Archive for November 12th, 2010

Teknik mengelola rapat pimpinan


Secara general, rencana rapat harus memenuhi unsure 5W + 1H, yakni :

  1. Why, mengapa rapat diselenggarakan
  2. What, agenda rapat atau materi yang akan dibahas dalam rapat.
  3. Who, siapa peserta rapat, ini menyangkut penetuan orang yang akan diundang rapat sesuai dengan materi rapat.
  4. Where, di mana rapat akan diselenggarakan.
  5. When, Kapan rapat akan diselenggarakan.
  6. How, bagaimana rapat akan diselenggarakan. Formal atau non formal, terbuka atau tertutup.

Pengelolaan Konsumsi dan Akomodasi.

  1. Sekecil dan se non formal apapun rapat yang diselenggarakan, urusan konsumsi dan akomodasi perlu mendapat perhatian. Berikut hal yang perlu diingat :
  2. Konsumsi diberikan dalam setiap rapat. Pemberiannya tergantung pada sikon keuangan perusahaan, dan lama rapat yang digelar.
  3. Jika rapat diacarakan kurang dari 3 jam, konsumsi cukup snack dan minuman teh/kopi. Tetapi jika berlangsung seharian, perlu diberikan beberapa penyajian konsumi. Biasanya penyajian makan siang (lunch), dan pemberian dua kali coffee break.
  4. Coffee break pertama diberikan sejam setengah sebelum lunch ( biasanya jam 11 an). Coffee Break kedua diberikan sesaat sebelum sholat ashar, sekitar jam 3 an.
  5. Jika rapat diselenggarakan di perusahaan, akomodasi biasanya berupa pemberian “uang transport” kepada peserta rapat. Tetapi jika rapat diselenggarakan perusahaan atau bahkan di luar kota , akomodasi diberikan dalam bentuk layanan pemberian penginapan gratis beserta uang transport.
  6. Urusan penginapan ditangani langsung oleh perusahaan. Dalam hal ini yang melakukan reservasi tempat untuk rapat dan tempat unguk menginap, adalah sekretaris.

 

 

Pengelolaan Tempat Rapat.

Di manapun rapat dilaksanakan, sekretaris bertugas penuh mengatur dan menyiapkan tempat rapat.

  1. Jika rapat diselenggarakan di perusahaan, sekretaris bertugas mempersiapkan ruangan yang akan dipakai rapat lengkap dengan semua perlengkapan pendukung rapat.
  2. Jika rapat diselenggarakan di luar kantor, sekretaris juga yang bertugas mengurus reservasi tempat, dan memastikan perlengkapan rapat di ruangan/tempat yang akan digunakan rapat, benar-benar tersedia.

Mempimpin Rapat

Yang bertindak sebagai pemimpin rapat biasanya pimpinan perusahaan langsung. Namun tidak jarang karena berbagai pertimbangan, sekretaris diminta untuk memimpin rapat oleh

pimpinan.

Karena itu, mau tidak mau, sekretaris selain mampu dalam mengelola rapat, juga harus piawai memimpin rapat. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam memimpin rapat, yakni;

  1. Memahami Tujuan rapat yang akan diselenggarakan.
  2. Mengetahui wewenang dan tugas pemimpin rapat
  3. Memahami Setiap acara rapat
  4. Memahami Perencanaan prosedur rapat
  5. Menghubungi/menyiapkan notulen rapat
  6. Mengatur/memanage petugas konsumsi dan akomodasi
  7. Mempersiapkan perlengkapan rapat
  8. Memeriksa ruangan rapat.

 

Pimpinan rapat yang baik memenuhi criteria sebagai berikut ;

  1. Berbicara spontan,
  2. Mengemukakan gagasan cemerlang
  3. Mampu memotivasi peserta rapat untuk aktif dalam rapat.
  4. Mewakili kepentingan pimpinan dengan baik, sehingga tanpa kehadiran pimpinan, rapat tetap mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

 

Dari beberapa hal yang telah disampaikan tadi, ada dua hal yang harus senantiasa diperhatikan secara detail dan bahkan memerlukan bantuan penanganan pihak lain. Yakni :

  1. Pengelolaan konsumsi dan akomodasi
  2. Pengelolaan tempat rapat

 

Contoh Agenda Rapat Sehari

No Jam/Waktu Acara Petugas
1 08.30-09.00 Regristrasi peserta rapat Penerima tamu
2 09.00-09.05 Pembukaan Pembawa acara
3 09.05-09.15 Sambutan Pimpinan Perusanaan Pim.Perusahaan
4 09.15-10.30 Strategi Penjualan dan Pemasaran Manajer Pemasaran
5 10.30-10.40 Coffee Break I Konsumsi
6 10,40-12.00 Laporan Hasil Penjualan Manajer Penjualan
7 12.00-13.30 Lunch, Sholat Dhuhur Konsumsi/acara
8 13.30-15.15 Sessi Workshop Peserta rapat
9 15.15-15.30 Coffeee Break II
10 Strategi Pemasaran dan Penjualan 2008 Pim/wakil pimpinan Perusahaan
11 16.00 Penutup, Doa Acara

Sekretaris dan Design Kantor


Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa lokasi fisik atau tata ruang tempat orang bekerja mempuinyai pengaruh terhadap sikapnya.,produktivitasnya dan pergaulamya dengan yang lain. Kantor-kantor mederen dirancang dan di bangun sesuai dengan perkembangan tehnologi. Rancangan kantor-kantor moderen adalah kantor terbuka sehingga mempermudah komunikasi dan terjalinnya kerja yang harmonis.

Human Miller and human Miller Inc., perusahaan perancang kantor yang terkenal taraf Internasional, berkedudukan di Zeeland, Michigan, adalah seorang penganjur utama konsep kantor terbuka. Miller menjelaskan bahwa kantor yang kita kenal sekarang ini sudah berumur lebih dari seratus tahun. Pada mulanya kantor adalah sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan yang penuh, memakai pena dan tinta untuk menulis dengan tangan dalam buku-buku besar dan membuat hitungan yang rumit. Tidak ada mesin tik, tiak ada mesin hitung, meja kantor yang pantas, alat-alat reproduksi, dan sedikit pengertian mengenai pengaruh lokasi serta kenyamanan bagi para pekerja.

Konsep kantor terbuka dapat menimbulkan salah pengertian. Ini bukan sekedar suatu ruangan tanpa tembol dengan meja-meja yang ditaruh sembarangan. Kantor terbuka merupakan suatu konstruksi yang memberikan keterbukaan untuk mempermudah berkomunikasi dan pertemuan, namun sekaligus menjamin kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi diciptakan dengan pemasangan sekat-sekat yang dapat dipindahkan atau digeser. Sekat-sekat tersebut menghindarkan para manajer dari isolasi tembok tertutup dan perasaan tidak enak yang menghinggapi seseorang bila dalam ruangan sama sekali terbuka.

Keuntungan yang diperoleh dari kantor terbuka adalah:

  1. Kantor terbuka memungkinkan perubahan terus-menerus dengan biaya minimum setelah pola dasarnya ditetapkan.
  2. Adanya kenyamanan karena sirkulasi udara cukup lancar,penerangan merata,kursi dan meja yang enak dipakai,memperbaiki semangat kerja dan cenderung menghilangkan sebagian dari perselisihan yang timbul akibat tempat kerja terlalu berdekatan.
  3. Arus perkerjaan lebih lancar dan hal-hal yang saling berkaitan dapat ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan dapat dengan mudah beralih dari seksi yang satu keseksi yang lain.

Penyeliaan lebih mudah diadakan karena penempatan penyelia memungkinkannya melihat apa yang dikerjakan oleh semua pegawain

Sekretaris dalam perusahaan


Apa yang anda bayangkan tentang seorang sekretaris? Perempuan cantik, menarik, dengan dandanan dan busana up to date dan siap 24 jam melayani semua kebutuhan pimpinan?

Pendapat kurang sedap mengenai eksistensi sekretaris dalam sebuah organisasi seperti itu, sudah sepantasnya dihilangkan. Karena berbagai perkembangan menunjukkan, pandangan positif terhadap seorang sekretaris harus sudah mulai diterapkan. Eksistensi dan fungsi sekretaris tidaklah sekadar “pembantu atau penggembira atasan”. Lebih jauh lagi, sudah jadi merupakan bagian penting dan tak terpisahkan. Ibarat dalam sebuah mesin, sekretaris merupakan item penting yang keberadaan dan kinerjanya akan berpengaruh terhadap kinerja mesin itu secara keseluruhan.

Sebagai suatu profesi, sekretaris memiliki masa depan cerah. Karena meski perkembangan teknologi tak bisa dibendung, alat-alat perkantoran canggih terus diperkenalkan, “sentuhan” tangan trampil dan buah pikiran seorang sekretaris tetap diperlukan.

Definisi Sekretaris

“Secretary is an employee in an office who deals with coresspondence, keep record, maka arrangements and appointments for particular member of the staff.”-A.S. Hornby ( Oxford Advanced Dictionary)

 

Sekretaris berasal dari bahasa Inggris secret dan secretum dari bahasa Latin yang artinya rahasia. Berasal pula dari kata secretaries /secretarium yang berarti seseorang yang diberi kepercayaan memegang rahasia.

Beberapa defenisi sekretaris lainnya,

1. ”Secretary is an person employed to keep record, take care coresspondence and other writing task, etc, for organization or individual”. Webster New Dicitonary of American Language College.

2. Person employed by another to assit him in coresspondence, literary work getting information and other confidential matters”. H.W.Flower & F.G. Flower

3. “Secretary is a personal office assitance to designed supervisor who has close and direct working relationship with supervisor. Ruth J.Anderson

 

Dari beberapa definisi jelaslah bahwa sekretaris bukan sekadar pembantu atasan semata, tetapi seseorang dengan kualifikasi tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang sangat tinggi. Seorang pimpinan/atasan memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam memimpin dan mengelola perusahaan/organisasi. Mulai dari mengurus appointement, soal administrasi, mengatur rapat sampai urusan korespondensi. Dan tugas-tugasnya ini akan bisa lebih maksimal jika dibantu dengan keberadaan seorang sekretaris.

Fungsi sekretaris

“A Secretary assist an excecutive in carrying out the detail o his work. The executive depend ons upon his secretary primarly for assistance in handling the details of communications such as telephoning, telegraphing, filling and duplicating.’’Beamer, Hanna, Popham ( Effective Secretarial Practise).

 

Secara general peranan sekretaris menyangkut :

1. Terhadap atasan :

  • Sumber dan filter informasi bagi pimpinan, dalam memenuhi fungsi, tugas dan tanggung jawab.
  • Assiten/tangan kanan pimpinan dalam mengatur aktivitas perusahaan. Mulai dari administrative sampai human relations.
  • Perantara bagi pimpinan dan pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
  • Alternatif pemikiran dari pimpinan dalam hal penuangan ide-ide.
  • Secret Keeper/pemegang rahasia pimpinan kaitannya dnegan tugas perusahaan.
  • Mediator pimpinan dengan bawahan.

 

2. Terhadap bawahan/karyawan :

  • Membantu memberikan motivasi kepada karyawan lain.
  • Mediator antara bahawan/karyawan dengan pimpinan.
  • Membantu/memfasilitasi bawahan ketika hendak bertemu dengan pimpinan.
  • Memberikan rasa puas dan bangga kepada bawahan terhadap hasil kerja mereka.

 

TUGAS SEKRETARIS

Di banding dengan posisi lain, sekretaris termasuk karyawan yang memiliki multi tugas, di antaranya :

1. Menurut wewenangnya.

  • Tugas rutin. Meliputi pengetikan, making call, menerima tamu, korespondenci, filling, surat menyurat.
  • Tugas instruksi. Meliputi penyusunan jadwal perjalanan, making appointment, pengaturan keuangan, persiapan dan penyelenggaraan rapat, arrange schedule.
  • Tugas kreatif. Meliputi pembuatan formulir telepon, dokumentasi,mengirim ucapan kepada klien, mengatur ruang kantor pimpinan.

2. Menurut jenis tugasnya.

  • Tugas administrasi.perkantoran. meliputi surat menyurat, pembuatan laporan, filling.
  • Tugas resepsionis. Meliputi making call, melayani tamu, menyusul jadwal pertemuan pimpinan.
  • Tugas social. Meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan selamat kepada relasi, mempersiapkan respsi/jamuan.acara resmi kantor.
  • Tugas insidentil. Meliputi mempersiapkan rapat,mempersiapkan pidato, presentasi, dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.

Syarat-sayarat profesional

Selama ini, orang cenderung mendeskripsikan seorang sekretaris sebagai sosok wanita berpenampilan cantik dan menarik. Anggapan ini jelas salah besar. Karena seorang sekretaris tidak melulu ahrus selorang wanita. Dan kalaupun ia wanita, tidak selalu harus cantik dan menarik.

Secara professional, ada sejumlah syarat seorang sekretaris yang baik.

  1. Personality. Di antaranya sabar, tekun, disiplin, tidak cepat menyerah, berpenampilan baik, jujur, loyal, pandai berbicara, sopan dan bisa menjaga image perusahannya.
  2. General Knowledge. Memiliki kemampuan memadai terhadap segala sesuatu perubahan dan perkembangan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan aktivitas organisasi.
  3. Special knowledge. Memiliki pengetahuan yang berkaitan khusus dengan posisinya sebagai seorang sekretaris.
  4. Skill and technic, di antaranya meliputi kemampuan mengetik, koresponednsi, stenografi (sekarang bukan syarat mutlak) dan kearsipan.
  5. Practice, kemampuan melaksanakan tugas seharu-hari seperti menerima telepon, menerima tamu, menyiapkan rapat, membuat agenda pimpinan dll

 

Meniti karier dengan sikap bersahabat dan perasaan senang


Menaruh perhatian, menghargai orang lain dan bersahabat adalh sikap yang harus dimilioki untuk menunjang karier .Apalagi bila ditambah dengan penampilan yang serasi dan ceria. Sebenarnya sikap tersebut berlaku untuk siapa saja, selama menjadi karyawan bila ingin berhasil meniti karier.

Untuk meniti karier, seseorang harus memiliki sikap positif, misalnya menyenangi pekerjaan, menghargai tugas yang dipercayakan dan berusaha terhadap perbaikan kerja. Dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan anda biasanya banyak menghadapi masalah. Tugas sekretaris justru harus mampu memecahkan masalah yang timbul dalam perusahaan anda. Sikap mental terhadap setiap masalah yang timbul harus positif, yaitu ikut berusaha sekuat teaga untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Sikap positif yang dimiliki merupakan modal dasar untuk memberikan sumbangan dalam menyelesaikan tugas-tugan yang sulit.

Promosi jabatan dalam karier ditentukan atas dasar penilaian prestasi kerja. Namun demikian penilaian yang dilakukan oleh atasan justru tidak berdasarkan prestasi kerja saja, melainkan sikap positif mengenai perilaku, sikap bersahabat yang menyenangkan dan menghargai orang lain ikut menentukan pula. Sikap positif yang dimazksud misalnya bila mendapat undangan makan dan pada surat undangan tersebut ada tulisan “r.s.v.p”, maksudnya perlu menyampaikan terima kasih atas undangan itu dan juga memberitahu bahwa anda bisa datang atau tidak karena berhalangan.

Tidak hanya sikap bersahabat dan menyenangkan serta pengetahuan tata krama dalam pergaulan saja, untuk menunjang karier, tetapi juga perlu pengembangan penampilan. Penampilan adalah sikap dalam bentuk pencerminan diri seseorang yang menimbulkan percaya diri yang simpatik. Untuk menunjang penampilan diperlukan usaha keras yang konsisten antara lain tidak mementingkan diri sendiri dan selalu menyenangkan orang lain.

Dalam pembicaraan tidak memotong pembicaraan atau menyela percakapan orang lain, dan bila terpaksa harus memotong pembicaraan karena sesuatu yang sangat penting menggunakan sopan santun sehingga yang bersangkutan dengan senag hati memberi waktu. Paling baik tunggu saat yang tepat untuk menyela yaitu saat mereka agak senggang tidak sedang dalam percakapan serius.

Selain perilaku yang simpatik, perlu pula diperhatikan sikap fisik, misalnya cara berdiri tegak dan anggun, gara duduk yang rapi dan sikap sopan santun. Cara berbusana sederhana tetapi tetap up to date dengan perlengkapan assesori yang serasi.

 

 

Mengilaukan Pesona Perbankan Syariah


Bendera perbankan syariah makin berkibar. Meski begitu, posisinya masih jauh di bawah potensinya. Hati-hati terhadap nasabah kutu loncat ketika suku bunga tinggi!

*Karnoto Mohamad

Konsep syariah kini kian populer. Penganutnya terus bertambah. Masyarakat keuangan banyak meliriknya. Bank-bank konvensional ramai-ramai membuka unit syariah. Bahkan, ada bank yang semula beroperasi secara konvensional hijrah menuju bank umum yang sepenuhnya menerapkan konsep syariah secara penuh atau full platform.

Perbankan syariah makin menunjukkan eksistensinya di industri perbankan Indonesia. Berubahnya Bank Tugu menjadi Bank Syariah Mega Indonesia menambah jumlah bank umum syariah di Indonesia menjadi tiga buah. Sebelumnya sudah ada Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Tidak ketinggalan, Bank Tabungan Negara (BTN) tertarik keunggulan sistem syariah. Bank milik negara yang piawai membiayai sektor properti ini akan memilih berubah menjadi bank umum syariah ketimbang dicaplok Bank Negara Indonesia (BNI) atau Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Konsep syariah memang mampu menebar pesona. Itu tak terlepas dari keunggulan yang dimiliki konsep ini. Sistem syariah tidak mengenal adanya bunga, tapi sistem bagi-hasil antara bank dan nasabahnya. Itu sebabnya, dalam bank syariah tidak dikenal istilah negative spread.

Menurut sejumlah praktisi perbankan syariah yang dihubungi InfoBank, konsep syariah juga mampu melenyapkan unsur saling menindas. Ia sangat mengedepankan nilai-nilai yang sangat positif, seperti keadilan, kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab. Sehingga, secara alamiah, konsep syariah diyakini akan lebih mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance atau GCG).

Tak heran, kendati konsep syariah identik dengan Islam, masyarakat yang datang memanfaatkan layanan jasa perbankan syariah bukan saja mereka yang menganut ajaran Islam. Tak heran pula bila sistem ini telah merambah ke 15 negara bukan Islam, seperti Amerika Serikat, Kanada, Swiss, Inggris, dan Australia, selain 27 negara Islam itu sendiri. Samuel L. Hayes dari Harvard University menegaskan, sistem syariah ini sudah mendunia dan bisa menjadi milik semua bangsa.

Pendapat yang sama juga dilontarkan banyak praktisi perbankan di Indonesia. Agus D.W. Martowardojo, Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) mengungkapkan, “Sistem syariah bukan dominasi kelompok agama, tapi sebagai alternatif sistem perbankan yang, kami lihat, potensi pasarnya besar sekali. Apalagi, mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistem konvesional.”

Perbankan syariah menawarkan sistem bagi-hasil (mudharabah) sebagai alternatif dari sistem bunga. Selain itu, dalam skema pembiayaannya dikenal pula sistem jual-beli (murabahah). Kedua sistem yang menghilangkan unsur bunga ini dinilai sebagai sistem yang bersifat universal dan dapat diterima masyarakat karena sifatnya yang menguntungkan baik bagi bank maupun bagi nasabah.

Menurut Rizqullah, Pemimpin Usaha Divisi Syariah BNI, hubungan bank dengan nasabahnya diikat perjanjian di muka untuk membagi rasio keuntungan sesuai dengan diperjanjian. Sistem ini tentu sangat menarik bagi pengusaha peminjam. Ketika keuntungan besar, bagi-hasilnya juga besar dan demikian pula sebaliknya.

Dana yang dikucurkan pun akan terhindar dari kegiatan-kegiatan spekulatif dan praktik curang model mark up. “Dengan menerapkan sistem ini, ekonomi akan berkembang dan akan tercipta struktur ekonomi yang lebih berkeadilan. Lalu, inflasi juga bisa nol,” ujar Rizqullah kepada Tofik Iskandar dari InfoBank pada sebuah kesempatan.

Konsep yang menarik ditambah pasarnya yang luas membuat peminat sistem syariah makin bertambah. Sudah banyak argumentasi bahwa perbankan syariah akan cerah pada masa datang. Terutama bila menyimak komposisi 220 juta jiwa populasi Indonesia, yang 80%-nya merupakan penganut Islam.

Di sisi lain, riset Bank Indonesia (BI) pernah mengungkapkan, 40% responden mengatakan, bunga bank itu haram. Keyakinan tersebut diperkuat fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir 2003 bahwa bunga bank itu riba dan riba itu haram hukumnya.

Latar seperti itu turut memengaruhi perkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun. Menurut catatan BI, pangsa aset perbankan syariah yang 0,36% pada 2002 meningkat menjadi 0,67% pada 2003. Fatwa MUI tadi kemudian juga memberikan berkah bagi perbankan syariah. Salah satu buktinya, pangsa aset perbankan syariah pada Desember 2004 mencapai 1,3% atau Rp15,31 triliun dibandingkan dengan total aset perbankan nasional.

Pada 2005, pangsa aset perbankan syariah diprediksi meningkat lagi menjadi 1,85%. BI memproyeksikan aset total perbankan syariah akan mencapai Rp171,35 triliun pada 2011 atau 9,10% dari aset total perbankan nasional. “Ini proyeksi konservatif. Dihitung menggunakan asumsi data terakhir tahun 2003 dengan posisi aset Rp7,4 triliun. Bisa saja, nanti, melebihi proyeksi ini,” kata Edi Setiadi, Deputi Direktur Perbankan Syariah BI, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Bahkan, Karim Business Consultant (KBC) memrediksi lebih dari itu. KBC menggunakan asumsi dasar aset total masing-masing bank umum syariah atau unit syariah pada Desember 2004 dan memperhitungkan perkembangannya yang akan lebih pesat. Itu seiring dengan rencana sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) dan 19 dari 20 besar bank konvensional papan atas yang akan membuka unit syariah.

“Dengan asumsi itu, kami memroyeksikan, pada 2011, aset total perbankan syariah di Indonesia berkisar pada posisi rendah Rp300 triliun dan posisi tinggi Rp360 triliun atau porsinya dalam industri perbankan nasional 16,7% hingga 20%,” ujar Adiwarman A. Karim, Presiden Direktur KBC.

Makin baiknya perkembangan perbankan syariah didukung kondisi pemahaman dan keinginan sebagian masyarakat yang makin baik pula untuk menggunakan jasa perbankan syariah. Volume usaha perbankan syariah akan terus meningkat didukung perluasan jaringan kantor dan produk bank syariah yang makin lengkap pula.

Bendera perbankan syariah di Indonesia makin berkibar. Industri perbankan Indonesia seperti memiliki wilayah baru untuk menatap masa depan. Ketika persaingan perbankan konvensional makin tak kenal ampun, perbankan syariah menjadi alternatif lain. Bahkan, sejumlah praktisi bank syariah yakin, konsep syariah mampu menjadi solusi yang mendukung perekonomian bangsa. Bermunculannya kantor-kantor perbankan syariah turut meramaikan kancah perbankan nasional. Masyarakat yang selama ini tak terjangkau kini bisa mengaksesnya.

Namun, hal itu bukan berarti bahwa pasar perbankan syariah tak mengenal kompetisi. Banyaknya bendera syariah yang dikibarkan bank-bank umum konvensional menciptakan medan pertempuran baru. Menurut catatan Biro Riset InfoBank (birI), di luar tiga bank umum syariah, ada sekitar 13 bank konvesional yang telah memiliki unit syariah. Misalnya, BNI, BRI, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia (BII), Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), serta sejumlah bank pembangunan daerah (BPD), seperti Bank Jabar (Jawa Barat), Bank DKI (Daerah Khusus Ibu Kota), dan Bank Riau. Jumlah jaringan kantor perbankan syariah pada 2004 sudah mencapai 355 unit ditambah 88 kantor bank perkreditan rakyat syariah (BPRS).

Sejumlah bank konvesional lain siap membuka kantor syariahnya. Salah satunya adalah PermataBank. Bank Persyarikatan Indonesia (BPI), yang terseok kekurangan modal, dikabarkan akan dijadikan unit bisnis syariah Bank Bukopin, salah satu investor baru bank tersebut. Bank-bank lain yang belum membuka unit bisnis syariah pun tak menutup mata terhadap pasar syariah ini.

Kendati makin dipadati pemain, para praktisi perbankan syariah optimistis bahwa pasar masih terlalu luas untuk diperebutkan. Bila dalam persaingan ada kalah cepat, itu pun bukan berarti karena pasarnya digerogoti kompetitor. “Kalau kita nggak mampu berkembang lebih cepat, itu karena kita sendiri. Bukan karena pasarnya diambil orang. Pasar masih banyak,” ujar A. Riawan Amin, Direktur Utama BMI, kepada InfoBank, bulan lalu.

Menurut Riawan, kunci pengembangan perbankan syariah adalah jaringan. Sebab, pasar potensial perbankan syariah itu tidak berada di satu tempat, tapi menyebar ke seluruh daerah di Indonesia. Sehingga, semangat bank-bank mendirikan kantor cabang yang melayani jasa keuangan syariah patut dihargai. Sebab, selain sosialisasi dan edukasi sistem syariah terhadap masyarakat makin cepat, perbankan syariah juga mendorong perubahan paradigma dalam kegiatan ekonomi. Artinya, sebagian pengusaha mulai beralih melakukan kegiatan usaha dengan menggunakan prinsip bagi-hasil.

Perbankan syariah kini makin memperluas jaringan. Produknya pun kian inovatif dalam penghimpunan dana ataupun pembiayaan. Dan, yang patut dihargai adalah fungsi intermediasi dijalankannya dengan baik. Dari posisi dana pihak ketiga (DPK) yang Rp11,67 triliun pada tahun lalu, perbankan syariah menyalurkan pembiayaannya hingga Rp11,48 triliun. Artinya, financing deposit ratio (FDR) mencapai 98,3%, jauh melebihi loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional yang hanya sekitar 50%.

Pertumbuhan perbankan syariah yang fantastis pantas diperhitungkan. Tapi, perbankan syariah pun tak boleh cepat berpuas diri melihat keberadaannya yang makin dilirik orang. Selain giat melakukan ekstensifikasi pasar dengan membuka outlet-outlet baru, mereka harus melakukan intensifikasi pasar yang ada agar outlet-nya bisa tumbuh terus. Paradigma pemasaran get, keep, grow perlu dipegang agar nasabah mengambang berubah menjadi nasabah loyal.

Nasabah syariah yang loyal bukan hanya menempatkan dananya. Dia juga bersedia menjalin hubungan baik serta mau menggunakan produk dan jasa lain. Bahkan, lebih dari itu, nasabah tersebut rela merekomendasikan produk dan jasa di perbankan syariah kepada rekan atau orang lain.

Perbankan syariah memang dituntut memperbaiki diri terus-menerus. Inovasi produk yang tiada henti, dukungan infrastruktur dan teknologi yang baik, sumber daya manusia (SDM) yang andal, serta pelayanan prima harus dimiliki agar daya saingnya terus meningkat.

Perbankan syariah yang hanya giat mencari nasabah baru tanpa menjaga nasabah yang sudah ada perlu berhati-hati. Sebab, tak semua nasabah syariah berkategori pasar emosional (emotional market). Nasabah emosional mungkin tak mempan digoda hasutan hadiah dan bunga menggiurkan. Tapi, nasabah kutu loncat ada di mana-mana dan mereka mudah mengalihkan dananya ke bank konvesional ketika suku bunga lebih tinggi.

Sumber : InfoBankNews.com