5 Kiat Praktis Mengelola Gaji agar Bisa KaYA,  Safir Senduk, PT Elex Media Komputindo

Karyawan memang memiliki keterbatasan dalam hal penghasilan. Namun, untuk menjadi kaya seorang karyawan tidak perlu harus menunggu sampai punya penghasilan besar. Seorang karyawan tetap bisa kaya berapa pun penghasilannya karena mempunyai kemampuan mengumpulkan kekayaan tidak dilihat dari berapa besarnya penghasilan, tapi dari bagaimana mengelola penghasilan itu.

Rahasia menjadi karyawan yang kaya adalah dengan memaksimalkan penghasilan yang didapatkan, diputar sedemikian rupa sehingga nantinya bisa menjadi aset. Aset di sini maksudnya tentu saja aset yang kelak nantinya bisa memberikan penghasilan pasif, yaitu penghasilan yang bisa didapatkan walaupun diam dan tidak lagi bekerja.

Kiat no.1

Beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif

Harta produktif adalah harta yang bisa memberikan penghasilan. Ada 4 kelompok yang tergolong ke dalam harta produktif, yaitu :

  1. Produk investasi, yaitu salah satu jenis harta yang bisa memberikan penghasilan, baik penghasilan rutin maupun penghasilan yang hanya sesekali atau bahkan sekali saja memberikan keuntungan. Contoh : deposito dan emas.
  2. Bisnis, dengan menyisihkan sebagian gaji setiap bulan untuk dijadikan modal bisnis. Bisnis jasa tidak begitu membutuhkan modal besar, yang menjadi permasalahan adalah waktu memulai bisnis. Seseorang tidak akan pernah tahu bagaimana sebuah bisa bisa berjalan kecuali dengan memulainya.
  3. Harta yang disewakan, yaitu sebuah harta konsumtif bila kita menyewakannya bisa mendapatkan penghasilan dari harta tersebut. Contoh : sepeda motor yang bisa disewakan harian, mingguan atau bulanan untuk diojek.
  4. Barang ciptaan, yaitu salah satu harta produktif yang bisa dibuat sendiri. Contoh : menulis buku untuk diproduksi secara massal, menjualnya dan mendapatkan royalty dari penjualan buku tersebut.

Kiat no.2

Atur pengeluaran Anda

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur pengeluaran, yaitu :

  1. Bedakan kebutuhan dan keinginan, kebutuhan adalah sesuatu yang harus dilakukan karena memang ‘”dibutuhkan” sedangkan keinginan lebih kearah tindakan menginginkan sesuatu walaupun tidak membutuhkannya.
  2. Pilihlah prioritas terlebih dahulu. Prioritaskan untuk pembayaran utang, lalu premi asuransi, kemudian biaya hidup.
  3. Ketahui cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran.

Kiat no.3

Hati-hati dengan utanG

Perbedaan nabung dengan ngutang, menabung berarti bersusah-susah dahulu, bersantai-santai kemudian, artinya bekerja keras di depan setelah itu merasakan nikmatnya di belakang. Kalau ngutang berarti berarti bersantai-santai dahulu, barumerasakn susahnya dibelakang.Seseorang baru boleh berutang jika memenuhi kriteria berikut ini :

  1. Ketika utang itu digunakan untuk sesuatu yang produktif, misalnya untuk modal bisnis.
  2. Ketika utang itu akan dibelikan barang yang nilainya  hampir pasti akan naik, misalnya Kredit Pembelian Rumah.
  3. Ketika tidak punya cukup uangtunai untuk membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan, walaupun nilai barang itu menurun.

Ada beberapa tip bila ingin membeli sesuatu dengan cara berutang :

  1. Pilih dengan siapa Anda berutang
  2. Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan
  3. Perhatikan prosedur pembayaran utang

Kiat no.4

Sisihkan untuk pos-pos pengeluaran di masa yang akan dating

Ada 5 pos pengeluaran yang paling sering dibutuhkan, antara lain :

  1. Pendidikan anak
  2. Pensiun
  3. Properti dan Kepemilikan lain
  4. Bisnis
  5. Liburan dan perjalanan ibadah

Cara melakukan penyisihan pos-pos pengeluaran antara lain :

  1. Tulis pos pengeluaran yang pelu dipersiapkan untuk masa yang akan datang.
  2. Tulis alternative yang akan ditempuh agar bisa mempersiapkan dana untuk masing-masing pos pengeluaran.
  3. Sisihkan gaji dan bonus-bonus mulai dari sekarang.

Kiat no.5

Miliki proteksi

Proteksi adalah perlindungan keuangan bila terjadi satu risiko pada diri maupun keluarga. Ada 3 proteksi untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko-risiko, yaitu:

  1. Miliki asuransi, baik asuransi jiwa, asuransi kesehatan maupun asuransi kerugian.
  2. Miliki dana cadangan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran selama belum mendapatkan pekerjaan.
  3. Miliki sumber penghasilan di luar gaji yang kalau bisa didapat secara terus menerus sebagai proteksi jangka panjang dari gaji yang sewaktu-waktu bisa saja terancam berhenti.