Adalah hal yang wajar jika tidak semua orang menjadi seorang pemimpin; namun, siapapun yang mengikutinya tidak lagi bisa menerima pemimpin yang kuno, penuh dengan ide otoritas. Mereka ingin pemimpin yang memiliki akar nilai-nilai kemanusiaan dan yang menghargai bakat dan kontribusi yang diberikan oleh orang lain. Mereka ingin merasa antusias di segala tindakan.

Orang menginginkan pemimpin yang bisa menciptakan atmosfir resiko dan kreativitas . Mereka menolak intimidasi atau manipulasi, dan ingin diakui sebagai bagian penting dalam perubahan .

Inovasi berkelanjutan dan peningkatan mutu yang konstan memerlukan banyak upaya dari para pekerja, yang secara konstan menghadapi teknologi baru, perubahan kultur, dan kompetisi internasional yang keras. Jika kita berhenti berpikir sesaat, kita akan menyimpulan tidak semua ledakan modernisasi dan perubahan perilaku kerja disebabkan teknologi yang terus berubah, tapi juga kinerja kreatif manusia .

Orang adalah tenaga nyata dibalik transformasi ini, dan merekalah yang membangun jalan menuju milenium baru . Apa yang bisa dilakukan mesin canggih jika tidak ada yang menemukannya pertama kali? Untuk meraih sukses kita tergantung pada orang lain dan mereka tergantung pada pemimpin. Pemimpin yang memiliki kapasitas menemukan kembali perusahannya dan mendapatkan banyak kolaborasi akan menjadi kokoh .

Namun yang pertama, pemimpin harus melihat ke dalam dirinya untuk menemukan cara baru mempengaruhi orang dan melakukan perubagan di perusahaan. Adalah pemimpin yang pertama kali harus berubah; kemudian pemimpin mengumpulkan pengikut, tapi bukan mereka yang hanya melakukan apa yang disuruh . Pemimpin ingin orang yang dewasa dan bertanggung jawab yang bisa menatap ke depan . Sebagai hasil kerjasama akan dibentuk dengan orang-orang yang memiliki komitmen pada dirinya sendiri dan keberhasilan bisnis .

Pemimpin menganggap tanggung jawab akan mempersatukan tim. Mereka memiliki kewajiban untuk mengambil perintah, menetapkan aturan, menentukan nilai dan prinsip yang mengarahkan kesuksesan. Pemimpim harus melihat kepemimpinan sebagai tanggung jawab dan bukan sebagai posisi istimewa. Pemimpin yang efektif adalah yang bertanggung jawab atas semua keputusan akhir, dan dia tidak boleh takut dengan kekuatan rekan atau bawahannya. Dia harus mendorong dan bangga dengan semua yang bekerja dengannya. Pemimpin harus melihat keberhasilan orang lain sebagai keberhasilannya juga.

Beberapa tahun yang lalu, saya mendapatkan contoh kepemimpinan yang baik. Saya baru tiba di sebuah bengkel kereta api untuk bekerja dengan tim yang bertanggung jawab untuk merenovasi instalasi elektrik di gerbong penumpang. Seiring berjalannya waktu, saya menyimpulkan bahwa kami bisa memangkas setengah dari biaya instalasi elektrik, hanya dengan mengurangi diameter kabel elektrik, yang ditemukan sebagai berdimensi super.

Saat saya membicarakan hal ini ke rekan kerja, mereka tidak memberikan tanggapan. ” Jika hal ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun, lalu apa yang jadi masalah,” jawab mereka.

Saya memikirkan ini selama beberapa hari, tapi akhirnya saya kembali ke keyakinan saya. Saya berbicara langsung pada pimpinan kami, yang dengan segera menganalisa usulan saya. Dia juga menyimpulkan bahwa perhitungan saya benar, dan mendorong saya untuk melanjutkan pekerjaan .

Dengan dukungan penuh dari pimpinan, kami membuat berbagai tes selama enam bulan, untuk memastikan keamanannya. Banyak rekan saya yang meragukan usulan awal saya mulai membantu saya dalam proyek, karena mereka merasakan antusiasme pemimpin.

Setelah lama menunggu akhirnya persetujuan resmi dikeluarkan. Sejak saat itu, semua pelatih instalasai mengikuti orientasi yang saya kerjakan. Pemimpin kami telah membuka jalan, sehingga tim merasa mendapatkan dukungan untuk membuat kesuksesannya.

Pada akhirnya setiap orang menemukan bahwa pekerjaan kami sangat memuaskan, tapi tidak berhenti sampai disitu. Pemimpin kami menemui Direktu UItama KA dan melaporkan semua hasil yang telah dicapai oleh tim kami dan mengacu pada ususlan saya – memberikan kredit penuh. Dengan sikap ini, pemimpin menunjukkan penghargaan atas ide saya, tanggung jawab dalam mendorong tim untuk mengambangkan pekerjaannya, serta loyalty yang tidak hanya untuk kepentingannya sendiri .

Keberhasilan kami juga keberhasilannya, karena tanpa kepemimpinannya ide orisinal saya tidak akan terwujud, dan organisasi akan terus mengeluarkan uang untuk hal yang tidak perlu. Ini adalah pelajaran leadership yang saya pelajari hampir dua puluh lima tahun yang lalu, dan masih melekat dalam diri saya . Ini merupakan contoh abadi bagaimana pemimpin sejati bisa mempengaruhi masa depan seseorang .

Mari kita lihat persyaratan kepemimpinan . Persyaratan penting bagi seorang pemimpin adalah mendapatkan keyakinan dari orang -orang yang bekerja dengannya, jika tidak maka tidak ada pengikut, dan untuk mendapatkan keyakinan dalam memimpin, pengikut harus yakin dia harus memiliki integritas, berbicara kebenaran dan memiliki otoritas. Menjadi absolut atau didelegasikan.

Ada tiga jenis otoritas .

Otoritas karena posisi : termasuk didalamnya jabatan, posisi yang dimiliki dalam perusahaan, dan power yang dipegang seseorang.

Otoritas personal : ini adalah kualitas pengaruh yang alami, dimana leader diakui oleh orang lain karena perilaku dan tindakannya.

Otoritas pengetahuan. Pada tipe otoritas ini, kami mengandalkan teknis dan pengetahuan profesional, terlepas dari jenis pengetahuan yang penting di area tertentu.

Jaman dulu ada kecenderungan bagi pemimpin untuk didukung oleh posisi yang dipengangnya dalam perusahaan. Sekarang kecenderungan tersebut sudah bergeser ke pentuk power yang lain, dimana kepribadian dan pengetahuan sangat penting.

Saya sangat yakin jika pengetahuan teknis bukanlah segala-galanya. Mungkin diperlukan diawal karir manajerial , dimana sesorang cenderung menjadi spesialis. Tapi dengan berlalunya waktu, dia harus memperluas pengetahuannya ke area dimana kepemimpinan, komunikasi dan power untuk membuat keputusan adalah hal penting. Sebaliknya dia tidak akan menjadi manajer yang efeketif dan bahkan kurang bisa memimpin.

Berikutnya adalah eksplorasi karakteristik pemimpin. Pemimpin harus memiliki beberapa kualitas yang diperlukan timnya, meskipun ini tidak selamanya benar di oranisasi yang besar, dimana pemimpin memiliki banyak anak buah yang berpengetahuan. Tapi dalam kasus ini tidak mungkin terjadi.

Sabagai contoh: Jika Anda imenginginkan seorang sales manajer, tentu saja dia harus memiliki pengetahuan sales. Jika Anda membutuhkan manajer engineering, maka karakteristik engineering yang dibutuhkan, jika tidak maka akan sulit memelihara respek. Pemimpin harus menjadi cermin bagi timnya.

Banyak kontroversi terkait dengan bagaimana mendefinisikan seorang leader, tapi ada satu hal yang semua orang setuju, adalah seorang pemimpin harus memiliki karakter dan kepribadian. Ini adalah kualitas moral yang dinilai orang lain, terlepas dari nilai-nilai lainnya, seperti : intelejensi, kompetensi, dan bakat khusus.

Karakteristik lain yang kita temukan, adalah pemimpin harus bisa menghadapai situasi tertentu . Ini yang dikenal dengan pemimpin situasional, dan ada banyak contoh sebagai ilustrasi.

Kita ambil contoh kecelakaan pesawat di hutan terpencil. Saat masih mengudara, kapten adalah pemimpinnya, memegang kekuasaan untuk keputusan. Dari sanalah semuanya tergantung pada situasi. Jika banyak penumpang yang terluka dan ada dokter, maka dialah yang menjadi pemimpinnya. Setelah semua orang berkumpul, kepemimpinan otomatis diberikan pada orang yang memiliki pengetahuan survival dan orientasi navigasi. Dia akan menjadi satu-satunya harapan dan setiap orang akan mengikutinya.

Ini menunjukkan pentingnya pengetahuan dalam situasi seperti ini, dan berulang kali, tanpa pernah diperhatikan, kepemimpinan mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Pemimpin besar tahu bagaimana membuat orang lain berbagi pengetahuannya .

Kita tidak boleh lupa meskipun ketrampilan teknis dan profesional penting dalam otoritas, tapi bukan segalanya. Untuk menjadi seorang pemimpin, Anda harus memiliki kemampuan kepemimpinan, power dalam keputusan dan memfasilitasi untuk berkomunikasi dengan orang. Seseorang harus bisa fleskibel dan memiliki sense yang bagus untuk mentrasfer keputusan tertentu, ketika ada masalah diluar pengetahuan Anda .

Pemimpin sejati adalah orang yang bisa beradptasi di situasi yang berbeda, dan tidak pernah berhenti belajar. Dia selalu berinteraksi dengan orang, dan membuat setiap orang bekerjsa sama dengan visi yang sama, seperti membuat hasil yang fantastis. Orang akan mengikutinya bahkan tanpa disadari mereka telah mengambil peran sebagai follower… inilah yang membuat leader berbeda dengan yang lain .

Oleh: Francisco B. S. Magalhaes
Sumber: www.emergingleader.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusaha Muslim.com