Archive for Februari, 2016

POOR PEOPLE


jackmaJack Ma, founder of Alibaba berkata:

“Orang yg paling buruk untuk dilayani adalah Poor people:

  • Dikasih gratis, dipikir mau nipu
  • Dikasih tau investasi nya kecil, bilangnya hasilnya kecil
  • Dikasih yg inves nya besar, eh bilangnya ga ada uang….Dikasih tau untuk coba hal baru, bilang nya ga punya pengalaman
  • Dikasih tau bisnis tradisional, dibilang susah
  • Dikasi tau buka toko, dibilang ga bebas
  • Dikasih tau buka bisnis, bilangnya ga ada pengalaman

Poor people punya kesamaan..Mereka suka bertanya ke google. Mendengarkan teman yg sama susahnya dgn mereka. Mereka berpikir lebih banyak dari profesor dan bertindak lebih sedikit dari orang buta. Coba tanya mereka, “apa yg bisa mereka lakukan”. Mereka tidak akan bisa menjawab..

Kesimpulan saya : Daripada jantung Anda berdetak lebih kencang, kenapa bukan mengambil lebih banyak tindakan. Daripada cuman dipikirin terus, kenapa tidak mencoba sesuatu. Poor people gagal karena punya 1 sifat yang sama : Hidup mereka selalu menunggu. “Broke is temporary, Poor is state of mind”

Kiat Sukses Seleksi Pelanggan Paling Berpotensi


PETER CHEVERTONADA kenyataan bahwa anda tidak dapat menerapkan manajemen pelanggan paling berpotensi (Key Account Management) pada seorang pelanggan, si pelanggan harus menghendaki dan bersikap sukarela terhadap tujuan ekstra anda. Praktik manajemen pelanggan paling berpontensi (Key Account Management) menuntut kesepahaman antara pemasok dan pelanggan-dan pada tingkatan ini pelanggan memiliki kesempatam besar untuk memilih.

Ada 2 masalah dengan pendekatan pelanggan mana yang akan ‘memanggil anda untuk maju’, keduanya cukup serius sehingga dapat menimbulkan fatalisme yang tak termaafkan. Pertama, para pelanggan mungkin tidak sekedar berkeliling untuk memanggil anda. Kedua, mereka yang memang memanggil mungkin bukan yang anda inginkan.

Langkah 1 : Ketahui objektif anda
Langkah 2 : Pahami sumber daya anda
Langkah 3 : Bentuk tim seleksi
Langkah 4 : Petakan kesempatan yang nyata
Langkah 5 : Bentuk rencana segmentasi dan pemasaran
Langkah 6 : Gunakan matriks seleksi pelanggan paling berpotensi
Langkah 7 : Identidikasi faktor ketertarikan pelanggan
Langkah 8 : Ketahui kekuatan relatif anda
Langkah 9 : Fokuskan pada seleksi dan komunikasi
Langkah 10 : Kaji ulang

LANGKAH 1 :
“OBJEKTIF ANDA”

Langkah 1, melibatkan pertanyaan apa yang paling anda kehendaki dari Manajemen Pelanggan Paling Berpotensi- Key Account Management (KAM).
Key Account adalah pelanggan tempat kita menanamkan sejumlah investasi sumber daya perusahaan yang signifikan (investasi waktu dan sumber daya bisnis anda) dengan keyakinan bahwa pelanggan tersebut merupakan jalur terbaik untuk memenuhi ambisi jangka panjang kita.

Mengapa KAM penting dan mengapa sekarang?
1. Kematangan pasar, kompetisi semakin panas, dan ada kecenderungan para suplier meningkatkan komoditasnya.
2. Mendapatkan keuntungan kompetitif melalui produk atau teknologi menjadi semakin sulit, dan bagi banyak perusahaan hal tersebut tidak lagi menjadi pilihan.
3. Pelanggan tumbuh menjadi lebih besar, lebih mengglobal, lebih kompleks, dan lebih menuntut.
4. Makin tumbuhnya kecanggihan peran pembelian, terutama adanya perangkat elektronik.

Objektif anda sendiri tentu saja unik bagi lengkungan bisnis anda sendiri, dan jika tidak, mungkin objektif anda terlalu samar. Seperti semua objektif yang baik, objektif harus mengandung akronim SMART.
Spesific (khusus)
Measurable (terukur)
Achievable (dapat dicapai)
Relevant (berkaitan)
Timed (terjadwal)

Ada 6 objektif tertentu untuk KAM, yaitu :
1. Mempertahankan atau meretensi bisnis.
2. Bertumbuh dengan cara memenangkan jalan masuk ke pelanggan baru.
3. Mengelola pelanggan global atau regional dengan gaya yang konsisten dan penempatan yang layak.
4. Mengelola layanan pelanggan melalui multipel unit bisnis.
5. Membentuk suatu bisnis yang akrab pelanggan.
6. Pencapaian keandalan operasional

LANGKAH 2 :
“SUMBER DAYA ANDA”

Di bagian ini, hanya menjelaskan bagaimana cara mengelolanya guna membantu dalam proses pemilihan.
Ada 3 mode penjualan, yaitu :
1. The Milk Round
Intinya adalah bahwa dunia bertumbuh dari keteraturan dan efisiensi, yang lebih mudah dicapai dengan cara lain-memasuki pudat layanan, tim telesales, dan sistem e-commerce.
2. The Hunter

3. The Farmer
Ini merupakan penjualan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi pelanggan selang beberapa waktu.

LANGKAH 3
MERAKIT TIM PEMILIH

Pertemuan untuk menyelesaikan sesuatu berarti mempertemukan tim yang terdiri atas menusia yang tepat untuk mendiskusikan dan menyepakati salah satu keputusan yang paling penting yang harus di buat dalam bisnis.
1. Tim Ideal
Tim ini hanya akan ideal untul tujuan mengapa tim itu dibentuk, yaitu :
a. Untuk mengidentifikasi dan memilih key account.
b. Untuk memberikan kekuasaan yang sepantasnya kepada tim tersebut agar tim memiliki arti dalam bisnis.
2. Tim dalam praktik
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Sebagai koordinator
b. Sebagai investigator sumber daya
c. Sebagai monitor evaluator
d. Sebagai implementer

LANGKAH 4
MEMETAKAN KESEMPATAN
Ada satu bahaya besar saat bisnis memilih key account-nya verdasarkan pelanggan yang paling sukses belakangan ini saja. Oleh karena itu, kita akan menggunakan analisis pemasaran, yaitu peta pasar.

Gunakan peta pasar untuk melihat kesempatan mendatang. Alat ini berupa diagram yang menunjukkan saluran (channel) ke pasar bagi produk atau jasa anda. Di sini membahas semua saluran dan semua pengaruh yang berakitan dengan saluran tersebut.

LANGKAH 5
RENCANA PEMASARAN dan SEGMENTASI PASAR

Segmen pasar adalah pengelompokan pelanggan yang memiliki kebutuhan, sikap dan perilaku membeli yang sama. Tentu saja, ada lusinan segmen karena di luar sekedar kebutuhan kita menunjukkan banyak bentuk sikap yang menakjubkan pada barang dan mempertontonkannya banyak cara untuk membeli dan menggunakannya. Setiap bentuk perilaku dan sikap tersebut menggambarkan segmen pasar potensial. Kita harus mencari jalan untuk menyatukan semua segmen mikro tersbut, untuk mendapatkan apa yang disebut sebagai segmen yang ‘viable’ -yang dapat hidup.

Segmentasi terdiri atas 3 proses, yaitu :
1. Menentukan apa dasar ‘potongan’ pasar segmen tersebut.
2. Memilih segmen yang ingin anda masuki.
3. Menetapkan sasaran pada setiap segmen yang aktif dengan bauran pemasaran yang unik.

Tujuan dari segmentasi adalah meletakkan fokus sumber daya yang terbatas pada kesempatan yang akan membawa anda ke tempat tujuan bisnis yang anda inginkan dan menggambarkan kesempatan terbaik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Segmentasi dan KAM berjalan berdampingan. Tanpa segmentasi, pemilihan key account akan cenderung salah dalam ‘ukuran’, dan kebanyakan pasar terlalu besar dan terlalu beragam sehingga sulit digarap. 20% pelanggan yang memasok 80% kebutuhan bisnis merupakan key acccount (hukum pareto, 20:80)

LANGKAH 6
MATRIKS PENYELEKSI dan PENGIDENTIFIKASI PELANGGAN PALING BERPOTENSI

Tujuan dari matriks penyeleksi dan pengidentifikasi key account-KAISM adalah untuk memberikan suatu proses guna menangani 2 dilema berikut-‘demi hari ini atau esok’ dan ‘siapa memilih siapa?’.

Tujuan dan manfaat KAISM adalah :
1. Untuk mengindikasikan di mana kemungkinan terletak key account anda.
2. Untuk menimbulkan perdebatan mengenai kriteria dalam mengidentifikasikan key account.
3. Untuk mengidentifikasikan kriteria yang berkaitan dengan ambisi bisnis jangka panjang.
4. Untuk mendapatkan persetujuan bisnis yang luas atas kriteria tersebut.
5. Untuk mengidentifikasikan pelanggan potensial sebagaimana saat ‘mengkategorikan’ yang ada sekarang.
6. Untuk memahami persepsi pelanggan mengenai kekuatan kompetitif anda.
7. Untuk mengidentifikasi riset apa yang dibutuhkan tentang kekuatan pesaing.
8. Untuk mengidentifikasikan penelitian apa yang diperlukan pada kebutuhan dan persepsi pelanggan.
9. Untuk mendapatkan dukungan bisnis yang luas atas mereka yang dikategorikan sebagai key account, dan masih banyak tujuan yang lainnya.

LANGKAH 7
MENARIK PELANGGAN

Ada banyak faktor daya tarik, dan mungkin dapat terbantu mencarinya dengan mendekati daya tarik tersebut melalui 5 pertimbangan yang berbeda namun saling berkaitan, yaitu :
a. Mewakili daya tarik yang ‘murni’
b. Mengindikasikan kemungkinan sukses yang besar
c. Berkaitan dengan objektif jangka panjang bisnis anda
d. Membantu mengindikasikan peluang tertentu
e. Berdasarkan pendekatan realistis sumber daya dan kemampuan kita
Langkah 6 akan membawa kita pada prosedur berikut :
1. Idenfikasikan serangkaian kriteria daya tarik pelanggan
2. Ringkas menjadi 6 faktor daya tarik pelanggan
3. Beri bobot faktor tersebut untuk mengindikasikan tingkat kepentingannya
4. Beri peringkat semua pelanggan berdasarkan faktor-faktor tersebut
5. Lipat gandakan peringkatnya dengan pemberian bobot untuk mengidentifikasikan peringkat relatif dari daya tarik pelanggan
6. Posisikan pelanggan di sepanjang sumbu vertikal KAISM, berdasarkan daya tarik mereka

LANGKAH 8
KEKUATAN RELATIF

Sekarang anda harus melengkapi sumbu horisontal KAISM dan menentukan apa yang pelanggan pikirkan tentang anda. Langkah 8 akan membawa kita melalui prosedur berikut :
1. Mengidentifikasi serangkaian faktor rating suplier yang biasa digunakan untuk membandingkan kekuatan relatif dari para supplier.
2. Mengidentifikasikan seperangkat faktor peringkat supplier yang unik dan khusus yang digunakan sebagai dasar pertimbanagn pelanggan.
3. Memberikan bobot pada faktor tersebut untuk mengindikasikan tingkat kepentingannya.
4. Untuk setiap faktor memposisikan diri kita di antara pesaing berdasarkan pemahaman terbaik kita mengenai persepsi pelanggan.
5. Mengalikan peringkat itu dengan bobotnya untuk mengidentifikasikan kekuatan relatif para supplier.
6. Menempatkan pelanggan di sepanjang sumbu horisontal KAISM, yang mengindikasikan kekuatan kompetitif relatif kita dibandingkan yang lain.

LANGKAH 9
PEMILIHAN dan KOMUNIKASI
Pengalaman menunjukkan, bahwa hubungan paling baik dengan key account akan terjadi jika pelanggan amat terbuka dengan konsep hubungan tersebut. Anda tidak dapat memaksakan suatu hubungan dengan pelanggan.

Semakin banyak bobot yang anda berikan pada faktor daya tarik yang mengungkapkan kemungkinan yang realistis, dan semakin sedikit pada apa yang kita sebut sebagai daya tarik ‘murni’, semakin besar pilihan akhir mengemudikan anda ke arah rute pragmatis.

LANGKAH 10
REVIEW, REVIEW, REVIEW
Waktu terus berubah, demikian pula dengan analisis KAISM. Salah satu hal yang tersulit untuk dilakukan ketika waktu berlelu adalah mulai mengurangi jumlah sumber daya yang diberikan kepada konsumen yang dulu pernah memenuhi kriteria sebagai key account namun karena suatu alasan harus dilepaskan.

Perusahaan dibeli dan dijual. Kemudian tentu saja ada nama-nama baru perusahaan yang muncul. Namun benar adanya bahwa seseorang memilih pelanggan tersebut ketika itu karena mereka pikir bahwa pelanggan tersebut mewakili masa depan. Tanpa review atau kaji ulang secara berkelanjutan, banyak kerja keras dan prestasi baik yang akan menjadi tidak berarti dan bahkan, lebih buruk lagi, mulai merusak bisnis anda. Membuat rencana dengan pebgetahuan lama dan usang sering kali menjadikan segala sesuatu lebih buruk daripada apabila membuat rencana tanpa pengetahuan sama sekali.

Sumber :

Peter Cheverton, If You’re So Briliant… How Come You Can’t Identify Your Key Customers?, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.

 

MANAJEMEN CASHFLOW UNTUK AWAM DAN PEMULA


I. CASH IN VS CASH OUT

A. Mengenal Lebih Dekat dengan Cash In – Cash Out
Cash in dan cash out adalah istilah lain dari pemasukan dan pengeluaran. Bila diibaratkan dengan keran, cash in dan cash out adalah keran air. Bila keran itu dibuka lebar, maka seluruh air akan tumpah dan kita akan basah. Namun, apabila keran sama sekali tidak dibuka, kita akan kering dan kehausan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita membuka keran di waktu yang tepat serta dalam porsi yang secukupnya, tidak terlalu lebar dan tidak terlalu sempit. Sama dengan penghasilan, jika tidak digunakan sama sekali maka kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Namun, bila menggunakannya untuk membeli barang-barang yang tidak bemanfaat, hal itu sama saja dengan membuang uang di sepanjang jalan, walaupun sebenarnya uang tersebut masih dibutuhkan.

B. Kebutuhan Real Vs Kebutuhan yang Direncanakan
Tujuan dari perencanaan keuangan pribadi adalah untuk mengetahui total kebutuhan hidup kita, serta membandingkannya dengan yang sesungguhnya terjadi. Dengan begitu, kita bisa mengetahui mengapa bisa terjadi selisih dan bagaimana memperbaikinya.

Beberapa alasan yang menyebabkan pengeluaran sesungguhnya melenceng dari perencanaan :
1. Tidak mengetahui persis harga di pasaran ( harga sesungguhnya).
2. Pengaruh lingkungan
3. Kebutuhan yang tak terduga
4. Peristiwa di luar rencana

C. Kebutuhan Vs Keinginan
Keinginan merupakan dorongan emosional, sedangkan kebutuhan merupakan dorongan logika. Banyak di antara kita yang membeli karena faktor keinginan (dengan dorongan emosional) dan bukan karena faktor kebutuhan (dengan dorongan logika).

D. Sumber-Sumber Cash on Hand
Cash on Hand adalah istilah dalam akuntansi yang berarti meminjam. Atau dapat diartikan dengan uang yang berhasil didapat atau dihasilkan. Mendata dan mencatat dari mana saja sumber pemasukan yang diterima akan membantu mengetahui kemampuan diri selama ini. Seberapa besar kemampuan diri dalam menghasilkan uang.

Sumber-sumber cash on hand dibedakan menjadi 2 :

1. Sumber rutin.Adalah sumber yang setiap bulan pasti kita terima dengan jumlah yang relatif sama. Contohnya : diri sendiri dan orang lain.

2. Sumber tidak rutin. Adalah sumber yang diperoleh sekali-sekali saja dan jumlahnya tidak tetap. Contohnya : bonus dari perusahaan, royalti menulis buku, hasil usaha sampingan dll.

Manfaat dari mendata sumber-sumber pemasukan adalah :

  1. Bisa mengetahui secara terperinci dari mana saja sumber penghasilan selama ini.
  2. Bisa mengetahui sumber-sumber penghasilan yang paling banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan kita.
  3. Bisa mengetahui apakah kita sudah memberdayakan seluruh kemampuan untuk mendatangkan sumber-sumber penghasilan tersebut.
  4. Bisa menemukan cata atau strategi bagaimana cara meningkatkan pendapatan yang dapat diterima.

E. Cash In dan Cash Out adalah Dua Hal yang Saling “Meniadakan”
Cash in dan cash out adalah unsur berbeda yang bersaing satu sama lain. Cash in adalah unsur yang membuat kita memiliki keinginan untuk mendapatkan sumber-sumber pemasukan yang sebesar-besarnya. Selain itu, cash in juga merupakan salah satu ukuran apakah kita dikatakan makmur atau tidak.

Beberapa faktor yang membuat pengeluaran lebih besar daripada pemasukan :

  1. Godaan gaya hidup
  2. Adanya kebutuhan tidak terduga yang tidak disiapkan sebelumnya
  3. Faktor alamiah. Adalah faktor asli penyebab tidak cukupnya pendapatan akibat harga kebutuhan yang tinggi, sedangkan pendapatan tidak terlalu tinggi. Misalnya : penghasilan di bawah UMR atau bisa saja penghasilan sama dengan UMR namun tanggungan/beban yang dimiliki sangat banyak.
  4. Adanya peristiwa tidak terduga
  5. Faktor lain. Adalah memang beban hidup yang lebih besar daripada kemampuan yang seharusnya.

II. PENGARUH CASH FLOW MANAGEMENT TERHADAP MASA DEPAN
Pada dasarnya, manajemen arus kas untuk keuangan pribadi adalah cara-cara yang digunakan untuk membuat arus kas pribadi menjadi sehat , yaitu pengeluaran bisa ditekan dan pemasukan bisa dioptimalkan.

A. Pentingnya Cash Flow Management

Pentingnya cash flow management adalah :

1. Nilai uang akan semakin turun dari waktu ke waktu karena adanya inflasi.
Inflasi merupakan alasan yang membuat daya beli uang turun. Sebelum terjadi inflasi, sebaiknya kita menyisihkan uang untuk disimpan. Simpanan uang tersebut dapat digunakan sebagai dana ketika inflasi terjadi.

2. Kenaikan pemasukan kadang tidak sebanding dengan kenaikan inflasi.
Sebagian besar masyarakat hanya memiliki pemasukan sebesar UMR, sedangkan pengeluarannya jauh lebih besar dari penghasilan tersebut. Namun, banyak di antara kita yang tidak mengetahui berapa penghasilan dan pengeluaran pasti yang dimiliki. Tanpa mengetahui pos-pos yang membuat keuangan menjadi demikian rumit.

3. Uang adalah sesuatu yang riskan atau elastis atau sensitif.
Uang selain mendatangkan berkah, juga dapat mendatangkan musibah. Tidak heran jika ada ungkapan bahwa uang adalah sesuatu yang sensitif. Biasanya kita akan lebih “care” dan berhati-hati dalam memperlakukan sesuatu yang sensitif.

4. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang bisa berhasil tanpa adanya pengaturan yang baik.
Tujuan tidak akan tercapai bila tidak ada perencanaan yang baik. Begitu pula dengan masalah keuangan.

5. Manusia adalah makhluk yang mudah terlena.
Tidak bisa dipungkiri, manusia adalah makhluk yang mudah terlena terhadap kondisi yang sedang dialami. Terlebih bila kondisi tersebut tergolong “comfort zone” atau zona nyaman. Kenyamanan tersebut biasanya membuat kita kurang berhati-hati dalam membelanjakan uang. Oleh karena itu, buatlah perencanaan keuangan apapun kondisinya.

B. Pengaruh Cash Flow Management terhadap Masa Depan
Cash flow management berpengaruh terhadap masa depan dan pada kondisi kita dalam jangka panjang. Perencanaan keuangan serta pengaturan cash in dan cash out akan membuat kita memiliki persiapan dan tujuan keuangan yang matang dan terstruktur.

Pengaruh cash flow management terhadap masa depan :

1. Cash flow management membantu kita untuk memetakan tujuan jangka panjang.
Pengaturan kas masuk dan kas keluar bisa memetakan tujuan jangka panjang. Dengan adanya arus kas yang terjadi pada masa sekarang, kita bisa memetakan kondisi kita lima tahun ke depan. Misalnya, bila cash out selalu lebih besar dari pada cash in, maka kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi bila terus menerus mempertahankan kondisi seperti itu.

2. Cash flow management memandu apa yang harus dilakukan pada masa sekarang demi tujuan tertentu di masa depan.
Dengan manajemen yang baik, kita dapat mengatur keuangan seberapapun penghasilan yang diperoleh. Dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan tujuan masa depannyapun tercapai dengan baik. Besar atau kecilnya penghasilan bergantung pada sudut pandang dan cara mengelola pemasukan tersebut. Dengan pencatatan arus kas masuk dan keluar, kita akan mengetahui kemampuan serta probabilitas untuk mewujudkan rencana jangka panjang.

3. Mengetahui kemampuan keuangan kita adalah sangat penting.
Dengan mengetahui rasio keuangan pribadi, kita dapat mengetahui kemampuan keuangan kita.

4. Cash flow management akan mengantarkan kita untuk membuat strategi keuangan yang tepat.

5. Manajemen arus kas akan membuat kita bisa memutuskan strategi yang tepat dalam merencanakan keuangan.

Dengan jumlah penghasilan tertentu, maka kita bisa memutuskan beberapa hal :

  • Berapa yang akan ditabung
  • Berapa persen pendapatan yang digunakan untuk investasi
  • Kapan kita akan mengambil asuransi.
  • Bagaimana cara meningkatkan pendapatan.
  • Bagaimana cara mengoptimalkan pendapatan dan pengeluaran.Dll.

C. Inflasi dan Turunnya Nilai Uang
Inflasi adalah salah satu alasan mengapa kita harus melakukan manajemen arus kas. Inflasi merupakan kenaikan harga barang secara terus menerus yang diakibatkan oleh beberapa hal. Akibatnya inflasi dapat menurunkan nilai mata uang.

Ada beberapa sebab terjadinya inflasi :
a) Kenaikan permintaan
b) Kenaikan harga bahan baku
c) Berkurangnya penawaran
d) Faktor-faktor lain
Contohnya : kondisi perekonomian suatu negara

D. Hubungan Inflasi dengan Perencanaan Keuangan dan Cash Flow Management
Inflasi merupakan masalah bagi sebagian besar masyarakat. Untuk itu, kita harus mengalokasikan pendapatan untuk menutupi kebutuhan kebutuhan kita jika terjadi inflasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan besarnya presentase pendapatan yang sebaiknya disisihkan untuk cadangan jika terjadi inflasi :

1. Jumlah inflasi rata-rata per tahun
Misalnya prediksi inflasi tahun depan adalah 6%. Dengan demikian, pada akhir tahun ini hingga tahun depan kita harus menyisihkan pendapatan sebesar 5%-7% untuk cadangan inflasi. Jumlah cadangan inflasi yang dialokasikan harus selalu menyesuaikan dengan rata-rata inflasi per tahun. Dengan demikian, jumlah cadangan inflasi yang kita buat selalu berubah atau bersifat fluktuatif. Saat inflasi tinggi, cadangan yang dialokasikanpun tinggi, begitu juga sebaliknya.

2. Jumlah pendapatan
jumlah cadangan inflasi dapat pula diambil berdasarkan jumlah pendapatan per bulan. Misalnya, kita menyisihkan 10% penghasilan untuk cadangan inflasi. Dengan demikian setiap bulan kita akan memotong penghasilan kita sebesar 10% untuk cadangan inflasi.

III. CASH FLOW MANAGEMENT UNTUK BERBAGAI JENJANG

A. Pengelolaan Cash Flow untuk Pelajar dan Mahasiswa

1. Ubahlah mindset terlebih dahulu
Pelajar atau mahasiswa adalah subjek aktif yang menentukan sehat tidaknya keuangan pribadi

2. Mencatat sumber pemasukan
Dengan mencatat sumber pemasukan, dapat membantu memberi gambaran sejauh mana kita tergantung pada pihak ketiga, dalam hal ini adalah orang tua.

3. Mencatat pengeluaran
Berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan ketika membuat daftar rencana pengeluaran dari berbagai jenjang, yaitu :

• SD. Pengeluaran yang harus dicatat : Pengeluaran rutin; Pengeluaran Tetap : bayar SPP, Pengeluaran Tidak Tetap : naik angkot, jajan, dan pengeluaran lain;Pengeluaran Tidak Rutin ( Pengeluaran yang hanya terjadi secara berkala) : rekreasi kelas, santunan, dll.

• SMP. Pengeluaran yang harus dicatat :
a. Pengeluaran rutin : SPP, Transport dan uang makan, Uang ekstrakulikuler, Biaya kesehatan, Infak, Membeli buku,Menabung.
b. Pegeluaran tidak rutin : Nonton, Membeli puls, Membeli majalah remaja.

Oleh karena pengeluaran pada waktu SMP lebih banyak dari pada ketika SD, maka sebaiknya kita sudah mulai memikirkan untuk mencari uang tambahan. tetapi pekerjaan sampingan yang dilakukan tidak boleh mengganggu kegiatan utama pelajar yaitu “belajar”. Namun, bila belum berniat untuk mecari uang tambahan, maka kita bisa melakukan tindakan penghematan yaitu dengan memangkas pengeluaran untuk bisa menabung.

• SMA. Saat SMA, sudah harus mulai memikirkan cara mencari uang tambahan. Selain untuk meringankan beban orang tua, kita harus mulai memikirkan cara mencari uang. Memikirkan cara mencari uang akan membuat otak kanan bekerja, oleh karena itu kita akan terbentuk menjadi orang yang kreatif. Gunakankah kreatifitas untuk mendapatkan uang, misalnya  Aktif mencari beasiswa, Membuka les privat, Memiliki toko online, Berjualan pada waktu luang, Dll.

Kuliah
a. Lulus SMA langsung kuliah
Sudah seharusnya kita mencari uang tambahan yaitu dengan cara : Mencari beasiswa, Mengajar di bimbel, Menjadi asisten dose, Ikut MLM, Bisnis kecil-kecilan, Dll.

b• Kerja Dulu Baru Kuliah
Oleh karena sudah mendapatkan pekerjaan yang pasti, maka kita sudah mulai untuk memikirkan membentuk passive income melalui kergiatan investasi.

B. Pengelolaan Cash Flow Management untuk Pekerja yang Belum Menikah. Hal-hal yang harus dilakukan :
1. Memperlakukan gaji pertama
a. Menyimpannya sebagai kenang-kenangan
b. Mengalokasikan untuk kegiatan hiburan
c. Mengalokasikan untuk beragam kebutuhan

2. Mengalokasikan gaji kedua dan seterusnya. Gaji kedua dan seterusnya bukan untuk dihambur-hamburkan.

3. Mengalokasikan gaji untuk investasi dan rencana masa depan
Beberapa rencana yang biasanya dimiliki sebagai seorang lajang ;
o Menikah
o Memiliki rumah
o Memiliki kendaraan
o Sekolah lagi
o Dll
Selain hal-hal tersebut, satu hal lagi yang tidak boleh terlupakan, yaitu investasi.

4. Masalah yang biasanya dihadapi

a. Bila gaji jauh di bawah standar
Cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan memiliki side job atau pekerjaan sampingan.

b. Perlukah memiliki kartu kredit?
Beberapa cara yang bisa digunakan agar tidak terjebak kartu kredit :

  • Menganggap kartu kredit sebagai ATM.
  • Menyimpannya dan hanya membawanya saat diperlukan.
  • Mangalokasikan pengeluaran rutin untuk kartu kredit.
  • Berpikir ulang sebelum kita mengajukan pembuatan kartu kredit dengan menganalisa cost dan benefitnya.
  • Membayar kartu kredit tepat waktu agar tidak kena denda.
  • Jangan terlalu banyak memiliki kartu kredit.
  • Jangan mudah tergiur dengan berbagai tawaran dan kemudahan yang diberikan oleh bank untuk menerbitkan kartu kredit.
  • Bila kita orang yang mudah tergiur, menghindarlah ketika ada sales CS bank yang menawarkan kartu kredit.
    c. Cara memperlakukan bonus akhir tahun dan Tunjangan Hari Raya (THR).
    -THR
    o Meningkatkan porsi untuk infak
    o Mengalokasikan untuk mudik dan keperluan hari raya dengan porsi yang tidak terlalu berlebihan.
    o Alokasikan untuk dana cadangan.
    -Bonus Tahunan
    o Segera lunasi hutang jika kita berhutang.
    o Alokasikan untuk investasi.
    o Memperbesar infak.

C. Pengelolaan Cash Flow untuk Pasangan Muda

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama pasangan :

a. Perlukah suami-istri sama-sama bekerja?
Bekerja bukan sarana untuk mengumpulkan materi. Bisa jadi dari sisi finansial suami sudah bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun dari sisi psikologis, bekerja adalah sarana untuk mengaktualisasikan diri bagi istri.

b. Bekerja tak harus ke luar rumah atau ke kantor setiap hari.
Jika suami tidak mengijinkan seorang istri untuk bekerja dengan alasan keamanan atau dan lain sebagainya, seorang istri bisa bekerja di rumah.

c. Bila belum memiliki momongan
Ketika belum memiliki momongan, tetap alokasikan dana untuk menabung.

d. Siapa yang menjadi freelancer.
Pekerjaan seorang freelancer banyak dilakukan di rumah asal ada teknologi pendukung seperti komputer dan internet. Sebaiknya salah satu saja yang menjadi freelancer. Jangan dua-duanya. Jika keduanya menjadi freelancer, pikirkan dulu masak masak untung ruginya.

e. Bila kedua belah pihak ingin sekolah lagi.
Bila kedua belah pihak ingin kuliah lagi, sebaiknya pelaksanaannya secara bergantian, suami atau istri telebih dahulu.

f. Mengambil kredit rumah, perlukah?
Haruskah kita mengkredit rumah atau menyewa saja? Sebelum memutuskan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan :

  • Apakah kita berada dalam jangka waktu lama di kota tersebut?
  • Bila hanya tinggal sementara, kemungkinan untuk pindah sangat besar, maka kita tidak perlu membeli rumah di kota tersebut.
  • Yakinkan kemampuan diri sendiri dan pasangan ketika akan membeli rumah.
  • Pada intinya membeli rumah bukanlah sebuah kerugian namun sebaliknya.

g. Menangkal ego dari masing-masing pihak. Sudah seharusnya suami istri adalah satu sinergi yang harus saling mendukung. Masalah-masalah yang timbul biasanya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia pernikahan.

D. Pengelolaan Cash Flow untuk Ibu Rumah Tangga.

1. Ibu rumah tangga yang bekerja
Bagi ibu rumah tangga yang memiliki usaha, sebaiknya pencatatan transaksi keuangan dipisahkan antara keuangan “perusahaan” dan keuangan keluarga demi alasan profesionalisme.
2. Ibu rumah tangga yang sama sekali tidak bekerja
Karena ibu rumah tangga ini tidak memiliki keuangan pribadi, maka haruslah pintar-pintar dalam mengelola keuangan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh semua golongan ibu rumah tangga terhadap penerimaan dan pengeluaran keluarga :

  1. Setelah menerima pemasukan, segeralah alokasikan ke dalam pos-pos primer.
  2. Jangan menunda untuk mengaolokasikan pendapatan ke dalam pos-pos yang sudah ditentukan.
  3. Bila uang bulanan tidak diberikan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk rekening, maka sarana kita untuk bertransaksi adalah melalui ATM.
  4. Ambil uang yang ada di ATM satu minggu sekali. Jangan diambil sekaligus.
  5. Pos-pos yang biasanya harus diwaspadai adalah pos untuk berbrlanja.
  6. Jangan lupa untuk selalu mencatat pengeluaran dan pemasukan yang terjadi.
  7. Simpan bukti transaksi. Supaya bisa membandingkan harga di tempat mana yang lebih murah.
  8. Belanjalah di beberapa tempat, jangan hanya di satu tempat. Saat akhir tahun biasanya pelanggan setia akan mendapatkan bonus dari penjual.
  9. Manfaatkan momen diskon.
  10. Memiliki rekening di beberapa bank bisa menjadi alternatif bila kondisi keuangan sudah stabil.

E. Pengelolaan Cash Flow untuk Keluarga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan keluarga :
1. Memberikan uang saku pada anak. Sebelum memutuskan cara memberikan uang saku pada anak, kita harus memperhatikan kondisi, karakter, serta jenjang setiap anak. Memberikan uang saku per bulan akan mengajarkan anak bertanggung jawab pada diri sendiri. Terlalu memberikan kelonggaran pada keuangan anak juga bukan sikap yang tepat. Karena anak akan menganggap bahwa mendapatkan uang itu mudah.
2. Sejak kapan anak diajarkan untuk menghasilkan uang?
Beberapa cara mengajarkan anak akan arti pentingnya uang di antaranya mengajak anak bergabung dalam proyek yang kita miliki kemudian memberinya upah, mengarahkan hobi anak agar menghasilkan uang, dan mengajari cara-cara mencari uang dengan kreativitas.
3. Setiap angota keluarga memiliki rekening.
Tujuan setiap keluarga memiliki rekening di bank adalah agar setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab.
4. Setiap anggota keluarga hendaknya membuat laporan keuangan pribadi mengenai pemasukan dan pengeluaran keluarga.
5. Membuat bisnis yang bisa dikelola oleh semua anggota keluarga.
Bisnis yang dikelola keluarga bisa mempererat hubungan keluarga dan bisa untuk investasi jangka panjang.

F. Pengelolaan Cash Flow untuk Freelancer

Yang harus diperhatikan oleh seorang freelancer :
1. Catat pemberi kerja dan jenis pekerjaan yang kita lakukan.
Tujuan dari pencatatan ini adalah melihat dan mengukur seberapa besar kemampuan kita untuk “hidup” dengan mengandalkan hasil seorang freelancer.
2. Catat setiap tanggal kapan kita menerima honor.
3. Mencatat klien potensial dan non potensial.
Kita harus memiliki catatan tersendiri tentang karakteristik dari setiap pemberi kerja.
4. Investasi menjadi hal yang wajib.
Di saat kita sedang di puncak dengan penghasilan yang besar maka porsi untuk investasi juga seharusnya besar.
5. Penghasilan sebagai freelancer bersifat variable sedangkan pengeluaran bersifat fixed.
Untuk mengantisipasi saat ketika tidak punya pekerjaan dan tentu tidak punya penghasilan, sebaiknya kita membuat pos baru. Pos yang diisi dengan menyisakan honor setiap bulannya.
6. Passive Income adalah hal yang sangat penting.
Passive incame bisa kita ciptakan melalui kegiatan : investasi dan menabung.

IV. MENINGKATKAN CASH IN DAN MENEKAN CASH OUT

A. Meningkatkan Cash In
1. Pelajar dan Mahasiswa
Apa saja yang bisa dilakukan sebagai pelajar untuk menambah penghasilan?
a. Membuka bisnis tanpa modal atau dengan modal minimal. Bisnis online bisa menjadi pilihan dalam menjalankan bisnis dengan modal minimal.
b. Meraup keuntungan dengan blogging.
c. Menjadi pengajar privat.
d. Menjadi asisten dosen.
e. Berinvestasi.
f. Mengikuti lomba atau kuis-kuis berhadiah yang sesuai dengan kemampuan kita.
g. Mengikuti lomba karya tulis.

2. Pekerja baik freelance maupun tetap
Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ?
a. Membuka bisnis online.
b. Merintis usaha.
c. Berinvestasi.
d. Menjalin relasi dengan banyak orang.
e. Meningkatkan kinerja agar mendapatkan promosi jabatan.

3. Ibu rumah tangga
Selain mengurus keluarga, ibu rumah tangga juga bisa menghasilkan uang, yaitu dengan cara : Berbisnis onlin; Membuka usaha yang sesuai dengan minat dan bakat.Contoh : konveksi, catering, les privat, dll;Menjadi freelancer.

Terlepas dari usaha untuk meningkatkan pandapatan dari berbagai jenjang, ada beberapa cara untuk meningkatkan pendapatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja, di antaranya :
1. Investasi
Meliputi investasi jangka panjang, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Disesuaikan dengan rencana dan kemampuan keuangan keluarga. Adapun beberapa jenis investasi yang bisa kita pilih, antara lain : Saham, Obligasi, Forex (foreign exchange) atau pertukaran mata uang asing, Reksadana.
Reksandana hampir sama dengan arisan:Tanah, Properti, Emas.
2. Mencari pekerjaan yang lebih baik
3. Berbisnis

B. Menekan Cash Out
Meningkatkan pendapatan adalah hal yang tidak mudah. Namun, lebih tidak mudah lagi menekan pengeluaran. Agar terhindar dari pengeluaran yang sia-sia, bisa diterapkan hal-hal di bawah ini :

  1. Tentukan pos wajib dan tidak wajib
  2. Kebutuhan lebih penting dari keinginan
  3. Alokasikan dana untuk infak di awal
  4. Jangan membawa banyak uang tunai ketika bepergian terutama ber belanja
  5. Jangan membawa semua ATM dan kartu kredit
  6. Jika berbelanja, sebaiknya ditemani dengan orang yang memiliki karakter berbeda dengan kita
  7. Jangan meletakkan uang pada dompet yang sama
  8. Waspada terhadap hal-hal yang membuat kita tergoda
  9. Jangan terlalu sering makan di luar
  10. Sebisa mungkin hindari berhutang pada pos lain untuk memenuhi pos lainnya

V. MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN SEDERHANA

A. Fungsi Laporan Keuangan Sederhana
Tujuan perusahan membuat laporan keuangan adalah untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut terdiri atas pihak internal (pemilik perusahaan, karyawan, dan menajemen perusahaan) dan pihak eksternal (kreditur, investor, masyarakat, dan pemerintah). Manfaat laporan keuangan untuk pemilik perusahaan adalah untuk menilai perusahaan tersebut maju atau tidak. Sedangkan untuk kreditur adalah untuk menilai apakah perusahaan tersebut pantas atau tidak diberikan kredit.

Adapun jenis-jenis laporan keuangan secara umum :
1. Neraca
Dalam neraca disebutkan berapa jumlah aktiva, jumlah hutang, dan jumlah modal perusahaan yang merupakan selisih antara harta dan utang.
2. Laporan Laba Rugi
Adalah catatan mengenai aktivitas pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
3. Laporan Perubahan Modal
Adalah catatan mengenai modal awal ditambah dengan laba dikurangi laba yang dibagikan atau prive (pengambilan untuk kepentingan pribadi).
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Menggambarkan tentang keterangan-keterangan yang membutuhkan penjelasan atas transaksi yang dilakukan perusahaan.

Adapun pentingnya membuat laporan keuangan keluarga atau pribadi adalah :
1. Mengetahui pisisi keuangan kita
Sama halnya dengan perusahaan yang akan memutuskan mengembangkan usaha atau menghentikan usaha setelah melihat posisi keuangan perusahaan. Kita juga dapat memutuskan sesuatu setelah mengetahui kondisi keuangan kita.
2. Mengetahui tingkat produktivitas kita dalam bulan atau periode tersebut.
Selisih antara pemasukan dan pengeluaran disebut dengan laba atau selisih positif. Semakin besar selisih positif maka keuntungan yang didapatkan semakin besar.
3. Mengetahui kenaikan pendapatan, biaya, aset, utang dan selisih positif dari tahun ke tahun.

Untuk mengetahui apakah dari tahun ke tahun pendapatan mengalami kenaikan atau tetap sama. Selain itu, bisa mengukur sejauh mana kemampuan dalam menghasilkan uang dan strategi-strategi untuk meningkatkan pendapatan.

VI. CASH FLOW MANAGEMENT DI MASA KRISIS

Krisis di sini bisa diartikan dengan krisis negara dan krisis keuangan pribadi.

Beberapa langkah yang harus dilakukan di masa-masa krisis :
1. Mencari sebab-sebab kita mengalami krisis
Beberapa sebab di antaranya adalah :
o Gaya hidup yang terlewat konsumtif.
o Terkena PHK
o Tak ada job buat kita lagi (bila kita adalah seorang full time freelancer)
o Kedua orang tua mengalami kebangkrutan
o Memiliki banyak utang
o Bertambahnya beban hidup yang tidak disertai dengan bertambahnya kemampuan untuk survive.
o Bisnis bangkrut
o Suami meninggal

2. Melakukan tindakan kuratif
Tindakan kuratif atau tindakan “pengobatan” adalah hal-hal yang dilakukan ketika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Hal-hal apa saja yang akan dilakukan saat krisis keuangan melanda :
a. Mencari pekerjaan lagi bila sebab krisis adalah karena kehilangan pekerjaan.
b. Menekan biaya hidup dan memangkas hal-hal yang tidak penting.
3. Menggunakan keuntungan investasi untuk memulai usaha lagi.
4. Berhutang kepada pihak ketiga.

Evaluasi

Evaluasi dilakukan di akhir periode. Alasan melakukan evaluasi adalah :
1. Evaluasi adalah sarana untuk membandingkan rencana dengan realisasi.
2. Untuk mengetahui sebab ketidak samaan antara rencana dan realisasi.
3. Evaluasi adalah sarana untuk memperbaiki strategi keuangan di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Ariefiansyah, Miyoshi. 2011. Sim Salabim! Jago Investasi. Bekasi: Laskar Askara.
P. Pratomo, Eko & Tim Hijrah Institue. 2007. Membangun Kecerdasan Finansial dengan Nilai-Nilai Spiritual. Jakarta: Arga Publishing.
Rini, Mike. 2006. 120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Senduk, Safir. 2000. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Hidayat, Taufik, S.E., M.Si. 2010. Mengelola & Merencanakan Keuangan Pribadi dan Keluarga. Jakarta: Mediakita.

http://www.perencanaankeuangan.com
http://www.perencanaankeuangan123.com
http://www.tipsoke.com
http://www.bi.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.bps.go.id/
http://ilmumanajemen.com/
http://keluargacerdas.com

Bedah Bisnis Koran Cepat Detikcom (1)

KIAT-KIAT PEMASARAN DARI REGIS McKENNA


REGIS MCKENNASELAMA dua puluh tahun terakhir ini, saya telah belajar di suatu sekolah bisnis terbaik dunia. Namanya Lembah Silikon (Silicon Valley). Bila orang mendengar Lembah Silikon, yang terbayang adalah teknologi maju. Bits dan bytes, chips dan RAMs. Tetapi untuk diri saya, kehebatan dan pentingnya Lembah Silikon bukan sekedar pada teknologi-teknologi barunya. Bagi diri saya, Lembah Silikon adalah sebuah laboratorium bagi gagasan-gagasan baru tentang bisnis dan pemasaran.

Pada saat saya pindah dari Pennsylvania ke California pada tahun 1963, orang belum mengenal Lembah Silikon. Tetapi daerah itu sudah tampak kekhasannya. Sekelompok insinyur berada disana. Mereka melakukan percobaan-percobaan dengan teknologi-teknologi baru dan menciptakan industri-industri baru. Laju perubahan di situ sungguh luar biasa. Tampaknya setiap hari terjadi penemuan baru, produk baru, dan perusahaan baru. Walau teknologi maju dengan sangat cepat, tampaknya cara orang melakukan bisnis di Lembah Silikon tak banyak berubah. Perusahaan-perusahaan disana masih juga memasarkan hasil-hasilnya dengan cara tradisional. Para insinyur menjual kepada para insinyur. Para penjual menekankan komunikasinya pada perincian teknis dan harga. Pendeknya, bisnis disana berorientasi pada teknologi dan penjualan.

Tak lama kemudian, menjadi jelas bagi saya bahwa pendekatan-pendekatan tradisional itu tidaklah sesuai dengan dunia yang pasarnya berubah sangat cepat dan produknya kompleks. Perusahaan-perusahaan di Lembah Silikon itu memerlukan strategi-strategi pemasaran semutakhir dan seinovatif produk-produk mereka. Karena itu, sementra para insinyur bereksperimen dengan teknolog-teknologi baru, saya memulai bereksperimen dengan gagasan baru tentang pemasaran dan komunikasi.

Pada tahun 1970 saya mendirikan perusahaan yang saya beri nama Regis McKenna. Inc. Perusahaan ini saya gunakan sebagai sarana dalam menguji-coba gagasan-gagasan saya. Bertahun-bertahun saya dan kawan-kawan telah bekerja bersama dengan beberapa perusahaan yang dikenal paling inovatif dan dinamis di dunia bisnis Amerika. Lebih dari satu dasawarsa kami telah bertindak selaku konsultan bagi manajemen puncak pada Intel, raja inovasi industri semikonduktor. Kami sudah membantu Apple Computer pada saat pendirinya, yaitu Steve Jobs masih bekerja di bengkelnya dengan modal di bank kurang dari $ 1.000. Secara keseluruhan kami sudah bekerja dengan lebih dari 150 perusahaan teknologi tinggi. Berdasar pengalaman-pengalaman itu, kami telah mengembangkan suatu ancangan baru terhadap pemasaran. Suatu ancangan yang memperhitungkan perubahan-perubahan dinamis dari industri dan pasar.

Suatu ancangan yang menekankan pada upaya membangun hubungan ketimbang sekedar promosi produk. Mengkonsumsikan konsep-konsep ketimbang sekedar informasi yang bercerai-cerai, dan menciptakan pasar-pasar baru ketimbang sekedar berbagi pangsa pasar yang sudah ada. Walaupun gagasan-gagasan pemasaran ini diuji-coba dan disempurnaka melalui perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, mereka dapat pula diterapkan di banyak perusahaan lain. Kenyataannya memang semakin banyak perusahaan yang meninggalkan kaidah-kaidah tradisional dalam pemasaran. Dunia bisnis berubah dengan cepat, sementara gagasan-gagasan pemasaran tertinggal di belakang.

Dalam banyak hal, pengalaman-pengalaman Lembah Silikon dapat digunakan sebagai petunjuk yang berharga bagi industri lain. Lembah silikon, yang duduk di singgasana panglma perubahan, memberikan suatu cara bagi industri Amerika untuk memandang ke masa depan. Masalah-masalah pemasaran dan manajemen yang dihadapi perusahaan-perusahaan Lembah Silikon kemarin, hari ini akan dijumpai oleh dunia bisnis lain. Sedangkan masalah-masalah yang dihadapi Lembah Silikon hari ini, besok akan mengunjungi perusahaan-perusahaan lain.

Ada beberapa faktor penting yang mendorong munculnya kebutuhan akan ancangan-ancangan baru pemasaran. Yang terpenting adalah meningkatnya laju perubahan. Kaidah-kaidah pemasaran tradisional dirumuskan bagi pasar-pasar dan industri-industri yang statis. Kaidah-kaidah itu dilandasi asumsi bahwa teknologi dan pasar hanya berubah secara lambat. Tetapi dunia bisnis modern tidak mengenal istilah statis. Kemajuan-kemajuan teknologi menyebabkan produk-produk dan perusahaan-perusahaan berubah dengan lebih cepat. Strategi-strategi bisnis yang suatu hari tampak meyakinkan, di hari berikutnya segera saja tampak ketinggaln jaman.

Di masa lampau, perubahan teknologi memang berlangsung setahap demi setahap. Untuk membawa antibiotika dari sebuah konsep di dunia penelitian ke kenyataan di dunia bisnis diperlukan tiga puluh tahun. Juga diperlukan waktu yang sama untuk mengkomersilkan ritsleting (zipper). Namun kini segalanya berbeda. Produk-produk yang berlandaskan rekombinan DNA mencapai pasar dalam waktu kurang dari satu dasawarsa sejak dari dibelahnya genes yang pertama.

Alvin Troffler adalah orang yang pertama kali mencatat peningkatan laju perubahan ini. Dalam bukunya yang berjudul Future Shock ia menjelaskan :

“Di bidang apapun kita menyaksikan kecenderungan percepatan – semakin jauh jarak dapat kita tempuh, semakin tinggi tempat dapat kita capai, semakin banyak mineral dapat kita tambang, atau semakin hebat tenaga dapat kita peroleh. Polanya begitu jelas dan tak diragukan. Beribu dan beratus tahun berlalu, dan kini, pada jaman kita ini, kita saksikan kejutan-kejutan, perubahan-perubahan di luar dugaan suatu loncatan ke depan yang sungguh fantastis”.

Percepatan ini tampak saling menonjol pada industri-industri teknologi tinggi. Satu tahun umur anjing setara dengan tujuh tahun umur manusia. Demikian pula kiranya, satu tahun dalam bisnis teknologi tinggi setara dengan tujuh tahun dalam bisnis bidang lain. Menurut perhitungan, dalam setiap tiga puluh detik terjadi satu inovasi di Lembah Silikon. Produk-produk serasa berpindah dari meja disain ke pasaran dalam kecepatan cahaya. Gagasan baru yang muncul hari ini, besok sudah dapat anda temui sebagai produk baru di pasaran.

Laju perubahan kini meningkat juga di industri-industri jalur lama, dan ini membuat para manajer disana menjadi pusing tujuh keliling. Teknologi-teknologi yang telah mendorong terbentuknya Lembah Silikon, akhirnya mulai merayah pula industri-industri dewasa. Pemroses mikro, komputer baru, paket piranti lunak baru dapat secara serius mempengaruhi arah dan laju perubahan di industri-industri lain.

Corak dan mode baru akan sampai ke pasar dalam waktu yang lebih cepat. Bila seorang perancang mode pada suatu hari menyelesaikan desainnya, maka pada hari itu juga baju-baju rancangannya sudah akan terpasang di took-toko. Sinyal-sinyal elektronis dari computer milik si perancang akan mengirim instruksi-istruksi kepada computer milik pabrik. Sesudah itu, sinar laser akan mengambil alih proses kerja berikutnya.

Sistem jenis ini akan memungkinkan pabrik-pabrik pakaian jadi mendapat keluwasan yang luar biasa. Biasanya, baju-baju dibuat dalam mode dan ukuran-ukuran yang terbatas. Kini, keterbatasan itu tak aka ada lagi. Bukankah untuk mengubah ukuran atau mode sebuah baju misalnya, orang cukup memprogram kembali lasernya? Mesin yang memproduksi baju ukuran 6 kini juga akan mampu menghasilkan baju ukuran 16. Kini, kita telah bergeser dari jaman barang-barang kodian ke jaman barang sesuai pesanan. Dulu Henry Ford menghasilkan mobil-mobil hitamnya yang anggun. Kini, mobil akan keluar dari pabrik setiap saat dengan beragam bentuk, ukuran, warna dan kekhasan. KIni, keanekaragaman tidaklah lebih mahal disbanding dengan keseragaman.

Dalam lingkungan baru ini, manajer-manajer pemasaran harus belajar untuk menghadapi setiap pelanggan sebagai perorangan (individu). Semakin lama, para pelanggan akan menuntut semakin banyak keanekaragaman produk. Setiap orang ingin sedikit berbeda dengan yang lain. Mengapa banyak orang yang menginginkan boneka-boneka Cabbage Patch? Tak lain karena setiap boneka itu unik, memliki perbedaan dengan yang lain, walau sedikit. Petumbuhan keanekaragaman produk-produk industri ini tampak nyata terjadi di sekitar kita. Anda dapat membuktikannya dengan menyaksikan kehadiran berbagai model mobil di jalan raya. Atau berbagai model baju yang dikenakan orang. Di Amerika serikat sebuah toserba yang sedang besarnya, menjajakan tidak kurang dari 10.000 produk atau merek. Menurut sebuah artikel pada Wall Street Journal, setiap hari diperkenalkan tujuh jenis produk makanan baru. Dalam 8 bulan pertama di tahun 1984, misalnya, tak kurang dari Sembilan produk granola-bar(sejenis permen coklat) memasuki pasar.

Jelasnya, para manajer banyak disibukkan untuk berpacu dengan laju perubahan-perubahan ini. Majalah Business Week mengungkapkan hal ini pada saat mengevaluasi kembali sejumlah perusahaan yang telah diamati dan dipuji dalam buku terlaris tahun 1982 In Searchof Excellent. Artikel Business Week mengungkapkan tentang banyaknya perusahaan “hebat” yang telah tergelincir. Penyebab utamanya: kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam pasar.

Sebuah artikel yang terbit tahun 1981 dalam Journal of Marketting juga sampai pada kesimpulan yang sama. Dalam mempersiapkan artikel yang berjudul “Top Managements Conserns About Marketing: Issues for the 1980’s” itu, Frederick Webster, Jr. mewawancara eksekutif puncak dari dua puluh satu perusahaan, termasuk Kodak, General Electric, General Foods, IBM, dan Mobil. Hampir semua dari mereka setuju bahwa perubahan mendasar memang diperlukan. Mereka mengeluh bahwa para manajer pemasaran “kurang inovatif dan berjiwa wiraswasta dalam berfikir dan membuat keputusan.”

Dalam kegiatan ini kami sebagai konsultan, melalui Regis McKenna, Inc, kami membantu perusahaan-perusahaan mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan setiap klien, kami mempelajari kelemahan-kelemahan, harapan-harapan dan tujuan-tujuan dari perusahaannya. Kemudian kami bandingkan tujuan-tujuan dari peusahaannya. Kemudian kami bandingkan tujuan-tujuan perusahaan itu dengan sikap-sikap, persepsi-persepsi, dan kecenderungan-kecenderungan pasar. Dalam kerangka ini, kami membantu perusahaan mengembangkan strategi pencapaian posisi, yaitu suatu rencana agar perusahaan dapat menunjukkan dan mempertahankan kehadirannya di arena pasar.

Di atas semuanya itu, para manajer harus bersedia mengubah rencananya bila pasar berubah. Perusahaan-perusahaan, teknologi dan produk-produk adalah sesuatu yang selalu berubah. Karena itu strategi pemasaran pun harus pula selalu berubah. Memasarkan suatu produk adalah suatu eksperimen terus-menerus. Tak satupun yang pasti. Para manajer harus selalu memantau, mengubah, memantau dan mengubah.

Pencapaian Posisi Secara Dinamis: Tulang Punggung Pemasaran Baru

Berpikir secara dinamis
Jika anda mengatakan “foto kilat” kepada seseorang, mungkin ia akan segera teringat Polaroid. Jika anda berkata “komputer inovatif” barangkali pikirannya akan segera melayangkan kepada Apple. Dan jika anda berbicara kepada beberapa rekan tentang “fotokopi yang bagus”, mungkin sekali mereka akan segera berpikir tentang Xerox.

Perusahaan-perusahaan tersebut memang perusahaan yang telah berhasil menempatkan dirinya dalam kancah pasar. Masing-masing mereka telah membangun citra keberadaan diri dan citra produknya yang khas. Citra keberadaan dir yang telah sampai pada taraf demikian itu, sungguh merupakan kekuatan yang ampuh pemasaran. Memang, inti dari setiap strategi pemasaran yang baik tak lain adalah suatu strategi pencapaian posisi secara tepat. Pemasaran gaya baru adalah, dalam arti luas, suatu pertempuran untuk merebut posisi.

Pendekatan-pendekatan standard terhadap pencapaian posisi tidak dapat dijamin selalu berhasil. Sebuah perusahaan yang hari ini No. 1 tak dapat dijamin untuk tetap menduduki No. 1 besok pagi. Teknologi-teknologi yang tampaknya menduduki posisi kokoh dapat berubah menjadi rawan hanya dalam tempo semalam. Tak ada iklan, berapapun banyaknya, yang dapat mencegah kejadian itu. Walau dengan slogan-slogan terbaik sekalipun, sebuah perusahaan dapat saja kehilangan posisinya dalam pasar.

Tulang Punggung Baru
Inti dari proses pencapaian posisi secara dinamis mengandung beberapa gagasan penting. Gagasan-gagasan itu juga mempengaruhi setiap tahap dari proses pencapaian posisi. Dan karena itu, mereka sangat menentukan keberhasilan dari suatu strategi pemasaran.

Gagasan kunci ini dapat dianggap sebagai tulang punggung bagi proses penentuan posisi secara dinamis. Mereka merupakan penopang dan kerangka bagi proses itu. Tanpa mereka, proses itu akan berantakan.

Meraih Posisi Produk: Empat Kaidah Berharga

(1). Memahami Lingkungan
Mari kita bayangkan tentang dua buah merk anggur. Keduanya dibuat dari buah anggur yang sama kualitasnya, ditempatkan dalam botol-botol yang sama jenisnya, dan disimpan (diperam) dalam ruang penyimpanan yang sama. Pokoknya, segalanya sama. Sulit untuk membedakan satu dengan lainnya. Tetapi marilah kita bayangkan bahwa salah satu dari kedua merek itu dipajang di rak sebuah toko serba ada. Sedangkan yang lain hanya dapat dijumpai di restoran-restoran mewah. Nah, kini keduanya jadi berbeda. Anggur yang berderet di rak toko serba ada tadi segera saja akan mengesankan minuman kualitas menengah. Sedang merek yang satu lagi, yang berderet di lemari dingin restoran mewah akan memberikan citra minuan kualitas istimewa.

Contoh diatas menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan. Sebagaimana saya utarakan di muka, lingkunganlah yang menentukan citr suatu produk. Suatu produk tak akan dipandang secara tersendiri. Unsur-unsur dari lingkungan, yaitu kecenderungan teknologis, dinamika pasar, persaingan, kecenderungan-kecenderungan social dan ekonomi, semuanya berpengaruh terhadap cara masyarakatpembeli memandang produk itu.

(2). Memusatkan Diri Pada Hal-hal Tak Tampak
Perusahaan pada umumnya senang membandingkan produk. Sudah jamak bila ada sebuah perusahaan mengunggul-unggulka produknya sebagai yang berharga paling murah atau 25 persen lebih kuat dibandingkan produk lain. Jadi, sebagian besar perusahaan tampaknya memusatkan strategi meraih posisi produknya pada harga dan “specsmanship” (yaitu mempromosikan suatu produk melalui keandalan spesifikasi teknisnya, atau “specs”).

(3). Mendapatkan Sasaran Yang Tepat
Upaya meraih posisi produk tidak melulu bersandar pada ciri-ciri produk, baik itu tampak ataupun tak tampak. Ia juga ditentukan oleh bagaimana mengarahkan produk itu ke sasaran. Perusahaan dapat memperoleh posisi produk yang kuat dengan memusatkan diri pada pangsa atau segmen pasar tertentu. Pemain-pemain baseball tempo dulu kerap berujar: “Pukul mereka selagi lengah.” Perusahaan-perusahaanpun dapat berlaku serupa. Mereka dapat mengambil segmen pasar yang diabaikan oleh perusahaan-perusahaan lain.

Jarang perusahaan yang telah berhasil memilih sasaran pasar sebaik yang dicapai Metaphor Computer System. Didirikan pada tahun 1983 oleh sekelompok usahawan dari Xerox, Metaphor mengembangkan suatu sistem komputer yang memungkinkan para manajer dan analis mendapatkan akses yang cepat dan mudah ke data bisnis. Sistem itu menghimpun angka-angka statistik dari computer besar (mainframe) perusahaan-perusahaan itu sendiri dan data dari sumber-sumber luar, kemudia menggabungkan semua informasi yang terhimpun menjadi bentuk yang mudah digunakan oleh para manajer di meja kerjanya.

(4). Bereksperimen dan Berubah
Upaya meraih posisi produk bukanlah upaya yang cukup dilakukan sekali saja. Ia adalah sebuah proses yang tak pernah ada akhirnya. Seorang presiden direktur sebuah perusahaan pernah berkata kepada saya begini: “Bagaimana kita bias meraih posisi dalam kancah pasar yang selalu berubah setiap tiga bulan?” Pertanyaan ini bagus sekali. Pencapaian posisi secara dinamis adalah suatu proses yang rumit. Satu-satunya cara untuk dapat bertahan hidup dalam kancah-kancah pasar yang dinamis adalah dengan memelihara agar proses pencapaian posisi tetap luwes (flexible). Perusahaan harus mau bereksperimen dan belajar serta berubah. Taka da benar dan salah. Dalam kenyataan, jalan menuju sukses kerap kali bahkan penuh dengan kegagalan.

Mengapa Rencana-rencana Pemasaran Gagal: Sepuluh Pesaing

Persaingan Tak Tampak

Para pesaing tak tampak ini merupakan penyebab utama kegagalan rencana-rencana pemasaran. Jika perusahaan dapat mengatasi para pesaing ini, maka ia akan mencapai sukses tak peduli apapun yang dilakukan perusahaan-perusahaan lain sejenis. Berikut sepuluh pesaing tak tampak yang umumnya dihadapi perusahaan-perusahaan tak peduli di industri apapun.

Mereka itu adalah:
1. Perubahan
2. Penolakan terhadap perubahan
3. Pengetahuan masyarakat tentang produk
4. Jalan pikiran para pembeli
5. Mentalitas kebesaran
6. Mentalitas Komoditi
7. Rantai-rantai putus
8. Konsep tentang produk
9. Guncangan di malam hari
10. Anda sendiri

Pesaing Ke-1: Perubahan

Masyarakat kita perubahan berada dalam keadaan berubah terus menerus. Segala sesuatu berubah. Perubahan-perubahan berubah. Suatu hari sebuah surat kabar memberitakan tentang sebuah perusahaan komputer yang mencapai penjualan $ 100 juta. Beberapa minggu kemudian, surat kabar yang sama memberitakan bahwa perusahaan yang sama sedang mengalami kebangkrutan. Perubahan telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Sesuatu akan selalu menggeser yang lain.Kita menghancurkan yang lama dan menciptakan baru.

Di semua industry, perubahan-perubahan merupakan pesaing yang tangguh. Apa yang dapat dilakukan para manajer pemasaran untuk mengatasi pesaing ini? Ada dua hal. Pertama, para manajer pemasaran harus terus-menurus meninjau kembali asumsi mereka. Mereka harus selalu bertanya terhadap diri sendiri. Kedua, para manajer pemasaran harus selalu menempelkan telinganya ke tanah. Mereka harus bias menangkap gejolak perubahan pada saat awal dia muncul. Mereka harus memantau pasar, hidup bersama pasar, bekerja bersama pasar. Kerapkali, perubahan tidak menempakkan sosoknya dalam bentuk angka-angka dan statistik sebelum ia lewat. Karena itu orang-orang pemasaran harus mengembangkan kemampuannya intuisinya terhadap pasar. Mereka harus rajin menemui para agenatau penyalur dan mendengar pendapat-pendapatnya. Danmereka harus benar-benar mendengarkan. Inilah cara satu-satunya untuk mengenali perubahan sehingga dapat bereaksi tepat pada waktunya.

Pesaing Ke-2: Penolakan Terhadap Perubahan

Kadangkala perusahaan-perusahaan menyadari bahwa perubahan sedang terjadi, tetapi mereka tetap bereaksi. Bagi perusahaan-perusahaan semacam ini, pesaingnya adalah penolakan (resistensi) terhadap perubahan. Menolak perubahan dapat saa parah akibatnya dengan mengabaikan perubahan. Perusahaan dapat tertinggal oleh laju perkembangan ekonomi.

Apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan resisiten terhadap perubahan? Kadangkala birokrasilah yang menjadi kambing hitam. Kadangkala hanya karena orang takut dan ngeri terhadap hal-hal baru. Orang cenderung untuk tidak sreg (klop) dengan gagasan-gagasan. Mereka lebih suka memandang ke masa lampau, ketimbang ke masa depan. Hantu resistensi terhadap perubahan jarang mencengkam perusahaan-perusahaan wirausaha muda. Para wirausaha tumbuh sumbuh diatas lahan inovasi dan perubahan. Mereka selalu dengan senang hati bereksperimen dengan gagasan-gagasan dan teknologi-teknologi baru.

Resistensi terhadap perubahan adalah sesuatu yang terkutuk bagi para wirausaha.
Namun demikian, pada saat perusahaan-perusahaan wirausaha tumbuh menjadi besar, mereka lambat laun menjadi resisten terhadap perubahan. Mereka mulai lebih banyak memikirkan tentang produksi skala besar. Mereka menanam modal dalam peralatan yang bersifat khusus yang menyebabkan mereka harus memproduksi barang-barang tertentu secara berulang-ulang. Mereka mulai mempertanyakan hal-hal seperti: “Bagaimana mempertahankan pabrik-pabrik saya tetap berjalan?” dan “Bagaimanan mengusahakan agar dapat mempertahankan laju penjualan produk saya setiap bulan?”.

Pesaing Ke-3: Pengetahuan Masyarakat Tentang Produk

Seorang pembeli yang kurang informasi memang mudah merasa puas. Tetapi dewasa ini tak banyak pembeli yang kurang informasi. Masyarakat pembeli dewasa ini memiliki akses lebih besar terhadap informasi tentang produk. Mereka juga memelajari informasi itu dengan cermat. Dengan produk-produk teknologi, pembeli tak bisa lagi diabaikan. Mereka kini telah “melek teknologi”.

Kemelekan teknologi jelas merupakan tantangan bagi pabrik-pabrik. Para pembeli tidak lagi bisa dibohongi. Mereka ingin mengetahui lebih banyak. Mereka skeptis dan kritis, serta lebih sering merasa tidak puas. Pabrik-pabrik dituntut untuk dapat memenuhi harapan-harapan yang lebih tinggi.Perhatikan betapa banyak informasi tentang komputer yang sampai ke masyarakat dewasa ini. Beberapa tahun yang lalu baru ada beberapa majalahtentang komputer. Kini jumlahnya telah mencapai ratusan.

Untuk berhasil, perusahaan-perusahaan harus dapat mengubah peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk mereka dari hambatan menjadi modal. Daripada menentang masyarakat yang skeptis dan kritis tadi, lebih baik belajar dari mereka. Mereka harus mau menampung umpan balikdari masyarakat, kemudian menyesuaikan produk dan strateginya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaam-perusahaan yang berbasis teknologi harus belajar dari kenyataan ini. Karena pembeli menjadi semakin luas pengetahuannya dan semakin kritis terhadap produk-produk teknologi. Perusahaan-perusahaan pun harus semakin sensitive terhadap kebutuhan para pembeli itu. Filsuf John Stuart Mill pernah berkata begini: “Lebih baik menjadi Aristoteles yang kecewa ketimbang menjadi si dungu yang puas.” Para pembeli produk-produk teknologi tampaknya mengikuti nasihat Mill ini. Mengapa perusahaan-perusahaan tidak mengikuti juga?

Pesaing Ke-4: Jalan Fikiran Pembeli

Orang-orang yang bergerak di bisnis berbasis teknologi cenderung menganggap bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang sederhana dan rasional. Mereka keliru. Kenyataannya, pada saat seseorang mempertimbangkan untuk membeli sesuatu, proses pengambilan keputusannya tidaklah sederhana dan rasional. Segala bentuk rasa khawatir, curiga, dan factor-faktor psikolois lain memainkan perannya.

Memenangkan dan menguasai jalan pikiran pembeli adalah tantangan utama bagi pemasaran. Jalan pikiran pembeli dapat dilihat baik sebagai pesaing atau alat yang kompetitif. Kadang kala jalan pikiran pembeli dapat bertindak sebagai halangan bagi keberhasilan. Tetapi bila perusahaan dapat memahami jaln pikiran pembeli, mereka dapat memanfaatkan faktor-faktor psikologis yang ada.

Sikap pembeli terhadap sebuah produk tidaklah timbul akibat satu kejadian atau satu iklan. Sikap mereka berkembang sedikit demi sedikit. Secara terus-menerus berubah dan berputar mengikuti proses pengambilan keputusan dan akan tetap berkembang setelah keputusan diambil. “Citra produk” adalah sekedar himpunan dari semua sikap ini. Jalan pikiran pembeli dapat dipengaruhi pada dipengaruhi pada setiap tahap proses pengambilan keputusan. Mula-mula, orang menjadi maklum akan adanya sesuatu produk. Kemudian, mereka menyadari akan kebutuhan produk itu. Pada fase itu mereka akan mencoba mencari informasi lebih banyak tentang produk itu. Mereka mengharap memperoleh kepuasan selama menggunakan produk tersebut. Bila kepuasan itu ternyata kurang dari harapannya, sikap mereka akan berubah menjadi negative.

Untuk memenangkan pertempuran melawan jalan pikiran pembeli ini, perusahaan harus bertempur dengan para hantu psikologis tadi. Mereka harus dapat menyediakan “faktor-faktor penyenang” yang dapat membuat pembeli merasa tenang dan aman. Faktor penyenang ini amat penting, apalagi bagi produk-produk yang secara teknis bersifat rumit. Perusahaan juga harus menunjukan kepada pembeli bahwa ia cukup kuat secara finansial maupun teknis untuk memenuhi semua kebutuhan pembeli di masa mendatang.

Untuk berhasil di pasar, perusahaan-perusahaan juga harus bergiat untuk memahami jalan pikiran pembeli. Tidaklah cukup sekedar mengetahui apa saja produk pesaing yang ada di pasar dan siapa saja pemakainya. Para pemasar harus memahami hantu-hantu psikologis dan faktor-faktor penyenang yang mempengaruhi jalan pikiran pembeli. Kemudian berupaya memanfaatkan faktor-faktor penyenang itu untuk kepentingan mereka.

Pesaing Ke-5: Mentalitas Komoditi

Apa yang baik bagi proses pembuat produk tidak selalu baik bagi pemasaran. Untuk efisiensi, rendahnya biaya produksi, tak ada yang mengalahkan komoditi. Dengan mebuat produk komoditi, yang sama dari waktu ke waktu, perusahaan dapat menghalau hambatan-hambatan proses produksi. Dengan meningkatnya volume produksi, perusahaan akan bergerak menuruni apa yang disebut kurva belajar, dan biaya produksipun akan semakin menurun dan menurun.

Perusahaan-perusahaan yang memandang produk-produknya sebagai komuditi, akan menghadapi kesulitan dalam bersaing, yang semakin lama semakn meningkat. Khusunya pada pasar-pasar yang terus berkembang. Bagaimana cara perusahaan menghindari dari perangkap komuditi ini? Mengawinkan kepentingan yang berbeda antara proses produksi dan pemasaran tidak selamanya mudah. Tetapi itu dapat dilakukan. Kuncinya adalah dengan memandang produk tidak sekedar sebagai sesuatu yang bersifat fisik. Walaupun sebuah perusahaan menjual produk-produk komoditi, ia toh tetap dapat membuat produk-produknya berbeda melalui layanan, dukungan, atau pemasaran bertarget. Ia dapat meninggalkan mentalitas komoditinya di pabrik, dan membawa mentalitas keanekaragaman ke kancah pasar.

Pesaing Ke-6: Mentalitas Kebesaran
Memang, berbagai penelitian yang dilakukan selalu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil lebih inovatif dan lebih produktif di banding perusahaan-perusahaan besar. Sayangnya, begitu perusahaan kecil tumbuh menjadi besar, sebagian besar terjebak pada masalah yang dialami perusahaan-perusahaan besar. Mereka menjadi kurang kreatif dan kurang dinamis. Mereka mulai kejangkit penyakit mentalitas kebesaran.

Unsur utama dari mentalitas kebesaran ini adalah keengganan mengambil resiko. Perusahaan-perusahaan kecil memang tak mampu untuk bermewah-mewah dijalan mulus. Mereka tak mungkin bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dibidang ini. Karena itu mereka harus selalu berfikir, mencari gagasan-gagasan baru, bereksperimen dengan pendekatan-pendekatan baru, dan mencoba hal-hal baru. Mereka dihadapkan pada jalan simbang: berinovasi atau mati konyol.

Pesaing Ke-7: Rantai-rantai Putus
Dunia bisnis penuh dengan rantai-rantai dan hubungan-hubungan. Proses-proses dan produk-produk dihubungkan satu sama lain dalam rantai besar yang pada akhirnya akan menjembatani perusahaan-perusahaan dengan masyarakat pembeli. Untuk lebih jelasnya lagi, marilah kita simak rantai yang paling penting: Rantai produk-pembeli. Rantai ini menghubungkan segala sesuatu yang terdapat dalam proses pembuatan produk dan proses pemasaran. Ia bermula dari desain produk dan perencanaan produk. Kemudian menjalar ke pengembangan produk, pembuatan, pemasaran, penjualan, distribusi, dukungan terhadap produk, dan pelayanan. Mata rantai ujungnya adalah pembeli.

Mata rantai penting lain dalam pemasaran adalah apa yang kita kenal dengan “pola-pola konsumsi”. Pola-pola ini pada hakikatnya adalah rantai-rantai produk ke produk. Mereka meranglaikan penjualan berbagai jenis produk dalam satu untaian. Rantai lain yang juga penting adalah rantai antara berbagai pasar. Penjualan suatu produk ke suatu pasar mempengaruhi penjualan produ yang sama ke pasar-pasar lain. Dalam bisnis komputer pribadi misalnya, pasar rumah tangga dan pasar perkantoran erat berkaitan. Orang yang menggunakan komputer pribadi di kantornya, cenderung ingin membelinya untuk di rumah. Demikian juga sebaliknya, orang yang memiliki komputer pribadi dirumahnya cenderung untuk mempengaruhi kantornya agar menggunakan komputer.

Pesaing ke-8: Konsep Tentang Produk
Perusahaan-perusahaan tak akan bisa bertahan dengan memandang produk-produk mereka secara sempit. Mereka harus mencari peluang dan mengantisipasi persaingan ke setiap arah. Sebuah perusahaan dengan komsep tentang produk yang sempit akan melangkah ke pasar dengan mata setengah buta. Pasti ia ia akan segera dihadang kesulitan. Konsep tentang produk itu sendiri akan menjadi pesaing bagi dirinya.

Pesaing Ke-9: Guncangan
Tak peduli betapa hebatnya kepahaman sebuah perusahaan terhadap pasar, kadang kala ia masih kena pukul secara tiba-tiba. Teknologi-teknologi baru, perusahaan-perusahaan baru, aplikasi-aplikasi baru, semuanya dapat mengguncangkan sebuah industry dalam tempo yang tak terduga. Saya namakan kejadian-kejadian yang tak dapat diantisipasi ini sebagai “guncangan di malam hari”. Perusahaan-perusahaan tak melihat kedatangan mereka. Secara mendadak, seperti guncangan es yang mengkandaskan Titanic, mereka dapat mengakibatkan kerusakan hebat.

Pesaing Ke-10: Anda Sendiri
Inilah pesaing yang paling bandel. Mesin-mesin tak mungkin melakukan persaingan. Tetapi manusia gemar sekali melakukan itu. Mereka bersaing mengincar peluang-peluang di pasar untuk dapat memanfaatkannya. Tetapi manusia juga bersaing dengan dirinya sendiri. Banyak hal yang membawa seseorang melakukan hal itu. Pada saat seseorang meremehkan gagasannya sendiri hanya karena gagasan-gagasan itu belum pernah di coba, ia sedang bersaing dengan diri sendiri. Pada saat seseorang, di pihak lain, menganggap dirinya amat kuat sehingga tak mungkin pernah gagal, ia pun sedang bersaing dengan diri sendiri. Demikian pun bila seseorang tak mau mendengar omongan orang lain, enggan terhadap perubahan, dan tak suka bereksperimen.

Kita harus membiarkan diri kita terbuka agar dapat berfikir secara kreatif. Dengan pasar-pasar yang berubah begitu cepatnya, para manajer harus dapat menganalisa situsi-situasi baru dan melakukan pendekatan-pendekatan kreatif. Pendekatan- pendekatan lama tak akan efektif bagi persoalan-persoalan baru.

Sumber : Regis Mckenna, Kiat Pemasaran, Pustaka Binaman Pressindo Jakarta, 1996