan keinginan untuk hal material.   

Dalam melaksanakan danshari, terdapat dua hal yang harus dilakukan. Yang pertama adalah konsumsi yang rasional, dan yang kedua adalah belajar menyimpan untuk menciptakan suasana yang minimalis.  Danshari yang diperkenalkan Yamashita bukan sebagai konsep mengeluarkan detoks dari dalam badan sebagaimana praktik yoga, melainkan “detoksifikasi” dengan cara mengeluarkan barang-barang (decluttering) di rumah.

“Singkirkan hal-hal yang tidak diinginkan sehingga Anda dapat membangun apa yang benar-benar Anda inginkan.”

Konsep Danshari yang diadopsi dari pelatihan yoga, apabila diterapkan dalam proses berbenah, adalah sebagai berikut :

  1. Menolak untuk membawa barang-barang baru yang tidak perlu ke dalam hidup.
  2. Membuang barang-barang di rumah yang tidak kita butuhkan.
  3. Memisahkan diri dari keinginan untuk menumpuk barang atau membeli barang.

Seorang ibu rumah tanggal bernama Moriyama Masami memiliki aturan rumah tangga dalam penyimpanan barang di rumah. Pertama adalah jumlah barang yang disimpan, jika tidak perlu ditambah maka jangan ditambah. Yang kedua adalah tempat barang yang diletakkan harus sesuai, tidak boleh sembarang taruh. Dan yang ketiga adalah pemanfaatan ruang yang efisien

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metode KonMari ini bukan sekedar metode berbenah atau bertujuan beres-beres rumah. Tapi main goal dari metode ini adalah untuk mengubah hidup kita menjadi lebih menyenangkan dan positif melalui berbenah ala KonMari. Salah kaprah ini sih yang seringkali terjadi pada beberapa orang yang sudah membaca atau mengetahui metode KonMari tapi kemudian kambuh lagi ke kebiasaan lama.
Nah, di dalam buku ini Niknik mengingatkan kita tentang prinsip ini. Kita diajak untuk benar-benar memulai KonMari (lagi) dari nol. Mulai dari menentukan ideal lifestyle untuk rumah dan kehidupan kita sebelum memulai KonMari, bagaimana menikmati tidying festival, hingga cara-cara berKonMari bersama pasangan, anak, orangtua bahkan masyarakat.

Selain memberikan panduan-panduan praktis tentang berKonMari di rumah, Niknik juga menceritakan bagaimana ia dan suaminya membangun Komunitas KonMari Indonesia yang awalnya hanya berupa sharing gratis dalam grup Whatsapp. 

Buku KonMari Mengubah Hidupku, adalah buku yang sangat baik terutama bagi para ibu rumah tangga, maupun wanita untuk bisa melakukan kegiatan berbenah dengan baik. Selain itu buku ini juga menyelipkan nilai-nilai sosial maupun agama, agar kita bisa lebih menghargai keadaan sekitar kita. Dan agar kita tidak menyia-yiakan waktu dengan percuma.

Kerja Tanpa Kantor Siapa Takut


Oleh : Onno Purbo, Praktisi Teknologi informasi

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh sebagian besar orang tua kita bahwa pada hari ini & kemungkinan besar dimasa mendatang bahwa bekerja tidak identik dengan berkantor. Pada tempo doeloe, bekerja di kantoran mungkin sangat bergengsi & menjadi kelas elit tersendiri pada generasi eyang, tante, oom & para orang tua kita. Kalau kita bekerja sendiri, di rumah – wah bisa repot urusan dengan mertua & orang tua.
Di cap orang tak berguna lah, tidak terpakai dll … Sialnya, pada hari ini, para orang tua tampaknya harus gigit jari & menerima kenyataan bahwa justru semakin banyak & semakin bergengsi pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai pekerjaan eh kantor. Mengapa? Karena pada akhirnya yang di tuntut dari seorang profesional bukan absensi kantor-nya melainkan target / hasil / pencapaian objektif. Kecuali di lembaga pemerintahan, absensi tampaknya masih menjadi paradigma berkarya – yah selamat bertugaslah untuk rekan PNS.

Mungkin karena saya berada di dunia Internet, dalam banyak kesempatan saya ketemu banyak profesional dengan mobilitas tinggi, kalaupun mempunyai kantor sering kali meninggalkan kantor-nya – bahkan sangat lumrah jika pekerjaannya dikerjakan di rumah atau sambil ngobrol & minum kopi di café bersama mitra-mitra-nya. Leisure, hobby, kebebasan dan mengerjakan apa yang mereka sukai sangat dominan di diri para profesional tersebut. Bukan hal yang aneh jika kita melihat teman-teman profesional ini seakan tidak terikat pada satu kantor yang tetap. Pekerjaan kontrakan & servis yang mengandalkan profesionalitas & keahlian yang sangat spesifik menjadi sangat dominan diantara para profesional. Tampaknya, keahlian & kesukaan yang spesifik menjadi andalan para profesional yang umumnya masih muda antara usia 27-40-an tahun.

Penghasilan jangan di tanya … minimal Rp. 5-10 juta merupakan gross monthly income paling buruk diantara profesional ini. Jelas jauh lebih baik daripada fresh graduate yang umumnya Rp. 750.000 / bulan itu. Memang masih sedikit para profesional yang bekerja betul-betul bebas & sangat mobile seperti ini, tapi kecenderungan ke arah itu sangat menonjol terutama di rekan-rekan muda usia sekitar 30-an. Menjadi terbaik adalah dambaan dalam suasana kompetisi yang sehat. Pengakuan dilakukan secara langsung oleh komunitas, bahkan bukan hal yang luar biasa jika terekspose oleh media massa – karena mereka memang terbaik tanpa mekanisme KKN murni kompetisi & fight.

Laptop, palmtop, personal digital assistance (PDA), handphone menjadi peralatan yang sangat lumrah bagi para profesional tersebut. Yah minimal akses ke WARNET yang didukung dengan handphone menjadi ciri khas para rekan muda tersebut. Komunikasi yang intens menjadi ciri khas dari para profesional ini, e-mail traffic di berbagai mailing list yang diselingi oleh banyak berita SMS berseliweran di layar telepon genggam menjadi bagian integral kehidupan mereka. Bahkan sebagian besar berkas pekerjaan-pun banyak di kirim dalam bentuk attachment di e-mail. Memang kadang sebagian merupakan canda tawa diantara mereka, tapi itulah bagian dari ke akraban kehidupan di dunia tanpa batas yang banyak di nikmati terutama oleh profesional muda maupun mahasiswa / siswa.

Pada tingkat yang lebih serius, jangan kaget jika di kereta api, ruang tunggu airport, pesawat terbang melihat para profesional asik men-tik keyboard Nokia 9230 atau bekerja secara online pada PDA / Palmtop Jornada-nya yang terkait dengan PCMCIA modem dengan built-in pesawat handphone.

Unified messaging antara SMS, e-mail, FAX menjadi teknologi pemicu, teknologi unified messaging sudah sangat terasa saat ini – integrasi antara berita SMS ke e-mail ke FAX dapat menjadi saling terkait & sangat membantu para eksekutif & profesional mobile untuk bermanouver di dunia informasi.

Yah itulah kantor mereka, itulah gaya bekerja mereka, gaya hidup sebagian profesional muda yang sangat mobile pada hari ini. Bukan mustahil jumlah mereka akan semakin banyak di masa mendatang. Investasi peralatan US$400-1000 menjadi ter-justified dengan gross income minimal mereka yang antara US$500-1000 / bulan.

Kapankah anda mampu melakukan hal tersebut? Jelas bukan pada saat anda memiliki laptop, palmtop atau HP – hal tersebut akan terjadi dengan sendiri-nya pada saat anda memiliki skill keahlian yang sangat spesifik & diakui ke-profesionalisme-annya oleh komunitas. Umumnya bekas mahasiswa saya mampu mencapai tahapan tersebut dalam waktu 2-4 tahun, jika dipupuk dengan benar & baik di masa sekolah di perguruan tinggi & SMU.

Aktualisasi, ciri-ciri dan Keunggulan seorang pemimpin


Kelebihan dan Keunggulan Seorang Pemimpin Berbagai literatur dalam dan luar negeri, yang kuno maupun yang mutakhir, yang tradisional maupun modern, yang sederhana maupun yang canggih, mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin harus selalu memiliki kelebihan dan keunggulan dari pada rakyatnya.

Berikut ini petikan pendapat para pakar negara kepemimpinan :

1. ” Pemimpin adalah pengaruh “. John Maxwell deskripsi satu kata, singkat dan sederhana, yang menempatkan kepemimpinan dalam jangkauan setiap orang. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi, atau bagan alir ( Flowchart ). Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain. 2. ” Karakter adalah kekuasaan “. Booker T. Washington, yang harus dipelajari dalam pelajaran pertama adalah kepemimpinan berwawasan luas dibangun dari karakter yang hakiki. Infrastruktur karakter yang baik sangat penting untuk mendukung tingkah laku ( behavior ) yang baik. Kepercayaan dan keterlibatan pengikut akan parallel dengan level karakter kita ( pemimpin ).

3. ” Karakter adalah hasil pembiasaan dari sebuah gagasan dan perbuatan, Stephen R. Covey: “. Taburlah gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, tuailah KARAKTER. Taburlah karakter, tuailah nasib “. The Seven Habits of Highly Effective People.

4. ” NASIB merupakan sisa dari rancangan”, Branch Rickey selanjutnya menyatakan : “Orang banyak membicarakan nasib bagus dan nasib jelek, jarang sekali keberhasilan ditentukan oleh PELUANG. Orang bilang; ” Nasib baik terjadi ketika peluang sesuai dengan persiapan “.

5. ” Gunakan kekuasaan untuk membantu orang. Kita diberi kekuasaan tidak untuk meraih tujuan pribadi, atau membuat pertunjukan terbesar di dunia, dan bukan untuk mendapatkan nama. Hanya ada satu kegunaan kekuasaan yakni membantu orang.” George Bush.

Ciri-ciri Pemimpin Berkarakter.

Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif.

Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :

1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.

2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.

3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.

4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.

5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

6. Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.

7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.

Aktualisasi pemimpin yang unggul
1. Seraya menjalankan peranannya sebagai negarawan yang dipercaya oleh Rakyat melalui pemilu era reformasi yang semua pihak mengakui sebagai pemilu yang paling demokratis selama Indonesia merdeka, maka para negarawan harus dapat mengimplementasikan “Karakter kepemimpinan KONSTITUSIONAL”. Yakni suatu karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona. Suatu karakter kepemimpinan yang memiliki daya dorong bangkitnya INSPIRASI membentuk kerangka kerja pemerintahan yang memahami bahwa undang-undang harus jelas dan cukup spesifik untuk membantu terciptanya bentuk masyarakat yang ideal.

2. Dengan penuh keterbukaan pemimpin berprestasi menyalin komunikasi dua arah antar sesama pemimpin maupun dengan pengikutnya. Saat inilah pendidikan politik dapat diberikan kepada para pengikut. Seni dasar demokrasi dipersemaikan sejak dini oleh para pemimpin kepada para pengikutnya.

3. Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya., melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan seni mempengaruhi ( persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang tepat dan melakukan hal yang tepat.

4. Efek riak kepemimpinan merembet dan menular ke strata kepemimpinan yang dibawahnya, maka tidak heran bila para elite telah berhenti bertikai kata dan bersilaturahmi, ternyata dibawah dan daerah yang jauh dari rentang kendali organisasi pertikaian baru dimulai. Ini harus dicegah melalui pendidikan politik dengan keteladanan pemimpin yang bijak, mengendalikan lidah dan mulutnya.

5. Pemimpin berkarakter memiliki gaya emosi yang istimewa, senang bergaul, secara emosi lebih ekspresif dan dramatis, lebih hangat dan lebih sosial, bebas dari prasangka buruk terhadap lawan politik, lebih kooperatif, lebih menyenangkan, lebih apresiatif dan dapat dipercaya, bahkan lebih lembutdaripada pemimpin biasa.

6. Pemimpin yang berkarakter menonjol positif memiliki kemampuan visioner yang komprehensif terhadap pola-pola yang mencolok ditengah-tengah informasi yang Chaos (kacau dan membingungkan ), chaos yang tercipta secara otomatis akibat perbuatan buruk pemimpin dapat menimbulkan chaos baru yang lebih vandal dan vulgar.

7. Pemimpin berkarakter mampu memadukan realitas emosi dengan apa yang mereka lihat, sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang mendalam bagi pengikutnya dan menjadikan visi yang mampu membangkitkan inspirasi (Bill Newman ; The Ten Laws of Leadership).

8. Pemimpin berkarakter terbaik memiliki ; ” Kecakapan yang dapat membangkitkan daya cipta orang lain, dan mengilhami mereka untuk bergerak kearah yang dikehendaki “, seperti dikatakan oleh Robert E. Kaplan dari Center for Creative Leadership.

9. Pemimpin berkarakter terbaik mampu mengalirkan Energi. Seperti Ronald Reagan yang dikenal sebagai, ” Komunikator Ulung ” selama masa kepresidenannya, ia adalah aktor professional. Daya emosi dalam karismanya menonjolkan kemampuan mempengaruhi pendengarnya dalam debat terbuka melawan Walter Mondale.

10. Sisi negatif pemimpin berkarakter kharismatik adalah mudahnya tersebar emosi kepada kelompok pengikut fanatiknya. Disini berlaku pepatah ” Ikan membusuk dari kepalanya dulu “.

Perangai kasar, angkuh dan sembarangan akan mampu menjatuhkan moral kelompoknya. Birgitta Wistrand menyebutnya sebagai ; ” Ketidak mampuan menahan emosi “, ( emotional incontinence ), untuk menularnya emosi merusak yang datangnya dari atas kebawah.

Sumber : Drs. Abdul Rahman Kadir, MM, http://artikel.total.or.id

Test Statistk non-parametrik


Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal dan ordinal dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi data harus normal. Sehingga kita kenal beberapa tes yang digunakan dalam penelitian hipotesis antara lain :

Test binomial

Tes binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jum,lha sampelnya kecilnya (kurang dari 25).

Chi kuadrat
Chi kuadrat satu sampel, adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebi kelas, data berbentuk nominal dan smapelnya besar. yang dimaksud hipotesis deskriptif diatas adlah merupakan estimasi gugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi anatra kategori satu dan kategori lainnya dalam sebuah sampel tentang suatu hal.

Run test
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bial datanya berbentuk ordina. pengujian dilakukan dengan dengancara mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data hasil pengamatan melalui data sampel.

McNemar Test
Teknik statistik digunakan untk mengji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit. dancangan peneitianya biasanya bebentuk before after. jadi hipotesa penelitian merupakan perbandaingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan.

Sign Test
test ini digunakan untuk menguji hipotesa komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. teknik ini dianamakan uji tanda  karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda yaitu tanda positif dan negatif.

Wilcoxon Match Pairs Test
Teknik  ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). kalau dalam uji tnada besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan sedangkan dlaam uji wilcoxon ini diperhitungkan, teknik digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal.

Chi kuadrat dua sampel
Chi kuadrat dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua smapel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. cara perhitungan dapat menggunakan rumus yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2×2.

Fisher Exact Probability Test
Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal untuk sampel yang besar duigunakan chi kuadrat.

Test median
Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipoteis komparatif dua smapel independen bila datanya bernbentuk nominal atau ordinal. pengjuijan didasarkaan atas median dari smapel yang diambil secara random. dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.

Mann-Whitney U-Test
U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal test ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indenden bila datanya berbentuk ordinal.

Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya bernetuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan kela-kelas interval.

Test Run Wald-Wolfowitz
Tes ini dibgunakan untuk meguji signifikasin hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal dan disusun dalam bentuk run. oleh karena itu sebelum dtaa dua sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu kedlaam bentuk ranking.

Test Cochran
Tes ini digunakan untuk hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya benrbnuk nominal dan frekuensi dikotomi.

Test Friedman
Friedman two way anova (analisi varian dua jalan Friedman) digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang berpasanga (related) bila datany aberebntuk ordinal (ranking), bila datany terkumpul berbntuk interval atau ratio maka data tersebut diubah kedalam ordinal.

Chi-kuadrat k Sampel
Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sample, bila datanya benrbntuk diskrit atau nominal.

Median Extention
test median extension digunakan untuk menguji hipotesis komparatif median k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal dan dalam tes ini ukuran sampel tidak harus sama.

Analisis Varian satu jalan Kruskal-Walls
teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel inedependen bila datanya berbentuk ordinal. bila dalam pengukuran ditemukan data berbentuk interval atau ratio maka perlu dirubah dulu kedlam ordinal (data berbentukr anking/peringkat).

Koefiisen Kontingensi
koefisien ini digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal. teknik mempunyai kaitan eratdengan chi kuadrat yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen, oleh karena itu rumus yang digunakan mengandung nilai cjhi kuadrat.

Korelasi Spearman Rank
Korelasi spearman rank digunakan mencari hubungan atau uji signifikansi hipotesisi asosiatif bila amsing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data aantar variabel tidak harus sama.

Korelasi Kendal Tau
Sepertinya dalam korelasi spearman rank, korlasi kendal tau digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau ranking.

Manajemen Diri (Self Management)


Manajemen diri (self management) merupakan istilah yang sangat populer saat ini. Banyak seminar, training, maupun tulisan yang mengupas subyek ini karena memang diperlukan bagi mereka yang berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.

Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.

Sebelum bisa memiliki pikiran-ucapan-perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.

Jadi urutan yang benar adalah :

Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==>perbuatan benar.

Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.

Sebagai contoh, apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan, suku dan lain sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi dan dosis yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan seseorang. Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga penting bagi kesehatan.

Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini lebih mudah sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah kita menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu harus praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri jarang atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk bekerja, waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain.

Ini menjelaskan mengapa banyak orang yang tidak atau belum sukses padahal begitu banyak kiat, taktik, strategi, dan metode sukses diajarkan melalui buku, kaset, seminar dan lain-lain. Banyak di antara kita hafal di ‘luar kepala’ dan mampu dengan cepat menyebutkan persyaratan untuk bisa sukses, mulai dari berdisiplin tinggi, tepat waktu, punya integritas, jujur, fokus pada apa yang sedang dikerjakan, kerja sama team, bertanggung jawab, bekerja keras, tidak mudah putus asa, dan lain sebagainya.

Begitulah, banyak dari kita hanya bermain pada tataran pemahaman dan pikiran, atau paling jauh sampai level ucapan saja. Begitu harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari secara disiplin, kita memberikan banyak maaf kepada diri sendiri untuk menunda atau tidak melakukan berbagai kiat, taktik, strategi dan metode sukses tersebut.

Akhirnya sukses terlihat hanya menjadi hak orang lain dan bukan hak kita. Padahal kita sendirilah yang menentukan sukses tidaknya diri kita masing-masing karena setiap orang punya hak untuk sukses, seperti yang dikatakan oleh Bapak Andrie Wongso bahwa ” Success is My Right ” (sukses adalah hak saya).

Sebenarnya tanpa perlu menjalankan semua persyaratan sukses, masih terbuka lebar kesempatan meraih berbagai keberhasilan dalam hidup kita. Seringkali cukup dengan menjalankan secara disiplin dan konsisten beberapa poin saja di antaranya, maka kita akan menjadi insan-insan yang berbeda dan lebih baik dari mereka-mereka yang hanya berwacana di tataran pikiran dan ucapannya saja (OmDo = Omong Doang, NATO = No Action Talk Only, “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”).

Dari contoh-contoh di atas dapat diringkas sebagai berikut :

Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan benar ==> perbuatan salah.

Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah :

Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.

Tidak tertutup kemungkinan juga :

Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran salah ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.

Dan yang pasti terjadi jika pemahaman/pengertian seseorang tidak benar adalah :

Pemahaman/pengertian salah ==> pikiran salah ==> ucapan salah ==> perbuatan salah.

John C. Maxwell mengatakan bahwa pikiran berlanjut ke ucapan terus ke perbuatan. Jika rangkaian ini terus dilakukan dapat membentuk kebiasaan yang menghasilkan karakter seseorang dan akhirnya menentukan destiny (= nasib)-nya.

Marilah kita mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan benar dan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa menuai ‘hasil’ yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.

Sumber : Toni Yoyo, www.andriewongso.com/

Strategi merek


Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya.

Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty).

Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek. Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

  1. Brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
  2. merek (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
  3. Trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis

  1. Manufacturer Brand Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
  2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.

Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.

Strategi Merek / Merk (Brand Strategies) Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :

  1. Individual Branding / Merek Individu Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
  2. Family Branding / Merek Keluarga Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

Product Life Cycle


Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.

Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.

Langkah / Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)

1. Tahap Perkenalan / Introduction

Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara.

2. Tahap Pertumbuhan / Growth

Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.

3. Tahap Kedewasaan / Maturity

Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.

4. Tahap Penurunan / Decline

Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.

—-

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru
Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

Manajemen Keuangan


Berbicara mengenai uang sebagai salah satu dari bagian faktor ekonomi selain manusia, modal, machene, metode dan money atau uang sendiri sangat fundamental sekali bagi perusahaan dan membutuhkan adanya sebuah pengelolaan yang  baik sehingga bisa memkasimalkan pembiayaan perusahaan sehingga bisa mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan berFungsi sebagai  :

  1. Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
  2. Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
  3. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
  4. Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
  5. Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
  6. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
  7. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

Selain itu juga kita memahami tugas-tugas Pokok Manejemen Keuangan  secara umum adalah :

  1. Mendapatkan Dana Perusahaan
  2. Menggunakan Dana Perusahaan
  3. Membagi Keuntugan / Laba Perusahaan

Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengeloka dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.

BAGAIMANA MENGHADAPI PERANG HARGA?


BAGAIMANA MENGHADAPI PERANG HARGA?Harga adalah sebuah cerminan dari nilai yang dipersepsikan oleh konsumen. Dalam sebuah persaingan untuk mendapatkan konsumen, perusahaan menggunakan taktik untuk mengalahkan pesaingnya. Salah satu taktik yang digunakan adalah harga. Dengan menciptakan harga yang nampak murah sering menjadi tujuan, tetapi hal ini justru mengarahkan kepada menurunnya keuntungan industri bersangkutan.

Perang harga dapat menciptakan situasi kehancuran secara ekonomi dan melemahkan secara psikologi yang harus dibayar mahal oleh individu, perusahaan, dan turunya keuntungan industri. Tidak peduli siapa yang menang, semua petarung kelihatan mati-matian untuk menghakhirinya dibandingkan sebelum mereka menikmati persaingan. Dan akhirnya, perang harga menjadi suatu hal yang biasa. Hal ini terlihat jelas di industri telekomunikasi Indonesia yang berada dalam situasi perang harga. Adanya pengurangan harga, per-detik tagihan, dan free calls adalah senjata utama provider telekomunikasi memasuki arena persaingan. Sedikit sekali mereka mengungkapkan tentang pelayanan, kualitas, ekuitas merek, dan faktor non harga lainnya yang mungkin menambah nilai sebuah produk dan pelayanan. Jelas terlihat bahwa setiap persaingan selalu berdasarkan pada harga dan setiap reaksi selalu berdasarkan pemotongan harga.

Umumnya, perang harga terjadi karena ada anggapan bahwa harga di pasar tertentu terlalu tinggi atau adanya keinginan untuk mendapatkan pangsa pasar dengan biaya pada marjin tersebut. Perang harga menjadi umum karena manajer cenderung melihat bahwa merubah harga sesuatu hal yang mudah, cepat, dan manjur. Dengan memahami penyebab dan karakteristiknya, manejer dapat membuat keputusan tentang kapan dan bagaimana menghadapi perang harga, kapan menghindari, dan kapan memulainya.

Cara Menghadapi sebuah Perang Harga

Taktik

Contoh

Respon non harga
Tunjukan strategic intention dan capabilities anda Tawarkan harga sama dengan pesaing anda, tawarkan everyday low price, atau tunjukan bahwa anda memliki keunggulan biaya dimata pesaing (cost advantage)
Bersaing di kualitas Tingkatkan diferensiasi produk dengan menambahkan keunggulan pada sebuah produk, atau bangun awareness terhadap keunggulan yang ada dan manfaatnya. Tekankan adanya resiko pada harga yang murah.
Manfaatkan kemungkinan kerjasama Bentuk strategic partnersip dengan menawarkan kerjasama ekslusif dengan supplier, reseller, atau penyedia jasa yang berhubungan dengna bisnis anda.
Respon Harga
Gunakan harga yang komplek Tawarkan harga paket (bundled prices), paket harga dua produk (two-part pricing), kuantiti diskon, harga promosi, atau program loyalitas untuk beberapa produk, beli dua dapat satu.
Kenalkan produk baru Perkenalkan produk baru (flanking brands) yang khusus untuk bersaing di arena dimana pesaing menerapkan strategi harga. Hal ini juga sebagai usaha untuk menghindari persaingan harga pada segmen produk anda yang telah ada.
Gunakan harga yang menarik Sesuaikan harga produk regular anda dalam merespon perubahan harga pesaing atau potensi lain untuk memasuki pasar.

Tabel di atas menunjukkan beberapa cara menghadapi persaingan harga. Jika usaha anda berada dalam kompetisi berdasarkan harga, anda dapat menggunakan beberapa cara non harga untuk menghadapinya. Namun jika anda ingin merespon dengan harga, anda harus melakukan diagnosa yang mendalam tentang situasi harga di pasar. Analisa situasi harga memberikan informasi penting untuk memilih strategi harga yang dibutuhkan. Dengan menggunakan informasi ini, menejemen membutuhkan untuk menentukan kisaran fleksibilitas harga dan menentukan bagaimana memposisikan harga relative terhadap biaya dan seberapa memungkinkan dijadikan dasar penetapan harga produk.

Demand-Cost Gap

competition
Legal and ethical influences
Demand
Cost

Gambar 1. Menentukan fleksibilitas harga

Faktor permintaan dan biaya menentukan kisaran fleksibilitas harga. Dengan batas atas dan bawah, pertimbangan persaingan dan legal-etika juga mempengaruhi pilihan sebuah strategi harga. Perbedaan harga antara permintaan dan biaya bisa lebar atau sempit. Apabila jaraknya lebar mengindikasikan sebuah kisaran strategi yang memungkinkan untuk dilakukan, perbedaan yang sempit menunjukkan bahwa strategi akan lebih sulit untuk diterapkan. Strategi harga yang dipilih dipengaruhi oleh strategi pesaing, keadaan terkini dan masa depan, pertimbangan legal-etik.

Diagnosa yang baik setidaknya menyertakan empat kunci, yaitu isu-isu konsumen seperti sensitivitas harga dan segmen konsumen yang mungkin terjadi apabila ada perubahan harga; isu-isu perusahaan seperti struktur biaya, kemampuan, dan strategic positioning; isu-isu pesaing seperti sturktur harga pesaing, kemampuan, strategic positioning; dan isu-isu pengkontribusi atau pemain di industri yang mempengaruhi dampak perang harga.

Perusahaan yang berpikir ulang dan menggunakan empat kunci tersebut dengan cermat akan menemukan pilihan yang bisa mereka dapatkan termasuk mengurai konflik, melawan dengan beberapa cara, atau mengevaluasi strategi mereka sebelumnya.

Customer Issues

Price sensitivitySegmentation

Competitor IssuesCost StructureCapabilitiesStrategic positioning
Company IssuesCost StructureCapabilitiesStrategic positioning
Contributor IssuesIncentives of reseller, supplier, allies, government

Gambar 2. Empat kunci Sebagai Alat Diagnosa

Sangat penting sekali untuk mengetahui mengapa sebuah perang harga terjadi atau mungkin akan terjadi. Pentingnya menganalisa secara cermat tentang konsumen, perusahaan, pesaing, dan pemain pendukung dalam industri maupun di luar industri yang mungkin mempunyai ketertarikan bagaimana beperilaku dalam perang harga menjadi keharusan bagi para pemain yang terlibat dalam perang harga. Misalnya, jika anda mengetahui tentang perilaku konsumen di industri tertentu, anda akan dengan mudah mendapatkan isu-isu tentang konsumen apakah mereka sensitif terhadap harga atau mereka mempunyai pertimbangan lain selain harga (bisa kualitas atau kebanggaan) dalam memutuskan melakukan pembelian sebuah produk. Ini utama dan penting karena akan mengarahkan usaha anda menjadi customer centric organization. Selain itu dengan mencermati strategic positioning produk anda akan lebih mendapatkan gambaran jelas tentang arah pengembangan produk anda di pasar tanpa harus terpengaruh perang harga yang mungkin akan terjadi. Sebuah analisis tentang pesaing sama pentingnya. Beberapa kejadian perang harga yang tidak menguntungkan terjadi karena sebuah perusahaan melihat sebuah peluang meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan melalui harga rendah, sementara tidak memperdulikan bahwa pesaing juga akan merespon. Bisnis membutuhkan perhatian di level strategik terhadap dua pertanyaan siapa yang akan merespon dan bagaimana.

Seorang manajer produk memproyeksikan bagaimana pesaing akan menentukan harga dengan melacak pola-pola kejadian masa lampau, memahami kejadian apa yang bisa memicu perubahan harga di masa lampau dan kapan mereka merespon perubahan harga dan berapa besarnya harga yang direspon. Ketika menganalisa persaingan anda, hati-hati menentukan siapa pesaing anda, apakah harga sudah sesuai dengan strategic positioning mereka, bagaimana mereka membuat sebuah keputusan harga, dan kemampuan mereka serta sumber daya yang dimiliki. Akhirnya, penting sekali untuk memantau pemain lain di industri siapa saja yang memiliki ketertarikan didalamnya. Kadang-kadang mereka dapat membantu untuk menurunkan kompetisi harga melalui meningkatkan nilai produk. Isu-isu yang ada biasanya mengenai profit marjin bagi supplier dan distributor, komisi untuk sales, dan lain sebagainya.

Perang harga memang sebuah fenomena yang harus dihadapi. Tidak jarang perusahaan yang frustasi bahkan gulung tikar akibat salah strategi. Tidak selamanya yang besar akan menang tapi yang kecil pun masih memiliki probabilitas untuk mencuri poin. (References available upon request).

Sumber : marketing online

Sepuluh Langkah Mengevaluasi Merek


Pertempuran pasar adalah sebuah pertempuran merek, persaingan merek sangatlah dominan. Bisnis dan investor akan memandang merek sebagai aset perusahaan yang paling berharga. Sebuah merek adalah unik. Membangun dan mengelola ekuitas merek telah menjadi sebuah prioritas bagi perusahaan apapun, di semua tipe industri, dan di semua tipe pasar. Membangun dan mengelola dengan baik akan meningkatkan loyalitas konsumen dan keuntungan. Sebuah bisnis yang berorientasi pasar dimana telah mensegmenkan target pasarnya dan melacak perilaku konsumen melalui segmentasi berada dalam posisi terbaik untuk membangun sebuah merek yang sukses. Langkah pertama dalam membangun sebuah identitas merek adalah menentukan positioning produk yang diharapkan dan preposisi nilai (value preposition) untuk target pasar yang spesifik. Tanpa spesifikasi ini, proses penentuan identitas merek akan dengan cepat kabur dan hanya terjebak pada mengembangkan fitur produk daripada manfaat untuk konsumen. Strategi pengelolaan merek mutlak dibutuhkan agar supaya terbentuk sebuah taktikal yang lebih sistematik dan terencana. Gambar 1. Strategi Pengelolaan Merek (Craven, 2003) Setiap initiatif pengelolaan merek yang terlihat pada gambar 1 bisa mempunyai dampak negatif atau positif pada nilai sebuah merek. Ekuitas merek menekankan pentingnya nilai merek dan mengidentifikasi kunci dari dimensi ekuitas. Tujuanya adalah untuk membangun ekuitas merek dari waktu ke waktu. Analisis strategi merek memberikan informasi penting untuk memutuskan masalah pada tiap aktivitas pengelolaan merek. Analisis meliputi pasar, perilaku konsumen, pesaing, dan informasi merek.Setelah semua kegiatan strategi pengelolaan merek dilakukan kemudian perlu adanya evaluasi strategi dalam bentuk pelacakan kinerja merek. Evaluasi produk dalam sistem merek (portfolio) memerlukan pelacakan kinerja tiap produk. Manajemen harus mempunyai sebuah tujuan pengukuran kinerja dan acuan ukuran kinerja produk. Sebuah metode kualitatif yang dikenal sebagai brand score card membantu manajer untuk mengukur kinerja merek secara sistematis. Metode ini menggunakan sepuluh ciri merek terkuat. Ciri-ciri ini akan dijadikan acuan dalam menilai kinerja merek. Metode kualitatif diharapkan dapat menjadi dasar untuk memutuskan sesuatu yang berkenaan dengan mengevaluasi merek dan juga memantau merek dari waktu ke waktu. Penentuan skor setiap item berdasarkan persepsi anda. Dengan menggunakan skala 0 sampai 20 (sangat buruk sampai sangat baik) kemudian gambarlah dalam bentuk bar chart untuk mempermudah analisis. Gunakan bar chart untuk mengarahkan diskusi dengan associate brand management. Cara demikian akan membantu untuk mengidentifikasi area mana yang membutuhkan perbaikan, area mana yang unggul, dan mempelajari lebih mendalam bagaimana sebenarnya gambaran merek sebuah produk atau dalam portfolio. Untuk membantu menentukan skor, di bawah ini merupakan panduan bagi manajer atau associate brand management untuk memberikan skor pada tiap item.

  1. Merek mampu memberikan manfaat yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Sudah pernahkan anda mencoba untuk mengobservasi keinginan dan keperluan konsumen yang belum bisa terpenuhi?Melalui metode apa?Apakah anda tidak menaruh perhatian pada pengalaman konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan?Apakah anda memiliki sistem dimana konsumen bisa memberikan komentar tentang pengalaman menggunakan produk dan jasa?.
  2. Merek masih relevan. Apakah anda telah berinvestasi untuk meningkatkan produk guna menambah nilai untuk konsumen?Apakah anda mengetahui secara persis selera konsumen?pada kondisi pasar saat ini?Apakah segala keputusan pemasaran anda berdasarkan hal-hal tersebut?
  3. Strategi harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan konsumen. Apakah perusahaan telah mengoptimalkan harga, biaya, dan kualitas untuk memenuhi bahkan melebihi apa yang diharapkan konsumen?Apakah anda mempunyai sebuah system untuk memonitor perubahan persepsi nilai merek anda?Apakah anda memperkirakan seberapa besar konsumen anda percaya terhadap merek produk anda?
  4. Merek diposisikan dengan tepat. Apakah anda telah mempunyai hal yang dibutuhkan sebagai dasar pembeda untuk berkompetisi dengan pesaing anda?Apakah point of different telah berhasil dimengerti oleh konsumen sebagai kesadaran mereka terhadap produk di pasar?
  5. Konsistensi merek.Apakah program pemasaran tidak menimbulkan pesan yang membingungkan dan tidak pernah terjadi selama ini?Sebaliknya,apakah ada penyesuaian program dengan keadaan terkini?
  6. Portofolio dan hirarki merek masuk akal.Dapatkah merek perusahaan menciptakan sebuah payung untuk seluruh merek dalam portfolio?Apakah setiap merek dalam portfolio memiliki peran terpisah?Seberapa ekstensifnya overlap antar merek?Di area mana?sebaliknya, apakah merek sudah mencakup pasar secara maksimal?Apakah anda memiliki hirarki merek dimana tidak mudah diperhatikan dan dapat dimengerti dengan baik?
  7. Merek menggunakan dan mengkoordinasikan seluruh daftar aktivitas pemasaran untuk membangun ekuitas merek.Apakah anda telah memilih dan mendesain nama merek, logo, symbol, slogan, kemasan, dan lain sebagainya untuk memaksimalkan brand awarness?Apakah anda telah memadukan aktivitas pemasaran pull dan push untuk menjangkau baik distribusi maupun konsumen?Apakah seluruh aktivitas pemasaran dapat dipahami dengan baik?Apakah pelaksana mengelola setiap aktivitas dan mengetahui antara aktivitas yang satu dengan lainnya?Apakah anda telah mengkapitalisasi kemampuan yang unik dalam pemilihan komunikasi yang tidak akan menghilangkan arti dari sebuah merek yang ditampilkan?
  8. Brand manager memahami apa arti merek bagi konsumen.Apakah anda mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh konsumen dari merek anda?apakah anda mengenal seluruh anggota tim pemasaran dan apa yang telah dilakukannya terhadap merek, baik yang berasal dari perusahaan maupun luar perusahaan?Apakah anda telah membuat batas-batas skema berdasarkan perilaku konsumen untuk perluasan merek dan acuan untuk program pemasaran?.
  9. Merek mendapatkan dukungan yang semestinya dan dipertahankan dalam jangka panjang. Apakah kesuksesan dan kegagalan dari program pemasaran dapat dimengerti sebelum program tersebut dirubah?Apakah R&D kurang memberikan dukunganya?Sudah pernahkah menghindari keinginan untuk mengurangi dukungan pemasaran sebagai reaksi terhadap melemahnya pasar atau jatuhnya angka penjualan?
  10. Perusahaan melakukan pemantauan sumber-sumber ekuitas merek. Apakah anda mengadakan sebuah audit untuk menilai kinerja merek dan untuk merancang tujuan strategis?apakah anda secara rutin mengadakan kajian untuk mengevaluasi keadaan pasar terkini?apakah anda secara regular mendistribusikan laporan ekuitas merek yang dirangkum di seluruh penelitian dan informasi yang relevan untuk membantu pemasar dalam memutuskan sesuatu?Apakah anda telah menugaskan secara jelas tanggungjawab untuk memonitor dan mempertahankan ekuitas merek?

Pada akhirnya, kekuatan merek terletak di pikiran konsumen, dimana mereka merasakannya dan mempelajari tentang merek dari waktu ke waktu. Pengetahuan konsumen merupakan “hati” ekuitas merek. Realisasi ini mempunyai dampak manajerial yang penting. Secara imajinatif, ekuitas merek membantu pemasar dalam menjembatani strategi terdahulu dan masa datang. Sehingga, berapapun uang yang telah dikeluarkan jangan dipandang sebagai sebuah pengeluaran tapi investasi-investasi agar konsumen mengetahui, merasakan, mengingat, mempercayai,dan berpikir tentang merek-untuk itu konsumen akan memutuskan, berdasarkan kepercayaan dan sikap mereka terhadap merek. Pemasar yang membangun merek kuat telah mengetahui konsep dan menggunakannya untuk memperjelas, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan strategi pemasaran mereka.

REFERENCES Aaker, D. A.(1991), Managing Brand Equity. Capitalizing on The Value of A Brand Name, The Free Press. New York Best, R. J. (2005), Market-Based Management: Strategies for Growing Customer Value and Profitability, 4th ed., Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, NJ Cravens, D. W. and N. F. Piercy (2003), Strategic Marketing, 7th ed., McGraw-Hill/Irwin, New York Keller, L.K.,(2001), The Brand Report Card, Harvard Business Review on Marketing, Harvard Business School Publishing, Boston

Menyongsong dan Membumikan Zakat Perusahaan


zakat-profesiMasih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang Esensi zakat secara “konseptual”, baik dari yang beragama Islam maupun non Islam. Islam adalah agama yang memiliki citra sangat mendalam dengan karakter “saling memberi terhadap sesama” dan selalu bersifat adjustment.

Sementara itu zakat sebagai salah satu penyangga subtansi dalam Islam, dengan tidak mengabaikan substansi-substansi yang lain, sampai kini masih memerlukan perhatian serius. Bukan saja karena zakat sebagai salah satu rukun Islam, tetapi lebih dari itu, karena kesadaran umat untuk melaksanakan zakat masih rendah, begitu juga dengan kesadaran kolektif untuk infak, amal, dan shodaqoh.

Di zaman Rasulullah S.A.W kegiatan ekonomi waktu itu merupakan sesuatu yang bersifat instan saja: sebut saja di sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan. Saat ini ketiga sektor tersebut tetap ada, tapi dengan corak yang berbeda tentunya dengan yang terjadi dizaman Rasulullah S.A.W. Dalam sektor trading atau perdagangan misalnya, akaddakad (model-model transaksi) yang dipraktekkan sekarang sangat banyak sekali dan sesuai dengan kemajuan teknologi.

Dengan semakin berkembangnya pola kegiatan ekonomi maka pemahaman tentang kewajiban zakat pun perlu diperdalam sehingga ruh syariat yang terkandung didalamnya dapat dirasakan tidak bertentangan dengan kemajuan tersebut. Maka pemahaman fiqh zakat kontemporer dengan mengemukakan ijtihad-ijtihad para ulama kontemporer mengenai zakat tersebut mesti dipahami oleh para pengelola zakat serta orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap masalah zakat ini.

Dalam zaman modern metode yang ditumbuhkan dan dikembangkan untuk memperoleh hasil yang memiliki nilai ekonomis, manusia bukan hanya mampu mengekploitasi potensi eksternal dirinya tapi manusia modern dapat juga mengekploitasi potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan dan diambil hasilnya dan kemudian mengambil untung dari keahliannya tersebut seperti para dokter, pengacara, dosen dan lainnya.

Kalau kita lihat keeenderungan saat ini, maka esensi zakat lebih mendalam dan semakin lebar: Dalam kitab-kitab klasik agak sulit ditemukan penjelasan tentang zakat perusahaan atau yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah asy-syirkah.

Dalam pandangan fikih, konsep perusahaan berasal dari syirkah. Ditinjau dari segi kepemilikan, syirkah terbagi atas dua, yaitu syirkah amlak (kebersamaan dalam kepemilikan) dan syirkah ‘uqud (akad perkongsian). Syirkah terbagi dalam beberapa kelompok.

Pertama, syirkah ‘inan, yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan modal bersama dalam suatu kegiatan usaha yang mereka kelola bersama, dengan pembagian keuntungan yang disepakati bersama. Kedua,syirkah mudharabah , yaitu kerja sama antara rabbul maal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola/ pelaksana usaha) dengan persentase bagi hasil yang disepakati.

Zakat perusahaan pada umumnya dianalogikan pad a zakat perdagangan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Muktamar Zakat Internasional, dan berdasarkan pada pendapat para ulama, diantaranya adalah Abu Ishaq Asy Syatibi, seperti dalam ungkapannya “Hukumnya adalah seperti hukum zakat perdagangan, karena dia memproduksi dan kemudian menjualnya, atau menjadikan apa yang diproduksinya sebagai komoditas perdagangan, maka dia harus mengeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yang dia miliki baik berupa stok barang yang ada ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada, apabila telah meneapai nishabnya” . Esensi Zakat Perusahaan demi kemaslahatan Zakat perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangan dan investasi. Bedanya zakat perusahaan bersifat kolektif. Dengan kriteria sebagai berikut : Jika perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan maka perusahaan tersebut mengeluarkan harta sesuai dengan aturan zakaf perdagangan. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%, Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi maka zakat yang dikeluarkan sesuai dengan aturan zakat investasi atau pertanian. Dengan demikian zakat perusahaan dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk penghasilan bersih.

Landasan kewajiban zakat pada perusahaan berpijak pada dalil yang bersifat umum, seperti termaktub dalam firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 267 : ” Wahai sekalian orang – orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik … ” Juga firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 103 : ” Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka ….

” Secara teoritis pola perhitungan zakat perusahaan didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan mengurangkan kewajiban lancar atas aktiva lancar. Metode perhitungan ini biasa disebut dengan metode sya’iyyah “. Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan zakat perusahaan adalah pentingnya melakukan berbagai koreksi atas nilai aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang kemudian disesuaikan dengan ketentuan syari’ah, seperti koreksi atas pendapatan bunga, dan pendapatan haram serta subhat lainnya. Sedangkan aset tetap tidak termasuk yang diperhitungkan ke dalam harta yang dikenakan zakat, karena aset tersebut tidak untuk diperjual belikan. Zakatnya adalah selisih kali 2,5%. Jika kita meninjau pada pasal 11 ayat (2) poin (b) UU No 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat, disebutkan bahwa di antara sumber harta yang dikenai zakat adalah perdagangan dan perusahaan. Hal tersebut memberikan landasan hukum positif sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi IAI untuk tidak ragu memasukkan zakat perusahaan dalam pembahasan PSAK. Jika ditinjau dari sisi potensinya, maka potensi zakat perusahaan sangat besar.

Potensi zakat BUMN saja bisa mencapai Rp 14,4 triliun dengan asumsi kontribusi terhadap GDP tetap 24 persen. Belum lagi ditambah dengan perusahaan swasta besar nasional, BUMD-BUMD, maupun swasta menengah nasional dan daerah. Artinya, negara ini tidak perlu mengandalkan utang luar negeri untuk mengentaskan kemiskinan, melainkan cukup dengan zakat dan instrumen ekonomi syariah lainnya. Begitu pentingnya subtanable tetang zakat, sehingga ditetapkan sanksi-sanksi terhadap orang yang enggan melaksanakannya. Zakat juga sangat penting artinya untuk kepentingan umat dan kesej ahteraan. Fatwa tentang PSAK Zakat Untuk itulah IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mempertimbangkan adanya PSAK Zakat Perusahaan sebagai suatu paradigma yang lebih relevan dan mencari dukungan penuh kepada pemerintah dan parlemen, yaitu dengan mengatur ketentuan zakat perusahaan dalam satu undang-undang. UU Zakat No 38/1999 belum lagi memuat ketentuan mengenai zakat perusahaan tersebut, pemerintah dan parlemen harus berperan aktif dengan cara mengamandemen UU Zakat yang sudah ada serta mengimplementasikan untuk mendorong agar perusahaan-perusahaan tersebut berkenan membayar zakat, pemerintah harus mempertimbangkan adanya insentif, seperti pemenuhan kewajiban zakat perusahaan melalui lembaga pengelola zakat yang diakui pemerintah dapat mengurangi pajak yang seharusnya dibayar perusahaan tersebut. Argumentasi ini sangat logis karena zakat ditujukan kepada kaum fakir dan miskin. Dengan demikian, pemenuhan kewajiban zakat dengan sendirinya akan membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sumber : majalahekonomisyariah.com

Menciptakan ”brand feelings”: memberikan perasaan yang ”berarti” bagi pelanggan


Kevin L. Keller (2003) menyatakan perasaan terhadap merek (brand feelings) adalah tanggapan dan reaksi pelanggan yang secara emosi terhadap merek yang digunakan. Emosi yang ditimbulkan oleh merek ini, dapat menjadi begitu kuat, muncul ketika menggunakan atau mengkonsumsi merek.

Apakah emosi tersebut? Anda bagian dari mereka yang menggunakan Pepsodent Herbal? muncul emosi yang kuat dimana, pengguna Pepsodent Herbal merasa mendapatkan manfaat ekspresi diri dalam menggunakan merek tersebut, yaitu “gigi putih, sehat alami, dan kuat.”Secara sosialpun, dimasayarakat kita, secara turun-temurun, bahan baku herbal daun sirih, telah digunakan sebagai antiseptic, pada kesehatan mulut.

Apakah anda bagian dari mereka yang sering nongkrong di Cafe Starbucks? Mendapatkan manfaat ekspresif dengan lingkungan yang cozy, suasana nongkorong yang nyaman, dan layanan yang ramah; sedangkan secara socialapproval, tempat nongkrong ini, telah dicap sebagai tempat nongkrong-nya “anak nongkrong.

Perasaan terhadap merek (brand feelings) yaitu tanggapan dan reaksi-reaksi pelanggan yang secara emosional berkenaan dengan merek, berupa:

1.     Adanya Manfaat Ekspresi Diri (Self Experssive Benefit)

Manfaat ekspresi diri (self expressive), dimana ketika konsumen menggunakan suatu merek, maka akan menimbulkan perasaan lebih baik; konsumen merasa bangga, sukses, dan penuh percaya diri. Kita berada dan hidup di antara merek-merek: “merek memberikan kita jati diri, menggoda perasa lidah kita, dan memperkaya pengalaman kita. Kita semua ingin bergabung, dan mengelilingi hidup dengan sesuatu yang kita kenal, percaya, dan sesuai dengan aspirasi kita. Indikator munculnya manfaat ekspresi diri adalah ketika pengguna merek mendapatkan perasaan positif dan kehangatan disaat menggunakan merek; merek memberikan “arti’ bagi konsumen; dan konsumen layaknya “raja” dalam menggunakan merek tersebut.

2.     Munculnya Pengakuan Sosial (Social Approval) Pengakuan sosial (social approval) yaitu ketika menggunakan suatu merek akan menimbulkan perasaan positif bagi konsumen saat berhubungan dengan orang lain; konsumen merasa tampil lebih baik dengan penampilan mereka.  Indikator munculnya pengakuan sosial ini ketika pelanggan merasa dengan menggunakan merek, dirinya lebih ”bergaya,” dan banyak orang menggunakan merek yang sama sehingga muncul komunitas pengguna merek; serta muncul kebanggan dalam menggunakan merek tersebut.

Bagaimana menciptakan brand feeling yang baik ini? Enam langkah dalam menciptakan brand felling yang kuat, yaitu

pertama, memberikan kalitas produk yang baik, yaitu memberikan produk dan layanan berkualitas tinggi.

Kedua, memberikan kualitas pelayanan yang tinggi, dimana karyawan yang kompeten memberikan perhatian khusus kepada pelanggan, ramah, dan menolong.

Ketiga, menawarkan harga produk yang kompetitif dan layak.

Keempat, memberikan janji yang sesuai, yaitu memberikan janji yang berarti, dan sesuai dengan janjinya; memberikan citra dan asosiasi yang positif; serta inovatif dalam produk dan layanan.

Kelima, unik, yaitu berbeda dari lainnya dalam produk dan layanan yang positif; serta unik dibandingkan kompetitor.

Keenam, kredibel, yaituterpercaya dalam produk dan layanan.; serta menyampaikan komunikasi yang jujur dan terbuka.

Sumber : www.marketing.co.id

Dibalik UU Perbankan Syariah


Dalam masyarakat feodal sebenarnya peraturan (rule) dikalahkan oleh kekuatan atau wibawa personal. UU atau aturan bisa diatu atur disesuaikan denan keinginan seorang feodal (person) atau tokoh elite yang dipandang tinggi oleh suatu masyarakat. Budaya inilah yang terbangun sejak era penjajahan dan dihidup suburkan oleh rezim orde baru. Era reformasi mengharapkan pada saat yang sama meruntuhkan budaya ini. Memang Soeharto runtuh bersama kekuasaan, feodalis dan elite person yang mendapatkan keuntungan era itu. Namun dalam perjalanannya mungkin karena sang elit, sang feodal mernikmati benar situasi privelese feodal itu, makanya budaya itu kembali bersemi dan berjalan bersama dengan budaya modern yang egaliter yang ingin dibangun oleh momentum reformasi. Sebenarnya tokoh BJ Habibie termasuk elite yang bisa membangun budaya egaliter itu tetapi sayang periode kepemimpinannya secara sadar atau tidak ditumbangkan oleh kaum elite yang pada akhirnya dimenangkan oleh “sedikit bayaknya kaum feodal atau minimal menikmati budaya feodal” dimana ketoohannya yang diandalkan dan dilestarikan seperti yang diperankan oleh Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono. Jusuf Kalla bisa diharapkan sebenarnya tetapi kalah dengan UU protokoler yang demikian apik dilaksanakan / dilestarikan oleh para staf yang diuntungkannya untuk seolah budaya feodal itu menjaga kewibawaan lembaga negara seperti lembaga Wakil Presiden. Sebahagian besar dapat dikatakan beliau dikalahkan oleh budaya feodal itu.

Masyarakat kita yang hampir 75% hanya tamatan SLTP bahkan diantaranya sebahagian besar lulus atau tidak tamat SD justru tidak bisa diharap untuk menumbangkan “rezim” budaya feodal ini. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain faktor historis, budaya dan ad at lama, kualitas pendidikan yang rendah, kualitas ekonomi, dimana lebih 50 % berpendapatan dibawah Rp. 20.000,· per hari, “social capital atau trust” yang rendah, ketidak adilan dan ketimpangan sosial yang besar. Dimana sebagian besar rakyat yang menikmati “booming” ekonomi adalah yang itu itu juga (istilah Tempo: loe lagi Loe lagi) ditambah dengan koruptor. Kasus Kejaksanaan yang baru baru ini terungkap bisa menggambarkan bagaiama pola, skim, dan distribusi pembagian rezki yang terjadi di masyarakat kita. Dari situ bisa kita lihat siapa yang menikmati BLBI, siapa yang mendapat cipratan rezki, dan siapa yang dirugikan. Apa hubungan prolog ini dengan UU Perbankan Syariah yang telah di sahkan DPR pad a tanggal 17 Juni 2008 yang baru lalu?

Saya sengaja membuka prolog ini untuk menjawab beberap isu penting yang akan dibahas dalam tulisan ini. Pertama, sejauh mana peranan UU dalam perkembangan bank syariah dimasa depan? Kedua, apkah UU ini bisa diharapkan untuk mendongkrak kemajuan perbankan syariah di Tanah Air, Ketiga, apa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perbankan syariah ini? Terakhir, Keempat, bagaimana kita menuju kedepan dalam pengembangan bank syariah ini? Isu ini akan dibahas dibawah ini.

Pertama: Sejauhmana UU ini mendorong perkembangan bank syariah. UU ini tidak banyak mempengaruhi perkembangan bank syariah jika pendorong perkembangan itu mengandalkan “stakeholder” (pemilik, nasabah funding atau penerima pembiayaan) domestik apalagi mengandalkan kekuatan investor emosional dan rasional. Stakeholders Emosional tidak bisa diharap karena uangnya tidak ada 80% dari 60% mereka ini pendapatanya dibawah Rp 20.000, jadi sebenarnya mereka ini menunggu zakat atau qardul hasan yang dikumpulkan bank syariah. Stakeholders rasional masih belum begitu mantap masuk dalam industri ini disamping mereka ini kebanyakan non- muslim. Dari 20 orang terkaya Indonesia hanya 15% muslim dan dari jumlah ini juga belum tentu berminat untuk masuk dalam industri ini. Kemungkinan besar UU ini hanya bisa menorong dan memantapkan keinginan pihak luar terutama investor Timur Tengah memasuki industri ini.

Kedua: Sesuai dengan penjelasan diatas maka untuk mendongkarak peranan perbankan syariah di tanah air khususnya dari dongkrakan kekuatan lokal sebenarnya hanya dari pemerintah. Sejauh ini Pemerintah (kecuali peran Bank Indonesia era Burhanuddin Abdullah) masih dinilai sangat lemah.

Ketiga: Masih banyak permasalahan yang dihadapi bank syariah. Hal ini bisa dilihat dari faktor eksternal bank syariah dan internal. Dari aspek eksternal misalnya: perangkat UU yang melingkupinya seperti UU Perpajakan, UU PT, regulasi yang dualistis, dukungan politik, elit, dan feodal yang masih lemah, serta silabus, program studi di Universitas yang belum mendukung pasar syariah ini ditengah kebutuhan SDM yang sangat besar. Dar aspek internal misalnya kualitas SDM, inefisiensi bank syariah, terbatasnya jenis produk yang ditawarkan, link dan kerjasama dengan lembaga sejenis yang belummapan dan lain sebagainya.

Keempat: Bagaimana kedepan? UU perbankan syariah inisiatif pemerintah ini patut dihargai kendatipun terlambat kendatipun simpul penggerak (driver) bukan UU. Dalam masyarakat dan budaya feodal serta rakyat yang mayoritas masih miskin baik spiritual/iman dan material maka kekuatan pendongkrak pengembangan bank syariah ini hanya diharapkan dari pemerintah khususnya Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Jika mereka menyadari korelasi positif dari misi dan kinerja banksyariah ini dengan tugas misi dan fungsi pemerintah untuk kesejahteraan rakyat melalui kebijakan pro-growth, pro-job, pro poor, mestinya Pemerintah harus sudah all out dan mengeluarkan semua jurus jitunya untuk memberikan peluang yang semakin besar terhadap bank syariah ini melalui: (1) mengkonversi sebhagaian (misalnya BRI dan BTINf kalau tidak bisa dikatakan semua bank BUMN konvensional menjadi bank syariah. Jika ini terjadi maka sebahagain besar fungsi pemerintah akan dilaksanakan oleh bank BUMN. (2) mengarahkan berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong perbankan syariah msialnya memerikan tax holiday, insentive pajak kepada bank syariah akrena fungsinya yang besar dalam pro poor dan kebijakan CSR efektif lainnya (3) mengutamakan bank syariah sebagai tempat menyimpan dan menyalurkan dana dana nya (seperti setoran ONH, APBN dan lain sebagainya kepada bank syariah. Dengan kebijakan ini saya yakin Pemilu 2009 akan lebih am an bagi elite sekarang ini dibandingkan jika tidak melakukan sesuatu.

Sumber : http://majalahekonomisyariah.com

Welcome To Undang-Undang Perbankan Syariah Dan Strategi Percepatan Pertumbuhan Bank Syariah


Dengan disahkannya RUU Perbankan Syariah menjadi UU Perbankan syariah; berarti kini perbankan syariah memiliki payung hukum yang selama ini didamba. Begitu juga dengan hadirnya UU SBSN maka diharapkan akan menarik para investor asing, terutama investor Timur Tengah untuk berinvestasi di Indonesia.

Hadirnya UU Perbankan Syariah sangat diharapkan dapat memacu denyut perekonomian nasional, dan kontribusi dalam mengentaskan kemiskinan, kesejahteraan rakyat, serta membuka lapangan kerja ditambah lagi UU Perbankan Syariah memperkuat fundamen hukum perbankan syariah sehingga bisa setara dengan bank konvensional.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Siti Fadjrijah mengungkapkan, dengan disahkannya RUU perbankan syariah menjadi Undang-Undang Perbankan Syariah maka target pangsa pasar perbankan syariah sebesar lima persen pada 2010 dapat tercapai. Hingga saat ini aset perbankan syariah hanya 1,7 persen dari total aset perbankan nasional atau sekitar Rp 40 triliun. UU Surat Sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dinilai berpotensi untuk menggantikan Surat Utang Negara (SUN) konvensional sebagai instrumen defisit anggaran pemerintah.

Hal ini terlihat dalam mekanisme underlying asset, perhitungan bagi hasil dan proyek-proyek yang akan dibiayai. Sebaliknya, SUN konvensional cenderung tidak transparan dan cenderung spekulatif. Untuk mencapai target 5 persen pada 2010, Deputi Gubernur BI Siti Fadjrijah menyatakan aset perbankan syariah harus mencapai sekitar Rp 90 triliun. Dengan asumsi inilah dapat menjadi relevansi prospektus perbankan syariah, dengan asumsi dan langkah-langkah akselerasi maka pertumbuhan asset, DPK dan pembiayaan industri perbankan tahun 2008 diproyeksikan akan mencapai volume asset, DPK dan pembiayaan sesuai program akselerasi yaitu masing-masing sebesar Rp. 91,6 triliun, Rp. 73,3 triliun dan Rp. 68,9 triliun.

Percapaian share asset perbankan syariah sebesar 5 % merupakan anchor yang seyogianya menjadi semangat semua pihak, untuk bekerja keras dan berkontribusi secara lebih konkret. Mengenai perkembangan komposisi pembiayaan didominasi oleh pembiayaan berbasis murabahah (57,6%), namun share pembiayaan berbasis bagi hasil terus meningkat. Secara konkret langkah-langkah percepatan pertumbuhan bank syariah tertuang dalam API dan Blueprint perkembangan perbankan syariah serta jangka pendek dalam program akselerasi 2007-2008 dengan selalu berorentasi kepada SDM baik di BI maupun di industri bank syariah, peningkatan efektivitas dan kualitas pengawasan perbankan syariah, penyempurnaan approach sosialisasi perbankan syariah agar sesuai dengan target pasar, peningkatan kualitas service dan jaringan pada bank syariah, ditambah lagi dengan upaya mendorong bank syariah agar lebih inovatif dalam menjual produk dan jasa bank baru dan lebih market friendly.

Perkembangan peluang bisnis pasca UU Perbankan syariah adalah orientasinya meningkatkan minat investor dalam maupun luar negeri yang akan masuk dalam industri perbankan syariah, untuk itulah perlu meningkatkan kepastian hukum transaksi perbankan syariah di Indonesia.

Dengan munculnya sentra-sentra ekonomi berbasis syariah antara lain perbankan syariah, BMT, asuransi syariah, pengadilan syariah, koperasi syariah, pasar modal syariah, MLM syariah, dan seterusnya; otomotis memerlukan upaya keras untuk memunculkan konsep universal mengenai sistem ekonomi islam secara utuh dan komperhensif yang akan memayungi sentra-sentra ekonomi berbasis syariah.

Perbankan syariah di Indonesia akhirnya mendapat payung hukum setelah DPR . menyelesaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) perbankan syariah dalam rapat kerja, sembilan fraksi menyatakan setuju agar RUU ini disahkan dalam rapat paripurna. Undang-Undang Perbankan Syariah dengan draft final rancangan undang-undangini berisi 13 bab dan 70 pasal. Jumlah pasal berkurang dari draft awal sebanyak 15 bab dan 75 pasal. Menepis Ketidakpastian Adanya ketidakpastian hukum melahirkan kekhawatiran otoritas moneter kita tentang keengganan investor asing datang ke Indonesia. Kesan inilah yang pada gilirannnya melahirkan nuansa Islamphobia yang tidak semestinya hadir ditengah pengesahaan RUU Perbankan Syariah, dan yang paling penting saat ini adalah bagaimana bangsa Indonesia menyambut dengan positif, notabene harus dapat menepis Adanya kekeliruan interpretasi publik pada pasal tertentu RUU Syariah.

Beberapa point penting undang-undang Perbankan Syariah ini salah satunya adalah memberikan kewenangan pembinaan dan pengawasan perbankan syariah kepada Bank Indonesia. Kewenangan pengawasan dan kepatuhan juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang direpresentasikan Dewan Pengawas Syariah yang wajib dibentuk pada masing-masing bank syariah dan unit usaha syariah bank umum konvensional. Prospek perbankan syariah ke depannya sangat cerah, apalagi mengingat pangsa pasarnya yang sangat besar. Kekuatan yang dimiliki bank syariah sampai akhir 2007, menurut laporan Bank Indonesia adalah tiga bank umum syariah (BUS), 26 UUS (unit usaha syariah), 26 UUS (unit usaha syariah), dan 114 BPRS. Dengan kekuatan ini perbangkan syariah berhasil membukukan 2,8 juta rekening nasabah, sedangkan volume usaha bank syariah hingga akhir 2007 baru mencapai Rp. 36,5 triliun atau sekitar 1,8 persen dari aset perbankan nasional. Sehingga wajar jika kemudian banyak bank-bank konvensional yang membuka cabang syariah secara langsung maupun melalui konversi cabang-cabang Beberapa point penting undang-undang Perbankan Syariah ini salah satunya adalah memberikan kewenangan pembinaan dan pengawasan perbankan syariah kepada Bank Indonesia. Kewenangan pengawasan dan kepatuhan juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang direpresentasikan Dewan Pengawas Syariah yang wajib dibentuk pada masing-masing bank syariah dan unit usa ha syariah bank umum konvensional.

Prospek perbankan syariah ke depannya sangat cerah, apalagi mengingat pangsa pasarnya yang sangat besar. Kekuatan yang dimiliki bank syariah sampai akhir 2007, menurut laporan Bank Indonesia adalah tiga bank umum syariah (BUS), 26 UUS (unit usaha syariah), 26 UUS (unit usaha syariah), dan 114 BPRS. Dengan kekuatan ini perbangkan syariah berhasil membukukan 2,8 juta rekening nasabah, sedangkan volume usaha bank syariah hingga akhir 2007 baru mencapai Rp. 36,5 triliun atau sekitar 1,8 persen dari aset perbankan nasional. Sehingga wajar jika kemudian banyak bank-bank konvensional yang membuka cabang syariah secara langsung maupun melalui konversi cabang-cabang cabang syariah secara langsung maupun melaluikonversi cabang konvensionalnya menjadi cabang syariah. Tentu saja, kondisi saat ini membutuhkan adanya dukungan yang kuat dari berbagai pihak agar sistem ekonomi berdasarkan syariah Islamiyah dapat terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Perkembangan perbankan syariah ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik dan unik, karena fenomena ini terjadi justru di saat kondisi perekonomian nasional berada pada keadaan yang mengkhawatirkan.Di tengah ketidakstabilan ekonomi saat ini dan masih kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi moneter, bank syariah tetap dapat mampu berdiri tegak di tengah berbagai terpaan rintangan dan persaingan yang terjadi. Potensi yang besar tersebut, harus memacu institusi perbankan syariah sendiri untuk lebih kreatif, inovatif, dan teroganisir dengan profesional. Tantangan saat ini adalah sejauhmana pelaku perbankan syariah bisa memformulasikan kegiatan­kegiatan dalam membangun perekonomian nasioanal setelah mendapat payung hukum.

Bank syariah diharapkan mampu menjawab segala harapan dan optimisme akan pentingnya sistem Islam diterapkan dalam dunia perbankan. UU Perbankan Syariah dalam pasal 55 diatur:

  1. Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan daalm lingkup peradilan agama.
  2. Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan akad.Dalam penjelasan pasal 55 tsb dijelaskan bahwa yg dimaksud dengan ‘penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad” adalah upaya sbb: (a) musyawarah. (b) mediasi perbankan. (c) melalui Basyarnas. (d) melalui pengadilan dalam lingkup peradilan umum.

Perbankan Syariah Dan UU Terkait

  1. UU No. 7/1992 & No. 10/ 1998 Tentang Perbankan
  2. UU No. 23/ 1999 Tentang Bank Indonesia
  3. UU No. 24/ 2004 Tentang Lembaga Penjamin
  4. UU No. 3/ 2006 Tentang Perseorangan Terbatas
  5. UU No. 40/ 2007 Tentang Perseroan Terbatas
  6. UU No. 38/ 1999 Tentang Pengelolaan Zakat 7.UU No. 19/ 2008 Tentang SBSN 8.UU & PP Perpajakan, Pertanahan, Pembiayaan DLL 9.UU Perbankan Syariah

Cara Gila Menjadi Pebisnis


Cara Gila Menjadi Pebisnis Cara Gila Jadi Pebisnis

Judul             : 10 Jurus Terlarang (Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa?)
Pengarang      : Ippho Santosa
Penerbit       : Elex Media Komputindo
Tahun            : 2007
Tebal             : xii + 145

Untuk maju dalam bisnis atau kegiatan apa pun, tidak jarang kita membutuhkan ide-ide sekaligus tindakan ‘gila.’ Kegilaan yang lepas dari standar baku sebuah proses usaha. Tak jarang kemajuan diperoleh dari cara-cara yang tidak biasa. Nah, dalam bukunya berjudul 10 Jurus Terlarang (Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa?), Ippho Santosa mengajak para pebisnis berani mengeksplorasi jalan-jalan bisnis alternatif yang tidak monoton alias biasa-biasa saja. 10 jurus yang Ippho tawarkan dalam buku ini menjadi semacam reminder bagi mereka yang mau dan sedang menjalani bisnis. Dengan cara bertutur yang sangat personal, bahasa yang renyah dibaca, nukilan-nukilan para maestro bisnis, Ippho menyajikan satu bacaan yang enak sekaligus kental gizinya. Banyak orang berbisnis dengan berbekal ragam teori. Tapi, tanpa kreativitas dari pebisnis, bisnisnya tidak bakal berkembang. Apalagi dunia kontemporer menyuguhkan kejutan-kejutan baru dan ketidakpastian. Oleh karenanya, diperlukan inovasi, kreativitas, dan terobosan-terobosan baru dalam memutar roda bisnis bila tidak ingin bisnisnya berakhir dengan kehancuran atau pailit. Jurus pertama, memulai dengan yang kanan. Ippho mengajak pembaca mengoptimalkan peran otak kanan. Pakar psikologi Daniel Goleman hemisfer otak kanan merupakan otak emosional. Ini terkait dengan kecerdasan emosional (EQ) dan dekat dengan daya intuitif, kreatif, dan ekstensif. Sementara, otak kiri merupakan otak rasional yang memuat daya analisis, kalkulasi, dan perincian. Mayoritas orang kuat otak kirinya. Sementara, mereka yang kuat otak kanannya boleh dibilang minoritas. Justru di dalam suatu yang tidak mengikuti arus besar (mainstream) inilah ‘kegilaan’ itu berada. Seorang pebisnis yang visioner berani menggunakan intuisinya. Sering terjadi petunjuk-petunjuk bisnis di pasar tidak komplit. Intuisi sangat berperan di sini. Selain itu, kreativitas menjadi penting. Guru pemasaran Philip Kotler mengakui ampuhnya kreativitas dalam marketing jeniusnya. Terakhir, satu kemampuan otak kanan adalah berpikir meluas. Seorang pebisnis butuh gambaran meluas tentang bisnisnya, impiannya, dan visinya. Jurus kedua, keberanian memiliki impian dan mengeksekusinya dalam tindakan. Ippho memaparkan beberapa teladan bisnis-bisnis maupun penemuan besar yang lahir dari sebuah impian. Sebut saja Walt Disney dengan Disneyland, Einstein dengan Teori Relativitasnya, Wright bersaudara dengan khayalan pesawat terbangnya. Tapi, impian akan tinggal impian bila tidak ada aksi. Untuk itu, Ippho membuat rumusan DNA, dream and action. Jurus ketiga, terjun seperti rollercoaster. Ippho mengajak orang menyiasati kegagalan. Pebisnis tidak akan maju jika tidak berani gagal. Kegagalan itu bumbu dalam bisnis. Donald Thrump dan Robert Kiyosaki pernah pailit. Tapi, mereka cukup ‘keras kepala’ untuk meratapi kegagalan. Layaknya rollercoaster, bisnis mereka harus kembali naik. Jurus keempat, berdamai dengan badai. Sering kali orang menemukan kelemahan dalam bisnisnya dan ia cenderung memilih meratapi ketimbang bangkit. John Foppe, seorang yang dilahirkan dalam keadaan tidak berlengan mampu mengatasi kelemahannya. Ia mampu mengendarai mobil pada usia 16 tahun. Kini, ia populer sebagai motivator kawakan di Zig Ziglar Corporation. Kuncinya tak lain adalah passion. Jurus kelima, duduk sama rendah. Semangat kebersamaan dan kerjasama tim jadi penting dalam bisnis. Ippho menyebutnya dengan team in love. Cinta (love) di sini diurai berdasarkan opini Sigmund Freud yang membagi cinta dalam 4 unsur, yakni hormat (respect), perhatian (care), tanggung jawab (responsibility), dan pengetahuan (knowledge). Empat unsur ini penting dimiliki oleh seorang pebisnis. Jurus keenam, gantilah gelar dan jabatan. Personal branding sangat penting dalam membuka relasi bisnis. Caranya bisa sangat nyentrik. Ippho memberi tips cara gila membuat gelar. Termasuk cara gila memanfaatkan dan menebar kartu nama untuk membangun jejaring bisnis. Tom Peters berpendapat kartu nama itu tak ubahnya seperti kemasan. Sedikit banyak dapat menentukan apakah produk layak dipercaya atau tidak. Satu lagi, Ippho mengajak bagaimana secara gila menyapa pelanggan agar bisa ‘terbuai’ pada tujuan bisnis kita. Jurus ketujuh, masuk surga paling dulu. Dengan judul lucu ini, Ippho mau mengajak orang bermental pengusaha maupun pemimpin. Seorang pengusaha akan membuka peluang kerja. Seorang pemimpin yang bijak akan menciptakan pemimpin di bawahnya. Dengan begitu, pondasi bisnis akan semakin kokoh. Ippho juga menawarkan satu cara gila bagaimana pembeli bisa mengejar-ngejar penjual. Sebuah cara gila yang membuat rejeki datang menghampiri kita dan bukan kita yang susah payah mencari rejeki. Jurus kedelapan, membiarkan kudeta. Dalam jurus ini, Ippho memberi cara gila membuat merek punya nilai komersial. Bahkan, pada taraf tertentu, membiarkan konsumen sendirilah yang ‘membajak’ merek tersebut. Menyitir gagasan kontroversial Alex Wipperfurth dalam Brand Hijack: Marketing without Marketing. Baginya, merek adalah kanvas kosong. Konsumen dibiarkan mewarnainya. Bahkan, ‘membajak’ merek tersebut (brand hijack). Aplikasinya, bagaiman para pelanggan loyal membentuk sebuah komunitas merek dan mereka merekrut semakin banyak anggota lagi. Jurus kesembilan, mewaspadai zaman Edan. Ippho menekankan pentingnya pandangan positif pada zaman yang berubah dengan cepat. Ia menangkap ada 5 tren bisnis kontemporer, yakni pursuit spirituality, social marketing, people power, pursuit of simplicity, dan positivity insurection. Pada saat ini, pebisnis pun mulai menggali inspirasi bisnis dari sumber-sumber spiritual. Pebisnis juga mulai memperhatikan isu-isu ekologi dan sosial kemasyarakatan dalam kebijakan bisnisnya. Konsumen punya daya pengaruh kuat. Konsumen menginginkan produk-produk yang mengusung kepraktisan. Para pebisnis mulai berfokus pada apa yang bisa dikendalikan di tengah dunia serba krisis ini. Jurus kesepuluh, mati dengan tenang. Bisnis tidak hanya perkara mengeruk keuntungan. Ippho mengajak pebisnis untuk membuka diri pada kepedulian sosial dengan passion dan compassion. Intinya, bagaimana para pebisnis juga memerhatikan etika dalam bisnis. Berbisnis dengan hati (conscience) sekaligus berbisnis dengan hati-hati (cautiousness). Nah, ide-ide yang tersebar di buku Ippho ini mungkin boleh dibilang tidak baru. Tapi, satu kelebihan Ippho adalah mampu menyajikan ide-ide kreatif dan bahkan kontroversial dalam satu lanskap yang memudahkan pembaca mampu membaca ide-ide itu dalam satu rangkaian utuh. Apalagi Ippho mampu memberi contoh kasus yang kontekstual dengan persoalan lokal. Gaya penuturan yang amat personal membuat pembaca seperti berbincang-bincang dengan Ippho sendiri. Bagi pebisnis, buku ini seperti sebuah ‘camilan’ bergizi yang layak dikonsumsi. Renyah dan menyehatkan.

Crowd: Sebuah Pengantar Bagi Revolusi Dunia Pemasaran


Apakah Anda sudah membaca buku “Crowd”, yang ditulis oleh Yuswohady? Sebagai pemasar Indonesia mungkin banyak dari Anda yang sudah membacanya. Buku ini berdasarkan klaim penulisnya langsung ludes saat pertama kali diluncurkan saat Marplus Conference 2008 di Ritz Carlton Pacific Place. Buku ini layak untuk dicermati dan dibaca, sebagai pengantar bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai konsep New Wave Marketing yang didengungkan oleh Hermawan Kertajaya. Intinya adalah saat ini pemasaran itu harus bersifat horisontal. Pemasar harus lebih banyak berdialog dan berinteraksi dengan konsumennya. Konsumen tidak bisa lagi disegmentasi dan dipaksa mengikuti segmentasi itu. Tapi justru pemasar yang harus bisa menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, yang terbentuk dalam komunitas-komunitas tertentu. Pemasar harus lebih pintar memanfaatkan komunitas sebagai mesin word of mouth yang menjadi pendorong meningkatkan penjualan. Banyak kasus-kasus menarik yang diangkat dalam buku ini, misalnya KFC, Polygon, kemudian Yaris dll. Lalu yang dari luar negeri misalnya bagaimana Strabucks dan juga Mountain Dew melibatkan konsumennya untuk memilih dan memberikan ide apa tha sebenarnya yang inginkan dari sebuah produk. Kata Yuswohady, konsumen sekarang sudah benar-benar emosional. Sebuah produk bukan hanya harus menawarkan kualitas terbaik, tetapi juga harus menyentuh sisi emosional mereka. Ini sangat masuk akal, ketika pilihan semakin banyak, akses informasi begitu berlimpah. Maka hanya produk-produk yang menawarkan sebuah pengalaman yang mengesankan bagi konsumen yang akan menarik minat, kalo istilah ABG sekarang, pokoknya yang “gue banget” deh…. Satu lagi catatan menarik dari buku ini. Buku ini bukan hanya menandai revolusi dalam dunia pemasaran, dengan new wave marketing yang lebih banyak menggunakan aktivitas di dunia online. Pengaruh gaya menulis di dunia online pun, telah mewabah dalam penulisan buku ini. Coba Anda rasakan sendiri, bagaimana gaya menulisnya menjadi lebih gaul dan centil. Sesuatu yang tidak mengherankan, karena sekarang orang terbiasa dengan membaca tulisan di blog, yang lebih kasual, dan menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Kalau Anda membaca buku Beyond Buzz, maka Anda akan mengerti mengapa Yiuswohady pun tampak harus belajar menjadi lebih genit dalam menulis.

Sumber : http://www.marketing.co.id/

TEKNIK MEMERINTAH BAWAHAN


Apabila rencana telah tersusun dengan baik, struktur organsiasi sudah ditetapkan dan posisi atau jabatan dalam sturktur organisasi sudah diisi, berkewajibanlah pimpinan untuk menggerakan bawahannya, memutar roda mesin perushaan agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat terrealisasikan dengan baik.

Salah satunya adalah memberikan komando kepada bawahan dan pimpinan adalah orang yang menghasilkan seusatu melalui bawahanya. Bawahan hanya menghasilkan sesuatu yang diinginkan atasannya.

Tujuan pemberian perintah benar untuk merelasiasikan tujaun perintah, sehingga atasan yang memeberikan perintah harus memahami sunguh-sungguh apa yang enjadi tujuan printah. tujuan atasan adlah mengkoordinasikan kegiatan bawahan, agar kegiatan masing bawahan mengarah pada satu tujuan dan pemberina perintah itu juga semakin membuat hubungan emosi antara pimpinan dan bawahan semakin positif selain didilamnya bertujuan memdidik dan mengkaderkan bawahanya sehingga setiap perintah harus berhubngan dengan pengawasan sebagaimana bahasan diatas.

Definisi perintah itu sendiri adalah instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan untk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu guna merealisasikan tujuan perusahaan.

Dalam perintah itu ada empat unsur penting yaitu intruksi resmi, dari atasan kebawahan, mengerjakan atau tidak mengerjakan dan realisasi tujuan dan perintahpun termasuk bagian dari komunikasi didalamnya harus ada nilai positif yang melahirkan respect bawahan terhadap atasan seperti melalui pertemuan, berbicara langsung melalui telephon, mengirim surat atau email, berbicara langsung, pemberian laporan, pemberian petunjuk dan pemberian perintah.

Jenis perintah bisa berupa lisan maupun tulisan. Perintah bisa denga lisan apabila tugas yang diperinahkan itu tugas sederhana dan darurat, bawahnpun sudah pernah mengerjakan perintah sebelumnya dan selesai tepat waktu dan apabila ada kekeliruan tidak mengakibatkan persoalan besar. berbeda dengan perintah tertulis yang secara positif dapat mudah diperiksa kebenarannya, bawahan secara resmi bertanggungjawab dan sebagai standarisasi perintah dalam manajemen lini.

Perinsip perintah haruslah jelas intruksi dan petunjuk pelaksanaanya, perintah harus satu persatu biar bawahan tidak bingung untuk skala prioritas, diungkapkan secara positif dan kepada orang yang tepat diiringi dengan motivasi, reward dan evaluasi pelaporan sehingga akan terjalin hubungan baik antara atasan dengan bawahan.

Teknik memberi perintah


Apabila rencana telah tesususn dengfan baik, struktur organsiasi sudah ditetapkan dan posisi atau jabatan dalam sturktr organisasi sudah diisi, berkewajibanlah pimpinan untuk menggerakan bawahannya, memutar roda mesin perushaan agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat terrealisasikan dengan baik. Salah satunya adalah memberikan komando kepada bawahan dan pimpinan adalah orang yang menghasilkan seusatu melalui bawahanya. bawahan hanya menghasilkan sesuatu yang diinginkan atasannya. tujuan pemberian perintah benar untuk merelasiasikan tujaun perintah, sehingga atasan yang memeberikan perintah harus memahami sunguh-sungguh apa yang enjadi tujuan printah. tujuan atasan adlah mengkoordinasikan kegiatan bawahan, agar kegiatan masing bawahan mengarah pada satu tujuan dan pemberina perintah itu juga semakin membuat hubngan emosi antara pimpinan dan bawahan semakin positif selain didilamnya bertujuan memdidik dan mengkaderkan bawahanya sehingga setiap perintah harus berhubngan dengan pengawasan sebagaimana

Fungsi pengawasan dalam organisasi


Sering kita mendengar bahwa karyawan sangat tergopoh-gopoh  kalau ada inspeksi mendadak oleh boss besar mereka, sehingga mereka belum sediktpun mempersiapkan diri untuk memperbaiki dan melaporkan seluruh pekerjaanya.

Pengawasan adalah salah satu fungsi dari seorang pemimpin, tapi seorang pemimpin harus memahami arti dan  tujuan pengawasan.  George R. Tery (2006:395) mengartikan control is to determine what is complished, evaluate it and apply corrective measures, if need, to insure result in keeping with the plan (Pengawasan  adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan). Henry Fayol mengatakan control consist in verifying whwther everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. Sedang Newman mengartikan control is assurance that the performance conform to plan.

Dari batasan diatas control bisa disimpulakan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudh dilaksnakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud upaya pelaksnaan pekejaan sesuai dengan rncna semula. Pengawasan kaitannya dengan mengidentifikasi komitmen terhadap tindakan yang ditunjukan untuk hasil masa yang akan datang. sehingga pengawasan dilaksanakan untuk mengusahakan agar komitmen tersbut dilaksanakan.

PRINSIP PENGAWASAN.

Intinya : memastikan  pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana, sehingga harus ada perencanaan tertentu dan intruksi dan wewnang kepada bawahan kita. Prinsip lainnya adalah harus mengrefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan dari aktifitas yang harus dievaluasi, dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan, fleksibel, dapt merefleksikan pola organisasi, ekonomis, dpat dimengerti dan dapat menjamin diadkannya tidnakan korektif.

Promosi idelogis dalam pendidikan


Promosi didunia pendidikan mungkin tidak segemebyar di perusahaan dengan pertimbangan biaya dan tentu saja mencari alternatif promosi yang efektif dan tidak boros.

Namun lebih efektif dengan terlebih dulu mempertimbangan Need dan want customer, selain faktor yang tidak terlalu diperhitungkan  adalah faktor ideologi, karena sekolah adalah menjual respek ideologis-humanitis  selain kualitas pelayanan. Setuju atau tidak itulah permasalahan.

Contoh sebagian sekolah Muhammadiyah di Jawa barat kurang begitu berkembang dibandingkan dengan sekolah di Jawa tengah dan yogyakarta, baru dugaan lebih terbentur dengan ideologi dibanding dengan kualitas. sehingga begitu sulitnya untuk menghimpun siswa setiap tahun ajaran baru dan kebanyakan anak kader muhammadiyah atau para simpatisan. Berbeda label Muhammadiyah dihilangkan tapi sistem kurikulum masih memakai ciri khas Muhammadiyah ternyata berkembang sangat pesat.

Baru asumsi pengaruh ideologi terhadap respek customer Sehingga dapat mempengaruhi karakter pemilihan sekolah, tapi peralihan dari fase tradisional  setempat yang masih terlalu masip ternyata secara perlahan menepiskan pengaruh ideologis terhadap pemilihan sebuah jasa atau produk, padahal perbedaan  ideologis  semakin tidak terlihat lagi. Jadi Ketakutan akan ideologis “mengmuhammadiyahkan siswa” tidak terbukti dan ternyata lulusannya-pu tidak terlihat secara langsung menjadi kader muhammadiyah secara struktural.

Kita lupakan sejenak kultur ideologi tapi itu hanya salah satu penghambat dalam promosi, tapi ternyata promosi yang epektif berasal dari peserta didik itu sendiri dalam bentuk pelayanan yang maksimal dari stakhoulder sekolah selain penekanan disiplin yang membuat nyaman peserta didik sehingga tercipta ‘fun learning’ atau kita bisa meniru SDIT atau SMPIT yang dikembangkan kader PKS dengan memperkuat jaringan internal kader yang menjadi market-nya sehingga memudahkan dalam menata promosi dengan lebih baik sehingga terlihat lebih disiplin dengan menonjol unsur keunggulan pada bidang religi-nya seperti hapalan Al-Qur’an 3 juz dan displin ibadah yang positif dengan plus  kurikulum berbasis alam dimana siswa berdekatan langsung dengan alam sehingga bisa melatih unsur motorik yang terkadang tidak berimbang dengan kondisi internal siswa didik, dimana sekolah lebih menekankan pada unsur kognitif dan apketif saja.

Ringkasnya promosi sekolah bisa dilakukan melalui :

  • Promosi sekolah lebih efektif lagi dengan menata keharmonisan hubungan dengan karakter budaya masyarakat karena yang sekolah tawarkan pada masyarakat adalah unsur manusianya yang unik dan penuh karakteristik sehingga penanganan promosi sekolah harus menata hubungan yang menciptakan branch image yang bisa meyakinkan orang tua siswa berupa garansi yang diberikan sebagai point quality.
  • Media yang saat ini mesti dicoba adalah promosi melalui website sederhana  sebagai media promosi dan sebenarnya tidak begitu mahal bahkan bisa gratis seperti penggunaan wordpress.com, multiply.com ataupun situs blogger yang cukup terkenal dikalangan para blog walking.
  • promosi harus bisa menciptakan kedekatan antara sekolah dengan siswa sesuai dengan kebutuhan dasar anak didik, termasuk kualitas guru perlu teruji.
  • Nilai unggul dalam pelayanan pendidikan sebagai hal yang sering dikejar orang tua siswa selain disiplin dan beban materi yang padat-pun tidak menyurutkan usaha orang tua siswa yang menginginkan adanya pendidikan yang sesuai secara ideologis dan dari segi kemampuan sekolah untuk menciptak kultur yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Penelitian Sebuah Langkah


Perkembangan Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah Berbagai Universitas Negeri dan Swasta di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa paragraf yang saya temukan waktu baca-baca artikel dari internet. Menggelitik sekali! Namun memang kenyataannya sering kali terjadi dan beginner sering kali terjebak dalam kondisi seperti di bawah ini:

Hal yang sering terlupakan oleh mahasiswa adalah audience atau pembaca dari tulisannya. Strategi penulisan akan berbeda jika yang membaca adalah orang yang mengerti teknis (dosen, insinyur, teknisi) dan orang yang kurang mengerti teknis (umum). Thesis atau laporan tugas akhir ditujukan kepada orang yang mengerti teknis. Untuk itu isi dari laporan biasanya lebih teknis. Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan harus pas. Jika anda menganggap bahwa pembaca seorang yang bodoh, maka pembaca akan merasa terhina (insulted).

Coba pikirkan penjelasan kalimat di bawah ini. Mari kita misalkan biaya produksi dari perangkat ini dengan bakso. Jika satu mangkok baso harganya 3000 rupiah, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 1000 mangkok baso.

Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.

Mari kita gunakan variabel x sebagai jumlah unit yang akan diproduksi. Biaya produksi sebuah unit adalah 3000 rupiah. Maka biaya produksi 1000 unit adalah 1000x.

Dengan menggunakan permisalan mangkok baso, maka anda telah menghina intelektual pembaca! Tentunya contoh di atas terlalu ekstrim. Kasus yang terjadi tidak se-ekstrim itu namun mendekati. Misalnya, di bidang saya (bidang digital), tidak usah menjelaskan Boolean logic pada bagian pendahuluan dari thesis anda. Anda hanya akan menghabiskan tempat dan menghina pembaca pada saat yang bersamaan. Di satu sisi yang lain, ada juga mahasiswa yang menulis dengan sangat kompleks sehingga justru sulit dimengerti. Mungkin dalam pikirannya adalah ilmu dan teknologi itu secara prinsip harus sulit, sehingga penjelasannya pun harus sulit dimengerti. Penulis yang baik adalah penulis yang dapat menjelaskan sesuatu yang sulit dengan cara yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Tentunya hal ini dilakukan dengan tanpa merendahkan intelektual pembaca.

Mencari Referensi (Super EXPRESS..!)


Memanfaatkan Ensiklopedia dan Kamus

Hampir setiap perguruan tinggi memiliki perpustakaan online yang berisi database. Database tersebut biasa digunakan untuk menemukan berbagai subyek ensiklopedia pada beberapa topik. Memanfaatkan fasilitas tersebut dalam mencari informasi yang berkaitan dengan membangun latar belakang penelitian akan sangat membantu sekali. Anda tinggal memastikan dan membatasi pencarian.

Kalau tidak kampus peneliti yang bersangkutan tidak ada, bisa juga memanfaatkan perpustakaan online (baik yang umum atau khusus).

Memanfaatkan Bibliography

Banyak orang membaca buku/artikel hanya bagian depan (daftar isi), kemudian melanjutkan dengan membaca sehubungan dengannya. Padahal bagian belakang adalah bagian yang tidak kalah pentingnya.

Bagian tersebut adalah references dan bibliography. Andaikan anda seorang reseacher, sangat penting untuk tidak melewatkan dua hal tersebut. Mengetahui isi bacaan buku, kemudian meneruskan dengan mengetahui dasar pengambilan akan memicu Anda untuk membaca artikel atau buku lain yang berkaitan dengan isi bacaan anda. Anda bisa meng-generate sejumlah besar reference hanya dengan mendapatkan satu artikel..

  1. Membaca beberapa informasi latar belakang dan berbagai catatan referensi yang bermanfaat sebagai bahan (seperti buku, jurnal atau majalah). Dan Lihatlah daftar bibliografi yang ada di akhir artikel. Bahan tersebut sangat membantu dalam memulai penelitian lebih lanjut.
  2. Kalau anda menjumpai suatu judul/kode buku, cobalah manfaatkan sebagai kata kunci untuk mencari di internet.
  3. Setiap buku atau artikel masing-masing mempunyai bibliography sendiri-sendiri. Periksa dan manfaatkan yang berkaitan penelitian Anda.

Dengan menggunakan teknik di atas pada bibliography, Anda dan meng-generate sejumlah besar buku dan artikel pada topic yang berkaitan dengan penelitian Anda secara bijaksana. Sangat menghemat waktu Anda.

Sekali Anda mendapat artikel berbentuk pdf yang sesuai dengan topik penelitian Anda, pastikan Anda juga membaca reference dan bibliography… di sana terdapat harta karun yang sering terlewatkan. inilah yang saya maksud dengan super express

Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah


Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian.

Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan penyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu.

Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Biasanya, sehubungan dengan hal ini, Rektor masing-masing universitas telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Hak Cipta yang bisa menjadi pembelajaran buat para peneliti.

Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.

Setelah bagian Pendahuluan ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan (projek). Pada bagian ketiga akan dibahas secara rinci mengenai artikel, makalah, dan laporan penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir pedoman ini akan dipaparkan secara berturut-turut: sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, label dan gambar, bahasa dan tanda baca, serta pencetakan dan penjilidan.

Sejarah Asal Research


Salah satu sifat manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa adalah sifat ingin tahu. Sejak kecil, dengan dilengkapi kepandaian menggunakan tangan dan kakinya, ia berusaha ingin tahu segala sesuatu yang ada di sekitar dan lingkungan tempat tinggalnya.

SImageemakin tumbuh dewasa dan berkembang kepandaiannya melalui pendidikan orang tuanya, semakin besar keingintahuannya. Dan segala sesuatu yang ingin diketahuinya adalah yang lebih rumit dan tentu saja memerlukan penguasaan berpikir dan berbahasa yang semakin rumit pula. Seringkali keingintahuannya tersebut dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan. Dan setiap pertanyaan atau permasalahan itu ia mengharapkan jawaban atau pemecahan. Maka sifat manusia lainnya yang dianugerahkan adalah usaha untuk mengetahui jawaban atau memperoleh pemecahan masalah. Dan tentunya, jawaban atau pemecahan yang diperoleh tersebut adalah suatu kenyataan yang benar mengenai masalah tersebut.

Pada hakikatnya penelitian diawali dari hasrat keingintahuan peneliti yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan. Setiap pertanyaan atau permasalahan tersebut perlu jawaban atau pemecahan. Dari jawaban dan pemecahan tersebut peneliti memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang benar adalah yang dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Untuk memperolehnya harus mengikuti kaidah-kaidah dan menurut cara-cara bekerjanya akal yang disebut logika, dan dalam pelaksanaannya diwujudkan melalui penalaran.. Pengetahuan yang benar tersebut disebut juga pengetahuan ilmiah atau ilmu. Dengan demikian penelitian ilmiah adalah suatu metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan menggunakan penalaran. Penalaran tersebut dilaksanakan melalui prosedur logika deduksi dan induksi. Dengan pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi, perencanaan pembangunan dan untuk pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

Penelitian atau research berasal dari kata re dan to search yang berarti mencari kembali yang menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun yang selalu berkesinambungan.. Penelitian dimulai dari hasrat keingintahuan dan permasalahan, dilanjutkan dengan pengkajian landasan teoritis yang terdapat dalam kepustakaan untuk mendapatkan jawaban sementara atau hipotesis. Selanjutnya direncanakan dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang akan diperoleh kesimpulan dan jawaban permasalahan. Dalam proses pemecahan masalah dan dari jawaban permasalahan tersebut akan timbul permasalahan baru, sehingga akan terjadi siklus secara berkesinambungan.

Kerjasama Bisnis dalam Islam


Kerjasama Bisnis dalam Islam

Dalam istilah syariah, kerja sama bisnis sering disebut sebagai syirkah. Apa dan bagaimana sebenanya syirkah ini bekerja? Sebuah tulisan M. Shiddiq Al-Jawi dalam syariah.org menjelaskan praktik ini dengan runtut. Berikut petikan tulisannya.

Dalam fikih, syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan syarat dan rukun tertentu. Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il mudhâri‘), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau serikat. Menurut arti asli bahasa Arab (makna etimologis), syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Hukum dan Rukun Syirkah

Syirkah hukumnya jâ’iz (mubah), berdasarkan dalil Hadis Nabi Muhammad SAW, berupa taqrîr (pengakuan) beliau terhadap syirkah. Rukun syirkah yang pokok ada 3 (tiga) yaitu: (1) akad (ijab-kabul), disebut juga shighat; (2) dua pihak yang berakad (‘âqidâni), syaratnya harus memiliki kecakapan (ahliyah) melakukan tasharruf (pengelolaan harta); (2) obyek akad (mahal), disebut juga ma‘qûd ‘alayhi, yang mencakup pekerjaan (amal) dan/atau modal (mâl) Adapun syarat sah akad ada 2 (dua) yaitu: (1) obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu aktivitas pengelolaan harta dengan melakukan akad-akad, misalnya akad jual-beli; (2) obyek akadnya dapat diwakilkan (wakalah), agar keuntungan syirkah menjadi hak bersama di antara para syarîk (mitra usaha)

Macam-Macam Syirkah

Menurut An-Nabhani, berdasarkan kajian beliau terhadap berbagai hukum syirkah dan dalil-dalilnya, terdapat lima macam syirkah dalam Islam: yaitu: (1) syirkah inân; (2) syirkah abdan; (3) syirkah mudhârabah; (4) syirkah wujûh; dan (5) syirkah mufâwadhah (An-Nabhani, 1990: 148). An-Nabhani berpendapat bahwa semua itu adalah syirkah yang dibenarkan syariah Islam, sepanjang memenuhi syarat-syaratnya. Pandangan ini sejalan dengan pandangan ulama Hanafiyah dan Zaidiyah.

Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam, yaitu: syirkah inân, abdan, mudhârabah, dan wujûh. Menurut ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam, yaitu: syirkah inân, abdan, dan mudhârabah. Menurut ulama Syafiiyah, Zahiriyah, dan Imamiyah, yang sah hanya syirkah inân dan mudhârabah (Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuhu, 4/795).

Syirkah Inân

Syirkah inân adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memberi konstribusi kerja (‘amal) dan modal (mâl). Syirkah ini hukumnya boleh berdasarkan dalil As-Sunnah dan Ijma Sahabat (An-Nabhani, 1990: 148). Contoh syirkah inân: A dan B insinyur teknik sipil. A dan B sepakat menjalankan bisnis properti dengan membangun dan menjualbelikan rumah. Masing-masing memberikan konstribusi modal sebesar Rp 500 juta dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut.

Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd); sedangkan barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya (qîmah al-‘urûdh) pada saat akad.

Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi modal. Jika, misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian sebesar 50%.

Syirkah ‘Abdan

Syirkah ‘abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja (‘amal), tanpa konstribusi modal (mâl). Konstribusi kerja itu dapat berupa kerja pikiran (seperti pekerjaan arsitek atau penulis) ataupun kerja fisik (seperti pekerjaan tukang kayu, tukang batu, sopir, pemburu, nelayan, dan sebagainya). (An-Nabhani, 1990: 150). Syirkah ini disebut juga syirkah ‘amal (Al-Jaziri, 1996: 67; Al-Khayyath, 1982: 35). Contohnya: A dan B. keduanya adalah nelayan, bersepakat melaut bersama untuk mencari ikan. Mereka sepakat pula, jika memperoleh ikan dan dijual, hasilnya akan dibagi dengan ketentuan: A mendapatkan sebesar 60% dan B sebesar 40%.

Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah ‘abdan terdiri dari beberapa tukang kayu dan tukang batu. Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal. (An-Nabhani, 1990: 150); tidak boleh berupa pekerjaan haram, misalnya, beberapa pemburu sepakat berburu babi hutan (celeng).

Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitra-mitra usaha (syarîk).

Syirkah ‘abdan hukumnya boleh berdasarkan dalil As-Sunnah (An-Nabhani, 1990: 151Syirkah Mudhârabah

Syirkah mudhârabah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih dengan ketentuan, satu pihak memberikan konstribusi kerja (‘amal), sedangkan pihak lain memberikan konstribusi modal (mâl). (An-Nabhani, 1990: 152). Contoh: A sebagai pemodal (shâhib al-mâl/ rabb al-mâl) memberikan modalnya sebesar Rp 10 juta kepada B yang bertindak sebagai pengelola modal (‘âmil/mudhârib) dalam usaha perdagangan umum (misal, usaha toko kelontong).

Ada dua bentuk lain sebagai variasi syirkah mudhârabah. Pertama, dua pihak (misalnya, A dan B) sama-sama memberikan konstribusi modal, sementara pihak ketiga (katakanlah C) memberikan konstribusi kerja saja. Kedua, pihak pertama (misalnya A) memberikan konstribusi modal dan kerja sekaligus, sedangkan pihak kedua (misalnya B) hanya memberikan konstribusi modal, tanpa konstribusi kerja. Kedua bentuk syirkah ini masih tergolong syirkah mudhârabah (An-Nabhani, 1990: 152).

Hukum syirkah mudhârabah adalah jâ’iz (boleh) berdasarkan dalil As-Sunnah (taqrîr Nabi saw.) dan Ijma Sahabat (An-Nabhani, 1990: 153). Dalam syirkah ini, kewenangan melakukan tasharruf hanyalah menjadi hak pengelola (mudhârib/’âmil). Pemodal tidak berhak turut campur dalam tasharruf. Namun demikian, pengelola terikat dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal.

Jika ada keuntungan, ia dibagi sesuai kesepakatan di antara pemodal dan pengelola modal, sedangkan kerugian ditanggung hanya oleh pemodal. Sebab, dalam mudhârabah berlaku hukum wakalah (perwakilan), sementara seorang wakil tidak menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yang diwakilkan kepadanya (An-Nabhani, 1990: 152). Namun demikian, pengelola turut menanggung kerugian, jika kerugian itu terjadi karena kesengajaannya atau karena melanggar syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal. (Al-Khayyath, Asy-Syarîkât fî asy-Syarî‘ah al-Islâmiyyah, 2/66).

Syirkah Wujûh

Syirkah wujûh disebut juga syirkah ‘ala adz-dzimam (Al-Khayyath, Asy-Syarîkât fî asy-Syarî‘ah al-Islâmiyyah, 2/49). Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian (wujûh) seseorang di tengah masyarakat. Syirkah wujûh adalah syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama memberikan konstribusi kerja (‘amal), dengan pihak ketiga (misalnya C) yang memberikan konstribusi modal (mâl). Dalam hal ini, pihak A dan B adalah tokoh masyarakat. Syirkah semacam ini hakikatnya termasuk dalam syirkah mudhârabah sehingga berlaku ketentuan-ketentuan syirkah mudhârabah padanya. (An-Nabhani, 1990: 154).

Bentuk kedua syirkah wujûh adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang ber-syirkah dalam barang yang mereka beli secara kredit, atas dasar kepercayaan pedagang kepada keduanya, tanpa konstribusi modal dari masing-masing pihak. (An-Nabhani, 1990: 154). Misal: A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu A dan B ber-syirkah wujûh, dengan cara membeli barang dari seorang pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C (pedagang).

Dalam syirkah wujûh kedua ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan. Syirkah wujûh kedua ini hakikatnya termasuk dalam syirkah ‘abdan (An-Nabhani, 1990: 154).

Hukum kedua bentuk syirkah di atas adalah boleh, karena bentuk pertama sebenarnya termasuk syirkah mudhârabah, sedangkan bentuk kedua termasuk syirkah ‘abdan. Syirkah mudhârabah dan syirkah ‘abdan sendiri telah jelas kebolehannya dalam syariat Islam (An-Nabhani, 1990: 154).

Namun demikian, An-Nabhani mengingatkan bahwa ketokohan (wujûh) yang dimaksud dalam syirkah wujûh adalah kepercayaan finansial (tsiqah mâliyah), bukan semata-semata ketokohan di masyarakat. Maka dari itu, tidak sah syirkah yang dilakukan seorang tokoh (katakanlah seorang menteri atau pedagang besar), yang dikenal tidak jujur, atau suka menyalahi janji dalam urusan keuangan. Sebaliknya, sah syirkah wujûh yang dilakukan oleh seorang biasa-biasa saja, tetapi oleh para pedagang dia dianggap memiliki kepercayaan finansial (tsiqah mâliyah) yang tinggi, misalnya dikenal jujur dan tepat janji dalam urusan keuangan. (An-Nabhani, 1990: 155-156).

Syirkah Mufâwadhah

Syirkah mufâwadhah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua jenis syirkah di atas (syirkah inân, ‘abdan, mudhârabah, dan wujûh) (An-Nabhani, 1990: 156; Al-Khayyath, 1982: 25). Syirkah mufâwadhah dalam pengertian ini, menurut An-Nabhani adalah boleh. Sebab, setiap jenis syirkah yang sah ketika berdiri sendiri, maka sah pula ketika digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. (An-Nabhani, 1990: 156).

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan jenis syirkah-nya; yaitu ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal (jika berupa syirkah inân), atau ditanggung pemodal saja (jika berupa syirkah mudhârabah), atau ditanggung mitra-mitra usaha berdasarkan persentase barang dagangan yang dimiliki (jika berupa syirkah wujûh).

Contoh: A adalah pemodal, berkonstribusi modal kepada B dan C, dua insinyur teknik sipil, yang sebelumnya sepakat, bahwa masing-masing berkonstribusi kerja. Kemudian B dan C juga sepakat untuk berkonstribusi modal, untuk membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang kepada B dan C.

Dalam hal ini, pada awalnya yang ada adalah syirkah ‘abdan, yaitu ketika B dan C sepakat masing-masing ber-syirkah dengan memberikan konstribusi kerja saja. Lalu, ketika A memberikan modal kepada B dan C, berarti di antara mereka bertiga terwujud syirkah mudhârabah. Di sini A sebagai pemodal, sedangkan B dan C sebagai pengelola. Ketika B dan C sepakat bahwa masing-masing memberikan konstribusi modal, di samping konstribusi kerja, berarti terwujud syirkah inân di antara B dan C. Ketika B dan C membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang kepada keduanya, berarti terwujud syirkah wujûh antara B dan C. Dengan demikian, bentuk syirkah seperti ini telah menggabungkan semua jenis syirkah yang ada, yang disebut syirkah mufâwadhah.

Sample English Proposal


All research reports use roughly the same format. It doesn’t matter whether you’ve done a customer satisfaction survey, an employee opinion survey, a health care survey, or a marketing research survey. All have the same basic structure and format. The rationale is that readers of research reports (i.e., decision makers, funders, etc.) will know exactly where to find the information they are looking for, regardless of the individual report.

Once you’ve learned the basic rules for research proposal and report writing, you can apply them to any research discipline. The same rules apply to writing a proposal, a thesis, a dissertation, or any business research report.

The most commonly used style for writing research reports is called “APA” and the rules are described in the Publication Manual of the American Psychological Association. Any library or bookstore will have it readily available. The style guide contains hundreds of rules for grammar, layout, and syntax. This paper will cover the most important ones.

Avoid the use of first person pronouns. Refer to yourself or the research team in third person. Instead of saying “I will …” or “We will …“, say something like “The researcher will …” or “The research team will …“.

A suggestion: Never present a draft (rough) copy of your proposal, thesis, dissertation, or research paper…even if asked. A paper that looks like a draft, will interpreted as such, and you can expect extensive and liberal modifications. Take the time to put your paper in perfect APA format before showing it to anyone else. The payoff will be great since it will then be perceived as a final paper, and there will be far fewer changes.

Chapter 1 INTRODUCTION

1.1. Background

The researcher has chosen to study the language usage in the Philippines because the country is the classic example of local language policy. For over five hundred years this interference affected language usage in all sectors of life. The Philippine became an American territory on the day the Treaty of Paris was signed. The first and perhaps the master stroke in the plan to use education as an instrument of colonial policy, was the decision to use English as the medium of instruction. With American textbooks, Filipinos started learning not only a new language but also a new way of life, alien to their traditions. Based on Ethnological Databases in 1980, 52% of Filipinos in the Philippines claim to speak English as a second language. If accurate, this makes the Philippines one of the largest English speaking countries in the world. The use of English in almost every domain of Philippine life gave birth to a new variety of English, called Philippine English. Due to the multi-dialectical attribute of the Philippine, substrata varieties of Philippine English also exist (Agana, 1999).

Having lived and worked in the Philippines for a period of nearly eight nearly eight years, the researcher was constantly aware of the problems arising from this special situation. This personal experience will be invaluable in guiding the consideration of the issues and the proposals the researcher intends to make, based on this study, for future language policy.

1.2. Statement of the Problem

The present language and educational situation serves as an impetus for the researcher to study the influences of the English language in the Philippines by tracing its presence and influences from the early 1800’s to the present by looking at the language and educational policies and programs formulated and implemented across the generations. In other words, the problem here deals with the historical development of English used in the Philippines and Filipino, the national language of the Philippines.

The problems to be discussed in this research are:

1. Why is English used as the medium of instruction in all schools and universities?

2. What is the importance of English usage in educational system in relation to student’s social life and future opportunities?

To answer these questions, the writer embarked on an intensive research work geared towards the ample fulfillment of these answers and several outlying questions.

1.3. Objectives of the Study

The general objectives of this study are:

to analyze how American-English affects language policies and programs of the Philippines in terms of educational system;

to analyze how American-English affection was institutionalized in the educational system.

The special objectives of this study are:

to look at educational and language policies and see up to what extent these language policies and programs in educational system are influenced by English presence in Philippine society;

to find out the present status of the English language among Filipinos, as the result of bilingual educational system from 1974 until 1980s.

1.4. Significance of the Study

This study is particularly important because debates as to the reinstatement of English as the sole media of instruction in Philippine schools and universities are presently taking center stage given the steadily worsening performance of students in national entrance examinations and professional licensing exams given in English. Not a few blame the current Bilingual Education Policy of the Department of Education, which they contend only serves to confuse students given its dual aim of promoting both English and Filipino. Those who purposely diminish English importance in the country are to go against what the rest of the world is doing.

This research is connected with social development of tile Philippines in relation to the usage of English and development of Filipino (Tagalog) language since this language is still developing. The researcher hopes to give light on these points, to investigate the influences American – English has over the country’s language policies and why it is constantly mired in Philippine language controversies, and also how to develop better language policies in bilingual education system.

1.5. Definition of Key Terms

  1. Language Planning- Deliberate language change; changes in the system of language code or speaking or both that are planned by organizations that are established for such purpose or given a mandate to fulfill such purposes.
  2. Bilingual Education – Simultaneous teaching of two more language dialects or vernaculars. In case of the Philippines, English and Pilipino / Filipino are to be taught in schools and colleges. Experiments were done in 1960- 1966 and proved the value of adequately trained teachers, carefully prepared materials, and excellent supervision. This study disproved notion that the teaching or use of three languages simultaneously would confuse children. (Rubin, J and Jernudd, B.(eds) 1975).
  3. Pilipino/Filipino- Pilipino is the national language of the Philippines, an artificial language in development. From Pilippino a new language shall be developed, which will be called later as Filipino. Pilipino will then be replaced by Filipino as the national language. Pilipino is derived from Tagalog. Tagalog became the basis of the Pilipino language.
  4. Tagalog- was the dialect spoken in the eight united Philippine provinces during Spanish colonial rule. It is the lingua franca of Manila and its neighboring provinces and is understood in almost of the part of Luzon. Manila is the seat of the Government; became the basis of Pilipino/Filipino. No other dialect is widely spoken or understood. It also dominates the Philippine cultural lifestyle. (www.angelfire.com/aka/RJPA/ Directory/ecolinguistics.html) 27.2.2006.

Chapter 2 REVIEW OF LITERATURE

The writer has extensively covered studies and works of both Filipino and other foreign authorship in preparing for this study. The following works contributed and helped the researcher a great deal in this present study.

Regarding the early presence of American-English in the Philippines, the researcher obtained references from Cuesta (1958). Cuesta gave an account of the English language during the American Regime. It was stated that as early as 1903, the American government began sending Filipino students to American colleges and upon their return they were assigned to teach in public schools. She likewise delved into me major phases of the English language which proved difficult for Filipinos. These phases included pronunciation, grammar, rhetoric, style and idioms.

On the present Bilingual Education Policy (BEP), scholarly works have been written by authors like Pascasio (1973), Bonifacio (1977), Ramos (1990), Otanes, Sevilla, Gonzalez, Segovia and Sibayan (1988).

Gonzalez and Sibayan (1988) for instance, made a comprehensive study regarding the scholastic achievements nationwide after eleven years of the Bilingual Education Policy’s implementation. Also teacher competence and proficiency was measured through a battery of tests.

Sibayan and Gonzalez’s study revealed that: 1) almost all adults (administration, faculty and parents), except for the Pilipino faculty, were non-committal towards the BEP and were not favorably disposed to the expanded use of Pilipino; 2) Pilipino teachers in general, when compared with the rest of the faculty, fare badly and are not significantly better in Pilipino than their peers, and 3). Tagalog students enjoy a real advantage over non-Tagalogs. It is recommended by the survey team that compensatory education be given to students from minority groups to mitigate this inequality.

In a similar study to Sibayan and Gonzalez’s, Segovia (1988) investigated the BEP’s implementation in the tertiary level. Segovia and her team concluded that based on their findings, tertiary level administrators, teachers, professors, and students perceive Pilipino to be the language of unity and/or national identity; however, one can be a nationalist even without the facility for communication in Pilipino. The respondents perceive English as a language of socio-economic mobility, educational advancement and international understanding.

Sevilla’s (1988) study gave the writer an idea of the awareness levels regarding the BEP among parents and among government and non-government organizations. Sevilla’s study provided the basis for the writer’s report on English’ presence and utilization in the government and business scenes.

Of valuable assistance are the works of Fishman, Pascasio and Bowen on bilingualism included in Sibayan and Gonzalez’s edited work “Language Planning and the Building of a National Language” (1977).

Works related to the researcher’s topic are quite numerous. However, the above mentioned works provided the bulk of the materials used by the researcher in writing this study.

Chapters 3 RESEARCH METHODOLOGY

3.1. Research Framework

The framework from this study is a historical research which is based on the chronological events. This research is synthesized, abstracted and explored from theories and scientific thinking in order to solve the problem.

3.2. Research Method

In preparation for this study the researcher will trace the introduction of American English in the Philippines, using a historical approach. From there the researcher will consider the status of American English in the country at present, taking careful note of the gradual integration of American English into Philippine society, particularly education. It is the educational system which is the main channel through which language policies are carried out.

Historical research has been defined as the systematic and objective location, evaluation and synthesis of evidence in order to establish facts and draw conclusions about past events (Borg, 1963). It qualifies as a scientific endeavor from the standpoint of its subscription to the same principles and the same general scholarship that characterizes all scientific research.

The values of historical research have been categorized by Hill and Garber (1950) as follows:

It enables solutions to contemporary problems to be sought in the past;

It throws light on present and future trends;

It stresses the relative importance and the effects of the various interactions that are to be found within all cultures;

It allows for the revolution of data in relation to selected hypothesis, theories and generalizations that are presently held about the past.

There are drawbacks to historical research. It is an attempt to reconstruct a previous age using data from the personal experiences of others, from documents and records. Researchers have to contend with inadequate information so that their reconstructions tend to be sketches rather than portraits.

Ultimately, historical research is concerned with a broad view of the conditions and not necessarily the specifics which bring them about, even though such a synthesis is rarely achieved without intense debate or controversy, especially on matters of detail. Despite these drawbacks, the ability of history to employ the past to predict the future, and to use the present to explain the past, gives it a dual and unique quality which makes it especially useful for all sorts of scholarly study and research.

Indeed the particular value of historical research in the field of education is unquestioned. It can yield insights into some educational problems that could not be achieved by any other means. Furthermore, it can help to establish a sound basis for further progress and change, and show how and why educational theories and practices developed. It enables educationalists to use former practices to evaluate newer, emerging ones and it can contribute to fuller understanding of the relationship between politics and education. These elements are always interrelated.

Historical research may be structured by a flexible sequence of stages beginning with the selection and evaluation of a problem or area of study. Then follows the definition of the problem in more precise terms, the selection of sources of data, collection, classification and processing of the data, and, finally, the evaluation and synthesis of the data into a balanced and objective account of the subject under investigation. The principle difference between the method of historical research and other research method used in education is highlighted by Borg:

“In historical research, it is especially important that the student carefully defines his problem and appraises its appropriateness before committing too fully. Many problems are not adaptable to historical research methods and cannot be adequately treated using this approach.” (Borg, 1963)

Once a topic has been selected and its potential and significance for historical research evaluated, the next stage is to define it more precisely, or delimit it so that a more potent analysis will result. Too broad or too vague a statement can result in the final report lacking direction or impact “Research must be a penetrating analysis of a limited problem, rather than the superficial examination of a broad area. The weapon of research is the rifle not the shotgun” (Best, 1970). Gottschalk (1951) recommends that four questions be asked in identifying a topic:

Where do the events take place?

Who are the people involved?

When do the events occur?

What kinds of human activity are involved?

As Travers (1969) suggests, the scope of a topic can be modified by adjusting the focus of any one of the four categories; the geographical area involved can be increased or decreased; more or fewer people can be included in the topic; the time span involved can be increased or decreased; and the human activity category can be broadened or narrowed.

The student must exercise strict self-control in his study of historical documents or he will find himself collecting much information that is interesting but is not related to his area of inquiry (Hockett, 1955).

This research approach is qualitative, which means the following:

(The researcher) captures and discovers meaning once he becomes immersed in the data.

Concepts are in the form of themes, motifs, generalizations, and taxonomies.

Measures are created in an ad hoc manner and are often specific to the individual setting or researcher.

Data are in the form of words from documents, observations, and transcripts.

Theory can be causal or non causal and is often inductive.

Research procedures are particular and replication is very rare.

Analysis proceeds by extracting themes or generalizations from evidence and organizing data to present a coherent, consistent picture (Neuman, 1994).

It is historical and chronological, putting all the historical data in chronological order. Due to limited sources, most of the research done for this work will be based on a survey of the published works of noted Philippine and foreign linguists, language planners, and educators.

3.3. Research Data

One of the principal differences between historical research and other forms of research is that historical research must deal with data that already exists.

“History is not science of direct observation, like chemistry or physics. The historian like the geologist interprets past events by the traces they have left; he deals with the evidence of man’s past acts and thought. But the historian, no less than scientist, must utilize evidence resulting on reliable observation. The difference in procedure is due to the fact that the historian usually does not make his own observations, and that those upon whose observations he must depend are, or were, often if not usually untrained observers. Historical method is…a process supplementary to observations, a process by which the historian attempts to test the truthfulness of the reports of observations made by others” (Hockett, 1955).

3.4. Research Instruments

Sources of data may be classified into two main groups: primary sources, which are the life blood of historical research; and secondary sources, which may be used in the absence of, or to supplement, primary data.

Primary sources of data have been described as those items that are original to the problem under study. Category two includes not only written and oral testimony given by actual participants or witnesses, but also the participants themselves. Whether or not these sources were meant for the intent purpose of passing on information is irrelevant. If a source is, intentionally or unintentionally, capable of transmitting a first-hand account of an event, it is considered a source of primary data.

Secondary sources are those that do not bear a direct physical relationship to the event being studied. This includes third person accounts etc. Best (1970) points out those secondary sources are of limited worth because of the errors that result when information is passed on from one person to another. The importance of using primary sources where possible cannot be stressed enough. The value, too, of secondary sources should not be minimized.

The review of the literature in other forms of educational research is regarded as a preparatory stage to gathering data and serves to acquaint researchers with previous research on the topics they are studying (Travers, 1969). The function of the review of the literature in historical research is different in that it provides the data for research; the researchers’ acceptance or otherwise of their hypotheses will depend on their selection of information from the review and the interpretation they put on it. Borg (1963) has identified other differences: one is that the historical researcher will have to peruse longer documents than the empirical researcher who normally studies articles very much more succinct and precise. And one final point document in education often consists of unpublished material and is therefore less accessible than reports of empirical studies in professional journals.

3.5. Scope and Research Location

3.5.1. Scope

The scope of this research is the influence of American-English on Philippine language planning and policy. The research work done on this work is primarily concerned itself with the investigation of these influences of American-English on Philippine language policies as implemented in the educational system and the effects thereof.

This study also gives a brief account of the still existing Philippine language controversy and the “entrenchment and assimilation” of American-English in Philippine Media, Government and the society as a whole.

It would be most ideal to be able to report on the actual processes that take place in the formulation. Planning and implementation of language policies and interviewing members of the Philippine language Cultivation Council and/or of the Language Planning Board could have been carried out. However due to time and resource constraints, and their unavailability for an audience, this remains to be an ideal.

3.5.2. Research Location

The research location was inhabitants of Manila, Dagupan City, Baguio City, and Ilocos region. The researcher met and interviewed them. The researcher will elaborate this topic later in the dissertation.

3.6. Data Collection Technique

Data and information gathered from records and documents must be carefully evaluated so as to attest their worth for the purpose of the particular study. Evaluation of historical data and information is often referred to historical criticism and the reliable data yielded by the process are known as historical evidence. Historical evidence has thus been described as that body of validated facts and information which can be accepted as trustworthy. Historical criticism is usually undertaken in two stages: first, the authenticity of the source is appraised; and second, the accuracy or worth of the data is evaluated. These two processes are known as external and internal criticism respectively.

External criticism is concerned with establishing the authenticity or genuineness of data. It authenticates the document (or other source) itself rather than the information it contains. It therefore sets out to uncover frauds, forgeries, hoaxes, inventions or distortions.

After the document authenticity has been established, the next task is to evaluate the accuracy and worth of the data contained therein. This presents a more difficult problem than external criticism does. The credibility of the author of the documents has to be established. A number of factors must be taken into account, that is 1) whether they were trained observers of the events, 2) kinds of their relationships to the events, 3) to what extent they were under pressure, from fear or vanity, to distort or omit facts, 4) what the intents of the authors of the documents were, 5) to what extent they were experts at recording those particular events, 6) they were too antagonistic or too sympathetic to give true picture, 7) how long after the event they recorded their account, and 8) whether they are in agreement with other independent witnesses.

A particular problem that arises from these questions is that of bias. There are three generally recognized sources of bias: those arising from the subject being interviewed, those arising from themselves as researchers and those arising from the subject-researcher interaction (Travers, 1969).

3.6.1. Data Collected from People

The researcher met people in Dagupan City and distributed questionnaires, and the respondents answered and the researcher collected the data in 1987. The discussion oh this topic will be discussed further in the dissertation.

3.6.2. Data Collected from Documents

The researcher collected documents from Philippine Government archives, and various bureaus. The discussion on these documents will be elaborated in the dissertation.

Bibliography

Alzona, E. 1932. History of Education in the Philippines: 1965-1930. 1st ed. Manila: University of the Philippines Press

Proposal penelitian kualitatif


Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan cirri-ciri naturalistic yang penuh keotentikan.

Format Proposal Penelitian Kualitatif

1. Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. (Lihat juga membuat pendahuluan skripsi )

2. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah

Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.

Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

4. Landasan Teori

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

5. Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

6. Metode Penelitian

Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada bagian II peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berfikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.

b. Kehadiran Peneliti

Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laopran penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.

c. Lokasi Penelitian

Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.

d. Sumber Data

Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, da teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).

Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.

e. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas da struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.

f. Analisis Data

Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. (lihat analisis )

g. Pengecekan Keabsahan Temuan

Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) .

h. Tahap-tahap Penelitian

Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan

7. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,

2. tahun penerbitan

3. judul, termasuk subjudul

4. kota tempat penerbitan, dan

5. nama penerbit.

Cara Membuat Rujukan Skripsi

Seringkali mahasiswa masih kebingungan dalam membuat daftar rujukan pada penelitiannya. Berikut ini cara membuat rujukan beserta contoh-contoh sumber rujukan yang dipakai dalam penelitian. diantara caranya adalah: 1) mulailah dengan studi-studi di bidang anda yang paling akhir yang dimuat dalam terbitan-terbitan terbaru dan kemudian bekerjalah mundur ke terbitan-terbitan sebelumnya. 2) Bacalah abstrak atau ringkasan suatu laporan terlebih dahulu untuk menetapkan apakah laporan itu relevan dengan masalah anda atau tidak. 3) Sebelum membuat catatan, baca jelajahilah (skim) laporan tersebut dengan cepat guna mengetahui bagian-bagian yang ada kaitannya dengan masalah anda. 4) Buatlah catatan langsung pada kartu catatan, karena kartu lebih mudah diseleksi dan disusun dari pada lembaran kertas, amplop dan sebagainya. 5) Tulislah referensi bibliografi secara lengkap untuk setiap karya. 6) Untuk memudahkan pemilihan dan penyusunan, jangan memasukkan lebih dari satu referensi pada setiap kartu. 7) Jangan lupa memberi tanda bagian mana yang merupakan kutipan langsung dari pengarang dan bagian mana yang merupakan susunan kata anda sendiri

Berikut ini beberapa contoh cara membuat rujukan yang berasal dari beberapa sumber, diantaranya: buku, jurnal, majalah, koran, dan lain-lain.

(1) Rujukan dari Buku

Ibrahim, Hamadah. 1987. Al-ittijahat al-mu’ashirah fi tadris al-lughah al-arabiyyah wa al-lughat al-hayyah al-ukhra li ghairi al-nathiqin biha. Al-Qahirah: Dar al-fikr al-arabi.

(2) Artikel dalam jurnal

Mahjudin, Aliudin. 2002. Liga Arab antara Harapan dan Kenyataan. Al-Hadharah: Bahasa, Sastra dan Budaya Arab, 2(1): 69-78.

(3) Artikel dalam Majalah atau Koran

Suryadarma. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48. Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.

(4) Rujukan dari Koran Tanpa Penulis

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

(5) Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

(6) Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(7) Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan Oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

(8) Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Murtadho, Nurul. 1991. Silabus Matakuliah Keterampilan Berbicara Dengan Pendekatan Komunikatif untuk Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab JPBA FPBS IKIP Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang.

(9) Rujukan Berupa Makalah Seminar, Penataran atau Lokakarya

Azhari, Abd. Rauf Dato’ Haji Hassa. 2004. Kebolehgunaan dan Kesesuaian Laman Web Arab dalam Penguasaan Bahasa Arab di Kalangan Penutur Melayu. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Pemanfaatan Self Access Center dan Internet untuk Pembelajaran Bahasa Arab di Era Global, Jurusan Sastra Arab FS UM, Malang, 27 Oktober 2004.

(10) Rujukan dari Internet

Al-afghani, Said. 2003. Al-Mujaz fi Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah, (Online) (http://www.manarcom.com, diakses 17 Desember 2004).

Proposal Penelitian kuantitatif


Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (lihat pendahuluan )
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?. (Tips membuat rumusan masalah )
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
5. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. (Lihat Glossary)
9. Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
a. Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. (Lihat beberapa kesalahan dalam desain penelitiian)
b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
c. Instrumen penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
d. Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
e. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.

(lihat analisis )

10. Landasan
Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.

Proposal penelitian kajian pustaka


Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

 

Format Proposal Kajian Pustaka

1. Latar Belakang Masalah

Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti atau pun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah.

2. Rumusan Masalah

Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu.

Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.

3. Tujuan Penelitian

Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.

4. Kegunaan Penelitian

Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.

5. Metode Kajian

Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antarvariabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah.

Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip,hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas.

6. Definisi Istilah

Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya.

7. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,

2. tahun penerbitan

3. judul, termasuk subjudul

4. kota tempat penerbitan, dan

5. nama penerbit.

 

Proposal Penelitian dan Pengembangan Produk


Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.

Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan

Format Proposal Penelitian Pengembangan

1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkanoleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.

2. Rumusan Masalah

Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.

3. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.

4. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain-nya.

Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat ditemukan komponen yang sama.

5. Pentingnya Pengembangan

Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.

Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-benar dapat memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas.

6. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan.

Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.
7. Definisi Istilah

Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai.

8. Sistematika Penulisan

Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang memuat kajian analitis, atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan.

9. Landasan Teori

Bab ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih

Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.

Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.

10. Metode Pengembangan

Metode Pengembangan hendaknya memuat butir-butir (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) instrumen pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data.

a. Model Pengembangan

Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.

Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.

Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.

b. Prosedur Pengembangan

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.

c. Uji coba produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.

Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subyek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1) Desain Uji Coba

Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.

Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.

2) Subjek Uji Coba

Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk , ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.

Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.

3) Jenis Data

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.

Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.

Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.

4) Instrumen Pengumpulan Data

Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.

5) Teknik Analisis Data

Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.

11. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

  1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,
  2. tahun penerbitan
  3. judul, termasuk subjudul
  4. kota tempat penerbitan, dan
  5. nama penerbit.

 

Rencana kerja penulisan proposal skripsi


#1“Printer yang jebol gara-gara ngeprint terlalu banyak, hardisk yang ikut-ikutan jebol, sulit ketemu dosen, dicorat-coret dan dikasih catatan disana-sini hingga ditolak bimbingan sampai 2 bulan tanpa alasan.”

Sering kali dirasakan setiap mahasiswa yang lagi menyusun skripsi.

#2 “Menulis skripsi itu mudah. Betul sekali jika ada yang memiliki pendapat itu. Mengapa mudah? Karena prinsip tulis menulis karya ilmiah relatif sama dengan prinsip ketika kita belajar mengarang di SD. Hanya saja penulisan skripsi menuntut persyaratan keakuratan dan pengolahan data yang relatif ketat, di mana untuk memenuhinya…sang mahasiswa dituntut untuk rajin browsing dan belajar baik dari perpustakaan, internet, atau sumber lain. Selain itu, secara teknis tidak ada masalah lain.”

Ada juga yang berani bilang seperti itu…

Na sekarang kita ikuti yang kedua supaya tidak yang terjadi pengalaman seperti yang pertama. Saran saya hendaknya penulis menggunakan jadwal penulisan proposal/skripsi. Sangat baik jika jadwal tersebut juga diberikan kepada dosen pembimbing, dengan begitu akan sama-sama tahu dan akan mengondisikan semua kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar.

Di bawah ini contoh jadwal proposal. Silahkan dimodifikasi sendiri sesuai dengan selera.

RENCANA KERJA PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

Bulan

Minggu ke

Kegiatan yang dikerjakan

Realisasi

 

I

Menentukan topik

 

II

Menentukan topik

 

III

Konsultasi topik

 

IV

Revisi topik dan penulisan latar belakang

 

 

I

Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

 

II

Merumuskan Hipotesis (jika ada)
Merumuskan Manfaat penelitian teoritis;
praktis

 

III

Konsultasi Hipotesis (jika ada) dan Manfaat penelitian teoritis dan praktis

 

IV

Menulis Asumsi Penelitian (jika diperlukan);
Menulis Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian; dan Definisi Istilah atau Definisi Operasional (jika diperlukan)

 

 

I

Konsultasi Asumsi Penelitian, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian; dan Definisi Istilah atau Definisi Operasional

 

II

Merancang kepustakaan
Merumuskan Metodologi penelitian

 

III

Konsultasi kepustakaan dan Metodologi penelitian

 

IV

Menulis pustaka acuan

 

 

I

Draf proposal siap diseminarkan

 

II

Seminar Proposal

 

III

Merevisi proposal

 

IV

proposal yang telah direvisi siap ditindaklanjuti

 

Proposal penelitian


PROPOSAL SEBAGAI RANCANGAN PENELITIAN

Seorang peneliti yang akan melaksanakaan penelitian jelas harus mengadakan persiapan, baik Persiapan fisik, administratif maupun persiapan secara teoritis. Selain harus membuat keputusan-keputusan dalam penelitian yang salah satunya dalam bentuk proposal penelitian.

Istilah lain proposal research design dapat dimaknakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

  • Salah satu kata design adalah rencana yang dapat diartikan pola, potongan, bentuk, model tujuan dan maksud (Echol, Hasan Shadily, 1976:177)
  • Reseach design diartikan sebagai tahap perlakuan sebelum dan sesudah eksperimen (Campbell & Stanley, 1966)
  • Tahap-tahap pelaksanaan pengumpulan data dengan membagi kedalam beberapa tahap : orientation, personal development history dan perspective (Chism, 1984:52-53)
  • Lincoln & Guba (1985:226) mendefinsisikan proposal sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.
Komponen proposal penelitian.

Lincoln & Guba (1985:224-228)
mengemukana ada sepuluh komponen penelitian :
  1. Penentuan fokus penelitian : penentuan fokus membatasi studi berupa penentuan tempat penelitian dan penentuan fokus secara efektif menetapkan kriteria inklusi-eklusi untuk menyaring informasi yang mengalir masuk.
  2. Penentuan kesesuaian paradigma dengan fokus, belum adanya alat ukur untuk mengukur kesesuain paradigma sehingga peneliti harus mengajukan pertanyaan berdasarkan aksioma yang antara lain : 1). Apakah fenomena yang diwakili oleh kerumitan jamak itu suatu konstruksi ? 2). Apa derajat hubungan peneliti-fenomena dan apa derajat ketidakpastian yang akan diperkenalkan kedalam penelitian? 3). Apa derajat kebebasan konteksnya? 4). Apakah kiranya beralasan untuk mempersoalkan hubungan kausal konvensional itu sehubungan dengan unsur fakta yang diamati?
  3. Penentuan kesesuaian paradigma dengan teori substantif yang membimbing studi, jika suatu teori muncul dari data, maka harapannya ialah teori itu taat asas dengan paradigma metodologis yang sesuai dengan harapannya. hal ini jadi persoalan apablila teori yang digunakan untuk diuji peneliti sehingga penelaahan kesesuaian perlu diperhitungkan dalam proposal penelitian.
  4. Penentuan darimana dan dari siapa data dikumpulkan : penentuan tempat penelitian dan satuan kajian, kemudian merancang sampel bertujuan.
  5. Penentuan tahap-tahap penelitian : mengetahui sesuatu yang perlu diketahui, tahap eksplorasi fokus dan tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan
  6. Penentuan teknik penelitian : berdasarkan schedul penelitian, situasi dan penelitianya bersifat individu atau tim, serta persyaratan penggunaan yang mengacu teori dasar dan jenis teknik lain yang mungkin diperlukan.
  7. Perencanaan pengumpulan dan pencatatan data : dapat dilihat dari dimensi ketepatan dan struktur.
  8. Perencanaan prosedur dan pelaksanaan analisis data: analisis data telah dimulai sejak pertama tiba pada latar penelitian.
  9. Perencanaan perlengkapan penelitian yang dapat dikelompokan kedalam lima kategori : satu, pertimbangan logistik secara keseluruhan sebelum penyelenggaraan penelitian (sponssor penelitian, jadwal penelitian rinci, pembiayaan, penelitian lembaga harus ada pengarah, tahap persiapan), Dua, pengadaan perlengkapan sebelum terjun kelapangan (pengaturan siapa yang mengsurvei pendahulu, adanya pengantian penjadwalan bergiliran, selain harus ada peneliti yang asli orang setempat selain perlengkapan penelitian) ketiga, perencanaan perlengkapan sewatu berada dilapangan, keempat, penyiapan logistik sesudah kegiatan lapangan dan kelima perencanaan logistik mengakhiri dan menutup.
  10. Perencanaan untuk pemeriksaan keabsahan data, dengan menjawab beberapa pertanyaan lanjutan :
  • Sejauhmanakah hubungan dalam rangka memenuhi perpanjangan keikutsertaan telah berlangsung?
  • Bagaimanakah mengatur kegiatan wawancara atau pengamatan dari yang longgar-terbuka makin menjadi tertutup-terstruktur?
  • Bagaimanakah triangulasi dilakukan? dengan metode? dengan sumber? dengan beberapa peneliti?
  • bagaimanakah pelaksanaan diskusi sejawat? siapakah yang akan berperan serta?
  • Hal apakah yang akan dilakukan dalam menangani kasus negatif sehingga dapat dijelaskan dari segi fenomena yang diamati?
  • Kecukupan bahan apakah yang akan dikumpulkan?bagaimanakah hal itu dapat dicapai? kapan dan siapakah yang akan memanfaatkannya?
  • Bagaimanakah teknis pelaksanaan pengecekan anggota sewaktu para peneliti kembali kelapangan penelitian? diadakan beberapa kali dan bagaimana pelaksanaannya yang terakhir?
  • Bagaimanakah menyiapkan uraian rinci itu? informasi apakah yang dapat dikumpulkan untuk mengsintesiskan dalam uraian rinci itu?
  • Bagaimana merencanakan dan melaksanakan penjajakan auditing seperti kegiatan pemeriksaan keabasahan data terakhir guna memeriksa kriteria ketergantungan dan kepastian?

Bagaimana Membangun Komunikasi Dua Arah


Lalu lintas dua arah seringkali menimbulkan kemacetan, terutama di daerah yang padat kendaraan. Tetapi, tidak demikian dengan komunikasi. Komunikasi dua arah justru memperlancar hubungan di berbagai bidang, baik di tempat kerja maupun di rumah. Membangun komunikasi dua arah memang tidak mudah, tetapi siapa tahu dengan menyimak yang berikut, Anda pun bisa melakukannya.

APAKAH PERLU KOMUNIKASI DUA ARAH?

Untuk mengetahui apakah Anda memang perlu membangun komunikasi dua arah, coba jawab beberapa pertanyaan berikut.
• Apakah anak buah atau bawahan Anda sering datang kepada Anda dan secara nyaman menyampaikan ”unek-unek” mereka?
• Apakah Anda dan tim Anda bisa saling menerima kritik tanpa mengambil sikap defensif?
• Apakah Anda tahu rasa frustrasi, masalah, keinginan, minat anggota tim Anda?
• Apakah Anda sering menanyakan pendapat atau masukan dari anggota tim tentang suatu keputusan yang akan Anda ambil?
• Apakah dalam rapat dengan tim, ada kebebasan menyatakan pendapat, memberi usulan dan saran?
Jika sebagian besar jawaban Anda adalah ”tidak”, maka kemungkinan besar Anda perlu membangun komunikasi dua arah. Namun, jika sebaliknya, jawaban Anda kebanyakan adalah ”Ya”, Anda telah memupuk terjadinya komunikasi dua arah, namun tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa kendala komunikasi dan usulah strategi komunikasi berikut.

KENDALA KOMUNIKASI

Roger Neugebauer dalam artikelnya ”Communication: A two-way Street” mengungkapkan beberapa kendala yang sering dialami oleh sebuah organisasi dalam berkomunikasi dua arah.

Protectiveness (Perlindungan). Pimpinan seringkali tidak memberitahukan informasi tertentu pada karyawannya atau timnya karena takut akan menyakiti hati karyawan. Alasan lain adalah bahwa pimpinan menganggap bahwa informasi tersebut harus dilindungi, dan bukan untuk konsumsi karyawan karena karyawan tidak akan mungkin mengerti apa yang akan disampaikan. Demikian pula dengan karyawan, mereka sering tidak menyampaikan informasi tertentu kepada pimpinan untuk melindungi dirinya dari tindakan pemecatan atau peringatan. Mereka takut jika informasi disampaikan maka pimpinan akan marah, lalu mendiskreditkan mereka, memberikan penilaian yang negatif terhadap mereka (sehingga berdampak pada kenaikan gaji yang kecil), atau bahkan yang paling ekstrem adalah memecat mereka.

Defensiveness (Pertahanan). Selain menahan informasi, seseorang juga bisa saja tidak mau menerima informasi (menolak untuk mendengar informasi yang disampaikan). Hal ini terjadi jika mereka sudah membentuk emosi negatif terhadap orang yang memberi informasi, mungkin karena orang tersebut telah merendahkan dengan kata-kata yang menyakitkan. Hal ini membuat ia merasa ”diserang”, sehingga secara alami, orang yang merasa diserang tersebut membangun benteng pertahanan dengan menahan informasi yang masuk. Ia menganggap informasi tersebut juga akan membuatnya sakit hati. Misalnya saja ada Pak Arief yang memberi komentar kurang baik tentang prestasi seorang anak buahnya. Anak buah Pak Arief cenderung merasa bahwa masukan tersebut ”menyerang” harga dirinya, egonya, dan kualitas kerjanya. Padahal sebenarnya Pak Arief hanya ingin memberikan masukan untuk perbaikan, tetapi masukan ini disampaikan dengan kata-kata yang tidak dipikirkan dulu penyampaiannya. Ketika merasa diserang maka anak buah Pak Arief cenderung akan marah, dan menutup ”telinga” terhadap informasi lainnya yang mungkin saja berguna untuknya (misalnya: informasi mengenai strategi memperbaiki kinerjanya).

Tendency to evaluate (Kecenderungan untuk menghakimi). Jika mendapat informasi dari seseorang mengenai keburukan orang lain, pimpinan cenderung mengambil sikap yang mengevaluasi tanpa mengumpulkan data yang lengkap sebelum berkomunikasi dengan orang yang dibicarakan tersebut. Karena terpengaruh oleh pandangan satu orang, pimpinan langsung membentuk opini tertentu dan mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan orang-orang yang terkait, dan tanpa mengumpulkan fakta lapangan yang cukup. Ini bukanlah merupakan komunikasi dua arah, tetapi komunikasi satu arah, atau bahkan bisa dikatakan bahwa tidak terjadi komunikasi sama sekali.

Narrow perspectives (Perspektif yang sempit). Karena jarang meninjau pekerjaan orang lain, atau keluar dari lingkungan pekerjaan sendiri, seseroang seringkali dibatasi pada cara pandangnya sendiri. Ia tidak mencoba melihat dari sudut pandang orang lain. Pimpinan yang sering mengambil keputusan besar yang menyangkut keputusan keuangan dan strategi operasional secara umum, seringkali tidak mempertimbangkan detail pelaksanaan pekerjaan dan sudut pandang para pekerjaan. Sebaliknya, para karyawan, seringkali hanya melihat suatu masalah dari sudut pandangnya sendiri (kepentingan individunya semata, tanpa mencoba memahami sebuah situasi dari sudut pandang yang berbeda). Sempitnya perspektif inilah yang sering menyebabkan konflik (tiap orang hanya melihat dari sudut pandang sendiri, dan tidak mencoba memahami orang lain). Sebagai contoh, keputusan seorang pemimpin untuk membatasi percakapan telepon selama tiga menit saja, dianggap sebagai keputusan yang tidak populer, apalagi untuk bagian marketing yang sering kali menggunakan telepon untuk berhubungan dengan calon pelanggan atau pelanggan yang ada.

Mismatched expectations. Peter Drucker mengatakan bahwa pikiran manusia seringkali hanya membatasi informasi yang cocok dengan ekspektasinya Jika, ternyata informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka orang tersebut cenderung tidak termotivasi untuk mendengarkan informasi yang disampaikan. Misalnya: jika dalam rapat-rapat ternyata seringkali tanggapannya tidak diperhatikan, maka karyawan cenderung enggan menyatakan pendapat, karena ia beranggapan percuma saja menyampaikan pendapat, karena biasanya juga tidak ada follow-up-nya. Demikian pula dengan pimpinan, yang sering mendengarkan pendapat karyawan yang dianggapnya tidak relevan dengan keputusan yang akan diambil. Pimpinan tersebut cenderung tidak mendengarkan pendapat dari orang tersebut di waktu-waktu yang berikutnya.

Insufficient time. Alasan lain adalah keterbatasan waktu untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh. Karena kegiatan rutin yang harus diselesaikan dengan segera, seringkali waktu berkomunikasi dilupakan, atau komunikasi dilakukan dengan tergesa. Akibatnya, informasi yang disampaikan kepada orang lain pun tidak lengkap. Dampaknya adalah orang lain hanya menerima sebagian informasi (tidak utuh), sehingga ada kemungkinan informasi tersebut salah dipahami.

MEMBANGUN KOMUNIKASI DUA ARAH

Setelah memahami berbagai kendala yang menghambat terjadinya komunikasi dua arah, kita akan lebih mudah untuk menyusun strategi guna membangun komunikasi dua arah tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba.

Mendengar. Dalam komunikasi dua arah, ada yang berbicara, dan ada yang mendengar. Yang sering terjadi adalah tiap pihak saling menunggu kesempatan untuk berbicara tanpa meluangkan waktu untuk mendengar apa yang disampaikan pihak lain (karena ia sibuk menyiapkan apa yang akan disampaikan). Seringkali, banyak permasalahan dapat terselesaikan justru bukan karena seseorang menjadi pembicara yang handal, melainkan karena ia bersedia memahami orang lain dengan cara mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan (keluhan, masalah, keinginan, harapan). Informasi yang didengar inilah yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk menyelesaikan masalah.

Terbuka. Untuk mendorong tiap pihak untuk saling terbuka, seorang pimpinan hendaknya tidak menghukum orang yang menyampaikan pendapat, masalah, atau perasaannya. Keterbukaan bisa juga dibuatkan wadahnya, yaitu melalui bulletin board, kotak saran, atau media antarkaryawan. Karyawan yang menyampaikan pendapat atau ide yang bisa dimanfaatkan perusahaan, bisa diberikan hadiah, atau penghargaan. Demikian juga dengan karyawan yang bisa mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah serta mengusulkan alternatif pemecahannya.

Menyamakan persepsi. Komunikasi dua arah sering terhambat karena adanya perbedaan persepsi terhadap suatu masalah. Dengan demikian, dalam berkomunikasi, ada baiknya disampaikan juga latar belakang pemikiran dari ide yang disampaikan, sehingga orang lain juga bisa memiliki persepsi yang sama, berangkat dari persepsi yang sama, atau paling tidak memahami persepsi orang yang menyampaikan informasi tersebut. Jika pemahaman sudah tergalang, maka komunikasi dua arah akan lebih mudah mengalir.

Komunikasi empat mata. Banyak juga karyawan yang enggan menyampaikan pendapat karena sungkan berbicara di hadapan banyak orang, padahal mungkin saja karyawan tersebut memiliki ide yang brilian. Seorang pimpinan bisa mencoba melakukan komunikasi dua arah terhadap anak buahnya secara regular untuk memahami kebutuhan, ekspektasi, masalah mereka. Dengan komunikasi empat mata, bawahan mungkin saja lebih nyaman menyatakan pendapat atau menyampaikan permasalahan yang ditemuinya di lapangan. Jadi, komunikasi empat mata penting untuk dilakukan dengan lebih sering, tidak hanya ketika melakukan evaluasi kerja tahunan.

Ada banyak cara untuk membangun komunikasi dua arah, beberapa di antaranya baru saja kita bahas bersama. Mungkin Anda bisa memilih mana yang paling cocok untuk Anda, atau mengkombinasi beberapa strategi untuk mencapai komunikasi dua arah dengan lebih mudah, dengan hasil yang lebih baik. Selamat berkomunikasi!

Sumber : http://www.sinarharapan.co.id

Spirituality Management


Ketika kita mencoba membincangkan spirituality management, setidaknya terdapat tiga jenis kontribusi yang bisa disumbangkan bagi kemajuan praktek bisnis dan manajemen. Yang pertama, dimensi spiritualitas memberikan pondasi yang kuat untuk membangun integritas moral yang kokoh bagi para pelaku bisnis (karyawan, pengusaha, kaum profesional). Itulah profil integritas yang dinaungi oleh misalnya, sikap kejujuran, kesederhanaan, dan sikap yang mengacu pada etika kebenaran. Kini misalnya, kita melihat begitu banyak perusahaan yang mencantumkan aspek integritas dalam ’core competency’ yang mereka susun. Tentu saja, aspek integritas ini akan mampu diwujudkan – dan bukan jadi sekedar kata-kata hiasan – jika semua karyawan di perusahaan tersebut memiliki kadar sprititualitas yang tidak rapuh.

Kontribusi yang kedua berkaitan dengan pengembangan etos kerja yang berorientasi pada kemajuan dan keunggulan kinerja (excellent performance). Dimensi spiritualitas semestinya mampu dijadikan driving force yang kuat untuk menancapkan motivasi dan etos kerja yang selalu mengacu pada prestasi terbaik. Dalam konteks ini mestinya ada kesadaran kuat untuk menjalankan ”teologi kerja (job theology)” : atau sebuah niatan suci untuk selalu menganggap pekerjaan kita sebagai sebuah ibadah dan bentuk pengabdian kita pada Yang Maha Agung. Ketika kita bekerja dikantor dengan asal-asalan dan menghasilkan kualitas brekele, atau ketika ketika kita hanya mempu menciptakan pelayanan yang amburadul dan membikin para pelanggan patah arang, maka mestinya kita menanggap ini semua sebagai sebuah ”dosa” dan kita mesti merasa malu dihadapan Yang Maha Tahu.Sebaliknya, ketika kita selalu bisa mempersembahkan kinerja yang istimewa, atau ketika kita mampu mengagas dan melaksanakan ide-ide kreatif untuk memajukan perusahaan, maka mestinya ini semua tidak melulu didasari oleh keinginan untuk naik pangkat, atau mendapat bonus yang besar, melainkan pertama-tama mesti dilatari oleh niatan suci untuk beribadah. Sebuah niatan yang didorong oleh kehendak untuk mengabdi dan memuliakan Yang Diatas. Dalam konteks inilah, dimensi spiritualitas dapat menjelma sebagai sebuah inner force yang kokoh dan mampu memotivasi kita untuk terus bekerja keras memberikan yang terbaik.

Kontribusi ketiga yang layak disebut adalah potensi sumbangan dimensi spiritualitas dalam membangun apa yang kini sering disebut sebagai learning organization. Tak pelak, hampir semua agama didunia selalu mendorong para umatnya untuk terus belajar dan menuntut ilmu. Dalam Islam misalnya, ayat pertama yang diturunkan berbunyi iqra’ (artinya, bacalah !) : sebuah simbolisasi yang menekankan betapa pentingnya proses belajar dan menuntut ilmu bagi kemajuan peradaban manusia. Dengan demikian, upaya untuk membangun ’learning culture’, upaya mendorong para karyawan untuk terus merengkuh ilmu, atau upaya untuk menumbuhkan ”knowledge management system”, merupakan serangkaian proses yang senantiasa perlu digerakkan. Sebab, semua ini sesungguhnya merupakan perwujudan dari dimensi spiritualitas kita dan juga bentuk ibadah kita kepada Yang Maha Mengetahui.

Sumber :www.wirausaha.com

Tips Menjalin Hubungan Kerja yang Harmonis


Seringkali orang menyepelekan soal satu ini. Kerja bagi mereka berarti tugas selesai. Titik. Padahal, hubungan dengan orang-orang di lingkungan kerja pun tak kalah penting dalam mendongkrak karier.
Hal paling penting dalam pekerjaan di abad 21 ini adalah kemampuan membangun dan menjaga hubungan. Meski Anda mempunyai ‘hobi’ gonta-ganti pekerjaan dalam perjalanan karier Anda, namun membangun jaringan dan menjaga hubungan itu adalah hal yang sangat penting. Ynag juga perlu diketahui, tempat yang paling mudah dan paling baik untuk membangun jaringan hubungan adalah di kantor.

ATASAN
Kesuksesan dan perkembangan karier Anda banyak tergantung pada atasan. Atasan Anda-lah yang dapat memberi kesempatan menangani tugas-tugas strategis atau klien-klien utama perusahaan, serta memberikan pekerjaan-pekerjaan penting lainnya. Bahkan, atasan Anda-lah yang berperan dalam menilai performance, kenaikan gaji atau kenaikan pangkat. Atasan Anda dapat pula menjadi ‘guru’ pribadi Anda. Mereka dapat memberikan sebagian pengalamannya kepada Anda, juga petunjuk dan pengarahan untuk belajar seluas-luasnya dan membiarkan Anda bertumbuh dalam pekerjaan, sekaligus menunjukkan dan membukakan ‘pintu’ kesempatan. Petiklah hal-hal tersebut sebagai keuntungan dalam perjalanan karier Anda.

Jadi, hubungan baik dengan atasan adalah hal paling berharga di dalam perkembangan karier Anda. Salah satu cara untuk mendongkrak hubungan baik dengan atasan adalah membuatnya tampak ‘baik’. Anda dapat melakukannya melalui performance pekerjaan yang bagus, mengambil tugas-tugas sulit – tetapi jangan sampai tidak sukses menyelesaikannya – dan bekerjasama dengan baik dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan yang berada di bawah “kekuasaan” atasan.

REKAN KERJA

Rekan kerja atau kolega yang Anda temui setiap hari juga sangat berharga bagi Anda, dan sebaliknya Anda pun berguna bagi mereka. Bantulah mereka menyelesaikan pekerjaannya, terutama ketika mereka berada dalam keadaan sangat sibuk dan dikejar ‘deadline’. Jangan segan memberi pujian jika mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Kenali rekan kerja, termasuk kebiasaan dan pribadi mereka. Ajak mereka makan siang bersama atau pulang bersama. Ini dilakukan untuk lebih mengenal mereka di luar jam-jam kerja. Asal tahu saja, ketika karier Anda atau rekan melesat maju, hubungan Anda dan rekan kerja tersebut akan menjadi sangat penting dan berharga bagi Anda berdua.

KLIEN/NARASUMBER

Seorang klien yang puas tentu akan dengan senang hati menghubungi Anda kembali di masa yang akan datang. Entah itu hanya untuk mengucapkan selamat atas promosi Anda, atau bahkan menawarkan kerjasama baru dengan Anda. Jangan heran jika Andalah yang pertama kali mereka hubungi saat mereka membutuhkan orang untuk dipekerjakan atau mengambil tawaran menarik.

Hubungan dengan klien bisa rapi terjalin jika Anda tak pelit untuk mengontak mereka. Jadi, jangan hanya mengontak mereka saat Anda membutuhkan. Kalau perlu, datangi mereka di luar jam kerja, meski itu cukup menyita waktu.
Jadi, berhubungan dengan orang-orang di lingkungan pekerjaan tak hanya menolong karier, tetapi juga membuat tempat kerja Anda lebih menyenangkan. Intinya, Anda harus rajin bersosialisasi. Sekaranglah waktunya bagi Anda untuk membangun hubungan dan meraih sukses di tempat kerja.

Sumber: Nova

Meraih kebebasan Finansial ala Robert T. Kiyosaki


Meraih kebebasan Finansial ala Robert T. Kiyosaki

Meraih kebebasan finansial tentu dambaan setiap orang. Kebebasan waktu dan kebebasan bekerja inilah yang menjadi sorotan utama Robert T. Kiyosaki pengarang buku Cashflow Quadrant. Meraih kebebasan finansial yang dimaksud Robert adalah menjadi seorang entrepreneur sejati dengan mengandalkan otak kanan.
Dalam buku Cashflow Quadrant, Robert mengulas bagaimana seseorang memanfaatkan otak kanannya untuk meraih kebebasan finansial yang diwujudkan dalam empat pilihan. Pertama, employee (pegawai), self employed (pekerja lepas), business owner (pemilik usaha, dan investor (penanam modal). Selanjutnya tinggal Anda yang memilihnya. Menurut Robert, terdapat metode yang berbeda dalam memperoleh finansial. Dimana dibutuhkan kerangka berpikir, keterampilan teknis, jalur pendidikan, dan jenis orang yang berbeda. Nah, masing-masing orang yang berbeda ini tentunya tertarik pada kuadran yang berbeda pula.

Perbedaan inti dari masing-masing orang terletak pada nilai, kekuatan, kelemahan, dan minat inti kita. Selain itu dalam memperoleh penghasilan juga tidak ditentukan pada tingkat pendidikan, melainkan lebih tergantung pada siapa diri kita. Hal-hal inilah yang menentukan kita dalam memilih kuadran yang menjadi sumber penghasilan.

Robert menegaskan kita bisa kaya atau miskin di keempat kuadran yang sudah disebutkan diatas. Ada orang yang menghasilkan jutaan dan orang yang bangkrut di masing-masing kuadran. Berada di salah satu kuadran tidak menjamin keberhasilan Anda. Dengan mengetahui ciri berbeda dari masing-masing kuadran, kita akan mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang kuadran mana yang paling cocok dengan kita.

Ada orang yang senang menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan, sementara yang lain tidak. Sebenarnya menjadi sukses dalam keempat kuadran berarti kita menata ulang nilai-nilai inti yang terdapat pada diri sendiri. Banyak orang cenderung yakin bahwa cara mencapai keamanan finansial dan kebahagiaan adalah dengan melakukan keinginan sendiri atau mengembangkan sebuah produk baru yang tak dimiliki siapapun.

Cashflow Quadran yang ditulis Robert T. Kiyosaki sebenarnya memaparkan perbedaan tentang bagaimana memperoleh penghasilan, apakah sebagai karyawan, pekerja lepas, atau pemilik usaha. Tidak hanya itu, ia juga menjadi pedoman bagi siapa saja yang ingin menggunakannya.

Dengan membaca buku ini maka setidaknya kita dibimbing dari perjuangan finansial ke arah keamanan finansial kemudian kearah kebebasan finansial. Artinya, bila kita memiliki modal maka bagaimana agar modal tersebut menjadi aset yang semakin hari akan bertambah menjadi cash flow.

Satu hal lagi yang harus diingat, bahwa upaya meraih kebebasan finansial haruslah berani mengambil resiko, baik besar maupun kecil. Sebab, menjadi seorang entrepreneur tidaklah sama dengan menjadi karyawan. Karena itu ia harus belajar bagaimana menangani resiko yang bakal dihadapinya. Masalahnya, sisi kiri Cashflow Quadrant adalah sebagian besar orang berusaha menghindari resiko finansial. Langkah ini, menurut Robert, tentu saja salah. Justru kita harus berani belajar menangani resiko tersebut. Jajat

Lakukan Segmentasi Terhadap Calon pelanggan Anda


Melakukan segmentasi nasabah adalah memahami segala karakteristik dan tingkah laku nasabah Anda sehingga Anda dapat menciptakan pesan pemasaran yang secara efektif dapat berkomunikasi dengan mereka. Ini juga membantu Anda membelanjakan dolar Anda secara bijak, hanya menggunakan wahana yang dapat menjangkau semua segmen yang sudah Anda kenali.

Lakukan evaluasi nasabah Anda terhadap kelima kriteria ini untuk memastikan bahwa Anda telah melakukan segmentasi yang jelas dari hadirin Anda.

1. Jenis nasabah

Barangkali cara yang paling mendasar untuk melakukan segmentasi dari hadirin Anda adalah dengan memutuskan apakah Anda berencana menetapkan nasabah sasaran atau bisnis sasaran lainnya. Hanya sedikit perusahaan kecil yang berhasil menetapkan dua-duanya sebagai sasaran, dan meskipun ada beberapa tumpang tindih, Anda kemungkinan besar perlu menciptakan perbedaan yang lebih nyata untuk mengasah pesan pemasaran Anda.

2. Geografi

Lokasi geografis dasar nasabah Anda adalah penting sekali untuk menetapkan metode pemasaran yang akan digunakan oleh bisnis Anda. Nasabah bisa datang dari kalangan lokal, wilayah, nasional, atau internasional. Untuk beberapa bisnis, sasarannya sudah jelas – hadirin sasaran jasa cuci kering mungkin hanya beberapa mil dari lokasi bisnisnya. Dalam hal seperti ini, mungkin adalah ide yang bagus untuk memecah lokasi geografis lebih jauh – misalnya, dengan kode pos atau lingkungan tempat tinggal. Demikian pula, penjual berskala nasional atau internasional mungkin ingin menelusuri kota atau negara dimana mayoritas nasabah mereka berada untuk membantu mempertajam fokus mereka.

3. Demografi

Demografi adalah “statistik vital” mendasar dari landasan nasabah Anda. Dengan melakukan segmentasi demografis, Anda dapat menentukan karakteristik statistik khusus yang membedakan semua nasabah Anda.

Jika bisnis Anda sedang menetapkan nasabah sasaran, maka segmentasi demografis bisa meliput segala karakteristik seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan pekerjaan (pekerja kantor atau pekerja pabrik), pendapatan, status pernikahan, dan latar belakang etnis atau agama. Mungkin Anda tidak perlu menggunakan semua kriteria ini; melainkan, Anda ingin memusatkan perhatian kepada riset terhadap nasabah-nasabah yang paling tepat untuk produk atau jasa Anda.

Demografi bisnis, di sisi lain, berbeda dalam pembagiannya. Mulailah dengan melihat industri dimana nasabah sasaran Anda berada. Anda juga dapat melakukan segmentasi sasaran Anda menurut ukuran bisnis berdasarkan jumlah karyawan atau jumlah penjualan. Akhirnya, pertimbangkan siapa yang mengambil keputusan membeli produk atau jasa seperti milik Anda – apa jabatan pekerjaan orang itu dan dalam departemen mana orang ini bekerja?

4. Psikografi

Psikografi mengacu kepada kepribadian dan tingkah laku emosional yang mempengaruhi pembelian. Dengan kata lain, bagaimana kebiasaan membeli dari nasabah Anda? Misalnya, apakah nasabah bersifat menurutkan kata hati atau menolak risiko? Ada kisaran variabel yang luas yang Anda dapat pertimbangkan dan mereka seringkali saling mempengaruhi, akan tetapi sebagian komponen psikografi yang paling umum mencakup:
Kecenderungan nasabah untuk membeli produk atau jasa baru kalau dibandingkan dengan yang lain

  • Pengaruh atas kebiasaan membeli nasabah (seperti tekanan dari teman atau pendidikan)
  • Perlengkapan dari produk atau jasa yang mungkin penting untuk nasabah bersangkutan
  • Kesetiaan merek atau reputasi
  • Kriteria keputusan membeli, seperti, apa pembelian akan didasarkan kepada harga atau nilai

5. Keyakinan dan gaya hidup

Bidang-bidang ini pada umumnya mengacu pada cara konsumen memandang diri mereka sendiri. Keyakinan bisa mencakup agama, politik, kebangsaan, atau nilai-nilai kebudayaan dan sikap. Segmen gaya hidup bisa berhubungan dengan cara nasabah menggunakan waktu diluar pekerjaan mereka untuk segala keperluan seperti hobi, rekreasi, hiburan dan kegemaran lainnya. Segmen-segmen ini bisa penting, karena segala variabel ini sering dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku pembelian masa depan.

Contoh Rencana Pemasaran


Content provided by the U.S. Small Business Administration, Online Women’s Business Center. SBA’s programs and services are provided to the public on a non-discriminatory basis.

Rencana pemasaran berikut adalah sebuah rencana sesungguhnya yang ditulis oleh seorang wanita pemilik bisnis. Nama beberapa bisnis dan kota telah disamarkan atas permintaan pemilik.

MISI

Secara teknis, misi adalah pembukaan dari seluruh Rencana Bisnis, sebagai bagian dari Rencana Pemasaran. Bagian tersebut dimasukkan disini sebagai informasi untuk pembaca…

Mosaic bermaksud memasok Michigan dengan kancing-kancing menarik paling visual yang tersedia pada saat ini. Mereka ingin menyenangkan pengguna mereka dan menyediakan batu loncatan untuk kegiatan yang kreatif. Mosaic percaya bahwa ungkapan artistik menggairahkan hidup. Mosaic menghargai ketrampilan tangan manusia dan kepekaan hati manusia. Mosaic menganggap kancing-kancing sebagai karya seni kecil dimana kita bisa melihat diri kita sendiri.

Rencana Pemasaran Mosaik

SEJARAH & KETERANGAN

Mosaic adalah sebuah toko barang eceran khusus yang menawarkan koleksi kancing antik, kontemporer dan kerajinan tangan dari segala penjuru dunia. Kancing-kancing ini berbeda dari yang tersedia di pasar dalam kualitas bahan, pengerjaan dan rancangan.

Kebutuhan sangat sederhana yang disikapi oleh Mosaic adalah kebutuhan untuk bergembira. Kancing-kancing adalah objek ungkapan perasaan yang sangat bagus yang menambah daya tak terduga pada pakaian. Perusahaan pembuat pakaian menjadi saksi dari keunggulan kompetitif untuk penggunaan kancing-kancing yang menyenangkan dan khusus. Mosaic menyediakan kancing-kancing semacam itu untuk penjahit rumahan dan siapa saja yang terlibat dalam seni menjahit dan menyulam. Penyedia pelayanan rancangan bagian dalam juga dilayani oleh Mosaic dalam menciptakan penutup ranjang, sarung bantal dan tirai jendela.

Seiring dengan pertumbuhannya, Mosaic juga akan mendirikan studio untuk rancangan permukaan kain. Lokakarya untuk lukisan, celupan dan cetakan kain akan ditawarkan sepanjang tahun. Lokakarya ini akan diadakan oleh pemilik tunggal Mosaic dan oleh seniman-seniman tamu dengan keahlian khusus.

Mosaic dibuka untuk bisnis pada tanggal 5 Agustus 1996, dengan inventaris senilai $1050. Dalam delapan bulan pertama beroperasi inventaris lain sebesar $1290 ditambahkan. Jumlah penjualan adalah $1376 untuk jangka waktu yang sama dengan jumlah rata-rata bulanan $172. Penjualan telah meningkat dengan teratur sepanjang delapan bulan ini.

Organisasi dan bisnis yang dilayani mencakup:

  • Machine Knitters Guild of Michigan
  • Michigan Embroiderers Guild
  • Sew for Profit of Michigan
  • The National Button Society
  • Home Fabrics
  • Smith-Wesson Designers
  • The Workroom

Pendanaan perusahaan datang dari pendapatan pribadi pemilik tunggal dan dari pendapatan hasil penjualan. Pendanaan tambahan dicari untuk perluasan inventaris dan untuk pemasangan iklan.

KETERANGAN PRODUK ATAU JASA

Mosaic menawarkan kancing-kancing pakaian kerajinan tangan dan buatan pabrik dari berbagai bahan dan lapisan. Sebagian besar kancing-kancing ini terbuat dari bahan alami seperti tanduk, tulang, kayu, kaca dan tanah liat. Kancing-kancing ini merupakan hasil kerajinan pekerja tangan yang ahli dari seluruh dunia dan merupakan rancangan asli. Kancing-kancing logam dan sintetis buatan pabrik juga ditawarkan, bersama dengan koleksi kancing klasik dan antik.

Semua pakaian mengambil manfaat dari kancing-kancing yang memberikan sumbangan pada watak mereka. Mosaic menawarkan sebuah peluang untuk mencipta ulang pakaian siap pakai dan mengikutsertakan orang dalam sebuah proses yang kreatif. Kancing-kancing merupakan suatu bentuk perhiasan. Mereka memungkinkan orang untuk mengungkapkan gaya pribadi mereka dengan cara baru.

Pembuat pakaian yang telah menanamkan banyak waktu dan tenaga enggan menawarkan kancing-kancing kecuali dengan harga yang menarik. Orang-orang ini sedang mencari kancing yang sempurna bagi ciptaan mereka. Mosaic membantu orang mencapai ini dan membawa proses keseluruhan pada kesimpulan yang memuaskan.

Daya tarik kancing-kancing terbukti makin terbukti di rumah, di mana mereka dimanfaatkan sebagai unsur rancangan pada bantal, penutup ranjang dan tirai jendela.

Kancing seringkali dibeli bukan untuk alasan kegunaan, tetapi demi keindahannya. Koleksi kancing-kancing antik mewakili investasi besar dan berdasarkan sejarah nilainya terus meningkat.

KETERANGAN LOKASI

Mosaic berkantor di Tower Building, 706 Main NW, Suite 200, Altamount, Michigan. Gedung ini merupakan gedung bersejarah dari hari-hari yang lamban kota itu, adalah tempat bagi dua bisnis rancangan dan selusin studio kreatif untuk ilustrasi buku, fotografi, rancangan lukisan dan permukaan, dan pembuatan perabot. Tetangganya, bekas gedung Gay-Tonekey, di 710 Main NW, juga mendukung banyak studio rancangan. Yang paling terkemuka adalah Artists’ Studio, galeri bingkai dan kado pesanan, dan LaFontaine Gallery, galeri seni halus utama. Kedua gedung ini telah mendukung komunitas artistik di wilayah tersebut selama lebih dari dua belas tahun tahun dengan menawarkan ruangan-ruangan yang menarik secara arsitektur dan sewa murah. Mereka adalah papan nama pemikiran dan kegiatan kreatif dalam masyarakat dan menarik nasabah yang menaruh minat pada ungkapan artistik. Daerah ini juga akan menerima perhatian yang diperbarui karena dimulainya renovasi terhadap bekas pabrik pembersihan air, yang akan segera menjadi restoran waralaba berskala nasional.

Mosaik pada saat ini berlokasi di sebuah ruangan lantai dua di Tower Building. Karena pertumbuhannya, Mosaic akan pindah lokasi ke ujung selatan gedung. Manfaat dari lokasi ini adalah akses lantai pertama, ruangan untuk perluasan, bidang pandang yang lebih baik dari jendela lengkungan besar, parkir yang lebih nyaman, lebih dekat dengan wilayah pengecer, dan harga yang layak.

ANALISIS PASAR

Industri
Menurut American Home Sewing and Craft Association, industri jahitan rumah menyumbang $3.5 milyar dalam penjualan eceran kepada perekonomian nasional. Dalam lima tahun dari 1987-1992, pembeli pemula mesin jahit meningkat dari 30 persen hingga 50 persen. Dalam lima tahun terakhir (1991-1996), keanggotaan dalam serikat kerja American Sewing Guild telah berlipat ukurannya dengan peningkatan 55 persen dalam jumlah cabang lokal. Tiga puluh juta orang di negara ini merupakan penggemar menjahit yang serius.

Ketersediaan serger mungkin merupakan alasan dari kenaikan ini. Mesin ini mengelim, mengobras dan menghias semuanya dalam satu gerakan, sehingga memangkas waktu menjahit hingga separuh. Dan juga, menjahit sekarang ini maju secara teknologi, menghilangkan kebutuhan memasukkan benang kedalam lobang jarum dan merapikan benang lebih. Memori komputer juga telah meningkatkan potensi kreatif dari mesin jahit.

Menjahit adalah salah satu dari beberapa industri kreatif yang dilayani Mosaic. Selagi negara ini menilai ulang semua prioritasnya, maka kegiatan-kegiatan waktu senggang berorientasi rumah sedang menikmati kenaikan dalam minat. Laporan Gallop Organization tahun 1990 tentang kecenderungan waktu senggang menunjukkan bahwa menjahit/merajut menduduki peringkat keempat dalam kegiatan yang diikuti masyarakat umum.

Di seluruh Michigan, ada perkumpulan penggemar menjahit, menenun, merajut (mesin dan tangan), menyulam dan menyambung-nyambung potongan kain. Michigan juga berlaku sebagai tuan rumah kantor cabang dari National Button Society, sebuah asosiasi pengumpul kancing.

Pasar Sasaran
Profil penjahit rumahan, seperti yang dilaporkan oleh American Home Sewing and Craft Association, nampak sebgai berikut:
  • 75 persen wanita
  • berusia 25 hingga 54 tahun
  • pendidikan perguruan tinggi
  • pendapatan rumah tangga $35 ribu atau lebih
  • artistik, keaslian nilai
  • Para penjahit dengan berbagai kemampuan

Profil ini didukung oleh pengamatan langsung dari para nasabah Mosaic.

Orang yang mengikuti industri kreatif menghargai barang-barang yang dibuat oleh tangan dan membeli mereka untuk diri sendiri, teman-teman mereka dan keluarga mereka. Mereka melibatkan diri jauh kedalam segala kegiatan waktu senggang di rumah seperti membaca, berkebun dan menjelajahi seni masak memasak.

Di dalam wilayah Altamount-Fairhills-Levine DMA, 23 persen dari jumlah rumah tangga yang ada menjahit dan 20 persen mempraktekkan pekerjaan dengan penggunaan jarum. Ini sedikit diatas rata-rata nasional dan bisa dibandingkan dengan Kota Indianapolis, yang mendukung Buttons Galore, sebuah perusahaan serupa dengan perdagangan tahunan sebesar $500.000.

Lebih banyak orang dari Altamount-Fairhills-Levine DMA yang menghadiri acara kebudayaan dan mengunjungi galeri benda seni halus dan antik dibandingkan dari Indianapolis. Pendapatan rata-rata untuk wilayah ini juga agak lebih tinggi daripada Indianapolis.

Mosaic juga melayani bisnis rancangan yang fokus pada bagian dalam rumah hunian. Kancing-kancing semakin banyak digunakan di rumah sebagai sebuah unsur dari minat dan rancangan.

Persaingan
Pesaing langsung ada di tiga kota terdekat. Mereka adalah, The Threadminder, pemasok dari perancang merajut dan menenun benang di Levine, Michigan; The Fabric Alley, sebuah toko kain kelas atas yang terletak di Cashill; dan dua toko kancing di Chicago – yaitu Twelve Buttons dan Renewal Buttons. Kekuatan dari para pesaing ini terletak pada lamanya mereka telah terjun kedalam dunia bisnis. Kesadaran akan produk mereka sangat mantap.

The Threadminder menawarkan pilihan terbatas kancing-kancing tidak biasa yang dibeli dari pemasok yang sama seperti Mosaic untuk harga yang sama. Mereka menawarkan belanja satu tempat bagi komunitas merajut dan menenun, akan tetapi kancing-kancing bukanlah fokus mereka. Kecuali jika pembelanja sedang mencari benang, mereka tidak akan tahu bahwa kancing-kancing juga tersedia di Threadbender. Mosaic akan bersaing dengan memusatkan diri pada kancing-kancing dan dengan menawarkan pilihan yang lebih luas dan lebih mengasyikkan.

The Threadminder mengembangkan pasar mereka dengan menawarkan kursus merajut dan menenun. Para peserta yang menyukai seni serabut dan tekstil akan bebas untuk menjelajahi berbagai kesempatan lain untuk berekspresi. Mosaic akan menawarkan petunjuk dalam bidang-bidang bersangkutan.

Mosaic juga akan bersaing dalam hal lokasi. Lokasi Mosaic ada di pusat kota dengan akses mudah dari segala penjuru kota.

The Fabric Alley di Cashill, Michigan, menjadi daya tarik bagi semua penjahit yang serius yang diberi kesempatan menghabiskan banyak uang untuk membeli kain halus. Mereka menawarkan pilihan yang sangat luas dari kancing-kancing dengan kisaran harga yang sama dengan Mosaic. Para penjahit dapat menemukan kancing-kancing dan kain di satu lokasi. Namun demikian, akses kepada kancing-kancing adalah sulit. Kancing-kancing tersebut dipamerkan secara buruk dan pembelanja harus sangat tekun untuk menemukan kancing-kancing mana yang mereka anggap menarik. Begitu menemukan, pramuniaga harus mendapatkan kembali dari persediaan sebelum nasabah dapat menilai mereka sepenuhnya. Ini membuat frustrasi dan menghabiskan waktu.

Kancing-kancing dipajang dengan jelas di Mosaic dengan cara yang konsisten dengan kualitas dan watak mereka. Dan lagi, Mosaic akan bersaing dengan memusatkan diri pada kancing-kancing. Perusahaan juga akan bersaing dalam lokasi. Mereka yang kebutuhannya terpenuhi oleh toko kain setempat dan yang mungkin tidak bersedia atau tidak bisa melakukan perjalanan melintasi negara bagian akan bergantung kepada Mosaic untuk kancing-kancing yang khusus.

Twelve Buttons dan Renewal Buttons menawarkan produk yang mengesankan dalam kisaran kualitas, harga dan watak. Keduanya terletak di pusat kota di wilayah metropolitan Chicago. Keduanya adalah model yang dijadikan landasan untuk rancangan Mosaic.

Mosaic akan memikat penggemar pergi dari toko-toko Chicago dengan secara tekun memasok kancing-kancing dengan keaslian tinggi. Pengrajin-pengrajin kancing independen akan dipamerkan keahliannya, kapan saja memungkinkan. Mosaic juga akan memelihara koleksi besar kancing klasik dan antik. Hubungan dengan perdagangan rancangan bagian dalam setempat juga sangat penting untuk kesuksesan.

Persaingan tidak langsung datang dari toko-toko jaringan lokal: Northeast Fabrics, Wisconsin Fabrics, Joan’s Fabrics dan Fieger’s Fabrics. Mosaic menawarkan kancing-kancing yang tidak dapat ditemukan di semua toko ini dan yang harganya pada umumnya lebih tinggi. Mosaic akan menarik nasabah yang mungkin bersedia membelanjakan uang lebih banyak untuk kancing-kancing daripada untuk kain untuk mencapai tingkat gaya dan ekspresi lebih tinggi.

TUJUAN DAN STRATEGI PROMOSI

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Mosaic dalam tahun pertama operasinya adalah keberadaannya kurang dikenal masyarakat. Saat ini, jumlah nasabah 90 orang. Tujuan perusahaan adalah menggandakan jumlah ini selama bulan Juni hingga Oktober untuk memperoleh 180 nasabah.

Strategi untuk mencapai tujuan ini mencakup:

  • Mengadakan pameran untuk membantu penjualan di pasar petani setempat setiap hari Sabtu sepanjang musim panas. Ini bisa dilakukan dengan biaya $210.
  • Membagi-bagikan kartu nama dan mencetak ulang artikel “Grandstand” tentang Mosaic yang muncul di Lifelike Magazine pada Januari 1997. Pusat peredaran adalah pasar petani, Arts Alive Gallery Hop, Underground Studio, dan wilayah bisnis pencucian kering.
  • Menempelkan papan nama tambahan di bagian luar Tower Building pada tanggal 1 Juni 1997 dengan biaya $75.
  • Mempublikasikan berita berkala kuartalan untuk semua nasabah dan bisnis pilihan yang ada. Berita berkala akan mengumpulkan rujukan, mengiklankan inventaris tambahan dan memberitahu pembaca mengenai promosi penjualan saat ini.
  • Mengadakan promosi penjualan kuartalan di bulan Mei, Agustus, November dan Februari.
    Promosi penjualan bulan Mei akan dipersembahkan untuk Hari Ibu. Para nasabah akan diundang minum teh sore; kupon potongan harga untuk para ibu akan ditawarkan.
    Selama bulan Agustus, Collage akan merayakan hari jadinya. Pameran mode/lomba busana atau kegiatan lain akan direncanakan.
    Bulan November akan fokus kepada perayaan akhir tahun.
    Bulan Februari akan menyoroti Hari Valentine.
  • Pemasangan iklan di berita berkala Woodbrook Weavers, the Michigan Quilter’s Guild dan the Greater Levine Embroiderers Guild. Biayanya sekitar $10 per edisi.
  • Melanjutkan pemasangan iklan di Greater Levine Yellow Pages dengan biaya $10.75 per bulan.
  • Mengambil bagian dalam kegiatan pengumpulan dana di radio umum, seperti WYRU Auction, dengan memberikan sumbangan dalam bentuk kupon hadiah. (Harga eceran $30; harga sebenarnya $15)
  • Memasok perancang bagian dalam dengan contoh kancing-kancing yang ditempelkan pada kain untuk digunakan oleh pelanggan mereka.

Tujuan lain yang perlu disikapi oleh Mosaic adalah inventaris gedung. Bulan-bulan musim panas akan memungkinkan porsi lebih besar dari sumber daya perusahaan untuk diarahkan pada memperbanyak inventaris.

  • Mosaic akan memasang iklan di mingguan setempat, seperti Retreat, untuk keinginan membeli kancing-kancing lama.
  • Mosaic akan mencari kancing buatan tangan dengan memasang iklan di bagian “Opportunities” pada The Art Calendar sebagai pengirim barang.

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA

Tiga kategori kancing-kancing dibeli oleh Mosaic untuk dijual kembali. Mereka adalah kancing-kancing kerajinan tangan, kancing-kancing buatan pabrik dan kancing-kancing klasik. Kenaikan harga industri standar mencapai 100 persen.

Harga eceran rata-rata dari kancing-kancing kerajinan tangan dan klasik adalah $4.25. Kancing-kancing buatan pabrik berkisar mulai $1.45 hingga $2.00, bergantung kepada bahan yang digunakan. Kancing-kancing dari bahan alami lebih mahal.

Dalam kurun waktu delapan bulan Mosaic terjun dalam bisnis, penjualan kancing terbesar adalah kancing dari biji corozzo alami yang dijual seharga $1.20.

PERSYARATAN PENJUALAN

Mosaic saat ini menerima uang tunai dan cek pribadi sebesar harga pembelian. Seiring pertumbuhannya, perusahaan akan menerima pembayaran dengan kartu kredit.

MENGENAL ISO/TS 16949 SISTEM MANAJEMEN MUTU UNTUK INDUSTRI OTOMOTIF


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

ISO 9000 Series sekarang merupakan salah satu sistem manajemen mutu yang formal serta diterapkan di hampir semua jenis organisasi, termasuk industri otomotif.

Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1987, ISO 9000 Series mendominasi di semua bidang yang terkait dengan sistem manajemen mutu bahkan mengecualikan beberapa issue di bidang kualitas lainnya. Seperti contoh : birokrasi prosedur, paper work , tidak ada nilai tambah. Hal ini terjadi karena standar ISO 9000 Series menjelaskan mengenai “What”, sehingga sangat bergantung kepada penerimaan suatu organisasi mengenai pemahaman persyaratan minimum yang dapat diterapkan organisasi untuk mencapai kualitas produk atau service.

Salah satu persyaratan utama dari ISO 9000 Series adalah proses yang terkait dengan supplier, dimana persyaratannya adalah bahwa organisasi harus menyediakan produk /jasa yang sesuai dengan persyaratan tersebut. Persyaratan ISO 9000 di dalam konteks bisnis merepresentasikan spesifikasi yang telah dipersyaratkan/ditetapkan. Artinya apabila organisasi tidak menyediakan produk/service yang sesuai dengan persyaratan/spesifikasi maka sistemnya sebenarnya fail, tetapi tidak berarti standardnya salah, hal ini bisa saja disebabkan karena interprestasi yang tidak sesuai dari organisasi. Atau jika spesifikasi/persyaratanya sudah ditetapkan tetapi kualitasnya lebih rendah maka dampaknya bisa saja produk tersebut menjadi tidak cukup untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Dari penjelasan di atas, ada dua masalah penting yang terkait khususnya di industri otomotif :

  • Kebutuhan untuk memberikan dasar yang sama kepada supplier mengenai sistem mutu dan menghilangkan interprestasi yang terlalu banyak.
  • Kebutuhan untuk mengembangkan model sertifikasi yang dapat digunakan untuk memastikan integritas dari proses sertifikasi yang bersifat ” world wide”.

Bersamaan dengan publikasi ISO 9000, beberapa negara mengembangkan sistem manajemen mutunya sendiri yang digunakan hanya untuk pembelian peralatan kemiliteran, seperti NATO Quality Control System Standards pada tahun 1973, juga Quality Panel dari UK Society of Motor Manufactures mengembangkan standar yang sama untuk penggunaan non militer, yaitu BS 4891, yang dipublikasikan pada tahun 1972.

Pada tahun 1992, Chrysler, Ford dan General Motor (GM) menyusun manual “supplier quality system” dan “assessment tools” yang kemudian disebut QS-9000. Standard ini dikembangkan dari persyaratan ISO 9000 series dan ditambah “generic requirements” , sector “specific requirements “, dan “customer spesific requirements”. QS-9000 pertama kali di publish pada bulan Agustus 1994 dan standard ini merupakan penggabungan dari Chryler s Supplier Quality Assurance Manual, Ford’s Q101, dan General s Motor’s for excellence. Dalam perkembangannya QS-9000 tidak hanya diterapkan pada proses perancangan dan perakitan dari Chrysler, Ford dan GM saja. Pada bulan maret 1998 QS- 9000 direvisi untuk yang ketiga kalinya.

Disamping Amerika dan Inggris , beberapa negara lain juga mengembangkan model standard sistem manajemen yang terkait dengan Automotive industry, diantaranya VDA (Verband der Automobilindustrie) di Jerman yang mengeluarkan VDA 6.1, kemudian di Italia, Asosiasi Industri Mobil Italia (ANFIA) mengeluarkan standard AVSQ 94 , Asosiasi Industri Mobil Perancis (PSA) menerbitkan standard EAQF.

Semakin meningkatnya persaingan di industri otomotif membuat beberapa industri melakukan penggabungan dan kerjasama tidak hanya lingkup negaranya tetapi juga antar negara, sehingga hal ini juga mendasari terjadinya penggabungan standarisasi yang telah disusun. QS-9000 tidak hanya diterapkan di Amerika, tetapi di semua negara yang men-supply ke GM, Chrysler dan Ford, sehingga harus dilakukan penyesuaian terhadap standard-standard lainnya seperti VDA 6.1, EAQF 94, AVSQ 94juga.

Pada tahun 1996 IATF (International Automotive task Force) yaitu lembaga internasional otomotif yang anggotanya terdiri dari 2 group besar yaitu industry otomotif dan asosiasi perdagangan bekerjasama dengan ISO/TC 176 mengembangkan standar yang bersifat sektoral yaitu di industri otomotif yang kemudian diberi nama ISO/TS 16949, yang dikembangkan dari QS-9000, ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ 94, EAQF 94 yang edisi pertamanya di keluarkan pada tahun 1999.

Dengan di kembangkannya ISO/TS 16949 oleh IATF, maka cakupannya pun semakin luas tidak hanya untuk industri mobil Eropa dan Amerika tetapi juga industri mobil di Jepang dan negara lainnya, karena asosiasi perdagangan yang menjadi anggota IATF tidak hanya Amerika (AIAG), Italia (ANFIA), Perancis (FIEV), Inggris (SMMT), Jerman (VDA-QMC), tetapi juga Jepang (JAMA), di mana JAMA merupakan asosiasi dengan jumlah anggota terbanyak diantaranya: Toyota, Mazda, Honda, Suzuki, Daihatsu, Hino, Yamaha, Nissan, Kawasaki,dsb.
KEUNTUNGAN BAGI ORGANISASI

Dengan direvisinya ISO 9001:2000, maka IS0/TS 16949 pun di revisi untuk disesuaikan dengan persyaratan ISO 9001 :2000. Beberapa persyaratan tambahan yang berarti jika dibandingkan dengan QS-9000 adalah :

  • Penetapan sasaran dan target
  • Penetapan kepuasan pelanggan
  • Continual Improvement
  • Analisis Data
  • Memastikan kesesuaian dengan persyaratan dan peraturan perundangan
  • Tinjauan manajemen dilakukan untuk memonitor sasaran mutu yang stategis dan kinerja sistem.
  • Verifikasi proses
  • Penetapan dan pemeliharaan Plant, Peralatan, dan Fasilitas
  • Review efektivitas dari pelatihan

Dengan mengadopsi ISO/TS 16949 ini, maka pemasok untuk industri otomotif akan semakin sesuai penerapannya dengan ISO 9001:2000 karena sistemnya menjadi semakin”generic”.
Beberapa keuntungan yang dapat diharapkan antara lain :

  • Meningkatkan kualitas produk dan proses ; hal ini dapat tercapai karena di dalam persyaratan baru mengcover diantaranya, mengenai : penetapan target, pengukuran dan reviewnya, pengukuran kepuasan pelanggan, keselamatan produk, ke- sesuaian dengan persyaratan dan perundangan, manajemen desain proses, penerapan teknik dan alat-alat kualitas
  • Meningkatkan keyakinan di Global Procurement ; dengan skema standard yang jelas, maka meng- eliminasi perbedaan pemahaman standar, proses sertifikasi benar-benar diseleksi berdasarkan kriteria ISO/TS 16949 dengan ruang lingkup
  • Pendekatan sistem mutu yang seragam/sama untuk pengembangan subkontraktor; dengan standar ini akan mengurangi variasi proses oleh subkontraktor sehingga hasil proses dapat lebih baik.
  • Mengurangi variasi dan meningkatkan efisiensi; dengan penerapan beberapa persyaratan yang re- levant akan mengurangi hal tersebut, antara lain : Mistake Proofing, Continous Improvement, Failure Mode effect Analisys, Statistical Process Control
  • Mengurangi audit pihak kedua ; dengan diterimanya standard ini oleh banyak negara, hal ini berdampak berkurangnya audit pihak kedua.

Dengan pemberlakuan ISO/TS 16949 ini maka industri otomotif dan turunannya memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan sistem manajemen mutunya sehingga meningkatkan kepercayaan pelangan lebih baik lagi.

1. Apa itu ISO 9001 ?

  • ISO adalah kepanjangan dari International Organization for Standardization . Artinya suatu badan internasional yang mengurusi sertifikasi ISO 9001 bagi perusahaan-perusahaan di dunia.
  • ISO 9001 adalah suatu sistem manajemen mutu nomor 9001 yang merupakan dasar bagi suatu perusahaan dalam mengelola sistem produksi dan menjamin kestabilan mutu produknya.
  • Angka 9001 sendiri merupakan nomor urut sistem mutu yang dikeluarkan oleh badan tersebut.
  • ISO 9001 harus diterapkan oleh perusahaan yang akan go international .
  • ISO 9001 berlaku bagi perusahaan manufaktur (pabrik), baik produknya berupa barang ataupun jasa.

2. Apa itu TS 16949 ?

  • TS 16949 adalah Technical Specification nomor 16949 yang dikeluarkan oleh badan ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif.
  • TS 16949 dibuat oleh International Automotive Task Force (IATF) dan Japan Automobile Manufacture Association Inc (JAMA) dengan dukungan suatu komite dari ISO, yaitu komite ISO/TC 176.
  • Anggota IATF terdiri dari BMW, Daimler Chrysler, Fiat, Ford, GM, PSA Peugeot Citroen, Renault SA, Volkswagen, dan asosiasi-asosiasinya, seperti AIAG (Amerika), ANFIA (Italia), FIEV (Prancis), SMMT (Inggris), dan VDA (Jerman)
  • Anggota JAMA terdiri dari Toyota, Daihatsu, Mazda dan industri otomotif Jepang lainnya.
  • TS 16949 memuat semua persyaratan ISO 9001 ditambah dengan persyaratan khusus untuk industri otomotif.
  • ISO/TS 16949 menggantikan QS9000 dan quality system lainnya yang disyaratkan oleh masing-masing industri otomotif, misalnya VDA, AVSQ, Malcom Baldrige.
  • Dengan adanya penggabungan quality management system dari berbagai industri otomotif ini, suatu industri otomotif cukup menerapkan satu quality system meskipun memproduksi produk untuk berbagai customer. Misalnya suatu pabrik A mempunyai customer Ford, BMW dan VW. Semula dia harus menerapkan QS9000, AVSQ dan VDA 6.1. Sekarang cukup menerapkan ISO/TS 16949.
  • Tujuannya : One World, One Quality System.

3. Tujuan dari TS 16949

Pengembangan sistem manajemen mutu yang memungkinkan untuk :

  • perbaikan terus menerus,
  • penekanan pada pencegahan produk tidak OK dan,
  • pengurangan variasi dan proses yang tidak bernilai tambah pada rantai suplai.

4. Keuntungan dari TS 16949 :

  • Memperbaiki kualitas produk dan proses
  • Dapat menerapkan teknik terbaik dari industri otomotif keseluruhan
  • Menambah keyakinan untuk go international
  • Menyediakan pendekatan sistem mutu global untuk mengembangkan vendor dan memastikan konsistensinya
  • Mengurangi variasi dan meningkatkan efisiensi

5. Eight Quality Management Principles

  • ISO /TS 16949 disusun berdasarkan 8 prinsip manajemen ISO 9001:2000 atau ISO 9004:2000.
  • 8 Prinsip manajemen ini harus dijabarkan dan digunakan pada penerapan ISO/TS 16949 ke seluruh organisasi oleh top management.

Berikut adalah 8 Prinsip

  • Prinsip 1 Memusatkan pada pelanggan
  • Prinsip 2 Kepemimpinan
  • Prinsip 3 Melibatkan Orang-orang
  • Prinsip 4 Proses Pendekatan
  • Prinsip 5 Pendekatan Peningkatan System Manajemen terus menerus
  • Prinsip 7 Berdasarkan Fakta untuk Pengambilan Keputusan
  • Prinsip 8 Saling Menguntungkan Hubungan Penyalur

6. Site and Remote Location (Remote Site)

Definisi

  • Site : location at which value-added manufacturing processes occur.
  • Remote location : location that supports sites and at which non-production processes occur.
  • Supporting functions, whether on-site or remote (such as design centers, corporate headquarters and distribution centers), form part of the site audit as they support the site, but cannot obtain stand- alone certification to this TS.

Audit Time between Site and Remote Location

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>IATF Rule : A site shall be audited within 90 day from the remote location audit time. Jadi, untuk menentukan waktu audit harus mengikuti waktu audit remote location.

STRUKTUR ISO/TS 16949

Struktur ISO/TS 16949 dan beberapa persyaratannya dikembangkan dari ISO 9001:2000, kemudian juga dikembangkan dari QS 9000 serta memperhatikan masukan dari asosiasi industri otomotif, maka struktur ISO/TS 16949 adalah sebagai berikut :

1. Struktur ISO 9001:2000 terdiri dari :

  • Scope
  • Aplikasi
  • Normative reference
  • Terms and Definitions
  • Sistem Manajemen Mutu
  • Tanggung Jawab Manajemen
  • Manajemen Sumber Daya
  • Realisasi Proses
  • Pengukuran, analisa dan peningkatan

2. Automotive Standart Requirement, Adalah persyaratan tambahan lain yang spesifik dijelaskan di masing-masing persyaratan dari ISO 9001:2000. Misalnya :

  • Persyaratan dokumentasi : Engineering Specification
  • Management Responsibility: Management commitment Proses Efisiensi
  • Responsisbilit dan Authority : responsibility for quality
  • Management representative : customer representative
  • Resource Management : Product desain skill
  • Training on the Job.
  • Plan, Facility and equipment planning
  • Product Realization
  • Accepatance criteria product realisastion
  • .Change control
  • Supplier quality management system development

Measurement analysis & improvement : ada penambahan:

  • dentification of statistical tools
  • Knowledge of basic statistical concept
  • .Manufacturing process audit
  • Problem solving
  • .Error proffing

3. Customer Spesific Requirements, adalah persyaratan spesific dari masing-masing industri otomotif yang dikeluarkan dan menjadi acuan bagi semua suppliernya di dalam mengembangkan dan menerapkan persyaratan ISO /TS 16949 ini.
Contohnya :

  • BMW mengeluarkan Customer Specific Requirements
  • yaitu : Supplied Parts Quality Management
  • VW mengeluarkan Customer Specific Requirements Qual.Cap.Suppliers.,4th edition .

SISTEM ISO/TS 16949?

1. Referensi untuk Implementasi TS 16949

Referensi yang digunakan untuk Implementasi TS 16949 dapat digambarkan sebagai berikut.

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–>ts16949 references<!–[endif]–>

Note: *) Customer Specific Requirement (CSR) ditentukan oleh siapa yang menjadi customer Anda. CSR bisa diberikan langsung oleh customer atau diakses di website customer khusus untuk supplier nya.

2. Istilah pada Referensi TS 16949

a Istilah rantai suplai :

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–>supply chain<!–[endif]–>

b. Istilah Shall, Should, Note, Such :

  • Shall : indicates a requirement.
  • Should : indicates a recommendation.
  • Note : for guidance in understanding or clarifying the associated requirement.
  • Such : suggestion, for guidance only.

c. Istilah “product” dapat berarti produk atau servis.

d . ISO 9001:2000 dan ISO/TS 16949:2002

  • ISO 9001:2000 requirement : tulisan dalam kotak.
  • ISO/TS 16949 requirement : tulisan diluar kotak.

3. Sistem dokumentasi ISO/TS 16949

Sistem dokumensi quality management system (QMS) TS terdiri dari 4 level dokumen sebagai berikut.

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–><!–[endif]–>

Level 1 adalah Quality Manual yang memuat elemen TS yang dapat diterapkan dan tidak dapat diterapkan, lengkap dengan kebijakan dan penanggung jawab setiap aktivitas. Dokumen level 1 ini menjadi acuan untuk pembuatan dokumen level 2.

Level 2 adalah prosedur yang memuat uraian kerja terutama yang bersifat antar bagian. Dokumen level 2 ini menjadi acuan untuk pembuatan dokumen level 3.

Level 3 adalah instruksi kerja yang memuat uraian kerja dengan lebih detail. Instruksi kerja dibuat dalam beberapa bentuk yaitu : – Standard Operating Procedure (SOP) – Standar Spesifikasi, dll.

Level 4 adalah form atau blanko yang digunakan untuk mencatat hasil setiap aktivitas.

4. Dokumen dalam ISO/TS 16949

  • Quality Manual berjumlah 1 untuk satu perusahaan.
  • Sedangkan dokumen level 2 sampai 4 tidak ada batasan jumlah.
  • TS 16949 hanya mensyaratkan 7 prosedur yang harus ada, yaitu :
    • Control of document
    • Control of records
    • Corrective action
    • Preventive action
    • Internal quality audit
    • Training
    • Control of nonconforming product.
  • Beberapa prosedur diatas dapat digabungkan dalam satu prosedur, misalnya prosedur corrective action dengan preventive action.

5. Persyaratan TS 16949

  • Persyaratan-persyaratan TS 16949 terdiri dari:
    • persyaratan ISO 9001
    • persyaratan umum pada TS 16949 untuk seluruh industri otomotif.
    • persyaratan khusus yang ditentukan oleh pelanggan.
  • Contoh persyaratan TS 16949 yang bersifat umum :
    • penanggung jawab kualitas produk
    • 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
    • predictive maintenance
  • Contoh persyaratan TS 16949 yang bersifat khusus :
    • perencanaan pengembangan produk yang diminta Ford, GM atau lainnya.
    • sistem produksi Toyota, dsb

Pada dasarnya kita harus menerapkan apa yang diminta oleh pelanggan. Karena pelanggan adalah raja.

SISTEM PENGONTROLAN DOKUMEN DAN RECORD

1. Perbedaan antara document dan record (catatan mutu) pada TS16949.

DOCUMENT

RECORD

Suatu informasi atau data yang dapat diperbarui setiap saat dibutuhkan.

Suatu informasi atau data hasil dilakukannya suatu proses atau aktivitas.

Informasi dapat diperbarui setiap saat dibutuhkan

Informasi tidak dapat diperbarui karena merupakan bukti suatu aktivitas telah dilakukan.

Umumnya merupakan peraturan, strategi atau rencana kerja. Misalnya prosedur, Policy Management, Jadwal IQA, Assy Plan, Control Plan, FMEA, drawing, Operation Standard.

Umumnya merupakan hasil implementasi dokumen. Misalnya minutes meeting, laporan IQA, laporan proses produksi & inspeksi, PPAP, laporan maintenance, hasil kalibrasi.

Approval menyatakan persetujuan akan peraturan, strategi atau rencana kerja.

Approval menyatakan suatu aktivitas telah dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.

Bila didistribusi, harus dikontrol pendistribusiannya dan revisinya. *

Bila didistribusi tidak perlu dikontrol.

Biasanya dilengkapi dengan nomor dokumen, nomor revisi, tanggal pembutan, catatan revisi.

Seharusnya dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan aktivitas.

Catatan : *) Dokumen kontrol bila didistribusikan, dokumen harus diidentifikasi sebagai dokumen kontrol. Apabila ada revisi, distributor harus memastikan penerima menerima revisi terakhir dan mengidentifikasi atau mendisposisi revisi sebelumnya.

2. Control of Document dalam turtle diagram

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–><!–[endif]–>

3. Persyaratan Control of Document pada TS 16949

No

Element

Requirement

Implementation

1

4.1

Organisasi harus mengiden-tifikasi proses-proses yang diperlukan dan menentukan interaksi antar proses.

Membuat business process mapping.

2

4.2.1

Sistem dokumentasi meliputi Quality Manual, prosedur, dan lainnya yang diperlukan.

Membuat Quality Manual, membuat prosedur dan instruksi kerja

3

4.2.2

Quality Manual mencakup ruang lingkup QMS, daftar prosedur, deskripsi dan interaksi proses-proses yang ada.

Membuat Quality Manual dengan daftar prosedur dan business process mapping.

4

4.2.3

Dokumen yang dibutuhkan untuk menerapkan QMS harus dikontrol.

Membuat metode kontrol dokumen dan identifikasi jenis dokumen yang harus dikontrol.

5

4.2.3

Prosedur Control of document harus mencantumkan:

  • Approval dokumen sebelum dipakai
  • Review dokumen & approval ulang
  • Ada catatan perubahan dokumen
  • dokumen versi terakhir tersedia di area yang membutuhkan.
  • memastikan dokumen masih berlaku.
  • dokumen eksternal dikontrol
  • identifikasi dokumen obsolete.

Membuat prosedur “Control of Document” yang mencantumkan semua persyaratan yang diminta.

4. Control of Records dalam turtle diagram

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–><!–[endif]–>

5. Persyaratan Control of Records pada TS 16949

No

Element

Requirement

Implementation

1

4.2.4

Record harus ditentukan dan dipelihara sebagai bukti pelaksanaan suatu aktivitas.

Membuat daftar induk record.

 

4.2.4

Record harus sah, mudah diambil bila diperlukan dan dapat dipinjam.

Penyimpanan record mempertimbangkan hal ini.

 

4.2.4

Prosedur “Control of record” harus dibuat dan mencantumkan metode kontrol, penyimpanan, perlindungan, peminjaman, masa penyimpanan dan metode pemusnahan record.

Membuat prosedur “Control of records” yang mencantumkan semua persyaratan ini.

 

4.2.4.1

Masa penyimpanan record (retention time) harus mempertimbangkan kebutuhan peraturan pemerintah.

Menentukan masa penyimpanan record dengan memperhatikan kebutuhan customer dan peraturan pemerintah.

 

 

 

BIBLIOGRAPHY

 

Dasar-Dasar Syariah Marketing


Dari Era Rasional ke Emosional ke Spiritual

Banyak orang mengatakan, pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market), sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market).

Selain itu, dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah di hadapan Allah SWT. Ini akan menjadi bibit dan modal besar baginya untuk menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki karisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi. Seperti kata Al-Quran, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu akan menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

Spiritual Marketing sebagai Jiwa Bisnis

Kita memerlukan kepemimpinan spiritual dalam mengelola suatu bisnis, terlepas dari mana sumber spiritual tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Jonathan L. Parapak, “Apabila kita dalami elemen-elemen pokok dari kepemimpinan, maka semua harus diwarnai, dicerahi, dan dilandasi oleh ajaran, nilai, dan prinsip-prinsip Agama (Kristen bagi penganut Kristen). Visinya adalah visi penyelamat, visi transformasi, visi pemeliharaan, visi kasih, visi pemberdayaan, dan visi kekekalan. Strateginya adalah strategi pemberdayaan, penyelamatan, dan pembaruan. System nilai, ajaran, dan prinsip-prinsip Kristiani menjadi pegangan, landasan, acuan, dan arahan utama dalam memilih pola komunikasi, skenario yang akan digelar.”

Sebenarnya, spiritual marketing ini dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas sehari-hari kita menempatkan Tuhan sebagai Stakeholder utama. Ini perbedaan pokok antara pemasaran biasa dan spiritual marketing. Kita menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya pemilik kepentingan (the ultimate stakeholder). Akuntabilitas dan responsibilitas diterjemahkan sebagai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar (yaumul hisab) kelak, yang merupakan pengadilan abadi terhadap sepak-terjang manusia (termasuk para pelaku bisnis), baik yang tersurat maupun yang tersirat. Allah SWT berfirman, “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS Al-Qiyamah [75]:36).

Karakteristik Syariah Marketing

Kata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat dan Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali, yang selalu mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.”

Pada bagian ini, saya ingin melakukan eksplorasi atas apa yang dimaksud dengan syariah marketing. Ada empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut:

Teistis (Rabbaniyah)

Salah satu cirri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religious (diniyyah).

Etis (Akhlaqiyyah)

Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah), juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kehidupannya.

Realistis (Al-Waqi’iyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.

Humanistis (Al-Insaniyyah)

Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal.

Implementasi Syariah Marketing

Berbisnis Cara Nabi Muhammad Saw.

Muhammad adalah Rasulullah, Nabi terakhir yang diturunkan untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan yang diturunkan sebelumnya. Rasulullah adalah suri tauladan umat-Nya, “Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagi kamu, (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab [33]:21). Akan tetapi, pada sisi lain, Nabi Muhammd SAW, juga adalah manusia biasa; beliau makan, minum, berkeluarga dan bertetangga, berbisnis dan berpolitik, serta sekaligus memimpin umat.Berikut adalah bisnis syariah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Muhammad sebagai Syariah Marketer

Muhammad diutus oleh Allah SWT bukan sebagai seorang pedagang. Beliau adalah sebagai seorang nabi dengan segala kebesaran dan kemuliaanya. Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalah sikap jujur dan adil dalam mengadakan hubungan dagang dengan para pedagang.

Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang), karena berbisnis dapat menimbulkan kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi beban orang lain.

Muhammad sebagai Pedagang Profesional

Beliau melakukan bisnis ini karena merupakan satu-satunya pekerjaan mulia yang tersedia baginya. Beliau melibatkan diri di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dalam transaksi bisnis sebagai seorang pedagang professional, tidak tawar-menawar dan pertengkaran antara Muhammad dan para pelanggannya.

Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur.

Muhammad benar-benar mengikuti prinsip perdagangan yang adil dalam transaksi-transaksinya.

Muhammad menghindari Bisnis Haram.

Nabi Muhammad melarang beberapa jenis perdagangan, baik karena sistemnya maupun karena ada unsure-unsur yang diharamkan di dalamnya.

Muhammad dengan Penghasilan Halal

Nabi Muhammad diutus untuk menghapus segala sesuatu yang kotor, keji dan gagasan-gagasan yang tidak sehat dalam masyarakat, serta memperkenalkan gagasan yang baik, murni dan bersih di kalangan umat manusia.

Berbisnis dengan Qalbu

Bagaimana Berbisnis dengan Hati

Hati adalah sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebagahagian seseorang. Bahkan bagi seluruh makhluk yang dapat berbicara, hati merupakan kesempurnaan hidup dan cahayanya.

Muhammad sebagai Wirausahawan Sejati

Jiwa wirausaha atau entrepreneurship adalah salah satu kekuatan yang dikembangkan oleh Rasulullah. Sedangkan wirausahawan atau entrepreneur itu sendiri secara sederhana adalah kemampuan kita untuk menciptakan dan mendisain manfaat dari apapun yang ada di dalam diri dan lingkungan. Apapun yang dilihat dapat dikemas menjadi sesuatu yang bermanfaat. Wirausahawan mampu mengenal situasi dan mendayagunakan situasi tersebut sehingga bisa menghasilkan manfaat.

Sembilan Etika (Akhlak) Pemasar

Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip  bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:

1. Memiliki Kepribadian Spiritual (Taqwa)

2. Berprilaku baik dan Simpatik (Shidq)

3. Berlaku Adil dalam Bisnis (Al-‘Adl)

4. Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah)

5. Menepati Janji dan Tidak Curang

6. Jujur dan Terpercaya (Al-Amanah)

7. Tidak Suka Berburuk Sangka (Su’uzh-zhann)

8. Tidak Suka Menjelek-jelekkan (Ghibah)

9. Tidak Melakukan Sogok (Riswah).

Memiliki Kepribadian Spiritual (Taqwa)

Sebuah hadist diriwayatkan dari ‘Umar r.a. yang mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sekiranya kalian bertawaqal (menyerah) kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung yang keluar di pagi hari dengan perut kosong (lapar), tetapi kembali di sore hari dengan perut penuh (kenyang).”

Berprilaku baik dan Simpatik (Shidq)

Al-Quran mengajarkan untuk senantiasa berwajah manis, berprilaku baik, dan simpatik.

Berlaku Adil dalam Bisnis (Al-‘Adl)

Berbisnislah kalian secara adil, kata Allah. Berbisnis secara adil hukumnya wajib, tidak hanya himbauan dari Allah.

Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah)

Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar. Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar.Rasulullah bersabda bahwa salah satu ciri orang beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lainpun mudah bersahabat dengannya.

Menepati Janji dan Tidak Curang

Allah SWT berfirman tentang sikap amanah, “… jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”

Jujur dan Terpercaya (Al-Amanah)

Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam bisnis setiap gerak-geriknya adalah kejujuran. Beliau bersabda, “Sumpah palsu dapat melariskan barang dagangannya, tetapi menghancurkan mata penchariannya.”

Tidak Suka Berburuk Sangka (Su’uzh-zhann)

Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW yang diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu pengusaha menjelekn pengusaha yang lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis.

Tidak Suka Menjelek-jelekkan (Ghibah)

Kita dilarang Ghibah (mengumpat/menjelek-jelekan). Seperti firman Allah, “Dan jangan dari kamu mengumpat sebagian yang lain.” Manusia tidak suka kalau bentuknya, perangainya, nasabnya, dan ciri-ciri yang tidak baik dibicarakan.

Tidak Melakukan Sogok/Suap (Risywah)

Dalam syariah, menyuap (risywah) hukumnya haram, dan menyuap termasuk dalam kategori makan harta orang lain dengan cara batil.

Membangun Bisnis dengan Nilai-Nilai Syariah

Jujur Adalah Sifat Para Nabi

Shiddiq (jujur,benar) adalah lawan kata dari kidzb (bohong atau dusta). Berikut adalah contoh-contoh kejujuran para nabi:

Kejujuran Nabi Yusuf

Allah SWT menggambarkan Nabi Yusuf sebagai orang yang amat jujur. Sang pelayan yang berjumpa dengan Yusuf itu mengambil manfaat dari pengaruh dan cahaya Yusuf.

Kejujuran Nabi Ibrahim

Ia adalah orang yang kejujurannya lebih, banyak membenarkan kegaiban dari Allah, membenarkan ayat-ayat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para utusan-Nya.

Kejujuran Nabi Isma’il

Isma’il adalah seorang rasul dan nabi. Ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan beribadah, karena ia ingin menjadikan mereka sebagai suri tauladan bagi orang-orang di belakangnya.

Kejujuran Nabi Idris

Ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.

Kejujuran Nabi Isa

Nabi Isa sebagai utusan Allah karena kesalehan, kejujuran, dan kepeduliannya yang sangat tinggi kepada kaumnya.

Kejujuran Nabi Muhammad SAW

Kejujuran Nabi Muhammad dibuktikan oleh para penolongnya, oleh orang-orang yang beriman kepadanya. Cukuplah bagi kita kesaksian jibril yang terpercaya membawa sebagai dalil yang paling baik bagi kejujuran Nabi Muhammad SAW.

Membangun Nilai-nilai Kejujuran Dalam Bisnis

Sifat terpenting bagi pebisnis yang diridhai Allah adalah kejujuran. Dalam sebuah hadist dikatakan: “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh amanah) adalah bersama para nabi, orang-orang yang membenarkan risalah nabi (shiddiqin) dan para syuhada (orang yang mati syahid)” (HT Al-Tirmidzi).

Oleh karena itu, tak heran jika prinsip al-amanah ini menjadi sangat penting perannya dalam hidup bermasyarakat dan bermuamalah.

Keadilan Versus Keserakahan

Salah satu prinsip dari bermuamalah yang harus menjadi akhlaq dan harus tertanam dalam diri pemasar adalah sikap adil (al-‘adl). Lawan kata dari keadilan adalah kedzaliman (Al-Dzulm), yaitu sesuatu yang telah diharamkan Allah atas diri-Nya sebagaimana telah diharamkan-Nya atas hamba-Nya.

Empat Sifat Nabi Dalam Mengelola Bisnis

  1. Shiddiq (Benar dan Jujur)
  2. Amanah (Terpercaya, Kredibilitas)
  3. Fathanah (Cerdas)
  4. Thabligh (Komunikatif)

Shiddiq

Siddiq adalah sifat Nabi Muhammad SAW, artinya ‘benar dan jujur’. Jika seorang pemimpin, ia senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya.

Amanah

Amanah artinya dapat ‘dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel’. Konsekuensi amanah adalah mengembalikan setiap haq kepada pemiliknya, baik sedikit ataupun banyak, tidak mengambil lebih banyak daripada yang ia miliki, dan tidak mengurangi haq orang lain, baik itu berupa hasil penjualan, fee, jasa atau upah buruh.

Fathanah

Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual, “kecerdikan atau kebijaksanaan”. Pemimpin perusahaan yang fathanah artinya pemimpin yang memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.

Tabligh

Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentative. Orang yang memiliki sifat tabligh, akan menyampaikannya dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah).

Pemasaran dalam Perspektif Syariah

Sekilas tentang Sustainable Marketing Enterprise (SME)

Sebuah perusahaan tentu harus menjadi sebuah perusahaan yang sustainable, perusahaan yang mampu bertahan dan sukses, tidak hanya pada saat ini, tetapi juga di masa mendatang.

Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut:

Lanskap Bisnis Syariah Marketing

Prinsip #1: Information Technology Allows Us to be Transparent (Change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur-perubahan tekhnologi, perubahan politik-legal, perubahan sosial-kultural, perubahan ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam prinsip yang membahas perubahan (Change) ini, saya hanya menekankan perubahan pada bidang teknologi. Perubahan-perubahan di bidang lain-politik-lega, sosial-budaya, ekonomi, dan pasar-walaupun memang juga berperan penting dalam syariah marketing, sudah banyak dibahas oleh pihak lain; misalnya saja peraturan-peraturan yang menyangkut perbankan syariah.

Prinsip #2: Be Respectful to Your Competitors (Competitor)

Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memerhartikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis.

Prinsip #3: The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)

Pengaruh inovasi tekhnologi medasari terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini bisa kita lihat dari lahirnya revolusi dalam bidang tekhnologi yang mengubah cara pandang dan prilaku masyarakat.

Prinsip #4: Develop A Spiritual-based Organization (Company)

Dalam era globalisasi dan di tengah situasi serta kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan harus merenungkan kembali prinsip-prinsip dasar perusahaannya.

Syariah Marketing Strategy

Prinsip #5: View Market Universally (Segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.

Prinsip #6: Target Customer’s Heart and Soul (Targeting)

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas.

Prinsip #7: Build A Belief System (Positioning)

Positioning adalah strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan.

Syariah Marketing Tactic

Prinsip #8: Differ Yourself with A Good Package of Content and Context (Differentiation)

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan.

Prinsip #9: Be Honest with your 4 Ps (Marketing-Mix)

Kita mengenal 4P sebagai marketing-mix, yang elemen-elemennya adalah product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), dan promotion (promosi). Namun marketing-mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegarasikan tawaran dari perusahaan (company’s offers) dengan akses yang tersedia (company’s access).

Prinsip #10: Practice A Relationship-based Selling (Selling)

Selling yang dimaksud di sini bukanlah berarti aktifitas menjual produk kepada konsumen semata. Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas dasar sukarela.

Syariah Marketing Value

Prinsip #11: Use A Spiritual Brand Character (Brand)

Brand atau mereka adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan Anda. Brand mencerminkan nilai (value) yang Anda berikan kepada konsumen.

Prinsip #12: Services Should Have the Ability to Transform (Service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis Syariah Marketing harus memerhatikan yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan pelanggannya.

Prinsip #13: Practice A Reliable Business Process (Process)

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat sebagai QCD. Proses dalam tingkat qualitas adalah bagaimana menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih untuk konsumen.

Syariah Marketing Scorecard

Prinsip #14: Create A Balanced Value to Your Stakeholders (Scorecard)

Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para stakeholders-nya. Kemampuan perusahaan untuk menciptakan value bagi para stakeholdersnya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan.

Syariah Marketing Enterprise

Prinsip #15: Create A Noble Cause (Inspiration)

Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream). Untuk mencapai kesuksesan, anda harus mempunyai impian tentang apa yang akan Anda capai. Impian inilah yang akan Anda capai sepanjang perjalanan untuk mewujudkan goals Anda.

Prinsip #16: Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)

Pada perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan yang berkembang dalam perushaannya sudah pasti berbeda dengan perusahaan konvensional. Para karyawannya wajib menjaga hubungan antar-sesama, dari mulai tingkat paling atas (manajerial) sampai tingkat paling bawah (staf).

Berikut ini ada beberapa hal penting yang selayaknya menjadi buaya dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:

  • Budaya mengucapkan salam
  • Murah hati, bersikap ramah, dan melayani
  • Cara berbusana
  • Lingkungan kerja yang bersih

Prinsip #17: Measurement Must Be Clear and Transparent (Institution)

Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi Anda sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Organisasi sebagai “kendaraan” dalam menunaikan visi dan misi yang telah ditetapkan harus memiliki struktur yang baik dan target yang jelas untuk setiap milestone dari sasaran yang telah ditentukan sebelumya.

Studi Kasus

A. Bank Muamalat Indonesia

Era perbankan syariah di Indonesia dimulai pada 1992 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai lembaga perbankan syariah yang pertama. Sejak saat itu, tingkat perumbuhan perbankan syariah di Indonesia sangat signifikan, rata-rata mencapai 70 % setiap tahun. Pada 2005 telah hadir 3 bank umum syariah, 17 unit usaha syariah dari bank umum konvensional, dan 90 bank perkreditan syariah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

B. Asuransi Tafakul

Di lihat dari pertumbuhannya selama periode 1994-1995, perkembangan asuransi syariah sangat menggembirakan. Dibandingkan dengan asuransi konvesional yang hanya mencapai rata-rata 20 %, pertumbuhan asuransi syariah bisa mencapai rata-rata 40 % dalam 5 tahun terakhir. Hal ini cukup menggambarkan bahwa peminat asuransi syariah semakin bertambah setiap tahunnya, walaupun pada akhir 2005 pangsa pasar asuransi syariah tercatat baru mencapai 1,5 % dari total pasar asuransi di Indonesia.

C. Perum Pegadaian Syariah

Perkembangan dunia pegadaian syariah di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jika perbankan syariah mengalami pertumbuhan rata-rata 70 % setiap tahunnya dan asuransi syariah rata-rata 40 %, pegadaian syariah mengalami pertumbuhan rata-rata 30 % setiap tahunnya.

D. Batasa Capital

Perkembangan yang pesat dalam industri syariah, khususnya perbankan dan asuransi, juga membawa dampak pada perkembangan instrumen keuangannya lainnya. Contohnya adalah pengelolaan instrumen fund dan investasi yang berupa reksadana syariah dan obligasi syariah yang baru sejak tahun 2000 ada di Indonesia. Pada akhir 2002 (November) muncul obligasi syariah dari indosat, dan sejak saat itulah obligasi-obligasi syariah bermunculan dan menjadi sarana alternatif untuk berinvestasi. Saat ini (akhir 2005), ada 16 obligasi syariah dengan total nilai sebesar Rp 2,009 triliun.

Kepustakaan

Ø Al-Quran Al-Karim dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Quran Raja Fahd, 1418 H.

Ø

Abdul Mannan, Islamic Economy Theory and Practice, Edaward Arnold Publisher Limeted, England, 1993.

Ø

Abdul A’la Maududi, Tafheem Al-Quran, Dar Al-Fikr, Vol.IV, 1980.

Ø

Abu Zahra Muhammad, Buhuth fi Al-Riba, Dar Al-Byhuth Al-Islamiyah, Dar Al-Fikr, 1970.

Ø

………….., Ushul Al-Fiqh, (terj.), Ushul Fiqih, Pustaka Firdaus Jakarta, 2002.

Ø

Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, Gema Insani, Jakarta, 2002.

Ø

……………, Menjemput Rezeki dengan Berkah, Penerbit Republika, Jakarta, 2003.

Ø

……………., Berbisnis dengan Hati, MQTV-MarkPlus & Co., 2004.

Ø

Dan lain-lain.

APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN


Calon wirausahawan harus siap gagal. Fahamilah makna kegagalan. Tanpa faham filosofi itu, jangan berpikir mau mengambil jalan menjadi wirausaha. Alasannya, ada yang sukses dalam usahanya, ada yang belum berhasil. Pengusaha mengetahui bahwa ”kegagalan” bukan akhir permainan dan tidak boleh takut mengalaminya. Ia menyadari dengan keberanian, bahwa bisa saja mengatasi sesuatu yang tidak mungkin untuk berhasil.

Menghadapi risiko, adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatanmembaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan maupun keberhasilan.Happy ending sebuah ikhtiar adalah keberhasilan. Ini dicapai, tentu setelah melewati keberhasilan demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan menyingkirkan kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan melahirkan segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan begitu, ia mengubah “kekalahan menjadi kemenangan”, sebuah proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental menghadapi kegagalan. Kalau Anda termasuk yang tidak siap gagal, lebih baik jangan meniti jalan ini. Bahkan, mengimpikannya saja, jangan!

Setiap kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru yang belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha sejati, “Berani Gagal” berarti “Berani Belajar”. Dengan gagal dan dengan belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan belajar bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Walaupun pengusaha kehilangan kekayaan materi yang telah mereka peroleh, mereka tahu bagaimana menciptakan semua kekayaan itu lagi. Pelajarannya tidak pemah hilang. Sebaliknya, mereka yang tidak pemah mengalami perjalanan yang sulit dan menemukan kekayaan dengan mudah, tidak akan tahu bagaimana menciptakan kekayaan ketika mereka kehilangan. Dengan kata lain, mereka yang tidak gagal tak akan tahu kekayaan sejati.

Gemerlap materi, pada komunitas bahkan kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami kegagalan, sudah mendapat stempel sosial sebagai manusia yang kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering menjadi figur yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat masih jaya, ia banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang dulu mendukungnya, menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah! Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang traumatik terhadap kegagalan. Ini, “awal kematian” benih-benih kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya: doronglahmasyarakat menjadi pihak yang turut membangun keberanian banyak orang untuk respek terhadap ikhtiar orang meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan, bukan menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan wirausahawan. Tentu, sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif, bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran berharga. Seorang bijak berkata,”sukses hanyalah pijakan terakhir dari tangga kegagalan.”

Kita perlu menggalakkan orang untuk berani mengambil resiko. Hal ini membutuhkan pola pikir yang sangat berbeda. Untuk kita, itu berarti mengabaikan peraturan yang telah berlaku baik selama 30 tahun lebih.

Lee Kuan Yew, mantan PM Singapura

Yang Diperlukan Untuk Menghadapi Kegagalan

Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. Tetapi bagi kami, sama pentingnya, menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan! Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam air?”

Berbagai jawaban diberikan tetapi yang paling sering ialah ”Dia tak dapat berenang.” Yang hadir heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk menyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya, yangakan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip pendapat Lim: ”Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak menggerakkan dirinya ke tempat lain.”

So? Berapa kali orang jatuh tak jadi soal. Yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali jatuh.

Ukurannya, Bangkit Lagi

Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka, setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menetap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.

Apakah kualitas diri kita akan membantu bangkit kembali setelah kita terjatuh? Kualitas diri sendiri adalah sesuatu yang mesti saya sebutkan, karena kalau tidak, makna buku ini tidak sempuma.

”Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Bakatpun tidak; Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Kejeniusanpun tidak; Jenius yang tidak sukses sudah hampir menjadi olok-olokan. Pendidikanpun tidak; dunia ini penuh dengan orang terpelajar. Hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh.”

Ya, ketabahan, yakni kemampuan bangkit kembali untuk kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam benturan antara sungai dan batu, air sungai senantiasa menangbukan dengan kekuatan tapi dengan ketabahan. Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda bangkit kembali.

Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda dapat mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan Anda sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri Anda. Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini menjawab,

”Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.”

Sungai Colorado mengalir tabah terus-menerus, melahirkan Grand Canyon. Charles Goodyear yang tekun, membuahkan ban yang memungkinkan kendaraaan melaju kencang. Tabahnya Wright bersaudara membuahkan pesawat terbang. Bethoven, mengisi dunia dengan musik inspiratif, John Milton membuahkan karya puisi indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna netra yang tegar Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat, ketabahan Abraham Lincoln membuatnya terpilih menjadi presiden. Dan, tentu, Thomas Alfa Edison, memberi kita cahaya listrik. Kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah merupakan salah satu alasan orang gagal dalam bisnis, politik, dan kehidupan pribadi.

Setiap orang sukses menyatakan bahwa kesuksesan hanya berada di luar ketika mereka yakin idenya akan berhasil.”

Dr. Napoleon Hill

Menarik Hikmah, Jangan Menyerah

Anda tumbuh menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Dulu Anda menanggung kegagalan secara pribadi. Ketika kulit Anda mulai berkerut sejalan dengan perjalanan usia, Anda cenderung belajar dari kesalahan – kesalahan Anda

Cheong Chonng Kong

Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi dalam sesuatu yang positif. Jangan lupa bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.

Eugenio Barba.

Mengantisipasi bencana sejak dini, karakteristik seorang entrepreneur. Jangan biarkan kebanggaan dan sentimen mempengaruhikeputusan-keputusan Anda. Sebuah gagasan gagal, adalah pelajaran ada saat untuk bangkit kembali untuk mengejar target-target Anda berikutnya.

Babe Ruth, pemain baseball terkenal, tidak hanya mencetak 714 home run, namun dia juga pernah luput (strike out) 1330 kali.

Ray Meyer, pelatih bola basket legendaris di DePaul University telah memimpin timnya memenangkan 37 musim, kompetisi. Saat timnya kalah, setelah kemenangannya yang ke-29, dia ditanya bagaimana perasaannya. “Luar biasa!” katanya. “Sekarang kami dapat mengkonsentrasikan diri bagaimana memenangkan permainan daripada memikirkan kekalahan ini.”

Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandangkegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.

Untuk memicu kesiapan mental Anda, kita belajar dari cerita tentang seorang eksekutif IBM yang memiliki prospek cerah. Ia baru saja melakukan kesalahan transaksi yang merugikan perusahaan jutaan dollar. Thomas J. Watson, pendiri IBM, memanggil eksekutif muda itu ke kantornya. Spontan eksekutif itu berkata.

“Saya tahu Anda pasti meminta saya mengundurkan diri, bukan?”

”Anda tidak perlu cemas. Kami baru saja mengeluarkan jutaan dolar untuk mendidik Anda!” Begitu jawab Watson.

***

Perusahaan seperti milik kami harus menciptakan suasana di mana orang-orang tidak takut mengalami kegagalan. Ini berarti kami menciptakan sebuah organisasi dimana kegagalan tidak hanya ditoleri tetapi ketakutan dikritik karena menyampaikan gagasan bodoh juga dihilangkan. Jika tidak, maka banyak orang yang merasa cemas dan tidak nyaman. Dan gagasan-gagasan brilian yang sangat potensial tak akan pemah terucapkan dan tak akan pemah terdengar. Kegagalan masih bisa ditolerir selama itu tidak menjadi kebiasaan.

Michael Eisner, Walt Disney Corp.

Jadi? Ya, gagal bukan kiamat bisnis, tapi jangan kelewatan. Apalagi menjadi “kebiasaan”. Kerjakan yang mampu dilakukan, semakin terbatas sumber dana, Anda patut semakin bijaksana. fahami, kapan harus meminimalisasi kerugian.

Bila Jatuh, Cepatlah Bangkit

Di dunia kerja, yang disebut masalah sesungguhnya adalah kesempatan yang menunggu, dipungut.

Henry J. Kaiser

Bagi saya pribadi, krisis Asia telah berakhir pada saat dimulainya persaingan untuk mendapatkan hotel Regent Bangkok pada bulan Maret1999. Setelah melewati masa-masa sulit selama dua tahun sebelumnya, mendadak saya memutuskan mengikuti lomba balap Ferari di Perancis serta bersaing di ring dengan Goldman Sachs Co., salah satu bank investasi terbesar dunia.”

William E. Heinecke, konglomerat Thailand

Pembaca, saat banyak konglomerat bangkrut dan bank-bank mengalami kegagalan di Thailand, tujuh hotel milik Heinecke, restoran siap saji dan perusahaan lainnya terus berusaha keras keluar dari krisis serta berusaha mendulang keuntungan di tahun 1998. Meskipun banyak analis meramalkan tentang pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 dan menguji Baht Thailand, tidak banyak perusahaan yang bisa menandingi kemampuan kerja kelompok bisnis Heinceke.

Fantastis, hotel Heinecke mengalami kenaikan 24%, 246 restoran kelompok bisnisnya menarik lebih dari tak kurang dari lima juta pelanggan! Pada tahun 1997 kelompok perusahaan Heineke mengalami kerugian 1 milyar baht, tetapi setahun kemudian tiga perusahaannya yang telah go public, mendapatkan keuntungan bersih 500 juta baht, pada triwulan pertama tahun 1999, keuntungannya lebih banyak lagi.

Belum yakin, kegagalan, hanyalah sebuah tikungan tajam yang menuntut ”kendaraan” usaha, sedikit mengurangi kecepatan, lalu di depan, begitu melihat ”jalan mulus peluang”, Anda bisa menebusnya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Bisnis Heinecke di Thailand, saat ini benar-benar telah pulih.

Regent Bangkok, salah satu hotel terbesar di Asia, tingkat huniannya tetap tinggi. Saat itu, Regent di bawah kontrol beberapa perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan manajerial seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya di Thailand sehingga mereka berusaha untuk menjual saham Regent. Regent dimiliki oleh Rajadamri Hotel Company yang kemudian 32% sahamnya dimiliki oleh sebuah perusahaan Jepang yang telah bangkrut yang diwakili oleh sebuah bank Jepang yang cukup besar.

Masih ada lagi faktor lain yang lebih penting. Rajadamri Hotel Company juga memiliki 26% saham hotel bintang lima milik Heinecke, di Thailand Utara, Regent Chiang Mai. Heineke enggan menjualnya pada orang asing karena ia tak ingin ada orang asing menguasai tanah keramat itu. Bagi Heinecke, ikut ambil bagian dalam kepemilikan saham Regent Bangkok yang dijual pada awal tahun 1999 merupakan tindakan yang tepat, setelah sebelumnya ia sudah memiliki saham Regent hampir 29%.

Apa kata Heineke tentang pelintasan bisnisnya yang penuh tikungan di masa krisis ini?

“Ini adalah persaingan dimana saya harus mengeluarkan segala strategi dan kemampuan yang telah saya pelajari : mempercayai intuisi, menggunakan jaringan kerja kontrak yang mapan, menggunakan sejumlah pakar dan merencanakan strategi-strategi dalam situasi yang selalu berubah cepat jika diperhatikan, persaingan ini merupakan mikrokosmos semua strategi. Saya berusaha menguji kemampuan saya dengan lawan-lawan yang benar-benar tangguh. Goldman Sachs, salah satu grup investasi terkuat di dunia ini, merupakan pemegang saham individu terbesar Regent Bangkok, tapi itu tidak berarti bahwa mereka bisa berbuat sesuka hatinya. Saya kira bagi seorang yang tidak lulus perguruan tinggi, hasil seperti ini sudah cukup memuaskan”.

Bila Semuanya Gagal

Tekun, mengerahkan segenap daya, dan masih gagal juga. Apa yang harus kita lakukan?

Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda. Tetaplah berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau usaha baru yang mungkin belum terpikirkan.

Jangan terpaku pada karier dan keterampilan yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah berusaha dengan tabah dan mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa yang dinginkannya di bidang tersebut.

Banyak cara untuk mencapaitujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.

Saran kami, janganlah terlalu kaku mengatakan bahwa Anda tidak bisa berubah. Kami sendiri, kerap berubah seiring dengan perkembangan in put dan stimulasi kondisi di sekitar kami. Tanpa itu, bagaimana mungkin kami menyusun sebuah buku, memberi pencerahan bagi banyak orang?

Kadang kala dalam kehidupan kita terpaksa menekuni bidang usaha yang berlainan dan kita mesti menyesuaikan segalaketerampilan dan bakat yang tidak kita peroleh dari bidang-bidang usaha di masa lalu. Lalu? Salurkan kekuatan itu di bidang usaha yang baru. Mungkin, kita dipaksa mempelajari keterampilan baru, sebagai konsekuensi menghadapi tantangan serba-baru itu.

Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali dari kehancuran PD II untuk menjadi pengusaha ekonomi yang unggul saat ini? Dulu, produk Jepang sempat dinilai murahan, tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang, sulit bagi kita untuk hidup tanpa barang-barang buatan Jepang di dalam rumah kita. Ini tidak hanya berlaku di Negara kita saja, tetapi bahkan di seluruh dunia.

Orang-orang Jepang tidak menciptakan mobil. Tidak juga kamera, kulkas, televisi, AC, mesin cuci, penghisap debu, film atau system perangkat audio berkualitas tinggi. Mereka tidak menciptakan banyak benda. padahal yang mereka lakukan ”hanyalah” meniru.

Hakikat :peniruan ala Jepang”, sarat pesan penting bagi calon entrepeneur. Di sana ada proses penyempumaantanpa kenal lelah, sampai akhirnya ”tiruannya” lebih baik dari aslinya! Mereka menggunakan ”kreativitas” untuk menyempumakan barang yang sudah ada. Tak ada yang membantah, Jepang meraih suksesnya. Kultur entrepreneurship tumbuh subur di sana, menyebar menguasai dunia.

Jika Anda menyadari bahwa Anda tidak berhasil mencapai tujuan Anda pada suatu pekerjaan di mana Anda telah dilatih untuk melakukannya, latihlah atau lengkapi diri Anda dengan pekerjaan yang memberi peluang meraih yang lebih baik di masa depan. Janganlah gantungkan diri Anda pada satu keterampilan saja. Sebagai manusia, Tuhan memberi kita kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru dan menerjuni bidang usaha lain. Jangan ”hidup-mati” Anda gantungkan pada satu bidang saja. Orang lain bisa sukses. Anda tentu juga bisa. hanya saja, ada yang lekas tercapai, ada yang masih berliku.

”Jangan malu karena gagal, …seperti Christopher Colombus.”

”Ketahuilah apa yang akan Anda lakukan, lakukanlah dan jangan menunda kembali. Jika Anda membuat kesalahan, buatlah kesalahan yang hebat. Seperti orang yang sampai di persimpangan jalan dan bertanya,”Arah manakah yang perlu saya tuju, arah sana atau sini?” Pergi saja! Pilih satu arah dan pergilah. Unsur masa itu pasti ada. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat yang wajar.”

Gum Rutt

Tengok kiri-kanan Anda. Produk Cina, membanjiri negeri ini. Bayangkan, seperti apa sepuluh atau duapuluh tahun yang akan datang? Akankah ini kita terima sebagai ”keharusan ekonomi”? Tidakkah Anda mulai berpikir hal yang sebaliknya? Anda bisa!


Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001: 2000, MBNQA, dan HACCP


artikel perdana bulan november 1999…

MENGENAL ISO 9000


ISO 9000

ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9000 diawasi oleh ISO, sebuah organisasi internasional di bidang standarisasi, dan dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi.

ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9000 diawasi oleh ISO, sebuah organisasi internasional di bidang standarisasi, dan dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Untuk sebuah pabrik, beberapa persyaratan dalam ISO 9001 (salah satu standar dalam ISO 9000) adalah:

  • Adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis;
  • Adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan produk-produk berkualitas;
  • Tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;
  • Adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan;
  • Secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.

Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label “ISO 9001 Certified” atau “ISO 9001 Registered”.

Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut.

Walaupan standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas.

Kumpulan Standar dalam ISO 9000

ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:

  • ISO 9000:2005 – Quality Management Systems – Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan daftar bahasa dan istilah dalam kumpulan ISO 9000.
  • ISO 9001:2000 – Quality Management Systems – Requirements: ditujukan untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.
  • ISO 9004:2000 – Quality Management Systems – Guidelines for Performance Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan masukan saja.

Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO 9000, dimana banyak juga diantaranya yang tidak menyebutkan nomor “ISO 900x” seperti di atas. Beberapa standar dalam area ISO 10000 masih dianggap sebagai bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai contoh ISO 10007:1995 yang mendiskusikan Manajemn Konfigurasi dimana di kebanyakan organisasi adalah salah satu elemen dari suatu sistem manajemen.

ISO mencatat “Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi fakta bahwa terdapat banyak sekali bagian dalam kumpulan standar ISO 9000 … Suatu organisasi akan meraup keuntungan penuh ketika standar-standar baru diintegrasikan dengan standar-standar yang lain sehingga seluruh bagian ISO 9000 dapat diimplementasikan”.

Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan menjadi ISO 9001. Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan bahwa dirinya “ISO 9000 Registered” biasanya merujuk pada ISO 9001.

ETIKA AKADEMIS


RESUME BUKU

Etika Akademis by Prof. Dr. Hasan Asari, MA

ETIKA AKADEMIS DALAM ISLAM

A.PENDAHULUAN

Etika dikenal dalam bahasa Arab sejak pra-Islam yaitu adab atau  jamak. Pemaknaannya berkembang seiring evolusi kultural bangsa Arab. Pemaknaan dari kata adab mengimplikasikan suatu kebiasaan, norma tingkah laku praktis. Unsur utama etika ialah muatan nilai baik dan kelanggengan melalui pewarisan antar generasi. Pesatnya perkembangan peradaban islam mendorong munculnya rumusan etika yang secara spesifik dipandang berlaku pada profesi atau aktivitas tertentu dengan ruang lingkup lebih luas ketimbang profesi kependidikan. Adab ialah humanisme, dimaknai dengan pengetahuan yang membawa kepada budaya intelektual yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang berkualitas. Umumnya etika akademis mengikuti tradisi zaman dan tidak ada kekhususan. Keutamaan ilmu dan ahli ilmu pengetahuan ( fadl al-‘ilm wa-ahlihi ) dibahasa dengan dasar argumentasi al-Quran dan hadis naqli.

  • STRUKTUR LITERATURE ETIKA AKADEMIS

Umumnya pendahuluan kitab etika akademis mengikuti tradisi zaman dan tidak ada kekhususan. Karya bidang ini mulai dengan pujian kepada Allah diiringi salawat kepada Rasulullah, dengan masing-masing berbeda panjang dan gaya bahasa. Beberapa karya mengawali tulisan dengan pujian dan salawat pendek. Namun tak jarang dijumpai untaian panjang pujian dan salawat yang sastrawi.

  1.  Pendidikan Islam Fase Mamluk

Penerjemahan selalu identik ilmu Yunani yang masuk dalam peradaban islam klasik. Sisi lain, umat islam giat mengembangkan cabang ilmu pengetahuan keislaman. Sisi lain berkembang ilmu filsafat, kedokteran, matematika dan lainnya.

  • Kode Etik Personal

Seorang ilmuwan memiliki basis etika akademis. Rangkaian etika membentuk kepribadian ilmuwan yang memberinya kapasitas menjalankan fungsi. Terdapat dua belas poin etika yang menjadi kepribadian ilmuwan yang baik. Salah satunya, ilmuwan senantiasa dekat dengan Allah sendirian maupun bersama orang lain. Memilihara kepatuhan kepada Tuhan dalam segenap gerakan dan diam, perkataan dan perbuatan. Memilihara amanah ilmu pengetahuan dan kecerdasan, serta pemahaman yang diberikan kepadanya.

  • Kode Etik dalam Mengajar

Ilmuwan membersihkan diri dari hadas dan kotoran, merapikan diri, serta mengenakan pakaian bagus. Ini dimaksudkan untuk memuliakan ilmu pengetahuan dan agama, bukan maksud lain. Lalu hendaknya duduk pada posisi yang bisa dilihat seluruh yang hadir. Menetapkan posisi berdasarkan pengetahuan, usia, kesalehan, dan kemuliaan. Ilmuwan hendak membaca ayat al-Quran agar berkah, mendoakan diri sendiri, hadirin, dan kaum muslimin. Bertujuan mendirikan dan menyediakan waqaf bagi lembaga tercapai. Mengajarkan beberapa disiplin ilmu dalam sehari, maka harus mendahulukan yang lebih mulia dan lebih penting.

  • Kode Etik Personal Sang Murid

Murid membersihkan hati dan kotoran, sifat buruk, aqidah keliru, dan akhlak tercela. Dengan bersih hati orang menerima ilmu pengetahuan, menyerap pengertian dan rahasia halus yang diteriman dari guru sepanjang belajar. Meluruskan niat, menyinari hati dan mengasah batin dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya. Meniatkan bahwa menuntut ilmu adalah untuk mengenal perintah dan larangan Allah lalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Menghargai waktu dengan cara mencurahkan pehatian sepenuhnya bagi urusan menuntut ilmu pengetahuan.

SUMBER             : Prof. Dr. Hasan Asari, MA Etika Akademis dalam Islam Tiara Wacana: 2008

KOMPETENSI DAN KARAKTERISTIK GURU PROFESIONAL


Etika profesi marak jadi perbincang an

A.      Profesionalisme guru

Profesionalisme berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berpadu pada keahlian yang diperoleh dari pelatihan dan pendidikan yang intensif. Profesionalisme itu sendiri dapat berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesionalitas guru dapat berarti guru yang profesional, yaitu seorang guru yang mampu merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar dan memanfaatkan hasil penilaian kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya dalam penyempurnaan proses belajar mengajar.

UU guru dan dosen merupakan suatu ketetapan politik bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-hak sekaligus kewajiban profesional. Dengan itu diharapkan pendidik dapat mengabdikan secara total pada profesinya dan dapat hidup layak dari profesi tersebut. Dalam UU guru dan dosen bahwa seorang:

  1. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran.
  2. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana S1 yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru dan dosen
  3. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik,
  4. kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

B.      Konsep Terkait Profesionalisme

Untuk meningkatkan profesionalisme guru maka seorang guru harus mengikuti program pendidikan profesi untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kompetensi, khususnya terkait dengan kompetensi pendidikan. Guru yang mengikuti program pendidikan profesi tentu akan mengalami peningkatan kompetensi kesadaran atas profesinya itu.

Terdapat lima hal yang berkenaan dengan profesionalisme yaitu sebagai berikut:

  1. Profesi

Yaitu jabatan atau pekerjaan yang bersifat profesional, dan jabatan atau pekerjaan itu hanya dikerjakan oleh orang yang dipersiapkan melalui pendidikan khusus.

  • Profesional

Performan seorang yang diwujudkan untuk kerja sesuai dengan profesi yang disandangnya dan diakui secara formal maupun nonformal.

  • Profesionalisme.

Merupakan sikap mental yang diwujudkan dalam bentuk komitmen dan integritas diri seorang pemangku jabatan atau pekerjaan dalam meningkatkan kualitas profesionalnya.

  • Profesionalitas.

Kualitas sikap mental seorang pemangku jabatan atau pekerjaan terhadap profesinya termasuk derajat pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya.

  • Suatu proses menuju perwujudan dan peningkatan profesi dalam upaya memenuhi kriteria sesuai dengan standar yang ditetapkan.

C.      Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk itu diperlukan pengembangan keprofesian berkelanjutan yaitu pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan evaluasi, refleksi yang didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, keterampilan.

Prinsip-prinsip pengembangan keprofesian berkelanjutan:

  1. Harus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari yang berorientasi kepada keberhasilan peserta didik.
  2. Sikap guru berhak mendapat kesempatan dan wajib mengembangkan diri secara teratur sesuai dengan kebutuhan pengembangan profesinya.
  3. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan dengan minimal jumlah jam pertahun.

 

a.       Kompetensi pedagogi

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kemampuan yang perlu dimiliki guru berkenaan dengan kompetensi pedagogik adalah:

  1. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial dan intelektual.
  2. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
  3. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
  4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. 
  5. Memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam kegiatan pengembangan yang mendidik.
  6. Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
  7. Berkomunikasi secara efektif
  8. Melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar.
  9. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b.      Kompetensi kepribadian

Kemampuan kepribadian yang stabil, dewasa, menjadi teladan bagi peserta didik. Dengan demikian seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Kriteria kompetensi yang melekat pada kompetensi kepribadian adalah:

  1. Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum.
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia bagi peserta didik.
  3. Menampilkan diri sebagi pribadi yang mantap, stabil, berwibawa.
  4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

 

c.       Kompetisi sosial

Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria kompetensi yang melekat pada kompetensi sosial guru meliputi:

  1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras dan status sosial ekonomi.
  2. Berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua.
  3. Beradaptasi di tempat yang beragam sosial budaya.
  4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulis atau bentuk lain.

 

d.      Kompetensi professional

Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan terintegrasikannya konten pembelajaran dengan penggunaan TIK dan membimbing peserta didik memenuhi Standart Nasional Pendidikan.

Krieria kompetensi yang melekat pada kompetensi profesional meliputi:

  1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir ke ilmuwan yang mendukung materi pelajaran yang diampu .
  2. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan.
  3. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.
  4. Menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
  5. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
  6. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan.
  7. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

D.CITRA, KOMITMEN DAN TUGAS GURU PROFESIONAL

2.1. Citra guru professional

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik.

2.2. Pengertian citra guru professional

Citra diartikan sebagai gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki mengenai orang banyak, mengenai pribadi, organisasi atau produk, kesan mental yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa untuk dievaluasi. Dalam sistem pendidikan, guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pendidikan.32 Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru digambarkan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dalam mengembangkan potensinya dan dalam pencapaian tujuan pendidikan baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.33 Dapat disimpulkan guru adalah orang yang mengajari atau mendidik orang lain. Baik di lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal, bahkan di lingkungan keluarga sekalipun sebab orang tua adalah pendidik utama bagi anak. Guru profesional adalah guru yang menguasai betul tentang selukbeluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. 34 Ditambah lagi dia telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjaan ini maka sudah tentu hasil usahanya akan lebih baik. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di tengah masyarakat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari sikap dan perilaku profesionalisme yang terlihat dari bagaimana memberikan pelayanan, keteladanan di tengah masyarakat. Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang menyenangkan.

2.3. Citra guru dalam masyarakat tradisional

Profesi guru merupakan suatu profesi yang terhormat di mata masyarakat. Karena guru merupakan suatu profesi yang paling tua di dunia. Guru telah menorehkan tapak sejarah yang begitu mendalam bagi kehidupan masyarakat. Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampai kini masih hidup di tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Di kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan panggilan tuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat terhadap profesi guru. Masyarakat pedesaan umumnya menganggap profesi guru sebagai profesi orang suci (saint) yang mampu memberi pencerahan dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar masyarakat tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa guru adalah profesi yang tidak pernah mengeluh dengan gaji yang minim, profesi yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan profesi yang bangga dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa.

2.4. Citra Guru dalam Masyarakat Modern

Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan keterampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi. Guru pada sejumlah negara maju sangat dihargai karena guru secara spesifik:

  1. Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelola pendidikan.
  2. Memiliki ketajaman pemahaman dan kecakapan intektual, cerdas emosional dan sosial untuk membangun pendidikan yang bermutu.
  3. Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual dan efektif untuk membangun humanware (SDM) yang unggul, bermartabat dan memiliki daya saing.

Keunggulan mereka adalah terus maju untuk mencapai yang terbaik dan memperbaiki yang terpuruk. Mereka secara berkelanjutan (sustainable) terus meningkatkan mutu diri dari guru biasa ke guru yang baik dan terus berupaya meningkat ke guru yang lebih baik dan akhirnya menjadi guru yang terbaik, yang mampu memberi inspirasi, ahli dalam materi, memiliki moral yang tinggi dan menjadi teladan yang baik bagi siswa. Di negara kita, guru yang memiliki keahlian spesialisasi harus diakui masih langka. Walaupun sudah sejak puluhan tahun disiapkan, namun hasilnya masih belum nampak secara nyata. Ini disebabkan karena masih cukup banyak guru yang belum memiliki konsep diri yang baik, tidak tepat menyandang predikat sebagai guru, dan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan keahliannya (mismatch). Semuanya terjadi karena kemandirian guru belum nampak secara nyata, yaitu sebagian guru belum mampu melihat konsep dirinya (self 31 concept), ide dirinya (self-idea), dan realita dirinya (self-reality). Tipe guru seperti ini mustahil dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Dengan demikian, para guru dituntut tampil lebih profesional, lebih tinggi ilmu pengetahuannya dan lebih cekatan dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi. Artinya, guru mau tidak mau dan dituntut harus terus meningkatkan kecakapan dan pengetahuannya selangkah ke depan lebih dari pengetahuan masyarakat dan anak didiknya. Dalam kehidupan bermasyarakat pun guru diharapkan lebih bermoral dan berakhlak daripada masyarakat kebanyakan.

2.5. faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru

Bebrapa faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru yaitu:

a. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan

b. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru

c. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru.

2.6. Komitmen guru profesional

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional maupun instruksional. Peran strategis tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menempatkan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sekaligus sebagai agen pembelajaran. Sebagai tenaga professional, pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Selain harus mempunyai kualifikasi seperti yang telah disebutkan di atas, seorang guru harus mengetahui dan mematuhi berbagai komitmen apa saja yang harus dilakukannya sebagai seorang guru profesional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen merupakan suatu perjanjian untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kontrak. Kata komitmen berasal dari Bahasa Inggris yang berarti keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah yang diyakininya. pengertian dari komitmen guru profesional merupakan suatu keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung jawab serta sikap responsif dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam komitmen tersebut terdapat beberapa unsur lain di antaranya yaitu kemampuan memahami diri dan tugasnya, pancaran sikap batin (kekuatan batin), kekuatan dari luar, dan tanggap terhadap perubahan. Unsur-unsur inilah yang nantinya akan melahirkan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang menjadi komitmen seseorang, sehingga tugas tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Macam-macam komitmen guru professional

  1. Komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit sosial.
    1. Komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah.
    1. Komitmen terhadap siswa-siswi sebagai individu yang unik.
    1. Komitmen untuk menciptakan pengajaran yang bermutu

Ciri-ciri komitmen guru professional

  1. Tingginya perhatian terhadap siswanya.
  2. Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan.
  3. Bekerja sebanyak mungkin untuk orang lain.

Tugas dan fungsi guru professional

Guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Adapun tugas pokok guru yang profesional dibagi menjadi 3 bagian, 3 bagian tersebut ialah: 1. Tugas guru dalam bidang profesi 2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan 3. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan.

Guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Adapun tugas pokok guru yang profesional dibagi menjadi 3 bagian, 3 bagian tersebut ialah: a). Tugas guru dalam bidang profesi b). Tugas guru dalam bidang kemanusiaan c). Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan

D.      KODE ETIK, SUPERVISI DAN KUALIFIKASI BAGI GURU

3.1. Kode etik guru

Kode etik suatu profesi merupakan norma-norma yang harus diindahkan dan diamalkan oleh setiap anggotanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Memberikan pedoman bagi setiap prinsip profesionalitas, sebagai saran kontrol sosial bagi masyarakat dan mencegah campur tangan pihak di luar tentang etika dalam keanggotaan profesi. Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dengan mengikat para anggotanya, lazimnya dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksinya berupa sanksi moral. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional, guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan, guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar, guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan, guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya, guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial, guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian, dan guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

3.2. Supervisi pendidikan

Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Di sini supervisi diharapkan membawa dampak perkembangan. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerja sama, prinsip konstruktif dan kreatif. Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Teknik supervisi yang bersifat kelompok, teknik individual dalam supervisi, perilaku supervisor yang diharapkan, diskusi panel, seminar sebagai sarana pendalaman berbagai masalah pembelajaran, demonstrasi mengajar.

3.3. Klasifikasi pembinaan guru

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI Pasal 42 dinyatakan bahwa:

(1) Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Pendidikan untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. (3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

E.SERTIFIKASI, ORGANISASI DAN ETIKA GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM

4.1. Sertifikasi guru

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat berbentuk ijasah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, loka karya, dan simposium. Namun, sertifikat kompetensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru dikenakan baik pada calon guru lulusan LPTK, maupun yang berasal dari perguruan tinggi non kependidikan (bidang ilmu) tertentu yang ingin memilih guru sebagai profesi. Lulusan dari jenis perguruan tinggi non kependidikan, sebelum mengikuti uji sertifikasi dipersyaratkan mengikuti program pembentukan kemampuan mengajar di LPTK. Di samping itu, agar fungsi penjaminan mutu guru dapat dilakukan dengan baik, guru yang sudah bekerja pada interval waktu tertentu (10-15 tahun), dipersyaratkan mengikuti program resertifikasi.

4.2. Dasar hukum sertifikasi guru

Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tanda professional. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi professional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikasi kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Tujuan atau ruang lingkup Sertifikasi

Ada kebutuhan untuk mengurai benang kusut masalah reaksi sosial guru dan tenaga kependidikan dalam menyikapi kebijakan uji sertifikasi. Bahkan lebih jauh, wacana ini akan berusaha membantu memetakan kembali mengenai proses atau dampak sosial dari penyelenggaraan sertifikasi profesi. Hal ini perlu dilakukan, terkait dengan silang reaksi atau ketidakjelasan makna di balik penyelenggaraan sertifikasi profesi. Di sisi normative atau perspektif pemerintah, pelaksanaan sertifikasi profesi adalah bentuk:

  1. kesungguhan pemerintah dalam mengimplementasikan peraturan perundangundangan yang berlaku,
  2. bentuk nyata pengakuan pemerintah terhadap profesi guru dan dosen atau tenaga kependidikan.

Sertifikasi guru menunjukkan upaya nyata pemerintah dalam peningkatan kualitas guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar dinilai kualitas diri dan kinerjanya. Dengan cara ini, diharapkan dapat diketahui kelayakan seseorang menyandang predikat sebagai guru professional. Dalam hal ini, program sertifikasi yang diterapkan pemerintah selain untuk meningkatkan kualitas kompetensi seorang guru, dan ini yng paling utama, juga untuk meningkatkan kesejahteraan hidup guru.

4.3. Organisasi profesi

Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi saling ketergantungan antara individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yang bersifat umum dan hubungan kerjasamanya telah diatur sesuai denagan struktur yang telah ditentukan. Sedangkan profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status sosial, dan otonomi lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Hal ini terwujud dalam kewenangan para anggota profesi dalam mengatur diri mereka, menentukan standar mereka sendiri, mengatur bagaimana dan apa syarat bergabung ke dalamnya, serta mengatur standar perilaku para anggotanya. Ketentuan-ketentuan dan standar ini dibakukan dalam suatu kode etik professional yang dibuat oleh asosiasi atau organisasi profesi.

Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah. Sedangkan jabatan profesi adalah suatu sebutan yang didapat seseorang setelah mengikuti pendidikan, pelatihan keterampilan dalam waktu yang cukup lama dalam bidang keahlian tertentu. Oleh karena itu sebagai pendidik harus mampu meningkatkan keahliannya menjadi seorang guru professional salah satunya melalui organisasi profesi baik dengan mengikuti apa yang menjadi peraturan dari organisasi atau dengan cara melalui diri sendiri salah satunya dengan cara mengikuti kegiatan, pendidikan, penelitian, dan lain sebagainya.

Etika guru dalam pendidikan islam

Pentingnya etika adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh seorang calon pendidik sebelum mendidik yaitu adalah belajar etika atau adab, banyak sekali atsar yang menerangkan bahwa para salaful ummah mengatakan “belajar adab kemudian belajar ilmu” hal ini menuturkan akan pentingnya etika dalam belajar dan mengajar.100 Kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahiran yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesi tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semua dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan hanya akan berakhir dengan tidak adanya lagi kepedulian maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite professional ini.

SUMBER :Dr. Umam Sidiq, M.Ag, Etika dan Profesi Keguruan STAI Muhammadiyah Tulungagagung2018

lain.

PEMIMPIN DAN PERUBAHAN


Oleh ahmad kurnia

(Dosen STBA JIA Bekasi)

A.Pendahuluan

            Perubahan sudah menjadi kata kunci dalam bisnis dan organisasi pada masa kini. Situasi persaingan pasar yang semakin dinamis, kemajuan teknologi yang pesat, permintaan dan selera pasar yang cepat sekali berubah, kesemuanya itu membawa organisasi kepada situasi yang tidak mudah diramalkan.

         Akibatnya, untuk menghadapi perihal tersebut, organisasi juga melakukan bahan internal seperti restrukturisasi, transformasi bisnis, dan sebagainya. Bahkan, kemampuan untuk mengelola perubahan menjadi sebuah kunci kesuksesan penting dalam persaingan bisnis saat ini. Dalam perspektif ini, organisasi lebih bersifat proaktif perubahan yang berkesinambungan di dalam organisasi dilakukan untuk mengantisipasi perubahan eksternal, serta menjamin keberhasilan perusahaan dalam melalu proses perubahan tersebut.

Perubahan di dalam organisasi dapat terjadi secara terencana maupun tidak. Perubahan yang terencana, dipersiapkan dengan matang dan memang disengaja. Organisasi yang ingin merampingkan strukturnya agar in berekspansi dengan melakukan merger, eksibel, atau yang ing buasanya akan mempersiapkan din terhadap perubahan yang akan terjadi. šementara itu perubahan yang tidak terencana biasanya terjadi secara mendadak dan menimbulkan akibat yang tidak diperkirakan sebelumnya.

              Pasar modal yang guncang dan kebijakan pemerintah yang ekstrem, adalah beberapa contohnya.

Keterkaitan antara karakteristik perubahan dan karakteristik kepemimpinan.

a. Perubahan organisasi hampir selalu melibatkan perubahan struktur kerja.

b. Proses dan dinamika perubahan organisasi yang rumit dan kompleks, sering kali mengaburkan arah dan tujuan awal.

c. Kondisi hilangnya struktur kerja dan berkurangnya kejelasan arah, bisa membuat situasj menjadi tidak beraturan dan tidak terkendali.

d. Pada saat kompleksitas dan kesulitan memuncak, ada kalanya para pelaku perubahan mengalami ketegangan psikologis.

B. Pemimpin Dan Perubahan

Pemimpin adalah titik kunci dalam keberhasilan perubahan organisasi, bahkan ada kalanya pemimpin adalah perubahan itu sendiri. Sifat perubahan dan sifat kepemimpinan saling membutuhkan dan melengkapi.

Kepemimpinan tidak mungkin berjalan steril dari konteks sosial budaya. Konteks budaya dari mana seorang pemimpin berasal dan di mana ia berkarya, tidak dapat diabaikan. Budaya tempat pemimpin dibesarkan, akan membekalinya dengan nilai, norma, dan kebiasaan yang akan mengarahkan cara pikir, cara merasa, dan cara berperilaku- nya. Budaya tempat pemimpin berkarya juga memiliki nilai, norma dan aturan kebiasaan yang menuntut pola perilaku tertentu. Keberhasilan pemimpin dalam mengelola bawahannya sangat bergantung dari seni menyeimbangkan kedua faktor budaya tersebut, terutama jika keduanya berbeda jauh.

Dari khazanah pemikiran Indonesia, seorang pemimpin Indonesia biasanya akan menjalankan perannya secara komprehensif, yaitu ber- jalan di depan dengan mengarahkan dan menjadi panutan, dekat dengan bawahan sambil memotivasi, dan berada di belakang untuk memberi dukungan. Faktanya, pemimpin Indonesia dikenal dengan kemampuannya untuk menciptakan iklim kerja yang menyenang kan, memberi perhatian personal, dan kesediaan untuk melibatkan bawahan.

Keberhasilan kepemimpinan juga terkait erat dengan ekspektansi bawahan. Harapan bawahan akan pemimpin yang baik menentu- kan kredibilitas pemimpin. Sembilan aspek diharapkan muncul dari pemimpin oleh bawahannya, yaitu berambisi, broad-minded penuh perhatian, kompeten, kooperatif, berani, dapat diandalkan, gigih, dan adil. Harapan ini relatif menetap sepanjang waktu. Faktor budaya juga memengaruhi hal-hal yang dipertimbangkan bawahan untuk me- nentukan kredibilitas pemimpinnya. Dalam konteks Indonesia, harapan akan pemimpin dalam perubahan mengerucut pada lima hal, yaitu adanya komitmen, konsistensi, arahan yang jelas, trust pada bawahan, dan adanya panutan.

Organisasi harus menyiapkan pemimpinnya secara terencana dan sistematis. Alih-alih berpikir bahwa seorang pemimpin akan muncul dengan sendirinya pada saat dibutuhkan, jauh akan lebih konstruktif jika berpikir bahwa pemimpin sudah siap saat perubahan membutuh- kannya. Selain itu, dengan pengembangan talenta kepemimpinan yang baik, organisası akan menghasılkan pemimpin yang mengadopsi nilai- nilai perusahaan. Jika para pemimpin organisasi memiliki nilai dan persepsi yang sama, maka ayunan langkah perubahan pun akan lebih seirama dan lebih menjamin keberhasilan. Studi yang dilakukan penulis mengindikasikan pentingnya program pengembangan kepemimpinan organisasi, dengan memerhatikan dua hal di bawah ini:

1. Selain menghasilkan orang-orang kompeten di bidangnya, progran pengembangan kepemimpinan di perusahaan hendaknya juga mengasah keterampilan interpersonal. Kemampuan memotivasi dan mengembangkan hubungan positif dengan anak buah, tampak- nya banyak dituntut dari pemimpin di Indonesia. Hal ini tidak bisa dipelajari semata-mata dari pelatihan di dalam kelas. Cara paling efektif adalah melalui on the job training Sistem mentoring dijalankan dengan sistematis yang memungkinkan terjadinya pro- ses coaching dan role modeling secara maksimal. Meski sudah dilakukan, tetapi belum banyak perusahaan di Indonesia yang menjalankan secara sistematis dan konsisten.

2. Kepekaan terhadap pengaruh budaya kepada pemimpin, dapat difokuskan pada pemahaman budaya asal pemimpin, serta pengenalan budaya konteks tempat bekerja. Latihan-latihan self-awareness sebagai aspek kepemimpinan diri ini sudah cukup dikenal. Namun demikian, akan lebih baik jika dalam latihan ini juga dimasukkan komponen own-culture awareness, yang bertujuan ka wawasan pemimpin terhadap bias dan asumsi budaya asalnya, yang dapat menjadi kendala efektivitas kepemimpinan nya. Dengan kesadaran kritis tentang budaya asal dan pengaruhnya terhadap diri, sang pemimpin dapat melangkah untuk memahami konteks budaya organisasi atau bawahan yang akan dipimpinnya. Hal ini akan menjadi sangat penting, jika ada seorang pemimipin ditugaskan ke dalam konteks budaya yang berbeda.

C.DINAMIKA PROSES PERUBAHAN

Menggalang komitmen dari pemilik perusahaan adalah langkah kunci untuk memulai perubahan. Pemilik perusahaan yang dimaksud adalah owner dan para pemegang saham. Jika ide perubahan bukan datang dari mereka melainkan dari eksekutif, maka seni mengelola pemilik perusahaan menjadi kunci penting untuk mendapatkan komitmen dan dukungan pemilik.

Keberhasilan mendapatkan dukungan untuk ide perubahan, lebih di- tentukan oleh kemampuan pemilik ide untuk ‘menjual’ ide perubahan, daripada substansi ide itu sendiri. Kreativitas, kecerdikan, dan keterampilan persuasi menjadi kunci untuk menemukan ‘jalan masuk yang pas dalam menjual ide.

Saat ide sudah diterima dan dukungan didapatkan, pemilk ide perubahan tidak boleh berpuas diri. Selanjutnya, ekspektasi pemilik harus dikelola agar ealistis, sehingga kesalahpahaman dengan eksekutif dapat dihindarkan. Untuk melakukannya, adalah hal yang penting untuk memberikan informasi mutakhir mengenai kemajuan proses perubahan, serta melibatkan pemilik sepanjang jalannya proses perubahan.

Minimalkan resistensi dan konflik yang tidak perlu dengan pemilik, di tahap awal perubahan. Untuk itu, pandai-pandailah mengemas erubahan melalui branding yang tepat. Misalnya dengan penggunaan istilah yang lebih positif.

Dalam studi ini ditemukan bahwa waktu dan energi yang dialokasi- kan pada tahap penggalangan dukungan pemilik, cukup mendominasi dibandingkan kedua tahap lainnya (lihat model). Hasil ini terkonfir- masi lewat diskusi kelompok dengan responden setelah pengambilan data. Tampak jelas bahwa dukungan pemilk sangat berperan penting bagi keberhasilan perubahan secara keseluruhan, dibandingkan dengan dukungan dari peer (kolega) dan karyawan. Hasil ini menarik, karena cukup khas untuk konteks masyarakat Indonesia. Jika dibandingkan dengan data dari masyarakat Amerika Serikat dan Eropa, tahap peng- galangan dukungan dari pemilik, rekan sejawat (peer), dan karyawan, dilakukan dengan proporsi yang cukup imbang. Gambaran ini selaras dengan pandangan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang hierarkis (Hofstede, 2001) dengan ekspektasi kuat terhadap peran pemimpin yang mengarahkan (House dkk, 2004). Dengan demikian, dukungan pemimpin menjadi kunci.

Menyadari hal ini, organisasi dapat memupuk komunikasi dua arah sedini mungkin antara pemilik (owner dan pemilik saham) dengan eksekutif. Adanya komunikasi dua arah seperti ini lebih memungkin- kan munculnya trust pada kedua belah pihak, sebagaimana mengemuka dalam studi Murnyati T. (2008). Saling memercayai yang ditandai oleh pengenalan yang baik (ingat: tak kenal maka tak sayang), dan difasilitasi oleh komunikasi yang efektif, merupakan kunci sukses dalam menjalin relasi antarorang Indonesia. Berinvestasi pada trust adalah langkah strategis untuk proses perubahan, karena membuahkan penyamaan persepsi dan mengurangi konflik serta friksi personal.

D. KEPEMIMPINAN PERUBAHAN

Belajar dan berubah adalah dua hal yang berkaitan erat. Oleh karenanya, pemimpin perubahan harus mengembangkan minat dan semangat bela jar tanpa henti. Belajar dimulai dari diri sendiri. Jadi, setiap pemimpin harus memastikan bahwa ia mampu belajar hal yang akan diubah, baru memulai mengajak orang lain berubah.

Kualitas belajar yang baik dimunculkan dalam keunggulan teknis (technical excellence). Setidaknya, para pemimpin harus menguasai hard skill dari bidangnya masing-masing atau mempelajarinya dengan cepat. Biasanya ditunjukkan melalui penguasaan proses bisnis, data, ataupun proses operasional lapangan. Penguasaan ini juga mencakup perkembangan pengetahuan atau teknologi termutahir dalam bidang- nya. Pemimpin dengan keunggulan teknis biasanya lebih mudah untuk memperoleh legitimasi dari bawahannya karena dipandang kompeten.

Pemimpin yang baik memandang proses belajar sebagai proses adap- tasi terhadap perubahan. Kebutuhan pengembangan bisnis tidak jarang membuat pemimpin harus belajar bidang yang baru sama sekali dengan cepat. Untuk itu dibutuhkan kapasitas intelektual yang memadai di samping fleksibilitas dan kemauan untuk belajar.

Pada akhirnya, kebiasaan untuk selalu belajar membantu pemimpin untuk melakukan kalkulasi risiko dan mengambil keputusan-keputusan bisnis yang berani.

Organisasi dapat memfasilitasi para pemimpinnya untuk selalu mau belajar dengan penyediaan materi dan teknologi belajar yang memadai. Proses belajar orang dewasa ditandai dengan peluang peserta didik untuk lebih aktif dan proses belajar yang dua arah. Organisasi dapat mendukung melalui sistem job assignment yang dikombinasi dengan mentoring dan peer discussions, Adanya sharing dan diskusi dengan peer ditambah masukan dari mentor niscaya akan mengembangkan semangat dan minat belajar dari pemimpin perubahan.

Faktor komunikasi menjadi topik kunci untuk keberhasilan pemimpin perubahan. Perubahan harus dikomunikasikan sejelas mungkin sejak tahap sosialisasi, sepanjang implementasi, dan saat evaluasi perubahan. Komunikasi yang baik dapat membangun kekompakan kelompok, meminimalkan resistensi perubahan, membangun komitmen, dan mendorong motivasi kerja karyawan. Pengaruhnya akan terlihat dalam produktivitas dan iklim kerja yang positif. Tak pelak lagi, pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik jka ingin berhasil menjalani perubahan.

E. Mengelola Perubahan, Mengelola Manusia

Terasa sekali pentingnya peranan pengelolaan manusia pada saat per- ubahan di mata para pemimpin. Hal ini diamini oleh responden penelitian maupun peserta diskusi kelompok kami, baik dalam konteks perusahaan nasional maupun multinasional. Dalam Model Dua Sisi Mata Uang, hal ini ditunjukkan dari dominannya sisi Peran Kepemimpinan Perubahan (Change Leadership) dibandingkan sisi Dinamika Proses Perubahan (Strategic Change).

Gambaran yang mengemuka adalah, keberhasilan perubahan lebih ditent- kan oleh seni memimpin daripada ketajaman strategi perubahan. Meskipun umumnya inisiatif perubahan berskala besar diawali oleh perencanan, tetapi perencanaan ini tidak terlalu detail dan tajam. Langkah perubahan sudah dapat diayunkan tanpa perlu menunggu tuntasnya perencanaan. Namun demikian, seni memimpin yang berorientasi pada relasi antar-manusia tidak dapat ditawar harus hadir jika perubahan ingin berhasil.

Faktanya, tidak satu pun literatur manajemen dan Psikologi organisasi Barat yang menegasikan pentingnya pemimpin untuk mengelola sumber daya manusia saat perubahan berjalan. Dari perspektif ini, dapat dikatakann hasil tersebut tidak terlalu khas Indonesia. Namun demikian, yang menarik adalah pada saat perubahan mengalami masa sulit, ke-20 pemimpin tersebut dengan cepat menelisik faktor manusia. Inilah kekhasan kepemimpinan di Indonesia. Alih-alih mengotak-atik strateg para pemimpin ini lebih terdorong untuk mengalokasikan waktu dan tenaganya guna mendorong atau memotivasi karyawannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada konteks Indonesia masa kini, keberhasilan mengelola manusia menjadi key success factor untuk mengelola perubahan. Fakta dan data juga menunjukkan bahwa tidak dapat disangkal, keterampilan dalam mengelola interaksi antarmanusia menjadi kekuatan utama bagi pemimpin Indonesia. Kekuatan ini terasah melalui kompleksitas interaksi yang terjadi dalam keseharian kehidupan organisasi mereka.

berfikir positif


          :

Ketika Anda bertindak sesuai dengan keinginan orang lain dan menekan keinginan sendiri, berarti Anda telah mengidentifikasikan sebagian diri Anda dengan diri orang lain. Anda membiarkan mereka memasuki dan mempengaruhi pemikiran Anda. Hal ini terjadi melalui invalidasi atau “ membuat orang lain merasa bersalah”.

Penilaian dan pemahaman yang salah terhdap ucapan dan pikiran Anda tentu saja akan terasa sangat mengganggu. Jika Anda mengabaikan perasaan sendiri dan yakin bahwa orang itu benar, berarti Anda mulai mengikuti keinginan mereka, bukan keinginan Anda sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa diri Anda sudah teridentifikasi dengan orang lain dan terpisah dari diri Anda yang sesungguhnya. Andalah yang bertanggung jawab atas pilihan yang Anda ambil.

Cara Mengatasi Invalidasi

Ada bermacam cara yang dapat digunakan orang lain untuk membuat Anda merasa sedih dan akhirnya menjadi lemah. Anda harus melihat kembali apa yang telah terjadi dan bertanya kepada diri sendiri pilihan seperti apa yang sudah anda ambil.

Pelajaran positif adalah wawasan yang Anda temukan saat menyadari bahwa Anda telah memilih satu arah dan bisa berbalik jika mau. Anda selalu memiliki pilihan.

Seseorang merasa tergantung pada suatu hubungan ketika merasa malu dan butuh kedamaian atau ketika dia takut diabaikan, ditolak atau merasa kesepian dan dipaksa menjadi mandiri. Sikap ketergantungan merupakan ketidakjujuran emosional yang muncul lantaran perasaan yang sesungguhnya ditekan dan digantikan dengan perasaan lain. Apakah Anda mengalami salah satu dari hal berikut :

  1. Apakaha Anda menggantungkan diri pada persetujuan orang lain?
  2. Apakah Anda merasa menampik rasa tertarik Anda demi orang lain?
  3. Apakah Anda merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain?
  4. Apakah Anda mengkhawatirkan pendapat orang lain terhadap perasaan dan perilaku Anda?

Jika ya, fokuskanlah pada rasa ketergantungan itu dan perbaiki, tentukan kembali pilihan Anda.

Anda harus melihat situasi pilihanyang telah dibuat dan bisa mengubah pilihan itu, serta lebih menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan menyadari perilaku dan perspektif yang dimiliki, kita bisa melihat mana yang baik dan buruk, kemudian memutuskan pandangan hidup itu akan membahagiakan atau malah membuat kita menjadi korban lantaran mengharapakan kehidupan yang tidak seharusnya. Sikap ketergantungan ini terjadi pada sebagian besar orang, jangan menganggap ada yang salah pada diri Anda. Sekarang Anda berada pada jalur untuk mengembangkan kepribadian sehingga bisa mengubah hal itu. Pilihlah salah satu sikap ketergantungan yang Anda miliki, lalu perbaiklah.

Tekanan  

Tekanan sebenarnya muncul dari seseorang yang memiliki maksud berbeda lalu mengungkapkannya secara persuasive sehingga kita merasa tertekan, depresi dan stress. Terkadang orang tidak memiliki niat jahat atau semacamnya kepada Anda, tujuan mereka hanya bertentangan dengan sasaran dan tujuan Anda tanpa ada niat untuk menyakiti atau pikiran jahat yang direncanakan sebelumnya.

Tekanan bisa diartikan sebagai paksaan yang bersumber dari sasaran dan tujuan orang lain, yang medorong kita untuk keluar dari waktu dan jarak yang dimiliki.  Ada dua tindakan yang bisa diambil, yaitu melawan atau menjauh. Keduanya akan memicu tekanan. Kita bisa melebur dengan identitas orang lain atau melawannya dan menjadi identitas yang baru. Namun ada alternatif lain, yaitu menjaga integritas diri, menjadi diri sendiri. Itu berarti bertanggung jawab, bertindakan berdasarkan logika jelas mengenai identitas diri dan sasaran serta tujuan.

Mengenali kebenaran dari situasi yang sedang terjadi akan membebaskan diri Anda. Berlatihlah cara mengatur kehidupan untuk meminimalisasi pengaruh negatif dan mendapatkan kembali kekuatan Anda.

Ingat, situasi kehidupan dimana Anda merasa dipengaruhi atau menjadi korban merupakan sesuatu yang Anda lakukan dan ciptakan sendiri. Situasi tersebut mungkin akan terlihat sebagai akibat kesalahan orang lain, tetapi bagaimanapn kita adalah penyebab utama dari kehidupan kita sendiri.

Kecaman

Seseorang cenderung mempertahankan diri dan mengajukan protes ketika menghadapi kecaman atau keluhan dari orang lain. Namun setelah itu ia mulai melakukan intropeksi. Intropeksi kompulsif dipicu oleh kritik negatif yang diterima sehingga korban melihat kedalam dirinya dan mencemaskan teka – teki yang disebabkan oleh kesalahan ini. Pada manusia normal, sikap tersebut dapat menimbulkan rasa tidak bahagia atau penyakit. Pada penderita neurotis, intropeksi kompulsif akan mendrong menuju ambang psikosis.

Kritik yang terlalu jauh dari sasaran cenderung tidak menimbulkan kebingungan dan intropeksi. Biasanya, kritik memiliki unsur kebenaran sehingga jika ditolak, kebenaran akan tetap tak tersingkap.

Bahkan jika ktirik akurat sekalipun, ketika seseorang memang bersikap seperti itu dan menolak untuk memeriksa serta menangani kondisi itu secara objektif. Kritik hanya akan memperburuk keadaan. Kecuali, ia mampu mengoreksi sikapnya secara objektif, termasuk belajar dari sudut pandang orang lain, dia tidak akan sanggup menghancurkan belenggu batasan identitas pribadi dan sadar akan keberadaan diri yang lebih tinggi dan tak terikat.

Latihan

Apakah ada seseorang yang Anda kenal, yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan sikap atau perilaku Anda?

Perhatikan apakah itu kritik generalisasi yang dilebih – lebiihkan atau dibuat dari sudut pandang yang negatif. Apakah kritik tersebut didasarkan pada asumsi yang salah? Pernahkan Anda mengecam seseorang tentang hal yang sama?

Tanggung Jawab

Kali ini kita beranjak untuk melihat persoalan mengenai tanggung jawab. Apabila saya mengomentari seseorang meski dengan maksud baik dan tulus, mereka menjadi marah dan sakit hati, apakah kemarahan itu merupakan tanggung jawab saya? Misalkan ada seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk tidur dan tidak memperbolehkannya menonton kelanjutan film kesukaannya agar tidak terlambat kesekolah. Anak itu menjadi marah, benci dan pergi tidur dengan hati enggan.

Ada satu prinsip dasar dalam hal ini : pilihan dan kreasi seseorang (termasuk respons emosional) merupakan tenggung jawab orang tersebut, bukan Anda atau siapapun juga. Dengan demikian, perilaku iri hati sebenarnya kurang kebih merupakan bentuk cinta karena sikap itu membenci kebebasan orang lain untuk memilih dan menjadi diri sendiri.

Apabila Anda melakukan sesuatu yang Anda anggap benar, tetapi kemudian seseorang menjadi marah gara – gara perbuatan Anda itu, maka kemarahan itu merupakan tanggung jawab orang tersebut, meski Anda sudah bisa memperkirakannya.

Dalam kebudayaan, ada kesan bahwa kita harus merasa sedih, bersalah dan semacamnya akan rasa sakit yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan kita terhadap orang lain. Perasaan bahwa “Aku marah” dan “Kau membuatku marah” merupakan suatu kondisi, bukan kebenaran.

“Perlakukanlah orang lain sama seperti perlakuan yang Anda harapkan dari mereka.” Itulah asas sejati. Anda harus benar – benar layak bertindak dengan penuh integritas dan jujur kepada diri sendiri, baru orang lain juga akan melakukan hal yang sama kepada Anda.

Anda bertanggung jawab atas pilihan, keputusan dan perbuatan Anda. Anda bertanggung jawab untuk tidak membiarkan kebebasan Anda menginjak – injak kebebasan orang lain, serta selalu bertindak berdasarkan cinta.

Latihan

Lihatlah kembali sejunlah pengalaman yang Anda alami dalam perspektif yang berbeda. Misalkan, pengalaman ketika seseorang marah dan Anda merasa itu karena kesalahan Anda. Jika Anda berbuat salah, belajarlah dari kesalahan tersebut, namun jika merekalah yang ternyata memiliki penafsiran yang keliru, sadarilah bahwa itu merupakan tanggung jawab dan kebebasan mereka.

Ingatlah saat Anda marah dan merasa itu dikarenakan orang lain. Sadarilah bahwa Andalah yang menyulut reaksi emosional tersebut, dan bahwa tindakan mereka hanya didasarkan pada pemahaman (atau kesalahpahaman) mereka atas situasi. Jika mereka marah maka maafkanlah.

Kepercayaan dalam Hubungan

Kita semua merindukan hubungan yang berlandaskan sikap saling percaya. Kita ingin bisa bergantung pada orang lain. Namun, adakah salah seroang dari kita yang tidak pernah dikhianati atau disakiti oleh seseorang yang tidak menepati janjinya?

Kita semua membuat kesepakatan setiap hari. Beberapa antaranya tampak kecil dan sepele, beberapa lainnya lebih besar dan penting. Namun, semua kesepakatan itu penting karena dengan begitulah kepercayaan bisa didapatkan.

Fondasi dari setiap hubungan adalah kepercayaan. Jika kita tidak merasa aman dalam suatu hubungan, kita tidak akan bisa mencurahkan perasaan sepenuhnya. Apabila tidak ada kepercayaan dalam hubungan, berarti Anda tidak memiliki hubungan. Satu hal yang harus diingat, hanya butuh waktu satu menit untuk menghancurkan kepercayaan dan bertahun – tahun untuk membangunnya kembali.

Dampak dari tidak menepati kesepakatanialah hilangnya kepercayaan dan rasa hormat, tidak perduli kesepakatan itu kecil atau besar. Ketika Anda sudah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat, julukan “Orang yang tidak perduli” akan melekat pada Anda.

Saya memiliki cara hidup pribadi untuk membuat kesepakatan dan menjalankannya. Ada beberapa kesepakatan yang tertulis, ada yang diucapkan dan ada yang tidak diucapkan. Periksalah berapa banyak kesepakatan yang Anda miliki dalam hubungan Anda, dan apakah masuk akal untuk terus menjalankan semua kesepakatan itu.

Berhubungan Kembali dengan Masa Lalu

Kita tidak bisa terintegritas ketika sudah menghalangi diri kita dari masa lalu. Masa lalu bisa saja menyenangkan, menimbulkan kerinduan atau terasa menyakitkan ketika di ingat, tetapi tetap saja tidak mempengaruhi masa kini, meski ada yang tidak merasa demikian.

Antara Anda dan Ingatan Anda terdapat penghalang yang tercipta lantaran ingatan atas pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ditekan. Pengalaman ini entah bagaimana menghilangkan sumber energy baru, semangat dan perasaan – perasaan hebat selama masa – masa itu. Perasaan itu hilang karena energinya digunakan untuk memunculkan hambatan atas tekanan yang lalu menjadi kokoh dan otomatis, serta memutuskan hubungan pikiran dan tubuh. Ada cara yang sangat sederhana dan kuat untuk menghancurkan hambatan yang secara emosional menghalangi jalinan antara pikiran sadar dan ingatan serta perasaan yang menyertainya.

Latihan Mengingat Kembali

Berikan perintah “Ingatlah Sesuatu” kepada diri Anda, lalu selekasnya ingatlah apa yang Anda perintahkan kepada diri Anda, kemudian perintahkan kembali perintah itu dengan segera. Cobalah untuk terus menelusuri setiap kurun waktu, biarkan semuanya muncul sebelum Anda bergerak dengan cepat. Ingatlah hal yang berbeda setiap saat. Tujuan latihan ini ialah agar Anda mampu dengan mudah mengingat kembali masa lalu, bukan untuk mengenang kembali ingatan tersebut. Prosedur yang terlihat sederhana ini akan meningkatkan secara besar – besaran pengembangan diri Anda. Ketika proses ini menjadi sulit, tetaplah lakukan latihan ini sampai muncul sebuah terobosan dan Anda pu merasa lebih penuh dan menyatu dengan pikiran, tubuh dan perasaan.

Sumber Kesenangan

Menekan ingatan masa lalu yang menyakitkan, hal – hal buruk yang telah terjadi atau yang kita lakukan, memang bisa menolong kita menghindari dari rasa tidak bahagia. Namun, tindakan tersebut juga dapat menekan sumber kesenangan yang mendukung rasa penghargaan atas diri sendiri dan rasa bahagia.

Saat mengingat kembali memori positif, Anda beroleh sumber semangat dan kesenangan yang sangat berlimpah sehingga bisa menikmatinya. Dalam latihan kali ini, Anda diminta untuk mengingat kembali beberapa pengalaman menyenangkan dalam hidup. Dengan memusatkan diri pada ingatan positif, Anda meningkatkan energy dan mengukuhkan sifat jujur dan kebaikan yang Anda miliki.

Latihan Ingatan Positif

Langkah 1 : Ajukan pertanyaan dari daftar ingatan yang ada dibawah ini.

Langkah 2 : Ingatlah pengalaman tersebut dari awal hingga akhir, seakan –   

          akan sedang terjadi sat ini juga.

Langkah 3 :  Ajukan ingatan berikutnya.

Daftar Ingatan

  • Ingatlah saat Anda bisa menikmati diri sendiri.
  • Ingatlah saat Anda menghasilkan sejumlah uang.
  • Ingatlah saat Anda menyimak music yang bagus.
  • Ingatlah saat Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan.
  • Ingatlah saat Anda bermain dengan binatang.
  • Ingatlah saat Anda memperbaiki kembali keadaan yang tak menyenangkan.
  • Ingatlah saat Anda merasa hebat dengan penampilan Anda.
  • Ingatlah saat Anda menimati pembicaraan dengan seseorang.
  • Ingatlah saat Anda diakui telah melakukan pekerjaan dengan baik.
  • Ingatlah saat Anda menang.
  • Ingatlah saat Anda bertemu dengan seseorang yang cocok dengan Anda.
  • Ingatlah saat anda merasa penting.
  • Ingatlah saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan.
  • Ingatlah saat Anda merasa bersemangat.
  • Ingatlah saat Anda bersama dengan seorang teman.
  • Ingatlah saat Anda berpikir jernih.

Langkah 4 : Jika Anda bisa mengingat kembali tanpa mengalami kesulitan, ulanngi kembali mengingat pengalaman yang menyenangkan itu dan carilah kenangan yang sama dari waktu yang lebih terdahulu.

Apabila Anda merasa utuh setelah mengingat beberapa hal dalam daftar diatas, anda bisa membayangkan pengalaman itu sebagai tanggapan atas perintah yang Anda berikan kepada diri sendiri biarkan imajinasi anda menjadi liar.

Ini merupakan latihan yang menyenangkan, benar – benar tidak membuat perbedaan apapun pada pandangan Anda terhadap kehidupan, meningkatkan penghargaan atas diri sendiri.

Pikiran – Perasaan – Tindakan

Ada sebuah model sederhana yang saya anggap berguna untuk memahami cara kerja pikiran. Pikiran yang terlintas ketika dalam situasi sulit bisa memicu reaksi emosional untuk mengalahkan diri sendiri dan muncul dalam bentuk perilaku yang tak diinginkan.

Pikiran – pikiran ini berasal dari saat kita merasa bahwa mereka merupakn jalan keluar terbaik untuk saat itu, dan dapat dijadikan sebuah kesepakatan dengan kekuatan yang dominan, otoriter atau persuasive. Jika kondisi asalnya tidak menyenangkan dan menyakitkan untuk dipikirkan maka pikiran, keputusan dan tujuan yang menyertainya juga turut ditekan, meski tetap beroperasi secara tak sadar. Ketika dimunculkan, pikiran – pikiran tersebut mempengaruhi kehidupan saat ini yang seharusnya tidak perlu terjadi.

“Sadar Sepenuhnya” berarti mengamati secara sadar dan tidak terperangkap dalam pikiran yang berhubungan dengan waktu, baik ingatan masa lalu maupun harapan di masa depan. Menemukan pola pemikiran dasar sangatlah penting untuk mengatasi reaksi problematis yang kita miliki.

Anda tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi, tetapi bertanggung jawab atas reaksi Anda terhadap peristiwa – peristiwa tersebut. Reaksi terdiri dari tiga aspek        :

  1. Reaksi mental, yakni cara Anda menafsirkan situasi.
  2. Reaksi emosional yang mucnul dari menafsirkan peristiwa tersebut dan menbuat Anda merasa senang, sedih, maah atau frustasi.
  3. Reaksi perilaku didasarkan pada perasaan sehingga Anda memperlihatkan sikap – sikap tertentu.

Reaksi muncul berdasarkan apa yang Anda bertahu kepada diri sendiri. Ini mungkin terjadi dalam waktu singkat dan jauh di bawah tingkat kesadaran, tetapi suara dalam diri Andalah yang memberitahukan semua hal itu. Suara dari dalam diri bisa menjerumuskan Anda dalam berbagai masalah, tetapi juga bisa memunculkan pandangan positif yang mengubah pengalaman hidup. Anda tercipta dari CINTA, jika itu bukan cinta berhentilah berbuat sembrono, kumpulkan kesadaran Anda dan pertimbangkanlah kembali sikap Anda.

Mengatasi Rasa Takut

Takut adalah rasa berlawanan yang mengalir bersama dengan kebutuhan. Kebutuhan akan sesuatu selalu disertai rasa takut kehilangan atau tidak bisa mendapatkannya. Penangkal paling kuat terhadap rasa takut adalah kemampuan untuk menerima.

Menerima situasi berarti menjadi diri sendiri tanpa menuntut pengalaman masa lalu dan masa sekarang untuk menjadi sesuatu yang lain.

Merelakan

Dalam mengembangkan kepribadian harus dimulai dari kondisi yang stabil dan bahagia, meningkatkan kehidupan dengan mengembalikan kebebasan sudut pandang, bebas dari gagasan pokok yang diciptakan sendiri. Menyadari terjadinya stimulasi ulang merupakan suatu langkah penting dari kesadaran diri dan merupakan jalan menuju resolusi selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah melepaskan emosi yang timbul, menerima dan merelakannya.Menyadari perasaan bukan hanya sekedar bersikap otomatis tetapi mampu melepaskan emosi dan mencari ketidakbenaran di dalamnya.

Agar kerelaan itu bersifat permanen anda harus mencari pikiran irasioanl, asumsi, keputusan atau niat dasar dan bagaimana semua itu mendorong emosi Anda.

Lester Levinson membuat teknik merelakan yang akan membantu Anda untuk mengalami kembali emosi yang menyakitkan hingga Anda sadari bahwa emosi tersebut diciptakan atas dasar penafsiran Anda sendiri.

  1. Menentukan lokasi. Pikirkan masalah dalam kehidupan Anda yang bersifat sangat darurat dan menyakitkan.
  2. Mengenali perasaan. Tentukan perasaan Anda mengenai suatu masalah atau perasaan yang anda sedang alami.
  3. Focus. Buka pikiran, sadari sensasi fisik yang melekat pada perasaan itu.
  4. Merasakan perasaan.
  5. Pembedaan. Sadari perbedaan antara diri Anda dengan Perasaan tersebut.
  6. Mengambil hikmah. Emosi negative tidak bisa hilang sepenuhnya, kecuali Anda mampu mengambil pelajaran dari emosi negative tersebut.
  7. Merelakan. Biarkan saja perasaan itu menghilang.
  8. Melakukan pengecekan. Apakah Anda masih memiliki perasaan iti? Jika masih ulangi prosedur di atas sampai anda benar – benar bisa merelakan.

Andai Saja Aku Tidak Melakukannya

Kita semua pasti pernah melakukan hal yang memalukan, terkadang kita terbawa emosi, kemarahan atau kecemburuan sehingga berbuat sesuatu yang menimbulkan penyesalan. Perbuatan tersebut dapat menimbulkan rasa malu atau depresi yang berlansung selama bertahun – tahun. Rasa bersalah tidak boleh dicampuradukkan dengan tanggung jawab atas masa lalu.

Kecenderungan alami ketika melakukan kesalahan adalah pengabsahan tindakan, seperti menyalahkan orang lain atau membenarkan diri sendiri. Sikap ini menghindari realitas yang ada dengan menyagkal perasaan benar atau salah.  Kita menghindari rasa bersalah dengan berpura – pura tidak melakukan apapun.Masalahnya bukan terletak pada kenyataan bahwa tindakan kita menyakiti orang lain, melainkan pada apa yang kita katakan kepada diri sendiri setelah terjadi, entah jujur atau bohong. Kita kan memperoleh hadiah yang besar jika mau bersikap jujur dan realistis, yakni pengalaman yang berharga. Kesalahan merupakan bagian yang esensial dari proses pembelajaran.

Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah akibat dari ketidaktahuan. Hidup merupakan sebuah proses pembelajaran paling berharga dari pengalaman pribadi. Banyak proses pembelajaran baru dan pertumbuhan pribadi muncul dari pengalaman yang menyakitkan. Jik ingin berkembang dan memanfaatkan pengalaman maka kita harus memusatkan perhatian pada apa yang bisa dipelajari debandingkan melawan realitas yang terjadi.Memaafkan diri sendiri akan membaut Anda mampu meangkap energy yang digunkana selama ini untukcmerasa bersalah dan melawan masa lalu. Proses ini akan membuat Anda menjadi seseorang yang baru, lebih bahagia dan lebih bijaksana.

Menghargai Diri Sendiri

Penghargaan terhadap diri sendiri merupakan cara hidup, berpikir, merasa dan bertindak yang Anda terima, yakini dan percayai dalam diri sendiri. kebenaran mengenai harga diri adalah bahwa perasaan itu muncul dari dalam diri.

Perbedaan Apa Yang Ditimbulkan Oleh Harga Diri?

Saat harga diri berada pada tingkat tinggi, kita merasa hebat. Kesadaran atas potensi pribadi yang dimiliki bisa dipeeoleh dengan mengintegritasikan semau kemampuan secara seimbang dan selaras. Seperti yang kita ketahui, ada pengalaman baik dan buruk.  Pengalaman baik terjadi ketika kita bersikap kreatif, emosional terekspresikan secara seimbang dan ini meningkatkan penghargaan kepada diri sendiri. Sedangkan pengalaman buruk yang dialami cenderung merendahkan penghargaan kepada diri sendiri.

Apabila Anda merespon kondisi kesadaran kreatif, berarti Anda menghargai diri sendiri apa adanya, bukan karena apa yang sedang Anda lakukan. Tanpa rasa mengahragai diri sendiri, Anda akan memiliki pandangan dunia yang terbatas dan hanya akan memberikan sedikit pilihan bahkan tak ada sama sekali.

Meningkatkan Harga Diri

Anda boleh jadi sangat hebat dalam memahami gagasan dan berpikir secara rasional. Namun, pikiran tetap hanya pikiran dan tak kuasa mewujudkannya ke dalam tindakan. Atau mungkin Anda kesulitan mengungkapkan perasaan dengan jelas mengenai masalah – masalah itu. Keseimbangan yang baik antara hubungan diri, pikiran, perasaan dan tindakan merupakan kunci untuk hidup kreatif dan sadar sepenuhnya.

Menumbuhkan Penghargaan Terhadap Diri Sendiri

Bagaimana Anda menggambarkan diri Anda?  Banyak sekali sifat yang ada di dunia ini seperti, pemarah, pemalu, agresif, unik, cerdas dan masih banyak lagi. Coba buatlah daftar semua sifat yang menurut Anda hampir tidak pernah dilakukan. Contoh, “Saya hampir tidak pernah bersikap…..”Lalu tuliskan semua hal yang Anda yakin hampir semua dilakukan.

Pertanyaan mana yang Anda anggap paling penting, yakni yang mendasari keyakinan pribadi Anda? Apakah keyakinan Anda bersifat apresiatif atau penuh celaan? Apakah anda memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri atau tidak?

Apabila Anda mengakui dan merasa bahagia menjadi orang seperti yang Anda gambarkan, terserah saja. Namun, tanyakan kembali kepada diri Anda apakah sikap itu membuat sejumlah bagian dalam diri Anda tetap diam serta jauh dari pandangan dan pikiran.

Sikap Reaktif atau Kemampuan Merespons

Lawan dari sikap reaktif ialah kemampuan untuk merespons dengan baik, dengan kata lain bertanggung jawab. Tanggung jawab membuat Anda mampu menjaga harga diri, tak perduli apa pun yang dikatakan orang lain kepada diri Anda. Ketika orang lain terus berusaha memanipulasi dan mendominasi, tanggung jawab membuat Anda bisa bersikap tenang dan menolak untuk didesak. Anda juga harus mampu menegaskan posisi Anda dengan sikap lazim, tanpa khawatir akan membuat orang lain marah, dan tanpa sikap bermusuhan atau memalukan. Akan tetapi kita tidak bisa bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Terkadang pilihan kita juga tidak relevan dengan hasil tertentu.

Mengubah Masalah Menjadi Tantangan

Kesuksesan seseorang bukan dilihat dari apakah dia memiliki masalah atau tidak, melainkan apakah dia memiliki masalah yang sams seperti tahun kemarin. Masalah merupakan esensi kehidupan. Ketika dikuasai masalah, Anda tidak menyadari bahwa Andalah yang menciptakannya. Anda tidak bisa berfikir dengan jelas, tidak menghadapi kenyataan dan melihat kebenaran agar mampu menyelesaikan masalah.

Saat menghadapi masalah, ketahuilah bahwa Anda yang memantik masalah itu karena Anda menginginkan sesuatu, yakini tujuan, selalu ada halangan untuk meraihnya. Persoalannya, apakah Anda yang menguasai masalah itu atau sebaliknya?

Pertama – tama Anda harus mengenali masalah dalam hidup Anda. Jika Anda didera masalah, misalnya kekurangan energy, Anda bisa meningkatkan kesehatan mental melalui kebugaran fisik. Apabila masalah Anda tidak terlalu besar, segeralah bertindak untuk menyelesaikannya, jangan hanya mengeluh dan cemas. Jika Anda mengalami kebuntuan, Anda harus mencermati penghalang tujuan Anda. Berupaya sungguh – sungguh setiap hari dan focus pada tujuan yang pantas menurut Anda.

Ketika sedang berusaha mencapai tujuan, akan sangat membantu jika anda melakukan dua hal berikut. Pertama miliki gambaran yang jelas dalam pikiran mengenai kemana tujuan anda dan bagaimana nantinya ketika Anda sudah berada disana. Kedua, ukurlah kemampuan Anda. Bukan dari seberapa jauh Anda tempuh untuk mencapai target, tetapi sejauh mana anda mendekatinya.

Masa – Masa Sulit

Ketika peristiwa – peristiwa menyakitkan terjadi, anda pasti merasa sedih. Lantaran rasa sakit yang ada, kita barangkali tergoda menghindari kenyataan hidup melalui perlawanan dan penyangkalan. Cara lain untuk menghindari realitas adalah dengan melebih – lebihkannya. Ini terjadi ketika Anda membuat situasi menjadi lebih buruk dari sebenarnya untuk membenarkan perlawanan Anda. Cara lain yang biasa digunakan ialah berusaha menghindari masalah melalui pengalihan. Namun, meski kita berusaha melarikan diri, masalah yang sesungguhnya dan perasaan atas masalah itu masi ada dalam pikiran dan menyakiti kita dalam bentuk stress.

Akan tetapi, masih ada cara lain untuk mengatasi masalah itu, yaitu memusatkan pikiran pada masalah, merasakan dengan sepenuhnya, lalu merelakannya, melepaskan dan mengeluarkannya.

Kapanpun Anda merasa tidak nyaman, berarti Anda sedang melawan fakta bahwa seseorang, sesuatu, atau situasi tertentu tidak seperti apa adanya. Bukan berarti anda tidak mampu bertindak untuk melakukan perubahan, melainkan agar anda tidak menderita ketika menghadapi sesuatu yang memang sudah demikian adanya dan tidak dapat diubah. Lakukan semampu anda untuk menciptakan keinginan, tetapi jangan mengantung diri pada hasil.

Mengingat Diri Sendiri

Bagaimana cara Anda menyadari diri sendiri?  Kesadaran bisa di tingkatkan dengan menanyakan diri sendiri,”Apa yang kusadari saat ini?.”Perasaan apa yang kuciptakan saat ini?” Anda akan sadar untuk sementara hanya dengan menanyakan kedua hal tersebut. Namun pada umunya tidak akan berlangsung lama karena anda akan menyerap hal lain dan melupakan diri Anda.

Mulailah dengan memperhatikan tindakan, reaksi, respons dan perilaku anda. Lanjutkan dengan mengamati postur tubuh, mendengarkan pembicaraan, mengamati seberpa banyak anda bicara, dan mendengarkan tekanan suara anda. Perhatikan semua emosi anda.

Biasanya, orang – orang membuat asumsi yang salah bahwa diri mereka selalu satu dan merupakan orang yang sama. Namun, ketika anda mengamati diri sendiri, asumsi ini tak lagi benar. Ilusi mengenai “keesaan” diri atau keyakinan bahwa anda merupakan orang yang selalu sama tercipta karena sensasi memiliki satu tubuh, satu nama, atau kebiasaan fisik serta ilusi bahwa setiap identitas adalah benar.

Dengan melakukan pengamatan diri, anda akan menangkao kebohongan anda. Kebohongan terjadi ketika anda berpura – pura mengetahui sesuatu, padahal sebeanrnya tidak. Ketika mengamati diri sendiri, anda akan menemukan bahwa anda mengidentifikasi diri dengan semua hal, anda memperlihatkan emosi setiap saat.

Masalah utama yang membebani anda adalah identifikasi diri dengan objek lain (termasuk orang lain), dan dikuasai oleh objek tersebut. Identifikasi deiri dengan orang lain terjadi tatkala anda terus menerus mengkhawatirkan pikiran orang lain terhadap anda. Emosi ini merupakan factor utama yang membuat jiwa melekat dan tak sadar dalam identifikasi yang telah menyatu dengan tubuh dan pikiran.

Penyebab utama identifikasi diri muncul ketika terjadi tindakan yang menyakitkan, baik disengaka maupun tidak disengaja, atau perbuatan baik yang diabaikan sehingga rasa simpati yang muncul menyebabkan pelaku mengidentifikasi diri dengan korban.

Anda harus tahu, tak ada seorang pun yang mampu mempengaruhi anda selain pemikiran anda sendiri. Orang lain sangat sulit melakukan apa pun kepada anda, keyakinan dan keputusan andalah yang selalu berpengaruh.   

Keyakinan – Keyakinan Palsu

Ketika benak Anda dengan lekas mengeluarkan pikiran – pikiran negtaif atau irasioanal untuk merespons situasi dan anda pun menanggapinya secara emosional, pikiran – pikiran tersebut sebenarnya didasarkan pada asumsi atau keyakinan dasar yang lebih dalam terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi. Anda mengembangkan perilaku kepada diri sendiri akibat dicela, ditolak atau diabaikan.

Keyakinan salah yang paling kuat berasal dari sejumlah pengalaman yang menyakitkan. Keyakinan yang salah membuat diri terdorong untuk berusaha mengantisipasi yang terburuk, menekan diri dan berusaha mengantisipasi yang terburuk, menekan diri dan berusaha memenuhi harapan yang tak beralasan.

Mengenali keyakinan keliru yang anda miliki merupakan langkah utama dan terpenitng untuk merelakan dan menjadikan diri anda tak lagi terprogram. Anda harus mengevaluasi ulang keyakinan yang selama ini dipegang dan melihat apakah anda mau membalikkannya.

Kekuatan Afirmasi

Kita selalu mengubah perilaku menjadi lebih baik untuk membuat awal yang baru. Kita membuat penegasan : intensi kausatif. Penegasan selalu bisa diwujudkan. Apapun yang dipirkan atau divisualisasikan secara positif akan membuat anda menjadi focus sehingga apa yang dipikirkan itu pun akan terwujud.

Ketika menegaskan sesuatu kita memusatkan perhatian pada kemampuan dan bersikap jujur, tanpa sadar kita turut membuat penegasan lain pada saat yang bersamaan. Hal tersebut tanpa sadar menimbulkan penghalang tersembunyi atau “kontraintensi” terhadap penegasan itu.

Kontraintensi ini bisa berupa sesuatu yang dipikirkan di masa lalu sebagai tindakan untuk menjaga keselamatan atau menjadikan kehidupan lebih baik. Kontraintensi bisa berupa pikiran negative atau gagasan. Ketika menegaskan suatu niat positif, akan membantu jika anda juga mengenali konsentransi atau penghalang tersembunyi yang diciptakan pada saat bersamaan.

Masalahnya adalah apakah penegasan itu sesuai atau bertentangan dengan keyakinan yang dipegang erat. Penegasan tidak bisa dianggap bermanfaat, malah meningkatkan konflik internal dan menekan keyakinan ketimbang mencari jalan keluar. Apabila anda memiliki keyakinan internal yang tidak tertutupi dan menemukan bahwa keyakinan itu salah, tidak rasioanal atau bermanfaat, maka penggunaan penegasan bisa membantu anda sebaliknya. Itulah saat penegasan dirasa sangat berguna.

Bercermin

Bercermin adalah suatu kebenaran psikologis bahwa kita kerap melihat sesuatu yang tak disukai  dari diri sendiri dalam orang lain. Ketika memiliki keyakinan bahwa anda tidak cukup baik dalam beberapa hal, anda cenderung mencantelkan keyakinan itu pada orang lain, berpikir bahwa merekalah yang tidak cukup baik, merasa puas diri dan yakin bahwa anda lebih baik dan pintar dari pada mereka.

Perasaan negative juga dicerminkan dengan cara seperti ini. Apabila anda merasa sangat marah pada saat masa – masa sulit, anda cenderung menarik lebuh banyak alasan untuk merasakan benci. Anda menarik orang lain yang membenci diri mereka bahkan anda, dan melihat orang lain memiliki kebencian meski sebenarnya tidak demikian. Anda menciotakan apa yang menjadi focus anda, bahkan secara tidak sadar sekalipun.

Masalah – masalah dalam hidup bukan diciptakan oleh orang lain, melainkan diri sendiri. Apabila anda sudah memiliki daftar ciri khas negative, pertimbangkan kemungkinan bahwa sifat- sifat itu sebenarnya merupakan sifat anda sendiri, mana diantaranya yang disangkal dan ditolak.

Keyakinan anda dan perasaan yang ditimbulkannya, entah sadar atau ditekan mmaupun ditolak, akan membentuk rangkaian hidup, termasuk hubungan yang menarik bagi anda dalam kehidupan.  Untuk bisa melangkah kedepan, kita harus mengubah energy yang dikeluarkan sehingga bisa menarik orang atau kondisi yang sesuai dengan tujuan dan diri kita yang sebenarnya, ketimbang menyesuaikan dengan masalah masa lalu yang tertekan dan tak terselesaikan, atau keputusan yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu yang menyakitkan.

Kekuatan didapatkan dengan mengenali diri sebagai sumber kehidupan sendiri, bahwa andalah yang menciptkan realitas subyektif dan ini dicerminkan dalam dunia fisik melalui kekuatan Tuhan yang merupakan bagian dari masing – masing manusia. Kita harus menjernihkan pikiran. Diperlukan teknik yang sesuai dan efektif untuk mendapatkan pikiran yang jernih dan kongruen, serta membuat diri dalam kndisi sebagai  “pencipta”.

Manusia adalah pembuat – permainan sekaligus pemain. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah hidup dengan kesadaran yang lebih tinggi. Celaan dan gunjingan hampir selalu merupakan proyeksi rasa bersalah dan malu yang tertekan. Celaan lebih merupakan cara orang lain melihat segala sesuatu melalui gagasan yang dimilikinya. Celaan membunyikan alarm anda. Namun, anda tidak boleh mengidentifikasi diri dengan celaan tersebut dan harus memisahkannya dari fakta actual persoalan.

Apabila anda mempunyai kejelasan mengenai mana yang benar dan tidak, serta tidak memungut proyeksi orang lain seakan – akan itu adalah sifat anda sendiri maka anda bisa bersikap santai dan menghadapi kecaman dari sudut pandang cinta dan kasih sayang.

Menciptakan Realita

Salah satu kebingungan yang harus kita hadapi sebagai manusia adalah hubungan “tingkat permainan”. Kondisi sebagai pencipta – permainan-pencipta-kenyataan merupakan kondisi sumber, bukan kondisi permainan. Ini merupakan prinsip dasar untuk menghormati orang lain dan mengakui individualitas mereka, yaitu bahwa mereka bertanggung jawab atas aksi dan reaski mereka sendiri, itu merupakan kebebasan mereka untuk memilih.Keputusan dibuat berdasarkan penafsiran atas kenyataan.  

Dari pandangan spiritual, anda boleh saja tidak menyadari keberadaan dunia dan tak perlu ada realitas untuk kondisi itu. Pikiran manusia menciptakan ego yang merupakan sebuah kepribadian dan wajah untuk menghadapi dunia. Ego terdiri dari sistem keyakinan dan jalan keluar masalah untuk keberlangsungan hidup manusia.

Mewujudkan Visi

Tujuan dalah hasrat yang dibuat secara khusus dan memiliki tenggat waktu. Menvisualisasikan tujuan lebih penting daripada mengetahui setiap detail atau bahkan detail apapun mengenai cara anda untuk mendapatkannya.

Langkah pertama untuk membuat tujuan adalah menyadari apa yang benar – benar diinginkan dalam hidup. Tujuan itu haruslah tujuan yang bisa diraih. Anda juga harus membuat sebuah rencana aksi, yang terdiri dari langkah – langkah yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan.

Ketika mulai beraksi, kenalilah ketakutan anda, terimalah rasa takut itu, kemudian lepaskan. Saat mewujudkan langkah pertama, anda akan berperilaku sesuai dengan visi, gagasan dan sumber daya pun berfungsi dengan semestinya. Kemunduran memang tidak dapat dihindari, tapi anda bisa belajar dari peristiwa tersebut.

Kuncinya ialah mengukur kemajuan dari titik awal, bukan dari seberapa jauh lai yang mesti ditempuh. Membandingkan kemajuan dengan titik awal akan mendorong anda untuk terus melanjutkan perjalanan. Lalu bandingkan kenyataan saat ini dan kemanjuan yang diperoleh dengan tujuan akhir.

Menemukan Diri Sejati

Tak diragukan lagi, anda kadang terilhami untuk bertindak, untuk mengatakan  atau melakukan sesuatu. Anda begitu bergirah, tak sabar untuk memulai dan merasa bahwa segalanya mungkin dilakukan. Mewujudkan visi bisa jadi sebuah proses yang sederhana. Semangat terhalang oleh resistensi materialitas sehingga visi pun menghilang.

Pengetahuan dan kepercayaan atas kesadaran intuitif internal akan menghasilkan pemikiran jernih yang menyinari zona yang terhambat, menyorotkan cahaya kepada pola pemikiran dan perilaku saat ini dianggap tidak sesuai. Di lain pihak, kehilangan hubungan dengan sumber kreatif berupa kehidupan internal akan membuat kita menautkan diri dengan pemikiran, emosi, dan pola perilaku negative.

Mengenal Diri

Cobalah luangkan waktu selama beberapa saat setiap hari dan hanya mengisinya dengan kebutuhan dan kesenangan pribadi. Ketika anda mulai memeperhatikan kebutuhan diri dan berhenti menjadi korban tuntutan orang lain, anda akan lebih dihormati karena anda sendiri lebih menghormati diri anda.   

Anda sedang menuju bagian dalam diri anda. Saat bersikap jujur sepenuhnya kepada diri sendiri, tanpa halangan pikiran yang terus mengoceh dan emosi – emosi negative, anda selaku mahluk spiritual akan lebih mudah berhubungan dengan dunia sekitar. Untuk mendapatkan hubungan, alih – alih pemisahan, kita harus menghancurkan semua ikatan pikiran dan hasrat sehingga bisa belajar menangguhkan penilaian. Namun, tentu saja sama seperti menghentikan pikiran, ini lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.

Anda menyadari bahwa anda bukanlah emosi anda dan bisa membedakannya dengan diri seseungguhnya, yakni mahluk spiritual yang memiliki nilai intrinsic dan tak dapat dihakimi dengan emosi yang bisa merusak diri dan tidak pada tempatnya.

Ada berapa banyak “ Anda” dalam diri anda? Sangat banyak. Gurdjieff menekankan bahwa salah satu “kepribadian” anda itu terkadang melakukan sesuatu yang harus dibayar oleh “kepribadian” anda yang lain, bahkan selama seumur hidup. Setiap “kepribadian” merupakan refleksi hubungan dengan hasrat, perasaan atau pikiran, inilah penghubung manusia dengan dunia nyata.

Tubuh, Pikiran dan Jiwa

Untuk meniciptakan realitas, membuat segala sesuatu berlangsung dalam pengalaman dunia, kita mengoperasikan semua ranah kondisi, spiritual, mental, emosional dan fisik. Hidup sadar bisa dimulai melalui pemenuhan keinginan saat ini juga dengan mewujudkan rencana dan mimpi di dunia nyata. Langkah pertama ialah mengetahui apa yang ingin diciptakan, dengan kata lain, menetapka keinginan.

Langkah kedua, membuat visualisasi dengan emosi bahwa keinginan itu terwujud.  Langkah ketiga ialah bersikap terbuka terhadap pedoman yang berasal dari sumber pengetahuan dimana anda terhubung secara spiritual dan menjadi bagian darinya.  Lalu bertindaklah sesuai dengan pengetahuan intuitif anda.

Jiwa – pikiran – emosi – tubuh – dunia. Ini merupakan sebuah lingkaran, satu kesatuan. Jiwa merupakan sumber informasi yang tak terikat dengan jarak dan waktu sehingga keyakinan individu bisa mempengaruhi kesadaran kelompok manusia.

“Ketika kita mencintai maka kita adalah semesta, dan semesta hidup didalam diri kita.” (O.Pirmez)

Belajar Dari Pengalaman

Kejadian baru – baru ini menunjukkan adanya hasrat yang luar biasa untuk mendapatkan kedamaian, atas nama sebagian besar masyarakat di dunia. Pengalaman di dunia mencerminkan kondisi diri.

Untuk berada dalam posisi yang lebih baik, mampu membuka tempat dan mengekpresikan diri yang sesungguhnya, kita harus terlebih dahulu memahami situasi. Sebelum bisa memberikan sumbangsih perdamaian kepada dunia melalui kesadaran, kita mesti berdamai dengan diri sendiri.

Kita semua pasti pernah melakukan sesuatu yang tidak membanggakan, jika tidak, berarti kita bukan manusia. Tindakan itu bisa meninggalkan perasaan malu dan depresi, dan membuat kita merasa bersalah selama bertahun – tahun. Perasaan bersalah tidak boleh dicampuradukkan dengan tanggung jawab atas masa lalu. Kita harus terus melanjutkan kehidupan dengan cara berdamai dengan masa lalu.

Kecenderungan alami ketika kesalahan ialah kita membenarkan tindakan kita, yakni membenarkan diri sendiri. Masalahnya tidak terletak pada kenyataan bahwa tindakan itu menyakitkan orang lain atau fakta bahwa kita telah membuat kesalahan, itu sudah terjadi dan tidak bisa diulang kembali.

Kita harus merobohkan pertahanan diri, menghancurkan kebohongan yang diucapkan kepada diri sendiri guna menyembunyikan kebenaran, menghadapi realitas tindakan dan dampaknya, lalu memaafkan diri sendiri.

Memaafkan diri sendiri akan memampukan anda menangkap energy yang selama ini digunakan untuk melawan masa lalu, yang justru membuat anda merasa bersalah. Apabila kita sanggup memaafkan diri sendiri maka kita akan lebih mudah memaafkan orang lain.

  Sumber :Peter Shepherd,  The Positive Approach Manfaat Berpikir dan Bersikap  Bright Publisher Cetakan Ketiga Tahun 2019.

THE MIRACLE OF PERSONALITY


  • Mantapkan integritas anda

Kelemahan pasti ada pada diri setiap orang. Namun, tidak semua orang mampu menyadari bahwa di dalam dirinya ada kelemahan yang perlu diperbaiki. Ada kalanya orang mengetahui kelemahan, tetapi ia sulit menerima dan membuatnya tersinggung. Kelemahan itu ditutupi dengan pola pembelaan diri atau pola konfrontasi baik secara kasat mata maupun tidak.

  • Mantapkan percaya diri anda

Percaya diri adalah kunci penampilan yang briliyan dan menarik. Namun, rasa tak diri sesekali waktu mungkin anda alar percaya saat itu terjadi, segera bangkitkan kembali rasa percaya diri anda berikut ini cara yang bisa anda gunakan untuk membangun rasa percaya diri.

  • Mantapkan kharisma anda

Banyak orang yang merasa kesulitan untuk memiliki karisma agar dapat menaklukkan orang lain, atau untuk bisa sukses dalam pekerjaan. Padahal, tidak sulit untuk memiliki karisma.

  • Mantapkan citra diri anda

Menjadi pribadi memikat hati orang lain dimulai dengan meraih simpatiknya. Tetapi, untuk bisa pribadi yang simpatik. Ketika kita melakukan pendekatan dengan seseorang, yang ada justru perasaan takut atau minder datang dengan tiba-tiba, sehingga itu akan menghambat anda untuk bebas menjadi diri anda kadang-kadang kita sering merasa kesulitan sendiri.

  • Kembangkan keahlian anda

Orang yang berpengaruh selalu ahli di bidangnya di era globalisasi ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan ini berimplikasi pada ketatnya persaingan terlebih dalam menghadapi perdagangan bebas. Negara yang eksis tidak hanya mengandalkan pada kekuatan sumber daya alam. Akan tetapi dalam ketatnya persaingan ini sumber daya manusia sangatlah menentukan. Baik atau buruk, saat ini kita sedang hidup pada masa spesialisasi.

Bidang apa saja yang anda minati, putuskan untuk menjadi setahu mungkin. Ini penting. Mungkin vital, buat masa depan. Orang-orang yang ahli selalu memberikan layanan yang bermutu dan biasanya menikmati prestis serta keuntungan-keuntungan lainnya.

  • Terapkan kebiasaan- kebiasan hebat

Kita tentu kagum pada kehebatan seseorang dikarenakan prestasi, kesuksesan, kepemimpinan, kebijaksanaan mereka dan sebagainya. Karena kehebatan itu pula mereka dipuji dan dijadikan idola, serta dielukan banyak orang. Orang hebat itulah orang yang berpengaruh.

Sesungguhnya setiap orang termasuk anda juga mempunyai potensi, berupa kemampuan, pengalaman dan juga ilmu pengetahuan untuk menjadi orang hebat. Tetapi jarang sekali di antara kita yang menyadari keunggulan tersebut menggunakannya secara maksimal.

  • Olah jiwa bijaksana

Sikap bijaksana membawa keberuntungan. Kebijaksanaan harus dimiliki orang apabila ia ingin disukai orang lain. Kita bisa melihat tokoh- tokoh yang amat dirindukan oleh banyak orang adalah s. Karena sikap bijaknya. Semua orang memang ingin menjadi bijak, tetapi itu tidak mudah. Tanpa melatih diri bersikap bijak, kita tidak akan mampu melakukannya.

  • Perluas wawasan dan pengetahuan

Kita beruntung hidup di era di mana buku dan majalah sangat mudah diakses, pada umumnya terjangkau dan berisi informasi yang sangat spesifik. Jika anda memiliki masalah dengan aspek tertentu dalam bisnis atau hidup anda secara umum, kemungkinan besar tersedia beberapa buku bagus yang berisi nasihat yang berhubungan dan beberapa solusi praktis. Jika anda senang membaca, mungkin seringkali anda sulit mengetahui apa yang harus dilakukan dengan semua informasi disediakan oleh buku, tapi cobalah anda mencari satu atau dua ide bagus dari buku yang anda baca, dan itu sudah memberikan nilai berkali-kali lipat dibanding dengan uang yang anda keluarkan.

  • Hargai diri sendiri

Kelebihan anda miliki adalah anugerah yang akan mengisi dan melengkapi kekurangan. Kekurangan dan kelebihan patut disyukuri. Bersyukur atas keadaan yang anda terima merupakan langkah utama untuk belajar menerima diri secara utuh. Tanpa bersyukur dan menyadari kekurangan diri, anda tidak akan benar-benar mengerti kelebihan diri anda. Tuhan menciptakan kekurangan agar anda selalu introspeksi dan tidak menyombongkan diri. Kekurangan itu akan membuat anda tetap pada jalur yang ditentukan.

  • Mantapkan jati diri anda

Orang-orang yang mempunyai berpengaruh adalah seseorang yang menemukan jati dirinya. Sebagaimana dikatakan oleh alex haley yang menyebutkan bahwa menemukan jati diri berarti menemukan nilai-nilai paling penting dan paling berharga dalam kehidupan kita. Anda tidak dapat memperbudak seseorang yang mengetahui siapa dirinya.

  • Kontrol emosi anda

Dalam hidup ini, terkadang dalam hati anda sudah tertanam untuk tidak melakukan perbuatan buruk yang bakal merugikan orang lain. Namun, perbuatan buruk itu bisa jadi muncul dari orang lain. Ada saja perbuatan orang merasa jengkel dan panas hati. Bisa jadi perbuatan tersebut disengaja atau tanpa disadarinya. Bila ini terjadi, jangan lantas main hantam dan menyalahkan secara kasar. Ulas lain membuat anda dan kajilah apa yang terjadi kemudian berikan masukan secara bijak dan penuh kearifan.

  • Jadilah pribadi terpercaya

Sepintar apapun seseorang jika tidak dapat dipercaya maka akan dijauhi orang lain. Menjadi orang terpercaya itu ber mahal. Jumlah orang yang bisa dipercaya itu sangat sedikit. Benar-benar langka dan banyak sekali lembaga pendidikan yang sanggup mengantarkan seseorang menjadi cerdas, terampil dan professional. Tetapi, tidak ada yang berani mengklaim bahwa mereka sanggup mencetak orang yang terpercaya. Sedemikian mahalnya orang yang bisa dipercaya, maka siapapun yang berhasil meraihnya akan mendapatkan kehormatan.

  • Mantapkan karakter anda

Orang yang hebat adalah orang yang selalu menginginkan dirinya bisa menjadi diri yang lebih baik daripada sebelumnya. Membangun diri seseorang itu. Orang yang suka dengan kenikmatan sesaat sudah pasti akan terasa melelahkan dalam membangun karakter diri. Hal ini sangat berbeda dengan orang-orang yang ingin selalu bisa menikmati seluruh kenikmatan yang ada di dunia dan masa mendatang. Mereka tidak akan peduli walau betapa sulitnya proses membangun karakter diri. Diri ke arah yang lebih baik akan dapat menunjukkan karakter

Sumber : The Magic Of Talking, Jessica Arabella, Araska Publisher, Jakarta, 2020.

RAHASIA PARA MILIUNER MENDIDIK ANAK


  1. Anak, Aset Terbesar Anda

       Penuh keceriaan dan tanpa beban. Mereka bebas berekspresi, melukiskan suasana hatinya dalam coretan warna-warni. Itulah dunia anak-anak, penuh warna laksana pelangi. Sayang, sebagian orang tua justru menanggapinya berbeda. Keceriaan, kelincahan, dan tingkah lakunya yang menggemaskan dan kadang berlebihan dalam berekspresi justru membuat orang tua merasa jengkel.          

      Disisi lain ada tipe orang tua yang terlalu memanjakan anaknya secara berlebihan. Mereka seakan tidak kuasa menolak keinginan si anak, semua keinginan anak harus terpenuhi ketika ia meminta. Dampaknya, anak kurang terasa kepekaannya. Mereka cenderung memaksakan semua keinginannya.

  • Anak ibarat kertas putih

Kedua orang tua akan memberikan warna apa kepada anak. Apakah hitam, putih atau bahkan warna warni. Oleh karena itu saat anak cenderung nakal, susah diatur, tidak mau mendengar nasihat orang tua, maka orang tua jangan melemparkan semua kesalahan kepada anak.

  • Memori anak adalah pita perekam yang sangat baik

Pada usia balita mereka mampu menyerap semua informasi positif maupun negatif dari sekitarnya, baik dari orang tua, keluarga, maupun lingkungan. Pada usia tersebut anak belum mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

  • Rentang usia dua hingga lima tahbun (balita) adalah periode golden age

Pada usia golden age otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, otak anak mampu menyerap 100% informasi dan perkembangan Intelligence Quotient (IQ) mencapai 50%. Keoptimalan tumbuh kembang anak pada masa ini sangat dipengaruhi oleh stimulus dan pemberian nutrisi. Ketidaktepatan dalam memberikan informasi, stimulus, serta nutrisi akan berefek besar bagi optimalisasi tumbuh kembang anak pada masa yang akan datang.

  • Kaitan kenakalan anak dengan orang tua

Orang tua adalah guru pertama anak. Dialah yang menjadi sumber stimulus dan informasi utama bagi anak. Stimulus dan informasi ini tertuang melalui pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak-anaknya. Pola asuh yang positif akan membentuk karakter anak yang positif demikian sebaliknya.

Mereka Aset Peradaban, Bukan Beban

 Anak sebagian beban telah menjadi paradigma umum bagi sebagian orang tua pada abad modern ini. Paradigma inilah yang membuat banyak pasangan hanya siap menikah namun tidak siap memiliki anak. Walhasil begitu anak terlahir ke dunia, tak banyak pasangan suami istri yang siap menjadi orang tua. Mereka masing-masing memilih bersibuk ria dengan pekerjaan dan ambisinya dan anak dinomor duakan. Selanjutnya mereka mengalihkan tanggung jawab pengasuh anak kepada baby sitter, tempat penitipan anak, sudara atau kakek-nenek.

Anak adalah asetmasa depan, aset peradaban. Mereka pewaris generasi saat ini. Tanpa hadirnya mereka, masa depan tinggalah seonggok khalayalan belaka. Hal ini disadari oleh orang tuan zaman dahulu, mereka lebih suka berinvestasi anak daripada berinvestasi harta. Para orang tua pada masa itu akhirnya rela bekerja keras, berjuang sekuat tenaga, dan mengorbankan apa saja demi kebahagiaan anak-anak mereka.

Dunia anak yang sejatinya identik dengan limpahan kasih sayang tak selamanya benar. Sebuah data yang dirilis Komnas Perlindungan anak, sepanjang Januari hingga pertengahan Desember 2012, terdapat 2639 laporan tindak kekerasan terhadap anak. Kasus lain yang tidak kalah memprihatinkan adalah pembuangan bayi. Berdasarkan laporan yang diterim18a Arist sepanjang 2012 terdapat 121 kasus pembuangan bayi, 31 diantaranya ditemukan hidup dan sisanya sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dan berdasarkan kasus yang sudah dijelaskan, faktor utamanya antara lain :

  1. Disfungsi peran orang tua

Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua dalam keluarga. Peran suami sebagai nahkoda rumah tangga serta istri sebagai pendidik generasi tidak sepenuhnya berjalan sempurna. Hal ini diindikasikan dengan berpindahnya pengasuh anak secara totalitas kepada baby sitter, tempat penitipan anak, keluarga, kakek-nenek, atau bahkan pertukaran peran diantara keduanya. Yakni suami menggantikan istri mengasuh dan mendidik anak-anak di rumah sedangkan istri sebagai tulang punggung keluarga.

Disfungsi peran orang tua tersebut menyebabkan peran utama orang tua sebagai pendididk dan sekolah pertama bagi anak menjadi tidak optimal. Disfungsi keluarga memang disebabkan sejumlah faktor diantaranya kondisi ekonomi, pengaruh lingkungan, media massa, dan peran serta pemerintah sebagai pemegang kebijakan.

  • Motif ekonomi

Melonjaknya biaya kebutuhan hidup dari waktu ke waktu yang tidak sinergis dengan meningkatnya pendapatan menjadi beban berat bagi sebagian besar keluarga di tanah air. Akibatnya, banyak di antara mereka yang terpaksa hidup dibawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan yang cukup tinggi di negara ini menyebabkan suami sebagai tulang punggung ekonomi keluarga tidak bisa lagi sepenuhnya diandalkan. Bahkan para istri turut serta menjadi penopang ekonomi keluarga.

  • Lingkungan dan media massa

Lingkungan dan media massa merupakan dua faktor yang memiliki pengaruh besar bagi para orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak. Lingkungan dan media massa menjadi media transfer pemikiran dan perasaan dengan sudut pandang tertentu. Kedua faktor tersebut menjadi media yang efektif dalam membentuk gaya hidup seseorang, salah satunmya adalah gaya hidup konsumtif.  

Para orang tua yang mengedepankan gaya hidup konsumtif, tentu secara tidak langsung juga turut mewariskan gaya hidup tersebut pada pola asuh yang mereka terapkan pada anak-anaknya. Gaya hidup ini akan mendorong anak-anak berperilaku serupa. Akibatnya, orang tua tanpa sadar telah mendorong anak-anak berperilaku boros, berorientasi materi, mengejar prestis, bersikap individualis, dan juga sombong.

  • Kebijakan pemerintah

Disfungsi orang tua, masalah kemiskinan, maupun pengaruh negatif lingkungan maupun media massa ternyata ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah. Disfungsi orang tua akibat kemiskinan terjadi akibat ketersediaan lapangan pekerjaan yang belum sepenuhnya terakses oleh semua lapisan masyarakat, khususnya para suami sebagai tulang punggung keluarga.

Orang tua harus menjadi garda terdepan sekaligus benteng terakhir dalam melindungi anak-anak dari segala pengaruh negatif. Mereka pula yang harus menumbuhkan motivasi untuk mewujudkan pikiran positif dalam dirinya. Mereka juga harus mengambil tanggung jawab utama dalam proses pengasuhan dan pendidik anak. Sudah selayaknya orang tua menjadi inspirator sekaligus motivator, mereka pun harus berperan aktif dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif sekaligus mendukung tumbuh kembangnya secara optimal, baik dari emosional, spiritual, maupun intelektualnya.

Ancaman Lost Generation

Lost generation adalah istilah yang dipopulerkan Ernest Hemingway untuk menggambarkan betapa carut mautnya kondisi dunia pasca Perang Dunia I. Pada waktu itu masyarakat telah tercerabut dari akar budayanya, mereka kehilangan pegangan hidup dan keteladanan, tidak ada lagi nilai-nilai kehidupan yang layak diwariskan bahkan mengakibatkan kehilangan generasi penerusnya.

Selamatkan Mereka Sebelum Terlambat

Perlu disadari, masa remaja adalah fase peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Saat itulah masa di mana mereka mencari jati diri, baik dengan cara menunjukkan eksistensi dirinya maupun dengan mencari sensasi. Cara yang mereka tempuh dalam fase pencarian jati diri itu cukup beragam. Mulai dari cara-cara yang positif hingga negatif. Itulah sebabnya, fase ini menjadi periode terawan dalam proses tumbuh kembang anak-anak menuju proses dewasa. Cara yang tepat untuk menyelamatkan generasi dari ancaman lost generation adalah dengan cara orang tua memutuskan diri ikut menjadi subyek perubahan pikiran, siap menguras energi, pikiran, dan juga materi.

B. Belajar dari para Miliuner, Why Not ?

Di tengah hegemoni pekerjaan dan fenomena wanita karir, hampir sebagian besar dari mereka menjadikan semua itu sebagai legitimasi untuk tidak lagi memperhatikan proses tumbuh kembang anak dan selanjutnya mengalihkan tugas tersebut pada orang lain semisal baby sitter, tempat penitipan anak, saudara, maupun kakek-nenek. Sebagai pembenaran atas keputusan tersebut, mereka pun berdalih bahwa apa yang mereka lakukan tadi tidak lain adalah demi kebahagiaan si anak dimasa depannya. Dengan catatan, makna kebahagiaan maupun masa depan di sini tidak lain dimaknai secara sempit hanya sekedar kebahagiaan yang bersifat materi semata.Masa depan anak membutuhkan jaminan finansial yang cukup. Mulai dari biaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kesehatan, pendidikan, fasilitas yang layak, dan lain sebagainya.

Keputusan tersebut berdampak pada tidak berjalannya fungsi orang tua sebagai sekolah pertama bagi anak. Sebagai sekolah pertama bagi anak, orang tua bertanggung jawab penuh dalam mengasuh dan mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya. Namun ketika orang tua telah menempatkan kebutuhan finansial sebagai prioritas teratas, maka sebagaian dari mereka tidak lagi memberikan perhatian khusus pada tanggung jawab tersebut. Akibatnya anak sering kali dinomorduakan.

Di sisi lain ada fenomena menarik yang perlu dicermati pada diri miliuner yang telah menyandang predikat sebagai orang tua. Mereka orang yang sibuk, tapi ternyata sebagian dari mereka masih ada juga yang intens memberikan perhatian khusus pada proses tumbuh kembang anak. Ini tentu saja menjadi sesuatu yang sangat langka dan sekalugus menarik dijadikan sebagai pelajaran berharga.

Anda adalah Sahabat sekaligus Guru Terbaiknya!

Menjalankan fungsi sebagai orang tua di zaman modern ini tidaklah mudah. Sebab, orang tua akan dihadapkan pada berbagai tantangan yang luar biasa. Mulai dari permasalahan internal anak-anak hingga masalah eksternal seperti pengaruh lingkungan, teman, hingga media massa. Pengaruh yang dahsyat dan membombardir anak-anak hampir selama 24 jam nonstop tersebut. Bisa dibayangkan, jika mengawasi anak selama 24 jam nonstop anak akan selalu dimata-matai dan mengakibatkan kehilangan kepercayaan dari anak. Di sisi lain, tentu para orang tua juga akan kehabisan waktu. Padahal mereka memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit.

Perlu disadari, anak-anak juga butuh dihargai privasinya. Di sisi yang lain, mereka pun ingin keinginannya didengar orang tuanya. Itulah sebabnya orang tua hendaknya memosisikan dirinya sebagai sahabat bagi anak. Anak-anak membutuhkan sosok sahabat sebagai teman bermain, tempat mencurahkan perasaan, berbagai pengalaman, maupun ide-ide atau imajinasi baru. Walhasil, sahabat adalah sosok yang begitu dekat. Mereka dibutuhkan dalam suka maupun duka.

Orang tua yang mampu memosisikan diri sebagai sahabat anak, sejatinya orang tua sedang berinvestasi besar dalam proses tumbuh kembang anak. Berikut manfaatnya adalah :

  • Mudah memahami anak

     Sebagai sahabat orang tua mudah memahami anakkarena mampu mengenali emosi anak, mengerti betul apa yang sedang dihadapi dan dirasakan anak. Dengan cara ini, orang tua telah menumbuhkan kepercayaan anak sehingga anak pun mau terbuka kepada orang tua. Jika sebelumnya anak keras hati dan enggan menuruti nasihat, bahkan bisa jadi menutup pintu hatinya rapat-rapat, maka perlahan anak siap membukakan kembali pintu hatinya untuk orang tua. Lalu orang tua akan disambut hangat, dipersilakan masuk dengan ramah bahkan anak siap mendengar segala arahan maupun nasihat.

  • Membuka komunikasi

Komunikasi antara orang tua dengan anak merupakan kebutuhan vital. Sebab komunikasi merupakan modal awal membangun sebuah hubungan, dalam hal ini adalah hubungan antara orang tua dengan anak. Komunikasi yang berjalan lancar akan menumbuhkan interaksi yang harmonis anatar orang tua dengan anak sekaligus menjadi jembatan yang siap mengantarkan orang tua meraih kepercayaan anak.

Memosisikan diri sebagai sahabat anak. Berarti orang tua harus siap dengan tiga konsekuensi berikut :

  1. Melapangkan hati untuk memahami anak
  2. Menjadi pendengar yang baik
  3. Siap mengulurkan bantuan

Dengan menjadikan diri orang tua sebagai sahabat anak, maka akan mudah menyelami dan memahami dunianya. Orang tua pun akan menyadari bahwa anak adalah anugerah sekalugus amanah dari Tuhan. Kehadiran mereka bukanlah beban, melainkan hadiah istimewa dari Tuhan untuk membuat hidup terasa berwarna.

Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal anak. Begitu ia terlahir ke dunia ini. Dan orang tua adalah sosok yang memberikan pendidikan pertama kalinya bagi anak. Orang tua yang pertama kali mengajari anak, mengenal benda dan warna, menyebutkan nama anggota badan, berhitung, dan berbagai pengetahuan lainnya. Orang tua jualah yang awal kali mengenalkan anak pada Tuhannya, mengajari anak bertutur kata, menyampaikan pendapat dan gagasan, serta bersosialisasi dengan orang lain. Orang tua sejatinya adalah guru pertama anak. Dialah yang mengajari dan mendidik anak berbagai hal dalam kehidupan mulai dari pendidikan agama, moral, hingga pengetahuan. Dari hard skill hingga soft sklii.

Filosofi inilah yang rupanya disadari benar oleh para miliuner dunia seperti Donald Trump, Bill Gates, David Beckham, Warren Buffet, dan sejumlah miliuner tanah air. Itulah sebabnya ditengah kesibukan yang luar biasa menyita waktunya, para miliuner tersebut masih menyisahkan waktu untuk mendidik anak-anak mereka. Mereka tidak begitu saja menyerahkan pengasuhan dan pendidikan anak-anak mereka ke sekolah formal ataupun baby sitter.

Saat Kekayaan Bukan Lagi Segala-galanya

Setiap orang hidup pasti butuh materi. Alasan inilah yang menyebabkan setiap orang tua rela bekerja keras membanting tulang setiap harinya. Terlebih bagi orang tua yang saat ini meyandang predikat suami atau ayah, tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga menjadikan orang tua harus siap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Alasan itu pula yang akhirnya mendorong para istri sekaligus ibu siap menyokong ekonomi keluarga.

Kebutuhan manusia tidak sekedar kebutuhan dasar. Ada beragam kebutuhan lain yang tergolong dalam kebutuhan sekunder dan tersier. Setelah kebutuhan primer terpenuhi, secara manusiawi kebutuhan sekunder dan tersier juga berusaha dipenuhi. Gaya hidup konsumtif justru mendorong masyarakat justru sibuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Bahkan tidak lagi memprioritaskan kebutuhan tetapi mengejar keinginan.

Alasan inilah yang kemudian mendorong banyak orang untuk menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja, tak terkecuali mereka yang sudah berstatus sebagai orang tua. Kompleksnya kebutuhan dan semakin meningkatnya biaya kebutuhan hidup membuat mereka harus pandai merencanakan kebutuhan finansial keluarga, termasuk mencari sumber finansial yang menjanjikan.

Kisah tragis oleh Oei Hul Lan putri orang terkaya di Indonesia sekaligus putri kesayangan dari Oei Tiong Ham, Raja gula dari Semarang sekaligus miliuner terkaya se-Asia Tenggara pada 1900-an. Sebagai putri seorang miliuner pada zamannya, Oei Hul Lan hidup serba berkecukupan bahkan bergelimang harta. Oei Hul Lan terbiasa hidup mewah dan bergaul dengan kalangan ningrat, semisal para bangsawan dan kerajaan Eropa. Sayangnya, gelimang harta dan kehidupan mewah yang diwariskan orang tuanya tidaklah menjamin kehidupannya bahagia, sebaliknya justru menyisakan petaka menyedihkan.

Kisah tragis Oei Hul Lan bermula dari kegemaran ayahnya yang menikahi banyak wanita. Ayahnya menikahi delapan orang wanita dan melahirkan 42 anak, salah satunya adalah dirinya. Begitu ayahnya meninggal dunia dan mewariskan kekayaan senilai 200 juta poundsterling, aset inilah yang kemudian diperebutkan oleh keturunannya. Walhasil, konflik keluarga akhirnya tak terelakkan lagi.

Berikut ini deretan miliuner dunia yang tidak akan mewariskan kekayaan mereka pada anak-anaknya :

  1. Warren Buffet

Buffet berjanji akan menyumbangkan 99% dari seluruh kekayaannya untuk yayasan sosial. Dari 99% kekayaan yang akan disumbangkan tersenut, 83% diantaranya akan diberikan kepada Bill and Melinda Gates Foundation, yayasan milik Bill Gates dan istrinya.

  • Bill Gates

Ia dan istrinya bersepakat untuk tidak mewariskan kekayaannya pada ketiga anaknya. Menurut Gates, mewariskan kekayaan kepada anak-anaknya tidak memberikan dampak positif bagi mereka. Bill Gates dan istrinya memilih mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk yayasan milik mereka serta mendanai sejumlah aksi sosial.

  • Pierre Omidyar

Pendiri eBay ini hanya menyisakan sedikit kekayaannya untuk ketiga anaknya. Selebihnya kekayaannya akan didonasikan untuk kegiatan sosial.

  • Michael Bioomberg

Walikota New York ini lebih mendonasikan kekayaannya untuk seperti Carnegie Corporation, John Hopkins University, serta ribuan lembaga non profit lainnya.

  • Jackie Chan

Bintang laga ini akan menyumbangkan separuh kekayaannya. Ia tidak berniat mewariskannya pada anak laki-lakinya. Menurutnya, anak laki-lakinya bisa mendapatkan kekayaannya sendiri jika ia mampu. Sebaliknya jika tidak mampu, maka hanya menghambur-hamburkan uang saja.

  • Gene Simmons

Basis band Kiss ini ingin kedua anaknya hidup mandiri. Selaku orang tua ia tetap akan memberikan perhatian kepada buah hatinya tersebut. Namun untuk urusan kekayaan, biarlah anak-anaknya berjuang sendiri tanpa bantuannya

  • Gina Rinehart

Pengusaha baja sekaligus wanita terkaya di Australia ini mengaku tidak akan mewariskan kekayaannya kepada keempat abaknya. Bahkan sekedar mengelola aset keluarga pun ia tidak mengizikannya karena mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai baik dari sisi tanggung jawab, pengetahuan, maupun pengalaman.

  • John Arnold

Pengusaha ini bersama istrinya memutuskan tidak mewariskan kekayaannya yang mencapai US$ 4 miliar kepada ketiga anaknya.

  • Bernard Marcus

Dari home depot, bisnis yang dikelolanya tersebur Marcus berhasil mengumpulkan kekayaan senilai US$ 1,5 miliar. Namun ia tidak akan mewariskan kekayaannya itu pada anak-anaknya. Ia lebih memilih menyumbangkan pada penderita cacat dan pendidikan.

  1. George Lucas

Sutradara sekaligus produser ini berjanjikan akan mendonasikan setidaknya separuh dari seluruh kekayaannya untuk memajukan dunia pendidikan. Ia sama sekali tidak berniat mewariskan kekayaannya itu untuk keempat anaknya itu.

  1. Simon Cowell

Hartanya yang diprediksi mencapai US$ 250 juta tidak akan diwariskan kepada anaknya, melainkan akan disumbangkan untuk yayasan sosial. Menurutnya kekayaan ntidaklah harus diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan ia lebih memilih membantu orang lain daripada memperkaya anak-anaknya. Ia menambahkan, harta warisan akan jauh lebih berguna jika dimanfaatkan untuk membantu orang lain mencapai kesuksesan.

Inilah alasan para miliuner tidak mewariskan kekayaan mereka pada anak-anaknya

  • Lebih baik membantu orang lain meraih sukses daripada memperkaya anak-anak sendiri
  • Anak-anak harus dibiasakan bekerja keras dan mandiri
  • Menyisihkan sebagian kekayaan untuk penderita cacat, pendidikan yayasan sosial, dan lembaga non profit lainnya
  • Kekayaan tidak harus diwariskan dari generasi ke generasi
  • Anak-anak belum tentu memiliki kemampuan yang memadai untuk mengelola keuangan keluarga

Berikut ini cara mendidik anak yang benar adalah sebagai berikut :

  • Orang tua harus memiliki visi-misi yang jelas untuk anak-anaknya
  • Orang tua adalah motivator terbaik bagi anak
  • Siapkan anak-anak menjadi pemimpin
  • Ada upaya serius untuk mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan
  • Orang tua dan guru harus saling bersinergi dalam mendidik anak
  • Kesuksesan anak tidak ditentukan seberapa besar materi kekayaan yang diberikan orang tua, melainkan kualitas emosional, inteligensi, dan spiritual yang mampu diwujudkan pada diri anak.

Inilah tiga kebutuhan mendasar anak :

  1. Kebutuhan spiritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan tentang arti dan tujuan hidup manusia. Kebutuhan ini mencakup dua dimensi vertikal dan horizontal. Vertikal yakni hubungan manusia dengan tuhannya. Sedangkan horizontal adalah hubungan antara manusia dengan diri pribadinya, orang lain, serta lingkungannya.

  • Kebutuhan psikologis
  • Rasa aman

Anak membutuhkan rasa aman, baik rasa aman di dalam diri sendiri maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Mewujudkan rasa aman pada diri anak tidak sekedar membebaskan anak dari rasa takut. Selama ini orang tua sering kali menakut-nakuti anak dengan hukuman sebagai konsekuensi kesalahan yang mereka perbuat. Dengan harapan anak menjadi jera dan tidak lagi mengulangi kesalahan. Padahal cara kini justru tidak memotivasi mereka berbuat baik. Sebaliknya dengan cara yang positif anak akan lebih tergerak melakukan kebaikan dari pada dengan ancaman dan cara-cara serupa.

Berikut ini sejumlah kesalahan yang sering kali dilakukan orang tua pada anak, yang tanpa disadari telah membuat anak kehilangan rasa aman :

  • Mencari-cari kesalahan dan mengkritik secara berlebihan
  • Membandingkan anak dengan saudaranya atau anak yang lain
  • Kekerasan fisik, psikis, dan seksual
  • Kasih sayang

Jika Tuhan saja begitu Maha Pengasih terhadap setiap hamba-Nya, maka sudah selayaknya orang tua pun memberikan kasih sayang pada anak-anaknya. Dengan curahan kasih sayang yang tulus dari orang tua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lembut hatinya, santun, dan berakhlak mulia. Karakter yang demikian akan membuat mereka mudah menerima nasihat dan tertunjuki pada kebenaran.

  • Aktualisasi diri

Pada usia SD, anak-anak mulai mengaktualisasiakan diri. Mereka mulai mengembangkan potensi-potensi dan berusaha mewujudkannya. Pada saat itu pula, anak-anak mulai menumbuhkan sikap berkompetisi dalam rangka mewujudkan keinginannya. Bahkan mereka juga mulai berusaha untuk meraih prestasi.

  • Rasa memiliki

Egosentris melekat pada diri anak-anak. Bahkan mereka dikatakan sebagai egosentris total. Mereka menjadi egosentris total bukan karena selalu memikirkan kepentingan sendiri melainkan beranggapan bahwa orang lain memiliki sudut pandang yang sama dengan dirinya. Mereka mengira orang lain juga memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya, apa yang mereka celotehkan dianggap selalu bisa dimengerti orang lain. Namun seiring dengan matangnya kedewasaan ndan arahan yang tepat dari orang tua, guru, dan orang-orang didelat mereka, sifat tersebut akan semakin berkurang.

  • Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik antara lain makan, minum, dan istirahat. Orang tua harus memperhatikan kebuituhan nutrisi anak. Sejak mereka dikandungan hingga menjadi tumbuh kembangnya. Bagaimana pun, terpenuhinya nutrisi merupakan faktor penting untuk optimalisasi perkembangan anak. Begitu pula dengan waktu istirahatnya. Istirahat yang berkualitas akan membantu memulihkan konsentrasi dan vitalitas mereka. Dan istirahat yang paling berkualitas adalah tidur. Tidur memengaruhi sekresi dua hormon penting berikut ini :

  • Growth hormone (hormon pertumbuhan)
  • Cortisol hormone (hormon kortisol)

Inilah kebutuhan mendasar anak yang hendaknya orang tua cermati dan penuhi

  • Mamahami kebutuhan mendasar anak akan membantu orang tua memahami kapasitas anak dan menerapkan pendidikan yang tepat bagi anak
  • Memahami kebutuhan anak akan membuat orang tua memahami waktu dan cara yang tepat memberikan nasihat, masukan, bahkan hukuman pada anak
  • Orang tua memegang peran utama dalam memenuhi kebutuhan mendasar anak
  • 10 Rahasia Para Miliuner dalam Mendidik Anak

Optimalisasi waktu sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang cukup tinggi dari diri seseorang dalam menghargai waktu, bahwa waktu mempunyai karakteristik berikut ini :

  • Tidak bisa diputar ulang
  • Tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan
  • Waktu tidak bisa dibeli atau diganti dengan apapun
  • Waktu ibarat pedang, seesorang yang selalu mengasah dan menggunakannya dengan baik akan mendapatkan manfaatnya, sebaliknya yang tidak mampu mempergunakannya dengan baik akan terluka karenanya

Selain itu, optimalisasi waktu juga dipengaruhi oleh manajemen waktu itu sendiri. Manajemen waktu sebenarnya adalah sebuah perencanaan an pengorganisasian waktu yang disertai dengan pengawasan dan evaluasi terhadap pemanfaatan waktu tersebut. Seseorang yang mampu memanajemen waktu dengan baik, niscaya ia dapat memanfaatkan waktu tersebut secara optimal.

Manajemen waktu orang tua :

  • Gunakan waktu bertemu dengan anak sebagai pertemuan yang berkualitas
  • Mencurahkan kasih sayang
  • Saling berbagi pengalaman
  • Memberikan sentuhan fisik seperti memberikan pelukan dan ciuman
  • Membimbing dan mendidik
  • Jika menggunakan pengasuh, sempatkan waktu untuk menjalin komunikasi dengan mereka agar mereka pun memahami visi dan misi mendidik anak yang anda kehendaki
  • Jangan tukar kasih sayang anda dengan uang karena uang bukanlah segalanya
  • Memilih pekerjaan yang jadwal kerjanya masih bisa disinergiskan dengan peran anda selaku orang tua
  • Tetap meluangkan waktu untuk mengontrol

Salah satu bukti adalah apa yang dilakukan oleh sejumlah miliuner dunia yang nota bene mereka juga menyandang predikat sebagai orang tua. Dibalik kesibukan mereka yang luar biasa, mereka pun berkomitmen untuk meluangkan waktunya untuk keluarga. Bahkan mereka juga turut adil dalam mendidik anak-anak mereka sendiri. Bahkan kemudian sebaliknya, ketika hidup mereka bergelimang materi, apapun bisa terbeli, lalu menjadikan para miliuner tersebut berlepas tangan dalam mendidik anak-anak mereka yang rata-rata jumlahnya lebih dari dua. Atau merasa tak perlu lagi bercampur tangan dalam mendidik anak karena sudah mampu memilihkan guru terbaik atau menyekolahkan anak di sekolah ternama.

Berikut ini rahasia para miliuner dalam mendidik anak diantaranya adalah :

  1. Jangan biarkan spiritual mereka menjadi kering

Boleh saja Abraham Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia menghilangkan aspek religius atau spiritual.namun secara alami manusia tetaplah membutuhkan aspek spiritual dalam hidup mereka. Sebab secara vertikal manusia membutuhkan keberadaan Tuhan dalam hidupnya. Begitu pun dengan para miliuner, mereka hakikatnya adalah manusia juga yang membutuhkan Tuhan. Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari spiritual adalah aspek penting yang tidak mereka abaikan, termasuk pula dalam mendidik anak.

Kekuatan spiritual mampu mengantarkan seseorang sanggup membedakan antara yang benar maupun yang salah. Sekaligus meneguhkan kekuatan dalam dirinya sehingga ia menjadi pribadi yang luar biasa dan tidak mudah terombang-ambing dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Demikian halnya dalam mendidik anak, menumbuhkan kekuatan spiritual pada diri anak sejak kecil sejatinya merupakan upaya pemenuhan kebutuhan mendasar pada diri anak itu sendiri. Dengan kata lain, spiritual adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi dan diwujudkan dalam proses mendidik anak.

Anak-anak yang terpenuhi kebutuhan spiritualnya, kelak akan tumbuh menjadi generasi yang tangguh. Sebab mereka memiliki sandaran yang kokoh , yakni Tuhan Yang Maha Tangguh. Tanpa sandaran ini anak-anak akan mudah rapuh, labil, dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Disisi lain mereka juga akan memiliki rasa empati dan menyuburkan kasih sayang dalam dirinya. Sebab, Tuhanlah yang menjadi motivator hidupnya. Ia akan menghiasi dirinya dengan kebaikan-kebaikan yang diserukan Tuhan kepada setiap hamba-Nya.

  • Anda adalah Role Model terbaik bagi anak

Anak adalah peniru ulung. Mereka merekam apa saja yang ada disekitarnya. Perkembangan daya rekam anak berlangsung sangat pesat ketika usia mereka mulai memasuki periode golden age. Disebut golden age karena pada periode tersebut pertumbuhan otak berlangsung sangat pesat. Golden age menjadi periode terhebat selama periode tumbuh kembang anak sekalugus masa terawan.

Agar orang tua mampu menjadi role model  yang tepat bagi anak, mereka perlu memahami fase-fase perkembangan anak. Dan berikut ini adalah fase-fase perkembangan anak yang perlu dicermati para orang tua.

Fase perkembangan anak :

  • 0 – 2 tahun

Fase pembentukan landasan moral. Anak membutuhkan kasih sayang penuh dari orang tua

  • 2 – 3 tahun

Anak mulai diajari tata krama serta mulai dilatih memilih mana perbuatan baik dan perbuatan buruk

  • 3 – 4 tahun

Fase ini merupakan fase egosentris. Pada masa itulah anak suka melanggar aturan, memaksakan kehendak, dan memamerkan sesuatu. Pada fase ini sebenarnya anak mudah diarahkan. Sebab ia memilih pujian dan menghindari hukuman. Mereka juga mulai memiliki empati. Orang tua sebaiknya memberikan arahan dan aturan yang tepat disertai denga reward and punishment yang mendidik.

  • 4 – 6 tahun

Anak mulai diajak kerjasama dan lebih menurut dibandingkan fase sebelumnya. Mereka juga mulai menerima pemikiran orang laian. Pada fase ini orang tua dituntut memberikan argumen yang bisa dipahami anak

  • 6 – 8 tahun

Pada fase ini, orang tua mulai menanamkan rasa peduli pada diri anak. Mereka dibiasakan gemar menolong orang lain yang membutuhkan.

Menjadi role model terbaik bagi anak memang membutuhkan keteladanan bagi orang tua secara langsung. Sebab, anak tidak selamanya mau menurut disuruh ini dan itu jika orang tua mereka sendiri tidak bisa menunjukkan hal tersebut dihadapan mereka. Yang harus diperhatikan orang tua sebagai role model terbagik bagi anak adalah keteladanan, disiplin, sabar, konsistensi penerapan peraturan yang telah menjadi kesepakatan antara orang tua dana anak, dan reward and punishment yang bersifat mendidik.

  • Visioner itu penting

Mendidik anak memerlukan visi yang jelas. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menjadi sosok yang visioner. Visi yang jelas akan memudahkan para orang tua dalam mendidik anak. Orang tua visioner adalah sosok orang tua yang memiliki pandangan jauh ke depan. Syarat menjadi orang tua visioner adalah prinsip yang jelas dan kuat, kemauan yang kuat, kesungguhan, kerja keras, sabar, tidak mudah putus asa, kreatif meskipun dalam keterbatatasan, mengenali potensi diri dan cara melejitkannya, dan kekuatan spiritual

  • Bekerja keras dan mandiri, bukan memanjakan

Membiasakan anak-anak bekerja keras dan mandiri merupakan upaya untuk menumbuhkan kegigihan pada diri anak. Ada kalanya anak merasa berat menjalankan proses tersebut. Bahkan bisa jadi mereka menyerah serta putus asa sebelum melakukan usaha. Disinilah peran penting orang tua untuk selalu memberikan dukungan. Selaku orang tua, anda harus yakin setiap anak terlahir kedunia ini telah dianugerahi Tuhan dengan kemampuan. Maka tuga orang tua adalah menggali potensi, mengarahkan, menstimulasi, melatih, dan mewariskan nilai-nilai yang berharga.

  • Pentingnya mengajarkan finansial sejak dini

Materi memang penting dalam hidup ini. Namun demikian, bukan berarti materi adalah segala-galanya. Tips mengajarkan finansial pada anak adalah sebagai berikut :

  • Uang bisa diraih dengan kerja keras
  • Berikan keteladanan pada anak bagaimana cara memperoleh uang dan mengelolanya dengan tepat dan bijaksana
  • Ajarkan pada anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan
  • Ajarkan investasi pada anak, mulailah dari yang sederhana
  • Memberikan pendidikan terbaik

Setiap orang tua memilihkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya serta memperhatikan tiga elemen penting berikut, kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan sipitual (SQ). Jadi tidak sekedar kecerdasan intelektual semata. Sebab, kecerdsasan spiritual adalah pondasi pembentukan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Inilah sejumlah alasan sejumlah miliuner Indonesia menguliahkan anaknya ke perguruan tinggi diluar negeri.

  • Mendapatkan pendidikan yang lebih memadai
  • Melatih kemandirian
  • Meningkatkan kedisiplinan
  • Meningkatkan kompetensi
  • Meluaskan jaringan
  • Mendapatkan kesempatan magang di perusahaan asing
  • Pengalaman, guru terbaik mereka

Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik. Rupanya pepatah ini juga diamini para miliuner. Mereka sangat yakin, dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, mereka akan siap mengarungi riak-riak kehidupan ini.

  • Menyiapkan mental, skill, dan kepemimpinan

Mental, skill, dan leadership ketiganya saling melengkapi. Kualitas hidup seseorang sangat erat kaitannya dengan sikap mentalnya. Mental positif akan membuat seseorang selalu berpikir positif tentang kehidupan. Begitu pula sebaliknya, mental negatif akan membuat seseorang selalu memandang negatif setiap peristiwa dalam hidupnya. Upaya orang tua untuk mewujudkan mental positif sekaligus mengikis mental negatif pada diri anak adalah tetapkan tujuan dan strategi meraihnya, fokus pada hal-hal yang positif, yakinlah setiap masalah pasti ada jalan keluar dan setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini memiliki potensi luar biasa, selalu berdoa, belajar dari setiap kegagalan, dan bersyukurlah ketika sukses dan bersabarlah ketika gagal.

Skill disebut keahlian khusus. Skill dibedakan menjadi dua yaitu hard skill dan soft skill. Hard skill  merupakan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk profesi tertentu. Hard skill mencakup ilmu pengetahuan (akademis), teknologi dan keterampilan teknis. Adapun soft skill dibagi menjadi tiga, intrapersonal skill,, interpersonal skill, dan ekstrapersonal skill. Intrapersonal skill adalah keterampilan seseorang dalam mengelola dan mengatur dirinya sendiri. Interpersonal skill yakni keterampilan seseorang dalam mengelola dan mengatur orang lain. Sedangkan ekstrapersonal skill adalah kemampuan spiritual intelligence yang dimiliki seseorang. Tips menumbuhkan soft skill pada diri anak adalah belajar sambil bermain, bersosialisasi dengan orang lain, membentuk kelompok orang lain, dan membiasakan diri selalu mendekat Tuhan (berdoa, menjalankan ibadah wajib, membacakan kisah keteladanan para nabi, menyanyikan lagu-lagu religi)

Kepemimpinan merupakan cara, kebijakan, dan strategi seorang pemimpin dalam merespon setiap tantangan yang terjadi di institusi atau organisasi yang dipimpinnya. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang tidak bisa dengan cara instan, melainkan membutuhkan proses. Tips menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak adalah sebagai berikut :

  • Proaktif

Anak tidak didoktrin, melainkan menjalankan tugas atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab. Diperlukan komunikasi dua arah

  • Prioritas

Buat urutan tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu agar anak bisa menyelesaikannya tepat waktu

  • Biasakan berdiskusi

Beri anak kesempatan mengemukakan pendapatnya berdasarkan sudut pandang mereka.

  • Pendengar yang baik

Selaku orang tua, anda harus siap menjadi pendengar yang baik bagi anak. Biarkan mereka bereksplorasi dengan imajinasi dan pikirannnya. Jangan terburu-buru mengevaluasi atau menyalahkan

  • Lingkungan yang kondusif

Lingkungan yang kondusif akan mendukung proses tumbuh kembang anak lebih optimal

  • Pengawasan

Anak-anak tidaklah seperti orang dewasa yang telah matang dalam berpikir dan mengambil tindakan. Oleh karena itu, mereka tetap membutuhkan pengawasan ekstra dari orang tua. Namun demikian,  bukan berarti orang tua selalu memata-matai dan mengekang anak-anak. Ataupun sebaliknya, membebaskan mereka sebebas-bebasnya. Pengawasan orang tua terhadap anaknya ibaratnya bermain layang-layang. Adakalanya orang tua harus mengulur atau melepaskannya dan pada lain waktu harus menariknya. Peran orang tua adalah mengarahkan serta mengendalikannya agar tidak salah dalam mengambil sikap atau keputusan dalam hidupnya.

  1. Good habits

Lingkunga yang kondusif sangat memengaruhi optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan menanamkan good habits (kebiasaan baik). Inilah sejumlah kebiasaan baik yang telah ditanamkan Warren Buffet, Donal Trump, David Beckham, dan sejumlah miliuner dunia lainnya kepada anak-anak mereka adalah disiplin, tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, hidup sederhana, dan tidak memanjakan

Sumber :

Lely Noormindhawati dan Jubilee Enterprise (2014). Rahasia para miliuner mendiidk anak, ,  PT Elex Media Komputindo kelompok gramedia, Jakarta

Pengenalan Dasar psikologi


Kalau orang telah memilih istilah kepribadian, selanjutnya masih perlu ditunjukkan, bahwa istilah psikologi kepribadian lebih tepat daripada istilah teori kepribadian.

Kendatipun sudah jelas, bahwa kepribadian itu mempunyai arti deskripsi, namun masih ada kemungkinan pembuatan deksripsi itu dilakukan dari berbagai sudut pandangan ilmu pengetahuan ataupun sudut pandangan yang lain. Karena itu supaya lebih jelas mengenai sasarannya, yaitu bahwa orang mempersoalkan kepribadian itu dalam arti psikologis, jadi dari sudut pandangan psikologi, baiklah secara eksplisit digunakan istilah Psikologi Kepribadian.

Jenis Psikologi Kepribadian

Kalau orang mengadakan orientasi dalam lapangan psikologi kepribadian ini, maka akan nyata bahwa yang dijumpai bukanlah satu teori saja, bukanlah suatu psikologi kepribadian. Karena itu untuk mendapatkan ikhtisar, kiranya perlu dicoba untuk mengemukakan penggolongan-penggolongan psikologi kepribadian yang telah ada sampai dewasa ini.

Ada bermacam-macam kategori yang dapat dipergunakan untuk penggolongan-golongan itu. Antara lain dapat dikemukakan seperti yang tersebut sebagai berikut :

I. Atas dasar jalan yang ditempuh atau metode yang dipergunakan dalam menyusun sesuatu teori dalam psikologi kepribadian itu, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Teori-teori yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti misalnya teori-teori Plato, Kant, ahli-ahli dari aliran Neo-kantianisme, Bahnsen, Queyrat, Malapert, dan lain-lainnya lagi, yaitu teori-teori yang disusun terutama oleh ahli filsafat. b) Teori-teori yang disusun atas dasar data-data dari hasil penyelidikan empiris atau eksperimental, seperti teori-teori Heymans, Freud, Jung, Adler, Eysenck, Rogers, dan lain-lain teori yang dikembangkan pada abad ini.

II. Atas dasar komponen kepribadian yang dipakai sebagai landasan atau titik tolak dalam penyusunan perumusan-perumusan teoritis, dapat kita ketemukan adanya : a) Teori-teori konstitusional, seperti misalnya teori-teori mazhab Italia, mazhab Perancis, Kretschmer, Sheldon, dan lain-lain. b) Teori-teori temperament, seperti misalnya teori-teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dan lain-lain. c) Teori-teori ketidaksadaran, seperti misalnya teori-teori Freud, Jung, Adler, dan pengikut-pengikut dari mereka itu. d) Teori-teori faktor, seperti misalnya teori-teori Eysenck, Cattell, dan lain-lain. e) Teori-Teori kebudayaan, seperti misalnya teori Spranger.

III. Atas dasar cara pendekatan (approach). Atas dasar cara pendekatan ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok teori-teori, yaitu : a) Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan tipologis (typological approach), seperti misalnya teori-teori Plato, Hipocrates-Galenus, Enselhans dan ahli-ahli yang modern seperti misalnya Heymans dan Ewald. b) Teori-teori yang mempunyai cara pendekatan pensifatan (trais approach), seperti misalnya teori-teori Klages, Allport, Rogers, Freud, Jung, Murphy, dan lain-lain.

Dengan tidak melupakan kemungkinan adanya overlapping dan ketidakjelasan kiranya untuk kepentingan teknik pembicaraan, klasifikasi atau penggolongan-golongan yang terakhir itu sangat berguna.

Penyusunan Teori Kepribadian.

Usaha-usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian ini sudah lama dilakukan orang. Hasil-hasil dari usaha-usaha tersebut ada yang nilai ilmiahnya masih jauh dari memadai, dan karenanya dapat disebut usaha-usaha yang masih bersifat prailmiah, dan ada yang nilai ilmiahnya sudah lebih memadai.

Usaha-usaha yang Masih Bersifat Pra-ilmiah

a) Chirologi atau ilmu gurat-gurat tangan (Jawa: rajah). Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang itu tidak ada yang sama satu sama lain, ini pulalah yang menjadi dasar pikiran Daktiloskopi (Ilmu sidik jari). Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya. Akan tetapi usaha yang biasa dilakukan orang tidaklah sejauh itu; orang hanya memperhatikan beberapa gurat(garis) saja.

b) Astrologi atau ilmu perbintangan. Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia. Pada waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa; jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai soal ini dia juga akan dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya; tetapi biasanya usaha yang dilakukan orang tidak sejauh itu, dan orang-orang yang lebih kemudian secara tradisional meniru saja yang dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan validitas prinsip-prinsip yang telah ada belum diuji.

c) Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan. Tentang sejarah pengetahuan ini tidak ada kesatuan pendapat diantara para ahli. Umumnya orang berpendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad XIX, namun ada juga bukti –bukti yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga orang yang memperhatikannya, misalnya Cammilo Baldo (Italia, 1622). Dasar pikiran grafologi itu ialah demikian: segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti dia juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya.

Dalam menganalisis tulisan tangan itu hal-hal yang diperhatikan antara lain:

  1. Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau menurun,
  2. Condong atau tegaknya tulisan,
  3. Besar kecilnya huruf,
  4. Jarak tulisan dari garis yang satu ke garis lainnya,
  5. Tumpul runcingnya tulisan,
  6. Tebal-tipisnya tulisan,
  7. Tetap dan tidaknya ukuran tulisan,
  8. Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan jalan demikian orang mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.

d) Physiognomi atau ilmu tentang wajah. Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa.

e) Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak. Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar pikiran itu ialah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing mempunyai pusatnya di otak. Jikalau salah satu(atau lebih) dari kecakapan itu keadaanya luar biasa, maka pusatnya di otak itupun luar biasa besarnya. Akibat hal ini adalah bentuk tengkorak lalu terubah oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan-tonjolan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat orangnya.

f) Onychologi atau ilmu tentang kuku. Onychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya

2. Usaha-usaha yang Lebih Tinggi Nilainya

Jikalau dalam usaha-usaha yang satu sama lain seakan-akan lepas, maka pada usaha-usaha yang akan dibicarakan ini terdapat garis yang nyata mengenai konstinuitas usaha-usaha tersebut.

a) Ajaran tentang Cairan Badaniah. Ajaran tentang cairan badaniah ini, yang kemudian menjadi sangat terkenal dan sangat besar pengaruhnya terhadap ahli ahli yang lebih kemudian, dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.

Pendapat Hippocrates.

Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu: a) sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning) b) sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), c) sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan. d) sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras (normal) orangnya normal(sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal(sakit).

Pendapat Galenus.

Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan dan bahwa cairan-cairan tersebut adanya adalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi yang seharusnya (jadi: dominant) maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada dominannya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya temperamen. Jadi, dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu sampailah Galenus kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe temperamen, beralas pada dominasi salah satu cairan badaniahnya.

Pengaruh Ajaran Hippocrates dan Galenus.

Ajaran Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus itu tahan uji sampai berabad-abad; pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih sangat terasa. Lama kelamaan latar belakang kefilsafatannya, yaitu adanya kesatuan dalam seluruh kosmos, ditinggalkan, dan sebagai akibatnya terdapat adanya dua garis perkembangannya, yaitu: a) menekankan pentingnya kejasmanian, yaitu teori-teori konstitusional, b) menekankan pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori temperamen.

Sumber :

Psikologi Kepribadian, Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A., ED.S.,Ph.D., Rajawali Pers, Jakarta, 2016

Pimpinan dan Perubahan


oleh : Ahmad Kurnia, SPd, MM.*

A. PENDAHULUAN

Perubahan sudah menjadi kata kunci dalam bisnis dan organisasi pada masa kini. Situasi persaingan pasar yang semakin dinamis, kemajuan teknologi yang pesat, permintaan dan selera pasar yang cepat sekali berubah, kesemuanya itu membawa organisasi kepada situasi yang tidak mudah diramalkan.

Akibatnya, untuk menghadapi perihal tersebut, organisasi juga melakukan bahan internal seperti restrukturisasi, transformasi bisnis, dan sebagainya. Bahkan, kemampuan untuk mengelola perubahan menjadi sebuah kunci kesuksesan penting dalam persaingan bisnis saat ini. Dalam perspektif ini, organisasi lebih bersifat proaktif perubahan yang berkesinambungan di dalam organisasi dilakukan untuk mengantisipasi perubahan eksternal, serta menjamin keberhasilan perusahaan dalam melalu proses perubahan tersebut.

Perubahan di dalam organisasi dapat terjadi secara terencana maupun tidak. Perubahan yang terencana, dipersiapkan dengan matang dan memang disengaja. Organisasi yang ingin merampingkan strukturnya agar in berekspansi dengan melakukan merger, eksibel, atau yang ing buasanya akan mempersiapkan din terhadap perubahan yang akan terjadi. šementara itu perubahan yang tidak terencana biasanya terjadi secara mendadak dan menimbulkan akibat yang tidak diperkirakan sebelumnya.

17Keterkaitan antara karakteristik perubahan dan karakteristik kepemimpinan.

a. Perubahan organisasi hampir selalu melibatkan perubahan struktur kerja.

b. Proses dan dinamika perubahan organisasi yang rumit dan kompleks, sering kali mengaburkan arah dan tujuan awal.

c. Kondisi hilangnya struktur kerja dan berkurangnya kejelasan arah, bisa membuat situasj menjadi tidak beraturan dan tidak terkendali.

d. Pada saat kompleksitas dan kesulitan memuncak, ada kalanya para pelaku perubahan mengalami ketegangan psikologis.

B.PEMIMPIN DAN PERUBAHAN

Pemimpin adalah titik kunci dalam keberhasilan perubahan organisasi, bahkan ada kalanya pemimpin adalah perubahan itu sendiri. Sifat perubahan dan sifat kepemimpinan saling membutuhkan dan melengkapi.

Kepemimpinan tidak mungkin berjalan steril dari konteks sosial budaya. Konteks budaya dari mana seorang pemimpin berasal dan di mana ia berkarya, tidak dapat diabaikan. Budaya tempat pemimpin dibesarkan, akan membekalinya dengan nilai, norma, dan kebiasaan yang akan mengarahkan cara pikir, cara merasa, dan cara berperilaku- nya. Budaya tempat pemimpin berkarya juga memiliki nilai, norma dan aturan kebiasaan yang menuntut pola perilaku tertentu. Keberhasilan pemimpin dalam mengelola bawahannya sangat bergantung dari seni menyeimbangkan kedua faktor budaya tersebut, terutama jika keduanya berbeda jauh.

Dari khazanah pemikiran Indonesia, seorang pemimpin Indonesia biasanya akan menjalankan perannya secara komprehensif, yaitu ber- jalan di depan dengan mengarahkan dan menjadi panutan, dekat dengan bawahan sambil memotivasi, dan berada di belakang untuk memberi dukungan. Faktanya, pemimpin Indonesia dikenal dengan kemampuannya untuk menciptakan iklim kerja yang menyenang kan, memberi perhatian personal, dan kesediaan untuk melibatkan bawahan.

Keberhasilan kepemimpinan juga terkait erat dengan ekspektansi bawahan. Harapan bawahan akan pemimpin yang baik menentu- kan kredibilitas pemimpin. Sembilan aspek diharapkan muncul dari pemimpin oleh bawahannya, yaitu berambisi, broad-minded penuh perhatian, kompeten, kooperatif, berani, dapat diandalkan, gigih, dan adil. Harapan ini relatif menetap sepanjang waktu. Faktor budaya juga memengaruhi hal-hal yang dipertimbangkan bawahan untuk me- nentukan kredibilitas pemimpinnya. Dalam konteks Indonesia, harapan akan pemimpin dalam perubahan mengerucut pada lima hal, yaitu adanya komitmen, konsistensi, arahan yang jelas, trust pada bawahan, dan adanya panutan.

Organisasi harus menyiapkan pemimpinnya secara terencana dan sistematis. Alih-alih berpikir bahwa seorang pemimpin akan muncul dengan sendirinya pada saat dibutuhkan, jauh akan lebih konstruktif jika berpikir bahwa pemimpin sudah siap saat perubahan membutuh- kannya. Selain itu, dengan pengembangan talenta kepemimpinan yang baik, organisası akan menghasılkan pemimpin yang mengadopsi nilai- nilai perusahaan. Jika para pemimpin organisasi memiliki nilai dan persepsi yang sama, maka ayunan langkah perubahan pun akan lebih seirama dan lebih menjamin keberhasilan. Studi yang dilakukan penulis mengindikasikan pentingnya program pengembangan kepemimpinan organisasi, dengan memerhatikan dua hal di bawah ini:

1. Selain menghasilkan orang-orang kompeten di bidangnya, progran pengembangan kepemimpinan di perusahaan hendaknya juga mengasah keterampilan interpersonal. Kemampuan memotivasi dan mengembangkan hubungan positif dengan anak buah, tampak- nya banyak dituntut dari pemimpin di Indonesia. Hal ini tidak bisa dipelajari semata-mata dari pelatihan di dalam kelas. Cara paling efektif adalah melalui on the job training Sistem mentoring dijalankan dengan sistematis yang memungkinkan terjadinya pro- ses coaching dan role modeling secara maksimal. Meski sudah dilakukan, tetapi belum banyak perusahaan di Indonesia yang menjalankan secara sistematis dan konsisten.

2. Kepekaan terhadap pengaruh budaya kepada pemimpin, dapat difokuskan pada pemahaman budaya asal pemimpin, serta pengenalan budaya konteks tempat bekerja. Latihan-latihan self-awareness sebagai aspek kepemimpinan diri ini sudah cukup dikenal. Namun demikian, akan lebih baik jika dalam latihan ini juga dimasukkan komponen own-culture awareness, yang bertujuan ka wawasan pemimpin terhadap bias dan asumsi budaya asalnya, yang dapat menjadi kendala efektivitas kepemimpinan nya. Dengan kesadaran kritis tentang budaya asal dan pengaruhnya terhadap diri, sang pemimpin dapat melangkah untuk memahami konteks budaya organisasi atau bawahan yang akan dipimpinnya. Hal ini akan menjadi sangat penting, jika ada seorang pemimipin ditugaskan ke dalam konteks budaya yang berbeda.

C. DINAMIKA PROSES PERUBAHAN

Menggalang komitmen dari pemilik perusahaan adalah langkah kunci untuk memulai perubahan. Pemilik perusahaan yang dimaksud adalah owner dan para pemegang saham. Jika ide perubahan bukan datang dari mereka melainkan dari eksekutif, maka seni mengelola pemilik perusahaan menjadi kunci penting untuk mendapatkan komitmen dan dukungan pemilik.

Keberhasilan mendapatkan dukungan untuk ide perubahan, lebih di- tentukan oleh kemampuan pemilik ide untuk ‘menjual’ ide perubahan, daripada substansi ide itu sendiri. Kreativitas, kecerdikan, dan keterampilan persuasi menjadi kunci untuk menemukan ‘jalan masuk yang pas dalam menjual ide.

Saat ide sudah diterima dan dukungan didapatkan, pemilk ide perubahan tidak boleh berpuas diri. Selanjutnya, ekspektasi pemilik harus dikelola agar ealistis, sehingga kesalahpahaman dengan eksekutif dapat dihindarkan. Untuk melakukannya, adalah hal yang penting untuk memberikan informasi mutakhir mengenai kemajuan proses perubahan, serta melibatkan pemilik sepanjang jalannya proses perubahan.

Minimalkan resistensi dan konflik yang tidak perlu dengan pemilik, di tahap awal perubahan. Untuk itu, pandai-pandailah mengemas erubahan melalui branding yang tepat. Misalnya dengan penggunaan istilah yang lebih positif.

Dalam studi ini ditemukan bahwa waktu dan energi yang dialokasi- kan pada tahap penggalangan dukungan pemilik, cukup mendominasi dibandingkan kedua tahap lainnya (lihat model). Hasil ini terkonfir- masi lewat diskusi kelompok dengan responden setelah pengambilan data. Tampak jelas bahwa dukungan pemilk sangat berperan penting bagi keberhasilan perubahan secara keseluruhan, dibandingkan dengan dukungan dari peer (kolega) dan karyawan. Hasil ini menarik, karena cukup khas untuk konteks masyarakat Indonesia. Jika dibandingkan dengan data dari masyarakat Amerika Serikat dan Eropa, tahap peng- galangan dukungan dari pemilik, rekan sejawat (peer), dan karyawan, dilakukan dengan proporsi yang cukup imbang. Gambaran ini selaras dengan pandangan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang hierarkis (Hofstede, 2001) dengan ekspektasi kuat terhadap peran pemimpin yang mengarahkan (House dkk, 2004). Dengan demikian, dukungan pemimpin menjadi kunci.

Menyadari hal ini, organisasi dapat memupuk komunikasi dua arah sedini mungkin antara pemilik (owner dan pemilik saham) dengan eksekutif. Adanya komunikasi dua arah seperti ini lebih memungkin- kan munculnya trust pada kedua belah pihak, sebagaimana mengemuka dalam studi Murnyati T. (2008). Saling memercayai yang ditandai oleh pengenalan yang baik (ingat: tak kenal maka tak sayang), dan difasilitasi oleh komunikasi yang efektif, merupakan kunci sukses dalam menjalin relasi antarorang Indonesia. Berinvestasi pada trust adalah langkah strategis untuk proses perubahan, karena membuahkan penyamaan persepsi dan mengurangi konflik serta friksi personal.

D. KEPEMIMPINAN PERUBAHAN

Belajar dan berubah adalah dua hal yang berkaitan erat. Oleh karenanya, pemimpin perubahan harus mengembangkan minat dan semangat bela jar tanpa henti. Belajar dimulai dari diri sendiri. Jadi, setiap pemimpin harus memastikan bahwa ia mampu belajar hal yang akan diubah, baru memulai mengajak orang lain berubah.

Kualitas belajar yang baik dimunculkan dalam keunggulan teknis (technical excellence). Setidaknya, para pemimpin harus menguasai hard skill dari bidangnya masing-masing atau mempelajarinya dengan cepat. Biasanya ditunjukkan melalui penguasaan proses bisnis, data, ataupun proses operasional lapangan. Penguasaan ini juga mencakup perkembangan pengetahuan atau teknologi termutahir dalam bidang- nya. Pemimpin dengan keunggulan teknis biasanya lebih mudah untuk memperoleh legitimasi dari bawahannya karena dipandang kompeten.

Pemimpin yang baik memandang proses belajar sebagai proses adap- tasi terhadap perubahan. Kebutuhan pengembangan bisnis tidak jarang membuat pemimpin harus belajar bidang yang baru sama sekali dengan cepat. Untuk itu dibutuhkan kapasitas intelektual yang memadai di samping fleksibilitas dan kemauan untuk belajar.

Pada akhirnya, kebiasaan untuk selalu belajar membantu pemimpin untuk melakukan kalkulasi risiko dan mengambil keputusan-keputusan bisnis yang berani.

Organisasi dapat memfasilitasi para pemimpinnya untuk selalu mau belajar dengan penyediaan materi dan teknologi belajar yang memadai. Proses belajar orang dewasa ditandai dengan peluang peserta didik untuk lebih aktif dan proses belajar yang dua arah. Organisasi dapat mendukung melalui sistem job assignment yang dikombinasi dengan mentoring dan peer discussions, Adanya sharing dan diskusi dengan peer ditambah masukan dari mentor niscaya akan mengembangkan semangat dan minat belajar dari pemimpin perubahan.

Faktor komunikasi menjadi topik kunci untuk keberhasilan pemimpin perubahan. Perubahan harus dikomunikasikan sejelas mungkin sejak tahap sosialisasi, sepanjang implementasi, dan saat evaluasi perubahan. Komunikasi yang baik dapat membangun kekompakan kelompok, meminimalkan resistensi perubahan, membangun komitmen, dan mendorong motivasi kerja karyawan. Pengaruhnya akan terlihat dalam produktivitas dan iklim kerja yang positif. Tak pelak lagi, pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik jka ingin berhasil menjalani perubahan.

E.Mengelola Perubahan, Mengelola Manusia

Terasa sekali pentingnya peranan pengelolaan manusia pada saat per- ubahan di mata para pemimpin. Hal ini diamini oleh responden penelitian maupun peserta diskusi kelompok kami, baik dalam konteks perusahaan nasional maupun multinasional. Dalam Model Dua Sisi Mata Uang, hal ini ditunjukkan dari dominannya sisi Peran Kepemimpinan Perubahan (Change Leadership) dibandingkan sisi Dinamika Proses Perubahan (Strategic Change).

Gambaran yang mengemuka adalah, keberhasilan perubahan lebih ditent- kan oleh seni memimpin daripada ketajaman strategi perubahan. Meskipun umumnya inisiatif perubahan berskala besar diawali oleh perencanan, tetapi perencanaan ini tidak terlalu detail dan tajam. Langkah perubahan sudah dapat diayunkan tanpa perlu menunggu tuntasnya perencanaan. Namun demikian, seni memimpin yang berorientasi pada relasi antar-manusia tidak dapat ditawar harus hadir jika perubahan ingin berhasil.

Faktanya, tidak satu pun literatur manajemen dan Psikologi organisasi Barat yang menegasikan pentingnya pemimpin untuk mengelola sumber daya manusia saat perubahan berjalan. Dari perspektif ini, dapat dikatakann hasil tersebut tidak terlalu khas Indonesia. Namun demikian, yang menarik adalah pada saat perubahan mengalami masa sulit, ke-20 pemimpin tersebut dengan cepat menelisik faktor manusia. Inilah kekhasan kepemimpinan di Indonesia. Alih-alih mengotak-atik strateg para pemimpin ini lebih terdorong untuk mengalokasikan waktu dan tenaganya guna mendorong atau memotivasi karyawannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada konteks Indonesia masa kini, keberhasilan mengelola manusia menjadi key success factor untuk mengelola perubahan. Fakta dan data juga menunjukkan bahwa tidak dapat disangkal, keterampilan dalam mengelola interaksi antarmanusia menjadi kekuatan utama bagi pemimpin Indonesia. Kekuatan ini terasah melalui kompleksitas interaksi yang terjadi dalam keseharian kehidupan organisasi mereka.

*Dosen Manajemen STBA JIA dan Ketua LPPM-STBA JIA Bekasi.